Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan

November 12, 2017 | Author: Aratasa Lowliet | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan...

Description

Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan. Pemeliharaan instalasi listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dalam instalasi tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan instalasi listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency. b. Untuk memperpanjang umur peralatan. c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. d. Meningkatkan Safety peralatan. e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan instalasi listrik adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dengan demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan instalasi listrik kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam. Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau petugas patrol setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.

1.2. Jenis-Jenis Pemeliharaan. Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut : Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).

Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ). Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Corrective Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana. Breakdown Maintenance (pemeliharaan darurat) adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam : 1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa Operator). 2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan Misalnya busbar akan berkarat, atau solefuse akan terbakar tanpa diketahui.

Gambar 1. Busbar yang berkarat Pemeliharaan Peralatan

Program Pemeliharaan Transformator Tegangan / Arus Pemeliharaan Trafo Distribusi 1. Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan setiap minggu (Jadwal Mingguan).

Tabel 4.1(a). Jadwal Mingguan Pelaksanaan Pemeliharaan Trafo Distribusi

2. Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan setiap bulan.

Tabel 4.1(b). Jadwal Bulanan Pelaksanaan Pemeliharaan Trafo Distribusi

3. Pemeliharaan transformator yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun.

Tabel 4.1(c). Jadwal Tahunan Pelaksanaan Pemeliharaan Trafo Distribusi

Pemeriksaan Visual Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari pada trafo, yang mencakup : _ Pencatatan papan nama _ Tangki dan radiator _ Panel Trafo _ Pentanahan _ Termometer _ Pengunci terhadap pondasi _ Isolator / bushing  Berikut ini contoh pemeliharaan trafo arus setiap tahunnya : Bay : Pandean Lamper I Merk : MITSUBISHI Ratio : 600 / 1A Lokasi : GI 150 kV Srondol Type : PC – 14S No. Serie : Fasa R : 309406

Fasa S : 310086 Fasa T : 310085

Hasil ukur tahanan isolasi

Sedangkan perbandingan menurut teori yaitu : _ Antara lilitan primer – ground R ≥ 25000 M_ dengan range alat ukur ≥ 5000 V _ Antara lilitan Sekunder – ground R ≥ 500 M_ dengan range alat ukur 1000 V _ Antara lilitan primer – sekunder R ≥ 500 M_ dengan range alat ukur 1000 V _ Antara lilitan sekunder – sekunder R ≥ 500 M_ dengan range alat ukur 500 V Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa transformator arus masih layak untuk digunakan dikarenakan trafo arus masih dalam keadaan baik

Hasil ukur tahanan pentanahan

Standart yang baik untuk pentanahan yaitu ≤ 5 Ohm. Dari data diatas dapat disimpulkan

bahwa pentanahan pada transformator arus masih baik.  Berikut salah satu contoh jadwal perawatan pada transformator tegangan setiap tahunnya: Lokasi : Matahari Dept. Store Class : 0,5 No. Seri: R : 93-58736 Burden : 20000/5 A S : 93- 58739 Ratio : 20000/100V T : 93-58743 Merk : Merin Gerin Type : RTM 6

4.4.2 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) Pemeliharaan pemutus tenaga dapat dilakukan dengan cara pembersihan secara berkala. Untuk mengetahui keserempakan dari kontaktornya dapat dilakukan dengan menggunakan breaker analizer. Yaitu suatu alat yang digunakan mengukur waktu pembukaan atau penutupan kontak ketiga fasa alat hubung.

Gambar 2. Breaker analyzer Prinsip kerja breaker analizer adalah dengan menginjekkan arus yang besar pada kontaktor PMT. Sehingga didapat suatu nilai tahanan kontaktor dan tahanan isolasi yang diijinkan. Berikut salah satu contoh hasil pemeliharaan pemutus tenaga (PMT) 20kV Konsumen besar :

HASIL PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) 20 KV KONSUMEN BESAR Lokasi : Matahari Dept. Store Rated voltage : 24 kV Merk : Merin Gerin Rated Current : 400 A Type : FB 4 Breaking Cap. : 18 kA No. Seri : B44 401 041

4.4.3 Pemeliharaan Relay Karakteristik Waktu Kerja Rele Arus Lebih (OCR) a). Rele arus lebih seketika (moment). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (moment) ialah jika jangka waktu rele mulai saat rele arusnya pick up (kerja) sampai selesainya kerja rele sangat singkat (20-100 ms), yaitu tanpa penundaan waktu. b). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan nilai tertentu dan tidak tergantung dari besarnya arus yang menggerakan. c). Rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time). Rele dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai rele arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai yang berbanding terbalik dengan arus yang menggerakkan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF