PENGENALAN JENIS KAYU
October 26, 2018 | Author: Ini Izhna Ini | Category: N/A
Short Description
Download PENGENALAN JENIS KAYU...
Description
METODE PENGENALAN JENIS KAYU Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat -sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu k ayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya. Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan dengan hanya memperhatikan memperhatikan sifat -sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona (Tectona grandis) grandis ) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifa t-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu -satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kebanyakan kayu di Indonesi a, dimana dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur). Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut ( disebut juga sifat mikroskopis). mikroskopis) . Secara obyektif, sifat struktur struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau m akroskopis dalam mengenal atau atau menentukan m enentukan suatu suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis. Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan dengan penglihatan, penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.
Sifat-sifat kayu yang yang termasuk termasuk dalam dalam
sifat kasar antara lain adalah : a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras, b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel -sel pembentuk kayu, d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis f.
kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba k ayu,
g. lingkaran tumbuh, h. bau, dan sebagainya. Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar ( loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah : a.
Pori
(vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.
Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran ke cil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi). b.
Parenkim (Parenchyma)
adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk
batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori). c.
Jari-jari
(Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari -jari terlihat seperti garis garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya. d.
Saluran
interseluler adalah saluran yang berada di antara sel -sel kayu yang
berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis -jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran
interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari -jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran inte rseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel -sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil. e.
Saluran
getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan
bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada s etiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu -kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.) f.
Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari -jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis -jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis ) dan sonokembang ( Pterocarpus indicus).
g.
Gelam
tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu,
yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas ( Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp). Terdapat perbedaan yang me ndasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori -pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar. Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya. Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan m empergunakan loupe. Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat -sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom).
Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoya ng sampai ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara yang sama kartu -kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang t ertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi. Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua -dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud. Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendap atkan nama jenis kayu yang dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan sifat -sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.
Kegunaan kayu sangat tergantung pada sifat-sifat kayu yang bersangkutan. Penggunaannya untuk sesuatu tujuan harus memenuhi beberapa persyaratan teknis yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
STRUKTUR KAYU
Kulit Kayu, terdapat pada bagian paling luar pada batang. Kulit kayu terdiri dari kulit luar dan kulit dalam. Kulit luar yang mati berfungsi sebagai pelindung jaringan yang lain yang letaknya di dalam. Kulit dalam berfungsi sebagai transportasi hasil fotosintesis dari daun. Kambium, merupakan satu lapisan sel yang bertugas membentuk sel-sel baru. Ke arah dalam membentuk kayu, ke luar membentuk kulit baru. Kayu Gubal, adalah bagian kayu yang masih hidup. Umumnya berwarna lebih muda dan terang. Kayu gubal berfungsi sebagai saluran bahan makanan d ari akar ke daun untuk diolah lebih lanjut dan sebagai penyimpan cadangan makanan. Kayu Teras, adalah kayu yang sudah mati. Umumnya berwarna lebih gelap dan mengandung ekstraktif. Untuk kayu yang ekstraktifnya bersifat racun terhadap orgnisme perusak kayu, kayu teras menjadi lebih awet dibanding kayu gubal. Hati Kayu, terletak pada pusat lingkaran tahun. Merupakan kayu awal yang dibentuk oleh pohon bersifat lunak dan rapuh. Jari-Jari Kayu, merupakan jalur-jalur sel kayu dari pusat lingkaran ke arah kulit pohon. Tersusun atas sel-sel kayu yang berbaring. Berfungsi sebagai saluran makanan ke arah radial. Lingkaran Tahun, terlihat sebagai lingkaran-lingkaran yang mengelilingi hati kayu. Perbedaan pertumbuhan pada musim penghujan dan musim kemarau terlihat pada perbedaan besarnya sel-sel yang dibentuk. Pada musin kemarau, sel yang dibentuk lebih kecil dengan dinding sel yang lebih tebal dibanding dengan sel -sel yang dibentuk pada musim penghujan. Sel Kayu, beberapa jenis dan pola susunan sel serta pengaturannya d alam kayu akan mempengaruhi sifat-sifat kayu. Ada beberapa perbedaan penting dalam sel kayu berdaun jarum & kayu berdaun lebar.
SIFAT SIFAT UMUM KAYU Kayu berasal dari berbagai jenis yang mempunyai sifat -sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat kayu tersebut meliputi sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat kimia. Akan tetapi ada beberapa sifat umum yang dimiliki semua jenis kayu, yaitu: (a) Semua batang pohon memilik pertumbuhan dan pengaturan vertikal, sifat pertumbuhan dan pengaturan simetri radial. (b) Kayu tersusun dari sel-sel, setiap dinding selnya tersusun dari senyawa karbihydrat yaitu lignin. (c) Kayu mempunyai sifat yang berlainan pada arah tangensial, arah radial maupun arah axial, yang sering disebut dengan anisotropik kayu. (d) Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu mampu melepaskan dan menghisap air, sesuai dengan kelembaban dan suhu lingkungannya. (e) Kayu dapat rusak oleh serangan serangga dan jamur. (f) Kayu memiliki sifat khas yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain. Sifat fisik kayu yang dimaksud adalah berat jenis, kelas kuat, kelas awet, dan penyusutan. Sifat mekanik atau keteguhan kayu merupakan salah satu sifat penting yang dapat dipakai untuk menentukan kegunaan suatu jenis kayu. Sifat kimia yang dimaksud adalah komponen utama kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif, dan abu. Selulosa merupakan bagian terbesar yang terdapat dalam kayu, yaitu berkisar antara 39 ² 55 %, kemudian lignin 18 ² 33 %, pentosan 21 ² 24 %, zat ekstraktif 2 ² 6 %, dan abu 0,2 ² 2 %.
BERAT JENIS Yang dimaksud berat jenis kayu adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air kesetimbangan kayu di sekitar (untuk Indonesia rata-rata 14 %). Nilai berat jenis kayu adalah nilai rata -ratanya, tetapi untuk memperoleh gambaran mengenai variasi berat jenis kayu dalam tiap jenis kayu , di antara tanda kurung dicantumkan juga nilai minimum dan maksimum empiris yang telah dilakukan pengamatan pada kayu tersebut. Misalnya : Berat jenis kayu Jati ditulis sebagai berikut : 0,6 7 ( 0,62 ² 0,75 ) Berat jenis kayu Durian ditulis sebagai berikut : 0,61 ( 0,63 ² 0,66 ) Berat jenis kayu Keruing ditulis sebagai berikut : 0,90 ( 0,84 ² 0,96 ) Berdasarkan berat jenisnya, ada beberapa istilah kelompok kayu, sebagai berikut:
(a) Ringan, bi la berat jenis kayu lebih kecil dari 0,60. (b) Sedang (agak berat), bila berat jenis antara 0,60 ² 0,75 (c) Berat, bila berat jenis antara 0,75 ² 0,90. (d) Sangat berat, bila berat jenis lebih besar dari 0,90. (e) Terapung, bila berat jenis lebih kecil dar i 1. (f) Melayang, bila berat jenis sama dengan 1. (g) Tenggelam, bila berat jenis lebih besar dari 1.
KELAS KUAT Sifat kelas kuat kayu ini adalah berbanding lurus dengan berat jenis kayu, maksudnya adalah kayu yang mempunyai berat jenis yang besar biasanya mempunyai kelas kuat yang besar pula. Keterangan mengenai kelas kuat kayu dicantumkan di belakang berat jenis kayu menggunakan angka Romawi. Kelas kuat kayu di Indonesia dikelompokan menjadi 5 kelas kayu yang ditetapkan menurut berat jenis kayu dengan metode klasifikasi sebagai berikut dalam tabel di bawah ini :
Keterangan berat jenis dan kelas kuat kayu dapat dituliskan sebagai berikut, misalnya untuk kayu jati : 0,67 ( 0,62 ² 0,75 ): II, apabila kelas kuat kayu cukup bervariasi maka penulisanny a sebagai berikut seperti contoh untuk kayu kapur :
D. aromatica 0,81 ( 0,63 ² 0,94 );II ² I D. fusca 0,84 ( 0,78 ² 0,90 );II D. lanceolata 0,74 ( 0,61 ² 1,01);II ² (I) D. beccarii 0,59 ( 0,60 ² 0,71);III ² II
KADAR AIR KAYU
Kayu mengandung air, banyaknya kandungan air sangat bervariasi dapat mencapai sampai 200% pada kondisi segar. Kadar air kayu didapat dari perbandingan jumlah air (berat) kayu kering udara dibanding berat kayu kering tanur, yang dinyatakan dalam prosen (%) dapat dinyatakan dengan rumus :
Selain dengan cara menimbang, kadar air kayu dapat diukur dengan menggunakan alat ukur kadar air kayu (Hydrometer, MC meter). Tahapan proses evaporasi pada kayu dapat diuraikan sebagai berikut : (a) Kayu Basah, semua rongga pori dan dinding sel kayu penuh dengan kandungan air. Kadar air dapat mencapai 200%. (b) Kayu Setelah Penebangan, setelah kayu ditebang, zat air tidak dapat masuk lagi. Dinding sel kayu tetap penuh dengan air, sedangkan air dalam rongga sel sebagian berkurang. Besarnya kandungan air masih berkisar di atas 35% ² 70%.
(c) Titik Jenuh Serat, air bebas pada rongga pori-pori kayu telah keluar semuanya. Kandungan air pada dinding sel tetap. Akadar air berkisar antara 25% ² 30%. (d) Kering Udara/Titik Keseimbangan Kadar Air, pada saat ini, kayu menyesuaikan diri dengan udara se kitarnya, sehingga kandungan air dalam dinding sel mulai terevaporasi keluar. Bentuk dimensi kayu mulai berubah, kadar air kayu antara 12% ² 20% (e) Kering Tanur, pada rongga pori dan dinding sel tidak mengandung air lagi. Berat kayu tidak dapat turun lebih lanjut. Kadar air kayu 0%.
PENYUSUTAN KAYU Penyusutan atau kembang susut kayu mempunyai arah tertentu karena adanya perbedaan struktur pori-pori kayu atau trakeida pada kayu yang berdaun jarum. Pada umumnya terdapat 3 arah pengembangan/penyusutan utama pada kayu, yaitu : (a) Penyusutan arah Tangensial , penyusutan searah dengan arah lingkaran tahun, besarnya penyusutan berkisar 4,3% ² 14%. (b) Penyusutan arah Radial , penyusutan searah dengan jar-jari kayu atau memotong tegak lurus lingkaran tahun, besarnya penyusutan berkisar 2,1% ² 8,5%. (c) Penyusutan arah Axial, penyusutan searah dengan panjang kayu, besarnya penyusutan berkisar antara 0,1% ² 0,3%. Sumber : Martno, Budi, 2008, Teknik Perkayuan Jilid 1 untuk SMK oleh Budi Martono, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 43 ² 52.
View more...
Comments