Pengantar Korosi dan Pengendaliannya1.pdf

August 30, 2017 | Author: Bembi Aji Setiawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pengantar Korosi dan Pengendaliannya1.pdf...

Description

PENGANTAR KOROSI dan PENGENDALIANNYA Korosi didefinsikan sebagai peristiwa penurunan mutu logam atau paduan logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya .

Destructive result of electrochemical reaction between metal or alloy and its Environment

sheet

Mine

Iron ore (iron oxide)

Auto body (atmosphere)

Steel mill Reduction Refining C ti Casting Rolling Shaping

Underground Pipeline (Soil and water) pipe

Metallurgy in reverse

Rust

(hydrated iron oxide)

Dampak korosi meliputi : Dampak ekonomi ¾ Kerugian produksi d k selama l slm l idle dl ¾ Biaya perawatan tinggi. ¾ Effisiensi berkurang. ¾ Kontaminasi yg mempengaruhi produk. ¾ Overdesign Dampak Sosial ¾ Kehidupan. ¾ Safety/ keamanan

Significance of Corrosionon on Infrastructure

Engineer finds corrosion in collapsed bridge at North N h Carolina C li speedway (2000)

Significance of Corrosionon on Vehicles 1988 19-year 19 old ld B Boeing i 737 operated by Aloha Airlines lost a major portion of the upper fuselage in full flight g at 24000 ft The “pillowing” process in which the faying surfaces are forced apart is schematically illustrated in Fig. The prevalent corrosion product identified in corroded fuselage joints is hydrated alumina, Al(OH)3, with a particularly high volume expansion relative to aluminum. This build-up of voluminous corrosion products can lead to an undesirable increase in stress levels near critical fastener holes and subsequent fracture due to the high tensile stresses resulting from the “pillowing”.

Manakah yang digalvanis dan manakah yang dilapisi krom

Bagaimana Korosi terjadi Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat. y Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta ataupun nilai potensial elektrode standarnya, standarnya Eo. y

y

Sebagai contoh, logam besi (Fe) dengan potensial elektrode sebesar -0,44 lebih mudah terkorosi dibandingkan dengan logam emas yang memiliki potensial elektrode standar Eo sebesar +1,42.

Standard EMF Series

lebih ano odic

lebih cathodic



EMF series o Emetal metal Au +1.420 V Cu +0.340 Pb - 0.126 Sn - 0.136 Ni - 0.250 ΔV o = Co - 0.277 0.153V - 0.403 Cd Fe - 0.440 Cr - 0.744 - 0.763 Zn 0 763 Al - 1.662 Mg - 2.363 Na - 2.714 2 714 K - 2.924



Metal dengan lebih kecil o Emetal lebih mudah korosi.



Example : Cd Cd-Ni Ni cell E o< E o ∴ Cd terkorosi Ni Cd

-

Cd

+

25°C

Ni

1.0 M 1.0 M Cd 2+ solution Ni 2+ solution

9

Umumnya korosi logam melibatkan beberapa reaksi sbb: y 1. Reaksi oksidasi logam pada anode: L → L n+ + ney 2. Reaksi reduksi pada katode yang mungkin terjadi adalah: a. Reduksi ada dua kemungkinan g : i) Reduksi O2 menjadi ion OH- (kondisi netral atau basa) O2(aq) + H2O(I) + 2e- → 2OH-(aq) ii) Reduksi O2menjadi H2O (kondisi asam) O2(aq) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(I) b. Evolusi/Pembentukan H2 2H+(aq) + 2e- → H2(g) c. Reduksi Ion Logam L3+(aq) + e- → L2+(aq) d Deposisi Logam d. L+(aq) + e- → L(s)

Perhatikan contoh reaksi korosi yang terjadi pada logam besi berikut:

yPada yDi

kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- membentuk endapan Fe(OH)2.

udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membentuk Fe2O3 xH2O Ædisebut karat.

yPada

kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi atau pembentukan hidrogen menurut persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- → H2(g).

y Adanya

2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam besi yang teroksidasi.

yHal

ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam lebih besar daripada korosi dalam air

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Korosi Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh : 1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2 y Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. y Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). y Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. tersebut y Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai g anode dan atom C sebagai g katode. y Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.

2. Keberadaan Zat Pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan y terjadinya j y reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil ppembakaran BBM ppada ppermukaan logam g mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.

3. Kontak dengan Elektrolit y Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. y Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat menambah laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.

y y y y

y

4. Temperatur Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Umumnya, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar sehingga h l korosi laju k pada d logam l semakin k meningkat. k Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).

5. Tingkat Keasaman (pH ) y Peristiwa korosi p pada kondisi asam, yyakni ppada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada y katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2 y Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.

6. Metalurgi y •6.a) Permukaan logam y Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. y

y

6.b) 6 b) Efek Galvanic Coupling y Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atomatom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. y Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. y

Standar EMF (Electromotive Force)

y y y

y

7. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan b bk peningkatan i k k korosi i pada d logam. l Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. hidupnya Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus ferroxidans.

Macam--macam Korosi Macam Korosi Galvanis Korosi Regangan Korosi Batas Butir Dealloying/Selective Leaching Korosi Arus Liar Korosi Celah (Crevice Corrosion) Korosi Sumuran (Pitting Corrosion) Korosi Titik Embun Korosi Bakteri Korosi Kavitasi Korosi Erosi Korosi suhu tinggi Korosi Fretting

1 Karat 1. K Galvanis G l i € Karat

galvanis merupakan proses pengkaratan elektro kimiawi apabila dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan (coupled) langsung di dalam elektrolit yang sama. sama € Elektron mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik) menuju ke metal yang lebih mulia (katodik). € Metal anodik berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. € Ion Ion-ion ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. € Permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumur sumur sumur karat atau serangan karat permukaan (Surface Attack).

GALVANIC SERIES Galvanic Series in Seawater (supplements Faraq Table 3.1 , page 65), EIT Review Manual, page 38-2

Tendency to be protected from corrosion corrosion, cathodic cathodic, more noble end Mercury Platinum Gold Zirconium Graphite Titanium Hastelloyy C Monel Stainless Steel (316-passive) Stainless Steel (304-passive) Stainless Steel (400-passive) Nickel (passive oxide) Silver Hastelloy 62Ni, 17Cr Silver solder Inconel 61Ni, 17Cr Aluminum (passive AI203) 70/30 copper-nickel 90/10 copper-nickel Bronze (copper/tin) Copper Brass (copper/zinc) Alum Bronze Admiralty Brass Nickel Naval Brass Tin Lead-tin Lead Hastelloy A Stainless Steel (active) 316 404 430 410 Lead Tin Solder Cast iron Low-carbon steel (mild steel) Manganese Uranium Aluminum Alloys Cadmium Aluminum Zinc Beryllium Magnesium

€

€

€

Note, positions of ss and d al** l**

€

€

M ki jjauh h lletak k llogam d l d Makin dalam deret galvanik makin parah korosi yang mungkin dialami oleh bahan yang lebih anodik. Penggunaan kombinasi logam yang terletak berjauhan pada deret galvanik tetap dilakukan tetapi anoda jauh lebih besar dari katoda. Ti, SS dan Al mengalami pemasifan karena terbentuknya selaput oksida mantap . (laju korosi berkurang, merupakan penyimpangan prediksi deret galvanik). K Korosii d dwilogam il di dimanfaatlkan f tlk untuk penanggulangan korosi (proteksi katodik, mengorbankan anoda secara sengaja, secreficial waster). Karena kondisi tertentu urutan logam-logam pada deret galvanik dapat berubah (misal : besi dan seng pada komponen baja galvanis pipa p p air m minum mp pada temperatur mp tinggi).

Galvanic

Big Cathode, Small Anode = Big Trouble

Gambar . Serangan galvanic disekitar baut

Gambar. Serangan korosi pada sambungan pipa baru dan pipa lama

P Penampakan k : Produk P d k korosi k i terdeposit/ t d it/ tertimbun t ti b pada d sambungan dua logam (pada logam yang lebih anodik dekat sambungan ) Akibat

: Serangan terhadap logam yang lebih anodik mengakibatkan kegagalan/kerusakan total yang disebabkan disintegrasi pada bagian yang anodik khususnya bila katoda >>> anoda

Contoh

: Alumunium - Copper Mild steel - Stainless steel ( (anodik) dik) (k t dik) (katodik)

Pencegahan dan Penanggulangan € Kombinasi K bi i

llogam yang digandeng di d di diusahakan h k sedekat mungkin pada deret galvanik. € Penyisipan logam ketiga, sehingga mengurangi efek galvanik. alvanik € Mencegah terjadinya aliran arus listrik antara kedua logam dengan mengisolasi Anoda >>>> Katoda. Katoda € Coatings € Cegah lingkungan lembab pada sambungan.

Gambar Sambungan baut dan sambungan transisi

2. Karat Regangan € Material

yang mengalami regangan (tarik maupun tekan) berada pada lingkungan korosif dapat mengalami kegagalan di bawah tegangan luluhnya. € Kegagalan ini berupa retakan yang disebut retak karat regangan (stress corrosion cracking). € Regangan internal disebabkan ◦ Pembentukan dingin (cold forming) pengerjaan g j (residual), ( ) seperti p ppengelingan, g g ◦ Sisa hasil p pengepresan, dll.

€ Untuk

material kuningan (brass) disebut Season cracking pada Low carbon steel disebut caustic cracking, embrittlement (kerapuhan basa)

Stress Corrosion Cracking, SCC

Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR Si Sistem P Paduan d

Li k Lingkungan

Paduan Aluminium

Klorida, Udara industri yang lembab, Udara laut

Paduan Tembaga

Ion amonium, Amine

Paduan Nikel

Hidroksida terkonsentrasi dan panas, Uap asam hidrofuorida

Baja karbon rendah

Hidroksida dan nitrat terkonsentrasi dan mendidih, Produk penyulingan

Baja ‘Oil-country/Oil field’

H2S dan CO2

Baja j ppaduan rendah berkekuatan tinggi gg

Klorida

Baja tahan karat Baja austenitik (seri 300)

Klorida mendidih, hidroksida terkonsentrasi dan mendidih, asam politionik

Baja ferritik dan Baja Martensit (seri 400)

Klorida, air pendingin reaktor

Baja maraging (18%Ni)

Klorida

Paduan Titanium

Klorida, metil alkohol Klorida alkohol, klorida padat suhu diatas 5500C

Mekanisme Retak Karat Regangan €Faktor

Elektrokimia Faktor ini terjadi bila material terdapat bagian anodik dan katodik serta berada dalam larutan penghantar arus (elektrolit).

◦ Bagian katodik, berupa selapis film oksida logam atau t kkotoran t /i /impurity it dalam d l material t i l ◦ Bagian anodik, metal dibawah film oksida yang terkelupas, batas butir dimana terjadi k tid kt t kristal ketidaktepatan k i t l metal t l atau t komposisi k i i metal t l pada permukaan yang heterogen

€Faktor

Mekanis P d ujung Pada j retakk terjadi j di konsentrasi k i regangan. Retak mekanis memecahkan lapisan g anodik ke film oksida dan membuka bagian elektrolit sehingga terjadi sel korosi.

3. Korosi Batas Butir

Komposisi struktur logam yang tidak seragam membentuk sel korosi menimbulkan efek galvanik. ` Penyebab ketidakseragaman komposisi atau struktur Iogam : `

◦ Cacat volume akibat proses produksi ◦ Cacat batas butir akibat proses pembekuan ◦ Cacat dislokasi atau cacat titik

`

`

`

` `

Atom berada pada tingkat energi thermodinamik terendah apabila menempati kedudukan dalam kisi kristal yang sempurna. Atom yang berada pada kedudukan kisi kristal yang tidak p mempunyai p y energi g bebas p positif y yang g berarti lebih sempurna mungkin k menderita d serangan korosi. k Apabila jumlah atom pada kisi cacat jauh lebih kecil dibandingkan jumlah atom pada kisi normal akan terjadi korosi Iokal yang dalam (selective attack) yang sangat berbahaya khususnya pada konstruksi yang mengalami tekanan atau tegangan. Proses pengetsaan (etching) sebenarnya merupakan proses korosi batas butir (bermanfaat ). ) Batas butir merupakan tempat pengendapan (precipitation) dan tempat pemisahan (segregation).

Intergranular Corrosion along grain boundaries, often where precipitate particles form. p

`

Chromium memberikan sifat nirkarat apabila kandungnnya lebih dari 12 %. Akibat pembentukan chromium carbida mengurangi porsi chromium hingga kurang dari 12 % sehingga tidak nirkarat lagi.

`

Kegagalan kemungkinan terjadi apabila penggunaan bahan melibatkan proses pemanasan, contoh : pengelasan baja nirkarat austenitik dapat mengakibatkan peluruhan las akibat pemekaan dan terjadi pada rentang suhu 300 - 320˚ C (apabila sudah ada i ti chromium inti h i k bid pada karbida d batas b t butir). b ti )

`

Stabilished Stainless stell baja nirkarat yang dimantapkan tidak rentan terhadap korosi intergranular. Stabilised Stainless steel merupakan k baja b j nirkarat i k t yang dipadukan di d k dengan d tit i titanium atau t niobium atau kolombium. sebanyak 5-10 x carbon. unsur-unsur ini akan terlebih dahulu membentuk karbida sehingga mengindari terbentuknya chromium carbida. carbida

`

Cara mengurangi kerentanan baja nirkarat terhadap korosi : ◦ Penggunaan baja carbon rendah (misal 3041) ◦ Perlakuan P l k panas pasca pengelasan l ◦ Penambahan Titanium dan Niubium

4. Dealloying/Selective Leaching (Karat Pelarutan Selektif) y

y

y

Peluruhan selektif adalah pelepasan sebuah unsur dari paduan yang berefek logam berpori (bila peluruhan terjadi pada seluruh permukaan) atau terjadi lobang (apabila terjadi secara lokal) Zat komponen yang larut selalu bersifat anodik terhadap komponen yang lain (matrik). Secara visual tampak perubahan warna pada permukaan paduan, paduan namun tidak tampak adanya kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak, atau alur. Bentuk permukaan tetap tidak berubah termasuk kehalusannya. y Namun berat jjenisnya y berkurang, g berpori-pori p p dan kehilangan sifat mekanisnya seperti menjadi getas dan kekuatan tariknya sangat rendah. Contoh p peluruhan selektif : ◦ Lepasnya seng dari kuningan (dezincification) ◦ Lepasnya Nikel dari paduan tembaga (denickelification) ◦ Lepasnya alumunium dari paduan tembaga (deaIumunification) ◦ Lepasnya timah dari paduan temb aga (destannification)

Selective Leaching Preferred corrosion of one element/constituent [ [e.g., Zn Z from f brass b (Cu-Zn)]. (C Z )] Dezincification.

4.1.Dezincification ` `

Pelarutan P l seng dari d i metall paduan d brass b yang merupakan k paduan tembaga dengan seng antara 10 sampai 40 %. Ciri-ciri: ◦ Perubahan warna dari kekuningan menjadi merah tembaga. Terjadi pada kuningan dengan kadar seng > 20% (Yellow brass)

`

Faktor penyebab korosi ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

`

Menggunakan air lunak dengan kandungan zat CO2 tinggi. Suhu lingkungan tinggi Kandungan klorida dalam air tinggi Kecepatan aliran rendah Celah-celah sempit Terdapat endapan pada permukaan logam

Cara pencegahan

◦ Gunakan kuningan dengan kadar Zn rendah ( < 15 %) atau red brass. ◦ Kendalikan lingkungan agar tidak agresive p yang y g resistant misal: p paduan rase tunggal gg (Zn60 % , laju korosi meningkat > 800%) - Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang dihasilkan oleh bahan sekitar. - Mengubah g temperature p - Menghilangkan kotoran - Penggunaan inhibitor b b.

Elektrolit El kt lit - Menurunkan konduktifitas ionic - Mengubah PH - Secara homogen mengurangi kandungan oksigen

- Mengubah temperatur - Penggunaan inhibitor - Memperkuat selaput pasif pada permukaan logam c. Dalam D l tanah h - Proteksi katodik - Pelapisan p permukaan p - Mengganti tanah urug - Mengendalikan PH Catatan

2. Inhibitor a. Anodik : Meningkatkan laju j p polarisasi anoda melalui reaksi dengan ion-ion logam yang terkorosi untuk menghasilkan selaput pasif tipis atau lapisan-lapisan garam. b. Katodik : Inhibitor katodik berpengaruh p g terhadap p dua reaksi : • terhadap reaksi pertama: 2H20 + 02 + 4e-

40H-

Inhibitor akan bereaksi dengan ion hidroksil untuk mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke permukaan katoda dan karena itu menyelimuti katoda dari elektrolit dan mencegah masuknya oksigen. oksigen ( garam seng, seng magnesium, - kaIsium , polifosfat ) • terhadap reaksi kedua: 2H+ + 2e2H 2H, inhibitor akan membentuk selapis hidrogen absorbsi pada permukaan katoda (garam-garam arsenikum, Bismuth, antimonium)

c. Inhibitor adsorbsi : Merupakan molekul-molekul organik panjang yang dapat g ke p permukaan atau merangkap g p ionmembatasi difusi oksigen ion logam di permukaan, memantapkan lapisan ganda dan mereduksi laju pelarutan.

Tabel Inhibitor

3. Pengendalian Korosi ((Perlindungan g Mekanis))

dengan

Lapisan

Penghalang

Perlindungan mekanis dilakukan dengan mencegah agar permukaan logam tidak bersentuhan dengan udara dan air, misalnya dengan pengecatan p g dan p pelapisan p dengan g logam g lain (p (penyepuhan) y p )

4. Perlindungan elektrokimia Dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi elektrolik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam). Perlindungan tersebut disebut juga perlindungan katode (proteksi katodik) atau perlindungan anode (proteksi anodik). (p ) 4,1. Proteksi Katodik Proteksi katodik biasa dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Metode anoda tumbal (sacrificial anoda method) b. Metode arus terpasang (impressed current method) Mg

Magnesium Anode

Impressed current

4.1.a. Metode anoda tumbal y

y y

Penggunaan logam lain yang lebih reaktif akan menempatkan logam sebagai penyuplai e- atau bertindak sebagai anode dalam sel elektrokimia korosi. Bahan ini sengaja dikorbankan (habis termakan korosi) yang setiap saat secara periodik di diganti. ti Bahan B h M & paduannya, Mg d Z & paduannya Zn d , Al dan d paduannya. Contoh : Penggunaan logam Mg (E° = -2.37V) untuk perlindungan logam Fe (E° = -0.44V). Mg akan bertindak sebagai anode yang teroksidasi, sedangkan Fe akan menjadi katode dimana reduksi d k i oksigen k i b l berlangsung

Perlindungan l terhadap saluran l pipa dengan menggunakan anoda tumbal dan distribusi potensial sepanjang pipa bila ada ccaat

Distribusi anoda timbal pada anjungan

4.1.b. Metode arus terpasang Suatu sumber listrik dihubungkan ke tangki bawah tanah yang akan dili d i dan dilindungi d ke k anode d inert, i t seperti ti grafit. fit Elektron El kt akan k mengalir li dari d i sumber listrik ke anode inert. Reaksi oksidasi yang terjadi akan melepas e-, yang akan mengalir melalui elektrolit tanah menuju ke tangki yang bertindak sebagai katode. Metode ini disebut juga Impressed current cathodic protection (ICCP). (ICCP)

Sistem proteksi katodik arus terpasang pada pipa bawah tanah

y

y

y

y

Pengendalian korosi dengan Proteksi katodik melalui metoda arus dipaksakan, dipaksakan atau impress current dapatdilakukan dengan cara menurunkan potensial antar muka logam ke daerah pasif dengan memberikan arus anodic. anodic Elektroda yang dapat digunakan adalah material atau bahan yang relative inert ketika berfungsi sebagai anoda. anoda Bahan yang umum digunakan sebagai anoda pembantu dalam proteksi katodik impress current adalah Ti/Pt, Nb/Pt Ta/Pt, Nb/Pt, Ta/Pt grafit, grafit magnetit, magnetit silicon, silicon dan baja. baja Masing – masing anoda mempunyai kekhususan dalam penggunaannya ditinjau dari lingkungan dan kapasitas arus. arus

Keuntungan Proteksi Katodik Arus Dipaksakan y Jika sumber Tegangan cukup memadai, memadai maka arus pelindung dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. y Penghubung anoda tidak perlu besar, karena kehilangan energi akibat tahanan dapat p dikoreksi dengan g meningkatkan g potensial. Kerugian g Proteksi Katodik Arus Dipaksakan. p y Harus ada sumber energi listrik arus searah y Tidak boleh ada kesalahan sirkuit atau arus salah arah. y Membutuhkan teknisi dan pengawas yang banyak dan terlatih y Penghubung anoda harus diisolasi secara sempurna dan tidak boleh menyerap air. y Harus dilengkapi g p dengan g pelindung p g anoda

4.2. Proteksi Anodik Prinsip proteksi anodik adalah pemberian potensial pada baja sehingga logam terpolarisasi secara anodik dari potensial korosi bebasnya yang dapat menyebabkan timbulnya selaput pasif sehingga p gg dapat p melindungi g logam g dari serangan g korosi selanjutnya

Prinsip proteksi anodik pada baja, skema k pengulasan l potensiodinamik t i di ik untuk bahan yang memperlihatkan sifat pasif.

y

KRITERIA PROTEKSI

y

Menurut literatur (teori), korosi dianggap berhenti bila konsentrasi ion-ion logam g sekitarnya kurang dari 10-6 gram ion per liter. Bila angka ini kita terapkan pada korosi dari besi, potensial pada kondisi ini : Fe Æ Fe2+ + 2e-

y

Note: Konversi SHE menjadi CSE dengan mengurangkan 0,242 V

y

Theoretically, besi akan terproteksi katodik bila potensialnya ( ) E≤- 0,933 V (CSE).

y

Menurut NBS ( National Bureau of Standards ), dalam ppraktek menunjukan j bahwa besi sudah akan tidak terkorosi 2 ) di sekitarnya 10-3 3 M. Kita akan bila konsentrasi ion (Fe2+ memperoleh nilai potensial proteksi :

y

Angka ini pada saat ini diterapkan sebagai kriteria proteksi katodik untuk besi / baja pada umumnya.

Pencegahan korosi dengan design yang tepat

Often several approaches to control corrosion Often several “system” constraints pertain

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF