Pengelolaan Lahan Marginal

July 14, 2019 | Author: Azhar Fauzi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

dgfdg...

Description

PENGELOLAAN LAHAN MARGINAL I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Lahan Lahan atau tanah tanah merupa merupakan kan sumber sumberday dayaa alam fisik fisik yang yang mempun mempunyai yai perana peranan n  penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan a tau tanah diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kehutanan, pertambangan pertambangan dan sebagainya. sebagainya. Karena pentingny pentingnyaa peranan peranan lahan atau tanah dalam kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga jadi terbatas. Keadaan ini menyebabkan penggunaan tanah yang tumpang tindih, misalnya tanah sawah yang digunakan untuk perkebunan tebu, kolam ikan, atau penggembalaan ternak atau tanah hutan yang digunakan untuk perladangan atau pertanian lahan kering. Kesuburan tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena asupan nutrisi  bagi tanaman disediakan oleh tanah, salah satu penentu kesuburan tanah ini adalah  jenis lahannya. Perbedaan jenis lahan akan turut serta menentukan jumlah nutrisi yang ada di dalamnya. Salah satu jenis lahan ini adalah lahan kering. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99, juta hektar dan tersebar di Kalimantan, Sumatera, !aluku, Papua, Sulawesi, "awa dan #usa $enggara %Soebagyo,et al., &''() *idayat dan !ulyani, &''+, merupakan potensi yang sangat  besar untuk pembangunan pertanian. #amun produkti-itasnya umumnya umumnya rendah, kecuali sistem pertanian lahan kering dengan tanaman tahunan perkebunan. Pada usahatani lahan kering dengan tanaman pangan semusim, produkti-itas relatif rendah serta serta mengha menghadap dapii masala masalah h sosial sosial ekonom ekonomii sepert sepertii tekana tekanan n pendud penduduk uk yang yang terus terus mening meningkat kat dan masalah masalah biofisi biofisik k %Sukm %Sukmana ana,, /99(. /99(. Pengel Pengelola olaan an tanah tanah pada pada lahan lahan kering ini sangat penting terutama kesuburan tanahnya karena potensi luasannya yang sangat besar. B.Tujuan

$ulisan ini diharapkan mampu menyajikan pengetahuan tentang lahan kering serta  pengelolaan kesuburan tanah pada lahan kering sebagai bentuk upaya konser-asi pada lahan kering.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Pengertian Laan Kering

Istilah lahan kering digunakan oleh Kelompok Penelitian 0groekosistem %K1P0S, /92 sebagai padanan dry land . 3raiannya menyiratkan pengusahaan lahan secara tadah hujan. 3ntuk menghilangkan kerancuan penggunaan istilah lahan kering dan  pertanian lahan kering, perlu dibedakan pengertian yang didasarkan4 /.Keadaan iklim yang kering dalam arti istilah Inggris arid land   menurut salah satu takrifnya4 %a daerah dengan curah hujan tahunan kurang daripada &+' mm, %b daerah yang jumlah hujannya tidak mencukupi untuk menghidupi -egetasi sedikitpun, %c daerah yang jumlah hujannya tidak mencukupi untuk memapankan pertanian tanpa irigasi, atau %d daerah dengan jumlah e-aporasi potensial melebihi jumlah curahan %precipitation aktual %!onkhouse 5 Small, /962. &.Keadaan lahan yang berkaitan dengan pengatusan alamiah lancar %bukan rawa, dataran banjir, lahan dengan air tanah dangkal, dan lahan basa alamiah lain. 7.Lahan pertanaman yang diusahakan tanpa penggenangan. 3ntuk kondisi yang pertama dapat digunakan istilah 8daerah kering atau 8kawasan iklim kering. Sementara pada kondisi yang kedua dapat dipilih istilah lahan atasan %upland . Kondisi yang ketiga dapat diterapkan istilah 8lahan kering. "adi, pertanian lahan kering ialah pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan lahan garapan. !aka padi sawah dan perikanan kolam %air tawar dan tambak tidak termasuk, akan tetapi padi gogo, palawija, perumputan pakan, perkebunan dan pekarangan termasuk  pertanian lahan kering. Ini berarti bahwa irigasi tetap dapat diberikan, asal tidak dimaksudkan untuk menggenangi lahan B.Tana Mineral Ma!a" #an Pen$e%arann$a

$anah mineral masam banyak dijumpai di wilayah beriklim tropika basah, termasuk Indonesia. Luas areal tanah bereaksi asam seperti podsolik, ultisol, o:isols dan spodosol, masing;masing sekitar (6,+, /2,(, +,' dan +,( juta ha atau seluruhnya sekitar 6< dari luas total tanah di Indonesia %#ursyamsi et al, /99. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. =ila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan  bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation >* ; lebih tinggi dari ion * ?. $anah masam adalah tanah dengan p* rendah karena kandungan * ? yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion 0l 7? yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan * ?. @alarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kejenuhan ion 0l 7? tertentu, terdapat juga ion 0l;hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan -ariasi kemasaman tanah %Aulianti, &''6. $erdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kemasaman %reaksi tanah aktif dan potensial. Beaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Beaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari;hari. Beaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan %*anafiah, &''6. Selanjutnya dijelaskan juga oleh *anafiah %&''6 bahwa sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa. 0sam;asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah , merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah.

Bespirasi akar tanaman menghasilkan C'& yang akan membentuk * &C>7 dalam air. 0ir merupakan sumber lain dari sejumlah kecil ion * ?. "enis tanah masam diantaranya terdapat pada tanah ordo 3ltisol. 3ltisol dibentuk oleh  proses pelapukan dan pembentukan tanah yang sangat intensif karena berlangsung dalam lingkungan iklim tropika dan subtropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi dengan -egetasi klimaksnya hutan rimba. @alam lingkungan semacam ini reaksi hidrolisis dan asidolisis serta proses pelindian %leaching terpacu sangat cepat dan kuat. 0sidolisis berlangsung kuat karena air infiltrasi dan perkolasi mengambil C>& hasil mineralisasi bahan organik berupa serasah hutan dan hasil pernafasan akar tumbuhan hutan. Pelapukan masam tanah membebaskan basa dari mineral tanah secara cepat apabila didukung dengan daya lindi yang kuat maka akan terbentuk tanah yang miskin hara dan 0l, De, serta !n yang tinggi dapat meracuni tanaman. Persoalan akan bertambah berat jika bahan induk tanah sudah bersifat masam kondisi inilah yang dijumpai di Sumatera. $anah ultisol memiliki ciri;ciri sebagai berikut4 /. p* rendah &. Kejenuhan 0l, De dan!n tinggi 7. @aya jerap terhadap fosfat kuat (. Kejenuhan basa rendah ) kadar Cu rendah dalam tanah yang berasal dari bahan induk masam %feksil atau batuan pasir, En cukup namun terelu-iasi. +. Kadar bahan organik rendah dan kadar # rendah . @aya simpan air terbatas 6. Kedalaman efektif terbatas 2. @erajat agregasi rendah dan kemantapan agregat lemah baik pada lahan  berlereng maupun datar. 3ltisols %ultimus;selesai adalah tanah;tanah yang berwarna kuning merah dan telah mengalami pencucian yang sudah lanjut. @ikenal luas sebagai podsolik merah kuning. $anah;tanah ini mendominasi lahan kering di Sumatera, Kalimantan dan "awa. $otal luas adalah sekitar (+.69 juta ha atau &(.7 < dari lahan Indonesia dan menyebar di Kalimantan$imur %/'.'( juta ha, Irian"aya %6.& juta, Kalimantan=arat %+.6/ juta, Kalimantan $engah %(.2/ juta, dan Biau %&.&6 juta ha. $anah >:isols %o:ide, oksida adalah tanah;tanah yang telah mengalami pencucian yang intensif dan miskin hara, tinggi kandungan 0l dan De. Seperti halnya 3ltisols, mereka mendominasi lahan kering dengan intensitas curah hujan yang tinggi. $anah;tanah ini sudah tua. $otal luas tanah ini sekitar /(.// juta ha atau 6.+< dari total lahan Indonesia dan menyebar di Sumatera Selatan %&.2& juta ha, Irian "aya %&.(/ juta, Kalimantan $engah %&.'  juta, Kalimantan =arat %/.69 juta, "ambi %/./( juta, dan Lampung %/.'/ juta ha. Spodosol merupakan tanah mineral yang mempunyai horiFon spodik, suatu horiFon dalam dengan akumulasi bahan organic, dan oksidasi aluminium %0l dengan atau tanpa oksidasi besi %De.. @i Indonesia sendiri penyebaran endapan pasir dan batu  pasir kuarsa yang secara geologis sangat luas, terdapat di Kalimantan $engah, serta setempat;setempat di Kalimantan =arat dan Kalimantan $imur. @i pulau lain nampaknya tidak luas penyebaranya dan setempat G setempat terdapat di Sulawesi dan Sumatera. Landform G nya dimasukkan sebagai dataran tektonik. Lanscape luas tanah spodosol seluruhnya diperkirakan &,/ juta ha atau /,/ < wilayah dataran Indonesia. Penyebaranya paling luas terdapat di Kalimantan $engah sekitar /,+/ juta ha, kemudian di Kalimantan =arat ',(& juta dan Kalimantan $imur ',/+ juta ha. @i Sulawesi $engah, tengah, selatan dan tenggara dipearkirakan terdapat antara //;&+ ribu ha %*imatan, &''.

&.Tinjauan U"u" Ke!u%uran Tana

Sebagai sumberdaya alam untuk budidaya tanaman, tanah mempunyai dua fungsi, yaitu 4 %/ sebagai sumber penyedia unsur hara dan air, dan %& tempat akar  berjangkar. Salah satu atau kedua fungsi ini dapat menurun, bahkan hilang. *ilangnya fungsi inilah yang menyebabkan produkti-itas tanah menurun menjadi $anah !arginal. @engan demikian, $anah !arginal untuk budidaya tanaman merupakan tanah yang mempunyai sifat;sifat fisika, kimia, dan biologi yang tidak optimal untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. $anah !arginal dapat terbentuk secara alami dan antropogenik %ulah manusia. Secara alami %pengaruh lingkungan yang disebabkan proses pembentukan tanah terhambat atau tanah yang terbentuk tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman. !isalnya, bahan induk yang keras dan asam, kekurangan air, suhu yang dinginmembeku, tergenang dan akumulasi bahan gambut, fraksi tanah yang dihasilkan didominasi oleh pasir, pengaruh salinisasipenggaraman. $anah !arginal yang dimaksudkan adalah tanah yang terbentuk secara alami, bukan tanah yang menjadi marginal karena antropogenik. @ari /& ordo tanah di dunia %0lfisols, 0ndisols, 0ridisols, 1ntisols, Helisols, *istosols, Inceptisols, !ollisols, >:isols, Spodosols, 3ltisol, dan ertisols yang tergolong $anah !arginal antara lain adalah 4 0ridisols, 1ntisols, Helisols, *istosols, Inceptisols, dan 3ltisols. Secara antropogenik adalah karena ulah manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam yang tidak terkendali, sehingga terjadi kerusakan ekosistem. !isalnya, deforestasi dan degradasi hutan, eksploitasi deposit bahan tambang, terungkapnya unsur atau senyawa  beracun bagi tanaman, pengeringan ekstrem pada tanah gambut, serta kebakaran. @eforestasi dan degradasi hutan menyebabkan terjadinya erosi yang dipercepat dan  punahnya organisme yang berperan dalam pembentukan tanah . 0liran permukaan yang berasal dari curah hujan akan mengikis lapisan permukaan yang merupakan  bagian tersubur dari tanah. Draksi tanah yang dahulu diangkut adalah yang halus dan ringan yaitu liat dan humus. Kedua fraksi ini sangat berperan dalam menentukan kesuburan tanah, karena merupakan kompleks petukaran ion dan penahan unsur hara. @alam sedimen yang terangkut pada peristiwa erosi terdapat juga berbagai unsur hara dan bahan organik. >leh karena itu, tanah yang mengalami erosi akan menurun  produkti-itasnya menjadi tanah marginal yang kalau erosi selanjutnya tidak dikendalikan, tanah tersebut akan menjadi lahan kritis. Produkti-itas tanah merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tertentu suatu tanaman dibawah suatu sistem pengelolaan tanah tertentu. Suatu tanah atau lahan dapat menghasilkan suatu produk tanaman yang baik dan menguntungkan maka tanah dikatakan produktif. Produkti-itas tanah merupakan perwujudan dari faktor tanah dan non tanah yang mempengaruhi hasil tanaman. $anah produktif harus mempuyai kesuburan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. 0kan tetapi tanah subur tidak selalu berarti produktif. $anah subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan jenis tanaman dan teknik pengelolaan yang sesuai. Kesuburan tanah adalah kemampuan atau kualitas suatu tanah menyediakan unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa;senyawa yang dapat dimanfaatkan tanaman dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tertentu dengan didukung oleh faktor  pertumbuhan lainnya %Auwono dan Bosmarkam, &''2. $anah yang sehat akan memberikan sumbangan yang besar tehadap kualitas tanah. Kualitas tanah dapat sebagai sifat atau atribut inherent tanah yang dapat digambarkan dari sifat;sifat tanah atau hasil obser-asi tidak langsung, dan sebagai kemampuan

tanah untuk menampakkan fungsi;fungsi produkti-itas lingkungan dan kesehatan. Jinarso %&''+ menjelaskan bahwa pengukuran kualitas tanah merupakan dasar untuk penilaian keberlanjutan pengelolaan tanah yang dapat diandalkan untuk masa; masa yang akan datang, karena dapat dipakai sebagai alat untuk menilai pengaruh  pengelolaan lahan. III.PERMASALAHAN KESUBURAN TANAH

$anah masam di Indonesia memiliki ciri;ciri tekstur lempungan, struktur gumpal,  permeabilitas rendah, stabilitas agregat baik, p* rendah, KPK rendah, aras #, P, Ca, !g sangat rendah, -egetasi alami alang;alang %Imperata cylindrica dan hutan %*ardjowigeno, /997, fraksi lempung didominasi oleh mineral;mineral bermuatan terubahkan seperti kaolinit, gibsit dan atau goetit %Ismail et al., /997. $anah ini di Indonesia terbentuk di daerah yang bercurah hujan tinggi %&+'';7''' mm per tahun, topografi berombak hingga berbukit dengan ketinggian +';7+' mm di atas muka air laut, batuan induk granit, abu -ulkan atau andesit. Pengelolaan tanah;tanah mineral masam untuk kepentingan pertanian menghadapi kendala p* yang rendah, keracunan 0l, !n, danatau De, serta kekahatan unsur;unsur hara penting seperti #, P, Ca, dan atau !g dan !o . Lahan kering tergolong suboptimal karena tanahnya kurang subur, bereaksi masam, mengandung 0l, De, dan atau !n dalam jumlah tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. Lahan masam pada umumnya miskin bahan organik dan hara makro #, P, K, Ca, dan !g. 3saha  pertanian di tanah 3ltisol akan menghadapi sejumlah permasalahan.$anah 3ltisol umumnya mempunyai p* rendah yang menyebabkan kandungan 0l, De, dan !n terlarut tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. "enis tanah ini biasanya miskin unsur hara esensial makro seperti #, P, K, Ca, dan !g) unsur hara mikro En, !o, Cu, dan =, serta bahan organik . !eskipun secara umum tanah 3ltisol atau Podsolik !erah Kuning banyak mengandung 0l dapat ditukar %0l;dd %&';6'rganik.1disi 7 . Kanisus "akarta. Sinukaban, #. /99(. !embangun Pertanian !enjadi Lestari dengan Konser-asi. Daperta IP=. =ogor. Subandi. &''6. $eknologi Produksi dan Strategi Pengembangan. Iptek $anaman Pangan &%/ 4/& ;&+. Sukmana, S. /99(. =udidaya lahan kering ditinjau dari konser-asi tanah. Prosiding Penanganan Lahan Kering !arginal melalui Pola 3sahatani $erpadu di "ambi. Pusat Penelitian $anah dan 0groklimat, =ogor. *lm /2;&9. Subagyo, *., #. Suharta, dan 0.=. Siswanto. &'''. $anah;tanah pertanian di Indonesia. *al. &/; dalam Sumber @aya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian $anah dan 0groklimat, =ogor. $aufi,0., *. Kuntyastuti, Sudaryono,0.H.!anshuri, Suryantini, $riwardani, dan C. Prahoro. &''7. Perbaikan dan peningkatan efisiensi produksi kedelai di lahan

keringmasam. Laporan teknis =alai Penelitian$anaman Kacang;kacangan dan 3mbi; umbian %tidak dipublikasi. $im Peneliti Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. &''2. Pemanfaatan =iota $anah untuk keberlanjutan produkti-itas pertanian lahan kering masam. Pengembangan Ino-asi Pertanian /%&4/+6;/7. Auwono,#. J.&''. Pupuk *ayati . 3H!.Aogyakarta. Auwono #J dan Bosmarkam 0. &''2. Ilmu Kesuburan $anah. 1disi (. Aogyakarta.  pp &7 ;7&. Aulianti, #. &''6. Beaksi $anah ."urnal *ijau.&%+ 4 &7 G (7.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF