PENGENALAN ORDO ORTHOPTERA
June 21, 2019 | Author: Karina Zulkarnain | Category: N/A
Short Description
LAPORAN BIOEKOLOGI HAMA TUMBUHAN...
Description
PENGENALAN ORDO ORTHOPTERA (Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tanaman)
Oleh Karina Zulkarnain 1314121095
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata Orthoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu Orthop yang mempunyai arti lurus dan tera yang berarti sayap. sa yap. Serangga yang termasuk ordo ini adalah orongorong, belalang kayu, kecoa, jangkrik, belalang sembah, belalan g pedang. Serangga yang termasuk Ordo Orthoptera ini biasa disebut dengan heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Rata-rata ser angga ini mempunyai sayap yang besar dan lebar hingga menutupi permukaan tubuhnya. Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek ovipositor pendek dan dapat digunakan digunakan untuk meletakkan telur. Tipe mulutnya mandibulata. Kebanyakan serangga pada Ordo Orthoptera dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa diantaran ya yang bertindak sebagai predator atau musuh alami pada serangga lain. Ordo Orthoptera termasuk dalam kelas insekta atau s erangga. Serangga merupakan hewan yang dominan dan terdapat dimana-mana. Dominasi dari serangga tersebut disebabkan karena serangga mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Pada zaman dahulu orang lebih mengenal Ordi Orthoptera karena kerusakan yang ditimbulkannya. Tetapi s ekarang, serangga jenis ini lebih dicari karena manfaat yang terkandung di di tubuhnya, sebagai salah satu sumber protein hewan, pakan ternak, dan sebagai obat. Karena itulah makalah ini membahas tentang Ordo Orthoptera. 1.2
Tujuan Praktikum
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Mengetahui bagian-bagian tubuh dari Ordho Orthoptera 3. Mengetahui ciri-ciri morfologi dari Ordho Orthoptera
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
II.
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini a dalah cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan digunakan pada praktikum ini adalah kecoa, belalang sembah, belalang kayu, jangkrik, anjing tanah, dan belalang pedang.
2.2 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah 1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum.
2.
Diambil contoh serangga Orthoptera.
3.
Diletakkan pada cawan petri.
4.
Diidentifikasi ciri morfologinya.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
No
Foto
1.
Belalang kayu
2.
Belalang pedang
3.
Belalang sembah
4.
Jangkrik
Gambar
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
5.
Kecoa
6.
Orong-orong
3.2 Pembahasan 3.2.1
Orong-orong (Anjing Tanah) - Gryllotalpa sp. (Orthoptera sp. (Orthoptera :
Gryllotalpidae) Orong-orong atau yang biasa disebut dengan anjing tanah ini adalah sejenis serangga dari famili Gryllotalpidae. Orong-orong mempunyai sepasang tungkai depan yang besar dan bergerigi, kakinya juga dikenal sebagai penggali. Orongorong mempunyai bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki sepasang sayap pendek. Warna tubuhnya berwarna kecoklatan hingga hitam. Orong-orong memiliki alat kelamin yang berada diujung tubuhnya atau biasa disebut dengan abdomen. Orong-orong juga memiliki 3 pasang kaki. Cara pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan serangga ini adalah : - Pengolahan tanah akan membantu membunuh telur dan nimfa. - Penggenangan air pada lahan. - Penggunaan insektidisa karbofuran pada saat tanam dapat menekan intensitas
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3.2.2
Belalang Kayu – Valanga nigricurnis (Orthoptera:Acrididae)
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thoraks), dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 3 pasang kaki bergerigi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belalang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Daur hidup belalang kayu mele wati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Belalang bernafas dengan trakea. Belalang kayu berwarna seperti kayu sehingga musuh susah untuk membedakan. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar dari pada belalang jantan dewasa. Gejala yang ditimbulkan oleh hama ini adalah sebagai berikut : Daun yang dimakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala s erangan yang berat, yang tersisa hanya tulang dan daun saja (Pracaya,2008). (Pracaya,2008). Cara pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah : - Telur belalang belalang di dalam tanah diambil - Nimfa belalang diberikan kepada ayam sehingga dimakan. - Menyemprotkan insektisida (Pracaya,2008). 3.2.3
Jangkrik – Gryllus sp. (Orthoptera sp. (Orthoptera : Gryllidae)
Jangkrik merupakan Ordo Orthoptera. Siklus hidup jangkrik: telur-nimfa-d ewasa. Jangkrik bisa ditemukan di rumah-rumah, di sisa tanaman yang masih lembab (jerami), di pertanaman kopi, teh, dan ketela pohon. Jangkrik ada dua macam yaitu : yang dibudidayakan dan jangkrik liar. Jangkrik memiliki 3 pasang kaki. Sayap jangkrik lebih panjang dan lebih besar dari pada abdomen (Pracaya,2008).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3.2.4
Belalang Sembah - Mantis - Mantis religiose (Orthoptera religiose (Orthoptera : Mantidae)
Belalang sembah memiliki 3 pasang kaki dimana kaki depan lebih besar dan terlihat seperti menyembah. Sayap belalang sembah lebih lebar dari pada belalang lainnya karena belalang sembah memiliki masa yg lebih le bih besar. Belalang sembah memiliki palut telut atau ootela. Bentuk tubuhnya memanjang dan gerakannya sangat lambat. Kepala belalang kecil berbentuk segitiga dan dapat bergerak dengan bebas, mempunyai mata majemuk yang besar (Amalia dkk,2010). Cara pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan serangga ini adalah : - Pada dasarnya belalang sembah adalah predator sehingga tidak perlu dikendalikan. Namun, apabila keberadaannya berlebihan, perlu dilakukan pengendalian. Salah satu bentuk pengendaliannya pengendaliannya adalah dengan menggunakan menggunakan insektisida atau bahan kimia lainnya (Amalia dkk,2010). 3.2.5
Belalang Pedang – Sexava sp. (Orthoptera sp. (Orthoptera : Tethygonidae)
Belalang pedang (Sexava ( Sexava sp.) terdiri atas caput, toraks, abdomen, tungkai depan , tungkai tengah, tungkai belakang, sayap depan, dan sa yap belakang. Belalang pedang (Sexava (Sexava sp.) merupakan Ordo Orthoptera yang berfamili yang berfamili Tethygonidae, ciri khas hama dari famili ini adalah serangga betina mempunyai ovipositor panjang yang berbentuk seperti pedang, pedang, dan antena yang panjang pada kedua jenis kelamin. Belalang pedang biasanya aktif pada malam hari. Belalang pedang memiliki tipe mulut penggigit atau pengunyah. Siklus hidup belalang pedang dimulai dari telur menjadi larva-larva kecil dan kemudian menjadi imago dan setelah itu imago bertelur dan menetas menjadi belalang kecil. Dan dari belalang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
- Penerapan peraturan karantina untuk mencegah penyebaran hama. - Pembakaran sampah dan rumput diantara tanaman kelapa. - Pengolahan tanah disekitar pangkal batang (Sudarsono,2003). 3.2.6
Kecoa – Blatella Blatella sp. (Orthoptera : Blatidae)
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap 2 pasang, dan 3 pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua. Kecoa mempunyai 2 sayap, sayap depan menyerupai kuliy, lentur dengan venasi yang jelas, sayap belakang seperti selaput yang menutupi abdomen. abdomen. Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya telur, nimfa, dan dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Cara pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan serangga ini adalah : - Insektisida lebih banyak dilakukan karena lebih praktis. - menyiram air panas pada telur kecoa dan nimfa agar tidak menetas dan berkembang biak (Widiyaningrum,2009). (Widiyaningrum,2009).
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Ordo Orthoptera berarti serangga yang memiliki sayap lurus. 2. Serangga pada Ordo orthoptera memiliki 3 pasang kaki. 3. Serangga pada Ordo orthoptera memiliki sayap yang lebar. 4. Mulut hewan Ordo Orthoptera termasuk mandibulata yang artinya menggigit dan mengunyah. 5. Ordo Orthoptera termasuk ke dalam kelas insekta atau serangga.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, H dan Idham Sakti Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika Periplaneta Americana (L.) Americana (L.) (Blattaria : Blattidae) terhadap berbagai kombinasi umpan. Jurnal Ilmiah Sainteks. Vol.7, No.2, 67-77. Pracaya.2008.Hama dan penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya. Sudarsono, H. 2003. Hama belalang kembara ( locusta migratoria manilensis meyen): meyen): Fakta dan Analisis Awal Ledakan populasi di Provinsi Lampung. Jurnal Hama dan penyakit Tumbuhan Tropika. Vol.3, No.2: 51-56. Widiyaningrum, P. 2009. Pertumbuhan Tiga Spesies Jangkrik Lokal yang Dibudidayakan pada Padat Penebaran dan Jenis Pakan Berbeda. Jurnal Ilmiah Sainteks. Vol.14, No.3, 173-177.
View more...
Comments