Pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran
March 2, 2019 | Author: Rita Rizki Kurnia Sari | Category: N/A
Short Description
Download Pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran...
Description
Makalah Media Pembelajaran
Pengertian dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Disusun oleh: 1.
Mutiatus Sholikah (083174005)
2.
Rahayu Budi Astuti
3.
Rita Rizki K.S
(083174201) (083174206)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA
2011
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi,
yang
menyebabkan
siswa
mampu
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium (Gagne, et al ., 1988) atau mediator , yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al ., (1993) memberikan istilah medium, yang memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al ., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentukbentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif. KLASIFIKASI/ JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) . Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyususn suatu hirarki. Dari hirarki yang digambarkan oleh Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, dkk., 1986) juga melakukan pegelompokan media berdasarkan tingkat kerumitan dan besarnya biaya. Dalam hal ini, menurut Schramm ada dua kelompok media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little media (sederhana dan murah). Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, dan media individu, yang didasarkan atas daya liput media.
Beberapa ahli yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakterist ik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis). Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media manual berupa a. media visual diam tak diproyeksikan
proyeksi opaque(tak tembus pandang)
proyeksi overhead
slides
filmstrips
b. media visual yang diproyeksikan,
gambar,poster
foto
charts,grafik,diagram
pameran,papan,info,papan bulu
c. audio,
rekaman piringan
pita kaset,reel,cartridge
d. penyajian multimedia,
slide plus suara(tape)
multi image
e. visual dinamis yang diproyeksikan,
f.
film
televise
video
media cetak,
Buku teks
Modul,teks terprogram
Workbook
Majalah ilmiah,berkala
Lembaran lepas(hand out)
g. permainan,
teka-teki
simulasi
permainan papan
h. dan media realia.
Model
Specimen(contoh)
Manipulative(peta,boneka)
Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir(ICT) berupa
a.
media berbasis telekomunikasi
b.
teleconference Kuliah jarak jauh media berbasis mikroprosesor
permainan komputer hypermedia
Compact(video)disc
System tutor intelijen
Interaktif Macam/jenis Media pembelajarn menurut Sri poedjiastoeti Menurut macam/jenisnya media pembelajaran diklasifikasikan menjadi: A. Media Visual (Media Pandang), yang terdiri dari: 1. Media visual yang tidak diproyeksikan Media yang dapat langsung dipandang tanpa bantuan proyektor atau layer, karena perangkat lunak untuk media ini tidak tembus cahaya. Jenis media visual yang tidak diproyeksikan: a) Gambar diam adalah gambaran dari sesuatu yang berupa hasil lukisan, potret atau cetakan yang tidak dapat bergerak, dengan bentuk dua dimensi. b) Ilustrasi adalah gambar, ucapan, gerak, atau suara yang menyertai teks agar lebih jelas.
c) Karikatur adalah gambar yang disederhanakan bentuknya dan biasanya berisi sindiran. d) Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokoknya tanpa detail. e) Poster adalah kombinasi unsur-unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata yang mengkomunikasikan pesan secara singkat. f) Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dilukisan dengan garis, gambar, dan kata-kata yang menunjukan adanya hubugan, perbandingan, atau perkembangan. g) Grafik adalah gambaran data statistic yang saling berhubungan dan ditujukan dengan lambang-lambang visual. h) Peta adalah gambar yang menjelaskan permukaan bumi atau bagian-bagiannya dengan ukuran dan posisi relative menurut skalanya. i) Papan adalah tulisan, gambar, atau benda yang ditempelkan. j) Model adalah tiruan dari benda yang sebenarnya. 2. Media visual yang diproyeksikan Media yang dapat digunakan apabila telah diproyeksikan pada layer melalui proyektor. Perangkat lunak ini terdiri dari bahan yang transparan atau tembus pandang yang telah diberi gambar atau tulisan seperti pada media visual yang tidak diproyeksikan. Beberapa jenis media yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain: a) Media Transparasi (Over Head Transparancy = OHT) adalah media visual yang diproyeksikan dan dibuat di atas bahan transparan, biasanya film asetat atau plastic berukuran 8,5 inci x 11 inci. b) Proyektor Film Bingkai (Slide Projector) c) Film Rangkai (Filmstrip) d) Proyektor Tidak Tembus Pandang (Opaque Projector)
Proyektor ini dapat memproyeksikan gambar atau benda yang tidak tembus cahaya, misalnya gambar dari buku, majalah, surat kabar, atau kalender. Selain itu bendanya langsung seperti tangan, daun, serangga, mata uang, prangko, dsb.
B. Media Audio (Media Dengar) Beberapa jenis media audio antara lain: a) Radio b) Alat Perekam Pita Magnetik (Tape Recorde) c) Laboratorium Bahasa C. Media Audio-Visual (Media Dengar-Pandang) Beberapa jenis media audio-visual antara lain: a) Slide Suara b) Video c) Televisi
Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
Salah Satu Contoh Media Pembelajaran Manual adalah 3 Transfo In 1
CARA PENGGUNAAN 3 TRANSFO IN 1 Adapun cara penggunaan media “3 Transfo in 1” ini adalah sebagaia berikut:
Papan rotasi 1. Gambarlah bangun datar dengan sepidol broadmarker berwarna hitam pada lingkaran besar, misalnya gambar segitiga siku-siku ABC dengan koordinat A(4,4), B(8,4),C(8,8) 2. Kemudian rotasikan titik B sebesar 90° dengan memutar titik B berlawanan jarum jam sebesar 90°. Maka akan diperoleh hasil rotasi B´ (-8,8). 3. Gambarlah hasil rotasi denga spidol berwarna merah pada lingkaran besar. 4. Ulangi langkah 1-3 dengan gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan.
Papan Refleksi A. Refleksi terhadap sumbu Y 1. Letakan mika refleksi yang berukuran 16 cm x 16 cm pada kuadran II. 2. Gambarlah bangun datar pada mika, misalnya segitiga sama kaki ABC dengan koordinat A(-4,3), B (-8,3), C(-6,8). 3. Cerminkan pada sumbu Y dengan membalik mika dari kuadran II ke kuadran I, kemudian amati koordinat tiap sudut sebagai hasil pencerminan terhadap sumbu Y. Misal, hasil refleksi titik A(-4,3) adalah A´ (4,3). 4. Ulangi langkah 1-3 dengan berbagai gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan. B. Refleksi terhadap sumbu X 1. Letakan mika refleksi yang berukuran 16 cm x 16 cm pada kuadran II.
2. Gambarlah bangun datar pada mika, misalnya segitiga sama kaki ABC dengan koordinat A(-4,3), B (-8,3), C(-6,8). 3. Cerminkan pada sumbu X dengan membalik mika dari kuadran II ke kuadran III, kemudian amati koordinat tiap sudut sebagai hasil pencerminan terhadap sumbu X. Misal, hasil refleksi titik A(-4,3) adalah A´ (-4,-3). 4. Ulangi langkah 1-3 dengan berbagai gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan. C. Refleksi terhadap sumbu Y=X 1. Gambarlah bangun datar pada mika, misalnya segitiga sama kaki ABC dengan koordinatA(-4,3), B(-8,3), C(-6,8). 2. Cerminkan pada sumbu Y=X dengan membalik mika tepat pada garis Y=X , kemudian amati koordinat tiap sudut sebagai hasil pencerminan terhadap garis Y=X. Misal, hasil refleksi titik A(-4,3) adalah A´ (3,-4). 3. Ulangi langkah 1-2 dengan berbagai gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan. Cara yang sama dilakukan pada pencerminan pada garis Y=-X
Papan Translasi A. Translasi terhadap sumbu X 1.
Gambarlah bangun datar pada mika translasi, misalnya segitiga sama kaki ABC, dengan koordinat A(2,6), B(6,6), C(4,6).
2.
Geser mika sesuai dengan kebutuhan, misal titik A ditranslasi sebesar (3,0), berarti mika harus digeser sejauh 3 koordinat dengan arah horizontal (sumbu X), sehingga diperoleh A´ (5,6), B´ (9,6), C ´ (7,6).
3.
Ulangi langkah 1-2 dengan berbagai gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan.
B. Translasi terhadap sumbu Y 1.
Gambarlah bangun datar pada mika translasi, misalnya segitiga sama kaki ABC, dengan koordinat A(2,6), B(6,6), C(4,6).
2.
Geser mika sesuai dengan kebutuhan, misal titik A ditranslasi sebesar (3,0), berarti mika harus digeser sejauh 3 koordinat dengan arah horizontal (sumbu Y), sehingga diperoleh A´ (2,9), B´ (6,9), C ´ (4,9).
3.
Ulangi langkah 1-2 dengan berbagai gambar bidang datar sesuai dengan kebutuhan.
A. Kelebihan media “3 Transfo in 1” 1. Media bersifat tahan lama karena terbuat dari bahan yang awet dan tidak mudah rapuh. 2. Media ini dibuat dengan tujuan jangka panjang sehingga dalam pembuatannya benar-benar memperhatikan teknik pemasangan sederhana tetap kuat. 3. Pemakaian media ini sangat mudah. 4. Dengan menggunakan media ini, guru dapat membimbing siswanya untuk berlatih berfikir lebih abstrak. 5. Dengan media ini, konsep yang disampaikan guru akan lebih baik menggendap lama di memori siswa karena secara langsung siswa dapat mencoba sendiri media tersebut. B. Kekurangan “3 Transfo in 1” 1. Membutuhkan pemikiran yang logis dan keterampilan tinggi untuk merakit media agar sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan. 2. Guru harus lebih terampil menggunakan media ini karena diciptakan untuk mengemas tiga konsep transformasi yaitu konsep refleksi, transkasi, dan rotasi. 3. Membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatannya. 4. Biaya pembuatan mahal dan alat mudah rusak.
Salah Satu Contoh Media Pembelajaran ICT adalah Media Pembelajaran Bangun Datar
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar.2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisifungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/ diakses tanggal 1 Februari 2011 jam 11.13 WIB. Poedjiastoeti, Sri.1999. Media Pembelajaran .Surabaya: Unipress UNESA
View more...
Comments