Pengantar Grid dan Cloud Computing

May 28, 2016 | Author: Aditya Bhaskara | Category: Types, School Work
Share Embed Donate


Short Description

Paper pengantar mengenai Grid dan Cloud Computing...

Description

GRID DAN CLOUD COMPUTING PENGANTAR GRID DAN CLOUD COMPUTING

OLEH SANG GDE ADITYA BHASKARA NIM 1304505083 KELAS B

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016

1. Grid Computing Grid Computing adalah bentuk komputasi terdistribusi yang melibatkan koordinasi dan berbagai komputasi, aplikasi, data, dan penyimpanan atau jaringan sumber daya di seluruh organisasi yang bersifat dinamis dan berbeda-beda secara geografis. Teknologi Grid Computing memiliki tujuan untuk mengubah cara organisasi mengatasi masalah komputasi yang kompleks.

Gambar 1.1. Virtualisasi Grid Computing, Sumber Daya Tersebar Secara Geografis (Sumber: https://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg246778.pdf, halaman 11)

Para ahli seperti ilmuwan komputer dan lembaga komputer dunia memiliki beberapa definisi mengenai Grid Computing diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Ian Foster dalam tulisannya yang berjudul What Is The Grid menyatakan bahwa suatu sistem dapat dikatakan sebagai Grid Computing jika memenuhi tiga syarat seperti berikut. a. Pengolahan dan pengelolaan resource (sumber daya) komputasi tidak dibatasi pada satu wilayah saja (domain administratif). b. Menggunakan standarisasi dan protokol jaringan yang terbuka untuk semua aplikasi, produk, vendor, platform/sistem operasi. c. Komputasi mampu mencapai nontrivial equality of service (kualitas layanan canggih) jauh di atas kualitas layanan komponen individu.

1

2. IBM menyatakan Grid Computing sebagai kemampuan untuk menggunakan seperangkat standar an protokol terbuka, untuk memperoleh akses ke aplikasi dan data, tenaga pemrosesan, kapasitas penyimpanan, dan sekumpulan komputasi sedunia melalui internet. 3. CERN (Organisation Européene pour la Recherche Nucléaire) sebagai salah satu pengguna Grid Computing terbesar di dunia mendefinisikan Grid Computing sebagai layanan untuk saling berbagi sumber daya dan kapasitas penyimpanan data melalui internet. 4. Plaszczak dan Wellner dalam bukunya Grid Computing 1st Edition mendifinisikan Grid Computing sebagai sebuah teknologi yang memungkinkan virtualisasi sumber daya, ditentukan secara on demand, dan berbagi layanan di antara organisasi.

1.1. Keuntungan Penerapan Grid Computing Ketika menerapkan Grid Computing, maka dalam penerapannya akan menemui sebuah set dari kebutuhan-kebutuhan bisnis. IBM telah melakukan riset mengenai keuntungan apa saja yang dapat diberikan oleh teknologi Grid Computing pada bisnis. Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan Grid Computing. 1.

Exploiting under utilized resources Salah satu tujuan utama penerapan Grid Computing adalah untuk menjalankan aplikasi yang sudah ada pada mesin-mesin yang berbeda. Mesin di mana biasanya aplikasi dijalankan bisa saja sibuk ketika aktifitas mesin sangat padat. Pekerjaan ini dapat dijalankan pada komputer/mesin lainnya yang sedang dalam kondisi idle di manapun yang terdapat di dalam grid.

2.

Parallel CPU Capacity Potensi dari parallel CPU secara masif merupakan tujuan utama dan merupakan fitur menarik dari teknologi Grid Computing di mana kekuataan komputasi dapat menciptakan evolusi industri baru seperti bio-medical field, financial modeling, oil exploration, motion picture animation, dan lain-lain.

2

3.

Virtual resources and virtual organizations for collaboration Kemampuan lain yang ditawarkan teknologi Grid Computing adalah menyediakan sebuah lingkungan untuk berkolaborasi dengan pengguna yang lebih luas. Pengguna dari Grid Computing dapat diorganisasikan secara dinamis ke dalam beberapa virtual organizations dengan ketentuan kebutuhan masing-masing. Virtual organizations dapat membagikan sumber daya secara kolektif sebagai grid yang lebih besar.

4.

Access to additional resource Sebuah grid dapat menyediakan akses terhadap sumber daya lainnya. Sumber daya tambahan dapat disediakan dalam tambahan jumlah atau kapasitas komputasi.

5.

Resource Balancing Aplikasi-aplikasi yang dapat menggunakan teknologi Grid Computing (gridenabled). Grid Computing dapat menawarkan resource balancing, yang berpengaruh pada penjadwalan pekerjaan grid pada mesin/komputer dengan utilisasi yang kecil.

6.

Reliability Sistem Grid Computing adalah sistem yang menawarkan kehandalan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan komputasi yang kompleks.

7.

Management Managemen sumber daya menjadi lebih mudah seperti melakukan visualisasi kapasitas dan utilitas dari sebuah organisasi yang besar.

1.2. Topologi Grid Computing Sebuah Grid Computing menggabungkan kekuatan processing dari kumpulan sistem yang terdistribusi. Penggunaan lanjutan dari komputasi grid di antaranya adalah persamaan matematika, turunan, valuasi portofolio, dan simulasi. Secara struktur IBM membagi topologi Grid Computing menjadi tiga di antaranya adalah sebagai berikut.

3

1.

Intagrids Intagrids sangat sesuai dibangun untuk organisasi-organisasi tunggal, tidak adanya integrasi partner, dan sebuah cluster tunggal.

2.

Extragrids Extragrids sangat sesuai dibangun untuk organisasi-organisasi multi, memiliki integrasi partner, dan multi cluster.

3.

Intergrids Intergrids sangat sesuai dibangun untuk banyak organisasi, memiliki integrasi partner, dan memiliki banyak multi cluster.

Gambar 1.2. Intagrids, Extragrids, Intergrids (Sumber: https://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg246778.pdf, halaman 104)

2. Cloud Computing Cloud Computing secara harfiah dapat diartikan sebagai komputasi awan. Menurut berberapa organisasi yang secara khusus membidangi dan telah melakukan riset terhadap Cloud Computing memiliki pendefinisian masing-masing mengenai Cloud Computing seperti berikut. 1.

Menurut NIST (National Institute of Standard and Technology), Cloud Computing

merupakan

sebuah model

yang memungkinkan

adanya

penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah,

4

menyediakan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai keperluan (on-demand). 2.

Menurut European Commission, Cloud Computing merupakan lingkungan eksekusi yang bersifat elastis dari berbagai sumber daya yang melibatkan berbagai macam pengguna dan menyediakan layanan yang dibatasi secara spesifik pada berbagai tingkatan kualitas layanan.

3.

Menurut Privacy Commisioner of Canada, Cloud Computing merupakan pemberian layanan komputasi melalui Internet. Layanan Cloud Computing memungkinkan individu dan bisnis untuk menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang dikelola oleh pihak ketiga dari jarak jauh.

Gambar 2.1. Gambaran Cloud Computing Secara Umum (Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b5/Cloud_computing.svg/200 0px-Cloud_computing.svg.png)

2.1. Karakteristik Cloud Computing Sebagai sebuah teknologi dan layanan di jaringan komputer, sebagaimana jaringan komputer itu sendiri, Cloud Computing juga memiliki karakteristik khusus. Menurut NIST, terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut sebagai Cloud Computing. 5

1.

Resource Pooling Sumber daya komputasi seperti media penyimpanan, CPU, memory, bandwidth jaringan, dan virtual machine yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) digunakan untuk memenuhi kebutuhan layanan terhadap pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant (dapat disewakan kepada berbagai macam penyewa layanan). Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.

2.

Broad Network Access Kapabilitas layanan dari penyedia layanan Cloud Computing dapat tersedia melalui jaringan internet, intranet, ataupun kombinasi keduanya dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dan perangkat lainnya.

3.

Measured Service Layanan Cloud Computing dapat diukur. Pengukuran layanan pada Cloud Computing dapat dilakukan melalui QoS dan QoE untuk kualitas layanan. QoS (Quality of Service) merupakan pengukuran kualitas layanan yang dilihat dari sisi penyedia layanan (provider), sedangkan QoE (Quality of Experience) merupakan pengukuran layanan yang dilihat dari sisi pengguna layanan (consumer) Cloud Computing. Adanya monitoring sistem ini, penggunaan sumber daya dapat diawasi dan dikontrol agar lebih optimal dengan lebih mudah. Sumber daya tersebut antara lain, media penyimpanan, bandwidth, processing, dan lain-lain. Layanan monitoring ini juga sebagai bentuk transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.

4.

Rapid Elasticity Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.

6

5.

Self Service Layanan Cloud Computing dapat secara mandiri menyediakan semua keperluan dan kapabilitas terkait dengan komputasi pada Cloud Computing, antara lain berupa ketersediaan network storage (media penyimpanan digital pada jaringan komputer), server time (sistem waktu di sisi komputer server), dan lain-lain, dengan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (service provider). Layanan ini dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan keperluannya.

2.2. Model Layanan Cloud Computing Pada teknologi Cloud Computing terdapat jenis model layanan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. NIST sendiri membagi jenis layanan Cloud Computing menjadi 3 jenis sebagai berikut. 2.2.1. IAAS (Infrastructure As A Service) Cloud IAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada layanan penyediaan infrastruktur komputer yang disewakan. Infrastruktur ini diantaranya adalah perangkat keras jaringan, komputer server, media penyimpanan (storage), processor, beserta dengan proses virtualisasi untuk menunjang proses komputasi. Pada IAAS terdapat beberapa fitur diantaranya adalah sebagai berikut. 1.

Pilihan Virtual Machine (VM) yang beragam.

2.

Penyediaan pre OS installed, sehingga penggunaan menjadi lebih praktis

3.

Penyediaan storage pada sebuah server mirror, sehingga data pengguna menjadi lebih aman.

4.

Tersedianya fitur untuk melakukan proses optimisasi.

5.

Menyediakan beragam aplikasi (tools) untuk sejumlah tujuan. Terdapat beberapa perusahaan yang menyediakan layanan Cloud IAAS

diantaranya adalah sebagai berikut. 1.

Amazon Web Service (AWS) http://www.hpcloud.com/

7

2.

HP Public Cloud http://www.hpcloud.com/

3.

Microsoft Windows Azure https://azure.microsoft.com/

2.2.2. PAAS (Platform As A Service) Cloud PAAS atau yang juga sering disebut cloudware merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada penyediaan platform untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah. Layanan platform yang disediakan oleh cloud PAAS telah disertai banyak fitur yang memudahkan programmer dan pengguna awam dalam mengembangkan aplikasi tanpa memerlukan penulisan sourcecode yang banyak, adanya skalabilitas, kontrol akses, fitur keamanan, kemudahan integrasi, dan konektor untuk sistem di luar jaringan Cloud Computing. Berikut adalah contoh beberapa penyedia layanan Cloud PAAS. 1.

Amazon Web Service (AWS) http://www.hpcloud.com/

2.

Microsoft Windows Azure https://azure.microsoft.com/

2.2.3. SAAS (Software As A Service) Cloud SAAS merupakan jenis layanan yang diberikan oleh penggunanya dalam bentuk pemakaian bersama perangkat lunak (aplikasi). Umumnya layanan SAAS disediakan dalam bentuk tatap muka berbasis web. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak dapat berjalan dan dapat digunakan dengan baik. Contoh dari layanan Cloud SAAS ini antara lain adalah sebagai berikut. 1.

Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud.

2.

Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail.

3.

Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged.

4.

Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk.

8

Gambar 2.2. Cloud Computing Layers (Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3c/Cloud_computing_layers.png)

2.3. Model Deployment Cloud Computing Cloud Computing dibagi ke dalam beberapa model deployment untuk membantu menyesuaikan lingkungan, kondisi, dan keperluan dari pengguna, sehingga teknologi Cloud Computing dapat diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik dan optimal. NIST membagi Cloud Computing ke dalam empat model deployment yaitu, Private Cloud, Public Cloud, Community Cloud, dan Hybrid Cloud. 2.3.1. Private Cloud Private Cloud adalah model deployment Cloud Computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi, perusahaan, atau kalangan tertentu. Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu saja departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada. Berikut adalah contoh Private Cloud berdasarkan pembagian model layanan cloud yang ditawarkan. 9

1.

SAAS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal.

2.

PAAS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal.

3.

IAAS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal. Setiap pemodelan memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah

kelebihan dalam menggunakan Private Cloud. 1.

Menghemat biaya sewa layanan Cloud Computing ke penyedia layanan (provider) karena telah menyediakan layanan secara mandiri.

2.

Menghemat bandwidth internet karena layanan hanya perlu diakses dari jaringan internal (intranet).

3.

Relatif lebih aman karena bersifat private jika dibandingkan diletakkan di ruang publik (internet).

4.

Tidak bergantung pada penyedia Cloud eksternal. Layanan dapat disediakan secara mandiri/swadaya untuk pemakaian internal organisasi/perusahaan maupun untuk pribadi. Setelah mengetahui kelebihan Private Cloud, berikut adalah kekurangan

dari Private Cloud. 1.

Memerlukan tenaga, waktu, dan biaya investasi besar tersendiri untuk membangun, mengelola dan merawat Private Cloud.

2.

Tidak cocok diterapkan bagi organisasi atau individu yang tidak memiliki pengetahuan teknis terkait dengan jaringan komputer dan Cloud Computing.

10

INTRANET

Gambar 2.3. Bagan Private Cloud (Sumber: Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya, halaman 71)

2.3.2. Public Cloud Public Cloud meruakan model deployment Cloud Computing, di mana layanan Cloud Computing diletakkan di lokasi publik (misalkan di jaringan internet dan memiliki IP publik), sehingga layanan, data, dan informasi di dalamnya dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna. Public Cloud menyediakan akses sebanyak mungkin kepada siapapun yang terhubung ke dalam jaringan cloud yang menyediakan layanan Public Cloud. Public Cloud biasanya ada yang dapat digunakan secara gratis ataupun berbayar sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan seperti misalnya GoogleMail, Facebook, Twitter, dan Live Mail adalah layanan Public Cloud gratis, sedangkan Sales Force, Office365, dan GoogleApps adalah layanan Public Cloud berbayar. Public Cloud juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti model Private Cloud. Berikut adalah kelebihan dalam menggunakan Public Cloud. 1.

Sangat mudah digunakan, di mana pengguna layanan cukup menyediakan koneksi internet untuk terhubung ke penyedia layanan Public Cloud dan menggunakannya gratis atau berbayar sesuai kebutuhan layanan yang akan digunakan.

11

2.

Tidak perlu memikirkan penyediaan infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak, karena layanan cloud telah disediakan oleh penyedia layanan.

3.

Data dapat dengan mudah disimpan pada media penyimpanan di internet dan mudah dibagikan ke pengguna lain karena berada pada jaringan publik.

4.

Tidak perlu bergantung kepada tenaga IT internal perusahaan/organisasi karena setiap orang dapat dengan mudah menggunakan layanan Public Cloud. Setelah mengetahui kelebihan Public Cloud, berikut adalah kekurangan dari

Public Cloud. 1.

Biaya/investasi penyediaan akses internet yang cukup besar.

2.

Apabila tidak tersedia akses internet ke jaringan penyedia Public Cloud, maka layanan tidak dapat digunakan.

3.

Penyimpanan data di internet perlu di-filter berdasarkan data mana saja yang dapat diletakkan secara public dan mana yang tidak.

4.

Sangat bergantung pada penyedia layanan kepada penyedia layanan cloud.

Public Cloud Public Cloud

Public Cloud

INTERNET Public Cloud

Public Cloud Public Cloud

Gambar 2.4. Bagan Public Cloud (Sumber: Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya, halaman 74)

12

2.3.3. Community Cloud Community Cloud merupakan model deployment pada Cloud Computing yang dibangun oleh satu atau beberapa buah komunitas. Komunitas yang tergabung biasanya memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama. Community Cloud dapat dikatakan mirip dengan Private Cloud, di mana penggunaannya terbatas untuk komunitas bersangkutan saja. Namun dalam penerapannya, penyediaan layanan Community Cloud tidak selalu dalam ranah privat (intranet) tapi juga ranah publik (internet). Community Cloud juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dalam menggunakan Community Cloud. 1.

Dapat bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama.

2.

Pekerjaan yang dilakukan bersama-sama memanfaatkan layanan pada Community Cloud akan dapat dikerjakan lebih cepat, lebih baik, dan terorganisasi dengan baik melalui kekuatan komunitas.

3.

Apabila layanan Cloud pada Community Cloud dibuka juga untuk public selain komunitas, maka akan memberikan kontribusi berupa manfaat layanan Cloud kepada masyarakat. Setelah mengetahui kelebihan Community Cloud, berikut adalah

kekurangan dari Community Cloud. 1.

Community Cloud sangat bergantung kepada kelangsungan komunitas yang menggunaakannya.

2.

Ketaatan untuk memahami dan mematuhi SLA (Service-Level Agreement) yang ditetapkan akan mempengaruhi kelangsungan layanan Community Cloud.

13

User

User User

Komunitas 1 Community Cloud 1

Komunitas 2 Community Cloud 2

INTERNET INTRANET

Komunitas 6 Community Cloud 6

Komunitas 5 Community Cloud 5

Komunitas 3 Community Cloud 3

Komunitas 4 Community Cloud 4

User

User

Gambar 2.5. Bagan Community Cloud (Sumber: Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya, halaman 78)

2.3.4. Hybrid Cloud Hybrid Cloud adalah model deployment Cloud Computing yang merupakan gabungan dari Private Cloud dan Public Cloud. Pada model ini, digunakan SLA yang merujuk kepada data mana saja yang akan diletakkan di media penyimpanan (storage) Public Cloud (internet) dan Private Cloud (intranet). Hal ini bertujuan untuk memudahkan di dalam manajemen keamanan dan manajemen data. Hybrid Cloud menggabungkan kelebihan yang dimiliki oleh Private Cloud dan Public Cloud. Sama seperti model cloud lainnya, Hybrid Cloud juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dalam menggunakan Hybrid Cloud. 1.

Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri.

2.

Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di Private Cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.

14

Setelah mengetahui kelebihan Hybrid Cloud, kekurangan untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara Public Cloud dan Private Cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.

Private Cloud

Public Cloud

Hybrid Cloud

IAAS

PAAS

SAAS

Gambar 2.6. Bagan Hybrid Cloud (Sumber: Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya, halaman 79)

2.4. Komponen dan Arsitektur Cloud Computing Cloud Computing memiliki tiga komponen utama. Ketiga komponen tersebut yaitu Node Controller (NC), Cluster Controller (CC), dan Cloud Controller (CLC). Ketiga komponen ini saling berkaitan satu sama lain. 2.4.1. Node Controller (NC) Node Controller merupakan komponen pada Cloud Computing yang memiliki fungsi utama untuk melakukan control terhadap node (komputer) pada sistem Cloud Computing. Berikut adalah sejumlah fungsi yang dimiliki oleh Node Controller (NC). 1.

Menyediakan dan menjalankan layanan virtualisasi pada Cloud Computing melalui Virtual Machine.

2.

Memanajemen dan melakukan eksekusi pada semua sumber daya yang dimiliki Cloud Computing terkait dengan proses virtualisasi yang dilakukan Virtual Machine.

3.

Memantau dan mengendalikan proses-proses yang terjadi di dalam sistem Cloud Computing.

15

2.4.2. Cluster Controller (CC) Setiap node pada sistem Cloud Computing, akan diparalelkan (cluster) untuk pengerjaan bersama-sama satu atau beberapa tugas yang diberikan, terkait dengan layanan berbasis Cloud Computing. Adapun fungsi dari Cluster Controller antara lain sebagai berikut. 1.

Mengumpulkan semua data dan informasi yang diperoleh dari Node Controller (NC). Sebuah Cluster Controller (CC) dapat memiliki satu hingga ratusan Node Controller di dalamnya.

2.

Menentukan jadwal eksekusi untuk Virtual Machine kepada node-node yang dipilih.

3.

Melakukan manajemen untuk konfigurasi jaringan (baik private/intranet maupun public/internet) melalui logical connection yang tersedia dan digunakan oleh satu atau beberapa buah Node Controller (NC) untuk mengirimkan pesan dan konfirmasi kepada Cluster Controller (CC) yang membawahinya yang biasanya melibatkan Cluster Head Node.

2.4.3. Cloud Controller (CLC) Cloud Controller merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan pengguna layanan berbasis Cloud Computing. Posisi Cloud Controller (CLC) tepat berada di antara pengguna layanan Cloud Computing dan Cluster Controller (CC). Adapun fungsi-fungsi penting yang dimiliki oleh Cloud Controller (CLC) antara lain sebagai berikut. 1.

Memproses dan menterjemahkan perintah (command) maupun permintaan (request) yang diberikan oleh pengguna biasa maupun administrator kepada sistem terkait dengan layanan berbasis Cloud Computing.

2.

Membantu Cluster Controller (CC) dan Node Controller (NC) di dalam melakukan penjadwalan Virtual Machine (VM) dalam proses virtualisasi.

3.

Membantu di dalam proses manajemen pengguna di dalam sistem berbasis Cloud Computing.

4.

Mengurusi SLA (Service Level Agreement) terkait dengan layanan berbasis Cloud Computing, terkait antara penyedia dan pengguna layanan. 16

Pengguna layanan dan aplikasi berbasis Cloud Computing

Pengguna layanan dan aplikasi berbasis Cloud Computing

Pengguna layanan dan aplikasi berbasis Cloud Computing

Cloud Controller (CLC)

Cluster Controller (CC)

Node Controller (NC)

Node Controller (NC)

Cluster Controller (CC)

Node Controller (NC)

Node Controller (NC)

Node Controller (NC)

Node Controller (NC)

Gambar 2.7. Bagan Arsitektur Sistem Cloud Computing Secara Umum (Sumber: Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya, halaman 60)

Berdasarkan gambar 2.7 di atas, dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dari uraian yang telah dijabarkan mengenai ketiga komponen utama pada sistem berbasis Cloud Computing, yaitu sebuah layanan berbasiskan teknologi Cloud Computing akan memiliki minimal sebuah Cloud Controller (CLC) yang menjadi pintu gerbang antara sistem pada Cloud Computing dengan para pengguna yang saling berinteraksi di dalam jaringan. Kemudian di dalamnya terdapat satu atau beberapa buah Cluster Controller (CC), yang mana masing-masing Cluster Controller memiliki Node Controller (NC) di dalamnya.

17

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Plaszczak, Pawel, Richard Wellner, Jr. 2005. Grid Computing, 1st Edition The Savvy Manager's Guide. Amerika Serikat: Morgan Kaufmann Publishers

[2]

Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung: Informatika.

[3]

Jacob, Bart, Michael Brown, Kentaro Fukui, Nihar Trivedi. 2005. Introduction to Grid Computing. https://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg246778.pdf. 1 Februari 2016.

[4]

Hashemi, Seyyed Mohsen, Amid Khatibi Bardsiri. 2012. Cloud Computing Vs. Grid Computing. http://scientificjournals.org/journalofsystemsandsoftware/archive/vol2no5/vol2no5_4.pdf. 1 Februari 2016.

[5]

Mell, Peter, Timothy Grance. 2011. The NIST Definition of Cloud Computing. http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-145/SP800145.pdf. 1 Februari 2016.

[6]

Budiyanto Alex. 2012. Pengantar Cloud Computing. http://www.cloudindonesia.or.id/wp-content/uploads/2012/05/E-BookPengantar-Cloud-Computing-R1.pdf. 1 Februari 2016.

[7]

Privacy Commissioner. 2012. Introduction to Cloud Computing. https://www.priv.gc.ca/resource/fs-fi/02_05_d_51_cc_e.pdf. 1 Februari 2016.

[8]

European Commission. 2010. The Future of Cloud Computing. http://cordis.europa.eu/fp7/ict/ssai/docs/cloud-report-final.pdf. 1 Februari 2016.

[9]

CERN. The Grid: A System of Tiers. http://home.cern/about/computing/gridsystem-tiers. 2 Februari 2016.

18

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF