Pengenalan Karakter Taksonomi
March 11, 2018 | Author: fadhila meilasari | Category: N/A
Short Description
daily sishew...
Description
PENGENALAN KARAKTER TAKSONOMI UNTUK IDENTIFIKASI AVERTEBRATA
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Fadhila Meilasari : B1A015051 : II :6 : Andreanne Poppy Estania
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2017
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beranekaragam makhluk hidup dapat kita temui di dunia ini baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Seperti halnya tumbuhan,
pada
hewan juga
seringkali
kita
jumpai adanya
persamaan-persamaan yang sejenis. Hal demikian karena jumlah dari berbagai hewan yang hidup di alam sangatlah beragam dan banyak. Dari persamaan itulah maka jenis-jenis hewan tersebut dapat dikelompokkan menurut ciri-ciri yang dimiliki, bentuk, jenis, siklus hidup, habitat, habitus, maupun cara perkembangbiakannya (Waluyo, 2010). Kingdom animalia merupakan kingdom yang memiliki spesies yang terbanyak. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dibagi menjadi avertebrata dan vertebrata. Hewan avertebrata dikelompokkan
atas
dasar
banyaknya
sel
penyusun
tubuh,
banyaknya lapisan tubuh pada perkembangan embrio metazoa, struktur atau konstruksi tubuh hewan metazoa, kesimetrian tubuh, pembentukan mulut dan anus, kondisi rongga tubuh, ada tidaknya lofofora,
metamerisme
dan
tagmatisasi.
Berdasarkan
kedelapan pengelompokan tersebut, yang termasuk ciri morfologi diantaranya kesimetrian tubuh dan ada tidaknya segmentasi tubuh (Bullough, 1960). Penggolongan hewan atau animalia di alam meliputi dua kelompok besar yaitua avertebrata dan vertebrata. Hewan avertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Struktur morfologi dan anatomi hewan avertebrata lebih sederhana
dibandingkan
dengan
kelompok
vertebrata.
Sistem
pencernaan,
pernapasan dan peredaran darah hewan avertebrata juga lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata (Bullough, 1960). B. Tujuan Tujuan praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Avertebrata antara lain :
1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi hewan avertebrata. 2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan avertebrata.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi adalah mekanisme yang digunaan untuk mengelompokan sesuatu menurut hubungannya dengan yang lain. Di bidang ilmu pengetahuan misalnya, taksonomi adalah sarana yang digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan dan satwa dalam urutan yang sistematik dan logis (Bastable, 2002). Sistemtika didefinisikan sebagai kajian keilmuan dari jenis-jenis dan keragaman makhluk hidup dan sebagian atau semua hubunganyang terjadi di antara mereka (Simpson, 1961). Pada perkembangannya, kata taksonomi dan sistematika sering digunakan sebagai padanan, dengan pengertian yang sama. Kata taksonomi dan sistematika memiliki perbedaan arti yaitu taksonomi hanya membahas suatu spesies kedalam penggolongan taksataksa, sedangkan sistematika membahas sampai karakter pada spesies tersebut seperti habitat, morfologi, fisiologi, dan lain sebagainya, namun pada hakikatnya taksonomi dan sistematika dalam pembelajarannya tidak dapat dipisahkan (Wahid, 2012). Ahli taksonomi bekerja mengelompokkan organisme kedalam kelompok yang sederhana dengan menggunakan ciri organisme tersebut dan memberi keterangan keterangannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan memberi nama dan menggolongkan suatu kelompok organisme yang mempunyai ciri-ciri hampir sama. Menurut Effendi (1979), dalam taksonomi dikenal tiga kelompok yaitu : 1. Alfa taksonomi yaitu tingkatan pengendalian spesies, sifat dan pemberian namanya.
2. Beta taksonomi menunjukkan susunan spesies dalam sistem klasifikasi 3. Gamma taksonomi menunjukkan analisa variasi yang terdapat di dalam species untuk mempelajari evolusinya. Karakter taksonomi adalah atribut unik yang dipakai untuk mengenali suatu taksa yang membedakannya dengan taksa yang lain. Atribut tersebut berfungsi sebagai dasar pengelompakan makhluk ke dalam taksa- taksa tertentu. Karakter dapat berupa
warna, bentuk dan struktur organ tertentu dari suatu taksa (Wahid, 2012). Hewan avertebrata dapat memiliki kesimetrian tubuh yang berbeda-beda. Simetri merupakan keadaan tubuh hewan avertebrata yang bila dibagi oleh suatu bidang tertentu akan menghasilkan dua belahan, yang satu merupakan bayangan cermin dari yang lain. Simetri tubuh pada hewan avertebrata dibagi menjadi tiga macam simetri yaitu simetri radial adalah tipe simetri dimana tubuh secara mendasar berbentuk silindris dengan bagian – bagian tubuh secara radial mengelilingi satu sumbu pusat tunggal, yang mengarah ke kedua ujung. Simetri bilateral adalah tipe simetri tubuh yang jika dibagi dua menurut arah anterior posterior akan dihasilkan pparuhan yang sama seperti suatu benda dengan bayangannya di cermin. Simetri biradial adalah suatu tipe simetri kombinasi antara simetri bilateral dan simetri radial. Bentuk badan yang bulat dapat dibagi menurut jari-jari dan dibelah dua (Jasin, 1989). Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi hewan diploblastik dan tripoblastik. Hewan diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah cnidaria. Hewan triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut endoderma. Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata. Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes). Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh (pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda. Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang berasal dari jaringan mesoderma. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk protoselomata antara lain mollusca, annelida, dan arthropoda. Moluska adalah filum hewan terbesar kedua dengan lebih dari 100000 dijelaskan spesies yang
masih ada dan dikelompokkan ke dalam delapan kelas yaitu Solenogastres atau Neomeniomorpha,
Caudofoveata
atau
Chaetodermomorpha,
Polyplacophora,
Monoplacophora, Bivalvia, Gastropoda, Cephalopoda, dan Scaphopoda (David et al., 2014). Contoh dari filum annelida adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah, karena tidak memiliki tulang belakang (invertebrata). Sedangkan hewan yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan Chordata (Nilawati et al., 2014). Hewan avertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Struktur morfologi dan anatomi hewan avertebrata lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok vertebrata. Sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah hewan avertebrata juga lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata (Bullough, 1960). Metamerisme merupakan suatu gejala tubuh hewan avertebrata yang terdiri atas satu seri segmen atau somit yang tersusun secara linier sepanjang tubuh anteriorposterior. Masing-masing metamer penyusun tubuh hewan avertebrata ini mirip dalam kontruksi dan fungsinya Tagmatisasi adalah proses penyatuan beberapa atau banyak segmen dalam beragam kelompok - kelompok fungsi pada hewan bermetamer,
contohnya
pada
belalang
(Valanga sp.)
dan
cacing
tanah
(Pheretima sp.). Setiap tagma secara struktural dan fisiologis berbeda (Jasin,1989). Identifikasi merupakan tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson (Kotellat et al., 1993). Langkah-langkah identifikasi dan determinasi yaitu mempersiapkan buku kunci identifikasi dan determinasi untuk hewan yang akan diamati. Identifikasi dimulai dari bagian pertama kemudian mengamati sifat dan ciriciri hewan yang akan diidentifikasi untuk disesuaikan dengan bagian pertama ini dan selanjutnya pekerjaan dilanjutkan pada nomor yang tercantum di belakang bagianbagian yang sesuai dengan sifat atau tanda-tanda hewan tersebut dan seterusnya. Hasil dari pekerjaan di atas akan ditemukan berturut-turut subclassis, ordo, subordo, division, familia, genus, subgenus dan species hewan tersebut. Urutan tersebut adalah urutan yang paling lengkap, namun kebanyakan dari ordo tidak mempunyai subordo, division, subfamilia dan subgenus (Kabata, 1985). Kunci determinasi merupakan alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci determinasi juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah spesimen yang unik atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci determinasi yang bersifat umum. Identifikasi berhubungan
dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi. Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai
penggolongan
hewan
ke
dalam
kelompok
tertentu
berdasarkan
kekerabatannya, yaitu yang berhubungan dengan kontiguitas (kontak), kemiripan, atau keduanya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan evolusi, habitat, dan cara hidupnya. Klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciriciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki) (Anwar, 1985).
BAB III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Avertebrata adalah bak preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves), masker, dan alat tulis. Bahan-bahan
yang
digunakan
dalam
praktikum
acara
Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Avertebrata adalah Bekicot (Achatina fulica), Belalang (Valanga Sp.), Capung (Orthetrum sabina), Cacing tanah (Pheretima sp.), Spons (Demospongiae sp.), Gurita (Octopus sp.), Cumi-cumi (Loligo sp.), Sotong (Sepia sp.), Jangkrik (Gryllus sp.), Kalajengking (Heterometrus sp.), Bintang laut (Luidia sp.), dan alkohol 70%. B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Avertebrata antara lain: 1. Karakter
pada
beberapa
spesimen
hewan
telah
disiapkan
diamati. 2. Karakter pada spesimen diamati dan dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri morfologinya. 3. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan dilengkapi. 4. Hasil praktikum yang sementara.
diperoleh
dicatat
kedalam
laporan
DAFTAR REFERENSI Anwar, A. 1985. Ringkasan Biologi. Bandung: Ganeca Exact. Bastable B. S., 2002. Perawat sebagai Pendidik. Jakarta. EGC. Bullough, W. S. 1960. Practical Invertebrate Anatomy. New York. St Martin’s Press. David Osca ,Iker Irisarri ,Christiane Todt ,Cristina Grande & Rafael Zardoya, 2014. The complete mitochondrial genome of Scutopus ventrolineatus (Mollusca: Chaetodermomorpha) Supports the Aculifera hypothesis. Osca etal. BMC Evolutionary Biology. 14(3). pp 197-212. Effendi, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor : Yayasan Pustaka Nusantara. Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya. Sinar Wijaya. Kabata. 1985. Kehidupan Nusantara. Jakarta: Djambatan. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Editions Limited,. Nilawati, Syami., Dahelmi., & Jabang Nurdin. 2014. Jenis-jenis Cacing Tanah (Oligochaeta) yang Terdapat di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3(2). pp 87-91. Simpson, G. G. 1961. Principles of Animal Taxonomy. New York. Columbia University Press. Wahid, A. 2012. Analisis Karakteristik Sedimentasi di Waduk PLTA Bakaru. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 2(2). pp 229-236. Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember. UPT Penerbitan Universitas Jember.
View more...
Comments