Pengembangan Dan Validasi Metode Analisis
January 2, 2019 | Author: gitayulianadewi | Category: N/A
Short Description
Metode Analisa...
Description
REVIEW PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS
1. PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN METODE ANALISIS
Pengembangan metode analisis biasanya didasarkan pada literature yang sudah ada menggunakan instrument yang sama atau yang hampir sama. Pengembangan metode biasanya membutuhkan pemilihan syarat-syarat met ode tertentu dan memutuskan jenis alat apa yang akan digunakan dan kenapa. Pada tahap pengembangan, keputusan keputusan terkait dengan pemilihan kolom, fase gerak, detector, dan metode kuantifikasi harus diperhatikan. Tujuan dari pengembangan metode analisis ini sendiri adalah untuk memperoleh metode analisis yang , Bebas galat, Memberikan informasi analitik yang baik (selektivitas, kecermatan, dan keseksamaan), Mudah dilakukan, dapat diinformasikan / dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, Murah dan cepat.
Ada beberapa alasan valid untuk mengembangkan suatu metode analisis baru, yaitu:
Tidak ada metode yang sesuai untuk analit tertentu dalam matriks sampel tertentu.
Metode yang ada terlalu banyak menimbulkan kesalahan atau metode yang sudah ada tidak reliable (presisi dan akurasinya rendah).
Metode yang sudah ada terlalu mahal, membutuhkan waktu banyak, membutuhkan banyak energi, atau tidak dapat diautomatisasikan.
Metode yang kurang memiliki spesifitas yang mencukupi pada sampel yang dituju.
Instrumentasi dan tekhnik yang lebih baru memberikan kesempatan untuk meningkatkan kinerja metode tersebut, yang meliput peningkatan identifikasi analit, peningkatan batas deteksi, serta akurasi dan presisi yang lebih baik.
Ada suatu kebutuhan untuk mengembangkan metode alternative, baik untuk alasan legal ataupun alasan saintific.
Ada 2 tahapan yang dilakukan untuk melakukan pengembangan metode analisis yaitu:
Perencanaan dan Pengembangan 1. Menentukan masalah analisis, berkaitan dg apa yang akan dilakukan (penentuan kualitatif, kuantitatif, / uji batas) 2. Mengumpulkan informasi berkaitan dengan masalah analisis. 3. Menyusun kriteria pemilihan metode. a) Kriteria numeria b) Kriteria ekonomis c) Kriteria kepraktisan 4. Pemilihan dan disain metode analisis berdasarkan informasi dan criteria
Design Percobaan dan Optimasi
2. VALIDASI METODE ANALISIS.
Validasi metode menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa met ode analisis bersifat akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analitik yang akan dianalisis. Secara singkat validasi merupakan aksi konfirmasi bahwa metode analisis yang akan digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Validasi merupakan suatu proses yang terdiri atas paling tidak 4 langkah nyata yaitu validasi perangkat lunak (software validation), validasi perangkat keras (hardware validation), validasi metode, dan kesesuaian sistem (system suitability). Proses validasi dimulai dengan perangkat lunak yang tervalidasi dan system yang terjamin, lalu metode yang divalidasi menggunakan sistem yang terjamin dikembangkan. Akhirnya, validasi total diperoleh dengan melakukan kesesuaian sistem. Masing-masing tahap dalam proses validasi ini merupakan suatu proses yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencapai kesuksesan validasi Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja para meter yang dilakukan tidak selengkap validasi.
Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan ferifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis karenanya suatu metode harus divalidasi ketika:
Metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu.
Metode yang sudah baku direvisi untuk menyusuaikan perkembangan atau ketika munculnya suatu problem yang mengarah bahwa metode baku tersebut harus direvisis.
Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah ber ubah seiring berjalannya waktu.
Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antara 2 metode Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi
metode analisis adalah sebagai berikut: 1.
Accuracy (Kecermatan)
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Accuracy dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi (s piked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method). Dalam kedua metode tersebut, recovery dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. Biasanya persyaratan untuk recovery adalah tidak boleh lebih dari 5%. 2.
Precision (keseksamaan)
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presicion diukur sebagai si mpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Biasanya analisis dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama.
3.
Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan. Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, sen yawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis s ampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. 4.
Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima. Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit. Perlakuan matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil analisis terhadap konsentrasi analit. 5.
Batas Deteksi ( Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi ( Limit of
Quatification) Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil
analit dalam sampel. Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak. a.
Batas deteksi (LoD) Karena k = 3, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka: LoD = (3 Sy/x)/ Sl
b.
Batas kuantitasi (LoQ) Karena k = 10, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka: LoQ = (10 Sy/x)/Sl Cara lain untuk menentukan batas deteksi dan kuantitasi adalah melalui
penentuan rasio S/N (signal to noise ratio). 6.
Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis. Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama. 7.
Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan kekuatan prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan komposisi organik fase gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 unit), dan perubahan temperatur kolom (± 2 – 3° C).
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Abdul. 2014, Valiadasi dan penjamin mutu, Metode Analisis kimia. Gadjah mada universty press. Yogyakarta. Gholib, Ibnu. 2008. Kimia Analisis Farmasi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
View more...
Comments