Pengertian Vulkanisme Dan Bentuk Bentuk Instrusi Magma
November 19, 2017 | Author: Erwinsyah | Category: N/A
Short Description
penjelasan tentang batu-batuan...
Description
Pengertian Vulkanisme dan Bentuk Bentuk Instrusi Magma Vulkanisme merupakan peristiwa atau proses yang berhubungan dengan naiknya magma (larva pijar) dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran material batu-batuan yang berbentuk liat, cair dan sangat panas. Aktivitas magma dipengaruhi oleh tingginya suhu dan gas yang banyak di dalam bumi. Bentuk magma dapat berupa padat, gas dan cair. Dalam vulkanisme terdapat dua proses atau gejala sebagai berikut: 1) Intrusi magma Intrusi magma adalah peristiwa naiknya / keluarnya magma dari dapur magma namun tidak sampai hingga permukaan bumi. Magma hanya keluar diantara pelapisan kulit bumi (litosfer). Dalam proses Intrusi magma akan menghasilkan beberapa bentuk sebagai berikut: Batolit adalah jenis batuan beku, yang mana batu tersebut terbentuk ketika masih di dalam dapur magma. Lakolit adalah batuan beku dengan bentuk cembung yang berada di antara dua lapisan litosfer. Siil atau keping intrusi adalah batuan beku berbentuk tipis yang terletak diantara dua lapisan litosfer. Gang/dike/retas/korok adalah jenis batuan beku dengan bentuk pipih dan merupakan hasil dari intrusi magma yang keluar dengan cara memotong lapisan litosfer namun tidak mencapai permukaan bumi. Apofisa adalah cabang dari batu gang. Diatrema adalah jenis batuan beku yang merupakan kerak dari pipa saluran magma dari dapur magma.
Intrusi magma vulkanisme
2) Ekstrusi magma Ekstrusi magma juga biasa disebut erupsi, erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi hingga mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan salah satu penyebab terbentuknya gunung api atau vulkan. Erupsi Eksplosif Erupsi Eksplosif adalah ekstrusi magma yang sampai menyebabkan letusan, letusan tersebut disebabkan karena tekanan gas dalam dapur magma sangat kuat. Biasanya kejadian ini mampu menyemburkan material vulkan baik cair maupun padat. Menurut bentuk lubang keluarnya, magma erupsi dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: Menurut sifatnya Erupsi / Ekstrusi magma dibedakan menjadi 2 yaitu: Erupsi Effusif Erupsi Effusif merupakan ekstrusi magma yang tidak mengakibatkan letusan, hal ini disebabkan karena tekanan gas terlalu kecil. Dalam letusan ini yang dikeluarkan hanyalah beberapa material cair (lava) dan sedikit kandungan material padat. Lava adalah magma yang berbentuk cair dan berpijar yang mengalir pada permukaan numi. Erupsi linier: Erupsi ini terjadi jika magma keluar melalui retakan yang terdapat pada kulit bumi, sehingga membentuk lubang yang memanjang. Contoh: Letusan Gunung Api Lakky yang terdapat pada pulau Eslandia dengan panjang hingga mencapai 30 Km. Erupsi arel: Erupsi arel terjadi disebabkan karena dapur magma mempunyai letak yang dekat dengan permukaan bumi, sehingga permukaan bumi leleh dan mencair akibat lava pijar (magma) yang keluar dari dapur magma langsung kepermukaan bumi. Contoh Erupsi Arel: bekas letusan gunung api yang dikenal dengan Yellostone National Park di Amerika Serikat. Erupsi sentral: Erupsi sentral merupakan erupsi yang terjadi hanya jika magma keluar menggunakan satu lubang atau satu jalur, sehingga dapat menciptakan vulkan di tempat keluarnya magma tersebut. Contoh: Letusan Gunung Krakatau
Ek vulkanisme
strusi magma (dapur magma
http://www.diwarta.com/2012/03/18/pengertian-vulkanisme-dan-bentuk-bentuk-instrusi-magma.html
Batuan Beku A. Pengertian Batuan Beku Batuan beku atau batuan igneous (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) termasuk jenis batuan yang terbentuk dari magma. Magma akan mendingin dan mengalami pengerasan. Proses pengerasan ini dilalui dengan atau tanpa kristalisasi, baik di dalam lapisan bumi sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). B. Struktur Batuan Beku Batuan beku dibedakan menjadi batuan intrusif dan ekstrusif. Batuan beku intrusif jika terbentuk di dalam lapisan bumi, sedangkan ektrusif membeku di luar permukaan bumi. Batuan beku intrusif dan ekstrusif akan terlihat dengan jelas melalui singkapannya, yaitu bagian tubuh batuan yang muncul ke permukaan. Contoh singkapan batuan dapat dilihat seperti gambar 2.1. Singkapan inilah yang kemudian disebut sebagai struktur batuan.
Gambar 2.1 Puncak Sumbing, Gunung Kelud. Sumber klik di sini Gambar 2.1 menunjukkan Puncak Sumbing Gunung Kelud di Kediri. Gunung Kelud memiliki 4 puncak, yaitu: Puncak Kelud, Sumbing, Gajahmungkur, dan Gedang. Puncak Sumbing berada di sisi selatan Gunung Kelud yang terbentuk oleh batuan andesit abu-abu hasil dari pembekuan instrusi magma.
1. Struktur batuan beku ekstrusif Batuan beku ekstrusif terbentuk karena proses pembekuannya berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif akan menghasilkan struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur batuan beku ekstrusif antara lain, yaitu: masif, sheeting joint, columnar joint, dan pillow lava. a. Masif Struktur yang memperlihatkan suatu massa batuan yang terlihat seragam disebut masif. Struktur masif diketahui apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubanglubang), dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku, seperti: batu Obsidian.
Gambar 2.2. Batuan obsidian. Sumber klik di sini Batu Obsidian pada gambar 2.2 ditemukan di dekat McArthur Burnley Fall. Obsidian terbentuk saat lava mendingin dalam waktu singkat. Oleh karena itu, batu Obsidian memiliki sangat sedikit kristal. Pada gambar 2.2 ditunjukkan batu Obsidian tampak halus tanpa ada fragmen yang lain.
b. Columnar joint (kekar kolom) Struktur kekar kolom sangat menarik karena bentuknya kotak atau prisma. Bentuk ini seperti susunan batu yang tertata rapi buatan manusia, padahal murni proses alam. Kekar kolom diinterpretasikan sebagai pengerutan saat pendinginan batuan beku, yang mana gaya pendinginan tiang ini arahnya memusat bila dipandang dari atas. Contoh kekar kolom seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Columnar joint ada di Giant Causeway, Irlandia. Sumber klik d sini Kekar kolom ada di banyak tempat di bumi. Kekar kolom yang terkenal di dunia adalah di Giant Casuway yang ada di pantai utara Irlandia. Seperti yang terlihat pada gambar 2.3, kekar kolom yang membentuk poligonal dan memberikan kesan seolah-olah terbentuk secara artifisial atau buatan manusia. c. Sheeting joint (kekar lempeng) Sheeting joint atau kekar lempeng adalah struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan. Sheeting joint terbentuk oleh sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah. Kekar lempeng ditandai dengan lapisan batuan yang berlembar-lembar. Contoh kekar lempeng dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.4. Sheeting joint di Yosemite National Park, California. Sumber klik d sini Gambar 2.4 menunjukkan kekar lempeng yang ada di Yosemite National Park terjadi pada batuan granit. Batuan granit mengalami pendinginan yang tidak sempurna. Selain itu, kekar lempeng dapat terjadi karena penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban batuan yang tererosi terjadi karena beberapa hal, yaitu:
Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh.
Tiba-tiba di atasnya terjadi erosi yang dipercepat.
Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal. d. Pillow lava (lava bantal) Lava bantal terbentuk akibat dari erupsi atau lelehan lava yang bersentuhan langsung dengan media air laut. Proses pembekuan yang tiba-tiba menyebabkan bentukan mineral-mineralnya tidak terpilah dengan baik. Akibatnya, tubuh lava membentuk geometri mirip bantal sehingga disebut lava bantal. Contoh mengenai lava bantal dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Lava bantal (pillow lava) yang ada di Kali Muncar, Karangsambung, Kebumen Gambar 2.5 menunjukkan fenomena batuan beku laut dalam atau dikenal sebagai lava bantal. Singkapan lava bantal ini terdapat di Karangsambung, Kebumen, tepatnya di Kali Muncar. Batuan pra-tersier ini berasal dari pemekaran lantai samudera. Selanjutnya, batuan ini mengalami sedimentasi, fluktuasi muka laut, serta tekanan tektonik sehingga terangkat ke permukaan. Lava bantal yang berada di Kali Muncar berada di atas batu Rijang yang merupakan batuan sedimen. Berdasarkan singkapan tersebut, batuan sedimen terbentuk terlebih dahulu sebelum ada celah yang menyebabkan lava keluar dan membentuk lava bantal seperti gambar 2.5. 2. Struktur batuan beku intrusif Batuan beku disebut intrusif jika proses pembekuannya berlangsung di dalam lapisan bumi. Berdasarkan kedudukan terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur batuan beku intrusif terbagi menjadi dua, yaitu konkordan dan diskordan. Penjelasan mengenai keduanya sebagai berikut. a. Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya disebut konkordan. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu: sill, lakolit, lapolit, dan pakolit.
1) Sill Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya disebut sill. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan. Sebagai contoh, pada bidang perlapisan batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. Ciri kenampakan sill di lapangan terlihat seperti efek terbakar pada bagian atas dan bawah batuan yang diintrusi. Contoh sill dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.6. Sill di Gunung Gould, Glacier National Park, Montana. Sumber klik di sini Sill pada gambar 2.6 terjadi sebagai akibat pengaruh pergerakan magma yang sangat cair. Magma cair salah satu yang paling dibutuhkan dalam pembentukan sill, karena mampu menerobos struktur batuan yang lemah. Oleh karena itu, sill sering ditemukan berkomposisi basaltik. Sill sering berasosiasi dengan mineral berharga seperti: emas, platina, krom, dan elemen jarang lainnya.
2) Lakolit
Tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome) disebut lakolit. Lakolit dapat diketahui melalui perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan. Meskipun demikian, bagian dasar lakolit tetap datar. Lakolit memiliki diameter berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter. Bentuk lakolit dapat dilihat seperti gambar 2.7.
Gambar 2.7. Gunung Ellen dan ilustrasi Lakolit (Sumber: Lutgens & Tarbuks, Gambar 2.7 adalah contoh instrusi lakolit di Gunung Ellen, Pegunungan Henry, Utah. Instrusi utama di Pegunungan Henry adalah stok, yakni lava yang muncul ke permukaan, tetapi tidak dalam bentuk kubah. Instrusi stok di sini banyak menghasilkan cabangcabang yang berupa lakolit (lihat pada ilustrasi di atas).2012)
3) Lopolit Bentuk tubuh batuan yang yang cembung ke bawah disebut lapolit. Lapolit merupakan kebalikan dari lakolit. Lapolit memiliki diameter yang lebih besar dari lakolit. Ukuran lapolit puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman mencapai ribuan meter. 4) Pakolit Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya disebut pakolit. Ketebalan pakolit berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer. Pakolit jarang ditemukan di lapangan. Oleh karena itu, bentuk pakolit hanya bisa diilustrasikan seperti pada gambar 2.8.
Gambar 2.8. Penampang sketsa Lapolit, Lakolit, Batolit, dan Dike. Gambar 2.8 menunjukkan perbedaan di antara bentuk hasil instrusi magma. Hasil instrusi magma memiliki ciri khas masing-masing, terutama lakolit, lapolit, dan pakolit yang memiliki bentuk hampir sama. Ketiga bentuk hasil intrusi magma tersebut dibedakan arah pembekuan batuannya. Misalnya, lakolit cembung ke atas, sedangkan lapolit cembung ke bawah, dan pakolit berbentuk lensa. Ilustrasi secara lengkap intrusi magma dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.9. Ilustrasi instrusi magma (Sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012) Gambar 2.9 menggambarkan berbagai bentuk hasil instrusi magma. Bentuk tersebut didapatkan dari hasil instrusi yang tersingkap ke permukaan. Melalui singkapan tersebut, para ilmuwan merekontruksi bentuk intrusi magma di dalam perut bumi seperti: batolit, lakolit, lapolit, stok, dan sebagainya. a. Diskordan Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di se-kitarnya disebut diskordan. Jenisjenis tubuh batuan ini, yaitu: dike, batolit, dan stok. Penjelasan mengenai struktur batuan beku diskordan sebagai berikut. 1) Dike Dike adalah tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki bentuk memanjang. Dike memiliki ketebalan dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter. Dike dapat terlihat di permukaan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh batuan di sekitarnya tererosi. Contoh dike dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.10. Intrusi batuan beku diskordan Dike. Gambar 2.10 adalah contoh intrusi batuan beku dike yang ada di Kepulauan Maug, Samudera Pasifik. Pada gambar terlihat jelas adanya perpotongan yang tegak lurus dengan struktur batuan di sekitarnya. Instrusi magma terlihat lebih jelas karena lebih tahan terhadap pelapukan dan erosi, serta komposisi yang berbeda dari batuan di sekitarnya. Bentuk dike lainnya dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11. Instrusi Dike mirip tanggul di sebelah barat Granby 2) Batolit Batolit berasal dari bahasa Yunani, bathos yang artinya dalam dan lithos yang artinya batu. Batolit terbentuk oleh tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu > 100 km2. Batolit membeku di perut bumi yang sangat dalam Batolit hampir selalu memiliki komposisi jenis batuan asam dan intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa, atau diorit. Meskipun tampak seragam, batolit sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan komposisi yang beragam. Batolit dapat dibedakan
dengan batuan beku yang ada di sekitarnya dengan beberapa kriteria seperti: umur, komposisi, tekstur, dan strukturnya.
Gambar 2.12. Peta Batolit di bagian barat Amerika Serikat Batolit yang tersingkap karena gaya eksogen dipengaruhi oleh erosi. Pada awalnya, batolit tertutup oleh material batuan terlapuk. Kemudian, jika lapisan di atasnya terkena erosi, lama kelamaan akan menyingkapkan batolit tersebut.
Batolit yang tersingkap karena gaya endogen, dipengaruhi oleh adanya pengangkatan di daerah tersebut. Batolit yang mengalami pengangkatan akibat desakan lempeng tektonik yang bergerak di bawahnya. Contoh yang terkenal adalah batolit yang tersingkap di Sierra Nevada, Amerika Serikat yang berkomposisi batuan granit seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.13. Half Dome, di Yosemite National (Sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012) Gambar 2.13 adalah singkapan batolit raksasa yang dinamakan Half Dome, di Yosemite National Park. Batolit berkomposisi Granit monolit ini menjadi bagian dari The Sierra Nevada Batholiths. Tampak pada peta batolit (berwarna merah) yang terjadi di sepanjang barat Amerika Utara. Batuan raksasa ini memanjang terdiri dari berbagai pluton yang terbentuk selama 150 juta terakhir 3) Stok Stok termasuk tubuh batuan yang mirip dengan batolit, tetapi ukurannya lebih kecil. Stok membeku di atas batolit. Stok biasanya berbentuk tidak beraturan. Ilustrasi mengenai bentuk Stok dapat dilihat pada gambar 2.9. C. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya. 1. Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas: a. Batuan beku plutonik Batuan beku plutonik disebut juga batuan beku dalam atau batuan beku tubir. Batuan beku ini terbentuk jauh di dalam lapisan bumi dan hanya terdiri atas kristal. Oleh karena pendinginannya sangat lambat, maka kristalnya berbentuk besar-besar. Contoh: granit.
b. Batuan beku hipabisal Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang sehingga disebut juga batuan beku gang atau korok. Batuan ini terbentuk dekat dengan permukaan dan pembekuannya lebih cepat. Itu sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kecil, bahkan ada yang tidak mengkristal. Contoh: granit dan forfir. c. Batuan beku vulkanik
Batuan beku vulkanik disebut juga batuan beku luar karena pembekuannya terjadi di permukaan bumi. Contoh: batuapung atau pumice.
2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% – 60%
Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% – 90%
Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90% 3. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contoh: granit, riolit.
Batuan beku menengah (intermediate), kandungan SiO2 65% – 52%, contoh: diorit, andesit
Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% – 45%, contohnya: gabro, basalt.
Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%, contoh: ophiolith.(d3d1sasmito)
https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/litosfer/batuan-beku/
http://www.planetaryexploration.net/jupiter/io/photoglossary/images/bowens_reaction.jpg
Bowen Reaction Series Seri Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian. Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:
1. Golongan mineral berwarna gelap atau mafik mineral. 2. Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral. Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan tamperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen. Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang rendah. Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas CaPlagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas" ).
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
http://petroclanlaboratory.weebly.com/bowen-reaction-series.html
Deret Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) Magma yang sampai ke permukaan bumi dan mengalami kontak dengan udara dan suhu akan membeku membentuk kristal mineral yang nantinya menjadi penyusun batuan. Proses pembentukan batuan dari pendinginan magma inilah yang dibahas di Deret Reaksi Bowen. Deret Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) adalah suatu skema yang menjelaskan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan faktor utama dalam Deret Reaksi Bowen adalah suhu (T).
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Bowen kemudian membaginya menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
Deret Continuous, deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk. Deret Discontinuous Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk. http://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/08/deret-reaksi-bowen-bowen-reaction-series/
View more...
Comments