Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Digital Pada Proses Belajar Mengajar Mata Diklat Menerapkan Desain Eksterior Pada Bangunan

May 5, 2019 | Author: Acerry Movalino | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Proposal Penelitian...

Description

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA DIKLAT MENERAPKAN DESAIN EKSTERIOR PADA BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 GARUT

Diajukan untuk memenuhi pengajuan proposal skripsi pada mata kuliah Skripsi tahun akademik 2012 –  2012 –  2013  2013

Mahasiswa Acerry Movalino 0907333

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (S1) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang ini, Indonesia sebagai Negara berkembang dituntut untuk mengikuti arus globalisasi dunia. Masyarakat Indonesia dihadapkan dengan berbagai fasilitas yang selalu berkembang. Salah satunya adalah perkembangan teknologi yang semakin mudah dijumpai. Perkembangaj teknologi mengahsilakan berbagai macam fasilitas, kualitas dan manfaat yang ditawarkan oleh teknologi informasi, yang tujuannya untuk memudahkan segala aktivitas hidup manusia dalam melakukan pekerjaan dan mengakses berbagai informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini, akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap segala aspek kehidupan, mulai dari kegiatan perkantoran, hiburan, keagamaan dan  pendidikan.

Dalam segi dunia pendidikan kemajuan teknologi membawa dampak yang

sangat besar, baik dalam segi menyampaikan pelajaran untuk para pengajar dan pemahaman materi bagi peserta didik. Dibeberapa sekolah penggunaan media pembelajaran digital sudah menjadi sarana wajib bagi setiap sekolah. Adapun pengertian media pembelajaran digital adalah merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan internet, dan media jaringan komputer lainnya. Saran media pembelajaran digital yang bermutu dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti factor - faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar dilihat dari faktor eksternal penyelenggaraan pendidikan itu sendiri yaitu media pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran digital, sehingga judul dari penelitian ini adalah: Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Digital Pada Proses Belajar Mengajar Mata Diklat Menerapkan Desain Eksterior Pada Bangunan Di SMKN 2 Garut. Adapun alasan mengapa judul tersebut diambil karena sesuai dengan kondisi alternative pemilihan fasilitas media pembelajaran yang yang masih minim minim eksplorasi di SMK

 Negeri 1 Malangbong, khususnya media digital. Maksudnya; fasilitas telah tersedia namun  pemanfaatannya belum maksimal. Dengan adanya media pembelajaran digital, diharapkan siswa lebih berinteraktif untuk mengikuti proses kegiatan belajar dan pembelajaran mata diklat yakni Menerapkan Desain Eksterior Pada Bangunan. 1.2 Batasan Masalah

Peneliatian ini tidak terlepas dari batasan-batasan yang ada. Batasan Batasan Masalah ini  bertujuan agar penelitian tetap pada pokok penelitian dan tidak meluas dari jalur  penelitian. Batasan masalahnya adalah : 1. Faktor internal (Motivasi, minat, perhatian) 2. Faktor eksternal (Persepsi siswa terhadap cara mengajar guru, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa) 1.3 Rumusan Masalah

Rumusan ini ditetapkan dengan tujuan untuk memberikan arahan dalam penelitian dan menentukan metode yang akan digunakan dalam permasalahan penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.

Bagaimana penerapan konsep penggunaan media pembelajaran digital pada mata diklat menerapkan desain eksterior pada bangunan ?

2.

Bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran digital terhadap motivasi siswa dalam belajar ?

3.

Apa saja yang bisa diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran dengan media  pembelajaran digital ?

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran menerapkan desain eksterior pada bangunan dengan menggunakan konsep penggunaan media  pembelajaran digital.

2. Mengidentifikasi pengaruh penerapan media pembelajaran digital terhadap motivasi  belajar siswa pada mata pelajaran menerapkan desain eksterior pada bangunan. 3. Mengetahui hasil apa dan perubahan apa saja yang bisa diperoleh oleh siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran digital pada mata  pelajaran menerapkan desai eksterior pada bangunan. 1.5 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya : 1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan guru dapat memaksimalkan penggunaan media pembelajaran digital sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, memberikan kontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas pengajaran yang baik, serta berusaha menciptakan suasana yang nyamanan dalam proses kegiatan  pembelajaran. 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai media-media pembelajaran terutama media pembelajaran digital.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Belajar

Berikut adalah definisi belajar dari beberapa ahli : 1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang b erlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,  pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. 3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari  pengalaman. 4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru baru secara keseluruhan, sebagai sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 6. (Djamarah,

Syaiful

Bahri,

Psikologi

Belajar;

Rineka

Cipta;

1999)

Belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. 7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. 8. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning   mengemukakan bahwa:  Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time,

and which is not simply ascribable to process a groeth. groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling  berinteraksi. 9. Lester D. Crow and Alice Crow Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,  pengetahuan dan sikap. 10. Ngalim 10. Ngalim Purwanto (1992) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman. Berdasarkan analisi diatas penulis mendefinisikan, belajar adalah proses interaksi dengan lingkungan melalui suatu aktifitas untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang  baru dan menghasilkan motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan dan kebiasaan. 2.2 Definisi Media Pembelajaran

2.2.1 Definisi Media Berikut adalah definisi belajar dari beberapa ahli : 1. Universitas Indonesia, Fakultas Sastra. Media merupakan alat teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan; dengan kata lain, media merupakan alat komunikasi 2. Grossberg. Media merupakan institusi yang difungsikan untuk mengembangkan kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah, yakni kepada publik dan institusi lainnya termasuk pemerintah 3. Bambang Purwanto. Media merupakan keristalisasi pemikiran manusia yang terus  bertahan melampaui waktu kehidupan individual - yang menciptakan gambaran individu 4. Turner. Media adalah agen dan tempat pertarungan wacana dan ideologi berlangsung 5. Sr. Maria Assumpta. Media adalah sebagai suatu alat dimana otak sebuah kaum menanamkan ideologinya dalam wacana yang ekmudian diproduksi oleh media, dan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat

6. Firsan Nova. Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam komunikasi antar manusia 7. Schram. Media adalah tekhnologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, jadi media adalah perluasan dari guru 8. Briggs (1970) Media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar Berdasarkan analisi diatas penulis mendefinisikan, media adalah alat u ntuk menyampaikan  pesan untuk suatu keperluan kepada masyarakat. Dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat, dapat berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat  bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –  Ke – 20 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audiovisual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Yusufhadi Miarso (2004:458): Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas  proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan dikemuka kan Nana Sudjana S udjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) tentang pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut: 

Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.



Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh  para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.



Metode

pengajaran

akan

lebih

bervariasi,

tidak

semata-mata

komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. 

Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian

guru,

tetapi

juga

aktivitas

lain

seperti

mengamati,

melakukan,

mendemonstrasikan, dan lain-lain. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang fikiran,  perasaan, perhatian, dan kemauan kemau an siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang efektif dan efisien. Pada proses belajar mengajar guru harus mempunyai keahlian dalam menggunakan  berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang disampaikan akan tersalurkan dengan baik  pula. 2.3 Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan menurut, McKnow ( Sihkabuden, 2005:19 ) media terdiri dari fungsi yaitu 1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis. 2. Membangkitkan motivasi belajar 3. Memperjelas penyajian pesan dan informasi. 4. Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu.

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. 1. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk  berkonsentrasi kepada isi pelajaran. 2. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika  belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. 3. Berdasarkan fungsi kognitif, penggunaan media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. 4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal). Rowntree ( Sihkabuden, 2005: 19) mengemukakan enam fungsi media, yaitu: 1. Membangkitkan motivasi belajar 2. Mengulang apa yang telah dipelajari 3. Menyediakan stimulus belajar 4. Mengaktifkan respon murid 5. Memberikan umpan balik dengan segera 6. Menggalakkan latihan yang serasi

Dalam Sadiman ( 2005:17) secara umum media pendidikan mempunyai fungsi sebagai  berkut : Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal 1. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

2. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. 3. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan  pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan di tentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar brlakang lingkungan guru dengan siswa  berbeda.

Masalah

ini

dapat

diatasi

dengan

media

pendidikan,

yaitu

dengan

kemampuannya dalam : 

Memberikan perangasangan yang sama



Mempersamakan pengalaman



Menimbulkan persepsi yang sama

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan fungsi media dalam pembelajaran secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Memperjelas penyajian materi (pesan) dalam bentuk visualisasi yang jelas sehingga  pesan tidak terlalu bersifat verbalistis. verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3. Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi kongkret 4. Memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa untuk belajar sec ara aktif 5. Dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 2.4 Macam  –  Macam  Macam Media Pembelajaran

Gearlach dan Elly, dalam bukunya yang berjudul "Teaching and Media", menggolonglan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari : 1. Benda Sesungguhnya, benda sebenarnya termasuk dalam katagoei ini meliputi : orang, kejadian, objek atau benda. 2. Presentasi Verbal, presentasi verbal yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip, transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan lain sebagainya

3. Presentasi Grafis, presentasi grafis, katagori ini meliputi : Chart, grafik, peta, diagram, lukisan/gambar

yang

sengaja

dibuat

untuk

mengkomunikasikan

suatu

ide,

ketrampilan/sikap. 4. Potret diam (Still picture), potret ini dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide, majalah dinding dan sebagainya. 5. Film (Motion picture), artinya jenis media yang diperoleh dari hasil pemotretan  benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan gambar (film animasi) 6. Rekaman suara (audio recorder), ialah bentuk media dengan menggunakan bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual. 7. Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma", yaitu infomasi verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya respon dari siswa. 8. Simulasi adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan dengan permainan (permainan simulasi) (Mahfud, 1986 : 46-47).

Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu : 1. Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan tempel, papan fanel, dan lainnya. 2. Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang penggunaannya tanpa  proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda sebenarnya, boneka, dan sebagainya. 3. Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara saja. Media ini  penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder. 4. Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip.

5. Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada prinsipnya sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio. 2.5 Media Pembelajaran Digital

2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran Digital Secara umum yang dimaksud dengan konsep pembelajaran digital adalah konsep  pengajaran

dan

pembelajaran

yang

menggunakan

rangkaian

elektronik

untuk

menyampaian isi materi yang diajarkan. Komputer, .internet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini. Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan media pembelajaran digital sebagai “…sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau  bimbingan.” Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan sebagai “k egiatan egiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.” Dari kutipan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian media  pembelajaran digital yakni : Merupakan suatu jenis media belajar berupa audio visual (suara dan gambar) yang dipergunakan dalam proses mengajar sehingga memungkinan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan lebih efektif dan mudah dimengerti. Adapun media yang dipergunakan seperti : internet, powerpoint dan media jaringan komputer lainnya. 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Digital

Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media  pembelajaran yaitu:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu be rsifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan den gan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model  b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll f.

Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar  b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing. 4. Dengan sifat yang unik pada tiapsiswa ditambah lagi dengan lingkungan dan  pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami men galami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini  juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam: a. Memberikan perangsang yang sama  b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama.

 Namun disamping itu, dalam pembelajaran digital juga mempunyai beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi guru, sekolah, dan siswa diantaranya : 1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun konsep pembelajaran digital ini. 2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 3. Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat  pelaksanaan pembelajaran digital. 4.

Bagi orang yang gagap teknologi, te knologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan pada perencanaan ini meliputi metode observasi langsung, metode kepustakaan, dan metode wawancara/ Interview. wawancara/ Interview.

A.

Metode Observasi

Studi mengenai penelitian yang direncanakan ini dilakukan dengan cara penulis ikut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar secara langsung untuk mendapatkan data mengenai penggunaan media pembelajaran digital pada mata diklat menerapkan desain eksterior pada bangunan SMKN 2 Garut.

B.

Metode Kepustakaan

Untuk memperoleh data-data dan standar yang menjadi dasar bagi perencanaan  penelitian yang meliputi :

C.

1.

Konsep menerapkan media pembelajaran digital pada siswa.

2.

Studi aktivitas dari siswa dalam mendesain eksterior bangunan

3.

Dasar-dasar teori mengenai media pembelajaran pada sekolah menengah kejuruan.

tervi ew  Metode Wawancara/ I n tervi

Wawancara dilakukan dengan siswa Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Garut yang dengan mengajukan pertanyaan secara spesifik untuk mendapatkan data berupa komentar dan saran akan cara penggunaan media pembelajaran digital pada kegiatan belajar mengajar bagi masa sekarang dan yang akan datang. D.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, studi kepustakaan, dan dokumentasi.

DAFTAR PUSTAKA



 







 



http://www.hqsa.org/2012/11/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html (30 Januari 2013 20:10) http://carapedia.com/pengertian_definisi_media_info2046.html (30 Januari 2013 20:10) http://neozonk.wordpress.com/2012/09/19/definisi-media-pembelajaran/ (30 Januari 2013 20:10) http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/fungsi-media-pembelajaran.html (30 Januari 2013 20:10) Arief S Sadiman, dkk. 2002.  Media Pendidikan. Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Latuheru, John D.1988. Media  Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini . Jakarta:Depdikbud &P2 LPTK Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media 2005. Media Pembelajaran. Malang Pembelajaran. Malang : Elang Press. http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/jenis-jenis-media-pembelajaran.html Januari 2013 20:10)

(30

http://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/07/macam-macam-media-pembelajarankarakteristik-serta-kelebihan-dan-kekurangannya/ (30 Januari 2013 20:10)

PROPOSAL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SULITNYA SISWA SMKN 2 GARUT DALAM MEMPELAJARI PROGRAM AUTOCAD DALAM MATA DIKLAT MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

Diajukan untuk memenuhi pengajuan proposal skripsi pada mata kuliah Skripsi tahun akademik 2012 –  2012 –  2013  2013

Mahasiswa Acerry Movalino 0907333

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (S1) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

SMKN 2 Garut adalah salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan yang dimana  program keahliannya mengarah pada bidang teknik di Kota Garut. Salah satu program keahliannya adalah teknik gambar bangunan (TGB). SMKN 2 Garut khususnya program keahlian teknik gambar bangunan, mengguanakan program AutoCAD sebagai salah satu mata diklatnya yaitu, Menggambar Dengan Perangkat Lunak. Hal ini dilakukan sebagai upaya menghasilkan tamatan yang mampu bekerja mandiri, dapat bersaing di pasar kerja tingkat nasional dan internasional serta unggul, berkembang dan berprestasi dalam IPTEK. Pada permulaan munculnya sekitar tahun 1960-an, CAD (Computer (Computer Aided Design) Design) terus  berkembang dan bahkan dewasa ini dapat dikatakan berhasil menggantikan fungsi meja gambar. Kini perangkat lunak program AutoCAD dalam dunia teknik menjadi tidak asing lagi. Tidak hanya diperuntukan untuk suatu bidang teknik tertentu, tetapi juga hampir semua macam bidang teknik. Kepopuleran penggunaan AutoCAD juga sampai pada dunia arsitektur. Dimana disain gambar dipresentasikan memalui media program ini. Tidak hanya itu, tetapi selanjutnya gambar dalam AutoCAD mampu menjadi dasar bagi program-program lainnya sehingga dapat dikembangkan menjadi bentukan 3D dan sebagainya. Peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan bidang keahlian Teknik Bangunan Gedung pada akhirnya dituntut agar dapat menguasai program AutoCAD guna menghadapi kompetisi setelah lulus. Bahkan untuk membuktikan keahlian CAD seseorang di dunia kerja, keahlian ini pun telah disertifikasi dan diperlukan prestasi yang tidak kecil untuk memperoleh sertifikat tersebut. Sehingga merupakan kewajiban guru mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam  penggunaan AutoCAD secara maksimal. Bagi siswa SMKN 2 Garut program keahlian teknik gambar bangunan, menguasai program AutoCAD

merupakan

salah

satu

aspek

yang

sangat

 pembelajarannya, program AutoCAD ini dianggap sulit.

penting.

Namun

pada

proses

Oleh karena itu penulis ingin meneliti dan menelusuri kesulitan belajar siswa dan penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami program AutoCAD, dengan melakukan penelitian yang  berjudul “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SULITNYA SISWA SMKN 2 GARUT DALAM MEMPELAJARI PROGRAM AUTOCAD DALAM MATA DIKLAT MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK ”

1.2

Identifikasi Masalah

Masalah yang ada pada latar belakang diidentifikasikan kembali untuk memperjelas kondisi yang ada dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Adanya sejumlah peserta diklat yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas AutoCAD 2. Adanya sejumlah peserta diklat yang mendapatkan nilai rendah 3. Keterlambatan dalam pengumpulan tugas akibat belum selesai 1.3

Batasan Masalah

Faktor-faktor kesulitan belajar siswa dibatasi pada masalah: 1. Faktor internal (Motivasi, minat, perhatian) 2. Faktor eksternal (Persepsi siswa terhadap cara mengajar guru, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa) 1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka  perumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Faktor-faktor apa saja yang membuat siswa sulit untuk memahami program AutoCAD dalam mata diklat Menggambar Dengan Perangkat Lunak ? 2. Bagaimana solusi agar siswa dapat menguasai program AutoCAD ? 1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar siswa SMKN 2 Garut khususnya program keahlian teknik gambar bangunan dalam menguasai program AutoCAD pada mata diklat Menggambar Dengan Perangkat Lunak.

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara umum yaitu dapat diketahuinya kesulitan belajar  peserta diklat pada mata diklat AutoCAD. Sedangkan secara khusus, k husus, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa, diharapkan dengan mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar yang dialaminya siswa dapat mengevaluasi diri sehingga prestasi belajarnya meningkat 2. Bagi guru, diharapkan dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat dan memberikan perhatian setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar

BAB II LANDASAN TEORI 1.1

Tinjauan Mengenai Belajar

1.1.1

Definisi Belajar Berikut adalah definisi belajar dari beberapa ahli : 1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam  pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. 3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka C ipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui  praktek atau latihan. 5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil  pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 6. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. 7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

8. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning   mengemukakan  bahwa: Learning  bahwa: Learning is change cha nge in human hu man disposition or capacity, wich persists over a  period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne  berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri d iri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi. 9. Lester D. Crow and Alice Crow Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap. 10. Ngalim  Ngalim Purwanto (1992) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman. Berdasarkan analisi diatas penulis mendefinisikan, belajar adalah proses interaksi dengan lingkungan melalui suatu aktifitas untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru dan menghasilkan motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan dan kebiasaan. 1.1.2

Proses Belajar Menurut Bruner dalam (S.Nasution 2000:9) dalam proses belajar dapat dibedakan

tiga fase,yakni: a. Informasi Dalam setiap pembelajaran akan diterima sejumlah informasi, baik itu yang menambah

pengetahuan,

memperhalus

dan

memperdalamnya,

maupun

informasi yang bertentangan dengan informasi yang didapat sebelumnya.  b. Transformasi Informasi yang masuk akan dianalisis, diubah, ditransformasikan kedalam  bentuk yang abstrak atau konseptual ko nseptual agar dapat dimanfaatkan untuk hal-hal h al-hal lain yang lebih luas.

c. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang diperoleh dan sejauh mana transformasi yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk gejalagejala lain. Proses belajar merupakan situasi antara berbagai faktor yang berkaitan dalam  proses belajar. Faktor pertama dalam proses belajar adalah individu itu sendiri sebagai  pelajar, selanjutnya faktor kebutuhan sebagai sumber pendorong situasi belajar yang memberikan berbagai kemungkinan terjadinya kegiatan belajar dan faktor tujuan sebagai unsur yang mengarahkan belajar. 1.1.3

Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

 pengalaman belajarnya.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

 pembelajaran. Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi informasi tersebut guru guru dapat menysun dan membina kegiatan-kegitan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh diperoleh siswa. Proses  belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. (Nana Sudjana, 1989: 111) Hasil belajar dibagi dalam tiga macam hasil belajar yaitu: 1) Keterampilan dan kebiasaan. 2) Pengetahuan dan pengertian. 3) Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004: 22) 1.1.4

Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Menurut Slameto (2003:54-67) belajar sebagai proses yang menimbulkan suatu

 perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan dapat berhasil dengan baik atau tidak, tergantung pada banyak faktor. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi belajar dalam diri peserta didik yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1.2

Tinjauan Mengenai Kesulitan Belajar

1.2.1

Pengertian dan Gejala Kesulitan Belajar

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar, salah satunya yaitu menurut Siti Mardiyanti dkk. (1994:4-5) yang menganggap bahwa kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam  proses belajarnya. Menurut Warkitri dkk (1990:8.5-8.6), gejala individu yang mengalami kesulitan dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.  b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah dibanding sebelumnya. sebelumnya. c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. d. Lambat dalam melakukakan tugas-tugas belajar. e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar. f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma. g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar. 1.2.2

Jenis-jenis Kesulitan Belajar Kesulitan belajar siswa mencakup: a) learning disorder, b) disorder,  b) learning disfunction, c)

underachiever, d) slow d) slow learner, dan e) learning disabilities. 1.2.3

Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Menurut Burton, dikutip oleh Abin S.M. (2002:325-326), faktor yang menyebabkan

kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal maupun eksternal. a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang ada didalam diri siswa. Hal ini dapat berupa faktor fisik maupun faktor psikologis. Faktor fisik dapat berupa kesehatan fisik, gizi, maupun pengaturan waktu. Sedangkan faktor psikologis dapat berupa:

i.

Minat Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Indikator minat diantaranya adalah: keterarikan terhadap mata pelajaran dan partisipasi aktif dikelas.

ii.

Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik (timbul dalam diri individu itu sendiri) dan motivasi ekstrinsik (timbul akibat pengaruh dari luar individu)

iii.

Cara Belajar

 b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar diri siswa itu sendiri. Faktor eksternal dapat berupa: i.

Faktor Lingkungan Keluarga Keluarga marupakan pusat pendidikan utama dan pertama. Akan tetapi juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar siswa, dapat berupa suasana rumah, kondisi ekonomi, fasilitas belajar, maupun perlakuan orang tua.

ii.

Faktor Lingkungan Sekolah Faktor lingkungan sekolah dapat berupa persepsi siswa terhadap cara mengajar guru, relasi guru dengan siswa, maupun relasi siswa dengan siswa.

1.3

Tinjauan Mengenai AutoCAD

AutoCAD merupakan kependekan dari Computer Aided Design  Design  yaitu segala kegiatan merancangatau mendesign dengan alat berbantu kamputer, namun ada juga yang menyebutkannya kependekandari Computer Aided Drafting yaitu segala kegiatan menggambar dengan alat berbantu komputer.Sebenarnya perbedaan tersebut tidaklah  berarti, hal tersebut tergantung bagaimana orang menyikapinya dan mengartikanya. Program CAD yang beredar pada saat ini cukup banyak, antara lain: AutoCAD, ArchiCAD, AutoMAP, TurboCAD, Mechanical Desktop, Solid Edge, SAP, Nastran dan masih banyak, tentunya antara program CAD yang satu dengan yang lain mempunyai kekurangan dan kelebihan. (Suliyanto, 2010: 196)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1

Metode Penelitian

Pendekatan kuantitatif akan digunakan pada penelitian ini. Sedangkan metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Winarno (1998:140), Metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.

Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, masa masalah-masalah aktual

2.

Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.

Analisis dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa pada saat mempelajari mata diklat AutoCAD. 3.2

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: Populasi:

Seluruh peserta didik kelas XII TGB yang ada di SMK Negeri 2 Garut.

Sampel:

Bagian dari Seluruh peserta didik kelas XII TGB yang ada di SMK Negeri 2 Garut yang diambil dengan teknik probability teknik  probability sampling   dengan bentuk  simple random sampling   karena anggota populasi dianggap homogen hingga didapatkan sampel yang representatif.

Populasi homogen /relatif homogen

Diambil secara random

Sampel yang representa tif

Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling 

3.3

Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan untuk penelitian yang diperoleh baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder). Dalam  penelitian ini, sumber data primer adalah siswa TGB SMKN 2 Garut dan nilai hasil belajar. Sedangkan sumber data sekunder berupa teori-teori dari buku, internet, ataupun literatur lainnya. 3.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, studi kepustakaan, dan dokumentasi. 3.5

Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:151), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen Penelitian yang digunakan adalah angket yang berisikan butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada mata diklat AutoCAD. Angket yang digunakan harus diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Adapun tahap uji coba angket adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan i. Membuat kisi-kisi angket ii. Membuat pertanyaan sesuai kisi-kisi angket iii. Membuat kriteria penskoran

 b. Tahap pelaksanaan c. Tahap analisis instrumen 3.6

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai kesulitan belajar siswa pada mata diklat AutoCAD yang meliputi faktor internal dan eksternal. Agar hasil penelitian tidak bias, dan diragukan kebenarannya, maka pada instrumen  penelitian hasil keseluruhan data pada penelitian ini akan diolah dengan beberapa pengujian: 1. Uji Coba Angket Penelitian Untuk mengetahui kebaikan dan kesesuaian isi angket sebagai alat ukur terhadap masalah yang sedang diteliti, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba angket tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket. 2. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas instrumen berkaitan dengan persoalan apakah instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas ini menggunakan teknik korelasi product korelasi product moment  :  :

Keterangan:

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikan korelasi dengan menggunakan rumus distribusi tstudent :

Keterangan: t

: Uji signifikansi

n

r

: Koefisiensi korelasi

: Jumlah responden

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai thit  dengan ttab, yaitu dengan taraf nyata α = 0,05. Item dinyatakan valid jika thit > t tab dimana ttab (t1-0,05α 1-0,05α) didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-0,05α) (1-0,05α) dan derajat kebebasan= n-2 n-2 3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dihasilkan dapat diandalkan. Langkah-langkah untuk menguji reliabilitas: a) Menghitung harga varians setiap butir

Keterangan:

 b) Mencari varians total Keterangan: : Harga varian total 2

∑Y : Jumlah kuadrat skor total 2

(∑Y  ) : Jumlah kuadrat dari jumlah skor total  N

: Jumlah responden

c) Menghitung reliabilitas angket

Keterangan:

d) Mengkonsultasikan harga r 11 11 pada penafsiran indeks korelasi  No

Interval

Kriteria

1

< 0,200

Sangat Rendah

2

0,200 –  0,200 – 0,399 0,399

Rendah

3

0,400 –  0,400 – 0,599 0,599

Cukup

4

0,600 –  0,600 – 0,799 0,799

Tinggi

5

0,800 –  0,800 – 1,00 1,00

Sangat Tinggi

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hit > r tab dengan tingkat kepercayaan 95%, maka angket variable tersebut dikatakan reliabel.

DAFTAR PUSTAKA



Saputra, Suprian, A. Statistika. Sebuah Diktat.



Sugiyono. (2011). Metode (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan  R&D.  R&D. Bandung: Alfabeta.



Tim Penyusun. (1989).  Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.



Hamzah B. Uno, (2007). Teori Motivasi & Pengukuran Analisis dibidang Pendidikan. Pendidikan. Jakarta: Pt. Bumi Aksara



Syaiful Sagala, (2008). Konsep (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu



memecahkan problematika belajar dan mengajar , Bandung : Alfabeta.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF