Penggolongan Dan Assessment Perilaku Abnormal
March 26, 2019 | Author: Zez Oz | Category: N/A
Short Description
glad ini link document nya...
Description
Perspektif, Penggolongan dan Assessment Perilaku Abnormal Perspektif Dalam pertemuan pertemuan kali ini kita mempelajari mempelajari perspektif-perspektif perspektif-perspektif kontemporer kontemporer yang utama tentang perilaku abnormal, yaitu : Pers Perspe pekt ktif if biolo biologis gis,, mode modell medi medis s mewa mewaki kili li pers perspe pekt ktif if biol biolog ogis is tentang perilaku abnormal, mengacu pada pendekatan yang mene meneka kank nkan an pera peran n fakt faktor or bio biologi logis s dala dalam m men menjela jelask skan an peri perila laku ku abnormal dan penerapan penanganan yang berbasis biologis dalam menangani gangguan psikologis. Sebagai contoh, pola-pola perilaku terten tertentu tu (rasa (rasa malu) malu) mungki mungkin n memil memiliki iki kompon komponen en geneti genetis s yang yang kuat kuat namun tidak dapat dianggap "simtom-simtom" dari "gangguan" yang mendasarinya. 1.
Gene Geneti tis s mema memain inka kan n pera peran n besa besarr dala dalam m berb berbag agai ai bent bentuk uk peri perila laku ku abnormal, sebagaimana akan kita lihat dalam keseluruhan teks. Kita jug juga a meng menget etah ahui ui bahw bahwa a fakt faktor or-f -fak akto torr biol biolog ogis is lain lainny nya, a, teru teruta tama ma berf berfun ungs gsin inya ya sist sistem em-s -sis iste tem m sara saraf, f, terl terlib ibat at dala dalam m perk perkem emba bang ngan an peri perilak laku u abno abnorm rmal al (Cra (Cravc vchi hik k & Gold Goldma man, n, 2000 2000). ). Kare Karena na itu itu perl perlu u mempelajari bagaimana sistem saraf tersusun dan bagaimana sel-sel saraf saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Ketidakteraturan dalam kerja sistem neurotransmiter di otak berkaitan erat erat dengan dengan pola-p pola-pola ola perila perilaku ku abnorm abnormal, al, contoh contoh,, depres depresii berkai berkaitan tan dengan dengan disfun disfungsi gsi yang yang meliba melibatka tkan n neurot neurotran ransmi smiter ter norepi norepinef nefrin rin dan sero seroto toni nin. n. Keti Ketida dakt kter erat atur uran an fung fungsi si sero seroti tin n juga juga berp berpen enga garu ruh h pada pada gangguan makan. Penyakit Alzheimer (Alzheimer's disease), penyakit otak di mana terdapat kehilangan ingatan dan fungsi kognitif secara progresif, karena neurotransmiter asetilkolin di otak. Ketidakteraturan yang melibatka melibatkan n neurotran neurotransmite smiterr dopamin dopamin tampaknya tampaknya terlibat terlibat dalam skiz skizof ofre ren nia Ora Orang-o ng-ora ran ng yang yang menga engala lam mi skiz skizof ofre ren nia mungk ungkin in menggunakan lebih banyak dopamin yang tersedia di otak daripada orang-oranz lain yang tidak mengalami skizofrenia. Hasilnya mungkin 1
adalah adalah halusi halusinas nasi, i, pembic pembicara araan an yang yang tidak tidak kohere koheren, n, dan pemiki pemikiran ran delusional. delusional. Obat-obat Obat-obat antipsikot antipsikotik ik yang digunakan digunakan untuk untuk menangan menanganii skizofrenia bekerja dengan memblok reseptor dopamin di otak. Neurotransmitter
Fungsi
Perilaku
Asetikolin (Ach)
Mengendalikan kontraksi otot dan pembentukan ingatan
Bila kurang terjadi Alzheimer
Dopamin
Mengatur kontraksi Penggunaan berlebih dari otot dan prosesdopa min di otak mungkin proses mental berperan dalam perkembangan yang meliputi skizofrenia belajar, ingatan, dan emosi
Norepinefrin
Proses-proses mental yang terlibat dalam belajar
Ketidakseimbangannya dikaitkan dengan gangguan mood seperti depresi
dan ingatan Serotonin Contohnya: Aprazolam (SANAX)
Pengatur kondisi mood, kepuasan, dan tidur
Ketidakteraturan mungkin berperan dalam depresi dan gangguan makan
Semangat, motivasi
Namun demikian, untuk berbagai gangguan lain penyebab yang tepat tetap tidak diketahui. Pada kasus-kasus lain, seperti skizofrenia, faktorfakt faktor or biol biolog ogis is,, teru teruta tama ma gene geneti tis, s, tamp tampak akny nya a beri berint nter erak aksi si deng dengan an fakt aktor-f or-fa akto ktor lin lingku gkungan ngan pemb embuat uat stre stres s dalam lam perk perkem emb banga angan n gangguan. 2
Pengaruh genetis dapat terjadi pada ranah yang luas dari gangguan psikol psikologi ogis, s, termas termasuk uk skizof skizofren renia, ia, ganggu gangguan an bipola bipolarr (manik (manik depres depresi), i), depr depres esii mayo mayor, r, alkoh lkohol olis isme me,, auti autism sme, e, deme demens nsia ia akib akibat at peny penyak akit it Alzheimer, gangguan kecemasan, disleksia, dan gangguan kepribadian anti antiso sosia sial. l. Keti Ketika ka fakt faktor or gene geneti tis s mema memain inka kan n pera peran, n, fakt faktor or ters terseb ebut ut melib melibat atka kan n inte intera raks ksii yang yang komp komple leks ks dari dari berb berbag agai ai gen. gen. Kita Kita belu belum m menem nemukan ukan gan ganggua gguan n kese keseha hata tan n mental ntal spes spesif ifik ik yang yang dapat apat dije ijelask laskan an oleh leh caca cacatt atau atau vari varia asi dari dari sat satu gen gen tung tungg gal belum elum ditem itemu ukan kan bahwa ahwa fakt faktor or gene genettis saja saja yan yang menja enjad di peny penye ebab bab gangg anggu uan kese keseh hatan atan mental ntal tert ertentu entu.. Fakt aktor ling lingku kung ngan an jug juga memainkan peran yang penting. 2.
Perspektif Perspektif Psikologis, Psikologis, model-mo model-model del psikologis psikologis utama utama tentang tentang perilaku abnorm abnormal al dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh perspe perspekti ktiff psikod psikodina inamik mika a mencer mencermin minkan kan pandan pandangan gan pandan pandangan gan Freud Freud dan para para pengik pengikutn utnya, ya, yang yang meyaki meyakini ni bahwa perilaku abnormal berasal dari penyebab-penyebab psikologis berdasark berdasarkan an kekuatankekuatan-kekua kekuatan tan psikis mendasar mendasar dalam dalam kepribadian kepribadian.. Para teoretikus belajar mengemukakan bahwa prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku abnormal maupun normal. Para teoretikus humanistik meyakini bahwa penting untuk memahami hamb hambat atan an-ha -hamb mbat atan an yang yang diha dihada dapi pi oran orang g keti ketika ka mere mereka ka berj berjua uang ng untuk untuk mempe memperol roleh eh aktual aktualisa isasi si diri diri dan keaute keautenti ntikan kan.. Para Para teoret teoretiku ikus s kognitif memfokus pada peran dari pikiran-pikiran yang terdistorsi dan menipu diri sendiri dalam menjelaskan perilaku abnormal. Dalam teorinya S.Freud menggolongkan kepribadian seseorang dalam 3 komponen dasar: •
•
Id, dipengaruhi oleh insting dasar manusia yaitu: seks dan agresi, yang menjadi dasar motivasi tindakan dan bekerja berdasarkan prinsip pleasure. Bersifat serakah, menuntut dan tidak mempunyai kontrol diri alamiah. Ego adalah komponen yang bersifat realistis, dan komponen ini memaksimalkan kepuasan berdasarkan kenyataan yang ada. ada. 3
•
Superego, berisikan moral dan nilai nilai sosial si individu, berfungsi sebagai conscience, menciptakan menciptakan perasaan perasaan bersalah bersalah bila norma norma norma sosial dilanggar.
Ketiga komponen diatas yang bekerja terus menerus mengontrol seseorang, misalnya keinginan seksual berakar di Id, tetapi superego bertugas melakukan gratifikasi moralitas, misalnya perasaan berdosa, dan ego mempertimbangkan untung ruginya tindakan. Bila Id menjadi saja yang dominan maka bisa saja terjadi tindakan tindakan asusila, misalnya perkosaan atau tindakan kekerasan yang lain. Menurut Freud bahwa seseorang yang kita kenal, bahkan diri kita, atau personaliti kita dibentuk oleh masa lalu dan dipengaruhi sebagian besar oleh ketidaksadaran ketidaksadaran kita. Karena itu perlu perlu kita mengetahui mengetahui 5 tahap tahap perkembangan psikologi untuk menganalisa masalah yang ada pada seseorang saat ini apakah berkaitan dengan masalalunya khususnya masa kanak kanak kanaknya. kanaknya. Kelima tahapan itu adalah: 1. Fase Oral, karakteristiknya adalah menerima menerima gratifikasi gratifikasi melalui mulut: misalnya mengisap, menangis, atau menyelidiki benda memakai mulut. Fase ini pada usia 18 sampai 24 bulan. Pada fase ini hanya Id yang berperan. Fase ini dicirikan dengan ketidakmampuan menunda keinginan dan egois dan sifat menuntut. 2. Fase Anal, pada pada usia 42 dan 48 bulan, bulan, anak anak anak mendapatkan kepuasan dari anal, pada fase ini anak anak belajar mengetahui bahwa melalui proses toilet training mereka memberi pengaruh pada orang lain dan belajar merubah kebiasaannya untuk mendapatkan kepuasan dari pujian orang tuanya. Pada fase ini Ego mulai berkembang untuk menerima realitas. 3. Fase phallic, usia 5-6 years, pada fase ini superego superego mulai berkembang, dan mereka mendapat pengalaman dari konflik seksual. Pada fase ini anak laki laki punya bersifat incestuous pada ibunya yang di dorong oleh Id nya yang disebut Oedipal complex, pada fase 4
ini Ego mampu memutuskan konsekuensi tindakan apakah akan mendapatkan ketidak persetujuan persetujuan dari rivalnya rivalnya yaitu ayahnya. ayahnya. Dan mulai mengadopsi nilai nilai dan keyakinan yang dilihat pada ayahnya dimana Superego mulai dikembangkannya. Begitu pula pada anak wanita pada tahap ini juga timbul Penis Envy, sampai akhirnya mengadopsi nilai nilai dari ibunya membentuk Superego wanitanya juga. 4. Fase latent, dimana individu individu menyalurkan kebutuhan seks dan agresinya melalui ketertarikan pada lawan jenisnya, aktivitas olah raga dan hobbi. Fase Genital, yang berlangsung mulai awal puber sampai sisa usia, dimana in dividu digerakkan oleh seks dan agresi. agresi. Bila individu sehat akan disalurkan melalui hubungan sosial misalnya; hubungan seksual, Ambisi, Karier, dsb. Dan bila tidak tersalurkan akan menumpuk sampai akhirnya tak terbendung, sehingga timbul tindakan tidak terkontrol, karena dipengaruhi oleh Unconscious. Untukm mencegah tindakan tindakan tak terkontrol individu membloknya melalui berbagai macam mekanisme tak sadar (unconscious mechanisms).
5.
Untuk menambah pengetahuan tentang gejala gejala dan tanda tanda psikologis yang timbul karena fase fase perkembangan yang tidak sempurna sebagai berikut adalah: 1. Fase Oral, problemnya : Depression, Depression, narcissism, dependence Fase Anal, problemnya: Obsessive-compulsive disorder , sadomasochism 2.
3. Fase Phallic, problemnya: Gender identity problems, problems, antisocial antisocial personality 4. Fase Latent, Latent, proble problemnya mnya:: Over or lack lack self self control. control. 5. Fase Genital, Genital, problemnya: problemnya: Genital Identity Identity diffusion. 5
3.
Perspektif Sosiokultural, Para teoretikus sosio kultural meyakini bahwa kita kita butu butuh h memp memper erlu luas as pand pandan anga gan n kita kita tent tentan ang g peri perila laku ku abno abnorm rmal al dengan dengan mengikutse mengikutsertaka rtakan n peran dari penyakit penyakit-penya -penyakit kit sosial sosial dalam masyarakat, termasuk kemiskinan, rasisme, dan kekurangan kesempatan, dalam berkembangnya pola-pola perilaku abnormal.
4. Pers Perspe pekt ktif if biop biopsik sikos osos osia iall menc mencar arii pema pemaha hama man n peri perila laku ku abno abnorm rmal al berdas berdasark arkan an hubung hubungan an antara antara faktor faktor-fa -fakto ktorr biolog biologis, is, psikol psikologi ogis, s, dan sosiokultural dalam perilaku abnormal.
Penggolongan perilaku abnormal Peng Penggo golo long ngan an peri perila laku ku abno abnorm rmal al suda sudah h ada ada seja sejak k dahu dahulu lu kala kala.. Hippocrates menggolongkan perilaku abnormal atas dasar teorinya tentang cairan tubuh. Walaupun teorinya terbukti cacat, ia sampai pada sejumlah kategori diagnostik yang umumnya sesuai dengan yang ada dalam sistem diagnostik modern. Uraiannya tentang melankolia, sebagai contoh, serupa dengan konsepsi depresi sekarang ini. Sepanjang Abad Pertengahan, pihak otor otorit itas as atau atau yang yang berw berwen enan ang g meng menggo golo long ngka kan n peri perila laku ku abno abnorm rmal al atas atas peny penyeb ebab ab:: kare karena na kera kerasu suka kan n seta setan n dan dan kare karena na seba sebabb-se seba bab b alam alamia iah. h. Psikiater Jerman abad ke-19 Emil Kraepelin adalah orang yang dianggap sebagai teoretikus modern pertama yang mengembangkan model peng pengg golon olonga gan n yang yang kom kompreh prehen ensi siff berd erdasar asark kan pada ada kara karakt kte erist ristik ik-karakteristik pembeda, atau simtom, yang dikaitkan dengan pola perilaku abnormal. Sistem klasifikasi yang paling umum digunakan saat ini sebagian besar adalah pengembangan dan perluasan dari karya Kraepelin. Penggolon longan penting ing karena penggolongan adalah lah int inti ilmu lmu pengetahuan. Tanpa pemberian label dan pengorganisasian pola perilaku abnormal, peneliti tidak bisa mengkomunikasikan penemuan mereka kepada yang lain, dan kemajuan ke arah pemahaman gangguan akan terhenti. Lebih dari itu, keputusan penting dibuat dengan didasarkan pada penggolongan. Gangguan psikologis tertentu memberi respons yang lebih baik pada suatu 6
terapi terapi diband dibanding ing pada pada terapi terapi lainny lainnya a atau atau beresp berespons ons lebih lebih baik baik terhad terhadap ap suatu pengobatan dibanding pengobatan lainnya. Penggolongan juga membantu klinisi meramalkan perilaku. Beberapa pola pola peril perilak aku u abno abnorm rmal, al, sepe sepert rtii skizo skizofr fren enia ia,, bole boleh h dikat dikatak akan an meng mengiku ikuti ti rang rangka kaia ian n perk perkem emba bang ngan an yang yang dapa dapatt dira dirama malka lkan. n. Peng Penggo golon longa gan n juga juga memb memban antu tu para para pene peneli liti ti meng mengid iden enti tifi fika kasi si popu populas lasii deng dengan an pola pola peri perila laku ku abnormal yang serupa. Dengan menggolongkan sekelompok orang sebagai pender penderita ita depres depresi, i, peneli peneliti ti mungki mungkin n mampu mampu mengi mengiden dentif tifika ikasi si faktor faktor-fak -faktor tor umum yang membantu menjelaskan timbulnya depresi itu. Diagno Diagnosti stic c and Statis Statistic tical al Manual Manual of Mental Mental Disorde Disorders rs (DSM), (DSM), yang yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. DSM menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spesifik. spesifik. DSM pertama pertama kali diperken diperkenalkan alkan pada pada tahun 1952. 1952. Di dalam DSM, DSM, pola pola peri perila laku ku abno abnorm rmal al digo digolo long ngka kan n seba sebaga gaii "gan "gangg ggua uan n ment mental al." ." Gangguan mental mencakup distres emosional (secara khusus depresi atau kecemasan) dan/ataupun hendaya (impairment) yang signifikan pada fungsi psik psiko ologi logis. s. Fun Fungsi gsi yang yang rusa rusak k melib elibat atka kan n berb erbagai agai kesu kesuli lita tan n dala alam memenu memenuhi hi tanggu tanggung ng jawab jawab di tempat tempat kerja, kerja, dalam dalam keluar keluarga, ga, atau atau dalam dalam masyarakat luas. Hal tersebut mencakup pula perilaku yang menempatkan seseorang pada risiko mengalami penderitaan pribadi, sakit, atau kematian. Diagno Diagnosis sis ganggu gangguan an mental mental dalam dalam DSM mensya mensyarat ratkan kan bahwa bahwa pola pola perilaku tersebut tidak mewakili suatu respons yang sesuai secara budaya atau atau yang yang diduga diduga muncul muncul pada pada perist peristiwa iwa stres stres berat, berat, sepert sepertii kehilan kehilangan gan oran orang g terc tercin inta ta.. Oran Orang-o g-ora rang ng yang yang menu menunj njuk ukka kan n tand tandaa-ta tand nda a kedu keduka kaan an setelah kematian orang yang dicinta tidak dianggap terganggu, sekalipun perila perilaku ku merek mereka a mengal mengalam amii henday hendaya a secara secara signif signifika ikan. n. Akan Akan tetapi tetapi,, jika jika perilaku mereka tetap terganggu secara signifikan setelah satu periode waktu yang cukup lama, diagnosis gangguan mental mungkin menjadi sesuai. Kriteria gangguan kecemasan menyeluruh. 1. Timbulnya Timbulnya kecemasan kecemasan yang berlebihan berlebihan dan kekhawatira kekhawatiran n pada hampir hampir setiap hari selama masa enam bulan atau lebih. 7
2. Kecemasan Kecemasan dan kekhawatira kekhawatiran n tidak terbatas terbatas pada satu atau beberapa beberapa hal atau peristiwa. 3. Kesukaran Kesukaran mengenda mengendalikan likan perasaan perasaan khawatir. khawatir. 4. Kehadiran Kehadiran sejumlah sejumlah ciri-ciri yang diasosiasikan diasosiasikan dengan dengan kecemasan kecemasan dan kekhawatira kekhawatiran, n, seperti seperti berikut: berikut: mengalami mengalami kegelisaha kegelisahan n atau perasaan perasaan resah, menjadi mudah lelah, mempunyai kesukaran berkonsentrasi atau memi memilik likii piki pikira ran n yang yang koso kosong ng,, pera perasa saan an muda mudah h mara marah, h, meng mengal alam amii ketegangan otot, mengalami kesukaran tidur atau tetap tertidur atau meng mengal alam amii tidu tidurr yang yang geli gelisa sah h dan dan tidu tidurr yang yang tida tidak k memu memuas aska kan, n, Mengal Mengalami ami distre distres s emosio emosional nal atau atau henday hendaya a sosial sosial,, pekerj pekerjaan aan,, atau atau bidang bidang-bi -bidan dang g fungsi fungsi lain lain sebaga sebagaii akibat akibat kecem kecemasa asan, n, kekha kekhawat watira iran, n, atau simtom-simtom fisik yang terkait, Kekhawatiran atau kecemasan ini tidak tidak berhub berhubung ungan an dengan dengan ciri-ci ciri-ciri ri ganggu gangguan an lain. lain. Ganggu Gangguan an bukan bukan merupakan akibat dari suatu penyalahgunaan obat atau suatu kondisi medis umum dan tidak terjadi dalam konteks gangguan lain.
Ciri-ciriD S M D S M bersifat
deskriptif, namun tidak bersifat menjelaskan. D S M menguraikan ciri-ci ciri-ciri ri diagno diagnosti stik-a k-atau tau,, dalam dalam istila istilah h medis, medis, simtom simtom-sim -simtom tom dari dari perila perilaku ku abnormal dan bukan berusaha menjelaskan penyebabnya. 1.
Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik. Klinisi sampai pada suatu diagnosis dengan cara mencocokkan perilaku klien dengan kriteria yang mengga menggamb mbark arkan an pola pola perila perilaku ku abnorm abnormal al ("gang ("ganggua guan n menta mental") l") terten tertentu. tu. Kategori diagnostik dideskripsikan melalui ciri-ciri esensial (kriteria yang harus ada supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan ciri-ciri asosiatif (kriteria asosiatif (kriteria yang sering diasosiasikan dengan gangguan tetapi tidak esensial dalam penegakan diagnosis).
2.
Pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis sama dike dikelo lomp mpok okka kan n menj menjad adii satu satu.. Pola Pola peri perila laku ku abno abnorm rmal al dika dikate tego gori risa sasi si 8
menurut ciri-ciri klinis yang sama-sama dimiliki, bukan spekulasi teoretis tent tentan ang g peny penyeb ebab abny nya. a. Seba Sebaga gaii cont contoh oh,, pola pola peril perilak aku u abno abnorm rmal al yang yang teru teruta tama ma ditan itanda daii oleh oleh kece kecema masa san, n, digo digolo long ngka kan n seba sebaga gaii gang ganggu guan an kecemasan. Perilaku-perilaku yang terutama ditandai oleh gangguan mood digolongkan sebagai gangguan mood. 3.
Sistem bersifat multiaksial. DSM memakai suatu sistem assessment yang multiaksial atau multidimensional yang menyediakan jangkauan informasi yang luas tentang fungsi individu, tidak hanya suatu diagnosis saja
Sistem ini berisi aksis-aksis berikut: 1.
Aksis I meliputi suatu penggolongan Sindrom (syndromes) Klinis, yang mencak mencakup up secara secara luas luas berbag berbagai ai macam macam kelomp kelompok ok diagno diagnosti stik. k. Di sini sini terc tercak akup up gang ganggu guan an kece kecema masa san, n, gang ganggu guan an mood mood,, skiz skizof ofre reni nia a dan dan gangguan psikotik lainnya, gangguan penyesuaian, dan gangguan yang umumnya pertama kali didiagnosis pada masa bayi, masa kanak-kanak, atau masa remaja (kecuali retardasi mental, yang dikodekan pada Aksis II). Aksis I juga mencakup penggolongan Kondisi-kondisi Lainnya yang Mungki Mungkin n Merupa Merupakan kan Fokus Fokus Perha Perhatia tian n Klinis. Klinis. Ini adalah adalah kondis kondisi-k i-kond ondisi isi atau permasalahan yang mungkin menjadi fokus diagnosis dan terapi, seperti problem dalam relasi, problem pekerjaan atau akademik, duka cita cita,, teta tetapi pi yang yang tida tidak k dapa dapatt jela jelas s dide didefi fini nisi sika kan n seba sebaga gaii gang ganggu guan an psikologis. Tercakup di sini, suatu kategori dari faktor-faktor psikologis yang yang mempe mempenga ngaruh ruhii kondis kondisi-ko i-kondi ndisi si medis medis,, sepert sepertii kecem kecemasa asan n yang yang muncul sebagai kondisi asmatik, atau gejala depresi yang memperlambat kesembuhan setelah operasi.
2.
Aksi Aksis s II, II, Gang Ganggu guan an-g -gan angg ggua uan n Kepr Keprib ibad adia ian, n, menc mencak akup up pola pola peri perila laku ku maladatif yang sangat kaku dan bertahan. Biasanya merusak hubungan anta antarp rpri riba badi di dan dan adap adapta tasi si sosi sosial al,, term termas asuk uk gang ganggu guan an kepr keprib ibad adia ian n anti antiso sosi sial al,, para parano noid id,, nars narsis isis isti tik, k, dan dan gang ganggu guan an kepr keprib ibad adia ian n amba ambang ng.. Retardasi mental juga dikodekan pada Aksis II.
3.
Aksis III Kondisi-kondisi Medis Umum, gangguan dan kondisi medis yang mungkin penting bagi pemahaman atau pengobatanan gangguan mental 9
individ individu. u. Misaln Misalnya, ya, seanda seandainy inya a hipoti hipotiroi roid d (hypot (hypothyr hyroid oidism ism)) merupa merupakan kan penyebab langsung dari gangguan mood individu (seperti depresi berat), itu itu akan akan diko dikode deka kan n di Aksi Aksis s III. III. Kond Kondis isii medi medis s yang yang mem mempeng pengar aruh uhii pena penang ngan anan an atau atau pema pemaha hama man n suat suatu u gang ganggu guan an ment mental al teta tetapi pi buka bukan n penyebab langsung dari gangguan juga dituliskan pada Aksis III. Sebagai con contoh, toh, adany danya a gang ganggu guan an jan jantung tung mungki ngkin n menen enentu tuka kan n apak apaka ah rangka rangkaian ian terapi terapi obat obat terten tertentu tu dapat dapat diguna digunakan kan pada pada seseor seseorang ang yang yang mengalami depresi. 4.
Aksis IV, Problem Psikososial dan Lingkungan, daftar problem psikososial dan lingku lingkunga ngan n yang yang diyaki diyakini ni mempe mempenga ngaruh ruhii diagno diagnosis, sis, penang penangana anan, n, atau prognosis suatu gangguan mental.
Ada tiga tiga pende pendeka kata tan n utam utama a untu untuk k menun menunju jukk kkan an reli reliab abil ilit itas as tekn teknik ik assessment 1.
Konsistensi Internal, Tek Teknikik-teknik korelasional digu igunakan untuk menun menunjuk jukkan kan apakah apakah bagian bagian bagian bagian atau atau item-item yang yang berbed berbeda a dari dari suatu instrumen assessment, seperti tes atau skala kepribadian, memberi hasil yang konsist isten satu sama lai lain dan pada instrumen secara keseluruhan. Konsistensi internal (internal consistency) krusial untuk tes yang yang bertuj bertujuan uan menguk mengukur ur trait tung tungga gall atau atau dime dimens nsii kons konstr truk uk.. Keti Ketika ka bagian atau item-item individual dari suatu tes memiliki korelasi yang tinggi, kita dapat mengasumsikan bahwa mereka mengukur trait atau konstruk yang sama. Misalnya, bila responsrespons terhadap suatu rangkaian item pada suatu skala depresi tidak mempunyai korelasi yang tinggi satu sama lain, tidak ada dasar untuk berasumsi bahwa item-item tersebut mengukur satu konstruk atau dimensi umum tunggal-dalam hal ini, depresi. Beberapa tes berisi berisi penila penilaian ian yang yang multi multidim dimens ension ional. al. Tes terseb tersebut ut berisi berisi subska subskala la atau faktorfaktor yang mengukur dimensi-dimensi konstruk yang berbeda. Salah lah satu contoh tes yang multidemensional adalah lah Minn innesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), yang menilai berbagai dimensi peril erilak aku u abno abnorm rmal al.. Dala Dalam m hal hal sem semaca acam ini, ini, sub subska skala di dala dalam m tes tes dima dimaks ksud udka kan n untu untuk k meng menguk ukur ur trait indivi ividual, seperti sub skala hipo hipoko kond ndri rias asis is dan dan depr depres esi. i. Di dala dalam m subs subska kala la diha dihara rapk pkan an adan adanya ya 10
konsis konsisten tensi si intern internal, al, tetapi tetapi antara antara subska subskala la tidak tidak perlu perlu berkor berkorela elasi si satu satu sama lain, kecuali jika trait yang trait yang akan diukur memang saling berhubungan. 2.Stabilitas 2.Stabilitas Temporal Temporal,, Metode Metode assessment assessment yang reliabel reliabel juga mempun mempunyai yai stabilitas temporal (temporal stability), yaitu stabilitas dari waktu ke waktu. Mere Mereka ka memb member erii hasi hasill yang yang seru serupa pa pada pada kese kesemp mpat atan an-k -kes esem empa pata tan n berbed berbeda. a. Kita Kita tidak tidak akan akan memper mempercay cayai ai timban timbangan gan yang yang member memberii hasil hasil berbed berbeda a setiap setiap kali kali kita kita menim menimban bang g badan. badan. Kecual Kecualii kita kita makan makan secara secara rakus atau melaparkan diri sebelum menimbang badan lagi. Prinsip yang sama sama berl berlak aku u bagi bagi meto metode de-m -met etod ode e asse assess ssme ment nt psiko psikolo logi gis. s. Stab Stabili ilita tas s temporal diukur melalui reliabilitas tes tes-ulang (test-retest reliability), yang memperlihatkan korelasi antara dua administrasi tes yang dipisahkan oleh period periode e waktu. waktu. Makin Makin tinggi tinggi korela korelasi, si, semaki semakin n besar besar stabil stabilita itas s tempor temporal al reliabilitas tesulang-tes. 3.
Reliab Reliabilit ilitas as Antarp Antarpeni enilai lai (inter (interrat rater er reliab reliabilit ility), y), Juga Juga disebu disebutt interj interjudg udge e reliab reliabilit ility-bi y-biasa asanya nya menjad menjadii sangat sangat pentin penting g pada pada pembua pembuatan tan keputu keputusan san diagnostik dan untuk peng¬ukuran yang menuntut penilaian atas perilaku. Suatu sistem diagnostik tidak dapat dipercaya kecuali jika para ahli penilai mencapai persetujuan dengan diagnosis mereka yang dibuat atas dasar sistem tersebut. Sebagai contoh, dua orang guru dimi iminta untuk meng menggu guna naka kan n suat suatu u skal skala a asse assess ssme ment nt peri perila laku ku untu untuk k meng mengev eval alua uasi si agresivitas, hiperaktivitas, dan sosiabilitas anak. Tingkat kesesuaian hasil antara para penilai akan menjadi sebuah indeks dari skala reliabilitas.
Validitas Vali Validi dita tas s dari dari alat alat ukur ukur atau atau tekn teknik ik asse assess ssme ment nt meng mengac acu u pada pada samp sampai ai dera deraja jatt mana mana inst instru rume men n ters terseb ebut ut meng menguk ukur ur apa apa yang yang ingi ingin n diuk diukur ur.. Ada Ada berbagai jenis validitas, seperti validitas isi (content), kriteria (criterion), dan konstruk (construct). Validitas isi (content validity), derajat yang menunjukkan sejauh mana isi suatu tes merupakan suatu sampel yang representatif dari isi yang dirancang akan diukur oleh tes tersebut.
•
11
Validit Validitas as permuka permukaan an (face validit validity), y), derajat derajat yang yang menunju menunjukan kan sejauh mana isi dari suatu tes tampak seperti berhubungan dengan menggambarkan menggambarkan konstruk atau trait yang diukur. •
Validitas kriteria (criterian validity) menggambarkan derajat sejauh mana si teknik assessment berkorelasi dengan suatu kriteria eksternal lain yang independen (standar), yang mempunyai tujuan yang sama dengan instrumen yang dinilai.
•
Valid Validit itas as konk konkur uren en (con (concu curr rren entt valid validit ity) y) adal adalah ah dera deraja jatt seja sejauh uh mana respons-respons tes me prediksi skor pada kriteria ukuran yang diambil pada waktu yang kira-kira sama. Kebanyakan psiko beranggapan bahwa inteligensi mempengaruhi keberhasilan akademis. Validitas kongkuren skor intelegensi dengan demikian sering dipelajari dengan mengorelasikan skor tes dengan kriteria sept nilai di sekolah dan assessment kemampuan oleh guru. •
Validitas konstruk (construct validity) adalah derajat sejauh mana suatu tes berkorespondensi dengan model teoretis dari konstruk atau trait yang akan diukur. Perhatikan suatu tes yang bertujuan mengukur kecemasan. •
Faktor- Faktor Etnik dan S osiokultural dalam Assessment Perilaku Perilaku Abnormal Teknik-teknik Teknik-teknik assessm ent mungkin valid dan reliabel reliabel di dalam satu bu daya tetapi tidak tidak di dalam budaya ya ng lain, bahkan bila bila alat ukur tersebut diterjemahk dengan tepat (Bolton, (Bolton, 2001; Kleinman, 1987). Contohnya; Di dalam suatu studi, Chan (1991) menggunakan versi bahasa Cina d Beck D epression Inventory (BDI), (BDI), suatu inventori depresi yang digunakan secara luas di Amerika Serikat, untuk untuk suatu kelompok mahasiswa C ina dan pasien psikia di Hong Kong. BDI Cina m emenuhi uji reliabili reliabilitas, tas, sebagaimana dinilai dinilai melalui konsistensi internal, internal, dan validitas. validitas. Namu n, para peny elidik elidik lain menem ukan ba hw orang-orang Cina baik di Hong Kong m aupun di Republik Rakyat Cina cenderung untuk menca pai skor lebih lebih tinggi pada suatu subskala MM PI Cina, yang 12
mensu gestikan respons respons yang meny impang (Cheung, Song, & Butcher, 1991). Sko yang lebih tinggi tinggi ini ini tampaknya men cerminkan perbedaan buday a, bukan psikopatologi yang lebih parah (Cheung dkk., 1991; Cheung & Ho, 1997).
Metode-Metode Metode-Metode Assessm ent Suatu assessment yang teliti memberi sangat b anyak informasi tentang kepribadian klien dan fungsi kognitifnya. kognitifnya. Informasi ini memb antu klinisi klinisi mem peroleh suatu pema haman yang lebih luas tentang permasalahan klien mereka dan merekomendasikan bentuk pengobatan yang sesuai. Wawancara Wawancara Klinis Klinis
Wawancara klinis adalah sarana assessment yang assessment yang paling banyak digunakan. Wawa Wawanc ncar ara a digu diguna naka kan n oleh oleh semu semua a ahli ahli dan dan asis asiste ten n ahli ahli yang yang berp berper eran an membantu. Wawancara tersebut biasanya merupakan kontak tatap muka pert pertam ama a anta antara ra klie klien n deng dengan an klin klinisi isi.. Klin Klinis isii seri sering ng kali kali memu memula laii deng dengan an memi memint nta a klie klien n untu untuk k meng mengur uraik aikan an kelu keluha han n yang yang ada ada deng dengan an kata kata-k -kat ata a mereka sendiri. Mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Dapatkah Anda Anda mence enceri rita taka kan n kepa kepada da saya saya perm ermasala salah han yan yang Anda nda had hadapi api belak belakan anga gan n ini? ini?"" Kemu Kemudi dian an klin klinis isii bias biasan anya ya bert bertan anya ya lebi lebih h mend mendal alam am tentang aspek-aspek keluhan, seperti abnormalitas perilaku dan perasaan tak tak nyam nyaman an,, peris peristi tiwa wa di seki sekita tarr munc muncul ulny nya a masa masala lah, h, riway riwayat at peri perist stiwa iwa lampau, dan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi berfungsinya klien sehari-hari. Klinisi mungkin menjajaki peristiwa yang mungkin menjadi faktor penc pencet etus us,, sepe sepert rtii peru peruba baha han n kead keadaa aan n kehi kehidu dupa pan, n, hubu hubung ngan an sosi sosial al,, peke pekerj rjaa aan, n, atau atau pend pendid idik ikan an.. Pewa Pewawa wanc ncar ara a mendo endoro ron ng klien lien untu untuk k mengu engura raik ikan an masala salah h denga engan n kat kata-ka a-kata tany nya a send sendir irii dalam alam ran rangka gka memahaminya dari sudut pandang klien. Walaupun format proses wawancara pertama mungkin berbeda-beda dari klinisi satu ke klinisi lain, kebanyakan wawancara meliput topik seperti ini: 1.
Data identifikasi. Informasi mengenai karakteristik sosio-demografi klien: alam alamat at dan dan nomo nomorr tele telepo pon, n, stat status us perk perkaw awin inan an,, umur umur,, jeni jenis s kela kelami min, n, 13
kara karakt kter eris isti tik k seterusnya.
ras/ ras/et etni nik, k, agam agama, a, peke pekerj rjaa aan, n, susu susuna nan n
kelu keluar arga ga,,
dan dan
Deskripsi permasalahan (-permasalahan) yang ada. Bagaimana klien mempersepsi permasalahan?
2.
Perilaku, pikiran, atau perasaan yang menggangu? Bagaimana Bagaimana hal itu i tu mempengaruhi mempengaruhi berfungsinya klien? Kapan hal itu dimulai? 3.
Riwayat psikososial. Informasi tentang riwayat perkembangan klien: bidang pendidikan, sosial, dan riwayat pekerjaan; hubungan keluarga pada masa kanak-kanak,
4.
Riwayat medis psikiater. Riwayat perawatan psikiater dan medis serta hospitalisasi: Apakah problem saat ini adalah suatu episode terulang dari problem sebelumnya? Bagaimana ditanganinya di masa lalu? Apakah pengobatan berhasil? Mengapa ya, mengapa tidak?
5.
Problem-pro Problem-problem blem medis pengobat pengobatan. an. Deskrip Deskripsi si tentan tentang g proble problem m medis medis dan dan peng pengob obat atan an yang yang ada ada seka sekara rang ng,, term termas asuk uk obat obat-o -oba batn tnya ya.. Klin Klinis isii wasp waspad ada a tent tentan ang g kemu kemung ngki kina nan n peng pengar aruh uh masa masalah lah medi medis s terh terhad adap ap masa masala lah h psiko psikolo logi gis s yang yang seka sekara rang ng ada. ada. Seba Sebaga gaii cont contoh oh,, obat obat untu untuk k kondis kondisi-ko i-kondi ndisi si medis medis terten tertentu tu dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi mood dan dan leve levell umum dari keterangsangan seseorang.
Bentuk-Bentuk Wawancara Ada tiga jenis umum dari wawancara klinis: 1.
Wawancara tidak terstruktur (bebas),
2.
Wawancara semiterstruktur, dan
3.
Wawancara terstruktur.
Pada wawancara tidak terstruktur (unstructured interview), klinisi mengadopsi gaya gaya bertan bertanya ya sendir sendiri, i, tidak tidak mengi mengikut kutii bentuk bentuk standa standar. r. Pada Pada wawanc wawancara ara semi-t semi-ters erstru truktu kturr (semi(semi-str struct ucture ured d interv interview) iew),, klinis klinisii mengik mengikuti uti suatu suatu garis garis 14
besar besar pertan pertanyaa yaan n umum umum yang yang diranc dirancang ang untuk untuk mengu mengump mpulk ulkan an inform informasi asi penting tetapi bebas untuk bertanya dengan urutan apa saja dan pindah ke arah lain dalam rangka mengikuti informasi yang penting secara klinis. Pada suatu suatu wawanc wawancara ara terstr terstrukt uktur ur (struc (structur tured ed interv interview iew), ), wawanca wawancara ra mengi mengikut kutii sera serang ngka kaia ian n pert pertan anya yaan an yang yang dite diteta tapk pkan an lebi lebih h dulu dulu dan dan deng dengan an urut urutan an tertentu.
Jenis Jenis Test Yang Dipakai Self-report Di dalam dalam tes kepriba kepribadia dian n self-r self-repo eport rt (self(self-rep report ort person personalit ality y test), test), indivi individu du individ individu u membe memberi ri respon respons s terhad terhadap ap sekump sekumpula ulan n item item tentan tentang g perasa perasaan, an, pikiran, pertimbangan, sikap, minat, keyakinan mereka, dan semacamnya •
Beck Depression Inventori (BDI)
•
Minnesota Multiphasic Personaliry Inventory (MMPI)
•
Millon Clinical Multi axial Inventory (MCMI)
Tes-tes Proyeks i (projective (projective tests) Berbeda d engan tes-tes objektif, objektif, tidak tidak m enawarkan pilihan pilihan respons yang jelas. Kli Kli dihadapkan pada stimuli stimuli yang am bigu, seperti noda tinta atau gambar sam ar-sam dan d iminta untuk mend eskripsikan eskripsikan stimuli itu kelihatannya kelihatannya seperti apa atau mem buat cerita cerita tentang objek. •
Tes Rorschach, berupaya m enggali respons seseorang terhadap noda tinta untuk mengungkapkan aspek kepribadiannya, dikembangkan oleh seorang psikiater Swiss, Hermann Rorsch¬ach (1884-1922).
15
Thematic Thematic Appercepti Apperception on Test (TAT) dikembangkan oleh psikolog psikolog Henry M ur (1943 (1 943)) di Harva Harvard rd Univer Universi sity ty pad pada a se seki kita tarr tahun tahun 193 19300-a a A pp pp e r c e p t i o n a d a l a h s u a t u k a t a P r a n c i s y a n g d a p diter diterje jemahkan mahkan sebagai sebagai "int "interp erpret retasi asi (ide (ide atau atau impresi impresi bar berdasa ber dasarka rkan n ide-i ide-ide de yang sudah sudah ada (str (strukt uktur ur kogni kognitif) tif) da pengalaman masa lalu." TAT terdiri dari serangkaian kart sepe se perrti itu ya yang ng dit ditun unjjuk ukka kan n pa pada da Gambar Gambar 3.5, 3.5, masi masin masingny masingnya a meluki melukiskan skan suatu suatu per peris isti tiwa wa ambigu. ambigu. Responde Responde dimin diminta ta un untu tukk mengar mengarang ang ce ceri rita ta tentang entang kartu kartu itu. tu. Diasu Diasumsi msikan kan ce ceri rita ta mer meref merefllek eksi sika kan n pe peng ngal alama aman n da dan n pa pand ndan anga gan n merek mereka a ten enttan ang g ke kehi hidu dupa pann-d d barangkali, barangkali, juga mem beri penjelasan penjelasan m engenai konflik konflik dan kebutuhan kebutuhan mereka y paling mendalam. •
Assessment neuropsikologis Assessment neuropsikologis (neuropsychological) Tehn Tehnik ik digu diguna naka kan n untu untuk k meng mengev eval alua uasi si apak apakah ah prob proble lem m psik psikolo ologi gis s merefl merefleks eksika ikan n kerusa kerusakan kan neurol neurologi ogis s atau atau defek defek otak otak yang yang mendas mendasari arinya nya.. Keti Ketika ka didu diduga ga adan adanya ya hend henday aya a neur neurol olog ogis is,, suat suatu u eval evalua uasi si neur neurol olog ogis is mungkin diajukan oleh seorang neurolog-seorang dokter yang mengk engkh husu ususkan skan gangg anggua uan n-ga -ganggu ngguan an pada ada sist sistem em sara saraf. f. Seo Seoran rang neuropsikolog klinis mungkin pula dimintai konsultasi untuk mengadministrasikan teknik assessment neuropsikologis, seperti observasi perilaku dan tes psikologis, untuk mengungkapkan tanda-tanda kemungkinan adanya adanya kerusa kerusakan kan otak. otak. Penguj Pengujian ian neurop neuropsik sikolo ologis gis mungki mungkin n diguna digunakan kan bersama-sama dengan teknik foto jaringan otak seperti MRI dan CT untuk menjel jelaskan hubungan antara fungsi otak dan abnormalita itas yang mendas mendasari arinya nya (Fiez, (Fiez, 2001). 2001). Hasil Hasil penguj pengujian ian neurop neuropsik sikolo ologis gis selain selain dapat dapat menunjuk jukkan bahwa pasien ien menderita kerusakan otak dapat juga menunjukkan bagian-bagian dari otak yang terkena. •
Benderr Visu Bende Visual al Motor Motor Gest Gestalt alt Test Test , ter erdi dirri da dari ri figu gurr ge geome omettris ris ya yang ng mengg menggamb ambar arka kan n be berb rbag agai ai pr priins nsiip pe perrse seps psii Gest Gestalt. alt. Kli Klien dimi dimint nta a un meny menyal aliin se sembi mbillan de desa saiin ge geom ome e t ris (liha hatt Gamb Ga mbar ar 3 . 6 ) . Tand Tanda a -t an 16
kerusakan otak mencakup rotasi gambar, distorsi bentuk dan ketidaktepa dalam dalam menilai menilai ukuran gambar dalam hubungannya satu sama lain. lain. Pemeri kemud ke mudiian memint meminta a kli klien un unttuk menga mengamba mbarr ke kemba mballi de desa saiin be berd rdas asar ar ingatannya, sebab kerusakan neurologis dapat merusak fungsi mem ori. The Holstead-Reit Holstead-Reitan an Neuropsychological Neuropsychological Battery Battery Psikol Psikolog og Ralph Ralph Reitan Reitan mengembangkan mengembangkan batte battery ry terse tersebut but denga dengan n mengadapt mengadaptasi asikan kan tes tes yang diguna diguna oleh mentornya, Ward Halstead, seorang psikolog eksperimen, untuk mempela hubungan otak-perilaku pada individu yang mempunyai kerusakan organik. Batt tersebut berisi tes yang mengukur fungsi perseptual, intelektual, dan keterampi motorik, serta kinerja (performance). •
•
Luria Nebraska Test B attery, didasarkan pada karya neuropsikolog Rusia A.R. A.R. Luri Luria a dan dike ikemban bangka gkan oleh leh para para psiko sikolo log g di Univ Unive ersit rsitas as Nebraska (C]. Golden, Hammeke, & Purisch, 1980). Seperti HalsteadReitan, Luria Nebraska mengungkapkan pola defisit keterampilan yang dapat memberi petunjuk adanya lokasi tertentu dari kerusakan otak. Luria Nebraska lebih efisien dalam administrasinya dibanding HalsteadReit Reitan an,, kare karena na hany hanya a menu menunt ntut ut seki sekita tarr sepe sepert rtig iga a wakt waktun unya ya untu untuk k menye nyelesa lesaik ikan an.. Tes ini ini menil enila ai berb berba agai gai macam cam kete ketera ram mpilan ilan.. Meng Menguk ukur ur kete ketera ramp mpila ilan n takt taktil, il, kine kinest stet etik ik dan dan spas spasia ial; l; kete ketera ramp mpila ilan n motorik yang kompleks; keterampilan auditori; keterampilan menangkap dan mengekspr mengekspresika esikan n pembicaraa pembicaraan; n; keteramp keterampilan ilan membaca, membaca, menulis menulis dan berhitung; dan fungsi inteligensi umum dan memori
Behavioral Assessment Model penilaian tradisional yaitu, pendekatan yaitu, pendekatan psikometrik (psychometric approach), menyatakan bahwa tes psikologis mengungkapkan tanda-tanda dari trait atau atau disp dispos osis isii yang yang rela relati tiff stab stabil il yang yang berp berper eran an besa besarr dala dalam m mene menent ntuk ukan an peri perila laku ku oran orang. g. Pend Pendek ekat atan an psik psikom omet etri rik k bert bertuj ujua uan n untu untuk k menggolon menggolongkan gkan orang orang berdasarka berdasarkan n tipe kepribadia kepribadian n menurut menurut trait seperti kecemasan, introver-ekstraver, obsesif, hostile, impulsif, dan agresif. Model ini mengilhami pengembangan tes-tes berdasar trait seperti trait seperti Rorschach, TAT, 17
dan MMPI. Sebuah Sebuah model model alternatif alternatif,, behaviora behaviorall assessmen assessment, t, mengguna menggunakan kan hasil tes sebagai sampel perilaku yang terjadi pada situasi spesifik dan bukan sebaga sebagaii tandatanda-tan tanda da dari dari tipe tipe atau atau trait trait keprib kepribadi adian an yang yang menda mendasar sariny inya. a. Menurut pendekatan behavioral, perilaku terutama ditentukan oleh faktorfakt faktor or situ situas asio iona nall atau atau ling lingku kung ngan an,, sepe sepert rtii peng pengua uata tan n dan dan sinya sinyal-s l-sin inya yall stimulus (stimulus cues). Model behavioral telah mengilhami pengembangan teknik-teknik yang bertu bertujua juan n untuk untuk meneli meneliti ti perilak perilaku u individ individu u dalam dalam setting semirip semirip mungkin mungkin dengan situasi nyata, sehingga memaksimalkan hubungan antara situasi tes dan kriteria nyata. Perilaku mungkin diamati dan diukur dalam setting seperti setting seperti rumah, sekolah, atau lingkungan kerja. Pemeriksa bisa juga mencoba untuk membuat membuat simulasi simulasi situasi situasi di dalam klinik atau laboratori laboratorium um yang merupakan merupakan situas situasii yang yang analog analog (analogues) dengan dengan proble problem m yang yang dihada dihadapi pi individ individu u dalam kehidupan sehari-hari.
Self-Monitoring Melatih klien untuk mencatat atau memonitor perilaku bermasalah di dalam kehidu kehidupan pan mereka mereka sehari sehari-ha -hari ri adalah adalah metode metode lain lain untuk untuk menghu menghubun bungka gkan n perilaku bermasalah dengan setting di mana perilaku itu terjadi (Cone, 1999; Koroti Korotirsc rsch h & Nelson Nelson-Gr -Gray, ay, 1999). 1999). Dalam Dalam se/fmo se/fmonit nitori oring, ng, klien klien mengam mengambil bil tanggung jawab untuk menilai perilaku bermasalah tersebut di dalam setting alamiah di mana perilaku itu terjadi. Self-monito Self-monitoring ring memungkin memungkinkan kan pengukura pengukuran n secara secara langsung langsung dari perilaku perilaku bermasalah pada saat dan di tempat di mana perilaku itu terjadi. Perilaku yang yang dapa dapatt deng dengan an muda mudah h dihi dihitu tung ng,, sepe sepert rtii mema memasu sukk kkan an maka makana nan, n, mero meroko kok, k, meng menggi gigi gitt kuku kuku,, mena menarik rik-n -nar arik ik ramb rambut ut,, perio periode de bela belaja jar, r, atau atau aktivitas sosial adalah sangat cocok untuk self-monitoring. Pada umumnya klie klien n sang sangat at meny menyad adar arii frek frekue uens nsii terj terjad adin inya ya peri perila laku ku ini ini dan dan kont kontek eks s situasionalnya. Self-monitoring juga dapat menghasilkan pengukuran yang sangat akurat, sebab perilaku tersebut dicatat ketika hal itu terjadi, bukan 18
hasil rekonstruksi dari memonitoring.
Pengukuran AnaLog Pengukuran analog (Analog Measures) merupakan simulasi dari setting alamiah di mana perilaku berlangsung, tetapi dilaksanakan di laboratorium atau setting terkontrol. Latihan-latihan bermain peran adalah sarana analog yan yang umu umum. Klin Klinis isii tida tidak k bisa isa sepa sepanj njan ang g hari ari mengik ngiku uti klie klien n yang yang mempun mempunyai yai kesuli kesulitan tan untuk untuk mengun mengungka gkapka pkan n ketida ketidakpu kpuasa asanny nnya a terhad terhadap ap figu figurr otor otorit itas as.. Seba Sebaga gaii gant gantin inya ya,, klin klinis isii mung mungkin kin bert bertum umpu pu pada pada lati latiha han n berm bermain ain pera peran, n, misa misaln lnya ya memi memint nta a klie klien n meme memera rank nkan an sese seseor oran ang g yang yang sedang memper-tanyakan nilai yang kurang adil. Suatu adegan didesk dideskrips ripsika ikan n kepada kepada klien, klien, misaln misalnya: ya: "Anda "Anda telah telah bekerj bekerja a sangat sangat keras keras menulis makalah dan mendapat nilai yang sangat rendah, misalnya D atau F . Anda Anda mend mendek ekat atii sang sang dose dosen, n, yang yang kemu kemudi dian an bert bertan anya ya,, 'Apa 'Apaka kah h ada ada masa masalah lah?' ?' Apa Apa yang yang Anda Anda laku lakuka kan n seka sekara rang ng?" ?" Cara Cara klien klien meme memera rank nkan an adegan adegan terseb tersebut ut mungk mungkin in mengun mengungka gkapka pkan n defisit defisit dalam dalam self-e self-expr xpress ession ion yang dapat dibicarakan dalam terapi atau pelatihan asertivitas. Beha Behavi vior oral al Appr Approa oach ch Task Task (BAT (BAT)) (Lan (Lang g & Lazo Lazovik vik,, 1963 1963), ), adal adalah ah suat suatu u sarana analog populer yang dipakai sebagai pendekatan untuk orang yang fobi fobia a kepa kepada da suat suatu u obje objek k yang yang dita ditaku kuti ti,, sepe sepert rtii seek seekor or ular ular.. Peri Perila laku ku pendekatan dipecah ke dalam tingkatan-tingkatan respons, seperti melihat ke arah ular dari sekitar 20 kaki, menyentuh kotak penyimpanan ular, dan meny menyen entu tuh h ular ular itu. itu. BAT BAT meny menyed edia iaka kan n peng penguk ukur uran an lang langsu sung ng dari dari suat suatu u respons kepada suatu stimulus dalam suatu situasi yang terkontrol. Perilaku pendekatan subjek dapat dikuantifikasi dengan menetapkan suatu skor bagi masing-masing tingkatan pendekatan.
SkaLa Penilaian PeriLaku Suatu skala penilaian perilaku (behavioral rating scale) adalah suatu daftar checkl checklist ist yang yang menyed menyediak iakan an inform informasi asi tentan tentang g frekue frekuensi nsi,, intens intensita itas, s, dan rent rentan ang g peril perilak aku u berm bermas asal alah ah.. Skal Skala a peni penila laia ian n peri perila laku ku berb berbed eda a deng dengan an 19
inventori kepribadian self-report, di mana Item-item dalam skala penilaian peril perilak aku u meni menila laii peri perilak laku u spes spesif ifik ik dan dan buka bukan n kara karakt kter eris isti tik-k k-kar arak akte teris risti tik k kepribadian, minat, atau sikap. Skala Skala penila penilaian ian perilak perilaku u sering sering kali kali diguna digunakan kan oleh oleh orang orang tua untuk untuk menilai perilaku bermasalah anak-anak. Child Behavior Problem Checklist (CBCL (CBCL)) (Ach (Achen enba bach ch,, 1978 1978;; Ache Achenb nbac ach h & Edel Edelbr broc ock, k, 1979 1979), ), misa misalny lnya, a, memint meminta a orangt orangtua ua untuk untuk menil menilai ai anak-a anak-anak nak merek mereka a pada pada lebih lebih dari dari 100 perilaku bermasalah yang spesifik.
Assessment Kognitif Asse Assess ssm ment kogn kognit itif if menca ncakup kup peng penguk uku uran ran kog kognisiisi-pi pik kira iran-p n-pikir ikira an, keya keyakin kinan an-k -key eyak akin inan an,, dan dan sikap sikap sikap sikap.. Tera Terapi pis s kogn kognit itif if perc percay aya a bahw bahwa a orang-orang yang mempunyai kognisi diri-self-defiating atau disfungsional, berisik berisiko o lebih lebih besar besar untuk untuk mengem mengemban bangka gkan n proble problem m emosi emosiona onal, l, sepert sepertii depr depres esii bila bila berh berhad adap apan an deng dengan an peng pengai aima man n hidu hidup p yang yang mene meneka kan n atau atau mengecewakan. Terapis kognitif membantu klien menggantikan pola berpikir disf disfun ungs gsio iona nall deng dengan an pola pola berp berpik ikir ir self self-e -enh nhan anci cing ng,, pola pola berp berpik ikir ir yang yang rasional.
Pengukuran Fisiologis Kita dapat juga belajar tentang perilaku abnormal dengan mempelajari resp respon ons s fisi fisiol olog ogis is oran orang. g. Kece Kecema masa san, n, misa misaln lnya ya,, dias diasos osia iasik sikan an deng dengan an bang bangki kitn tnya ya sara saraff simp simpat atis is dari dari siste sistem m sara saraff oton otonom om.. Oran Orangg-or oran ang g yang yang cemas menunjukkan peningkatan tekanan darah dan degup jantung, yang dapat diukur secara langsung melalui denyut nadi dan alat ukur tekanan darah. Orang-orang juga berkeringat lebih banyak ketika mereka cemas. Bila kita kita berker berkering ingat, at, kulit kulit kita kita menjad menjadii basah, basah, menin meningka gkatka tkan n kemamp kemampuan uannya nya untuk menimb imbulkan listrik. ik. Kering ingat dapat diuk iukur melal lalui respons elektr elektrode oderma rmall atau atau galvan galvanic ic skin skin respon response se (GSR). (GSR). (Galva (Galvanic nic berasa berasall dari dari nama dokter dan ahli fisika Italia, Luigi Galvani, seorang pelopor di dalam riset tentang listrik.) Hasil pengukuran GSR menilai jumlah j umlah listrik yang melalui 20
dua dua titi titik k pada pada kuli kulit, t, pada pada umum umumny nya a tang tangan an.. Dias Diasum umsi sika kan n bahw bahwa a tara taraf f kecem kecemasa asan n seseor seseorang ang berkor berkorela elasi si dengan dengan jumlah jumlah listrik listrik yang yang disalu disalurka rkan n lewat kulit.
Teknik-teknik Pemetaan Pencatatannya.
Gambar
Otak
(Brain-Imaging)
da n
Kem Kemajua ajuan n tekn eknolog ologii medis edis tela elah memberi beri kem kemung ungkin kinan untu untuk k mempelajari kerja otak tanpa harus dioperasi. Salah satu yang paling umum adalah electro¬encephalograph (EEG), yang merupakan suatu perekaman aktivitas elektrik otak. EEG mendeteksi jumlah menit dari aktivitas elektrik pada pada otak otak atau atau gelo gelomb mban ang g otak otak,, yang yang diti ditimb mbul ulka kan n di anta antara ra elek elektr trod odaaelektr elektroda oda.. Pola Pola gelom gelomban bang g otak otak terten tertentu tu diasos diasosias iasika ikan n dengan dengan keadaa keadaan n mental seperti relaksasi dan dengan beberapa tingkat kelelapan tidur yang berb berbed eda. a. EEG digu igunaka nakan n untu untuk k mengu enguji ji pola pola gelo gelom mban bang otak otak yan yang diasosiasikan dengan gangguan psikologis, seperti skizofrenia, dan dengan kerusakan otak. Juga digunakan untuk mempelajari berbagai pola perilaku abnormal. EEG juga digunakan oleh personil medis untuk mengungkapkan kelainan otak seperti tumor.
21
View more...
Comments