Pengenalan Alat Ukur Diameter Dan Tinggi Pohon

March 25, 2019 | Author: Maryam Jamilah Lubis | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pengenalan alat ukur...

Description

PENGENALAN ALAT UKUR DIAMETER DAN TINGGI POHON

PENGENALAN ALAT UKUR DIAMETER DAN TINGGI POHON

(Laporan Praktikum Biometrika hutan)

Oleh Imam Nur Muchlas 1414151044

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang kehutanan dan pengelolaan kayu pengukuran tinggi dan diameter kayu merupakan hal yang sangat perlu dilakukan, karena kita dapat mengetahui atau menduga  potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas pohon tertentu. Dalam memperoleh data  pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keakuratan data-data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka kemungkinan semakin baik pula hasil pengukuran yang akan kita didapatkan. Begitu  pula dengan kemampuan para pengamat dalam mengukur, semakin s emakin baik dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik juga data yang diperoleh. Pendugaan suatu komunitas pohon dilakukan dengan melakukan pengukuran pada tinggi  pohon dan diameternya dari komunitas pohon yang akan diukur tersebut. Tinggi pohon dan diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting p enting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan. Data tinggi dan diameter bukan hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas  bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume  pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan penebangan, perkiraan hasil pengolahan kayu dan dapat digunakan untuk mengetahui struktur suatu t egakan hutan. Pengukuran tinggi dan diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda juga. Dengan demikian, perbedaan relatif dari keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga dapat diketahui pula kelebihan dan kekurangan alat tertentu, dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan suatu alat yang akan kita gunakan, maka akan memungkinkan kita untuk mengurangi kemungkinan kesalahan saat pengukuran. B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pengukuran tinggi dan diameter pohon antara lain yaitu: 1. Untuk mengetahui jenis alat-alat pengukur tinggi dan diameter pohon. 2. Untuk mengetahui cara pengukuran dengan menggunakan alat pengukuran tinggi dan diameter pohon. 3. Mengetahui perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari alat-alat pengukuran tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan merupakan pertambahan dimensi dari satu atau lebih individu dalam suatu tegakan hutan pada periode waktu tertentu. (Husch et al.1972); (Vanclay 1994). Setiap pohon mengalami dua bentuk pertumbuhan yang berbeda, yaitu pertumbuhan vertikal atau tinggi dan pertumbuhan horizontal atau diameter. Pertumbuhan tinggi dan diameter menyebabkan terjadinya perubahan ukuran dan bentuk pohon yang pada gilirannya sangat menentukan dalam pendugaan volume pohon maupun tegakan. Pengembangan metode  pendugaan potensi hutan, termasuk di dalamnya pendugaan model hubungan antara karakteristik individual pohon seperti tinggi dan diameter telah banyak dilakukan. Berbagai fungsi yang menyatakan hubungan tinggi dan diameter telah banyak dipelajari dan diteliti. (Husch et al.1972); (Huang et al. 2000);( Newton dan Amponsah 2007); Adame, et al. (2008). Meskipun demikian, penelitian-penelitian tentang pertumbuhan dan hubungan antara karakteristik pohon masih terus dilakukan karena tidak ada satupun model atau formula yang sesuai untuk semua jenis pohon. Selain itu, pertumbuhan suatu pohon dipengaruhi oleh kemampuan genetiknya dalam berinteraksi dengan faktor lingkungan seperti iklim, tanah dan topografi serta kemampuan berkompetisi dalam memperoleh makanan dan ruang tumbuh. Jadi setiap jenis atau kelompok jenis pohon dapat mempunyai pertumbuhan dan ukuran  batang yang berbeda sebagai akibat dari interaksi faktor-faktor tersebut (Husch et al.1972); (Huang et al. 2000).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: CH meter, Haga meter, Clinometer, Garpu  pohon, Pita meter, Beter lich, Bitmore stick dan caliper. Bahan yang digunakan yaitu: Beberapa jenis pohon yang berada di arborethum fakultas  pertanian dan sekitar UNILA.

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum Pengenalan alat ukur tinggi dan diameter  pohon ini yaitu: 1. Mengamati bentuk dan macam  – macam macam alat yang digunakan dalam pengukuran diameter serta tingi pohon. 2. Mencari cara penggunaan serta keteranganya, dan Menggambar alat yang digunakan.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamata Pengamatan n

Adapun hasil pengamatan alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat ukur tinggi dan diameter pohon yaitu: a. Alat ukur tingi pohon:

1. Cristen Hypsometer. 2. Haga Meter. 3. Clinometer. b. Alat ukur diameter pohon:

1. Garpu pohon. 2. Pita meter. 3. Biter lich. 4. Bitmore Stick  5. Caliper. B. Pembahasan

a.

Cristen Hypsometer.

Cristen Hypsometer, atau yang biasa dikenal dengan sebutan CH meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi suatu pohon, dalam penggunaanya Chmeter dibantu dengan sebuah galah, antara CH dan galah harus mempunyai skala yang sama. Cara  penggunaan alat CH meter yaitu: 1.

Samakan skala pada CH meter dan galah.

2. Pasangkan galah sejajar dengan batang pohon.

3. Ukur dengan CH, lihat pada siku dalam, lihat samai pas antara pangkal pohon dengan ujung tajuk. 4. Lihat ujung galah dan lihat sekala yang bertepatan dengan titik ujung galah. 5. Catat hasil pengamatan pada tally sheet.  b. Haga meter Haga meter merupakan alat yang dgunaka untuk mengukur mengukur tinggi pohon dengan praktis, haga meter merupakan alat yang sudah berbasis moderen. Cara penggunaan alat ini yaitu: 1. Pegang haga meter tepat pada pemegangnya. 2. Buka terlebih dahulu tombol pengunci pada bagian atas pemegang. 3. Mundur sekitar 15 meter dari pohon. 4. Bidik pangkal pohon dan catat skalanya, kemudian bidik pada bagian ujung pohon dan catat hasilnya. 5. Hitung data dengan menggunakan rumus pengunaan alah haga meter. c.

Clinometer

Clino meter adalah alat yang digunakan untukmengukur kemiringan atau elevasi dari sebuah objek atau benda dengan prinsip trigonometri. Cara menggunakan alat clinometer shunto yaitu: 1. Letakkan ujung klinometer (titik A) tepat didepan mata. 2. Arahkan ujung lainya pada ujung benda (titik E) 3. Ukur jarak titik A ke benang penunjuk sudut (titik B) 4. Ukur jarak pangkal benang penunjuk sudut C ke titi k B 5. Ukur jarak pengamat dengan benda yang akan diukur ketinggianya. Titik FG. 6. Tinggi pengamat AF=DG. 7. Hitung dengan menggunakan rumus dan catat hasilnya. d. Garpu pohon Garpu pohon adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon atau diameter  batang pohon dengan prinsip pengukuran diameter pohon yang relatif masih kecil. Cara menggunakan alat ini yaitu: 1. Pilih pohon yang akan diukur diameternya. 2. Ambil garpu pohon, dan japitkan pada pohon yang akan diamati. 3. Lihat angka pada skala, dan catat hasil dari pengamatan tersebut. Kelebihan penggunaan alat ini adalah praktis dan lebih cepat dalam pengukuran serta mudah untuk dibawa. Kekuranganya yaitu hanya untuk mengukur diameter saja. e.

Pita meter

Pita meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter batang pohon dengan prinsip pengukuran langsung pada batang dengan pita bersekala. Cara penggunaan alat ini yaitu:

1. Siapkan pita meter serta pohon yang akan diukur diameternya. 2. Lilitkan pita meter pada batang setinggi dada. 3. Lihat skala pada pita meter. 4. Hitung dengan menggunakan rumus mencari diameter lingkaran. Kelebihan pita meter adalah harga alat yang murah serta dalam pengukuran tanpa harus repot membawa peralatan tambahan. f.

Biterlich stick 

Merupakan suatu alat mengukur luas bidang dasar tegakan, namun alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter secara tidak langsung. Cara penggunaan alat ini yaitu: 1. Tentukan BAF alat dengan rumus 2500 x lebar celah atau panjang tongkat. 2. Kemudian bidik batang pohon yang akan diukurhingga lebar batang sesuai dengan c elah B. 3. Ukur antara jarak dengan pengukur. 4. Hitung diameter dengan rumus BAF = 2500 x diameter. Kekurangan alat ini adalah terlalu rumit dalam pengukuran dan rumus mencari diameter  pohon. g. Bitmore stick  Bitmore stick adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang dengan cara yang sangat mudah, yaitu dengan cara: 1. Himpitkan sisi angka 0 bitmore pada satu sisi pohon. 2. Kemudian pada jarak selebar S lihat batas sisi pohon disebelahnya dan himpitkan dengan skala diameter pada alat. Kelebianya dapat mengetahui ukuran diameter batang dengan langsung tanpa menggunakan rumus yang rumit. h. caliper pohon caliper pohon adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang dengan prinsip apitan pada batang pohon, biasanya digunakan untuk mengukur batang yang berdiameter kecil. Cara menggunakan alat ini yait: 1. himpitkan kaki kaliper pada batang pohon yang akan diukur. 2. Kemudian himpitkan kembali pada permukaan batang yang lain ya. 3. Jumlahkan dan setelah itu dibagi 2 sehingga diperoleh diameter rata-rata batang pohon. Kelebihanya mudah dipakai, kekuranganya hanya dapat digunakan untuk mengukur diameter  pohon yang kecil karena skala pada alat yang terbatas.

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1 1. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang antara lain yaitu, garpu pohon,  pita meter, biterlich stick, bitmore stick, dan caliper pohon. Sedangkan alat yang digunakan untuk engukur tingi pohon yaitu, christen meter CH, haga meter, serta Clinometer jenis suntho. 2 2. Cara menggunakan alat pengukuran tinggi dan diameter pohon berbeda- beda tergantung ketentuan serta rumus-rumus yang digunakan pada setiap alat. 3 3. Perbedaan dari alat yang digunakan untuk mengukur tinggi dan diameter pohon adalah dari segi kegunaan dan dari segi cara pemakaian alat yang harus tepat fungsi, karena setiap alat mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Adame, P., del Río, M., and Cañellas, I. 2008.  A mixed nonlinear height-diameter model for  pyrenean oak (Quercus pyrenaica Willd.). Forest Willd.). Forest Ecology and Management  Management  256,  256, 88-98. Huang, S., Price, D., and Titus, S.J. 2000.  Development of ecoregion-based height-diameter models for white spruce in boreal forests. Forest Ecology and Management  129, Management  129, 125-141. Husch, B., Miller, C.I. and Beers, T.W. 1972.  Forest Mensuration. Second Edition. Edition. The  The Ronald Press Company. New York. Husch B, Beers T, Kershaw JA. 2003. Fores 2003.  Fores Mensuration. New Mensuration. New Jersey. Jhon wiley and Son.  Newton, P. F., and Amponsah, I. G. 2007. Comparative evaluation of five height-diameter models developed for black spruce and jack pine stand-types in terms of goodness-of-fit, lackof-fit and predictive ability. Forest Ecology and Management  247,  247, 149-166. Tim dosen. 2007. Modul 2007.  Modul Praktikum Inventarisasi Sumberdaya Hutan. Hutan.Bogor.IPB. Bogor.IPB. Vanclay, J.K. 1994. Modelling 1994.  Modelling Forest Growth and Yield, Applications to Mixed Tropical  Forests.. CAB INTERNATIONAL, Wallingford. UK.  Forests

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF