October 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Download Pengembangkan Literasi Digital Pada Warga Negara M...
Jurnal Jurn al Pendid Pendidikan ikan Ilm Ilmu-Ilm u-Ilmu u Sosial 10 (1) (2018): 11-20
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/inde http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis x.php/jupiis
Pengembangkan Literasi Digital Warga Negara dalam Pembelajaran PPKnpada melalui Model VCT Muda Benaziria* Program Prog ram Studi Pendidika Pendidikan n Pancasila Pancasila dan Kewargan Kewarganegar egaraan, aan, Program Program Pascasarj Pascasarjana ana Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Diterima Pebruari 2018; Disetujui April 2018; 2018 ; Dipublikasikan Juni 2018
Abstrak Delapan puluh persen dari 30 juta anak dan remaja Indonesia menggunakan internet dan media digital. Pola prilaku anak dan remaja dalam menggunakan internet cenderung memberikan informasi pribadi mereka pada media digital, sejumlah besar anak dan remaja di Indonesia terekspos konten pornografi, secara sengaja, ataupun tidak sengaja, minimnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital yang dilakukan oleh anak juga mendorong terjadi “penyimpangan” penggunaan internet, prilaku perundungan (bully), dan mudahnya mudahnya mengeluarkan kata-kata makian pada laman media sosial di internet, menunjukkan menunjukkan telah terjadi degradasi moral terhadap anak dan remaja, r emaja, penggunaan media digital dan internet juga mendorong timbulnya kejahatan cyber. PPKn merupakan mata pelajaran yang diamanahkan membetuk dan mengembangkan karakter warganegara berdasarkan nilai-nilai pancasila, termaksud juga karakater “melek” digital (literasi digital) kepada peserta didik. Tujuan penulisan artikel i ni adalah memberikan memberikan alternatif mo model del pembelajaran ya yang ng dapat diterapkan ol oleh eh guru PPKn untu untuk k menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi digital kepada peserta didik, sehingga terbentuk etika digital dalam penggunaan media digital dan internet. Penulisan artikel ini menggunakan metode metode studi pustaka. Simpulannya Guru PPKn memiliki memiliki peran strategis dalam membentuk dan mengembangkan literasi digital pada pesrta didik sebagai warga negara muda. Melalui model pembelajaran VCT (value clarification tehnique) guru PPKn dapat mengembangkan budaya literasi digital kepada peserta didik secara efektif. Kata Kunc Kuncii: Kewarganegaraan digital, digital, Literasi digital, PPKn, VCT VCT..
Abstract Eighty percent of Indonesia's 30 million children and adolescents use the internet and digital media. Patterns of behavior of children and adolescents in using the internet tend to provide their personal information on digital media, a large number of children and adolescents in Indonesia exposed pornographic content, intentionally, or unintentionally, the lack of parental supervision of digital activities conducted by children also encourage the " irregularities "of internet use, bullying, and the ease of removing insulting words on social media pages on the internet, indicating that there has been moral degradation degradation of children and adolescents, the use of digital media media and the internet has also encouraged cyber crime. PP PPKn Kn is a subject that is mandated to develop and develop citizenship character based on Pancasila values, as well as digital literacy characters (lectures) to learners. The purpose of writing this article is to provide an alternative model of learning that can be applied by teachers PPKn to grow and develop a digital literacy culture to learners, so that digital ethics is formed in the use of digital media and internet. Writing this article using literature study method. Conclusion PPKn teachers have a strategic role in shaping and developing digital literacy in pesrta students as young citizens. Through the VCT learning model (value clarification tehnique) PPKn teachers can develop the digital literacy culture to learners effectively. Keywords: Digital Citizenship, Digital Literacy, PPKn, VCT.
How to Cite: Benazar Benazaria. ia. (2018 (2018). ). Pengembangkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelajaran PPKn melalui Model VCT , Jurnal Pendidikan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10 (1 (1): ): 11 11-2 -20. 0. *Corresponding author:
ISSN 2085-482X 2085-482X (Prin (Print) t)
E-mail: sibenachoiri@
[email protected] gmail.com
ISSN 2407-7429 (Online)
11
Benazaria, Pengemba Pengembangkan ngkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelaja Pembelajaran ran PPKn melalui Model
dengan alamat rumah, alamat sekolah, no telp, pada
PENDAHULUAN Saat ini literasi digital sangat penting untuk
media digital dan internet yang mereka gunakan.
Maraknya
Data selanjutnya orang tua di Indonesia
penggunaan internet dan media digital di kalangan
merupakan imigran dalam dunia digital, data
anak
kominfo menginformasikan bahwa orang orang tua
diterapkan
kepada
dan
pesera
remaja,
serta
didik.
mudahnyanya
akses
internet yang dapat dilakukan melalui handphone
sedikit
menimbulkan dampak negatif pada kalangan anak
menguasi media digital, sehingga pengawasan
dan remaja
orang tua terhadap penggunaan media digital dan
di Indonesia. Anak
dan remaja
ketinggalan
dalam
menggunakan
dan
menggunakan media digital dengan pengawasan
akses intenet yang dilakukan oleh anak dan remaja cenderung minim. Minimnya pengawasan orang
orang
tua terhadap akses internet yang dilakukan oleh
Indonesia
melakukan
tua
yang
akses
minim,
interner
sehingga
dan
minimnya
pengawasan orang tua terhadap penggunaan media
anak
dan remaja
menyebabkan anak
secara
digital oleh anak akan menimbulkan dampak
langsung dan tidak langsung terpapar konten-
negatIif yang mengarah pada prilaku negatif,
konten negatif seperti pornografi dan pornoaksi
karena tidak semua informasi yang tersebar pada
yang sengaja diakses, maupun tidak sengaja diakses
media digital dan internet layak untuk dikonsumsi
yang muncul dalam bentuk iklan. Berdas Ber dasark arkan an hasi hasill riset Komi Kominfo nfo tersebu tersebut t
oleh anak dan remaja Indonesia. Anak dan remaja Indonesia rawan sekali terpapar dengan konten-
penggunaan media digital telah menjadi bagian
konten negatif, seperti porno aksi dan pornogarfi
yang tak tak terp terpisahkan isahkan dari aktivitas aktivitas sehari- hari
yang tersebar pada internet. Tidak hanya itu saja
anak dan remaja Indonesia. Penggunaan media
timbul prilaku mencaci dan memaki pada anak-dan
digital dan akses internet yang dilakukan oleh anak
remaja Indonesia yang dilakuakn melalui media sosial. Anak dan remaja Indonesia cenderung
dan remaja Indonesia Indonesia yang disertai disertai oleh minim minimnya nya pengawasan orang tua akan menimbuklan dampak
mencontoh apa yang mereka lihat pada media
negatif
digital dan informasi yang mereka peroleh melalui
kenakalan-kenalan remaja akibat informasi yang
interenet.
diperoleh melalui media digital dan internet yang
terhadap
prilaku
remaja.
Timbulnya
Berdasarkan data Kominfo kurang lebih ada
tidak layak dikonsumsi oleh anak dan remaja akan
30 juta anak dan remaja Indonesia aktif dalam
mendorong munculnya prilaku menyimpang pada
menggunakan internet dan media digital sebagai
anak dan remaja seperti tindakan perundungan
alat komunikasi. Rata-rata media yang mereka
(bullying), budaya mencaci dan memaki yang sering
gunakan untuk mengakses internet adalah personal
dilakukan melalui media internet khususnya media
komputer, laptop, dan smartphone.
sosial, seperti facebook, instagram, instagram, dll, prilaku Indonesia
kekerasan yang sengaja disebarkan melalui media
menggunakan internet karena didorong oleh tiga
sosial interent. Prilaku sex bebas akibat membuka
hal, pertama sebagai media hiburan, kedua sebagai media komunikasi dengan teman, dan ketiga
konten negatif tanpa pengawasan orang tua, tindakan plagiat tindakan terhadp hasil karya seseorang. plagiat terhadp
mencari informasi yang berkaitan dengan tugas
Prilaku-prilaku negatif akibat penggunaan
sekolah. sekola h. Peneliti Penelitian an Kominfo Kominfo tterhad erhadap ap an anak ak dan
media digital dan internet tersebut perlu segera
remaja Indonesia yang berumur 9-19 tahun di
diwaspadai dan ditindaklanjuti dengan segera.
seluruh
bahwa
Lemahnya pengawasan orang tua yang disebakan
penggunaan media sosial dan media digital pada
orang tua yang minim dalam menguasai teknologi
anak dan remaja Indonesia menjadi bagian yang tak
digital,
terpisahkan dari aktivitas sehari-hari anak-anak
mengatasi dampak negatif tersebut.
Motivasi
anak
Indonesia
dan
remaja
mengemukakan
maka
diperlukam
upaya-upaya
untuk
kom kominf info o
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menyatakan menyat akan 98% anak-anak dan remaja Indonesia Indonesia
mengatasi dampak negatif dari penggunaan media
ta tahu hu tent tentang ang int inter erne nett dan se seba bany nyak ak 79,5 79,5 % anak anak
digital dan internet salah satunya adalah melalui
dan remaja remaja Indonesia Indonesia adalah adalah pengguna pengguna internet. internet.
mata pelajaran PPKn di sekolah. Melalui mata
Selain itu penelitian kominfo juga menyatakan
pelajaran PPKn guru dapat menumbuhkan dan
bahwa
mengembang literasi digital pada peserta didik.
dan
rem remaja aja
Indone Indonesia. sia.
rat-rata
anak
Hasil Hasil
dan
stud studii
remaja
Indonesia
Literasi
member mem berika ikan n inf inform ormasi asi pribad pribadii yang ber berkai kaitan tan 12
digital
ini
meliputi
meningkatkan
Jurnal Jurn al Pendidi Pendidikan kan Ilm Ilmu-Ilm u-Ilmu u Sosial 10 (1) (2018): 11-20
serta
cross curriculer, yaitu PKn diajarkan melalaui
menumbuhkan kesadaran akan penggunaan media
semua mata pelajaran. pelajaran. Dalam sistem pendidikan di
digital dan interenet. Sehingga muncul etika digital
Hongkong Hongk ong pendekatan pendekatan PKn PKn menggunaka menggunakan n istilah istilah
dalam penggunaan media digital dan internet.
pendidikan moral.
pengetahuan
dan
keterampilan,
berperan
Cogan (1998) mengemukakan pendidikan
menumbuhkan menum buhkan etika digita digitall pada peserta peserta didik didik
kewarganegaraan merupakan pendidikan yang
sebagai
meliputi
menyiapkan menyi apkan generasi generasi m muda uda untuk menjadi menjadi warga
pemahaman peserta didik tentang penggunaan
negara yang memiliki identitas kebangsan dan
media digital secara positif dan bertanggung jawab, dan bagaimana cara berkomunikasi secara daring
memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjalankan hak dan
dengan aman. PPKn dapat efektif digunakan
kewajibannya sebagai warganegara dalam konteks
seba sebaga gaii
berbangsa dan bernegara. Budimasyah (2010) juga
PPKn
mata
pelajaran
warganegara
me medi dia a
yang
muda
un untu tuk k
yang
menu menumb mbuh uhka kan n
dan dan
mengembangkan literasi digita pada peserta didik,
mengemukakan
jika guru menggunakan dan menerapkan model
prakteknya dipahami sebagai mata pelajaran yang
pembelajaran
proses
memfokuskan pada pembentukan warga negara
pembelajaran PPKn di sekolah. Ketika terjadi
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
fenomena
hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
yang
lemahnya
tepat
dalam
pengawasan
orang
tua
PPKn
di
Indonesia
dalam
terhadap terh adap pen penggunaan ggunaan media di digital gital dan dan internet internet
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang dilakukan oleh anak dan remaja, maka
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
lembaga pendidikan melalui guru harus segera
PPKn memiliki misi untuk mendidik warganegara
mengatasi
cara
yang cerdas dan baik ((smart smart and good citizen). citizen).
menanamkan , menumbuhkan dan mengembangkan “melek” literasi digital kepada
Senada pendapat yang telah diuraikan selumnya, Winaputra (2016) mengemukakan PPKn
peserta didik dan mata pelajaran yang tepat
merupakan wahana pendidikan karakter yang
digunakan
memiliki
kelemahan
dalam
kewarganegaraan
tersebut,
dengan
menumbuhkan digital
(digital (digital
karakter
visi
dan
mengembangkan
citizenship) citizenship)
misi
yang
komptensi
utuh,
yaitu
kewarganegaraan
yang mencakup pengetahuan kewarganegaraan
tersebut adalah melalui PPKn.
(civic knowledge), knowledge), karakter kewarganegaraan (civic ( civic dispositions)) keterampilan kewarganegaraan (civic dispositions ( civic
PEMBAHASAN Pendidikan
Pancasila
dan
skills), skills),
Kewarnegaraan
kompetensi
competence),, competence)
(PPKn)
kewarganegaraan
((civic civic
kepercayaan diri atau keteguhan
kewarga negara (civic (civic confidence) confidence) dan komitmen
Pendidikan kewarganegaraan (civic (civic atau dikenal d dengan engan citizenship education) di Indonesia dikenal
warganegara
istilah
Pendidikan
konseptual dan ditinjau dari aspek psikologis,
Kewarganegaraan di beberapa negara di dunia memiliki pendekatan yang berbeda-beda.
pedagogis, dan sosial-kultural. PKKn berujuan untuk membentuk dan mewujudkan warga negara
Pendekatan PKn dalam sistem pendidikan yang
muda
diterapkan oleh negara-negara di dunia dapat
kebangsaan dan cinta tanah air yang sesuai dengan
melalui
nilai-nilai
PPKn.
Penerapan
pembelajarn crosscurriculer
yaitu
((civic civic
). committment ).
Secara
(peserta didik) untuk memiliki rasa Pancasila,
kaidah
UUD
1945,
dan
komitmen Bhinneka Tunggal Ika.
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sejarah, ilmu sosial (social (social studies) studies) atau sebagai subjek mata
Menurut Winaputra (2016) secara idiil dan
pelajaran yang terpisah atau atau saparate saparate (ICCS, 2013:
secara konsep instrumental, PPKn secara utuh
20). Dalam sistem pendidikan Indonesia, PPKn
memiliki
merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri
filsafat,
(saparate ), sedangkan di beberapa negara eropa saparate),
keseluruhan tuntutan psikopedagogis dan sosial-
dan amerika utara PKn terintegrasi dengan mata
kultural
pelajaran IPS atau dikenal dengan sebutan social
pembudayaan Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka
vis dan misi yang mengintegrasikan nilai,
dan
warga
moral negara
Pancasila dalam
dengan konteks
Tunggal Ika, dan NKRI. studies, sedangkan beberapa negara lainnnya seperti Austria penerapan PKn dilakukan melalui
Zandonella (ICCS, 2013) mengemukakan PKn merupakan 13
prasyarat
untuk
mengembangkan
Benazaria, Pengemba Pengembangkan ngkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelaja Pembelajaran ran PPKn melalui Model
individu
dan
masyarakat
keseluruhan
terhadap karakter peserta didik. Kedua faktor
dalam
menghadapi kompleksitas dalam bidang kehidupan
inilah
PKn
dalam
karakter peserta didik selama berada di sekolah.
kasadaran
Kinerja guru PPKn menjadi contoh nyata mengenai
berdemokrasi. PKn (civic PKn (civic and citizenship education) education)
siapa yang dapat dijadikan model oleh para peserta
bertujuan
didik. Kedua hal ini digabungkan akan membentuk
secara
proaktif
menghadapi
dan
berkontribusi
menumbuhkan
mengajarkan
nilai-nilai
umum
penentu
pembentukan
Senada dengan hasil penlitian tersebut,
keadilan, dan kesadaran akan lingkungan alam. Franck tujuan
menjadi
karakter positif pada peserta didik.
kemanusiaan, solidaritas, toleransi, kedamaian, Groof dan mengemukakan
yang
Bischoff (2016) juga mengemukakan bahwa sekolah sekol ah berfungsi berfungsi sebagai tempat peserta didik
(ICCS, 2013) pendidikan
kewarganegaraan adalah membentuk setiap anak
untuk melatih peserta didika dalam berpartispasi,
muda menjadi orang yang berpikir dan bertindak
sehingga
secara
untuk
warganegara yang partisipatifmasa dan sekolah
pada
juga berperan sebagai tempat untuk tindakan
memperlengkapi orang muda dengan sejumlah
konsekuensial. Berdasarkan beberpa terori dan
keterampilan dasar yang memungkinkan mereka
hasil has il
berpartisipasi dalam cara yang konstruktif dan
pendidikan
Indonesia
kritis dalam kehidupan sosial.
merupakan
mata
demokratis.
kewarganegaraan
Menurut
Pendidikan
akibatnya
Branson
berfokus
(1998)
dimasa
peneli penelitia tian n
depan
PKn PKn
atau atau
akan
dala dalam m
disebut
pelajaran
terwujud
kurik kurikulu ulum m
dengan yang
PPKn
bertujuan
membentuk karakter pada warganegara, serta
Pendidikan dengan
mewujudkan warganegara yang partisipatif dan
perkembangan dan penguatan karakter peserta
berpikir kritis oleh sebab itu penyajian mata
didik. Pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan kewarganegaraan dapat
pelajaran PPKn disekolah memiliki pengaruh pada pembentukan karakter peserta didik, sehingga guru
berjalan
pendidikan
yang mengampu mata pelajaran PPKn harus
pendidikan
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran
memberi
yang tepat, yaitu strategi pembelajaran yang salah
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
satunya didasari oleh tujuan pembelajaran yang
karakter-karakter
ingin dicapai.
Kewarganegaraan
memiliki
efektif
jika
hubungan
institusi
menerapkan
program
kewarganegaraan
dengan publik
cara dan
pribadi
yang
Salah
yang
harus
cenderung mendorong tumbuhnya karakter yang
dikembangkan guru PPKn pada adalah
peserta
dibutuhkan untuk berpartisipasi secara efektif.
didik
Maka untuk mengembangkan peserta didik guru
membentuk
PKn memerlukan strategi yang tepat. Strategi
citizenship). Kewaganegaraan digital merupakan citizenship).
pembelajaran yang dipilih dan digunakan harus
karater warganegara yang melek akan literasi
berdasarkan dicapai.
akan
digital, yaitu bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media digital dan internet. Untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Silvia, dkk
menumbuhkan dan mengembangkan literasi digital
dii diingin nginkan kan.. Kegia Kegiatan tan pembe pembelaj lajaran aran seper seperti ti ini
(2013) secara
tujuan
pembelajaran
mengemukakan signifikan
pengembangkan
mata
ini
karakter
adalah
literasi
kewarganegraan
digital digital
untuk ( digital (digital
PPKn
pada peserta didik, maka guru PPKn harus memilih
mempengaruhi
dan menggunakan menggunakan strategi yang tepat dalam prose prosess
pelajaran
dapat
karakter
yang
saat
satu
peserta
pembelajaran PPKn.
didik.
Pembelajaran PPKn yang dilakukan secara tidak
Lestari (2016) mengemukakan implementasi
baik, mempengaruhi peserta didik didik dalam
pembentukan karakter kewarganegaraan dapat
menerapkan
dilakukan
karkater-karakter
baik.
Dari
melalui
dua
cara,
yaitu
pertama,
penelitian tersebut disimpulkan bahwa cara guru
pembentukan karakter kewarganegaraan melalui
menyajikan PPKn dalam proses pembelajaran di
pengajaran langsung ((direct direct teaching). teaching). Kedua,
kelas
pembentukan karakter kewarganegaraan melalui
mempengaruhi
perkembangan
karakter
pengajaran tidak langsung (indirect langsung (indirect teaching). teaching).
peserta didik. Penelitian yang juga dilakukan oleh Nugroho (2015) diperoleh hasil bahwa kinerja guru dan iklim belajar berpengaruh dan berdampak positif 14
Jurnal Jurn al Pendidi Pendidikan kan Ilm Ilmu-Ilm u-Ilmu u Sosial 10 (1) (2018): 11-20
Pengembangkan
Literasi
Digital
(Digital (Digital
informasi yang tidak dapat dikenali dan dengan
Literacy ) untuk Mewujudkan Kewaragnegeraan
mudah digunakan yaitu melalaui web dan mesin
Digital
telusur yang memberi semua informasi secara
a. Li Lite tera rasi si D Dig igit ital al ((Digital Digital Literacy ) Sekarang ini keahlian melek digital (digital (digital
muda,
literacy) adalah salah satu keterampilan penting
informasi inform asi dari interne internet. t. Literasi Literasi d digital igital adalah
bagi siswa. Beradasrkan beberapa riset terhadap
kemampuan dan kompetensi yang menunjukkan,
pengunaan media digital dan internet pada anak
menemukan, mengevaluasi, dan menerima atau
dan remaja Indonesia, cenderung memberikan efek negatif pada prilaku anak dan remaja, karena
menolak informasi pada penggunaan media digital
minimnya
pengawasan
orang
tua
sehingga
menemukan,
kita
dapat
membuat
dengan
dan
mudah
menggunakan
dan internet (Fieldhouse dan Nicholas, 2008: 49).
terhadap
Alkalai (2004) mengemukakan literasi digital
penggunaan media digital dan internet memicu
bu buka kan n
timbulnya prilaku yang mengarah pada degradasi
menggunakan
moral anak dan remaja Indonesia.tidak semua
mengoperasikan perangkat digital saja, melainkan
informasi pada media digital dan internet layak
literasi digital adalah mencakup berbagai macam
dikonsumsi oleh anak dan remaja.
keterampilan
Oleh karena
hany hanya a
se seba bata tass
ke kema mamp mpua uan n
perangkat
kognitif,
untu untuk k
lunak
motor,
atau
sosiologis,
dan
guru, terutama guru PPKn memiliki peran dalam
emosional
mengembangkan literasi digital pada peserta didik.
pengguna agar dapat berfungsi secara efektif pada
Konsep dan istilah literasi digital yang
li ling ngku kung ngan an
yang
kompleks,
dig digit ital al..
yang
kont kontek ekss
dibutuhkan
in inii
me melip liput utii
sekarang umum digunakan, diperkenalkan oleh
membangun pengetahuan dari navigasi nonlinear,
Paul Gilster. Gilster mengemukakan keaksaraan
hypertextual ; mengevaluasi kualitas dan keabsahan
digital digit al atau atau literasi literasi digital digital didefinisik didefinisikan an seba sebagai gai kemampuan untuk memahami dan menggunakan
informasi; dan memiliki pemahaman matang dan realistis tentang peraturan yang berlaku di dunia
informasi
maya.
dalam
berbagai
format
dengan
penekanan pada pemikiran kritis bukan saja hanya keterampilan
dalam
penguasaan
Etika digital sebagai bagian dari literasi
teknologi
digital harus ditanamkan kepada
peserta didik,
informasi dan komunikasi. Literasi digital perlu
peserta didik harus harus memiliki etika dan
dikembangkan
memiliki
pada
peserta
didik
guna
menghadapi tantangan abad dua satu.
karakter
tanggung
jawab
dalam
komunitas online komunitas online guna menghindari kegiatan yang
Calvani, dan Cartelli mengemukakan literasi
berdampak
negatif
baik
bagi
masyarakat
digital merupakan keterampilan, pengetahuan dan
tradisional maupun online (seperti pembajakan ).
dan etika dalam menggunakan media digital dan
para guru dapat memberikan tingkat keterampilan
internet. Martin menggambarkan seseorang yang
dan pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih tinggi
paham pah am litera literasi si digita digitall adal adalah ah seseor seseorang ang yang yang
mengenai bagaimana mengungkapkan gagasan dan
memiliki
kemampuan
untuk
mengidentifikasi,
mengakses,
mengelola,
mengintegrasikan,
opini secara online, online, mengevaluasi informasi, dan membua memb uatt ko kont nten en online. Dari beberpa pendapat
mengevaluasi,
menganalisis
dan
mensintesis
yang telah dikemukana penulis menyimpulkan
sumber daya digital. Martin (2008) menyimpulkan
literasi digital berkaitan dengan etika digital,
bahwa lite literasi rasi digital digital dapat dapat dipaham dipahamii pada tiga
literasi digital merupakan kompetensi yang dimiliki
aspek, yaitu kompetensi digital, penggunaan digital
seseorang dalam menggunakan media digital dan
dan transformasi digital (Chan,dkk, 2017: 2).
internet. Literasi digital adalah etika seseorang
Konsep literasi digital merupakan rentang
yang dilandasi oleh norma-norma yang ada dalam
yang sangat luas, mulai dari keterampilan dan
menggunakan media digital secara bertanggung
kompetensi yang spesifik hingga kesadaran dan
jawab, kemampuan menyaring, memilah infromasi,
perspektif
dan cenderung mengkases konten postif dalam
yang
agak
umum.
Perkembangan
internet dan tumbuhnya mesin pencari google,
penggunaan media digital dan internet.
serta jejaring sosial telah mendorong bentuk
b. Kewarg Kewargan anega egaraa raan n Digital Digital ((Digital Digital Citizenship)) Citizenship Sehubungan dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi yang sangat pesat,
literasi yang dibutuhkan untuk saat ini, yaitu literasi digital. (Bawden, 2001:219). Revolusi digital
telah
mengubah
perilaku
pencarian 15
Benazaria, Pengemba Pengembangkan ngkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelaja Pembelajaran ran PPKn melalui Model
dan berpotensi untuk disalahgunakan, seperti
psikologis di dunia digital, kedelapan, hak dan
menyebarkan berita-berita hoax, berita-berita hoax, membuat konten
tanggung jawab digital. Sifat kewarganegaraan
negatif,
sebagai
dan
kejahatan cyber lainnya,
diperlukan
kebijakan
untuk
maka
mengelola,
dasar
untuk
mengembangkan
kewarganegaraan
digital.
Kewarganegaraan
perilaku
didefinisikan sebagai keadaan menjadi warga
warganegara dalam menggunakan media digital
masyarakat suatu komunitas sosial, politik atau
dan
berupa
nasional tertentu. Sementara kewarganegaraan
mengembangkan
dan
interent.
mengendalikan
Kebijakan
tersebut
membentuk
kewarganegaraan
(digital (digital
membawa hak dan tanggung jawab, mendefinisikan
citizenship) citizenship)
kebijakan kewarganegaraan digital
hak-hak dan tanggung jawab tersebut bervariasi
digital
sepanjang waktu dan di komunitas tertentu.
dengan pendekatan melek digital atau literasi digital.
Kebijakan
komprehensif
ini
harus
dengan
disusun
menggunakan
Kewarganegaraan
secara moral
dan
yang
membutuhkan
tinggi,
sama
halnya
prinsip dengan
memanfaatkan peran penting lemaga pendidikan.
kewarganegaraan digital. Kewarganegaraan dgital
Pendidikan berperan dalam mempersiapkan warga
membutuhkan prinsip moral untuk bekerja secara
digital. Pembentukan kewarganegaraan digitl dapat
efektif dalam masyarakat global yang berjejaring,
dilakukan melalaui PPKn.
berdasar waktu dan wilayah geografis yang multi-
Choi
(2016)
kewarganegaraan
digital
budaya.
mengemukakan ((digital digital
Kewarganegaraan
penyeimbangan
citizenship)) citizenship
pemberdayaan
mensyaratkan dan
tanggung
sebagai etika. Kewarganegaraan digital sebagai
jawab pribadi dengan kesejahteraan masyarakat.
etika
menggunaka
Kebaikan individu dan kebaikan masyarakat harus
internet dengan tepat, aman, etis, dan bertanggung
berada dalam keadaan seimbang. Tantangan dalam
jawab dalam Kewarganegaraan
komunitas digital adalah memastikan keseimbangan yang efektif. Komunitas digital
mengacu
pada
bagaimana
kegiatan dunia internet. digital menunjukkan mengakses,
membutuhkan partisipasi dan peran masyarakat
mengevaluasi
untuk mempersiapkan kaum muda (warga negara
informasi dan berkomunikasi dengan orang lain
muda) untuk berpartisipasi dalam komunitas ini
secara online seperti bagaimana menilai informasi,
dengan cara yang berarti, bertanggung jawab dan
membaca membac a dan menulis menulis secara secara kritis pada me media dia
pedul.
Untuk
mewujudkan
online,, dan mengekspresikan diri mereka secara online
digital,
maka
lembaga
online. Kewarganegaraan digital menyoroti fakta
peranan penting dalam mewujudkan hal tersebut,
bahwa perilaku online yang bertanggung jawab dan
lembaga pendidikan terutama guru, memiliki peran
aman harus menjadi topik serius dalam pendidikan.
strategi
Penggunaan teknologi dan Internet yang aman,
mengembangkan literasi digital peserta didik
bertanggung jawab, dan etis; kesadaran digital; dan
sebagai warga negara muda agar bijak dan kritis
tanggung jawab dan hak digital merupakan kriteria kewarganegaraan digital.
dalam menggunakan media digital dan internet (Alberta, 2012).
kemampuan menggunakan,
seseorang membuat,
Kewarnegaraan
untuk dan
digital
menurut
ISTE
Ribble
dalam
(2007)
kewarganegaraan
pendidikan
memiliki
menumbuhkan
mengemukakan
dan
karakter
(Alberta, 2012) meliputi: pertama, warga negara
kewarganegaraan digital merupakan salah satu
yang memiliki akses digital (partisipasi eletronik
standar penitng yang harus guru tanamkan dan
penuh), kedua, komunikasi digital, ketiga, ketiga, literasi
kembangkan
digital, yaitu proses belajar mengajar tentang
kewarganegaraan digital juga perlu ditambahkan
teknologi dan penggunaan teknologi, keempat teknologi, keempat etika etika
ke
digital, yaitu standar prilaku dalam menggunakan
dimasukan menjadi salah satu bagian studi sosial
meda digital dan internet), kelima, kelima, digital Law ,
untuk mempromosikan kewarganegaraan digital
yaitu tanggung jawab atas tindakan dan perbuatan
yang aktif. Karakter kewarganegaraan digital, dapat
menggunakan
keamanan
memasukkan isu kewarganegaraan digital ke dalam
digital, yaitu tindakan pencegahan elektronik untuk
tema yang relevan, seperti kedalam mata pelajaran
melindungi peserta didik, kelompok masyarakat,
“Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat",
organisasi dan warganegara)\, ketujuh, ketujuh, digital
dan "Cita-Cita dan Praktik Kewarganegaraan"
elektronika, keenam, keenam,
health and wellness wellness,, yaitu kesehatan fisik dan 16
dalam
kepada
peserta
kurikulum
didik.
pendidikan,
Konsep seperti
Jurnal Jurn al Pendidi Pendidikan kan Ilm Ilmu-Ilm u-Ilmu u Sosial 10 (1) (2018): 11-20
mendefinisikan
Berdasarakan beberapa teori yang telah
kembali
cara
mentransfer,
dipaparkan, menurut penulis kewarganegaraan
mengelolah dan menerima informasi pada media
digital dalam ruang lingkup Indonesia sebagai
digital
negara
multikultural
kewarganegaraan
digital
ditanamkan dan dikembangkan dalam penggunaan
perlu
diwujudkan.
Kewarganegaarn
digital
media digital dan internet.
dan
internet.
Tilaar
memiliki ciri masyarata yang melek digital atau
Literasi
(1998)
digital
perlu
mengemukakan
dalam
memiliki kecakapan literasi digital. Penanaman dan
kurikulum pendidikan nasional, Pendidikan Nilai
pengembangan karakter literasi digital sangat
cenderung
penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan.
Pendidikan nilai dirangkum ke dalam bentuk-
Literasi digital dapat mencegah tindakan-tindakan
bentuk pelajaran formal baik itu merupakan
menyimpang, seperti cyber crime, membuka situs
pelajaran pancasila, mata pelajaran, PMP, mata
porno, menjaring berita-berita hoax yang dapat
pelajaran
menimbulkan disintegrasi bangsa, cacia-maki di
penataran dalam rangka peningkatan penghayatan
dunia
dan pengamalan pancasila. Menurut Kerr (1999)
maya,
dll.
Salah
satu
ciri
dari
menjadi
sejarah
suatu
nasional
atau civic
kegiatan
formal.
serta
berbagai
secara
luas
kewarganegaraan digital adalah literasi digital
Citizenship
(melek digital), keadaan dimana warganegara tidak
ditafsirkan proses
hanya menguasai penggunaan media digital dan
melalui sekolah, pengajaran dan pembelajaran yang
internet saja, melainkan memiliki etika digital,
bertujuan untuk mempersiapkan orang muda
berpikir kritis, bertanggung jawab, mengetahui dan
untuk berperan, berpartisipasi dan bertanggung
taat pada norma-norma yang berlaku. Maka dari itu
jawab sebagai warga negara.
education
pendidikan yang
dilakukan
lembaga pendidikan, melalui guru, terutama guru
Berdasarkan teori yang telah dikemukan
PPKn memiliki peran penting dalam meumbuhkan dan mengembangak literasi digital, sehingga
sebelumnya, Guru PPKn berperan penting dalam menanamkan dan menumbuhkan kecakapan
kewarganegaraan digital dapat terwujud.
literasi digital kepada peserta didik melalui mata pelajaran PPKn. Kecapakan literasi digital dapat
Strategi Guru PPKn dalam Mengembangkan
disisipkan
Literasi Digital Warga Negara Muda Melalui
(Kompetensi Dasar) mata pelajaran PPKn, terutama
Model Pembelajaran VCT Pembelajaran VCT
untuk kelas menengah, yaitu SMP dan SMA. PPKn sebagai mata pelajaran yang bermuatan nilai dan
Guru, terutama guru PPKn memiliki posisi dan
peran
strategi
dalam
oleh guru PPKn pada semua KD
bertujuan
mewjudkan
membentuk
warganegara
yang
dapat
berkarakter, maka guru PPKn harus memilih dan
mendidik peserta didik untuk menjadi warga
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat,
digital yang bertanggung jawab, berpengetahuan
agar penginternalisasian kecakapan literasi digital
luas, dan aktif di tingkat lokal, nasional, dan global.
peserta
Berdasarakn riset Kementerian Berdasarakn Kementerian Komunikasi Komunikasi dan Informa Informatik tika a ( Imaw Imawan, an, 2014, 2014, 79-82) 79-82) men menunj unjukk ukkan an
dilakukan, sehingga kewargnaegraan digital dapat terwujud. Salah satu strategi yang dapat digunakan
hasil penetrasi media di Indonesia ditempati oleh
oleh
ponsel sebagai sebagai posisi posisi tertinggi, tertinggi, yakni 104%), lalu lalu
kecakapan literasi digital pada peserta didik adalah
diikuti oleh televisi (95%), smartphone (67%),
menerapkan
radio (47%), surat kabar (25%), internet (24%),
Clariffcation Tehnique atau teknik klarifikasi nilai.
kewarganegaraan
digital.
Guru
PPKn
didik
guru
dapat
PPKn
maksimal
dalam
model
dan
optimal
mengintegrasikan
pembelajaran Value
Djahiri (1985) mengemukakan VCT sangat
dan maja majalah lah ((13% 13%). ). Ser Serta ta 415 sura suratt kab kabar ar ha haria rian, n, 495 majalah, dan 257 tabloid. Riset terkini mungkin mungkin
efektif
internet, karena adanya koneksi internet yang lebih
nilai kepada peserta didik. Kelebihan yang dimiliki
baik
informasi.
oleh VCT oleh adalah : 1) VCT 1) VCT Mampu Mampu menanamkan dan VCT adalah
Penggunaan internet secara dominan dikonsumsi
mengembangkan nilai moral kepada siswa, 2) VCT
oleh
112).
Memungkinkan siswa untuk mengklarifikasi dan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis
menggali lebih banyak informasi dari bahan
menyimpulkan fenomena perkembangan media
pembelajaran, sehingga guru dapat menjelaskan
digital digit al dan dan internet internet yang pe pesar sar harus harus diirin diiringin gin
secara lebih rinci mengenai nilai moral, 3) gur yang
dengan
menerapkan
memungkinkan kelas menengah
peningkatkan
penyebaran
(Lakstian, 2016:
kesadaran
kita
untuk 17
diterapkan untuk menginternalisasikan
model
pembelajaran
dapat
Benazaria, Pengemba Pengembangkan ngkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelaja Pembelajaran ran PPKn melalui Model
mengklarifi mengkl arifikasi kasi dan mengevaluasi mengevaluasi kualitas kualitas nilai nilai
menumbuhkan, mengembangkan dan memperbaiki
moral peserta didik, 4) VCT 4) VCT mendorong, mendorong, melibatkan
karakter peserta didik (Khairunisa, 2017)
dan
membimbing
perserta
didik
Berdasarakan beberapa penelitian mengenai
untuk
mengembangkan potensi, terutama yang berkaitan
VCT ,
dengan
pembelajaran VCT sa san ngat gat
perilaku
potensial
peserta
didik,
5)
maka
penulis
menyimpulkan coc cocok ok
model
da dan n
tep tepat at
memungkinkan guru dan peserta didik untuk
digunakan dan diterapkan oleh guru PPKn untuk
mengambil pelajaran dari kehidupan seseorang, 6)
menanamkan,
memungkinkan guru dan peserta didi untuk
mengembangkan kecakapan literasi digital pada
menghindari, meniadakan intervensi
nilai-nilai
peserta didik sebagai warga negara muda. Guru
menggabungkan
dapat menggunakan beberapa teknik yang terdapat
yang
tidak
dibutuhkan,
dan
menumbuhkan
model
berbagai nilai moral ke dalam sistem nilai dan
dalam
menjadi seseorang yang berkarakter, 7) memberi
pembelajaran, memiliki beberapa teknik yang
gambaran tentang nilai moral yang seharusnya
dapat disesuikan dengan krakteristik peserta didik.
diterima.
Djahiri
(1985)
pembelajaran
dan
mengemukakan
VCT,
model
teknik
model
Nuryanta dan Suyato (2016) mengemukakan
pembelajaran VCT, meliputi : pertama, pertama, metode
penerapan model pembelajaran VCT dalam PPKn
percontohan, kedua VCT menggunakan analisis
dapat meningkatkan karakter kewarganegaraan
nilai, yaitu reportase/liputan, analisis secara akura,
siswa. VCT membantu pesertad didik dalam
analisis tulisa dan cerita tidak selesai, ketiga VCT
mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri untuk
menggunakan daftar/matrix meliputi, yaitu daftar
meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai
baik bai k – buruk, buruk, dafta daftarr tin tingkat gkat uru urutan tan,, daftar daftar ska skala la
mereka
memperoleh
priorita, daftar gajala kontinum (terus menurus,
kejelasan/kemantapan nilai. Peserta didik menemukan nilai-nilai dapat memilih nilai yang di
daftar penilaian diri sendir, dan daftar membaca perkiraaan orang lain tentang diri kita, keempat
anggap baik untuk menentukan sikap terhadap
VCT menggunakan kartu keyakinan, diantaranya
suatu sua tu
VCT menggunakan wawancara VCT menggunakan
sendiri.
p pers ersoal oalan. an.
Peserta
didik
Ram Ramadan adanii
(2017 (2017::
64 64))
ju juga ga
mengemukakan penerapan model pembelajran VCT pembelajran VCT
yurisprudensi,
dapat meningkatkan solidaritas sosial. Hasil belajar
inkuiri nilai.
peserta
didik
yang
menerapkan
dan VCT menggunakan
teknik
model
pembelajaran VCT ketika proses pembelajaran
SIMPULAN
dikelas memiliki tingkat pengetahuan dan sikap
Degradasi moral akibat penyalagunan media
materialisme Nasionalisme dan Patriotisme yang
digital pada peserta didik kh khususnya ususnya
lebih baik daripada kelas yang tidak menerapkan
remaja
VCT. VCT dapat digunakan secara efektif untuk
segera diatasi. Berdasarkan beberapa kajian terori
memperbaiki sikap Nasionalisme dan Patriotisme
dan hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis
peserta didik. Senada
sebelumnya,
menyimpulkan bahwa teknik klarifikasi nilai terbukti terbu kti dapat menumbuh menumbuhkan, kan, dan meningkatk meningkatkan an
Dahliar (2017) mengemukakan penerapan model
karakter kewarganegaraan peserta didik. Oleh
pembelajran VCT dalam
karena
dengan
penelitian proses
pembelajaran
anak dan
merupakan permasalahan yang harus
itu,
guru
PPKn
disarankan
untuk
dikelas dapat menumbuhkan dan meningkatkan
menggunakan dan menerapkan teknik klarifikasi
karakter tanggung jawab peserta didik. Selain itu,
nilai
penerapan model pembelajaran pembelajaran VCT VCT meningktakan kepedulian sosial peserta didik. Peserta didik
pembelajaran dalam pembentukan karakter atau
menjadi lebih mengerti tentang materi sosial dan
digital
nilai sosial dan membuat pembelajaran lebih
menggunakan media digital dan internet, meliputi
bermakna. Model pembelajaran pembelajaran VCT VCT , peserta didik
bagaimana
menanamkan nilai kepedulian sosial melalui cara
internet dengan tepat, aman, etis, dan bertanggung
yang logis yang terjadi di lingkungan sekitar
jawab, serta menilai informasi, membaca dan
sebagai
alternative
penggunaan
metode
kecakapan literasi digital peserta didik. Literasi berkaitan dengan etika menggunakan
media
digital digital
dalam dan
mereka, sehingga menumbuhkan kepekaan sosial. Penerapan
model
menulis secara kritis pada media online. online. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran peran
pembelajaran VCT mampu
18
Jurnal Jurn al Pendidi Pendidikan kan Ilm Ilmu-Ilm u-Ilmu u Sosial 10 (1) (2018): 11-20
Biro Humas Kominfo. (2017). Riset Kominfo dan UNICEF
penting dalam membentuk karakter peserta didik, dan
guru
memiliki
peran
penting
mengenai perilaku anak dan remaja dalam menggunakan internet,
dalam
mengembangkan karakter pesertad didik, maka
https://www.kominfo.go.id/content/detail https://www.kominfo.go. id/content/detail/3834 /3834 /siaran-pers-no-17pihkom /siaran-per s-no-17pihkominfo22014-tentan info22014-tentanggriset-kominfo-dan-unicef-m riset-komin fo-dan-unicef-mengenai-per engenai-perilakuilaku-
darii itu seor dar seorang ang guru guru ditun dituntut tut unt untuk uk se selal lalu u mengembangakn dan berinovasi dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu orang tua harus
anak-dan-remaja-dalam-menggunakaninternet/0/siaran_pers. (diakses 27 Desember
berperan secara aktif dalam mengawasi tumbuh kembang anaknya, jangan hanya menyerahkan pada sekolah saja, orang tua jangan terlalu permisif terhadap penggunaan gadget oleh eh an anak ak-- da dan n gadget ol remaja. Orang tua harus melek digital, dan tidak boleh abai terhadap aktivitas anak terhadap media
2017) Bischoff, K. (2016). The civic effects of schools: Theory and empirics. Theory and Research in Education. 14, 91-106. Branson, S.M. (1998). The role of civic education. Amerika: Center for Civic Education.
digital. Penulis menyarankan untuk meningkatkan
Budimansyah, D. (2010). Tantangan globalisasi terhadap pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah
kompetensi profesionalitas guru, maka lembaga berwenang terutama kementrian pendidikan harus mengadakan workshop mengadakan workshop kepada para guru, agar guru
air di sekolah. Jurnal Penel Penelitian itian Pendidikan, 11, 816.
dapat paham mengenai media digital dan internet,
Chan,, K.S Chan K.S.B. .B. Ch Church urchill,D ill,D.. & Chi Chiu, u, F.K F.K.T. .T. (20 (2017). 17). Digital Digital
dan untuk para orang tua diadakan penyuluhan-
literacy learning in higher education through digital storytelling approach. Journal of
penyuluhan melalui lembaga berwenang mengenai
International Education Research, 13, 1-16. International Choi, M, (2016). A concept analysis of digital citizenship
mengenai pentingnya literasi digital supaya orang tua, dapat melek digital dan dapat mengawasi penggunaaan media digital pada anak. Sehingga prilaku menyimpang akibat penggunakan media
for democratic citizenship education in the internet inter net age. theo theory ry & rresea esearch rch in socia sociall education, 00, 1–43. Cogan, J.J. (1998). Citizenship for the 21st century: an international perspective on education. London: Kogan Page. Creswell, J.W. (2010). Research Design: Qualitative,
digital yang salah dapat diminimalisirkan.
UCAPAN UCAPA N TERIMAKA TERIMAKASIH SIH Terimaksih
kepada
rekan
seperjuangan
Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 3th, terjemahan Achmad Achmad Fawaid, Yogyakarta Yogyakarta:: Pustaka Pelajar.
Prodi PPKn PPS UNY dan Rekan seperjuangan Emy Ramdhani untuk bantuannya, sehingga artikel ini dapat terwujud. Terima kasih untuk semua Dosen
Dahliar. (2017). the implementation of vct (value clarification technique) Modelin improving
PPKn PPS UNY atas bimbingan dan ilmunya
students’ responsibility character on environmentin Indonesia (a case study in state senior high schools in solok regency), Sumatra
DAFTAR PUSTAKA Alkalai & Eshet,Y. (2004). Digital literacy: a conceptual framework for survival skills in the digital era. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia 13(1),
Journal of Disaster, Geography and Geography Education,1, 293-297. Dewabroto, S.G. (2017). 98 Persen Anak dan Remaja Tahu Internet, https://kominfo.go.id/index.ph https://kom info.go.id/index.php/content/det p/content/detail/ ail/
93-106
Ambarita, T., (2017), Penerapan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn,
3836/98+Persen+Anak+dan+Remaja+Tah 3836/98+Persen+Anak+dan+ Remaja+Tahu+Inter u+Inter net/0/berita_satker. (diakses 27 Desember 2017)
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 3 (1): 43-47
Djahiri, A. K. (1985). Strategi pengajaran afektif-nilaimoral vct dan games games dalam vct. Bandung: FPIPS Djiwandono, I.P. (2015). Meneliti itu tidak sulit: Metodelogi penelitian sosial dan pendidikan.
Bawden, D. (2001). Information and digital literacies: a review of concepts. Journal of Documentation, 57(2), 218–259 Biro Humas Kominfo. (2017). Kominfo Dorong Anakanak Remaja gunakan internet untuk membantu pendidikan, https://kominfo.go.id/conte https://komin fo.go.id/content/detail/3835/k nt/detail/3835/komi omi
Yogyakarta: Deepublish. Education. A. (2012). Digital Citizenship Policy Development Guide. Kanada: Alberta Education School Technology Branch.
nfo-dorong-anak-anak-remaja-gunakan-internetuntuk-membantu-pendidikan untuk-mem bantu-pendidikan/0/berita_s /0/berita_satker. atker. (diakses 27 Desember 2017)
Faizah, (2017), Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Mata Pelajaran PKn, Anthropos:
19
Benazaria, Pengemba Pengembangkan ngkan Literasi Digital pada Warga Negara Muda dalam Pembelaja Pembelajaran ran PPKn melalui Model
Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 3 (1): 55-
Perangin-angin,
R.B.B.,
(2017).
Pengembangan
60. Fieldhouse, M. & Nicholas, D. (2008). Digital Literacy as
Pembelajaran PPKn Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Kompetensi Civic Skill
Information Savvy: The Road to Information Literacy. International Association for the Evaluation of
Mahasiswa
Pendidikan Ilmu-Ilmu Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (2): 151-160 Ramadani, D. (2017). The Effectiveness of Bung Tomo’s
Educational Achievement (IEA). (2013). ICCS, 2009 Encyclopedia approache approachess to civic and
Biography Module Based on VCT in Historical Learning to Improve the Value of Patriotism.
citizenship education Netherland: Multicopy.
around
the
world.
Jurusan
PPKn
UNIMED,
Jurnal
American International Journal of Social Science, 6, 60-65. Ribble, M. & Bailey, G. (2007). Digital citizenships in
International Society for Technolo International Technology gy in Education (ISTE). (2007). standards for teachers. Retrieved from
scholls. Washington: ISTE.
http://www.iste.org/docs http://www. iste.org/docs/pdfs/2014_ISTE_S /pdfs/2014_ISTE_Stand tand
Silvia, R.M. Suntoro, I. & Nurmalisa,Y. (2013). Pengaruh pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
ards-T_PDF.pdf Kerr, D. (1999). Citizenship education in the curriculum: an international review. The School Field Vol. 10.
terhadap aplikasi nilai karakter siswa di SMAN 1 terbanggi besar kabupaten lampung tengah
No. ¾. Khairunisa, N. (2017). The Implementation of Value
tahun pelajaran 2012/2013. Demokrasi, Demokras i, 1, 1-12.
Clarification Technique (VCT) Learning Model to
Jurnal
Kultur
Improve Social Care Character in Social Science Learning. International Journal Pedagogy of Social
Tilaar, H.A.R. (1998). Beberapa agenda reformasi pendidikan nasiaonal dalam persektif abad 21. Magelang: Tera Indonesia.
Studies, 2, 1-5. Lakstian, V. (2016). The contributions contributions of literacy skil skills ls to
Suharyanto, A., (2013). Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap
national development. development. Leksema. 1, 11-118. Lestari, M. (2016). implementation of citizenship
Toleransi Antar Siswa, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1): 192-203
character formation by the study of civic education on senior high school in the district of Bantul. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum. 1-15. Nugraha, Nugr aha,Y. Y. & Sapri Sapriya. ya. (20 (2015), 15), Th The e influ influence ence civ civics ics
_____________., (2017), Pemahaman Siswa Tentang Konsep Demokrasi Dalam Pendidikan Kewarganegaraan, dalam Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 530-534. 530 -534.
teacher and learning atmosphere towards discipline development of students in junior high school karawang, Civicus: Jurnal Pendidikan
Suparlan, P. (2005). Sukubangsa dan hubungan antar sukubangsa. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.
Kewarganegaraan, 19: 87-99. Kewarganegaraan, Nuryanta & Suyato. (2016). The impact of the using of
Winaputra, S.U. (2016). Posisi akademik pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan muatan/mata
value clarification technique (vct) towards civic disposition building in civics subject for grade x of senior high school 1 piyungan. Jurnal Pendidikan
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) dalam konteks sistem pendidikan nasional.Jurnal Moral
Kewarganegaraan dan Hukum. 1.13.
Kemasyarakatan, Kemasyar akatan, 1, 15-36. Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
20