Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi
May 31, 2018 | Author: Beny_Madiun | Category: N/A
Short Description
Download Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi...
Description
PENGARUH PENGGUNAAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS 2 SMPN 2 PILANGKENCENG MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu Persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh WAHYU PANGRIPTO WIBOWO NPM 03.311.029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI MADIUN Juli 2007
i
ABSTRAK
Wahyu
Pangripto Wibowo. 2007. Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 . Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I) Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd. (II) Panji Kuncoro Hadi, S.S.
Kata Kunci : Penggunaan Lagu, Kemampuan Mengapresiasi Puisi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007. Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh data secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian diperiksa, diklasifikasikan, dianalisis, dan dideskripsikan. Populasi penelitian seluruh siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007. Kemudian, sampel diambil siswa kelas 2D sebanyak 41 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes. Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase untuk mengetahui tingkat pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengapresiasi makna kias dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat ratarata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 5,8 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi irama dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,1 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi gaya bahasa dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi pengimajinasian dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi makna keseluruhan dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 7,17 atau masuk dalam kategori baik.
ii
MOTTO
Tak akan ada kata menyerah sebelum ajal menjelang Kepercayaan
nggak
akan
punah
oleh
kejujuran tapi goresan kebohongan akan memecahkan keagungan
Skripsi ini kupersembahkan kepada : Bapak dan Ibu yang selalu membimbing disetiap saat dan waktu hingga membesarkanku menjadi orang yang berguna. Buat adikku Lika yang cantik dan manis, kuliah yang bener ya. Buat engkau mahligai jiwa terukir indah membekas di hatiku yang memujamu hingga jauh ke angkasa, memberikan aku inspirasi menyelesaikan skripsi ini sampai selesai, namun aku tak sanggup hapus kenangan terindah kita bersama. Maafkan diriku (buat adikku Eka Krisnawati). Buat bidadari yang pernah tinggal ataupun sekedar singgah mengisi pelataran sejarah kehidupanku, tanpa kalian semua aku tak akan pernah mengerti arti hidup dan kehidupan ini. Semoga Allah ada di hati kita. Amin ya Robbal ’alamin.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas dan menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh “Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan, biaya, waktu dan tenaga yang ada pada penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dan pemerhati. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada : 1. Drs. Parji, M.Pd., Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Madiun, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. 2. Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd., Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun. 3. Hj. Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PBSI FPBS IKIP PGRI Madiun. 4. Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd., Pembimbing I. 5. Panji Kuncoro Hadi, S.S., Pembimbing II.
iv
6. Drs. Sumarno, M.Pd., Kepala SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah
yang
dipimpinnya. 7. Seluruh guru dan staf di SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian. Semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, pengelola dan pemerhati pendidikan.
Madiun, 14 Juli 2007
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................... ......................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING ....................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ............................
iii
ABSTRAK ....................................................... ....................................................................................................... ................................................
iv
MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN ...................................................... ........................................................
v
KATA PENGANTAR ......................................................... ...................................................................................... .............................
vi
DAFTAR ISI ..................................................... ..................................................................................................... ................................................
viii
DAFTAR TABEL ...................................................... ............................................................................................ ......................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ ..................................................................................... .............................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN..................................................... .......................................................................... .....................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... ...........................................................
1
B. Identifikasi Identifikasi Masalah ..................................................... ................................................................ ...........
5
C. Pembatasan Pembatasan Masalah ..................................................... ................................................................ ...........
5
D. Rumusan Rumusan Masalah ............................................... .....................
5
E. Tujuan Penelitian Penelitian ................................................. .....................
6
F. Manfaat Manfaat Penelitian............................................... .....................
6
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS HIPOTESIS PENELITIAN PENELITIAN .....................
8
A. Kajian Teori ........................................................ ............................................................................. .....................
8
1. Puisi ...................................................... .................................................................................... ..............................
8
2. Lagu ...................................................... .................................................................................... ..............................
25
B. Kerangka Pemikiran Pemikiran ..................................................... ................................................................ ...........
27
vi
BAB III
METODE PENELITIAN PENELITIAN ................................................... ...........
28
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
28
B. Desain Penelitian ................................................ .....................
28
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... ..... ......... ...
30
D. Pengumpulan Pengumpulan Data dan Instrumen Instrumen Penelitian Penelitian .........................
32
E. Analisis Data ...................................................... ........................................................................... .....................
34
HASIL PENELITIAN PENELITIAN ............................................... .....................
35
A. Deskripsi Deskripsi Data .................................................... ......................................................................... .....................
35
B. Hasil Analisis Data ........................................................ ................................................................... ...........
38
C. Penafsiran Penafsiran Hasil Analisis ........................................................ ..........................................................
41
PENUTUP ......................................................... ...................................................................................... .............................
42
A. Simpulan .................................................... .................................................................................. ..............................
42
B. Saran .................................................. ......................................
43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... ...................................................................................... .............................
44
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... ........................................................
45
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................. ..............................
46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................... ......................................................................... .....................
60
BAB IV
BAB V
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 2006/2007..................................................... ........................................................................................... ......................................
viii
37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Daftar
Nama N ama
Responden
Siswa
Kelas
II
SMPN SMP N
2
Pilangkenceng Pilangkenceng Tahun Pelajaran Pelajaran 2006/2007 ............................. Lampiran 2
Soal Kemampuan Penggunaan Mengapresiasi Puisi Kelas 2D SMPN 1 Pilangkenceng Pilangkenceng Kabupaten Kabupaten Madiun ............................
Lampiran 3
46
Distribusi
Frekuensi
Skor
Tes
Objektif O bjektif
48
Kemampuan
Mengapresiasi Makna Kias Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2
Pilangkenceng
Kabupaten
Madiun
Tahun
Pelajaran
2006/2007 2006/2007 ................................................... .............................. Lampiran 4
Distribusi
Frekuensi
Skor
Tes
Objektif O bjektif
48
Kemampuan
Mengapresiasi Irama Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 Lampiran 5
Distribusi
Frekuensi
Skor
Tes
Objektif
50
Kemampuan
Mengapresiasi Gaya Bahasa Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2
Pilangkenceng
Kabupaten
Madiun
Tahun
Pelajaran
2006/2007 2006/2007 ................................................... .............................. Lampiran 6
Distribusi
Frekuensi
Skor
Tes
Objektif O bjektif
52
Kemampuan
Mengapresiasi Pengimajinasian Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 2006/2007 ................................................... .............................. Lampiran 7
Distribusi
Frekuensi
Skor
Tes
Objektif O bjektif
Kemampuan
Mengapresiasi Makna Keseluruhan Dalam Lagu Siswa 2 SMP
ix
54
Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 2006/2007 ................................................... .............................. Lampiran 8
Surat Permohonan Penelitian dari IKIP PGRI Madiun ........... ..... ........
Lampiran 9
Surat Keterangan dari SMP N 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun ........................................................ ..................................................................................... .............................
x
56 58
59
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah bermacam-macam, salah satunya adalah menanamkan rasa cinta terhadap sastra kepada para siswa. Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang sastra, mampu mengapresiasi karya sastra, bersikap positif terhadap nilai sastra dan dapat mencintai karya sastra sebagai salah satu bagian dari budaya bangsa. Guna mewujudkan hal di atas, telah ditempuh atau dilakukan beberapa hal. Misalnya, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan dalam bidang kurikulum, seminar-seminar, penataran-penataran, sarasehan-sarasehan mengenai pengajaran
sastra.
Dalam
pengembangan
kurikulum,
telah
diupayakan
penyempurnaan dan pembaharuan. Misalnya, dalam kurikulum 1975 materi pengajaran bahasa Indonesia yang masih menekankan pada segi pengetahuan maka dalam kurikulum 1984 dan kurikulum yang berlaku setelah itu, materi pengajaran bahasa Indonesia sudah menekankan pada bidang keterampilan atau apresiasi sastra secara langsung. Kemudian, pada kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pengajaran bahasa menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
11
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai sekarang belum diketahui secara pasti apakah harapan di atas telah tercapai atau belum. Demikian pula dengan masalah pelaksanaan kurikulum, apakah pengajaran bahasa Indonesia di SMP telah dilaksanakan secara efektif atau belum. Pengajaran bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada segi pengetahuan belum memberikan harapan tercapainya tujuan pengajaran sastra. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya lebih menekankan pada segi apresiasi, yaitu agar siswa mampu memahami, menikmati dan menghayati karya sastra yang dibacanya, baik karya sastra jenis prosa maupun puisi. Pembinaan apresiasi sastra dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain membaca karya sastra, mempelajari teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, serta mempelajari sejarah sastra. Berdasarkan pendapat tersebut, siswa tidak cukup hanya diberi pengetahuan tentang prosa dan puisi, tetapi siswa langsung dihadapkan pada karya sastra/cipta sastra yang akan diapresiasinya. Di pihak lain, banyak pihak yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia saat ini kurang memuaskan. Hal itu disebabkan siswa belum dibiasakan akrab dengan karya sastra. Akrab atau tidaknya siswa terhadap karya sastra (baik prosa maupun puisi) tidak dapat terlepas dari peran guru. Guru memegang peran yang sangat penting dalam pengajaran apresiasi sastra. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana ia memilih bahan atau materi yang cocok, bagaimana mengembangkan bahan atau materi, dan bagaimana pula menjelaskan materi itu kepada siswa secara efektif dan objektif. Dengan demikian, pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan pengetahuan
12
semata-mata, faktor guru sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Menurut pengamatan peneliti ada beberapa hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Beberapa hambatan tersebut antara lain kurang tersedianya buku-buku panduan mengenai sastra, dan sistem evaluasi yang masih menitikberatkan pada segi pengetahuan atau teori sastra. Dalam mengajarkan apresiasi sastra diperlukan buku-buku panduan yang relevan sehingga buku-buku tersebut akan dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, sebab di samping memerlukan dana yang tidak kecil juga diperlukan adanya kebijakan yang mendukung dan mendorong tercapainya tujuan itu. Pengajaran puisi merupakan bagian dari pengajaran sastra, sedangkan pengajaran di SMP dimasukkan ke dalam pengajaran bahasa Indonesia. Dalam pengajaran puisi, guru hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama lebih dahulu tentang amanat apa yang tersurat dan tersirat dalam puisi, sudah sesuaikah hal itu diajarkan kepada para siswa, serta bagaimanakah gaya dan cara mengajarkannya. Jika menurut guru yang bersangkutan puisi itu cocok dibawakan
di
depan
kelas,
mulailah
guru
mengadakan
persiapan
dan
perencanaan. Setelah persiapannya matang, siswa disuruh membaca diam dan mengamat-amati puisi, serta mencatat kata-kata sulit lalu mengartikannya. Setelah itu, barulah siswa diminta untuk memahami puisi dari aspek bunyi dan dari aspek makna yang terkandung di dalamnya.
13
Dengan demikian, kunci keberhasilan proses belajar mengajar puisi itu terletak pada kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman sastra. Memiliki pengalaman sastra dapat diperoleh melalui analisis dan kesediaan guru dalam memberikan peluang yang leluasa untuk menemukan masalah beserta pemecahannya. Salah satu bentuk sastra yang dapat dianalisis adalah lirik dalam sebuah lagu. Di dalam lagu, dapat ditemui kata-kata yang mengandung makna baik tersirat maupun tersurat. Ada lagu yang easy listening (mudah dimengerti pada saat diucapkan) dan ada yang memerlukan perenungan untuk dapat mengerti. Upaya guru dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra akan memberi pengetahuan yang berarti bagi siswa. Sekalipun sudah ada upaya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, sampai sekarang belum diketahui apakah pengajaran bahasa Indonesia di sekolah benar-benar sudah memenuhi harapan sebagaimana yang telah ditentukan dalam kurikulum. Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh “Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007”. 2006/2007 ”. Hal itu dilakukan penulis karena selama ini belum ada pihak yang melakukan penelitian di lembaga tersebut dengan topik yang sama. Di samping itu, penulis memilih masalah di atas sebab ada kesenangan dari siswa SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun meskipun hanya sebagian, untuk mendendangkan lagu pada waktu senggang.
14
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dalam
penelitian ini sebagai berikut. 1. Pengertian kemampuan mengapresiasi puisi. 2. Kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Subjek penelitian di batasi pada siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Objek penelitian dibatasi pada lagu, yaitu: irama, gaya bahasa, diksi, makna larik, makna bait, dan makna keseluruhan suatu lagu. Adapun lagu yang dipilih sebagai bahan tes (yang diapresiasi) adalah Surgamu, ciptaan Ungu. Lagu yang dipilih tersebut adalah lagu yang mempunyai nilai moral dan nilai religius. D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah, maka perlu dirumuskan masalah-masalah yang akan dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra. Rumusan masalah tersebut sebagai berikut : "Bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan
15
mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007?". E. Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh paparan yang objektif mengenai bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya apresiasi puisi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan bahwa dalam mengajarkan sastra (apresiasi sastra) hendaknya berpedoman pada hakikat tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang benar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Kepala Sekolah di tempat penelitian ini dilaksanakan guna menentukan kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. c.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada instansi terkait (Dinas Pendidikan setempat) agar dapat dipakai sebagai 16
masukan
dalam
menentukan
kebijaksanaan
yang
komprehensif,
khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.
17
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
G. Kajian Teori 1.
Puisi a. Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Inggris poem poetry atau selain itu puisi berasal dari bahasa Latin poiotes yang berarti pembangun, pembentuk, atau pembuat. Mulyana (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) menyatakan
bahwa
puisi
merupakan
bentuk
kesusastraan
yang
menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Clive Sansom (dalam Herman J. Waluyo, 1987:23) memberikan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa ritmis untuk mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Selanjutnya, batasan puisi yang berkaitan dengan struktur batin dikemukakan oleh beberapa ahli sastra, antara lain Herbert Spencer, Samuel Johnson, Thomas Carlyle. Herbert Spencer (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional. Puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya berpangkal pada emosi. Thomas Carlyle (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) menyatakan bahwa puisi merupakan rekaman dari saat yang paling baik dan menyenangkan. Herman J. Walujo (1987:25) menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsestrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. b. Unsur-Unsur Pembangun Puisi
18
Ada banyak pendapat dari para pengamat sastra mengenai unsurunsur yang membangun suatu puisi. Apabila diperhatikan pada hakikatnya pendapat-pendapat tersebut mempunyai kesamaan. Herman J. Waluyo (1987:29) menyatakan bahwa puisi terdiri atas dua unsur pokok, yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat. Semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Dick Hartoko (dalam Herman J. Waluyo, 1987:27) menyebutkan adanya dua unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi. Unsur tematik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur sintaktik menunjuk ke struktur fisik. Aminuddin (1984:41) menyatakan bahwa bila ditinjau berdasarkan unsur instrinsik pembentuknya, puisi terdiri atas dua unsur, yakni bangun struktur dan lapis makna. 1) Struktur Lahir atau Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi adalah pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual. Unsur tersebut meliputi (1) bunyi, (2) kata, (3) larik atau baris, (4) bait, dan (5) tipografi (Aminuddin, 1984:41). a) Bunyi dalam Puisi Secara
konkret
wujud puisi adalah tulisan.
Meskipun demikian, tulisan tersebut dapat diabstraksikan gejala bunyi secara lisan. Berangkat dari kenyataan itu, kreasi dalam puisi akhirnya juga memperhatikan aspek bunyi karena bunyi dalam puisi di samping berperan menuansakan gagasan dan suasana, juga berperan dalam memberikan keindahan.
19
Berbicara masalah bunyi dalam puisi, berkaitan dengan (1) rima, (2) irama, (3) ragam bunyi. Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi (Aminuddin, 1984:44). Untuk mengetahui secara jelas mengenai rima perlu diperhatikan tentang jenis-jenis rima. Menurut tempatnya persamaan bunyi, rima dapat dibedakan sebagai berikut. (1) Rima awal, yaitu rima yang terdapat awal larik sehingga menimbulkan vokal-vokal atau pola konsonan-konsonan. Contoh: aulah k andil andil k emerlap emerlap K aulah Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu
(Padamu Jua:Amir Hamzah) (2) Rima akhir, yaitu rima yang terdapat pada akhir larik sehingga
menimbulkan
pola
vokal-vokal
atau
konsonan-konsonan, Contoh: Ini kali tidak ada yang mencari cin ta di antara gudang, rumah tua, pada ceri ta tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berta ut menghembus diri dalam mempercaya mau berta ut
20
pola
(Senja di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar) Pada bait di atas tampak adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga menimbulkan pola persajakan vokal /a/ vokal /a/ dengan konsonan /t/ - konsonan /t/. Sempurna tidaknya persamaan bunyi, ada rima sempurna dan ada rima tidak sempurna. Rima sempurna terjadi jika persamaan bunyi itu terdapat pada hampir seluruh suku kata, sedangkan rima tidak sempurna jika terdapat pada persamaan bunyi saja. Contoh rima sempurna sebagai berikut. Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa data di balik tirai (Padamu Jua:Amir Hamzah) Contoh rima tidak sempurna: Sebelum peluit kereta pagi terjaga Sebelum hari bermula dalam pesta kerja (Perempuan-perempuan Perkasa:Hartojo Andangdjaja) Menurut susunannya rima dibagi sebagai berikut. (1) Rima berangkai, contohnya sebagai berikut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak ela ng menyinggung muram, desir hari lari berena ng
21
menemu bujuk pakal akanan. Tiada berger ak dan kini, tanah, air tidur, hilang omb ak (Senja Di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar) (2) Rima berselang, contohnya sebagai berikut. Engkau cembur u Engkau gana s Mangsa aku dalam cakarm u Bertukar tangkap dengan lepa s (Padamu Jua:Amir Hamzah) (3) Rima berpeluk, contohnya sebagai berikut. Bersama-sama bunga diguba h Menjadi rangkaian halus pewang i dan pulang kita bersuka hat i di kala Surya terbenam mera h (Berpisah:Walujati) Di samping rima-rima di atas, dikenal pula adanya istilah asonansi dan aliterasi. Asonansi ialah persamaan bunyi vokal. Contohnya sebagai berikut. .................................................... Lalu waktu – bukan – bukan gilirank u – bukan kawanku Mati hari – bukan (Padamu Jua:Amir Hamzah) Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan.
22
Contoh: Kaulah k andil andil k emerlap emerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu
(Padamu Jua:Amir Hamzah) Jika persamaan bunyi atau perulangan bunyi itu terjadi pada bunyi-bunyi yang cerah, ringan yang menunjukkan kesenangan, kegembiraan, disebut euphony. Menurut Herman J. Waluyo (1985:45), euphony adalah salah satu ragam bunyi yang mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas maupun gerak. Bunyi euphony umumnya berupa bunyi-bunyi vokal. Jika persamaan bunyi itu terjadi pada bunyi-bunyi yang berat, menekan,
mencekam,
mengerikan
yang
menunjukkan
kesuraman, kekelaman, keseraman disebut cacophony . Ada lagi ragam bunyi yang disebut onomatope, yakni bunyi dalam puisi yang
umumnya
hanya
memberikan
sugesti
suara
yang
sebenarnya. Bunyi yang disugestikan itu biasanya berupa bunyi binatang, tik-tik air hujan, gemuruh ombak, dan lain-lain. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran bunyi dalam puisi adalah (1) untuk menciptakan nilai keindahan melalui unsur musikalitas atau kemerduan, (2) menuansakan makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap
23
penyairnya, dan
(3) menciptakan suasana tertentu sebagai
perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya. Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat (Herman J. Waluyo, 2002:12). Dalam puisi, khususnya puisi lama, irama berupa pengulangan yang teratur
suatu
baris
puisi
menimbulkan
gelombang
yang
menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi (Herman J. Waluyo, 2002:12). b) Kata dalam Puisi Jika
dipandang
sepintas
lalu,
kata-kata
yang
dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara ilmiah kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi ucapan pun tidak ada perbedaan. Walaupun demikian, harus disadari bahwa penempatan serta penggunaan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat (Henry Guntur Tarigan, 1996:29). c) Bahasa Kias dalam Puisi (1) Pengertian Bahasa Kias
24
Menurut Gorys Keraf (1985:129), bahasa kias adalah suatu penyimpangan bahasa, terutama di bidang makna, secara evaluatif atau secara emotif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, atau suatu efek yang lain. Sementara itu, Herman J. Waluyo (1987:83) lebih condong pada istilah bahasa figuratif. Bahasa figuratif menurut Waluyo adalah bahasa yang digunakan penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa figuratif dapat menyebabkan puisi memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Ahli lain yang menggunakan bahasa kiasan untuk istilah bahasa kias, yaitu Rachmat Djoko Pradopo. Adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup (Rachmat Djoko Pradopo, 1987:62). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang mampu mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain
25
secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, dan untuk menghidupkan gagasan. (2) Jenis-jenis Bahasa Kias Sejalan dengan permasalahan yang dibahas, pada bagian ini akan diuraikan jenis bahasa kias yang meliputi antara lain sebagai berikut. (a) Metafora Herman
J.
Waluyo
(1987:84)
menyatakan
metafora itu ialah kiasan langsung. Artinya, benda yang dikiaskan itu tidak disebutkan. Di samping itu, ada ahli lain
yang
mengemukakan
bahwa
metafora
tidak
menyatakan sesuatu perbandingan secara terbuka atau eksplisit tetapi sekadar memberikan sugesti adanya suatu perbandingan (Gorys Keraf, 1985:124). Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa
metafora
adalah
jenis
bahasa
kias
yang
membangkitkan dua hal yang sebenarnya berbeda, tetapi dipersamakan sifatnya secara langsung. (b) Perbandingan Perbandingan atau simile juga membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berlainan, namun sengaja dianggapnya sama. Dalam simile atau perbandingan dilakukan secara langsung melalui kata hubung seperti,
26
serupa, laksana, bagaikan, dan sebagainya (Henry
Guntur
Tarigan,
1986:9-10).
Biasanya,
kata-kata
pembanding tidak digunakan. Contoh perbandingan yang sudah lama ada, yaitu matanya bagai bintang timur, larinya bagai anak panah, pepat kukunya bulan tiga kali, pipinya bak pauh dilayang, rambutnya mayang terurai, dan sebagainya (Herman J. Waluyo, 1987:84). Menurut Gorys Keraf (1986:123) simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandingan yang bersifat eksplisit ini dimaksudkan bahwa dia langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu.
Misalnya
seperti,
sama,
sebagai,
bagaikan, laksana , dan sebagainya.
Dari
berbagai
pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa simile adalah jenis gaya bahasa kias yang membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda, tetapi dipersamakan secara tidak langsung dengan menggunakan tanda hubung, seperti, serupa, laksana, bagaikan, dan sebagainya. (c) Hiperbola Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan (Herman J. Waluyo, 1987:85). Gorys Keraf (1986:127)
27
menyatakan bahwa hiperbola adalah semacam gaya bahasa
yang
berlebihan,
mengandung dengan
suatu
pernyataan
membesar-besarkan
yang
sesuatu.
Hiperbola ini dipakai penyair karena dirasa perlu guna melebih-lebihkan
hal
yang
dibandingkan
itu
agar
mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari para pembacanya. Dari pendapat-pendapat tadi jelaslah kiranya bahwa
hiperbola
merupakan
bahasa
kias
yang
mengandung suatu pernyataan yang berlebih-lebihan. (d) Sinekdoce Herman J. Waluyo (1987:85) menyatakan bahwa sinekdoce adalah menyebutkan sebagian untuk maksud seluruhnya,
atau
menyebutkan
keseluruhan
untuk
maksud sebagian. Sejalan dengan pendapat di atas, Gorys Keraf (1986:126) menyatakan bahwa sinekdoce adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto ) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian ( totem pro parte ). (3) Fungsi Bahasa Kias Bahasa
kias
merupakan
bahasa
yang
mampu
mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain
28
secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, dan untuk menghidupkan gagasan. Dengan penggunaan bahasa kias secara tepat dapat menolong pembaca untuk melihat apa yang dilihat atau merasakan apa yang dirasakan penyairnya. Di samping itu, dengan bahasa kias penyair dapat atau mampu mencurahkan kreativitasnya dengan cermat dan sekonkret-konkretnya. 2) Struktur Batin Puisi Dalam puisi, kata-kata, frase atau kalimat mengandung makna tambahan atau konotatif. Proses mencari makna dalam puisi merupakan proses pergulatan terus-menerus. Bahasa puisi adalah bahasa figuratif yang bersusun-susun. Sebuah kata memiliki kemungkinan bermakna ganda. Kata-kata dalam puisi tidak tunduk pada aturan logis sebuah kalimat, tetapi tunduk kepada ritme larik puisi. Hal ini disebabkan kesatuan kata-kata itu bukanlah kalimat, melainkan larik-larik puisi. Kata-kata tidak terikat oleh struktur kalimat, tetapi lebih terikat pada larik-larik puisi. Kata-kata dalam puisi lebih menyimpang maknanya daripada makna yang biasa. Sering sebuah kata memperoleh makna lain karena pengaruh konteksnya, namun sering pula penyair memberikan makna baru pada kata-kata yang dipergunakannya. Dengan adanya bahasa kiasan, pembaca puisi harus mencari makna yang hendak disampaikan penyair, yang caranya lebih sulit daripada mencari makna di dalam
29
bahasa prosa. Pengetahuan tentang latar belakang penyair akan mempermudah mengungkapkan makna yang bersifat khas itu. c.
Ciri-ciri Kebahasaan Puisi
Herman J. Walujo (2002:2) memaparkan ciri-ciri puisi dari segi kebahasaan atau bentuk sebagai berikut. 1) Pemadatan Bahasa Bahasa dipasatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kaca-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa. 2) Pemilihan Kata Khas Kata-kata yang dipilih dipertimbangkan betul dari dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Seringkali kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili pikiran dan suara hati penyair.
30
3) Kata Konkret Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya. 4) Pengimajinasian Penyair menciptakan pengimajinasian (pencitraan) dalam puisinya. Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajinasian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat ( imaji visual ), didengar (imaji auditif ), ), atau dirasa (imaji taktil ) d. Pengajaran Apresiasi Puisi
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai (1) tujuan pengajaran puisi, (2) kegiatan belajar-mengajar apresiasi puisi, (3) metode pengajaran puisi, dan (4) evaluasi pengajaran puisi. 1) Tujuan Pengajaran Apresiasi Puisi Pengajaran puisi hanyalah sebagian dari pengajaran sastra, sedangkan pengajaran sastra di sekolah lanjutan dimasukkan ke dalam pengajaran bahasa. Kesusastraan atau seni sastra hanyalah sebagian kecil dari kesenian, sedangkan kesenian merupakan bagian kecil dari kebudayaan. Ketika mengajarkan puisi, akan memasuki daerah kesenian, sedangkan unsur-unsur yang utama dalam kesenian adalah keindahan atau estetika.
31
Secara umum, cakupan pengajaran apresiasi sastra itu meliputi apresiasi prosa fiksi dan puisi. Pada hakikatnya, tujuan pengajaran sastra adalah menanamkan rasa peka terhadap hasil sastra, agar anak didik mendapat keharuan yang diperoleh karena apresiasi sastra. Jadi, yang paling utama dalam pengajaran sastra itu adalah menanamkan rasa cinta sastra sehingga kelak setelah anak didik itu dewasa, dewasa pula sikapnya terhadap hasil-hasil sastra. Dengan demikian, pengajaran sastra itu tidak hanya mempunyai aspek-aspek latihan teori dan praktik, tetapi mempunyai nilai pembentukan watak dan sikap, di samping adanya unsur-unsur kesenangan dan kenikmatan artistik. Sejalan dengan masalah penelitian ini, tujuan pengajaran apresiasi puisi di sekolah lanjutan yaitu siswa mampu mengapresiasi (1) struktur fisik puisi yang meliputi (a) bunyi dalam puisi, (b) kata dalam puisi, (c) larik dalam puisi, (d) bait dalam puisi, dan (e) tipografi puisi; (2) lapis makna puisi yang meliputi:(a) tema dalam puisi, (b) perasaan dalam puisi, (c) nada dan suasana, dan (d) amanat atau pesan dalam puisi. 2) Kegiatan Belajar Mengajar Apresiasi Puisi Suatu mata pelajaran dapat ditanamkan kepada anak didik jika diikuti dengan metode pengajaran dengan tepat. Tanpa metode dan teknik yang tepat kemungkinan besar hasilnya tidak akan
32
memuaskan. Di samping itu, pengetahuan ilmu jiwa juga merupakan bekal seorang guru dalam proses belajar mengajar. Apabila puisi itu hendak dibacakan dengan bersuara, guru lebih dahulu menyuruh siswa membaca puisi itu. Dengan langkah tersebut, guru dapat mengetahui dan mendengarkan cara siswa itu dalam membacakan puisi, sudah sempurna atau belum. Apabila menyimpang dari harapan, guru harus memberi contoh membaca puisi dengan bersuara secara baik dan benar. Demikian seterusnya sampai siswa benar-benar mampu membaca puisi sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
demikian,
dapatlah
dirumuskan
bahwa
kunci
keberhasilan proses belajar mengajar puisi terletak pada kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman sastra melalui proses respon dan analisis, serta kesediaan guru memberikan peluang yang leluasa kepada para siswa untuk menemukan masalah dan pemecahannya melalui pemanfaatan strategi individu. 3) Metode Pengajaran Puisi Dalam uraian kegiatan belajar mengajar, secara tersirat sudah disinggung mengenai metode pengajaran puisi. Sejalan dengan tujuan dan materi pengajaran yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, metode pengajaran yang efektif adalah metode ceramah, pemberian tugas, dan diskusi.
33
Metode ceramah dipakai untuk memberikan informasi, menerangkan agar siswa memahami dan memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mengapresiasi puisi. Metode pemberian tugas berkaitan dengan pengenalan langsung terhadap karya sastra (puisi) dengan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Metode pemberian tugas ini akan menimbulkan keaktifan siswa dalam
menerima
latihan-latihan,
menumbuhkembangkan
rasa
tanggung jawab dan memiliki rasa percaya pada diri sendiri, sedangkan
metode
diskusi
dipakai
untuk
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang telah dimiliki siswa. Ketiga metode tadi (ceramah, diskusi, pemberian tugas) diharapkan dapat saling melengkapi dalam rangka pengajaran puisi di sekolah lanjutan (SMP). 4) Evaluasi Pengajaran Puisi Mengevaluasi hasil belajar sastra tidaklah mudah, sebab yang dievaluasi adalah interaksi dan transaksi yang subjektif antara pembaca dengan cipta sastra itu sendiri. Sejalan dengan masalah penelitian ini, evaluasi dalam pengajaran puisi mencakup 3 aspek, sebagai berikut. a) Aspek pengetahuan yang berkaitan dengan puisi. b) Aspek pemahaman yang berkaitan dengan unsur-unsur yang ada dalam puisi. c) Kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap suatu puisi.
34
Dalam pelaksanaannya, bentuk penilaian atas evaluasi yang digunakan selain berupa tes, juga dilakukan dengan berdasarkan aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas, serta mengikuti diskusi. Tes yang diberikan ialah tes yang diperoleh dari puisi yang dipakai sebagai bahan tes. Dengan mengangkat puisi sebagai bahan tes diharapkan tes yang diberikan tidak hanya mengukur aspek pengetahuan, melainkan juga mengukur kemampuan siswa atau keterampilan siswa dalam mengapresiasi puisi. 2.
Lagu a. Pengertian Lagu
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994:527) lagu adalah kumpulan kata yang memiliki arti; kata dalam lagu disebut lirik. Lagu dan musik merupakan suatu karya seni (budaya) yang mengekspresikan jiwa si pencipta dan lingkungannya. Dalam perkembangannya di masyarakat, ekspresi ini mengalami pemiskinan karena cenderung hanya lagu dan musik sederhana yang menonjol. Gaya lagu dan musik ini dimungkinkan populer karena di samping bersifat easy listening juga dukungan kepentingan pasar dan industri musik yang mengemasnya menjadi standar, baik beat dan harmoninya. b. Tema Lagu
Tema adalah gagasan pokok ( subject matter ) yang dikemukakan oleh pencipta (Herman J. Waluyo, 2002:17). Tema lagu bersifat khusus karena berasal dari pencipta dan objektif, yaitu semua pendengar
35
memiliki penafsiran yang sama dan lugas, bukan makna kias yang diambil dari konotasinya. Tema yang banyak terdapat dalam lagu adalah tema ketuhanan (religius), tema kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, dan tema kesetiakawanan (Herman J. Waluyo, 2002:18). Berdasarkan tema-tema di atas, tercipta bermacammacam lagu. Misalnya, lagu ciptaan Iwan Fals bertemakan kemanusiaan, kritik sosial, dan kesetiakawanan; lagu ciptaan Melly Goeslow bertemakan cinta; lagu ciptaan Ungu bertemakan religius dan cinta, dan sebagainya. c.
Nada dan Suasana Lagu
Di samping tema, lagu juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap pencipta terhadap pendengar. Dari sikap itu terciptalah suasana lagu. Ada lagu yang bernada protes, menggurui,
memberontak,
main-main,
serius
(sungguh-sungguh),
patriotik, belas kasih (memelas), takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor (bergurau), mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (Herman J. Waluyo, 2002:37). Nada memberontak terdapat pada lagu Oemar Bakri karangan Iwan Fals, nada khusyuk terdapat pada lagu istighfar karangan Opick, nada serius terdapat pada lagu Ayah karangan Ebiet G. Ade. Dengan demikian, lirik lagu yang dinyanyikan merupakan rasa emosional dari pencipta.
36
d. Penggunaan Lagu untuk u ntuk Mengapresiasi Puisi
Lagu dalam pembelajaran dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengapresiasi puisi. Contoh lagu yang peneliti ambil adalah lagu “Surgamu” dari grup band Ungu. Dengan lagu tersebut, siswa dapat membaca lirik lagu, kemudian diapresiasi dengan menemukan makna kias, irama, gaya bahasa, pengimajinasian, dan makna keseluruhan dari lagu tersebut. B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penulis uraikan, selanjutnya dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi dapat dievaluasi dalam tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan yang berkaitan dengan puisi, aspek pemahaman yang berkaitan dengan unsur-unsur yang membangun puisi, dan aspek kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap puisi. 2. Aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap puisi sebagai karya sastra akan membantu siswa dalam mengapresiasi puisi.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Dalam bab I telah diuraikan bahwa penulis memilih tempat penelitian di SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Dipilihnya tempat tersebut karena beberapa pertimbangan, sebagai berikut. a.
Belum ada penelitian dengan masalah yang sama seperti yang dilakukan penulis.
b. Penulis sudah banyak mengenal situasi dan kondisi tempat penelitian sehingga hal itu menguntungkan bagi penulis. 2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun waktu yang disediakan dalam penelitian ini adalah selama empat bulan, yakni mulai tanggal 1 Maret 2007 sampai dengan tanggal
30 Juni 2007.
B. Desain Penelitian Telah diuraikan dalam bab pendahuluan bahwa tujuan penelitian ini adalah memperoleh paparan yang objektif mengenai pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007. Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, Suharsimi Arikunto (2002:309) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. dilakukan. Sehubungan dengan penelitian deskriptif ini, ada dua jenis penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya, sebagai berikut. 1.
Riset deskriptif yang bersifat eksploratif, yakni bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena.
38
2.
Riset deskriptif yang bersifat developmental, yakni riset deskriptif yang digunakan untuk menemukan suatu model atau prototype, dan bisa digunakan untuk segala jenis bidang (Suharsimi Arikunto, 2002:194-196).
Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa penelitian ini termasuk desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri tertentu. Winarno Surahmad (2003:132) menyatakan bahwa desain penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri (1) memusatkan pada pemecahan masalah yang ada sekarang, (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis, (3) menjelaskan dengan teliti dan terinci, baik mengenai dasar-dasar metodologinya metodologinya maupun mengenai detail teknis secara khusus, (4) menjelaskan prosedur pengumpulan data, pengawasan dan penilaian terhadap data, serta
(5) memberikan alasan yang kuat tentang penggunaan teknik tertentu dan teknik
lainnya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini m enggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian Penelitian ini berupaya memperoleh data secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian diperiksa, diklasifikasikan, diklasifikasikan, dianalisis, dan dideskripsikan. Hasil analisisnya merupakan deskripsi mengenai pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini selain akan mendeskripsikan data secara representatif dan objektif terhadap fenomena yang diperoleh, juga menganalisis dan menginterpretasikan data. Penggunaan metode deskriptif diharapkan dapat memberikan kemungkinan kepada penulis untuk dapat menyusun suatu paparan objektif mengenai kemampuan menggunakan laku dalam mengapresiasi puisi siswa SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:102). Lebih lanjut dikatakan bahwa subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada subjek penelitian itulah data mengenai variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002:119). Jadi, secara umum dapat diartikan bahwa populasi merupakan sejumlah subjek yang telah ditetapkan sebagai sasaran penelitian. Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni (1) populasi sasaran, dan (2) populasi terjangkau. Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007.
39
Adapun siswa-siswi kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun tersebut terdiri atas siswa kelas 2A sebanyak 39 siswa, kelas 2B sebanyak 42 siswa, kelas 2C sebanyak 40 siswa, kelas 2D sebanyak 41 siswa, kelas 2E sebanyak 40 siswa, dan kelas 2F sebanyak 41 siswa. Jadi, jumlah keseluruhannya sebanyak 243 siswa. 2.
Sampel
Oleh karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, penelitian ini dibatasi dalam hal jumlah subjek penelitian yang diambil, yakni melaksanakan penelitian sampel, yaitu menggunakan sebagian dari populasi sebagai subjek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002:104). Tidak jauh berbeda dinyatakan bahwa sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili populasi (Winarno Surahmad, 2003:84). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan sampel diharapkan dapat mewakili populasinya secara representatif. Suharsimi Arikunto (2002:107) menambahkan bahwa dalam penelitian deskriptif disarankan menggunakan sampel 10-20% dari populasi terjangkau. Pendapat lain menyarankan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya sebagai sampel penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tujuh belas belas persen dari populasi, yakni 41 siswa. 3.
Teknik Pengambilan Sampel
Telah diuraikan bahwa penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif sehingga pengambilan sejumlah sampelnya antara 10-20% dari populasi terjangkau.
40
Apabila dikaitkan dengan beberapa teknik pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Penulis menggunakan teknik ini sebab populasi dari sampel yang diambil merupakan populasi homogin yang hanya mengandung satu ciri. Lebih lanjut Sudjana (2001:96) menyatakan bahwa teknik purposive sampling digunakan peneliti punya pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya. Dari uraian di atas ditentukan bahwa teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive random sampling. Berhubung sejumlah sampelnya 243, yang menjadi sampelnya adalah satu kelas, yaitu siswa kelas 2D sebanyak 41 siswa. D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan jalan memberikan tes kepada responden. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan penulis setelah mendapat
izin
dari
kepala
sekolah.
Adapun
prosedur
pelaksanaan
pengumpulan data adalah (1) mengatur persiapan dan menertibkan teste, (2) memberikan petunjuk cara pengerjaan soal dan mengadakan pembetulan jika ada kesalahan pengetikan, (3) membagikan lembar soal dan lembar jawaban,
serta
(4)
memahami
makna
kias,
irama,
gaya
bahasa,
pengimajinasian, dan makna keseluruhan dari lagu yang dijadikan objek penelitian. 2.
Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian ini akan diuraikan (a) bentuk tes, dan (c) pemberian skor.
41
(b) bahan tes,
a.
Bentuk Tes Instrumen penelitian ini adalah instrumen yang berbentuk tes. Sudjana (2001:100) teknik tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Jika rumusan ini dapat diterima maka akan tampak sebagai aspek antara lain (1) tes merupakan suatu cara atau teknik dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, (2) di dalam tes terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh anak didik, dan (3) hasil pekerjaan anak didik perlu diberi skor dan nilai. Bentuk tes yang dipakai penulis adalah bentuk tes objektif pilihan ganda. Alasan penulis menggunakan bentuk tes pilihan ganda adalah (1) bahan tes yang diambil lebih menyeluruh (2) mudah dan cepat dalam mengoreksi.
b. Bahan Tes Kecuali bentuk tes, penulis juga memilih bahan tes. Bahan tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahan tes yang diperoleh siswa dalam proses belajar mengajar dalam mengapresiasi puisi dengan menggunakan lagu. Lagu yang dipilih untuk diapresiasi berjudul ”Surgamu” yang didendangkan oleh grup band Ungu. Pemilihan lagu ”Surgamu” dengan pertimbangan bahwa lagu tersebut sudah dikenal oleh siswa usia SMP dan sering diperdengarkan di media elektronik. c.
Pemberian Skor
42
Pemberian skor dalam penelitian ini beriorientasi pada kriteria tes objektif pilihan ganda. Untuk soal objektif pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor 1, dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0. Jadi, untuk soal objektif pilihan ganda masing-masing bagian yang
akan
diapresiasi,
yaitu
makna
kias,
irama,
gaya
bahasa,
pengimajinasian, dan makna keseluruhan sebanyak 5 soal. Skor masingmasing soal 2 sehingga diperoleh skor maksimal 10.
E. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu pemaparan untuk mengetahui gambaran kemampuan mengapresiasi puisi dengan menggunakan lagu. Data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut. P=
F
x100%
N
Keterangan : P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Sampel
43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian yang dapat dilaporkan dan dideksripsikan penulis setelah melalui perhitungan adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan Mengapresiasi Makna Kias dalam Lagu Dari perhitungan data diperoleh temuan bahwa skor maksimal = 8, skor minimal = 4, nilai rata-rata = 5,8. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai > 6 adalah 29 orang atau sebesar 70,73%; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6 sebanyak 12 orang atau sebesar 29,27% (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3). 2. Kemampuan Mengapresiasi Irama dalam Lagu Dari perhitungan data diperoleh temuan bahwa skor maksimal = 10, skor minimal = 4, nilai rata-rata = 6,1. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai > 6 adalah 30 orang atau sebesar 73,17%; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6 sebanyak 11 orang atau sebesar 26,83% (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4). 3. Kemampuan Mengapresiasi Gaya Bahaya dalam Lagu
44
Dari perhitungan data diperoleh temuan bahwa skor maksimal = 10, skor minimal = 4, nilai rata-rata = 6,6. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai > 6 adalah 35 orang atau sebesar 85,37%; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6 sebanyak 6 orang atau sebesar 14,63% (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5). 4. Kemampuan Mengapresiasi Pengimajinasian dalam Lagu Dari perhitungan data diperoleh temuan bahwa skor maksimal = 10, skor minimal = 2, nilai rata-rata = 6,6. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai > 6 adalah 35 orang atau sebesar 85,37%; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6 sebanyak 6 orang atau sebesar 14,63% (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6). 5. Kemampuan Mengapresiasi Makna Keseluruhan dalam Lagu Dari perhitungan data diperoleh temuan bahwa skor maksimal = 10, skor minimal = 4, nilai rata-rata = 7,2. Kemudian, jumlah siswa yang mendapat nilai > 6 adalah 36 orang atau sebesar 87,80%; sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6 sebanyak 5 orang atau sebesar 12,20% (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7). 6. Distribusi Frekuensi dan Histogram Kemampuan Mengapresiasi Puisi dalam Lagu Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun
45
Berdasarkan analisis dan perhitungan data diperoleh temuan bahwa rekapitulasi kemampuan mengapresiasi puisi dalam lagu memperoleh nilai maksimum = 8, nilai minimum = 4, nilai rata-rata = 6,4. Untuk menyusun histogram dari frekuensi yang ada dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
4
4
9,76%
2.
5
2
4,88%
3.
6
17
41,46%
4.
7
7
17,07%
5.
8
11
26,83%
41
100 %
No
Nilai
1.
Berdasarkan tabel 1 tersebut, dibuat grafik histogram sebagai berikut.
20 i s n e u k e r F
17
15 11 10
7 4
5
2
0 4
5
6
Nilai
Jumlah Siswa
46
7
8
Gambar 1 Histogram Kemampuan Mengapresiasi Puisi dalam Lagu Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007
47
B. Hasil Analisis Data
Hasil analisis data ini merupakan hasil dari kumpulan data yang diperoleh dari tes kemampuan mengapresiasi puisi dalam lagu. Untuk mengukur kemampuan siswa, peneliti menggunakan rumus prosentase sebagaimana telah disebutkan pada Bab III subbab Analisis Data. Kemudian,
untuk
mengklasifikasikan
kemampuan
siswa,
peneliti
menggunakan skala ordinal dengan ketentuan bila jawaban benar mendapat skor 1 dan jawaban salah mendapat skor 0. Masing-masing instrumen kemampuan sebanyak 5 soal dan masing-masing soal dikalikan 2 sehingga skor maksimal 10 dan
skor
minimal
0.
Untuk
mencari
klasifikasi
kemampuan,
peneliti
menggunakan rumus kelas interval sebagai berikut. i=
skor maksimal skor min imal n
Keterangan : i
= kelas interval
n = Jumlah kriteria kemampuan (Suharsimi Arikunto, 2002:383) Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan kemampuan siswa dalam tiga tingkatan kemampuan, yaitu kemampuan baik, cukup, dan kurang. Penghitungan untuk kelas intervalnya sebagai berikut. i
=
=
=
skor maksimal skor min imal n 10 0 3 10 3
= 3,33
48
Setelah kelas intervalnya diketahui, kemudian dikelompokkan masingmasing kemampuan sebagai berikut. – 10 Siswa memiliki kemampuan baik mendapat skor 6,67 – 10 – 6,66 Siswa memiliki kemampuan cukup mendapat skor 3,33 – 6,66 – 3,32 Siswa memiliki kemampuan kurang mendapat skor 0 – 3,32 Dari uraian di atas, kemudian menganalisis kemampuan mengapresiasi puisi pada lagu siswa sebagai berikut. 1. Kemampuan Mengapresiasi Makna Kias dalam Lagu Berdasarkan pada lampiran 3 diperoleh temuan bahwa siswa yang mendapat skor antara 6,67 sampai dengan 10 sebanyak 8 orang atau sebesar 19,5%, yang mendapat skor antara 3,33 sampai dengan 6,66 sebanyak 33 orang atau sebesar 80,5%, dan tidak ada yang mendapat skor antara 0 sampai dengan 3,32. Kemudian, rata-rata skor nilai dari keseluruhan siswa sebesar 5,8. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi makna kias dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun masuk dalam kategori cukup. 2. Kemampuan Mengapresiasi Irama dalam Lagu Berdasarkan pada lampiran 4 diperoleh temuan bahwa siswa yang mendapat skor antara 6,67 sampai dengan 10 sebanyak 11 orang atau sebesar 26,7%, yang mendapat skor antara 3,33 sampai dengan 6,66 sebanyak 30 orang atau sebesar 73,2%, dan tidak ada yang mendapat skor antara 0 sampai
49
dengan 3,32. Kemudian, rata-rata skor nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,1. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi irama dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun masuk dalam kategori cukup. 3. Kemampuan Mengapresiasi Gaya Bahaya dalam Lagu Berdasarkan pada lampiran 5 diperoleh temuan bahwa siswa yang mendapat skor antara 6,67 sampai dengan 10 sebanyak 17 orang atau sebesar 41,5%, yang mendapat skor antara 3,33 sampai dengan 6,66 sebanyak 24 orang atau sebesar 58,5%, dan tidak ada yang mendapat skor antara 0 sampai dengan 3,32. Kemudian, rata-rata skor nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi gaya bahasa dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun masuk dalam kategori cukup. 4. Kemampuan Mengapresiasi Pengimajinasian dalam Lagu Berdasarkan pada lampiran 6 diperoleh temuan bahwa siswa yang mendapat skor antara 6,67 sampai dengan 10 sebanyak 18 orang atau sebesar 43,9%, yang mendapat skor antara 3,33 sampai dengan 6,66 sebanyak 23 orang atau sebesar 56,1%, dan tidak ada yang mendapat skor antara 0 sampai dengan 3,32. Kemudian, rata-rata skor nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59.
50
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi pengimajinasian dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun masuk dalam kategori cukup. 5. Kemampuan Mengapresiasi Makna Keseluruhan dalam Lagu Berdasarkan pada lampiran 8 diperoleh temuan bahwa siswa yang mendapat skor antara 6,67 sampai dengan 10 sebanyak 23 orang atau sebesar 56,1%, yang mendapat skor antara 3,33 sampai dengan 6,66 sebanyak 18 orang atau sebesar 43,9%, dan tidak ada yang mendapat skor antara 0 sampai dengan 3,32. Kemudian, rata-rata skor nilai dari keseluruhan siswa sebesar 7,17. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi makna keseluruhan dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun masuk dalam kategori baik. C. Penafsiran Hasil Analisis
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat ditafsirkan bahwa ada pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2006/2007. Dengan demikian, kegemaran siswa dalam mendengarkan dan melafalkan lirik lagu akan membantu siswa dalam mengapresiasi puisi.
51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab IV, pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMPN 2 Piangkenceng, Kabupaten Madiun dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Kemampuan Mengapresiasi Makna Kias dalam Lagu Kemampuan mengapresiasi makna kias dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 5,8 atau masuk dalam kategori cukup. 2. Kemampuan Mengapresiasi Irama dalam Lagu Kemampuan mengapresiasi irama dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,1 atau masuk dalam kategori cukup. 3. Kemampuan Mengapresiasi Gaya Bahaya dalam Lagu Kemampuan mengapresiasi gaya bahasa dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. 4. Kemampuan Mengapresiasi Pengimajinasian dalam Lagu Kemampuan mengapresiasi pengimajinasian dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup.
52
5. Kemampuan Mengapresiasi Makna Keseluruhan dalam Lagu Kemampuan mengapresiasi makna keseluruhan dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 7,17 atau masuk dalam kategori baik. B. Saran
Setelah melihat hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi, diajukan saran-saran sebagai berikut. 1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya lebih sering melatih anak didiknya untuk menggunakan lagu dalam mengapresiasi puisi. 2. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya pandai-pandai memilih bahan
pengajaran.
Misalnya lirik-lirik lirik-liri k lagu yang digemari siswa dan
menghubungkannya dengan tujuan pembelajaran. 3. Dalam
pelaksanaan
pengajaran,
guru
hendaknya
dapat
menyajikan
pembelajaran dengan menarik. Dengan teknik penyajian yang menarik, diharapkan anak didik termotivasi dan tertarik dengan bahan pengajaran tersebut, sehingga hasil pembelajaran diharapkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. 4. Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan buku-buku yang cukup terutama buku tentang apresiasi puisi. Sehingga mendorong siswa untuk lebih banyak membaca dan mengapresiasi puisi tersebut.
53
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 1984. Pengantar Memahami Unsur-unsur dalam Karya Sastra . Malang: FPBS IKIP Malang. Gorys Keraf. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa . Jakarta: Gramedia. Henry Guntur Tarigan. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Sastra . Bandung: Angkasa. Herman J. Walujo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. ______. 2002. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Prima. Nana Sudjana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rachmat Djoko Pradopo. 1987. Pengkajian Puisi . Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Rineka Cipta. Winarno Surachmad. 2003. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran . Bandung: Tarsito.
54
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Wahyu Pangripto Wibowo
NPM
: 03.331.029
Program Studi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
: Pendidikan Bahasa dan Seni
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Madiun, 14 Juli 2007 Yang membuat pernyataan
Wahyu Pangripto Wibowo
55
Lampiran 1 DAFTAR NAMA RESPONDEN SISWA KELAS II SMPN 2 PILANGKENCENG TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Jenis Kelamin
Nama Siswa
Ket
1
Yuni Eka Yanti
P
2D
2
Nurul Fitriyah
P
2D
3
Ridwan Masngudi
L
2D
4
Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
5
Nurjianto
L
2D
6
Seno
L
2D
7
Ahmat Mustari
L
2D
8
Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
9
Yeni Ratnawati Ratnawati
P
2D
10
Jon Edo Partyas
L
2D
11
Rudi Setyawan
L
2D
12
Sarbini
L
2D
13
Agus Srianto
L
2D
14
Ongky Saputra
L
2D
15
Ridho Mustakim
L
2D
16
Nofian Puguh Santoso
L
2D
17
Anggy Fristie Fauzi
P
2D
18
Mariyani
P
2D
56
No
Jenis Kelamin
Nama Siswa
Ket
19
Evi Angelina
P
2D
20
Wulandari
P
2D
21
Diana Ayu P.
P
2D
22
Misfajar Tri M.R.
L
2D
23
Helmi Nurul Hajah
P
2D
24
Mohammad Aditya
L
2D
25
Anik Andriani
P
2D
26
Tri Wulandari
P
2D
27
Andrik Eko Susanto
L
2D
28
Rumini
P
2D
29
Edi Prastyo Wibowo
L
2D
30
Efendy Irawan
L
2D
31
Hendro Jatmiko
L
2D
32
Eka Prastiyani
P
2D
33
Juwita Dwi Astuti
P
2D
34
Hendra Prayoga
L
2D
35
Hendri Nurcahyo
L
2D
36
Erina Pujiastutik
P
2D
37
Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
38
Didik Mariadi
L
2D
39
Ita Ristiana
P
2D
40
Wido Hariyanto
L
2D
57
No 41
Jenis Kelamin
Nama Siswa Hadi Nurcahyo
L
58
Ket 2D
Lampiran 3 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR TES OBJEKTIF KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MENGAPRESIASI MAKNA KIAS K IAS DALAM LAGU SISWA 2 SMP NEGERI 2 PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
1 Yuni Eka Yanti
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
2 Nurul Fitriyah
P
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
3 Ridwan Masngudi
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
4 Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
5 Nurjianto
L
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
6 Seno
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
7 Ahmat Mustari
L
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
8 Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
0
1
0
1
1
6
cukup
9 Yeni Ratnawati
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
10 Jon Edo Partyas
L
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
11 Rudi Setyawan
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
12 Sarbini
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
13 Agus Srianto
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
14 Ongky Saputra
L
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
15 Ridho Mustakim
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
16 Nofian Puguh Santoso
L
2D
0
1
0
0
1
4
cukup
17 Anggy Fristie Fauzi
P
2D
0
1
0
1
1
6
cukup
18 Mariyani
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
19 Evi Angelina
P
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
20 Wulandari
P
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
21 Diana Ayu P.
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
22 Misfajar Tri M.R.
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
59
No
Jenis
Nama
Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
23 Helmi Nurul Hajah
P
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
24 Mohammad Aditya
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
25 Anik Andriani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
26 Tri Wulandari
P
2D
0
1
1
1
1
8
baik
27 Andrik Eko Susanto
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
28 Rumini
P
2D
1
1
1
1
0
8
baik
29 Edi Prastyo Wibowo
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
30 Efendy Irawan
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
31 Hendro Jatmiko
L
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
32 Eka Prastiyani
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
33 Juwita Dwi Astuti
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
34 Hendra Prayoga
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
35 Hendri Nurcahyo
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
36 Erina Pujiastutik
P
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
37 Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
38 Didik Mariadi
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
39 Ita Ristiana
P
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
40 Wido Hariyanto
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
41 Hadi Nurcahyo
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
Jumlah
238
Rata-rata
5.805
Skor Maksimal
8
Skor Minimal
4
Keterangan : – 10 Skor nilai 6,67 – 10
= Baik
– 6,66 = Cukup Skor nilai 3,33 – 6,66 – 3,32 Skor nilai 0 – 3,32
= Kurang 60
61
Lampiran 4 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR TES OBJEKTIF KEMAMPUAN MENGAPRESIASI IRAMA DALAM LAGU SISWA 2 SMP NEGERI 2 PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
1 Yuni Eka Yanti
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
2 Nurul Fitriyah
P
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
3 Ridwan Masngudi
L
2D
1
0
0
0
1
4
cukup
4 Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
5 Nurjianto
L
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
6 Seno
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
7 Ahmat Mustari
L
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
8 Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
0
0
0
1
1
4
cukup
9 Yeni Ratnawati
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
10 Jon Edo Partyas
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
11 Rudi Setyawan
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
12 Sarbini
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
13 Agus Srianto
L
2D
1
1
1
1
0
8
baik
14 Ongky Saputra
L
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
15 Ridho Mustakim
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
16 Nofian Puguh Santoso
L
2D
0
1
0
0
1
4
cukup
17 Anggy Fristie Fauzi
P
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
18 Mariyani
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
19 Evi Angelina
P
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
20 Wulandari
P
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
21 Diana Ayu P.
P
2D
0
1
1
1
1
8
baik
62
No
Jenis
Nama
Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
22 Misfajar Tri M.R.
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
23 Helmi Nurul Hajah
P
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
24 Mohammad Aditya
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
25 Anik Andriani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
26 Tri Wulandari
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
27 Andrik Eko Susanto
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
28 Rumini
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
29 Edi Prastyo Wibowo
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
30 Efendy Irawan
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
31 Hendro Jatmiko
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
32 Eka Prastiyani
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
33 Juwita Dwi Astuti
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
34 Hendra Prayoga
L
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
35 Hendri Nurcahyo
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
36 Erina Pujiastutik
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
37 Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
38 Didik Mariadi
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
39 Ita Ristiana
P
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
40 Wido Hariyanto
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
41 Hadi Nurcahyo
L
2D
1
1
1
1
0
8
baik
Jumlah
250
Rata-rata
6.1
Skor Maksimal
10
Skor Minimal
4
Keterangan : Skor nilai 6,67 – 10 – 10
= Baik
Skor nilai 3,33 – 6,66 – 6,66 = Cukup 63
– 3,32 Skor nilai 0 – 3,32
= Kurang
64
Lampiran 5 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR TES OBJEKTIF KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MENGAPRESIASI GAYA BAHASA DALAM LAGU SISWA 2 SMP NEGERI 2 PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
1 Yuni Eka Yanti
P
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
2 Nurul Fitriyah
P
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
3 Ridwan Masngudi
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
4 Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
5 Nurjianto
L
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
6 Seno
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
7 Ahmat Mustari
L
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
8 Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
1
0
0
1
1
6
cukup
9 Yeni Ratnawati
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
10 Jon Edo Partyas
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
11 Rudi Setyawan
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
12 Sarbini
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
13 Agus Srianto
L
2D
1
1
1
1
0
8
baik
14 Ongky Saputra
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
15 Ridho Mustakim
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
16 Nofian Puguh Santoso
L
2D
1
1
0
1
1
8
baik
17 Anggy Fristie Fauzi
P
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
18 Mariyani
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
19 Evi Angelina
P
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
20 Wulandari
P
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
21 Diana Ayu P.
P
2D
0
1
1
1
1
8
baik b aik
65
No
Jenis
Nama
Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
22 Misfajar Tri M.R.
L
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
23 Helmi Nurul Hajah
P
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
24 Mohammad Aditya
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
25 Anik Andriani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
26 Tri Wulandari
P
2D
1
1
0
1
1
8
baik
27 Andrik Eko Susanto
L
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
28 Rumini
P
2D
0
1
1
1
1
8
baik
29 Edi Prastyo Wibowo
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
30 Efendy Irawan
L
2D
1
1
1
1
0
8
baik
31 Hendro Jatmiko
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
32 Eka Prastiyani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
33 Juwita Dwi Astuti
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
34 Hendra Prayoga
L
2D
0
1
0
1
1
6
cukup
35 Hendri Nurcahyo
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
36 Erina Pujiastutik
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
37 Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
38 Didik Mariadi
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
39 Ita Ristiana
P
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
40 Wido Hariyanto
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
41 Hadi Nurcahyo
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
Jumlah
270
Rata-rata
6.6
Skor Maksimal
10
Skor Minimal
4
Keterangan : Skor nilai 6,67 – 10 – 10
= Baik
Skor nilai 3,33 – 6,66 – 6,66 = Cukup 66
– 3,32 Skor nilai 0 – 3,32
= Kurang
67
Lampiran 6 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR TES OBJEKTIF KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PENGIMAJINASIAN DALAM LAGU SISWA 2 SMP NEGERI 2 PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
1 Yuni Eka Yanti
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
2 Nurul Fitriyah
P
2D
1
1
1
1
0
8
baik
3 Ridwan Masngudi
L
2D
1
1
0
1
1
8
baik
4 Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
5 Nurjianto
L
2D
0
0
1
1
1
6
cukup
6 Seno
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
7 Ahmat Mustari
L
2D
1
0
1
0
0
4
cukup
8 Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
0
1
0
1
1
6
cukup
9 Yeni Ratnawati
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
10 Jon Edo Partyas
L
2D
0
1
0
1
0
4
cukup
11 Rudi Setyawan
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
12 Sarbini
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
13 Agus Srianto
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
14 Ongky Saputra
L
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
15 Ridho Mustakim
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
16 Nofian Puguh Santoso
L
2D
1
1
0
1
1
8
baik
17 Anggy Fristie Fauzi
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
18 Mariyani
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
19 Evi Angelina
P
2D
1
1
0
1
1
8
baik
20 Wulandari
P
2D
0
0
1
0
0
2
kurang
21 Diana Ayu P.
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
68
No
Jenis
Nama
Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
22 Misfajar Tri M.R.
L
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
23 Helmi Nurul Hajah
P
2D
0
0
1
0
1
4
cukup
24 Mohammad Aditya
L
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
25 Anik Andriani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
26 Tri Wulandari
P
2D
1
1
0
1
1
8
baik
27 Andrik Eko Susanto
L
2D
0
0
1
1
0
4
cukup
28 Rumini
P
2D
0
1
1
1
1
8
baik
29 Edi Prastyo Wibowo
L
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
30 Efendy Irawan
L
2D
1
1
1
1
0
8
baik
31 Hendro Jatmiko
L
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
32 Eka Prastiyani
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
33 Juwita Dwi Astuti
P
2D
1
1
0
1
1
8
baik
34 Hendra Prayoga
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
35 Hendri Nurcahyo
L
2D
1
1
0
1
0
6
cukup
36 Erina Pujiastutik
P
2D
1
0
1
1
1
8
baik
37 Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
1
0
1
0
1
6
cukup
38 Didik Mariadi
L
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
39 Ita Ristiana
P
2D
0
1
0
1
1
6
cukup
40 Wido Hariyanto
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
41 Hadi Nurcahyo
L
2D
1
0
1
1
0
6
cukup
Jumlah
270
Rata-rata
6.6
Skor Maksimal
10
Skor Minimal
2
Keterangan : Skor nilai 6,67 – 10 – 10
= Baik
Skor nilai 3,33 – 6,66 – 6,66 = Cukup 69
– 3,32 Skor nilai 0 – 3,32
= Kurang
70
Lampiran 7 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR TES OBJEKTIF KEMAMPUAN MENGAPRESIASI MAKNA KESELURUHAN DALAM LAGU SISWA 2 SMP NEGERI 2 PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007
No
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
1 Yuni Eka Yanti
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
2 Nurul Fitriyah
P
2D
1
1
1
1
0
8
baik
3 Ridwan Masngudi
L
2D
1
1
1
1
1
10
baik
4 Wulan Pramiga Kustanti
P
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
5 Nurjianto
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
6 Seno
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
7 Ahmat Mustari
L
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
8 Arif Ahmad Romdhoni
L
2D
1
0
0
1
1
6
cukup
9 Yeni Ratnawati
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
10 Jon Edo Partyas
L
2D
1
0
0
1
0
4
cukup
11 Rudi Setyawan
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
12 Sarbini
L
2D
1
1
1
1
1
10
baik
13 Agus Srianto
L
2D
1
0
0
1
0
4
cukup
14 Ongky Saputra
L
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
15 Ridho Mustakim
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
16 Nofian Puguh Santoso
L
2D
0
0
0
1
1
4
cukup
17 Anggy Fristie Fauzi
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
18 Mariyani
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
19 Evi Angelina
P
2D
0
0
0
1
1
4
cukup
20 Wulandari
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
21 Diana Ayu P.
P
2D
1
1
1
1
1
10
baik
71
No
Jenis
Nama
Kelamin
Kelas
Skor
Total
1
2
3
4
5
Skor
Ket
22 Misfajar Tri M.R.
L
2D
0
1
1
1
0
6
cukup
23 Helmi Nurul Hajah
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
24 Mohammad Aditya
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
25 Anik Andriani
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
26 Tri Wulandari
P
2D
1
0
0
1
1
6
cukup
27 Andrik Eko Susanto
L
2D
1
1
0
1
1
8
baik
28 Rumini
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
29 Edi Prastyo Wibowo
L
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
30 Efendy Irawan
L
2D
1
1
1
1
1
10
baik
31 Hendro Jatmiko
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
32 Eka Prastiyani
P
2D
0
1
1
0
1
6
cukup
33 Juwita Dwi Astuti
P
2D
1
0
0
1
1
6
cukup
34 Hendra Prayoga
L
2D
1
1
1
1
1
10
baik
35 Hendri Nurcahyo
L
2D
1
0
0
1
1
6
cukup
36 Erina Pujiastutik
P
2D
1
1
1
1
0
8
baik
37 Iga Dyah Ratna Sari
P
2D
1
1
1
0
1
8
baik
38 Didik Mariadi
L
2D
1
1
1
0
0
6
cukup
39 Ita Ristiana
P
2D
0
0
0
1
1
4
cukup
40 Wido Hariyanto
L
2D
1
1
1
0
1
8
baik
41 Hadi Nurcahyo
L
2D
0
1
1
1
1
8
baik
Jumlah
294
Rata-rata
7.2
Skor Maksimal
10
Skor Minimal
4
Keterangan : Skor nilai 6,67 – 10 – 10
= Baik
Skor nilai 3,33 – 6,66 – 6,66 = Cukup 72
– 3,32 Skor nilai 0 – 3,32
= Kurang
73
Lampiran 8
SOAL TES KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI DALAM LAGU
Nama Siswa
: ............................................
No. Absen
: ............................................
Kelas
: II
BUTIR-BUTIR TES / SOAL Petunjuk
: A. Pahami dengan d engan saksama s aksama lirik lagu “Syurgamu” yang telah disediakan! B. Tulislah dahulu nama, kelas, dan nomor urut presensi Anda pada lembar jawaban! C. Setelah selesai mengerjakan, soal dan lembar jawaban dikumpulkan kembali!
I.
1. Tunjukkan aku jalan lurusMu Bunyi lirik lagu di atas memiliki makna ..
2.
3.
4.
5.
A. asosiasi C. rima awal B. aliterasi D. asonansi Larik "Biar susah sungguh" mengandung persamaan bunyi konsonan /h/. Hal itu disebut .... A. personifikasi C. aliterasi B. repetisi D. asonansi Bunyi vokal /u/ pada larik "menutup pintu waktu lampau" disebut .... A. asonansi C. asosiasi B. aliterasi D. personifikasi Bunyi "ing" pada larik "Membuat pusing kepala pening" disebut rima.... A. aliterasi C. sempurna B. asonansi D. tidak sempurna Konsonan /b/ pada larik "Tulis buku banyak ragam" disebut rima.... A. berpeluk C. akhir B. berselang D. awal
II.
74
6. Larik "Sepi berbunga bintang bercahaya" mengandung majas .... A. metafora C. inversi B. personifikasi D. hiperbola 7. Larik "Baringkan badan di pengkauan bumi" mengandung majas … A. inversio C. ironi B. metonimin D. sinekdoke
8. Larik "dan matahari pagi menyinar daun-daunan" karya Asrul Sani mengandung majas … A. asosiasi C. personifikasi B. pleorasme D. metafora 9. Pada lagu "Syurgamu" banyak digunakan majas repetisi. Hal itu tampak pada pemakaian kata-kata kata- kata … A. sungguh, seluruh C. Tuhanku, aku B. suci, sunyi D. termangu, namaMu 10. Majas pada "Bulan masuk tahun pergi" adalah ... A. hiperbola C. asosiasi B. pleonasme D. personifikasi II.
11. Larik "menutup pintu waktu lampau" mengandung majas … A. itoni C. inversio B. sinisme D. metonimia 12. Larik "senang susah sama dipikul" bermajas .... A. peradoks C. sinisme B. antitesis D. sarkasme 13. Larik "membuat pusing kepala pening" bermajas .... A. hiperbola C. asosiasi B. pleonasme D. personif ikasi 14. Kata Tempat ku berteduh pada larik " hanyalah padaMu Tempat ku berteduh " mengandung pengertian .... A. pada Tuhan C. pada Sang kekasih B. pada orang D. pada sang ibu 15. Bahasa yang dipakai dalam karya sastra puisi adalah kata-kata yang bermakna .... A. lugas C. denotesi B. sebenarnya D. konotasi III.
16. Kata-kata laut lepas, rimba dan padang hijau merupakan simbol atau lampang .... 75
17.
18.
19.
20.
A. kehidupan C. kebebasan B. keduniaan D. kematian Kata-kata dalam larik Kapan pulang terasa penat dari puisi "Buruh" memiliki ciri bersifat khusus ialah .... A. kapan C. terasa B. pulang D. penat Kata bunga pada bait pertama puisi "Kuingat Padamu" mengandung pengertian.... A. kembang C. gadis B. kekasih D. Tuhan Diksi atau pilihan kata "pagi hari" melambangkan .... A. awal kehidupan B. masa muda C. awal kehidupannya yang penuh dengan cinta D. awal kejayaannya Makna larik CayaMu panas suci adalah.... A. cahaya Tuhan amat panas dan suci B. kecantikan yang suci membuat hati jadi panas C. penampilan yang suci itu memanaskan hati D. sinarmu sangat panas dan menyucikan
IV.
21. Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh Makna larik-larik puisi di atas ialah .... A. Meskipun Chairil Anwar susah, ia tetap teringat kepada kekasihnya. B. Meskipun Chairil Anwar sedih, ia tetap tak melupakan keberadaan Tuhan. C. Seluruh jiwa dan raganya tak diperhatikan, tatkala penyair ingat kepada umat Nasrani D. Seluruh jiwa dan raganya tak diperhatiken, tatkala penyair ingat kepada Tuhan. 22. Puisi "Do'a" Chairil Anwar mengungkapkan suatu maksud tertentu yang ditujukan kapada .... A. umat beragama C. umat Islam B. penganut kepercayaan D. umat Nasrani 23. Makna larik Pergi ke alam bebas adalah … A. menyuruh pergi merantau B. menyuruh pergi ke dunia hitam C. menyuruh pergi ke luar negeri D. menyuruh pergi ke kota besar 24. Makna larik lelah penat tidak terasa adalah a dalah … A. semua kepenatan tak pernah dirasakannya B. hidup tidak terasa melelahkan C. semua kelelahan dan kepenatan tidak dirasakannya D. semua kelelahan tidak dirasakannya 76
25. Bulan masuk tahun pergi Nasib buruh tidak berubah Siang-siang tangan penuh Pulang balik tangin kosong Makna bait cuplikan puisi di atas ialah … A. menggambarken nesib pare buruh yang tidak berubah, sebab meskipun pada siang hari mendapat upah, sorenya ketika pulang upah tersebut sudah habis B. nasib buruh yang tidak ajeg seperti ketika bulan masuk dan tahun pergi C. menggambarkan nasib para buruh yang tidak enak D. menggambarkan nasib buruh yang penuh dengan ketidakpastian
77
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Wahyu Pangripto Wibowo dilahirkan di Madiun pada tanggal 28 Januari
1984 anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Rusianto dan Ibu Sri Purnomowati. Melewati masa kecil di daerah pertanian padi dan penghasil kayu jati. Dan pemerhati bidang pertanian dan peternakan. Pendidikan dasar dan menengah ditempuh di Madiun. Taman SDN Luworo 1 Pilangkenceng Madiun tahun 1996, SLTPN 1 Pilangkenceng Madiun tahun 1999, SMAN 1 Mejayan tahun 2002. Pendidikan berikutnya ditempuh pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP PGRI Madiun. Semasa mahasiswa ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan, di antaranya Himpunan Mahasiswa Jurusan masa bakti 2005-2006.
79
View more...
Comments