PENGANTAR AKUNTANSI

April 6, 2018 | Author: mistertsu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ini modul perkuliahan Akuntansi I dan Akuntansi II...

Description

PENGANTAR AKUNTANSI 1

1

BAB 1 AKUNTANSI DAN RUANG LINGKUPNYA

1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi tepatnya Akuntansi Keuangan atau ada juga yang menyebut akunting adalah merupakan bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan suatu informasi tentang kondisi keuangan, berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, uang dan modal suatu usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan tidak perlu lagi mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan ini. Definisi akuntansi yang dapat dipakai unutk memahami lebih dalam pengertian akuntansi ini, ada dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan sebagai berikut “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan

informasi

ekonomi

sebagai

bahan

informasi

dalam

hal

mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya” Sedangkan Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendifinisikan Akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya” Definisi ini bisa dipermasalahkan seandainya kita berhadapan dengan keadan sistem pencatatan yang sudah menggunakan komputerisasi, apalagi proses pengolahan datanya tidak lagi melalui pencatatan tetapi melalui optic, dialing atau keyboard 2

sehingga sama sekali tidak melibatkan proses pencatatan konvensioanal. Definisi ini sudah “out of date” Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternative”.

1.2 Pemakai Informasi Akuntansi Secara umum pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dari prospeknya di masa datang. Bagi pemilik I informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan itu atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat lain. Bagi calon pemilik informasi akuntansi akan digunakan untuk memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai risiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan. Badan-badan Pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya. Kantor pajak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan. Pegawai dan serikat pekerjanya sangat tertarik mengenal stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang mempekerjakannya.

3

Pihak yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir akuntasi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Kadang-kadang mereka, secara keseluruhan disebut sebagai manajemen (management) perusahaan. Jenis informasi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap manajemen perusahaan berbeda sesuai dengan besarnya perusahaan. Manajemen sebuah, perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan informasi akuntansi yang sedikit saja. Semakin besar perusahaan, semakin sedikit kesempatan manajemen perusahaan unutuk berhubungan langsung dengan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, walaupun demikian, ia harus mendapatkan inforamsi yang tepat waktu mengenai bermacam-macam aspek yang terdapat dalam perusahaan itu. Informasi yang relevan untuk satu pihak mungkin menjadi tidak relevan bagi pihak lain. Akan tetapi, begitu kelompok-kelompok yang membutuhkan inforamsi akuntansi dapat diidentifikasikan, informasi yang relevan juga dapat ditentukan. Jika kedua hal tersebut telah diketahui, seorang akuntan dapat menciptakan kerangka sistem inforamsi yang diperlukan untuk membantu setiap kelompok tersebut dalam membuat penilaian dan keputusan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan di masa mendatang. 1.3 Profesi Akuntan Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi: 1. Akuntan public 2. Akuntan manajemen 3. Akuntan pemerintah 4. Akuntan pendidik

4

Akuntan public atau kadang disebut akuntan ekstern (external accountants) adalah akuntan independent yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja secara bebas, pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Termasuk dalam kategori akuntan public adalah akuntan yang bekerja pada kantor tadi. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan public dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan public dapat memberikan pelayanan dalam bidang: 1. Jasa pemeriksaan (audit) 2. Jasa perpajakan (tax services)

3. Jasa konsultasi manajemen 4. Jasa akuntansi Akuntan manajemen atau disebut juga akuntan intern (internal accountants) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jabatan yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi, controller atau direktur keuangan. Tugas yang dikerjakan oleh akuntan intern dapat berupa: 1.

penyusunan sistem akuntansi

2. Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan Penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen 3. Penyusunan anggaran 4. Menangani masalh perpajakan 5. Melakukan pemeriksaan intern. 5

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah, seperti di departemen-departemen, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain. Disamping tiga golongan akuntan tersebut di atas, terdapat akuntan yang bekerja sebagai pendidik. Akutan pendidik terutama bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi. 1.4 Bidang Akuntansi Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga mempunyai bidangbidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Pembahasan mengenai bidang-bidang akuntansi banyak diambil dari Guideline on The Core of Konowledge Professional Subjects; International Federation of Accountants; Now York; 1984. Kecenderungan untuk sosialisasi disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh Pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama-sama dengan kemajauan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mengharuskan akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialiasi tertentu. Berikut ini adalah bidang- bidang dalam Akuntansi: Akuntansi Keuangan (Financial Accounting). Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi, secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan banyak macam ragamnya, maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan 6

untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturanaturan itu disebut “Standar Akuntansi Keuangan”. Adalah merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standard akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Standard akuntansi keuangan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Auditing Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari auditing adalah objektivitas dan independensi dari pemeriksa. Konsep lain yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan relevan. Pengumpulan bukti, bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan prosedur pemeriksaan lainnya. Dalam melakukan audit, akuntan tunduk pada standard auditing dan kode etik akuntan. Standard auditing dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Audit merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan public. Tetapi disamping akuntan public, hampir semua perusahaan besar juga mempekerjakan pegawai yang berfungsi sebagai pemeriksa intern (Internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa intern adalah menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

7

Akuntansi Manajemen (Management Accounting) Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan merupakan trend baru dalam akuntansi manajemen. Keguanaan akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan dapat dilihat, misalnya dalam hal yang diperlukan, akuntasi manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja. Ada kalanya digunakan data yang baru terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang. Disamping itu, pemecahan masalah akuntansi manajemen kadang memerlukan bantuan disiplin ilmu lain, misalnya: teori organisasi, ilmu perilaku, dan teori informasi. Dalam tahun-tahun terakhir ini, akuntan public telah mengembangkan penyediaan jasa konsultasi bisnis serta jasa konsultasi ekonomi dan keuangan. Jasajasa tersebut banyak mendasarkan pada pengetahuan tentang akuntansi manajemen.

Akuntansi Biaya (Cost Accounting) Bidang ini menekankan pada penetapan dan control atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang, tetapi perhatian yang makin meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Bahkan akuntansi biaya telah mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi-manajemen sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana di masa mendatang.

8

Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan pajak. Oleh karena setiap perusahaan akan selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang akuntan perlu mengetahui konsep, metode, dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut. Di samping itu, peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan usaha yang akan dilkakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah pajak, akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan peraturan perpajakan atau mewakili perusahaan dihadapan kantor pajak. Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di antaranya adalah memberi nasihat tentang bagaimana meminimalisasi pengaruh pajak, apabila secara hukum dimungkinkan. Nasihat-nasihat tersebut di antaranya adalah pemilihan bentuk badan usaha, metode akuntansi yang diterapkan dan cara menangani suatu transaksi. Dalam pelaksanaan peraturan perpajakan seorang akuntan dapat membantu dalam perhitungan pajak yang terutang, mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan kegiatan-kegiatan administrasi perpajakan lainnya. jasa mewakili perusahaan berkaitan dengan kegiatan pengurusan masalah perpajakan yang memerlukan hubungan langsung dengan pihak pajak. Sistem Inforamsi (Information System) Bidang ini menyediakan inforamsi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan Pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai dan pihak-pihak 9

lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah tersebut dapat ditangani. Beberapa aspek dari suatu sistem adalah bahwa ia harus dapat menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan pada tingkat akurasi yang wajar. Perlu diterapkan pengendalian dalam sistem sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya pada tingkat biaya yang layak. Bidang ini berhubungan dengan perencanaan serta pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan maupun non-keuangan. Sistem yang dirancang haruslah menyediakan cara untuk melindungi kekayaan perusahaan sedemikian rupa sehingga terdapat adanya “pengendalian intern” dan sedapat mungkin mendapatkan arus laporan yang efisien dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Ia juga harus mengetahui tentang penggunaan dan kegunaan dari beberapa peralatan pemrosesan data (data processing equipment). Tugas seorang akuntan dalam bidang ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu sistem dalam perusahaan. Penganggaran (Budgeting) Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengontrolannya. Anggaran adalah saran untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Ia berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya, maka ia dapat merupakan alat control di dalam perusahaan. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting) Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan Pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek 10

kepengurusan dari administrai keuangan Negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran Negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

1.5 Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah organisasi profesi akuntansi Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun1973, dengan maksud antara lain untuk menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu, di mana laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur daripada “Generally Accepted Accounting Principles dan Gengerally Accepted Auditing Standars” yang terdiri dari Dewan Penasihat Panitia kerja, antara lain telah berhasil menghimpun dan mengkodifikasikan prinsip akuntansi. Hasilnya kemudian disahkan pasca Kongres III tanggal 2 Deesember 1973, yaitu menjelang diaktifkannya kembali Pasar Uang dan Modal. PAI ini merupakan salah satu prasarana mutlak bagi terbentuknya pasar uang dan modal pada waktu itu, dimana laporan keuangan perusahaan yang akan mengeluarkan surat-surat berharga kepada masyarakat harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi tersebut. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun Prinsip Akuntasi 1973 adalah sebagai berikut: 1. Buku prinsip-prinsip Accounting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan

Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN),

11

Departemen Keuangan RI sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Gradi, diterbitkan oleh AICPA. 3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA. 4. Kumpulan dan Accounting Research Bulletins (ARBs), diterbitkan oleh AICPA 5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation 6. Wet op de jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA. 7. Beberapa literature lainnya. PAI 1973 ini setelah berjalan selama satu dasawarsa kemudian disempurnakan lagi dengan “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip Akuntansi 1984 adalah sebagai ganti Prinsip Akuntansi Indonesia 1973. Sama halnya dengan PAI 1973, perumusan prinsip, prosedur, metode dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 ini, dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang diungkapakan secara garis besar atau bersifat umum, tidak mencakup praktek akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan”tersendiri. Sehubungan dengan itu, Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PAI 1984. Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan 1994. Standar Akuntansi 12

Keuangan 1994 mengadopsi pernyataan resmi (pronouncements) International Accounting Standars Committee (IASC). IAI mengadopsi statements atau pernyataan IASC sebagai dasar acuan standard akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemudian menerbitkan dua buah buku, yaitu”Standar Akuntansi Keuangan – Oktober 1994”, buku satu dan dua yang berisi: 1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan 2. Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf standard Internasional. Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laoporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 januari 1995. Standard Akuntansi Keuangan terus menerus direvisi dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terbaru diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 2004.

1.5 Sifat Dasar Akuntansi Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi ini yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak kajian yang telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut: 1. Accounting entity: Dalam menyusun informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas 13

sebagai sesuatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain. 2. Going concern Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubaar. Prinsip ini menjad dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai asset dari perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai asset yang masih berjalan. 3. Measurement: Akuntansi ialah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, mmodal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu. 4. Time Period Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi 14

menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sedangkan laporan Arus Kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.

5. Monetary Unit Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dollar misalnya). 6. Accrual Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak atau kewajiban perussahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas. 7. Exchange Price Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply). 8. Approximation Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya.

15

9. Judgement: Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbanganpertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgement tentang memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya. 10. General Purpose: Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau karyawan. 11. Interrelated Statement Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya. 12. Substance Over Form Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya dalam akte Notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaksi) belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal

16

formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja kendati pun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil. 13. Materiality Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal. Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya para penulis lain mengemukakan sifat-sifat lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti: 1. Laporan Historis: Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendati pun dari laporan historis kita bisa melakukan prediksi dalam keadaan situasi normal. 2. Classification Inforamsi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya misalnya klasifikasi perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna untuk kepentingan pemilik, kreditur, dan pemakai lainnya.

17

3. Summarization Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisa. 4. Measuremen Basis Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bernacan-macam metode pengukuran seperti Haga Pokok (Cost) Harga Pasar (Market), Harga yang terendah antara harga Pokok dan harga Pasar atau Locom (Lower of Cost on Market), Harga realisasi (Realizable Value), dan lain-lain. 5. Verifiability Setiap inforamsi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah. 6. Conservation Perusahaan (uncerainty).

biasanya

memiliki

Dalam

keadaan

kejadian-kejadian seperti

ini

yang

laporan

belum

pasti

keuangan

akan

menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan pendapatannya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendati pun belum direalisir tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat atau diinformasikan, sedang laba yang belum direalisir, walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba itu akan terrealisasi nantinya maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan.

18

7. Technical Terminology Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang lain. Demikianlah sifat dan ciri akuntansi yang harus diketahui agar kita dapat memanfaatkan outputnya. Akuntansi merupakan tool of management, ia membantu fungsi-fungsi manajemen. Dalam fungsi perencanaan informasi, akuntansi sangat berguna dalam penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam pengawasan, tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan planning untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga dapat dengan mudah melakukan usaha-usaha koreksi dan perbaikan secara lebih dini.

19

BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

kas dari kegiatan Investasi: Pembayaran kas untuk akuisisi tanah (7.500.000) Arus kas dari kegiatan keuangan: Kas diterima sbg investasi pemilik

10.000.000

Dikurangi:prive oleh pemilik

(1.000.000)

Arus kas bersih dari kegiatan keuangan Arus kas bersih dan saldo kas 31 Agustus 2005

9.000.000 3.400.000

Pada semua laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahaannya, judul laporan, serta tanggal atau periodenya. Data yang disajikan dalam neraca adalah per tanggal tertentu. Sedangkan data yang disajikan dalam perhitungan rugi-laba, laoporan modal pemilik, dan laporan arus kas adalah untuk suatu periode tertentu. Perlu diperhatikan penggunaan spasi, judul yang jelas tanda mata uang, dan garis bawah, dalam sebuah penyusunan laporan keuangan tersebut. Hal ini sangat membantu untuk memberi penekanan pada setiap bagian laporan itu bagi yang membacanya. Perhitungan Rugi-Laba Kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan disebut laba bersih atau penghasilan bersih. Jika beban perusahaan melebihi pendapatannya, kelebihannya disebut rugi bersih. Biasanya tidak mungkin untuk menentukan jumlah yang tepat dari beban yang dikeluarkan dalam hubungan 20

dengan masing-masing transaksi pendapatan. Oleh karenanya, dianggap memuaskan untuk menentukan laba bersih atau rugi bersih bagi periode waktu yang ditetapkan, seperti sebulan atau setahun, dan bukan untuk setiap penjualan atau sekelompok kecil penjualan. Seperti yang ditunjukkan, penentuan laba bersih (atau rugi bersih) periodik merupakan proses penandingan dua langkah, pertama, pendapatan diakui selama periode itu. Kedua, aktiva yang dikonsumsi dalam menghasilkan pendapatan harus ditandingkan (matched) terhadap pendapatan guna menentukan laba bersih atau rugi bersih. Pada umumnya, pendapatan dari pemberian jasa akan diakui setelah jasa tersebut diterima oleh pelanggan. Aktiva yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan selama suatu periode harus diakui sebagai beban. Dengan cara seperti ini, beban ditandingkan dengan tepat terhadap pendapatan yang dihasilkan. Dampak pendapatan yang dihasilkan dan beban yang dikeluarkan selama bulan ini untuk White Bird Taxi ditunjukkan dalam persamaan, masing-masing sebagai kenaikan dan penurunan di dalam modal pemilik. Rinciannya, bersama dengan laba bersih sejumlah 1.700.000 dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba. Cara beban operasi disajikan dalam perhitungan rugi-laba bervariasi di antara beberapa perusahaan. Salah satu susunan yang umum diikuti adalah mengurutnya menurut besarnya, dimulai denganpos yang terbesar. Beban rupa-rupa biasanya diperlihatkan sebagai pos terakhir, tanpa memperhatikan jumlahnya. Laporan Modal Pemilik Tiga jenis transaksi yang mempengaruhi modal pemilik untuk White Bird Taxi selama bulan ini adalah : 1. Investasi awal sebesar 10.000.000

21

2. Pendapatan dan beban yang menghasilkan laba bersih sebesar 1.700.000 untuk bulan bersangkutan; 3. Pengamblilan 1.000.000 oleh pemilik Informasi ini disajikan dalam laporan modal pemilik. Sebagai penghubung antara neraca dan perhitungan rugi-laba. Karena White Bird Taxi baru beroperasi selama sebulan, tidak terdapat modal pemilik pada awal bulan Agustus. Akan tetapi untuk bulan September dan bulanbulan berikutnya, terdapat saldo awal yang akan dilaporakan pada laporan modal pemilik. Sebagi contoh, asumsikan White Bird Taxi melaporkan laba bersih sebesar 2.400.000 dan pemilik mengambil 2.000.000 selama bulan September. Laporan modal pemilik bagi White Bird Taxi utnuk bulan September akan tampaik sebagai berikut: White Bird Taxi Laporan Modal Pemilik Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005 10.700.000 Laba bersih bulan ini

2.400.000

Dikurangi: Penarikan

2.000.000

Penambahan modal pemilik Modal Nadine 30 September 2005

400.000 11.100.000

22

Neraca Jumlah aktiva, kewajiban dan modal pemilik White Bird Taxi pada akhir bulan Agustus, bulan pertama operasi, tampak pada baris terakhir. Dengan sedikit menyusun kembali data ini dan menambahkan judul menghasilkan pada neraca yang diilustrasikan pada halaman sebelumnya. Bentuk neraca ini, dengan bagian kewajiban dan modal pemilik disajikan di bawah bagian aktiva, disebut bentuk laporan. Susunan lain yang biasa digunakan adalah aktiva dibagian kiri dan kewajiban serta modal pemilik di bagian kanan.oleh karena mirip dengan perkiraan, yaitu peralatan akuntansi dasar, maka deisebut neraca bentuk perkiraan. Adalah lazim untuk memulai bagian aktiva dengan kas. Pos ini diikuti dengan piutang, perlengkapan, asuransi dibayar di muka, dan aktiva lain yang akan diubah menjadi kas atau digunakan dalam waktu dekat. Aktiva yang bersifat relatif permanan, seperti tanah, bangunan dan peralatan mengikuti pola urutan itu. Untuk pos kewajiban dan modal pemilik dalam neraca, biasanya kewajiban disajikan terlebih dahulu, baru disusul modal pemilik. Pada ilustrasi, pos kewajiban seluruhnya terdiri dari hutang usaha. Apabila pos kewajiban tersebut terdiri dari beberapa jenis kewajiban, setiap jenis harus dirinci, kemudian dijumlah, seperti contoh: Kewajiban Hutang usaha...................................... 1.100.000 Hutang gaji......................................... Total kewajiban..................................

300.000 1.400.000

23

Laporan Arus Kas Adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam tiga bagian: 1. Kegiatan operasi, 2. Kegiatan investasi, 3. Kegiatan keuangan. Data untuk penyusunan kegita bagian laporan arus kas untuk White Bird Taxi tampak dalam kolom kas dan ikhtisar. Arus kas dari bagian kegiatan operasi mencakup transaksi kas yang termasuk dalam penentuan laba bersih. Untuk White Bird Taxi, kas yang diterima dari konsumen adalah 4.500.000 untuk honor yang dihasilkan. Pembayaran kas berjumlah 2.500.000, yang terdiri dari 400.000 dibayarkan kepada kreditor untuk perlengkapan yang dibeli dan 2.200.000 dibayarkan untuk upah, sewa, prasarana dan beban rupa-rupa. Arus kas bersih dari kegiatan operasi adalah 1.900.000 (4.500.000-2.600.000). Arus kas bersih dari kegiatan operasi umumnya berbeda dari jumlah laba bersih periodebersangkutan. Untuk white bird Taxi, arus kas bersih dan kegiatan operasi (1.900.000) berbeda dari laba bersih (1.700.000) sebesar 200.000. perbedaan ini timbul karena perlengkapan sebesar 600.000 digunakan selama bulan Agustus, tetapi hanya 400.000 yang dibayarkan kepada kreditor. Jadi, meskipun perhitungan rugilaba melaporkan beban perlengkapan sebesar 600.000, laporan arus kas hanya mencakup 400.000 sebagai pembayaran kas untuk perlengkapan. Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi kas yang mengakibatkan investasi kas oleh pemilik,. Dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Untyuk kWhite Bird Taxi, arus kas dari kegiatan keuangan adalah 10.000.000 dari investasi oleh pemilik, dikurangi pengambilan tunai 1.000.000 oleh 24

pemilik. Arus kas bersih dari kegiatan keuangan, 9.000.000 diperoleh dengan mengurangkan penarikan 1.000.000 dari kas 10.000.000 yang diterima dari pemilik sebagai investasi. Karena bulan Agustus merupakan bulan pertama operasi White Bird Taxi, maka kenaikan arus kas untuk bulan Agustus adalah saldo kas tanggal 31 Agustus 2005. Dalam laporanyang akan datang, saldo kas pada awal periode ditambahkan pada kenaikan (atau penurunan kas) dalam periode tersebut untuk menunjukkan saldo kas pada akhir periode. Untuk menggabarkannya, asumsikan bahwa arus kas bersih White Bird Taxi pada bulan September naik sebesar 250.000. kenaikan itu dihasilkan dari transaksi kas berikut:

Kas diterima dari pelanggan.................................... 6.000.000 Pembayaran kas untuk beban dan pembayaran kepada kreditor

3.750.000

Penarikan kas oleh pemilik

2.000.000

25

Laporan arus kas White Bird Taxi untuk bulan September adalah sebagai berikut: White Bird Taxi Laporan Modal Pemilik Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005 10.700.000 Laba bersih bulan ini

2.400.000

Dikurangi: Penarikan

2.000.000

Penambahan modal pemilik Modal Nadine 30 September 2005

400.000 11.100.000

26

SOAL Soal 1 Berikut ini adalah transaksi dari PT. Bintang Surga selama bulan Juni 2005: 1. Menerima uang kontan sebesar Rp.10.000.000 dari pemiliknya sebagai tambahan investasi 2. Membeli bensin dan oli Rp.850.000 dibayar tunai 3. Membebankan jasa angkutan Rp.900.000 kepada pelanggan secara kredit 4. Menerima uang kontan sebesar Rp.1.750.000 dari pelanggan secara tunai 5. Membayar beban iklan Rp.750.000 6. Membayar sewa bulan juni sebesar Rp.1.500.000 7. Membayar utang Rp.350.000 kepada kreditor 8. Menerima uang tunai Rp.700.000 dar ipelanggan kredit 9. Membayar uang kontan Rp.1.000.000 kepada pemilik untuk keperluan pribadi

10. Dengan stok opname, ditetapkan bahwa pemakaian bensin dan oli selama bulan itu adalah Rp.575.000 Tunjukkanlah akibat dari setiap transaksi di atas terhadap persamaan akuntansi, dengan cara berikut: buatlah daftar berbentuk table, diberi yang benar dari berikut ini dengan tanda huruf:L a. Menambah aktiva yang satu mengurangi aktiva yang lain b. Menambah aktiva, menambah kewajiban c. Menambah aktiva menambah modal 27

d. Mengurangi aktiva, mengurangi kewajiban

e. Mengurangi aktiva, mengurangi modal pemilik Soal 2: Aktiva CV.Mahadewi laundry pada tanggal 1 Oktober tahun berjalan adalah sebagai berikut: Kas Rp.1.000.000, Piutang Rp.2.200.000, Perlengkapan Rp.850.000, Tanah Rp.11.450.000, Utang Usaha Rp.2.030.000, CV, Mahadewi laundry adalah sebuah perusahaan perorangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ny. Dewi. Saat ini perusahaan menyewa sebuah gedung, truk pengangkut, dan peralatan sambil menunggu selesainya fasilitas baru. Pekerjaan sebenarnya dari jasa pencucian dilakukan oleh perusahaan lain dengan tarif partai besar. Transaksi bisnis selama bulan Oktober diikhtisarkan sbb: a. Diterima kas dari pelanggan untuk jasa pencucian Rp.4.928.000 b. Membayar kreditur Rp.1.755.000 c. Diterima per kas Rp.3.700.000 dari Ny. Dewi sebagai investasi tambahan d. Dibayar sewa untuk bulan ini sebesar Rp.1.200.000 e. Dibebankan pada pelanggan untuk jasa pencucian secara kredit Rp.1.025.000 f. Dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp.245.000 g. Diterima perkas dari pelanggan yang berutang Rp.2.000.000 h. Diterima faktu bulanan untuk beban jasa pencucian bulan oktober (akan dibayar tanggal 10 November) Rp.1.635.000 i. Dibayar beban upah Rp.850.000 beban truk Rp.250.000, beban prasarana Rp.325.000, beban rupa—rupa Rp.75.000

28

j. Ditentukan, dengan mengadakan stok opname,l biaya perlengkapan yang digunakan selama bula ini Rp.115.000. Instruksi 1. Tentukan jumlah modal pemilik (Modal Ny. Dewi ) per 1 Oktober tahun berjalan. 2. Tetapkan aktiva, kewajiban dan modal pemilik per 1 Oktober dalam bentuk persamaan yang serupa dengan yang ditunjukkan dalam topic ini. Dalam bentuk kolom-kolom di bawah persamaan tersebut, tunjukkan kenaikkan dan penurunan yang dihasilkan dari setiap transaksi dan soldo baru setelah masing-masing yang tepat pada bagian kanan jumlah itu. 3. Susunlah: a. perhitungan rugi-laba untuk bulan Oktober b. laporan Modal pemilik untuk bulan Oktober c. neraca per 31 Oktober

29

BAB 3 JURNAL UMUM DAN POSTING

3.1 Pengertian Jurnal Umum Secara umum jurnal, dapat dikatakan sebagai, buku atau formulir yang digunakan dalam mencatat semua transaksi perusahaan secara kronologis. Kenapa buku atau formulir, karena hanya merupakan media pencatatan yang paling penting adalah bahwa transaksi harus dicatat secara kronologis, sehingga akan dapat menyajikan kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal dapat juga dikatakan sebagai suatu buku harian untuk mencatat segala transaksi secara kronologis, dimana dalam pencatatan ini sudah ditentukan judul akun yang diperlukan serta jumlah uang yang harus di debit dan jumlah uang yang harus di kredit. Adapun jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus hanya digunakan untuk transaksi tertentu saja, sedangkan jurnal umum dapat digunakan untuk semua jenis transaksi. Selanjutnya akan kita pelajari dulu mengenai jurnal umum (general journal). Jurnal ini dikatakan jurnal umum karena jurnal ini yang paling umum dipakai oleh perusahaan. Jurnal umum ini dikenal juga dengan nama jurnal dua kolom (teo column journal) dan dikatakan demikian karena jurnal ini mempunyai 2 kolom, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka tujuan dibuatnya jurnal umum adalah sebagai buku perantara, yaitu untuk mempermudah dalam memasukkan transaksi ke dalam buku besar (general ledger). Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya, pencatatan atas suatu transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen transaksi seperti faktur, kwintansi, nota debet, nota kredit, cek dan bukti lainnya. Dari

30

dokumen ini transaksi di catat ke dalam jurnal baru kemudian di posting ke buku besar. Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masingmasing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) selanjutnya hasil analisis dicatat dalam jurnal dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar. Dengan demikian jurnal merupakan penghubung antara transaksi dengan buku besar. Hubungan tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut:

TRANSAKSI

BUKTI-BUKTI TRANSAKSI

JURNAL

BUKU BESAR

3.2 Fungsi dan Bentuk Jurnal Umum Jurnal umum berfungsi untuk mencatat semua jenis transaksi perusahaan, sedangkan bentuk jurnal umum terdapat berbagai bentuk mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Bentuk-bentuk jurnal yang sangat kompleks biasanya adalah jurnal khusus (dirancang dalam sistem informasi akuntansi). Sedangkan jurnal umum biasanya merupakan bentuk jurnal yang paling sederhana dan merupakan bentuk standar, yang disebut jurnal dua kolom. Sebenarnya kolom yang terdapat dalam jurnal ini lebih dari dua buah, tetapi kolom yang tersedia untuk mencatat jumlah rupiahnya hanya dua, yaitu satu kolom untuk mencatat jumlah rupiah yang didebit, dan kolom lain untuk mencatat jumlah rupiah yang dikredit. Contoh bentuk jurnal adalah sebagai berikut:

31

Jurnal Umum Tanggal

Nomo

Nama

(1) Halaman:.... Rekening Ref

Debet

Kredit

(6)

(7)

r Bukti dan Keterangan (2)

(3)

(4)

(5)

Adapun fungsi kolom-kolom tersebut adalah sebagai berikut: 1. Setiap halaman pada jurnal harus diberi nomor urut untuk rujukan (referansi). 2. Tahun ditulis paling atas, cukup sekali kecuali berubah, sesudah itu tulis bulan

cukup sekali saja kecuali berubah, baru selanjutnya tanggal cukup sekali untuk setiap hari. 3. Nomor bukti transaksi dicatat dan dijadikan dasar pencatatan 4. Ditulis nama rekening yang akan didebet dan dikredit, dan juga narasi atau

keterangan singkat tentang transaksi. 5. Mencatat kode rekening yang bersangkutan di buku besar nantinya. 6. Rekening yang di debet nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini 7. Rekening yang di kredit nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini.

32

3.3 Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum Proses pencatatan suatu transaksi di dalam jurnal disebut menjurnal. Prosedur yang harus diikuti dalam menjurnal adalah sebagai berikut: 1. Tahun ditulis di atas sub judul. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang pada suatu halaman apabila halaman tidak berganti. 2. Nama bulan ditulis sekali sesudah tahun dan untuk transaksi yang pertama

terjadi dalam bulan yang bersangkutan. Nama bulan tidak perlu ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan yang baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama, kecuali kalau bulan berganti. 3. Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian kolom yang kecil (sebelah kanan). Untuk setiap transaksi tanggal tidak perlu ditulis berkali-kali meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi. 4. Nama rekening yang didebit ditulis merapat ke tepi sebelah kiri dalam kolom (4) dan jumlah pendebitandimasukkan ke dalam kolom (6). 5. Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (4), dan ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama rekening yang didebit. Jumlah pengkreditan dimasukkan ke dalam kolom (7). 6. Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (4). Sebaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

33

Proses pencatatan transaksi ke dalam suatu jurnal akan dijelaskan menggunakan contoh berikut: PO Cipto bergerak di bidang jasa angkutan, pada awal pendiriannya Tuan Cipto menyerahkan harta berikut sebagai modal perusahaan: Uang tunak Rp.15.000.000,- kendaraan Rp.6.000.000,- dan peralatan kantor Rp.1.300.000,Adapun transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2003 adalah sebagai berikut: Juli

5

Dibeli peralatan kantor tunai Rp.2.500.000,-cek 4601

6

Diterima uang Rp.750.000,- hasil jasa angkutan Kwt 001 Dibayar untuk bensin Rp.500.000,- dan Rp.250.000,- untuk supir cek4602

8

Diterima Rp.50.000,- sebagai uang muka jasa angkutan bulan depan Kwt 002

10

Memberikan jasa angkutan Rp.850.000,- baru diterima tunai sebesar Rp.500.000,- sisanya kemudian faktur 101

15

Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.250.000,- cek 4603 Dibayar sewa gedung untuk jangka waktu 1 tahun Rp.3.600.000,- cek 4604

16

Dibayar gaji karyawan Rp.300.000,- cek 4605 Dibayar uang muka untuk pembelian bensin ke SPBU Badak Singa sebesar Rp.750.000,- untuk memudahkan supir dalam pengisian bensin cek 4606

18

Diterima tunai atas jasa angkutan Rp.900.000,- dan sisanya sebesar Rp.600.000,- akan diterima dua minggu lagi kwt 003 34

20

Dibeli sebidang tanah seharga Rp.10.000.000,- baru dibayar sebesar2.500.000,- sisanya dua bulan lagi cek 4607

29

Dibayar gaji karyawan 400.000,-cek 4608

Catatlah transaksi di atas ke dalam jurnal umum Tanggal No.Bukti Juli 1 -

5

6

Keterangan Kas Kendaraan Peralatan Kantor Modal (memulai Usaha) 4601 Peralatan Kantor Kas (pemb. Plt kntr tunai) 1 Kas Pend.Jasa (Pend. Jasa tunai) 4602 Biaya BBM Biaya Konsumsi Kas (dibyr bl BBM dan

Ref

Debet 15.000.000 6.000.000 13.000.000 -

Kredit 22.300.000

2.500.000 -

2.500.000 750.000 -

-

750.000 500.000 250.000 750.000

Konsumsi 8

10

15

2 Kas Pendapatan dimuka (diterima pend jasa 101

4603

4604

16

4605

dimuka) Kas Piutang Usaha Pend.Jasa (jasa diterima sebagian Perlengkapan Kantor Kas (perl. Ktr dibeli tunai) Sewa gedung dimuka Kas (dibayar sewa gd u/ 1th) Biaya Gaji

50.000 50.000

500.000 350.000 850.000 250.000 250.000 3.600.000 3.600.000 300.000 35

Kas (dibayar gaji dua mingguan) 4606 BBM Dimuka Kas (dibayar uang muka 18

20

29

BBM) 3 Kas Piutang Usaha Pend.Jasa (jasa diterima sebagian) 4607 Tanah Hutang Usaha Kas (dibeli tanah dbyr sebagian) 4608 Biaya Gaji Kas (biaya gaji dua

300.000

750.000 750.000

900.000 600.000 1.500.000

10.000.000 7.500.000 2.500.000

400.000 400.000

mingguan)

3.4 Posting Dari Jurnal Umum Ke Buku Besar Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke dalam buku besar disebut posting. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan jumlah dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, nama rekening yang diposting di buku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di dalam jurnal. Urutan kegiatan memindahkan ke rekening buku besar ini harus sejalan dengan urutan mendebit dan mengkredit dari jurnal.

36

Dalam perusahaan-perusahaan besar biasanya posting ke buku besar dilakukan dengan menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan komputer. Apabila posting dilakukan dengan tangan (dengan secara manual), maka cara yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening yang bersangkutan. Apabila suatu jumlah yang dicatat di sisi debit dalam jurnal, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit rekening. Cara mencatat tahun, bulan dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam jurnal. 2. Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom F (Folio) di rekening (buku besar). 3. Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor rekening yang telah diposting pada kolom Nomor Rekening di dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua tujuan, yaitu: a. Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut sudah di posting b. Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan rekening di buku besar

37

SOAL 1. Morinaga, mendirikan perusahaan perbengkelan dengan nama PO Morenos, transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2004, adalah sebagai berikut: Jan

4

Morinaga menyetor uang tunai Rp.3.000.000 ke perusahaan.

5

Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.200.000 cek 4061

6

Dipinjam uang ke BCA Rp.15.000.000 bunga 12%/tahun dibayar tiap akhir bulan

8

Dibeli peralatan Rp.2.000.000 baru dibayar Rp.1.000.000 faktur 101

9

Dibayar sewa gedung untuk 1 tahun Rp.2.400.000

11

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.800.000 uang langsung diterima Dibeli perlengkapan tunai Rp.500.000

13

Diselesaikan pekerjaan Rp.1.000.000 uang baru diterima Rp.450.000

15

Dibayar gaji pegawai Rp.300.000 biaya konsumsi Rp.150.000 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.750.000 uang belum diterima

19

Dibeli peralatan bengkel tunai Rp.300.000

20

Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.600.000

21

Dibayar listrik Rp.150.000 PDAM Rp.30.000 dan Telepon Rp.100.000

23

Dibayar biaya pemeliharaan peralatan bengkel Rp.250.000 Diterima tunai dari tanggan 13 dan lunas

24

Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.000.000

26

Diterima tunai untuk pekerjaan yang sudah diselesaikan Rp.850.000

30

Dibayar biaya konsumsi Rp.100.000 biaya gaji Rp300.000

38

31

Dibayar biaya BBM Rp.150.000 dan Morinaga mengambil untuk pribadi sebesar Rp.500.000

Diminta: Catatlah dalam jurnal umum.

39

2. Perusahaan Jackal Holiday, sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu, dibawah ini adalah daftar saldo neraca per 31 Desember 2004. Kas

Rp.25.000.000

Piutang Usaha

Rp.15.000.000

Perlengkapan

Rp.900.000

Bangunan

Rp.25.000.000

Hutang Usaha

Rp.5.000.000

Hutang Bank

Rp.10.000.000

A/P Bangunan

Rp.1.250.000

Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2005 adalah sbb: Jan

1

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.5.000.000 uang belum diterima

4

Diterima piutang usaha Rp.7.500.000

6

Dibayar Hutang Bank Rp.5.000.000 bunga Rp.500.000

9

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.7.350.000 uang langsung diterima

14

Dibayar biaya listrik Rp.50.000 PDAM Rp.25.000 Telepon Rp.150.000

16

Diambil untuk pribadi uang tunai Rp.250.000

19

Dibayar gaji pegawai Rp.3.500.000

21

Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.525.000

24

Dibeli peralatan kantor Rp.5.650.000 baru dibayar Rp.2.000.000

27

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.6.500.000

30

Perlengkapan tersisa Rp.520.000, penyusutan bangunan Rp.750.000 dan penyusutan peralatan kantor Rp.350.000 Diminta: Catatlah dalam jurnal umum

40

BAB 4 BUKU BESAR

4.1 Pengertian Buku Besar Umum Sistem akuntansi dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga setiap kenaikan dan penurunan pada setiap pos laporan keuangan akan selalu terdeteksi dan terlihat dalam catatan terpisah. Catatan ini disebut dengan nama rekening (account/akun). Masingmasing catatan ini untuk masing-masing pos tersebut. Kumpulan akun dalam entitas usaha disebut buku besar (ledger), sedangkan nomor atau kode dalam buku besar disebut kode rekening (chart of account). Buku bessar yang terdiri atas rekening-rekening adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan.

Dalam

buku

besar

pengaruh

transaksi-transaksi

perusahaan

diklasifikasikan dan diringkas. Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya. Pencatatan atas suatu transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen-dokumen transaksi seperti faktur, kwitansi dan sebagainya. Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masing-masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen persamaan akuntansi (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar. Buku besar merupakan “buku referensi” dari sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi dan menyiapkan data guna penyusunan laporan keuangan. Buku besar juga merupakan sumber informasi yang berharga bagi kepentingan manajemen, misalnya, dapat memberikan informasi mengenai jumlah penjualan periode tertentu atau saldo kas pada akhir periode tertentu, dan informasi lainnya.

41

4.2 Bentuk Buku Besar Umum Metode yang sistematis untuk mengidentifikasikan dan menempatkan setiap rekening sangat diperlukan. Kode rekening merupakan daftar rekening-rekening yang diungkapkan dengan menggunakan angka-angka. Pada beberapa perusahaan, nomor rekening bisa terdiri dari ratusan item. Nomor rekening dicantumkan di atas sub judul masing-masing rekening. Bentuk buku besar ada dua yaitu: 1. Bentuk T, disebut bentuk T karena memang bentuknya seperti huruf T Bentuk T yang lengkap terlihat seperti di bawah ini Nama: …. Tanggal Keterangan Fol

Jumlah Tanggal Keterangan Fol

No. :… Jumlah

Ada lagi bentuk T yang sederhana seperti di bawah ini: Nama: ….

No. : ….

Bilamana yang digunakan buku besar bentuk T, maka kita dapat menghemat tempat, apalagi kalau menggunakan bentuk T sederhana, sedangkan kekurangannya adalah saldo akhir buku besar baru dapat dihitung setelah semua transaksi di catat dalam buku besar tersebut.

2. Bentuk berkolom (columnar account), bentuk ini banyak jenisnya, ada yang

seperti di bawah ini:

Nama: …. Tanggal Keterangan

42

Folio

Debet (Rp.)

No. : …. Kredit (Rp.)

Ada lagi bentuk berkolom yang lain, seperti di bawah ini: Nama:

No. :

….

Tanggal

Keterangan

Folio

Debet

Kredit

…. Saldo Debet Kredit

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

Bilamana yang digunakan buku besar berkolom, maka tidak dapat menghemat tempat, tetapi saldo akhir akan cepat dapat diketahui setiap saat.

4.3 Tata Cara Mendebet Dan Mengkredit Akuntansi mempunyai konversi bahwa untuk rekening-rekening tertentu penambahan diletakkan di sebelah kiri dan untuk beberapa rekening yang lain penambahan diletakkan di sebelah kanan. Konvensi adalah suatu kebiasaan yang sudah berjalan lama dalam praktik maupun disiplin pengetahuan sehingga dianggap sebagai suatu kesepakatan yang berlaku dan menjadi pedoman umum. Konversi akuntansi yang dimaksud di sini adalah aturan pencatatan jumlah dalam rekening dan penyajian dalam laporan keuangan. Konvensi pencatatan dalam buku besar sebagai berikut: 1. Kolom atau sisi sebelah kiri disebut dengan debit dan kolom atau sisi sebelah kanan disebut dengan kredit. 2. Aktiva disajian dalam neraca disebelah kiri (debit). Sebagai konsekuensinya, kalau aktiva bertambah/ naik maka dicatat sebelah debit.

43

3. Pasiva

disajikan

dalam

neraca

disebelah

kanan

(kredit).

Sebagai

konsekuensinya, kalau pasiva bertambah/naik maka dicatat sebelah kredit. 4. Akuntansi mendasarkan pada konsep kesatuan usaha yang mengakibatkan pencatatan akuntansi menggunakan sistem berpasangan. Dengan demikian, setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua pos atau rekening. 5. Kalau suatu jumlah transaksi telah dicatat dalam suatu rekening di sebelah debit maka jumlah yang sama harus dicatat disebelah kredit dalam satu atau beberapa rekening dalam jumlah yang sama, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan konvensi akuntansi tersebut di atas, jika suatu jumlah dimasukkan di sisi kiri suatu rekening atau sebelah debit, rekening tersebut disebut didebit. Jika suatu jumlah dimasukkan di sisi kanan atau sebelah kredit dikatakan bahwa rekening tersebut dikredit. Singkatan untuk debit dan kredit ialah D dan K atau Db dan Kr. Apakah penambahan terhadap suatu rekening akan didebit atau dikredit tergantung pada kategorinya. Sifat dasar pos tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan

Bertambah

Berkurang

Harta/Kativa/Assets

Debet

Kredit

Hutang/Kewajiban/Liabilities

Kredit

Debet

Modal/Ekuitas/Capital

Kredit

Debet

Pendapatan/Income

Kredit

Debet

Biaya/Beban/Expense

Debet

Kredit

44

Untuk lebih jelas cara mendebit dan mengredit, kita gunakan contoh dari latihan sebelumnya yaitu Jurnal Umum PO Cipto

No.Bukt Tanggal i

Keterangan

Juli

Kas Kendaraan

1 -

5

6

4601

1

4602

8

10

15

2

101

4603

4604

Peralatan Kantor Modal (memulai Usaha) Peralatan Kantor Kas (pemb. Plt kntr tunai) Kas Pend.Jasa (Pend. Jasa tunai) Biaya BBM Biaya Konsumsi Kas (dibyr bl BBM dan Knsumsi Kas Pendapatan dimuka (diterima pend jasa dimuka) Kas Piutang Usaha Pend.Jasa (jasa diterima sebagian Perlengkapan Kantor Kas (perl. Ktr dibeli tunai) Sewa gedung dimuka Kas (dibayar sewa gd u/ 1th)

Ref

Debet Kredit 15.000.00 0 6.000.000 13.000.00 -

0 22.300.000 2.500.000 -

-

2.500.000 750.000 -

-

750.000 500.000 250.000 750.000 50.000 50.000 500.000 350.000 850.000 250.000 250.000 3.600.000 3.600.000

45

16

18

4605 Biaya Gaji Kas (dibayar gaji dua mingguan) 4606 BBM Dimuka Kas (dibayar uang muka BBM) 3 Kas Piutang Usaha Pend.Jasa (jasa diterima sebagian)

300.000 300.000 750.000 750.000 900.000 600.000 1.500.000 10.000.00

20

29

4607 Tanah Hutang Usaha Kas (dibeli tanah dbyr sebagian) 4608 Biaya Gaji Kas (biaya gaji dua mingguan)

0 7.500.000 2.500.000 400.000 400.000

Buku besar umum yang dibuat cukup satu untuk satu rekening, dan akan dicatat di debet ataupun di kredit, tergantung pada transaksi yang terjadi mempengaruhi rekening yang bersangkutan. Modal Debet Tanggal 2003 Juli

Keterangan

Folio

1 Tunai

(Rp.)

Kredit

Debet

(Rp.) (Rp.) 22,300,00

-

0 -

Kas Debet Tanggal Keterangan Juli 1 Memulai usaha

Folio

(Rp.) 15,000,00

-

No. : Saldo Kredit (Rp.) 22,300,000 No. : Saldo Kredit

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.) (Rp.) 15,000,00 -

46

2003

0 5 Peralatan Kantor

0 12,500,00

-

6 Pendapatan Jasa

750,000

6 Biaya BBM Biaya Konsumsi Pendapatan

2,500,000

0 13,250,00

-

0 12,750,00

-

500,000

0 12,500,00

-

250,000

0 12,550,00

8 dimuka

50,000 -

10 Pendapatan Jasa Perlengkapan

500,000

0 13,050,00

-

0 12,800,00

15 Kantor Sewa Gedung

-

250,000

dimuka 16 Biaya Gaji BBM 18 Penjdapatan Jasa 20 Tanah 29 Biaya Gaji

-

3,600,000 300,000 750,000 900,000 -

-

2,500,000 400,000

0 9,200,000 8,900,000 8,150,000 9,050,000 6,550,000 6,150,000

Kendaraan Debet Tanggal Keterangan 2003 1 Memulai usaha

Folio

Kredit

(Rp.) (Rp.) 6,000,000 -

Debet

-

No. : Saldo Kredit

(Rp.) (Rp.) 6,000,000 -

Juli Peralatan Kantor Debet Tanggal Keterangan 2003 1 Memulai usaha

Folio

Kredit

(Rp.) (Rp.) 1,300,000 -

Debet

No. : Saldo Kredit

(Rp.) (Rp.) 1,300,000 47

Juli 5 Pembelian tunai

2,500,000 -

3,800,000 -

Perlengkapan Kantor

Tanggal 2003 Juli

Keterangan

Folio

15 Pembelian Tunai

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

250,000 -

Juli

Keterangan

Folio

10 Pendapatan Jasa 18 Pendapatan Jasa

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

350,000 600,000 -

Juli

Keterangan

Folio

15 Tunai

BBM Dimuka Tanggal

Keterangan

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

3,600,000 -

Folio

No. : Saldo Kredit (Rp.)

350,000 950,000 -

Sewa Gedung dimuka

Tanggal 2003

(Rp.)

250,000 -

Piutang Usaha

Tanggal 2003

No. : Saldo Kredit

No. : Saldo Kredit (Rp.)

3,600,000 -

Debet

Kredit

(Rp.)

(Rp.)

Debet

No. : Saldo Kredit 48

(Rp.) 2003

1

Juli

6 Tunai

750,000 -

750,000 -

Tanah

Tanggal 2003 Juli

Keterangan

Folio

Kredit

Debet

(Rp.) 10,000,00

(Rp.)

(Rp.) (Rp.) 10,000,00

0 -

0 -

Hutang Usaha

Juli

Keterangan

Folio

20 Tanah

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

-

7,500,000 -

Pendapatan Dimuka

Tanggal 2003 Juli

Keterangan

Folio

8 Kas

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

-

Juli

Keterangan

Folio

6 Tunai 10 Tunai & Kredit 18 Tunai & Kredit

Biaya BBM Tanggal

Keterangan

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

Folio

No. : Saldo Kredit (Rp.) 7,500,000 No. : Saldo Kredit (Rp.)

50,000 -

Pendapatan Jasa

Tanggal 2003

No. : Saldo Kredit

Debet

20 Tunai & Kredit

Tanggal 2003

(Rp.)

750,000 850,000 1,500,000 Debet

Kredit

(Rp.)

(Rp.)

Debet

50,000 No. : Saldo Kredit (Rp.) 750,000 1,600,000 3,100,000 No. : Saldo Kredit 49

(Rp.)

(Rp.)

2003 Juli

6 Tunai

500,000 -

500,000 -

Biaya Konsumsi

Tanggal 2003 Juli

Keterangan

Folio

6 Tunai

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

250,000 -

Juli

Keterangan

16 Tunai 29 Tunai

Folio

Debet

Kredit

Debet

(Rp.)

(Rp.)

(Rp.)

300,000 400,000 -

(Rp.)

250,000 -

Biaya Gaji

Tanggal 2003

No. : Saldo Kredit

No. : Saldo Kredit (Rp.)

300,000 700,000 -

50

4.4 Penggolongan Buku Besar Rekening (Akun) dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu: 1. Rekening riil/neraca, yaitu rekening yang dilaporkan ke neraca. Saldo

rekening terbawa dari periode ke periode berikutnya. Ada tiga kelompok rekening riil, ialah harta/aktiva/asset, utang, dan modal/ekuitas. 2. Rekening nominal (laba/rugi), yaitu rekening yang disajikan dalam laporan laba/rugi. Rekening nominal terbagi dalam dua kelompok, ialah pendapatan dan beban. Saldo rekening pendapatan dan beban dipindahkan ke rekening modal/ekuitas.

4.5 Neraca Saldo Neraca saldo merupakan suatu daftar yang menunjukkan saldo rekening yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Jika jumlah posisi debit suatu perusahaan lebih besar dari jumlah kredit, selisihnya disebut saldo debit tetapi sebaliknya jika jumlah sisi kredit suatu rekening lebih besar dari jumlah sisi debit, maka disebut saldo kredit. Jika hasil perhitungan dilakukan dengan benar jumlah kolom debit harus sama dengan jumlah kolom kredit. Setiap transaksi akan menghasilkan jumlah debit dan kredit yang seimbang di buku besar, total jurnal debit di buku besar seharusnya seimbang dengan total semua jurnal kredit. Pada akhir periode keseimbangan ini dicek dengan menyiapkan suatu daftar berkolom dua yang disebut neraca percobaan atau neraca saldo yang membandingkan total semua saldo debit dengan total semua saldo kredit. Prosedurnya adalah sebagai berikut: 1. Majukkan rekening-rekening sesuai dengan nomor rekeningnya pada daftar berkolom dua. 51

2. Catatlah saldo setiap rekening, masukkan saldo debit di kolom sebelah kiri dan saldo kredit di kolom sebelah kanan. Rekening harta/aktiva dan biaya atau beban didebit jika bertambah dan umumnya mempunyai saldo debit. Utang, modal ekuitas dan pendapatan dikredit jika bertambah dan umumnya mempunyai saldo kredit. 3. Jumlahkan kedua kolom,catat totalnya. 4. Bandingkan total sebelah kiri dengan total sebelah kanan. Jika totalnya sama, neraca saldo seimbang, menunjukkan keseimbangan debit dan kredit ratusan atau ribuan transaksi yang dimasukkan dalam buku besar. Neraca saldo dapat mencegah terjadinya kesalahan perhitungan dalam pencatatan tetapi tidak dapat mencegah terjadinya kesalahan teoritis. Misalnya, jika pembelian mesin adalah dibebankan sebagai biaya, neraca saldonya tetap seimbang, tetapi secara teoritis rekeningnya salah, biaya akan lebih tinggi dari pada keadaan yang sebenarnya, sedangkan mesin akan lebih rendah. Juga neraca saldo memungkinkan penyiapan laporan keuangan periodic yang terhindar dari kesalahan perhitungan, karena neraca saldo merupakan dua kolom pertama dari neraca lajur (worksheet) yang akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

52

Sebagai contoh, dari buku besar di atas kita buat neraca saldo, maka akan terlihat seperti di bawah ini:

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PO CIPTO Neraca saldo, per 31 Juli 2003 Nama Barang Debet Kredit Kas 6,150,000 Piutang Usaha 950,000 Perlengkapan Kantor 250,000 Sewa Gedung Dimuka 3,600,000 BBM Dimuka 750,000 10,000,00 Tanah Kendaraan Peralatan Kantor Hutang Usaha Pendapatan Dimuka Modal Pendapatan Jasa Biaya BBM Biaya Konsumsi Biaya Gaji

0 6,000,000 3,800,000 500,000 250,000 700,000 32,950,00

7,500,000 50,000 22,300,000 3,100,000 -

0 32,950,000

53

SOAL Untuk pengerjaan soal, lanjutkan dari soal pada topic 3, kerjakan dari jurnal posting ke buku besar dan membuat neraca saldo

54

BAB 5 AYAT JURNAL PENYESUAIAN

5.1 Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian Ayat jurnal penyesuaian atau disebut juga Adjusting Entries, biasanya dibuat pada setiap akhir periode akuntansi, dengan tujuan untuk memperbaiki rekening-rekening tertentu sehingga mencerminkan keadaan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebesarnya dari suatu perusahaan. Pada tiap akhir periode akuntansi, bila perusahaan ingin menyusun laporan keuangan biasanya diadakan penyesuaian terhadap beberapa rekening karena belum mencerminkan keadaan sebenarnya, sehingga bila tidak diadakan penyesuaian laporan keuangan akan menyesatkan pemakainya. 5.2 Tujuan Dilakukan Penyesuaian Penyesuaian dilakukan agar, memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, karena selama ini ada anggapan bahwa semua neraca saldo yang sudah seimbang, berarti sudah memperlihatkan kondisi yang sebenarnya. Padahal masih banyak yang perlu disesuaikan atau diperbaiki, karena ada dua kondisi yang akhirnya mengharuskan membuat ayat jurnal penyesuaian yaitu: 1. Suatu kondisi dimana suatu transaksi sudah terjadi, tetapi belum dilakukan pencatatan pada rekening yang bersangkutan. 2. Kondisi dimana suatu rekening sudah dicatat, tetapi kondisi saldo rekeningnya perlu dikoreksi, sehingga akan mencerminkan nilai yang sebenarnya.

55

5.3 Ayat Jurnal Penyesuaian Dibuatnya AJP terhadap perkiraan tertentu, pada intinya melakukan koreksi terhadap perkiraan tersebut supaya mencerminkan keadaan

yang sebenarnya dari aktiva,

pasiva serta pendapatan dan biaya. Ada dua macam dimana perlu dilakukan membuat AJP yaitu: a. Transaksi telah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan contoh biaya gaji. b. Transaksi

sudah

dicatat

dalam

perkiraan,

tetapi

saldonya

perlu

perlengkapannya. Secara umum contoh langkah-langkah penyusunan AJP adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi rekening-rekening yang perlu dilakukan penyesuaian 2. Setelah rekening diketahui, maka dibuat debet dan kredit dari rekening yang diseduaikan 3. Menghitung angka / nilai dengan benar dalam rekening yang disesuaikan Adapun perkiraan yang biasanya di adjustment pada akhir tahun biasanya berpengaruh pada neraca dan rugi/laba, sehingga adjustment entries bisa dibagi menjadi: 1. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi biaya dan hutang Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena adanya biaya yang telah terjadi, tetapi belum dicatat, biaya-biaya masih harus dibayar (accrued expense) 2. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi rekening biaya dan aktiva Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena saldo perkiraan yang ada sudah tidak mencerminkan kedaan biaya dan aktiva yang sebernarnya.

56

3. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi rekening pendapatan dan aktiva Jurnal penyesuaian ini berhubungan dengan pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum dicatat. Kadang-kadang pendapatan ini disebut pendapatan masih harus diterima (accrued revenue). 4. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi perkiraan dan utang Jurnal penyesuaian ini berhubungan dengan saldo perkiraan pendapatan atau hutang yang sudah tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Penerimaan uang untuk pendapatan yang belum dihasilkan adalah contoh dari jurnal penyesuaian penerimaan uang itu akan menjadi pendapatan di masa datang. Pendapatan jenis ini disebut pendapatan diterima dimuka (unearned revenue). Dalam sebuah perusahaan dagang jurnal penyesuaian yang biasanya dilakukan pada akhir tahun adalah: a. Pemakaian biaya dibayar dimuka b. Pemakaian aktiva tetap c. Pemakaian biaya terhutang d. Koreksi persediaan Dari keempat jurnal penyesuaian tersebut koreksi terhadap persediaan merupakan jurnal penyesuaian yang belum dibahas sebelumnya. Adapun masing-masing contoh jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut: a. Pemakaian biaya dibayar dimuka b. Pemakaian aktiva tetap c. Pengakuan biaya terhutang

57

d. Koreksi persediaan Ad. a. pemakaian biaya dibayar dimuka 1. Perlengkapan

Neraca saldo Perusahaan Dagang (PD) Makmur pada tanggal 31 Desember 2005 memperlihatkan saldo perkiraan perlengkapan yang ada awal tahun, ditambah dengan perubahan yang dilaksanakan satu tahun buku. Pada akhir tahun 2005 PD. Makmur secara fisik menghitung perlengkapan yang ternyata Rp.900.000. selisih antar saldo perlengkapan menurut neraca saldo dengan perhitungan fisik sebesar Rp300 menunjukkan perlengkapan yang terpakai untuk aktivitas perusahaan selama tahun berjalan yang dibebankan sebagai biaya. Jurnal penyesuaian untuk mencatat perlengkapan yang terpakai dan membuat perkiraan perlengkapan menunjukkan keadan yang sebenarnya. Tgl

No.

Keterangan

Ref Debit

Kredit

Buku 31-12-05

Biaya perlengkapan Perlengkapan

Rp.300

-

-

Rp.300

2. Asuransi dibayar dimuka Jurnal penyesuaian untuk premi asuransi yang telah jatuh tempo sama dengan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan. Saldo perkiraan asuransi dibayar dimuka di neraca saldo adalah jumlah premi asuransi yang belum jatuh tempo pada awal tahun ditambah dengan pembayaran premi yang dilakukan selama tahun berjalan. Analisis terhadap polis-polis asuransi 58

menunjukkan bahwa premi asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp.135.000. Ad. b. Pemakaian Aktiva Tetap Pembebanan biaya yang diakibatkan oleh penggunaan aktiva tetap dicerminkan dalam penyusutan. Aktiva tetap sudah menggambarkan keadaan yang sebernarnya. Anggaplah penyusutan selama satu tahun untuk peralatan Rp.120.000. untuk gedung Rp.150.000 tanah tidak disusutkan ayat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan mencatat biaya penyusutan adalah sebagai berikut: Dr Biaya Penyusutan

Rp xxx

Cr Akumulasi Penyusutan

Rpxxx

Ad. c. Pengakuan biaya terhutang •

Hutang gaji Upah dan gaji yang telah menjadi hak pegawai tapi belum saatnya dibayar merupakan hutang perusahaan hutang ini serta biaya yang berhubungan dengannya belum dicatat, sehingga perlu dibuat ayat jurnal penyesuaian upah dan gaji di suatu perusahaan misal akan dilakukan pada tanggal 28 Desember 2005. Pembayaran berikutnya dari tanggal 14 Januari 2006 tetapi upah dan gaji tanggal 30 dan 31 Desember 2005 sudah merupakan biaya untuk bulan tersebut karena jasanya sudah diberikan upah dan gaji tersebut misalnya Rp.600.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: Dr Upah dan gaji Cr Hutang gaji

Rp.600.000 Rp.600.000

59



Hutang bunga Sebagaimana hutang gaji, hutang bunga adalah hutang untuk beban bunga yang jasanya telah digunakan telah digunakan pembayarannya belum tiba. Misalnya pada tanggal 27 Februari 2005 PT. B mendapat pinjaman dari bank sebesar Rp.60.000 tahun bungan 18% per tahun pembeban bunga dilakukan tiap bulan. Pembebanan terakhir tanggal 27 Desember 2005, pembebanan selanjutnya baru dilakukan tanggal 27 Januari 2006 bunga dari tanggal 28 s.d. 31 Desember 2005 yang seharusnya sudah menjadi biaya untuk bahan tersebut belum dicatat. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga sebesar Rp.400 adalah sebagai berikut:

Ad. d. Koreksi persediaan Dalam transaksi setiap perusahaan dagang dan industri biasanya sering terdapat persediaan barang misalnya PT. A mempunyai persediaan barang dagang awal (1 Januari 2005) Rp 20.000 pada akhir periode (31 Desember 2005) berdasarkan perhitungan fisik yang disediakan nilai persediaan adalah Rp 16.000 jurnal penyesuaian yang dibuat harus dapat mengubah saldo Rp20.000 menjadi Rp.160.000 atau jurnal pertama menghilangkan saldo awal sebesar Rp.20.000, sedangkan ayat jurnal berikutnya memunculkan kembali saldo perkiraan menjadi Rp16.000. Apabila menggambarkan ayat jurnal penyesuaian akan nampak sebagai berikut: 1

2

Dr

Ikhtisar L/R

Rp.20.000

-

Cr

Persediaan Barang dagang

-

Rp.20.000

Dr

Persediaan Barang dagang

Rp.15.000

-

Cr

Ikhrisar L/R

Rp.15.000

SOAL: 60

SALON IYANK Neraca Saldo Per 31 Juli 2005 Perkiraan

Debit

Kredit

Kas

4.150.000

-

Sewa dibayar di muka

2.000.000

-

Perlengkapan salon

1.200.000

-

Peralatan salon

3.000.000

-

Akum. Penyusutan peralatan

-

450.000

Utang Usaha

-

2.400.000

Modal Wulan

-

5.550.000

salon

Prive wulan

600.000

Pendapatan Salon Beban Gaji

-

5.600.000

1.800.000

-

Beban Iklan

300.000

-

Beban Asuransi

600.000

-

Beban listrik dan air

150.000

-

Beban Bunga

200.000

-

Data penyesuaian pada akhir periode akuntansi sebagai berikut: a. Sewa yang telah menjadi beban sebesar 600.000 b. Persediaan perlengkapan yang masih ada 1.000.000 61

c. Penyusutan peralatan salon 10% d. Pendapatan yang masih harus diterima 500.000 e. Gaji yang masih harus dibayar 450.000 f. Bunga yang terutang 100.000 Diminta: Buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian pada kertas kerja

BAB 6 KERTAS KERJA DAN LAPORAN KEUANGAN

62

6.1 Pengertian Kertas Kerja Dan Laporan Keuangan Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan pada akhir periode setelah posting kedalam buku besar, untuk mempermudah menyusun laporan keuangan tersebut harus dibuat dulu worksheet (kertas kerja) yang memuat Trial Balance dari hasil posting tersebut. Dalam work sheet tersebut biasanya terdapat kolom nomor urut, penjelasan perkiraan, kolom trial balance, kolom Adjustment entries, kolom trial balance sesudah adjustment entries, kolom R/L dan kolom balance sheet, dalam pengisian kolom tersebut berasal dari buku besar dan data perkiraan yang harus di adjustmentkan, sesudah selesai membuat adjustment kita dapat memilih mana perkiraan Laba Rugi dan mana yang balance sheet, dari data tersebut kita dapat menyusun laba-rugi, neraca dan laporan perubahan modal. Penyusunan laporan keuangan tersebut bisa dilakukan secara cepat dan akurat, karena worksheet ibarat peta yang bisa membantu kekurangan dan kesalahan yang ada dalam pencatatan. Tahap Penyusuan Laporan Keuangan Untuk menyusun laporan keuangan dari worksheet biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Membuat Trial balance datanya diambil dari buku besar data yang diambil adalah saldo akhir kecuali untuk persediaan yang memakai sistem physical dan laba ditahan dimana yang diambil datanya adalah saldo awal. 2. Melakukan adjustment terhadap sebagian saldo-saldo yang ada dalam trial balance, data untuk adjustment barang diambil dari rekening-rekening yang memerlukan penyesuaian, tujuannya agar saldo-saldo yang diadjusmentkan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. 3. Menyusun trial balane yang sudah disesuaikan 63

4. Menyusun laporan rugi laba 5. Menyusun laporan neraca Dari informasi yang ada dalam worksheet tersebut bisa disusun laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, laba-rugi dan laporan perubahan modal, adapun contoh dari worksheet dan laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut: Komponen-komponen yang dalam laporan laba-rugi terdiri dari: a. Penjualan bersih Adalah jumlah yang dibebankan pada pembeli, karena penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai, penjualan retur, pengurang harga sesuai potongan penjualan dilaporkan sebagai pengurangan penjualan bruto yang menghasilkan penjualan bersih. b. H.P. Penjualan Harga pokok penjualan dalam persediaan barang merupakan gabungan komponen-komponen persediaan awal ditambah pembelian, dikurangi persediaan akhir. c. Laba bruto Merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bersih (Gross profit) atau margin kotor (gross margin) disebut bruto karena jumlah bersih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.

d. Biaya-biaya usaha Biaya usaha biasanya dikelompokkan lagi menjadi biaya penjualan (selling expense) dan biaya administrasi umum (General dan administrative expense) 64

biaya paling penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang-barang yang dijual, sedangkan biaya administrasi dan umum adalah biaya yang bersifat umum dan muncul karena kegiatan administratif yang ada di tiap kantor. e. Laba usaha Merupakan selisih antara laba bruto dan biaya usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (Operating income), laba usaha adalah laba yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. f. Pendapatan lain-lain Pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan pokok perusahaan, disebut dengan pendapatan lain-lain (other income) atau pendapatan non usaha (non operating income) termasuk dalam kelompok ini adalah pendapatan bunga bank. g. Biaya lain-lain Biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dalam kegiatan pokok perusahaan tersebut dengan biaya lain-lain (other expense) atau biaya non usaha (non operating expense) contoh biaya bunga. h. Laba bersih Merupakan kenaikan bersih terhadap modal, sebaliknya apabila perusahaan menderita rugi, maka angka terakhirnya adalah rugi bersih.

Aktiva Tetap

65

Merupakan aktiva yang bernilai besar dari digunakan untuk kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali, dan bersifat permanent, contoh Tanah, Gedung dsb, kecuali gedung akan berkurang nilainya karena menyusut dan dicatat oleh perusahaan sebagai biaya penyusutan, akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan yang telah dilakukan sejak aktiva tetap diperoleh sampai tanggal neraca. Kewajiban yang ada dalam perusahaan digolongkan menjadi kewajiban lancar (jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Hutang Dagang Utang dagang yang berasal dari pembelian kredit barang-barang dagang dan jasa kepada pihak lain. Wesel Bayar Merupakan janji tertulis perusahaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Hutang Bank Merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang, kepada bank atau lembaga keuangan yang disebabkan pinjaman yang diterima perusahaan.

Kewajiban Jangka Panjang Hutang perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun buku, contoh obligasi, hutang bank dll. Modal

66

Merupakan hak milik atas kekayaan perusahaan, bila perusahaannya berbentuk perseroan terbatas (PT), biasanya modal terdiri dari saham biasa dan istimewa dan laba ditahan. Laporan laba ditahan Laba atau rugi bersih perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, hanya memperlihatkan

perubahan

jumlah

saham yang

beredar,

misalnya

karena

bertambahnya modal disetor. Pertambahan nilai kekayaan bersih karena laba dan penurunan yang disebabkan oleh pembagian laba kepada pemilik dalam bentuk deviden dilaporkan dalam laporan perubahan laba ditahan (Retained earning statement). Neraca persekutuan Perusahaan yang berbentuk persekutuan (partnership) terdiri dari (firma atau commanditaire vennotcshaap). Persekutuan adalah kerjasama dua orang secara bersama mendirikan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba. Untuk pembagian laba perlu diadakan perjanjian yang mengatur besarnya masing-masing perolehan laba. Laporan Perubahan Modal Sekutu Dalam laporan perubahan modal persekutuan untuk masing-masing sekutu harus dilaporkan, sehingga perubahan modal tersebut terlihat jelas. Laporan Interim Akhir siklus akuntasi adalah penyusunan laporan keuangan yang biasanya disusun pada akhir tahun per triwulan, catur wulan atau per enam bulan, laporan keuangan seperti lazim disebut laporan keuangan Interim. Contoh Neraca 67

PT. MAKMUR SALAMINA NERACA Per 31 DESEMBER 2005 AKTIVA KEWAJIBAN DAN MODAL Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga Wesel Tagih Piutang Dagang Persediaan Barang Perlengkapan Asuransi dibayar dimuka Total Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap Tanah Gedung Akumulasi Penyusutan

Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx

Total Aktiva Tetap

Kewajiban Jk. Pnjang Obligasi Hutang Bank

Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Rp.xxx Rp.xxx

Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Peralatan Akumulasi Penyusutan

Kewajiban Lancar Hutang dagang Wesel Bayar Hutang Gaji Hutang Bunga Hutang lain-lain Total

Rp.xxx Rp.xxx

Rp.xxx Modal Saham Bisasa Saham Istimewa Laba ditahan

Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Rp.xxx Rp.xxx

Total Kewajiban+Modal

Rp.xxx

PT. MAKMUR SALAMINA NERACA Per 31 DESEMBER 2005 LABA DITAHAN AWAL TAHUN LABA BERSIH Rp.xxx PEMBAGIAN DEVIDEN (Rp.xxx) KENAIKAN/PENURUNAN LABA

Rp.xxx

DITAHAN LABA DITAHAN AKHIR TAHUN

+ Rp.xxx

Rp.xxx

68

Contoh laporan Perubahan Modal Persekutuan FIRMA DAGANG MAKMUR LAPORAN PERUBAHAN MODAL TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 Modal A Modal B Modal C Saldo Awal Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Laba Bersih Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Prive Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Saldo Akhir Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Total Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu dibuat periode sebelumnya; adapun jurnal penyesuaian pada akhir periode memerlukan jurnal balik adalah sebagai berikut: 1. Biaya masih harus dibayar (accrual revenue) 2. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense)

3. Pendapatan masih harus diterima (accrued revenue) 4. Pendapatan diterima dimuka (Uneraned reveue) Ad1. Biaya masih harus dibayar Jurnal balik adalah membayar jurnal penyesuaian pada contoh sebelumnya yang dilakukan pada tanggal 31 des 05 yang membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

No. Tanggal Bukti 2005

Keterangan Biaya Bunga

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit 69

31 Des

Hutang Biaya

Rp.xxx

Pada tanggal 2 januari 2006 ayat jurnal penyesuaian ini memerlukan jurnal balik sebagai berikut: No. Tanggal Bukti 2006 2-Jan

Keterangan Hutang Biaya Biaya Bunga

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx

Pada saat pembayaran akan di jurnal No. Tanggal Bukti 2006 Jan

Keterangan

Ref

Biaya Bunga Kas

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx

Menutup Perkiraan Prive No. Tanggal Bukti 2006 Des 31

Keterangan Modal Tuan A Prive Tn A (Menutup Perkiraan Prive)

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx

Neraca Saldo Penutup Tahap selanjutnya setelah pembuatan jurnal penutup adalah penyesuian neraca saldo penutup (Post Closing Trial Balance), Tujuannya adalah memastikan bahwa buku besar telah sesuai, sebelum memulai pencatatan data akuntansi periode selanjutnya.

70

Contoh: PERUSAHAAN X NERACA SALDO PENUTUP 31 Desember 2005 Dr (Rp) Cr (Rp) Kas xxx Perlengkapan xxx Peralatan salon xxx Akum. Penyusutan xxx Hutang Dagang xxx Hutang Bank xxx Hutang Gaji xxx Hutang Bunga xxx Modal Tuan A xxx

71

Jurnal Balik Jurnal Balik adalah jurnal yang dibuat pada awal suatu Jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan. Ayat jurnal penutup merupakan ayat jurnal untuk mengeleminir (me-nolkan) perkiraan sementara (temporary Account) apabila akan dimulai pencatatan data akumulasi periode berkepentingan, untuk melakukan ayat jurnal penutup diperlukan satu perkiraan tambahan yang dapat digunakan untuk mengikhtisarkan data yang terdapat dalam perkiraan-perkiraan pendapat dan biaya. Perkiraan ini disebut ikhtisar laba-rugi (Incame summary). Ada empat tahap yang diperlukan untuk melakukan jurnal penutup keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Semua perkiraan pendapatan di debet sebesar masing-masing saldo akhirnya, perkiraan ikhtisar laba-rugi di debet sebesar sejumlah saldo akhir perkiraan tersebut dengan pendebetan ini, perkiraan pendapatan akan menjadi nol. 2. Semua perkiraan biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya dan perkiraan ikhtisar laba rugi di debet sebesar sejumlah saldo akhir perkiraan tersebut, dengan pengkreditan semua perkiraan biaya akan bersaldo nol. 3. Selisih antara jumlah sesi kredit dengan jumlah sisi debet pada perkiraan ikhtisar laba-rugi dipindahkan ke perkiraan modal, apabila memperoleh laba, sisi kredit perkiraan ikhtisar laba-rugi akan lebih besar. Untuk memindahkan laba diperlukan modal, perkiraan ini debet sebbesar selisih antara sesi kredit dan debet, perkiraan modal di kredit dengan jumlah yang sama. 4. Perkiraan prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan perkiraan modal di debet dengan jumlah yang sama.

72

Setelah jurnal penutup dicatat, posisi keenam jenis perkiraan tersebut adalah sebagai brikut: 1. Perkiraan aktiva bersaldo debet 2. Perkiraan kewajiban bersaldo kredit 3. Perkiraan Modal bersaldo kredit 4. Perkiraan Prive bersaldo nol 5. Perkiraan Pendapatan bersaldo nol 6. Perkiraan Biaya bersaldo nol Contoh tahap pelaksanaan jurnal penutup adalah sebagai berikut: 1. Menutup semua perkiraan pendapatan No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 18 Pendapatan 31 Des Ikhtisal L/R

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx

2. Menutup semua perkiraan biaya 73

No. Tanggal 2005 31 Des

Bukti Keterangan 18 Ikhtisar L/R Biaya Gaji Biaya Perlengkapan Biaya Sewa Biaya Penjualan Biaya Bunga Biaya Serba-serbi (Menutup Perkiraan Biaya)

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

3. Menutup perkiraan laba rugi No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 18 Ikhtisar L/R 31 Des Modal Tn. A

Ref

Debet Rp.xxx

Kredit Rp.xxx

4. Biaya dibayar dimuka Apabila pembelian aktiva tetap apabila dicatat sesuai ikhtisar. Pada akhir periode akuntansi ditentukan jumlah biaya yang terpakai dan dibuat jurnal penyesuaian misal PT. Makmur membeli perlengkapan sebesar Rp.2.400.000 transaksi ini akan dicatat:

No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 Perlengkapan Des 31 Kas

Ref

Debet Kredit Rp.2.400.000 Rp.2.400.000

74

Diasumsikan saldo awal perlengkapan nol, pada akhir tahun ternyata akhir tahun jumlahnya Rp.1.800.000, ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Des 2005 No. Tanggal Bukti 2005 Des 31

Keterangan Biaya Perlengkapan Perlengkapan

Ref

Debet Kredit Rp.600.000 Rp.600.000

Apabila pada permulaan transaksi dicatat sebagai biaya No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 Biaya Perlengkapan Des 31 Kas

Ref

Debet Kredit Rp.2.400.000 Rp.2.400.000

Ref

Debet Kredit Rp.1.800.000 Rp.1.800.000

Ayat jurnal akhir tahun adalah sebagai berikut: No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 Perlengkapan Des 31 Biaya Perlengkapan

Jurnal Balik yang diadakan awal tahun 2006 adalah sebagai berikut: No. Tanggal Bukti Keterangan 2006 Biaya Perlengkapan 2-Jan Perlengkapan

Ref

Debet Kredit Rp.1.800.000 Rp.1.800.000

Pendapatan masih harus diterima

75

Merupakan pendapatan yang tidak diharapkan dalam periode akuntansi bersangkutan, tetapi belum dicatat, misalnya perusahaan menyewakan gedung yang dibayar tiap tanggal 20 sebesar Rp.600.000, pemakaian gedung dari tanggal 21 Des s.d 31 Des 2005 perlu diadakan penyesuaian yaitu:

No. Tanggal Bukti 2005 Des 31

Keterangan Sewa masih harus diterima Pendapatan sewa

Ref

Debet Kredit Rp.200.000 Rp.200.000

Jurnal balik yang dibuat awal tahun periode 2006 adalah No. Tanggal Bukti 2006 2-Jan

Keterangan Pendapatan sewa Sewa masih harus diterima

Ref

Debet Kredit Rp.200.000 Rp.200.000

Pencatatan pada waktu diterima uang sewa adalah sebagai berikut: No. Tanggal Bukti 2006 2-Jan

Keterangan

Ref

Kas Pendapatan sewa

Debet Kredit Rp.600.000 Rp.600.000

Pendapatan Diterima dimuka Merupakan pendapatan yang sudah diterima dan transaksinya sudah dicatat, yaitu No. Tanggal Bukti

Keterangan

Ref

Debet

Kredit 76

2005

Kas Pendapatan sewa diterima

1 Okt

Rp.2.400.000

dimuka

Rp.2.400.000

Jumlah yang sudah menjadi pendapatan akhir tahun diadakan jurnal penyesuaian sebagai berikut: No. Tanggal Bukti 2005 31 Des

Keterangan Pendapatan diterima dimuka Kas

Ref

Debet Kredit Rp.600.000 Rp.600.000

Apabila penerimaan uang muka dicatat pada perkiraan pendapatan sewa, ayat jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut: No. Tanggal Bukti Keterangan 2005 Pendapatan sewa 31 Des Pendapatan diterima dimuka

Ref

Debet Kredit Rp.1.800.000 Rp.1.800.000

Setelah penyesuaian perkiraan pendapatan akan bersaldo Rp.600.000, sedangkan jurnal baliknya adalah sebagai berikut: No. Tangga

Bukt

l 2006

i

Keterangan Pendapatan diterima dimuka

Ref

Debet Rp.1.800.00

Kredit

77

0 Rp.1.800.00 2-Jan

Pendapatan sewa

0

78

SOAL Neraca saldo dibawah ini disusun dari buku besar Marshanda Art Shop pada tanggal 31-12-05 (jutaan) Perkiraan Kas

Dr.(Rp)

Cr(Rp) 925

-

50

-

12135

-

Perlengkapan

735

-

Asuransi dibayar dimuka

585

-

12610

-

Akum. Penyusutan

-

4120

Hutang Bank

-

4145

Hutang

-

5000

Kredit Investasi

-

15000

Modal Marshanda

-

4550

5400

-

-

64320

1510

-

40235

-

Pembelian retur

-

515

Potongan pembelian

-

245

Transport pembelian

915

-

Beban gaji

15745

-

Baban sewa

5500

-

Piutang Persediaan barang

Peralatan

Prive Marshanda Penjualan Penjualan retur dan pengurangan harga Pembelian

79

Beban iklan

830

-

Beban listrik, air dan telepon

720

-

97895

97895

Informasi yang tersedia pada akhir tahun adalah sebagai berikut: a. Perkiraan kas sebesar Rp.925 adalah saldo rekening koran di Bank Sakita,

menurut buku besar pemasukan saldo menurut rekening Koran yang dikirim Bank adalah Rp.910, perbedaan tersebut karena bank membebankan biaya administrasi dan umum. b. Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 31 des 2005 adalah Rp.910 c. Asuransi yang telah jatuh tempo Rp.190 d. Penyusutan peralatan kantor dihitung Rp.1.260 e. Persediaan barang dagang tgl 31 Des 05 adalah Rp.12.120 f. Pembelian barang dagang sebesar Rp.575 dengan syarat franco gudang yang

dilakukan tgl 30 Des 05 barang serta fakturnya baru diterima tgl 4 januari 06. Pembelian belum dicatat oleh perusahaan. g. Penjualan kredit barang dagang sebesar Rp. 325 dengan syarat franco gudang yang barang telah dikirim tanggal 30 Des 05 belum dicatat oleh perusahaan.

Dari data diatas diminta: 1. Buatlah neraca Lajur Marshanda Art Shop 31-12-05

2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan

80

3. Buatlah neraca, lap laba-rugi dan laporan perubahan modal Marshanda Art Shop 31-12 05

BAB 7 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

1.1 Pengertian Perusahaan Dagang Dan Masalah Khusus Perusahaan dagang adalah suatu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang jadi dan menjual kembali, tanpa melakukan pengolahan lagi. Contoh 81

perusahaan dagang yang ada di Indonesia, seperti dealer, toko kelontong, pasar swalayan, toko serba ada, dan lainnya. Sedangkan wadah dari perusahaan dagang tadi dapat perorangan, persekutuan ataupun perseroan terbatas, misalnya, FD Makro, CV Lima, PT Siloam Motor, dan lain sebagainya. Ketiga badan usaha tersebut merupakan badan usaha swasta, maksudnya adalah perusahaan tersebut didirikan oleh orang atau badan swasta. Saat ini perekonomian di Indonesia disokong oleh tiga pilar pelaku ekonomi yaitu Swasta, Koperasi dan Badan Usaha Milik Negara. Dalam suatu perusahaan dagang kegiatan yang terjadi meliputi: 1. Pembelian Barang Dagangan 2. Pembayaran/Pengeluaran Uang 3. Penjualan Barang Dagangan 4. Penerimaan Uang Tunai Masalah Khusus Dalam Perusahaan Dagang Dalam perusahaan dagang banyak hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti keempat hal di atas: 1. Pembelian Dalam perusahaan dagang, pembelian yang utama dilakukan adalah Barang Dagangan, serta pembelian barang lainnya seperti perlengkapan kantor, perlengkapan toko, aktiva tetap untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Pembelian ini dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Saat terjadi transaksi harus diperhatikan Barang Dagangan yang dibeli dan syarat jual beli. Barang yang dibeli akan tiba diperusahaan, kemudian diperiksa sesuai tidaknya dengan surat pesanan, kalau sesuai dibuat laporan penerimaan barang dan barang disimpan di gudang.

82

Bilamana barang dagangan yang datang ada yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, maka barang dagangan tadi dan dikembalikan untuk ditukar atau diganti. Seandainya tidak ada pengganti atau penukar, maka hal tersebut disebut dengan retur atau pengembalian, akibatnya akan muncul potongan harga (allowance). Barang dagangan yang datang akan disimpan dan dicatat oleh petugas gudang. Pencatatan barang dapat menggunakan metode periodic ataupun metode perpetual, tergantung pada jenis barang dagangan yang dijual. Biasanya kalau barang dagangan terdiri dari berbagai jenis dan perputarannya tinggi seperti pada toko kelontong ataupun swalayan, maka biasanya akan digunakan metoda periodik. Sedangkan untuk barang dagangan yang jenisnya sedikit atau hanya satu jenis saja dan perputarannya rendah, biasanya digunakan metode perpetual. Penggunaan metode pencatatan ini akan berpengaruh pada cara pencatatan, misalnya periodic akan lebih efektif dan efisien bilamana menggunakan jurnal khusus, sedangkan perpetual cukup dengan jurnal umum saja, walaupun memungkinkan untuk menggunakan jurnal khusus. 2. Pembayaran/Pengeluaran Uang Tunai Pada saat barang dagangan dibeli secara tunai, maka perusahaan harus langsung membayar, dengan kata lain “ada uang ada barang”. Tapi bilamana pembelian dilakukan secara kredit maka akan muncul “Hutang Usaha” atau mungkin “Hutang Wesel”, hal ini terjadi tergantung pada perjanjian saat pembelian terjadi. Bilamana tanggal jatuh tempo sudah tiba, maka hutang usaha harus dibayar. Biasa juga terjadi perusahaan membayar pada periode potongan atau sebelum 83

tanggal jatuh tempo. Kalau pada periode potongan maka jumlah uang yang dibayarkan akan lebih kecil dari yang seharusnya, hal ini terjadi karena perusahaan mendapat potongan. Periode potongan dalam transaksi disebut “termin atau Term” dan terjadi sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian saat transaksi pembelian terjadi. 3. Penjualan Barang dagangan yang ada di perusahaan, disimpan hanya sementara, karena “penyimpanan” dapat dilakukan di gudang ataupun ditoko dengan cara dipajang. Pada saat barang dagangan dijual dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Barang dagangan yang dijual mungkin saja akan mengalami kerusakan ataupun tidak sesuai dengan pesanan saat tiba di tempat tujuan. Bilamana hal ini terjadi kalau ada pengganti atau penukar, secepatnya harus dilakukan, tapi bilamana tidak ada, maka akan muncul “retur dan pengurangan harga” (returns & allowance. Metode yang digunakan pun harus konsisten tidak bisa di ubah-ubah.

4. Penerimaan Uang Tunai Pada saat terjadi penjualan tunai, maka pada saat itu perusahaan akan menerima sejumlah uang tunai. Tapi bilamana yang terjadi adalah penjualan kredit maka akan muncul “piutang usaha”. Selanjutnya pelunasan atas piutang usaha ini akan terjadi pada suatu waktu yang sudah disepakati bersama, hal tersebut tergantung pada termin dan perjanjian saat transaksi terjadi. Kalau tanggal jatuh tempo sudah tiba, maka akan terjadi pembayaran atau pelunasan atas piutang usaha, biasa juga terjadi pembayaran atau pelunasan atas piutang usaha pada jangka waktu potongan, maka jumlah uang yang

84

diterima perusahaan tidak sebesar yang seharusnya karena sudah dikurangi dengan potongan harga. Syarat Jual Beli Pada saat terjadi transaksi pembelian dan penjualan ada beberapa hal syarat jual beli yang harus diperhitungkan seperti: a. Jangka Waktu (syarat pembayaran) Pada saat terjadi transaksi pembelian ataupun penjualan secara kredit, selalu disebutkan bagaiamana syarat pembayaran, hal ini biasanya berhubungan dengan jangka waktu dan cara pembayaran, dan biasa ditulis sebagai berikut: % / waktu 1, N / waktu 2%, adalah besarnya potongan yang dinyatakan dalam persentasse tertentu, bilamana dilakukan pembayaran dalam jangka waktu potongan. Waktu 1, adalah jangka waktu potongan, besarnya dihitung sejak tanggal transaksi sampai dengan beberapa hari kedepan. N (net) adalah jumlah yang harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo. Waktu Z, adalah maksimal jangka waktu pelunasan. Contoh: 2/10, n/30 dibaca potongan 2% bilamana dibayar dalam jangka waktu 10 hari sejak tanggal transaksi, dan harus dilunasi dalam 30 hari 2/10, n/EOM, dibaca potongan 2% bilamana dibayar dalam jangka waktu 10 hari sejak transaksi dan harus dilunasi pada End of Month (EOM-akhir bulan) b. Biaya angkut Selain potongan ada lagi yang harus diperhatikan, yaitu biaya angkut saat pembelian ataupun saat penjualan, karena biaya angkut ini bisa dengan Loco Gudang ataupun Franco Gudang ataupun dengan cara lain seperti FOB (free on board). Bilamana tempat tujuan barang dagangan tidak melewati suatu “perairan”, maka biasa digunakan istilah loco ataupun franco, 85

sedangkan kalau melewati suatu perairan maka bisa digunakan FOB baik shipping point ataupun destinator. Pada syarat jual beli dengan loco gudang, maka pembeli akan menanggung semua biaya kirim dari gudang penjual ke gudang sendiri, sedangkan kalau semua biaya kirim ditanggung oleh penjual, maka disebut dengan franco gudang. Kalau FOB Shipping point, pembeli akan menanggung semua biaya kirim dari pelabuhan penjual sampai gudang pembeli. Sedangkan FOB Destination, penjual yang menanggung semua biaya kirim sampai barang tiba di gudang pembeli. Pada saat transaksi pembelian dan penjualan terjadi, bukan hanya biaya angkut yang muncul, ada biaya lain seperti biaya asuransi, bea cukai dan biaya lainnya. c. Bukti transaksi Bukti transaksi yang biasa digunakan dalam suatu perusahaan dagang adalah: o Faktur, yang bisa digunakan untuk transaksi tunai ataupun kredit, dan juga untuk barang kena pajak. o Nota kredit, akan digunakan bilamana ada barang yang dikembalikan. o Kuitansi (bukti penerimaan kas), yang digunakan untuk menerima sejumlah uang. o Nota debit, akan digunakan bilamana ada barang yang dikembalikan o Cek, yang digunakan untuk mengeluarkan sejumlah uang.

7.2 Sistem Pencatatan Persediaan (Jurnal Umum dan Posting) Setiap keluar masuk barang dagangan yang ada di perusahaan akan dicatat, baik dengan periodik ataupun dengan perpertual. 86

1. Metode periodik

Dalam metode ini setiap barang dagangan yang dibeli tidak dicatat dalam rekening barang dagangan, tapi dalam rekening pembelian dan kas/hutang usaha, sedangkan untuk penjualan akan dicatat dalam rekening penjualan sebesar harga jual. Selain itu untuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pembelian akan dicatat sebagaimana adanya seperti dalam format di bawah ini: Transaksi Pembelian (tunai/kredit)

Jurnal yang dibuat Pembelian Rp xxx

Retur pembelian

Hutang Usaha/Kas Hutang Usaha Rp xxx

Penjualan (tunai/kredit)

Retur Pembelian Rp xxx Piutang Usaha/Kas Rp xxx

Retur Penjualan

Penjualan Retur Penjualan

Biaya Angkut Pembelian

Piutang Usaha Biaya Angkut Pembelian

(FOB – SP) Biaya Angkut Penjulan

Kas Biaya Angkut Penjualan

(FOB – D)

Kas

Rp xxx

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx

2. Metode perpetual Dalam metode ini setiap barang dagangan yang dibeli dicatat dalam rekening barang dagangan, sedangkan untuk penjualan akan dicatat dalam rekening penjualan sebesar harga jual dan harga pokok. Selain itu untuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pembelian akan dicatat sebagaimana adanya seperti dalam format di bawah ini: Transaksi

Jurnal yang dibuat

87

Pembelian (tunai/kredit)

Barang Dagangan

Rp xxx

Retur pembelian

Hutang Usaha/Kas Hutang Usaha Rp xxx Barang Dagangan

Penjualan (tunai/kredit)

Piutang Usaha/Kas

Rp xxx Rp xxx

Rp xxx

Penjualan

Rp xxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxx Retur Penjualan

Barang Dagangan Retur Penjualan Rp xxx

Rp xxx

Piutang Usaha/Kas Rp xxx Barang Dagangan Biaya Angkut Pembelian (FOB – SP) Biaya Angkut Penjulan (FOB – D)

Rp xxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxx Biaya Angkut Pembelian Rp xxx Kas Biaya Angkut Penjualan

Rp xxx Rp xxx

Kas

Rp xxx

Penyesuaian Persediaan Setiap akhir periode harus selalu dilakukan penyesuaian atas saldo perusahaan yang ada, penyesuaian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Metode Periodik

Metode Perpetual

88

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

Rp xxx

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

(menutup BD awal)

(

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

Ikhtisar Laba Rugi

Rp xxx

(menampilkan BD akhir)

)

Harga Jual Beli Penjualan (

Rp xxx

)

7.3 Jurnal Khusu & Buku Besar Secara umum jurnal, dapat dikatakan sebagai, buku atau formulir yang digunakan dalam mencatat semua transaksi perusahaan secara kronologis. Kenapa buku atau formulir, karena hanya merupakan media pencatatan, yang paling penting adalah bahwa transaksi harus dicatat secara kronologis, sehingga akan dapat menyajikan kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal dapat juga dikatakan sebagai suatu buku harian untuk mencatat segala transaksi secara kronologis, dimana dalam pencatatan ini sudah ditentukan judul akun yang diperlukan serta jumlah uang yang harus di debit dan jumlah uang yang harus di kredit. Pada perusahaan jasa, jenis transaksi yang sering kali terjadi adalah transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pada perusahaan perdagangan, di samping kedua jenis transaksi tersebut, transaksi pembelian barang dagangan secara kredit dan transaksi penjualan secara kredit merupakan jenis transaksi yang sering terjadi pula. Jurnal-jurnal khusus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jurnal penjualan: untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan secara kredit. 2. Jurnal pembelian: untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian secara kredit. 3. Jurnal penerimaan kas: untuk mencatat transaksi-transaksi penerimaan kas. 4. Jurnal pengeluaran kas: untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas.

89

Fungsi dan Tujuan Jurnal Khusus Yang cocok menggunakan metode ini, biasanya jenis barang dagangan berupa barang yang cepat habis dikonsumsi, seperti SEMBAKO atau lainnya. Dalam metode ini akan lebih efektif dan efisien bilamana menggunakan jurnal khusus. Karena perusahaan bergerak dibidang perdagangan, maka jurnal yang digunakan, biasanya adalah: a. Jurnal Penjualan, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi penjualan barang dagangan secara kredit. b. Jurnal Retur Penjualan, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi pengembalian barang dagangan yang dijual kredit. c. Jurnal Penerimaan Kas, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi penerimaan uang tunai ke dalam perusahaan dari semua sumber. d. Jurnal Pembelian, dalam jurnal ini dicatat transaksi pembelian barang dagangan dan barang lain secara kredit. e. Jurnal Retur Pembelian, dalam jurnal ini dicatat transaksi pengembalian barang dagangan yang dibeli kredit. f. Jurnal Pembayaran Kas, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi pengeluaran uang tunai oleh perusahaan. g. Jurnal Umum, mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat pada jurnal-jurnal di atas. Pencatatan Transaksi ke Jurnal Khusus 1.

Metode Periodik Mari kita lihat contoh berikut ini: PD Nugraha bergerak di bidang perdagangan, dengan transaksi selama bulan Desember 2005 sebagai berikut: Des 1

Diinvestasikan uang tunai Rp 50.000.000,- ke perusahaan kwt 001 Dibeli Barang Dagangan tunai dari Amidi Rp 5.000.000,- cek 4601 90

2

Dijual Barang Dagangan kredit ke Syarief Rp 3.500.000,- 2/10,n/30, Inv N001 Dibeli perlengkapan toko kredit dari CV Dian Rp 1.000.000,Inv D010

3

Dibeli Barang Dagangan kredit dari PD Setia Rp 7.500.000,-, 2/8,n/EOM . Dengan Inv S201 Dibeli peralatan toko tunai dari Ligna Rp 2.000.000,- cek 4602

4

Dikembalikan Barang Dagangan ke PD Setia Rp 250.000,- tidak sesuai DN 004

5

Dijual BD tunai ke PD Elsa Rp 5.000.000,-, kwt 002

6

Dilunasi hutang ke PD Setia cek 4603

7

Diterima pengembalian BD dari PD Elsa Rp 500.000,- tidak sesuai, uang dikembalikan cek 4604

9

Dibeli BD tunai dari PD Vidi Rp 6.575.000,- setelah potongan Rp 25.000,- Cek 4605

12

Dijual BD kredit ke Tomodachi Rp 5.000.000,-, 2/10,n/30, Inv N002

14

Dibeli perlengkapan toko tunai dari CV Dian Rp 1.000.000,- cek 4606

15

Diterima pengembalian BD dari Tomodachi Rp 250.000,- tidak sesuai, CN 003

20

Dilunasi hutang ke CV Dian cek 4607

21

Diterima pelunasas dari Syarief, kwt 003

25

Dibayar gaji karyawan Rp 3.500.000,- cek 4608

26

Dibeli BD kredit dari Hasanah Rp 6.500.000, 3/6,n/25, Inv A 111 Dibeli BD tunai dari Amidi Rp 4.500.000,- cek 4609

28

Dijual BD tunai ke PD Elsa Rp 5.500.000,- kwt 004

29

Dikembalikan BD ke Amidi Rp 500.000,- rusak, uang diterima ket 005

31

Dibayar Telp Rp 500.000,-, Listrik Rp 100.000,-, PDAM Rp 75.000,Cek 4610 91

Dari transaksi di atas catat ke dalam jurnal khusus yang sesuai. Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Rp

Page 1 Debet

Date

Account Credited

Doc No

Term

Purchases

Sundries Account

200 5 Des

2 HU - CV Dian

D010

-

-

3 HU - PD Setia 26 HU - Hasanah

S201 2/8,n/EOM 7.500.000 A 111 3/6,n/25 6.500.000 14.000.000

Account Debited

2005 4 HU - PD Setia Des

Amount

Perl. Toko 1.000.000 1.000.000 -

Jurnal Retur Pembelian (Purchase Returns Journal) Rp Date

Kredit Account Payable

Doc No

Expl

Account Payable (dr) Purchases retuns (cr)

DN004

T sesuai

250000

7.500.000 6.500.000 1.000.000 15.000.000

Page 1

250000

Jurnal Pembayaran Kas (Cash payments Journal) Rp

Page 1

92

Date

Descriptions

2005 Des

1 Pembelian 3 6 7 9 14 20 25 26 31

Peralatan toko HU - PD Setia Retur Penjualan Pembelian Perlengkapan toko HU - CV Dian Biaya Gaji Pembelian Biaya Telepon Biaya Listrik Biaya PDAM

Doc No

Debet Credit A. Payable Purchases Sundries P. Discount Cash

4601

-

5000000

-

-

5000000

4602 4603 4604 4605 4606 4607 4608 4609 4610 4610 4610

7250000 1000000 8250000

6600000 6500000 18100000

2000000 500000 1000000 3500000 500000 100000 75000 7675000

145000 25000 170000

2000000 7105000 500000 6575000 1000000 1000000 3500000 6500000 500000 100000 75000 33855000

Jurnal Penjualan (Sales Journal) Rp Date

Account Debited

2005 2 PU - Syarief Des 12 PU - Tomodachi

Page 1 A. Receivable (dr) Sales (cr)

Doc No

Term

N 001

2/10,n/30

3500000

2/10,n/30

5000000 8500000

N 002

Jurnal Retur Penjualan (Sales Returns Journal) Rp Date

Account Debited

2005 15 PU - Tomodachi Des

Page 1

Doc No

Expl

Sales Returns (dr) A. Receivable (cr)

CN 003

T sesuai

250000 250000

Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal) Rp

Page 1

93

Descriptions

Doc No

Debet S. Discount Cash

A. Receivable

Credit Sales

Sundries

Modal

001

-

50000000

-

-

50000000

Penjualan PU - Syarief Penjualan Retur Pembelian

002 032 004 005

-

5000000 3500000 5500000 500000 64500000

3500000 3500000

5000000 5500000 10500000

5000000 50500000

1. Metode Perpetual Dengan menggunakan contoh soal di atas, dengan asumsi bahwa harga pokok penjualan adalah 75% dari harga jual, maka jurnal akan terlihat sebagai berikut:

Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Rp Page 1

94

Debet Date 200 5 Des

Account Credited

Doc No

Term

Merchandise Inventory

2 HU - CV Dian

D010

-

-

3 HU - PD Setia 26 HU - Hasanah

S201 2/8,n/EOM A 111 3/6,n/25

Kredit Account Payable

Sundries Account

Amount

Perl. Toko 1.000.000 1.000.000

7.500.000 6.500.000 14.000.000

-

7.500.000 6.500.000 1.000.000 15.000.000

Jurnal Retur Pembelian (Purchases Returns Journal) Rp Date 2005 Des

Account Debited 4

HU - PD Setia

Page 1

Doc No

Expl

Account Payable (dr) M. Inventory (cr)

DN004

T sesuai

250000 250000

Jurnal Pembayaran Kas (Cash Payments Journal) Rp Date 2005 Des

Descriptions 1 Pembelian 3 6 7 9 14 20 25 26 31

Peralatan toko HU - PD Setia Retur Penjualan Pembelian Perlengkapan toko HU - CV Dian Biaya Gaji Pembelian Biaya Telepon Biaya Listrik Biaya PDAM

Doc No

A. Payable

Debet Purchases Sundries

Page 1 Credit M. Inventory Cash

4601

-

5000000

-

-

5000000

4602 4603 4604 4605 4606 4607 4608 4609 4610 4610 4610

7250000 1000000 8250000

6600000 6500000 18100000

2000000 500000 1000000 3500000 500000 100000 75000 7675000

145000 25000 170000

2000000 7105000 500000 6575000 1000000 1000000 3500000 6500000 500000 100000 75000 33855000

Jurnal Penjualan (Sales Journal) Rp

Page 1

95

Date

Account Debited

2005 2 PU - Syarief Des 12 PU - Tomodachi

Doc No

Term

A. Receivable (dr) Sales (cr)

Cash of Goods Sold (dr) Merch. Inventory (cr)

N 001

2/10,n/30

3500000

2625000

N 002

2/10,n/30

5000000 8500000

3750000 6375000

Jurnal Retur Penjualan (Sales Returns Journal) Rp Date

Account Debited

2005 15 PU - Tomodachi Des

Page 1

Doc No

Expl

Sales Returns (dr) A. Receivable (cr)

CGS (cr) MI (dr)

CN 003

T sesuai

250000

187500

250000

187500

Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal) Rp Descriptions

Doc No

Debet CGS

Cash

A. Receivable

Page 1 Credit Sales

Sundries

Modal

001

-

50000000

-

-

50000000

Penjualan PU - Syarief Penjualan Retur Pembelian

002 032 004 005

-

5000000 3500000 5500000 500000 64500000

3500000 3500000

5000000 5500000 10500000

5000000 50500000

Neraca saldo Pendebitan sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama dengan pengkreditan dari transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam buku besar, jumlah pendebitan-pendebitan atas rekening-rekening harus selalu sama dengan jumlah pengkreditan-pengkreditannya. Hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi dalam persamaan dasar akuntansi. Untuk menguji kebenarannya maka pada akhir masa

96

tertentu harus dibuat Neraca Saldo, yaitu suatu daftar tentang saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada di dalam buku besar pada saat tertentu. Tujuan pembuatan neraca saldo: 1. untuk menguji kesamaan debit dan kredit di dalam buku besar. 2. merupakan ringkasan dari buku besar sehingga memudahkan penyusunan laporan-laporan keuangan.

Neraca saldo dapat dibuat pada setiap saat setelah transaksi selesai dicata, tetapi hal itu kurang praktis. Pada umumnya neraca saldo dibuat setiap akhir bulan atau setiap akhir periode.

Contoh neraca saldo:

97

PERUSAHAAN PENGANGKUTAN “ASRI” NERACA SALDO per 30 April 2010 No. 101

Nama Rekening Kas

Saldo Debit Rp. 6.560.000,00

Saldo Kredit

102

Piutang Dagang

Rp.

500.000,00

107

Supplies

Rp.

350.000,00

108

Peralatan kantor

Rp. 1.500.000,00

110

Persekot sewa

Rp. 1.800.000,00

112

Kendaraan

Rp. 9.000.000,00

210

Utang

Rp. 2.000.000,00

300

Modal

Rp. 13.500.000,00

401

Biaya reparasi

Rp.

200.000,00

402

Gaji pegawai

Rp.

300.000,00

403

Biaya telepon

Rp.

175.000,00

404

Biaya listrik dan air

Rp.

90.000,00

500

Pendapatan jasa

605

Prive

Rp. 5.520.000,00 Rp.

275.000,00

Rp. 20.750.000,00

Rp. 20.750.000,00

7.4 Kertas Kerja Perusahaan Jasa Salah satu jenis perusahaan berdasarkan usahanya adalah perusahaan jasa, yaitu: perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan-pelayanan 98

dan kemudahan-kemudahan serta memberi bantuan pada proses produksi maupun konsumsi, misalnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang: jasa salon kecantikan, jasa transportasi, jasa konsultan, perbankan atau asuransi. Sedangkan jenis perusahaan menurut badan hukumnya terdiri dari: perusahaan perseorangan, Firma (fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dan koperasi. Semua jenis perusahaan tersebut dalam melaksanakan berbagai kegiatannya akan selalu memerlukan bantuan jasa akuntansi. Semakin baik sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan akuntansinya, maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam menyajikan informasi bagi mereka yang membutuhkannya. Tahap-tahap akuntansi seperti yang tersebut di atas, akan terus berjalan berulang-ulang sesuai kegiatan (transaksi) yang ada untuk setiap periode. Karena sifatnya terus berulang (berputar), maka kegiatan akuntansi dalam suatu periode sering disebut SIKLUS AKUNTANSI (the accounting cyrcle). Untuk lebih jelasnya sebuah siklus akuntansi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Transaksi/Bukti transaksi Jurnal Buku Besar

SIKLUS AKUNTANSI

Daftar sisa/Neraca sisa Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Menutup buku besar Neraca saldo setelah penutup

99 Laporan Keuangan Laporan laba rugi Laporan perubahan modal neraca

Tahap pencatatan: 1 Jan – 31 Des

Tahap pengikhtisaran: 1 Jan – 31 Des

Tahap pelaporan: 31 Des

1.

Jurnal a. Pengaruh Transaksi Keuangan Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan selalu mempengaruhi jumlah

uang yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar) tertentu. Transaksi keuangan dapat saja menambah atau mengurangi jumlah yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar). Secara garis besar, penambahan atau pengurangan jumlah yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar) dapat digambarkan sebagai berikut;

HARTA

100

(+)

(-)

Bertambah di sisi debet

Berkurang di sisi kredit

UTANG/KEWAJIBAN

(-)

(+)

Berkurang di sisi debet

Bertambah di sisi kredit

MODAL

(-)

(+)

Berkurang di sisi debet

Bertambah di sisi kredit

PENGHASILAN/PENDAPATAN

(-)

(+)

Berkurang di sisi debet

Bertambah di sisi kredit

BIAYA/BEBAN

(+)

(-) 101

Bertambah di sisi debet

Berkurang di sisi kredit

Pengaruh yang mungkin terjadi dari suatu transaksi keuangan terhadap harta, kewajiban, dan modal adalah sebagai berikut: a. Ada penambahan dalam salah satu harta dan adanya pengurangan terhadap harta lainnya. b. Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada utang. c. Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada modal. d. Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan pada utang. e. Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan modal. Dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya untuk menghindari kesalahan seminimal mungkin, maka pencatatan tidak dilakukan langsung ke dalam akun buku besar. Setiap transaksi terlebih dahulu dianalisis pengaruhnya terhadap unsur-unsur persamaan dasar akuntansi (harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban) dan dicatat dalam jurnal baru kemudian dicatat ke dalam akun (buku besar). Jurnal (Journal) dikenal juga dengan nama Buku Pencatatan/Pemasukan Asli (Book of original entry). Jurnal merupakan catatan pendebetan dan pengkreditan

102

dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi tersebut.

2.

Bentuk Jurnal Bentuk jurnal yang sering digunakan dalam suatu perusahaan adalah jurnal yang mempunyai 2 (dua) kolom jumlah (debet dan kredit). Jurnal semacam ini dapat dipergunakan untuk mencatat semua transaksi secara kronologis. Berikut ini contoh bentuk jurnal: Jurnal umum Hal: (a) Tanggal

Keterangan

Ref

(c)

(d)

Debit

Kredit

(e)

(e)

20…. (b)

Keterangan: a. Halaman, setiap halaman jurnal diberi nomor halaman. b. Tanggal, kolom pertama diisi dengan tahun dan bulan, sedangkan kolom kedua diisi dengan tanggal terjadinya transaksi yang dicatat. c. Keterangan, untuk mencatat nama akun: nama akun yang di debet ditulis di tepi sisi kiri dan jumlah pendebetan dimasukkan ke dalam kolom debet. Sedangkan nama akun yang dikredit ditulis agak menjorok ke kanan di 103

bawah akun debet dan jumlah pengkreditan dimasukkan ke dalam kolom kredit. Di bawah nama akun diberi keterangan ringkas mengenai transaksi yang terjadi untuk memudahkan dalam pemberian keterangan pada waktu pemindahbukuan (posting) ke buku besar. d. Ref, diisi nomor akun, dilakukan ketika pemindahan akun tersebut ke dalam

buku besar (posting). e. Setiap penggantian halaman sebaiknya kolom debet dan kredit dijumlahkan untuk dipindahkan ke halaman berikutnya.

3.

Jurnal Penyesuaian Tujuan dari proses penyesuaian adalah: a. Agar setiap akun riil khususnya kelompok akun harta dan kelompok akun

utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. b. Agar setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun beban) menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode akuntansi. Pada akhir periode akuntansi ada akun-akun yang perlu mendapat penyesuaian, yaitu: a. Perlengkapan/Beban Habis Pakai (supplies) b. Beban yang masih harus dibayar (accured expense) c. Pendapatan yang masih harus diterima (accured revenue) d. Beban dibayar dimuka (prepaid expense)

104

e. Pendapatan diterima dimuka (deferred revenue) f. Penyusutan aktiva tetap (depreciation)

4.

Penyelesaian Kertas Kerja Tahap-tahap penyusunan kertas kerja yang berbentuk 10 kolom adalah sebagai berikut; a. Isilah kolom daftar sisa dengan data yang berasal dari daftar sisa yang telah disiapkan (dari saldo-saldo akun buku besar). b. Kolom penyesuaian diisi dengan data-data yang berasal dari jurnal penyesuaian. Apabila terdapat nama akun yang belum ada didaftar sisa, maka nama akun tersebut dicantumkan di bawahnya. c. Pada tahap ini kita lebih dahulu mengkompensasikan (menggabungkan antara daftar sisa dengan penyesuaian). Hasil dari kompensasi atau penggabungan tersebut kita tuliskan pada kolom daftar sisa disesuaikan. d. Memindahkan jumlah-jumlah yang tercatat dalam daftar sisa setelah

disesuaikan. Akun harta, utang, dan modal dipindahkan ke kolom neraca. Sedangkan akun pendapatan dan beban dipindahkan ke kolom laba rugi (sesuai dengan posisi debit dan kredit daftar sisa disesuaikan). e. Menjumlahkan angka-angka pada kolom laba rugi dan kolom neraca. Memasukkan laba bersih atau rugi bersih ke dalam salah satu kolom sebagai pengimbang, baik ke dalam kolom laba rugi maupun ke kolom neraca. Perhatikan ketentuan berikut: •

Jika jumlah debet lebih besar dari jumlah kredit, sehingga selisihnya ditulis dikolom kredit, berarti rugi bersih. 105



Jika jumlah debet lebih kecil dari jumlah kredit, sehingga selisihnya ditulis di kolom debet, berarti laba bersih.

5.

Jurnal Penutup & Neraca Saldo setelah penutupan Cara penyusunan jurnal penutup: 1. Pemindahan akun-akun pendapatan ke

akun ikhtisar L/R melalui jurnal

penutup Pendapatan

Rp xxx Ikhtisar L/R

Rp xxx

(sebesar saldo masing-masing pendapatan) 2. Memindahkan akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal penutup Ikhtisar L/R

Rp xxx Beban

Rp xxx

(sebesar saldo masing-masing beban)

3. Memindahkan saldo akun prive akun modal melalui jurnal penutup. (untuk perusahaan perorangan) Modal

Rp xxx 106

Prive

Rp xxx

(sebesar saldo prive) (untuk perusahaan berbentuk PT) Laba tidak dibagi

Rp xxx

Deviden

Rp xxx

4. Memindahkan saldo akun iktisar L/R ke akun modal melalui jurnal penutup (untuk perusahaan perorangan) -

Jika laba : Ikhtisar L/R

Rp xxx

Modal -

Jika rugi : Modal

Rp xxx Rp xxx

Ikhtisar L/R

Rp xxx

(untuk perusahaan berbentuk PT) -

Jika laba : Ikhtisar L/R

Rp xxx

Laba tidak dibagi

Rp xxx

107

-

Jika rugi : Laba tidak dibagi Ikhtisar L/R

Rp xxx Rp xxx

Apabila sumber data yang digunakan berasal dari kertas kerja, maka penyusunan jurnal penutup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Memindahkan saldo pendapatan ke ikhtisar laba/rugi dengan cara mendebet

akun-akun pendapatan (sebesar saldo masing-masing pendapatan yang berasal dari kolom laba/rugi kredit) dan mengkredit ikhtisar laba/rugi sebesar jumlah akun pendapatan (sebesar saldo pendapatan yang berasal dari kolom laba/rugi kredit). 2. Memindahkan saldo beban ke Ikhtisar laba/rugi dengan cara mengkredit

akun-akun beban (sebesar saldo masing-masing beban yang berasal dari kolom laba/rugi debet) dan mendebet akun ikhtisar laba/rugi sebesar jumlah akun beban (sebesar saldo beban yang berasal dari kolom laba/rugi debet). 3. Memindahkan saldo akun ikhtisar laba/rugi ke akun sebesar saldo laba/rugi

yang ada pada kolom laba/rugi. 4. Memindahkan saldo prive ke akun modal dengan cara mengkredit saldo prive

(berasal dari kolom neraca debet) dan mendebet akun modal.

7.5 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Dengan Metode Periodik & Perpetual 1. Metode Perpetual

108

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan. Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada penjurnalan adalah : a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet rekening HPP pada persediaan. c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan kuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan. 2. Metode Periodik

109

Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname pada akhir periode. Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui. Perbandingan Metode Perpetual dengan Periodik Sistem Perpetual : Saat terjadi pembelian : Persediaan 50.000.000 Utang Dagang 50.000.000 Saat terjadi penjualan Piutang Dagang Penjualan HPP

30.000.000 30.000.000 25.000.000

Persediaan

25.000.000

Penyesuaian pada akhir periode tidak diperlukan jurnal penyesuaian, rekening persediaan menunjukkan saldo yang ada pada akhir periode yaitu Rp 35.000.000 (10.000.000 * + 50.000.000 - 25.000.000) * misal persediaan awal Rp 10.000.000

Sistem Periodik : Saat terjadi pembelian Pembelian Utang Dagang

50.000.000 50.000.000 110

Saat terjadi penjualan Piutang Dagang Penjualan Penyesuaian pada akhir periode HPP Persediaan HPP

30.000.000 30.000.000 10.000.000 10.000.000 50.000.000

Pembelian Persediaan

50.000.000 35.000.000

HPP

35.000.000

Latihan Soal Daftar saldo dibawah ini kepunyaan subhan di Cililin per 31 Desember 2005. No 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1201 1210 1202 1211 2101 2102 2103 2104 3101 3201

Nama Rekening Kasi di Bank Piutang Usaha Persediaan Barang Dagangan Perlengkapan Toko Perlengkapan Kantor Asuransi Dimuka Peralatan Toko A/P - Peralatan Toko Peralatan Kantor A/P - Peralatan Kantor PPh Karyawan Terutang Hutang Biaya Gaji Hutang Usaha PPh Pengusaha Terutang Modal Prive

Jumlah (Rp) 7.225.000 10.150.000 32.425.000 927.000 325.000 1.830.000 35.000.000 15.750.000 8.190.000 2.457.000 358.000 1.225.000 49.599.200 2.800.000 111

3301 Ikhtisar Laba Rugi 4101 Penjualan 4102 Pendapatan Bunga 4201 Retur Penjualan 5101 Pembelian 5102 Biaya Angkut Pembelian 5201 Retur Pembelian 5202 Potongan Pembelian 6101 Biaya Gaji - Penjualan 6102 Biaya Sewa - Penjualan 6103 Biaya Iklan 6104 Biaya Perlengkapan Toko 6105 Biaya Penyusutan Peralatan Toko 6201 Biaya Gaji - Kantor 6202 Biaya Sewa - Kantor 6203 Biaya Telepon 6204 Biaya Perlengkapan Kantor 6205 Biaya Asuransi 6206 Biaya Penyusutan peralatan Kantor 6207 Biaya Pajak Penghasilan 6208 Biaya Administrasi Bank Keterangan tambahan:

352.850.000 125.000 2.750.000 252.800.000 4.210.000 1.125.000 3.650.000 30.450.000 11.250.000 4.240.000 17.925.000 1.500.000 725.000 2.000.000 95.000

a. Rekening Koran per 31 Desember 2005, menyebutkan bahwa saldo kredit

sebesar Rp. 7.235.000,- , selisih ini disebabkan karena bank mendebet Rp. 15.000,- , untuk Biaya Administrasi Bank dan mengkreditnya Rp. 25.000,- untuk Jasa Giro (bunga) b. Nilai persediaan barang dagangan per 31 Desember 2005 Rp. 32.850.000,c. Nilai persediaan perlengkapan Toko per 31 Desember 2005 Rp. 215.000,- dan perlengkapan kantor Rp 125.000,d. Premi asuransi yang telah daluwarsa Rp 1.145.000,e. Penyusutan peralatan Toko 15% setahun dari harga perolehan. f. Nilai buku peralatan kantor per 31 Desember 2005 Rp. 4.914.000,112

g. Gaji Karyawan terutang per 31 Desember 2005 Penjualan Rp 225.000,-

Administrasi Rp 175.000,h. Pajak Penghasilan pengusaha untuk tahun 2005 ditaksir sebesar Rp 2.500.000,Diminta: a. Ayat jurnal penyesuaian b. Neraca Lajur 10 kolom c. Laporan Keuangan d. Ayat jurnal penutup dan pembalik (bilamana ada)

BAB 8 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

8.1 Pengertian, Ciri-Ciri Manufaktur Akuntansi yang mencatat dan melaporkan kegiatan terhadap pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Masalah khusus akuntansi manufaktur Dalam perusahaan manufaktur persediaan terdiri dari tiga macam yaitu: 1.

Persediaan bahan baku Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan dilaporkan pada harga pokok

2.

Persediaan barang dalam proses Terdiri dari:

- Biaya bahan baku 113

- Biaya upah - Biaya over head pabrik 3.

Persedian barang jadi Terdiri dari total biaya pabrik untuk memproduksi barang jadi.

Biaya pabrik Biaya yang terjadi dalam pabrik selama satu periode disebut biaya pabrik (manufacturing cost). Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai pada awal periode, barang dimasukkan dalam proses produksi itu dan barang-barang yang dapat diselesaikan pada akhir periode.

Biaya pabrik bisa dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu: 1.

Biaya bahan baku (Raw material) Biaya yang mudah secara langsung diidentifikasikan dengan barang jadi

2.

Biaya upah langsung (direct labor) Biaya untuk upah buruh yang menangani secara langsung proses produksi.

3.

Biaya pabrikase (Overhead) Biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya upah. Contoh; biaya pabrikase - Bahan pembantu - Upah tidak langsung - Biaya pemeliharaan - Biaya listrik, air dan telepon.

Biaya produksi

114

Biaya produksi (produksi cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode. Harga pokok produksi Biaya barang yang telah diselesaikan selain satu periode, harga pokok produksi terdiri dari: Persediaan awal Rp. Biaya produksi Rp. Persediaan akhir barang dalam proses Rp. Harga pokok produksi merupakan harga pokok penjualan.

8.2 Kertas Kerja Perusahaan Manufaktur Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian di perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian perusahaan dagang ditambah penyesuaian perkiraan-perkiraan sebagai berikut: a. Bahan baku Untuk perusahaan manufaktur persediaan bahan baku perlu disesuaikan, penyesuaian adalah sebagai berikut: Tgl

No.

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Bukti 2005

(A)

31

Ikhtisar HP Produksi

Dec

Pers. Bahan

Rp xxx Rp xxx

baku

115

(B)

Rp xxx

Persd. Bahan baku

Rp xxx

Ikhtisar HP Produksi

Kondisi (A) Adjustment untuk persediaan bahan baku awal periode Kondisi (B) Adjusting untuk persediaan bahan baku akhir periode

Persediaan barang dalam proses Penyesuaian persediaan barang dalam proses dilakukan pada akhir tahun adapun penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Tgl

No.

Keterangan

Ref Debit

Kredit

Bukti

116

2005

(C)

31

Ikhtisar HP Produksi

Dec

Rp xxx

Pers. Brg dlm proses

Rp xxx

(D) Persd. Bahan baku

Rp xxx

Ikhtisar HP Produksi

Rp xxx

Persediaan barang jadi Penyesuaian persediaan barang jadi dilakukan pada akhir tahun, penyesuaiannya sebagai berikut:

Tgl

No.

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Bukti 2005

(E)

31

Ikhtisar Laba - rugi

Dec

Rp xxx

Pers. Barang jadi

Rp xxx

(F) Persd. Barang jadi Ikhtisar Laba - rugi

Rp xxx Rp xxx

Jurnal penutup (Closing entries) 117

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal pernutup untuk perusahaan dagang ditambah perkiraan yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

Tgl

No.

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Bukti 2005 31 Dec

Ikhtisar H.P Produksi

Rp xxx

Pembelian bahan baku

Rp xxx

Beban buruh langsung

Rp xxx

Beban bahan pembantu

Rp xxx

Beban buruh tak langsung

Rp xxx

Beban gaji pabrik

Rp xxx

Beban listrik, air, telp

Rp xxx

Beban perlengkapan pabrik

Rp xxx

Beban pemeliharaan

Rp xxx

Beban asuransi

Rp xxx

Beban penyusutan pabrik

Rp xxx

Beban amortisasi pabrik

Rp xxx

Beban pabrikase

Rp xxx

Setelah ayat jurnal penutup tersebut, perkiraan biaya pabrik akan bersaldo nol, sementara itu H.P Produksi setelah penutupan akan ditransfer ke Perkiraan Laba-rugi.

118

Tgl

No.

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Bukti 2005

Ikhtisar Laba - rugi Ikhtisar H.P Produksi

Rp xxx Rp xxx

31 Dec

Neraca saldo penutup dan jurnal balik neraca saldo penutup dan jurnal balik sama dengan perusahaan dagang.

Work Sheet Work Sheet untuk perusahaan terlihat pada contoh berikut, sebagian besar perkiraan sama dengan perusahaan dagang tapi ada beberapa yang hanya ada perusahaan manufaktur yaitu: 1. Perkiraan persediaan terdiri dari 3 macam -

Persediaan bahan baku

-

Persediaan barang dalam proses

-

Persediaan barang jadi

2. Perkiraan biaya terdiri dari 3 jenis -

Beban bahan baku

-

Beban upah buruh

-

Beban overhead pabrik 119

Biaya di atas disebut biaya produksi, perkiraan biaya lainnya sama dengan perusahaan dagang. Dalam work sheet perusahaan manufaktur terdapat satu kolom tambahan yaitu kolom laporan harga pokok produksi, angka-angka ini diperlukan untuk menghitung harga pokok barang yang selesai di produksi.

Contoh Work Sheet No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Account Title Cash Marketable Securities Account Receivable Allowance for bad debt Finished good Work in process Direct material Factory supplies Prepaid insurance Land Factory building Accumulation Depr Factory Building Factory Equipment Accum depr factory equipment Account payable Wages & salaries expense payable Income tax payable Capital Retained earning Devident Income summary Manufacturing summary Sales Direct material purchases Direct labor Indirect factory labor Depritiation – factory equipment

Debet (Rp) 18.200 500 66.100 78.500 55.000 62.000 4.700 1.250 50.000 240.000 446.000 40.000 220.800 214.250 48.350 -

Credit (Rp) 1.500 30.000 111.500 5.450 40.150 13.200 200.000 537.325 915.800 120

28 29 30 31 32 33 34 35 36

Factory heat, light & power Depr. Factory Building Insurance expense Factory Supplies Expense Factory Property Tax Miscellaneous Expense Selling Expense General Expnse Income Tax

21.800 4.750 9.750 2.050 130.500 70.700 52.225 Rp. 1.836.925

Rp. 1.836.925

Keterangan untuk adjustment pada tanggal 31 Desember 2005 1. Finished Good per 31 Dec 2005 Rp. 91.000 2. Work in process per 31 Dec 2005 Rp. 65.800 3. Raw material per 31 Dec 2005 Rp. 58.725 4. Factory Supplies per 31 Dec 2005 Rp. 1.800 5. Depreciation for factory building Rp. 6.000 6. Depreciation for factory equipment Rp. 22.000 7. Wages & salaries Exp yang belum dibayar, Direct labor Rp. 4500, Indirect

labor Rp. 950

121

Tgl 2005 31 Des

Keterangan Manufacturing summary

Debet Rp. 62.000

Raw material Raw material

Rp. 62.000 Rp. 58.725

Manufacturing summary Manufacturing summary

Rp. 58.725 Rp. 55.000

Work in process Work in process

Rp. 55.000 Rp. 65.800

Manufacturing summary Income summary

Rp. 65.800 Rp. 78.500

Finished good Finished good

Rp. 78.500 Rp. 91.000

Income summary Factory supplies expense

Rp. 91.000 Rp. 2.900

Income summary Depreciation factory building

Rp. 2.900 Rp. 6.000

Accum depr - factory building

Credit

Rp. 6.000 Rp. 22.300

Depr-factory equipment

Rp. 22.300

Accum depr – factory Rp. 4.500 equipment Direct labor

Rp.

950 Rp. 5.450

Indirect labor Wages & salaries payable Selanjutnya adjustment di atas dimasukkan dalam worksheet.

122

8.3 Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Dari dana yang ada dalam work sheet tadi bisa disusun laporan keuangan yaitu: •

Laporan Harga Pokok Produksi



Laporan Harga Pokok Penjualan



Laporan Laba-rugi



Laporan Perubahan Modal



Neraca

Laporan H.P Produksi PT, MAKMUR SALAMINA STATEMENT OF COST OF GOOD MANUFACTURED FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Work in process Raw material Raw material (begining) Purchase Cost of material available for used Raw material ending Cost of material used in production Direct labor Factory over head Direct labor Depr of factory equipment Heat, light & power Properti tax

Rp. 55.000 Rp. 62.000 Rp. 220.800 Rp. 282.800 Rp. 58.725 Rp. 224.075 Rp. 218.750 Rp. 49.300 Rp. 22.300 Rp. 21.800 Rp. 9.750 123

Depr. of factory building Insurance expired Factory supplies used Miscellaneous factory used Total factory over head Total manufacturing cost Total WIP during period Work in process ending Cost of good manufactured

Rp. Rp. Rp. Rp.

6.000 4.750 2.900 2.050 Rp. 118.850 Rp. 561.675 Rp. 616.675 Rp. 65.800 Rp. 550.875

Laporan Laba – rugi

124

PT, MAKMUR SALAMINA LAPORAN LABA - RUGI FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Sales Cost of good sold Finished good (begining) Cost of good manufactured Cost of finished good available Finished good (ending) Cost of good sold Gross Profit Operating Expense Selling Expense General & Administrative Expense Total Income before tax Income tax Net income

Rp. 55.000 Rp. 78.500 Rp. 550.875 Rp. 629.375 Rp. 91.000 Rp. 538.375 Rp. 377.425 Rp. 130.500 Rp. 88.700 Rp. 219.200 Rp. 158.225 Rp. 52.225 Rp. 106.000

Laporan Laba ditahan

PT, MAKMUR SALAMINA STATEMENT OF COST OF GOOD MANUFACTURED FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

125

Retained Earning (beginning) Net income for year Less Deviden Increase in Retained Earning Retained Earning (ending)

Rp. 537.325 Rp. 106.000 Rp. 40.000 Rp. 66.000 Rp. 603.325

Neraca (Balance Sheet) PT, MAKMUR SALAMINA BALANCE SHEET FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Ayat jurnal penutup (closing entries) Ayat jurnal pada perusahaan manufacture untuk menutup semua biaya produksi ke Manufacturing Summary penutupan perkiraan lainnya sama dengan perusahaan dagang. Keterangan A Manufacturing Summary Raw material purchase Direct labor Indirect factory labor Depr factory equipment

Debet Rp. 558.400

Credit Rp. 220.800 Rp. 218.750 Rp. 49.300 Rp. 22.300 126

Factory heat, light & power Factory property tax Depr. factory building Insurance Exp – factory Factory supplies exp Miscellaneous factory exp B Sales Income summary C Income summary Selling expense Gen & Amd Expense Income tax Manufacturing summary D Income summary Retained earning E Retained earning Deviden

Rp. 21.800 Rp. 9.750 Rp. 6.000 Rp. 4.750 Rp. 2.900 Rp. 2.050 Rp. 915.800 Rp. 915.800 Rp. 822.300 Rp. 130.500 Rp. 88.700 Rp. 52.225 Rp. 550.875 Rp. 106.000 Rp. 106.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000

Soal Latihan Trial Balance PT. MAKMUR SALAMINA memperlihatkan keadaan 31-12-2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Account Title Cash Marketable Securities Account Receivable Allowance for bad debt Finished good Work in proses Raw material Prepaid Insurance Land Building Acumulation Depr. Building Machine Acumulation Depr. Machine Factory Equipment Acumulation Depr Equipment

Debet Rp 41.800 Rp 10.000 Rp 47.450

Credit

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

900

36.800 32.100 42.000 10.000 50.000 260.000 Rp 90.000

Rp

100.000 Rp 25.000

Rp

172.650 Rp 97.750 127

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Ofiice Equipment Acumulation Depr. Office Equipment Account Payable Income Tax Payable Wage Payable Capital Retained Earning Deviden Income Summary Manufacturing Summary Sales Sales Return Allowance Raw Material Purchases Wages labor Factory Over Head Selling Expense General & Adm Expense Interest Expense Income Tax

Rp

30.000

Rp 10.000 Rp 135.900 Rp 300.000 Rp 127.100

Rp

20.000 Rp 668.500

Rp 500 Rp 197.000 Rp 178.900 Rp 65.150 Rp 70.275 Rp 45.825 Rp 3.500 Rp 23.000 Rp 1.455.150

Rp

1.455.150

Informasi Tambahan a.

Inventory per Dec 31, 2005 (Rp)

b.

Finished Good

65.000

Work in process

40.000

Raw Material

45.000

Income Payable

c.

Piutang usaha yang tidak tertagih menjadi 3.500

d.

Asuransi dibayar dimuka yang sudah jatuh tempo Factory Over Head

4.520

General & Adm Expense

1.200

128

PENGANTAR AKUNTANSI 129

2

BAB 1 KAS

1.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum perusahaan. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2003 :85) “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas

130

merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting karena, perorangan, perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat beroperasi. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti istilah kas sehari-hari dapat disamakan dengan uang tunai yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Persediaan kas yang cukup maka perusahaan akan beroperasi dengan lancar terutama dalam kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian barang dan jasa, memiliki harta, membayar hutang, membiayai operasi serta kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam aktiva perusahaan, kas mrupakan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan semua data transaksi. Dalam penyajian neraca maka kas biasanya dicantumkan pada urutan pertama dari perkiraan yang merupakan aktiva lancar karena kas dapat digunakan tanpa memerlukan waktu lama. Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu : 131

a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. b. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Pengolahan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut : a. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah.

b. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki c. Penggunaannya secara bebas d. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini. a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Perubahan Modal d. Laporan Arus Kas dan

e. Catatan atas Laporan keuangan 132

Sebagai sebahagian dari laporan keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Likuiditas mengacu kepada kedekatan pada kas dari aktiva dan kewajibankewajiban. Solvabilitas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya pada saat jatuh tempo. Dan fleksibilitas keuangan mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya keuangan serta keutuhan dan peluang yang tak terduga. Data tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut. Idealnya laporan arus kas dapat menunjukkan

sampai

seberapa

jauh

efisiensi

pelaksanaan

kegiatan

serta

perkembangan perusahaan telah dicapai manajemen. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai keutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

1.2 Prosedur Penerimaan & Pengeluaran Kas Pada umumnya suatu system pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa adanya fungsi seperti diatas, akan mudah menggelapkan uang kas. Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka system pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain . Tetapi 133

ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas. 1. Penerimaan Uang Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan unai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain : 1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank. 2. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas. 3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas. 2. Pengeluaran kas Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, sering kali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan. Beberapaprosedur pengawasan yang penting sebagai berikut : 1. Semua

Pengeluaran

uang

menggunakan

cek,

kecuali

untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. 2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat. 3. Penulisan cek hanya apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang lengkap atau digunakan system voucher. 4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas. 5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. 6. Diharuskan membuat laporan kas harian. 134

Dengan diterapakan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah, yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.

1.3 Kas Kecil Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Dalam hubungannya dengan kas kecil, ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu (a) system imprest (b) metode fluktuasi. a.

Sistem Imprest. Didalam system ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar

cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Oleh kasir kas kecil, cek tadi diuangkan ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran. Prosedur akuntansi untuk dana kas kecil dengan system imprest sebagai berikut :

135

Misalnya PT.X pada tanggal 1 Desember 2008 membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2009 sebesar Rp90.000,00 dengan rincian sebagai berikut : Biaya angkut

Rp15.000,00

Listrik

17.000,00

Telpon

28.000,00

Administrasi kantor

30.000,00

Pada tanggal 19 Desember 2005 dilakukan pengisian kembali sebesar Rp90.000,00 Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember 2008 pengeluaran kas kecil sebesar Rp80.000,00 dengan rincian sebagai berikut : Biaya kirim penjualan

Rp25.400,00

Langganan surat kabar

4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan

30.850,00

Biaya cetak formulir

19.000,00

Kas

Rp80.000,00

Apabila pada tanggal 31 Desember 2008 tidak dilakukan pengisian kembali maka kas kecil jumlahnya tinggal Rp20.000,00 dan yang Rp80.000,00 sudah dikeluarkan untuk membayar biaya-biaya. Karena tidak dilakukann pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah Rp80.000,00 tersebut tidak dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 2008 dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut : Biaya kirim penjualan Surat kabar,majalah dll

Rp25.400,00 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan

30.850,00

Biaya cetak

19.000,00 136

b.

Kas kecil

Rp80.000,00

Metode Fluktuasi Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara sama seperti dalam metode system imprest. Perrbedaan dengan system imprest adalah dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembalidan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil langsung dicatat. Jadi buku pengeluarna kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar pembukuan kerekening-rekening buku besar.Karena pencatatan dilakukan setaip kali terjadi pengeluaran, maka rekening kas kecil didebit sebesar uang yang diterima. Misalnya PT.X membentuk kas kecil sebesar Rp100.000,00 pada tanggal 1 Desember 2008. Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut : 2008 2 Desember : Membayar Koran

Rp7.200,00

3 Desember : Membayar biaya angkut

45.000,00

7 Desember : Biaya adinistrasi dan umum

17.800,00

9 Desember : Membayar reeking listrik

14.000,00

10Desember : Dana kas kecil diisi kembali

75.000,00

Dengan menggunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi di atas dicatat dengan jurnal-jurnal sebagai berikut : 2008 1 Desember : Kas kecil Kas

Rp100.000,00 Rp100.000,00 137

2 Desember : Biaya Koran

Rp7.200,00

Kas kecil 3 Desember : Biaya angkut

Rp7.200,00 Rp45.000,00

Kas kecil 7 Desember : Biaya adm.Umum

Rp45.000,00 Rp17.800,00

Kas kecil 9 Desember : Biaya listrik

Rp17.800,00 Rp14.000,00

Kas kecil 10 Desember : Kas Kecil

Rp14.000,00 Rp75.000,00

Kas

Rp75.000,00

Jurnal-jurnal tersebut apabila dibukukan kedalam rekening kas kecil akan nampak sebagai berikut : Kas Kecil 2005

2005

Desember 1 Rp100.000,00 10

75.000,00

Desember

2

Rp7.200,00

3

45.000,00

7

17.800,00

9

14.000,00

Dari rekening kas kecil di atas dapat dilihat bahwa saldonya berfluktuasi sesuai dengan penerimaan dan pengeluaran kas kecil. 1.4 Tujuan Dan Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi Bank, adalah suatu sarana untuk membandingkan catatan uang kas perusahaan yang ada di perusahaan (cash on hand) dan yang ada di Bank (cash at bank). 138

Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaan antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank. Tujuannya adalah sebagai pengendalian intern dengan cara menemukan dan mengkoreksi kesalahan serta hal yang tidak wajar lainnya.

Alasan dilakukan rekonsiliasi bank adalah: 1. Adanya informasi yang belum dicatat oleh perusahaan, seperti: a. Bank Charge (biaya bank), yaitu biaya administrasi yang dibebankan bank ke perusahaan, tetapi oleh perusahaan belum dicatat. b. Bank Transfer (pemindah bukuan), yaitu pengiriman uang ke perusahaan melalui bank dan dan belum diketahi oleh perusahaan. c. Dishonoured Cheque (cek kosong), yaitu cek yang berasal dari nasabah dan pada saat diuangkan oleh perusahaan tidak ada dananya, maka informasi yang sudah dicatat harus dihilangkan dari catatan tersebut. d. Mistakes (kesalahan), yaitu kesalahan yang terjadi dan dilakukan oleh pegawai perusahaan, misalnya salah menjumlah, menambah, mengali, membagi, menulis dan kesalahan lainnya. 2. Adanya informasi yang belum dicatat oleh bank, seperti:

139

a. Unpresented Cheque (cek yang belum dicairkan), yaitu cek yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, tapi oleh pihak tersebut belum dicairkan. b. Deposit In Transit / Deposit Not Credited / Outstanding Deposit (setoran dalam perjalanan), yaitu setoran perusahaan ke bank, yang belum tercatat pada Laporan Bank (Bank Statement) untuk bulan tersebut, hal ini terjadi karena selisih waktu. c. Mistakes (kesalahan), yaitu kesalahan yang dilakukan oleh pihak Bank seperti membebankan cek perusahaan lain ke dalam rekening perusahaan kita, serta kesalahan lainnya.

Prosedur Rekonsiliasi Bank Informasi yang dimiliki oleh perusahaan, adalah jurnal penerimaan kas dan jurnal pembayaran kas, atau Buku Kas. Selanjutnya setiap akhir bulan perusahaan akan menerima rekening Koran (Bank Statement) dari bank, maka pada saat akan mencari kesalahan dari kedua catatan tersebut, lakukan langkah di bawah ini: 1. Bandingkan kolom Kredit Laporan Bank (Bank Statement – Cr), dengan

Buku Kas – Dr atau JKM, bilamana informasi keuangan ada pada kedua laporan tersebut, maka beri tanda tick (√) pada kedua informasi tersebut. Tapi bilamana informasi keuangan hanya ada pada Laporan Bank saja, maka informasi tadi harus dicatat pada Buku Kas – Dr / JKM sebagai penyusaian. Selanjutnya bilamana informasi hanya ada pada Buku Kas – Dr / JKM, maka pada informasi tadi beri tanda DIT (deposit intransit). Bilamana semua informasi sudah diberi tanda dan penyesuaian sudah dibuat, maka jumlahkan (total) Buku Kas – Dr / JKM tadi.

140

2. Bandingkan kolom Debet Laporan Bank (Bank Statement – Dr), dengan Buku

Kas – Kr / JKK, bilamana informasi keuangan ada pada kedua laporan tersebut, maka beri tanda tick (√) pada kedua informasi tersebut. Tapi bilamana informasi keuangan hanya ada pada Laporan Bank saja, maka informasi tadi harus dicatat pada Buku Kas – Kr / JKK, sebagai penyesuaian. Selanjutnya bilamana informasi hanya ada pada Buku Kas – Kr / JKK, maka pada informasi tadi beri tanda UP (Unpresented Cheque). Bilamana semua informasi sudah diberi tanda dan penyesuaian sudah dibuat, maka jumlahkan (total) Buku Kas – Kr / JKK tadi.

3. Kemudian cari saldo akhir dari Buku Kas tersebut, dengan membandingkan: Saldo Awal (Dr) + Total Penerimaan – Total Pengeluaran = Saldo Akhir (Dr/Kr) Saldo Awal (Kr) – Total Penerimaan + Total Pengeluaran = Saldo Akhir (Dr/Kr) 4. Kemudian perusahaan membuat Laporan Rekonsiliasi Bank, dengan format seperti di bawah ini:

Nama Perusahaan Laporan Rekonsiliasi Bank, per………………… Saldo kas per bank ( /Kr) ………………………………………… Rp. xxxx 141

/- Unpresented Cheque …………………………………………. Rp. xxxx Saldo ……………………………………………………………… Rp. xxxx +/ Deposit Intransit ……………………………………………… Rp. xxxx Saldo ……………………………………………………………… Rp. xxxx +/- Koreksi Kesalahan …………………………………………… Rp. xxxx Saldo kas per Bank (Dr/Kr) ……………………………………… Rp. xxxx

Pada saat membuat laporan rekonsiliasi bank, perhatikan saldo akhir dari rekening Koran, bilamana bersaldo Dr + Unpresented Cheque – Deposit Intrasit +/- Koreksi Kesalahan. Tapi bila bersaldo Kr – Unpresented Cheque + Deposit Intransit +/Koreksi Kesalahan. Selanjutnya bandingkan maka Saldo Kas harus = Saldo Laporan Rekonsiliasi

1.5 Laporan Rekonsiliasi Bank Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali jumlahnya relative kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasi dengan catatan kas dan catatan bank. Selain itu rekonsiliasi juga beguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. 142

Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas, agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi

belum dicatat oleh bank. Contoh : a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan

berikutnya (setoran dalam

perjalanan). b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, atetapi dilaporkan

sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan). c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank. 2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi

belum dicatat oleh perusahaan. Contoh : a.

Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).

b.

Penagihan

wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank

sebagai

penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya. 3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan

sebagai pengeluaran

tetapi bank belum mencatatnya. 143

Contoh : a.

Cek-cek yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang meneriman belum diuangkan sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

b.

Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar,maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh : a.

Cek dari langganan yang ditolak oleh perusahaan karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

b.

Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

c.

Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda : 1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk : a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas. 2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dansaldo akhir yang bisa dibuat 2 bentuk : a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom). b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan saldo yang benar (8 kolom). 144

Rekonsiliasi Saldo akhir Contoh penyusunan laporan rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data yang diperoleh dari catatan kas PT. X pada tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut:

Dari laporan bank Jasa giro

Rp8.900,00

Biaya bank

Rp1.600,00

Saldo akhir

Rp1.600,00

Dari rekening Setoran dalam perjalanan Uang kas yang tidak disetor

180.000,00 40.000,00

Cek-cek yang telah beredar No.001

60.000,00

No.002

80.000,00

No.003

121.000,00

Rp261.200,00 Kesalahan mencatat penerimaan Rp101.200,00 dicatat sebesar Rp102.100 Saldo akhir

900,00 Rp614.000,00

Data diatas jika disusun dalam laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar sebagai berikut : 145

PT.X Rekonsiliasi Laporan Bank 31 Desember 2008 Saldo per laporan bank

Rp661.600

Ditambah : Setoran dalam perjalanan

Saldo kas

Rp614.000

Ditambah : Rp180.000

Jasa giro

Rp 8.900

Uang kas yang tidak disetor Rp 40.000 Rp220.000

Rp622.900

Rp881.600 Dikurangi :

Dikurangi :

Cek yang beredar :

Biaya jasa bank

No. 001

Rp60.000

No.002

80.000

No.003

121.200

Koreksi penerimaan

Rp1.600 900 Rp 2.500

Rp261.200

Saldo bank yang benar

Rp620.400 =========

Saldo kas yang benar

Rp620.400 =========

146

Apabila disusun dalam bentuk kedua yaitu rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas maka bentuknya sebagai berikut : PT. X Rekonsiliasi Laporan Bank 31 Desember 2008 Saldo per laporan bank

Rp 661.600

Ditambah : Setoran dalam perjalanan

Rp180.000

Uang kas yang tidak disetor Biaya bank

40.000 1.600

Koreksi penerimaan

900 222.500 Rp 884.100

Dikurangi : Cek-cek yang beredar : No.001

Rp 60.000

No.002

80.000

No.003

121.200 Rp261.200 147

Jasa giro

8.900 Rp 270.100

Saldo kas

Rp 614.000 =========

Sesudah membuat rekonsiliasi, perusahaan harus mencatat elemen-elemen yang mempengaruhi saldo kas . Elemen-elemen itu dapat dilihat dalam rekonsiliasi pertama yaitu mengenai jasa giro, biaya bank dan koreksi kesalahan penerimaan. Tetapi bila rekonsiliasinya dibuat dengan bentuk kedua, pemegang buku masih harus meneliti elemen-elemen yang mempengaruhi kas yang perlu dicatat. Sebagai haasil rekonsiliasi di atas dalam buku-buku PT.X dibuat jurnal sebagaiberikut : Kas

Rp8.900 Pendapatan jasa giro

Rp8.900

Macam-macam biaya umum Rp1.600 Kas Piutang

Rp1.600 Rp900

Kas

Rp900

Jurnal-jurnal diatas dapat digabung dalam satu jurnal sebagai berikut : Kas

Rp6.400

Macam-macam biaya umum Rp1.600 Piutang Pendapatan jasa giro

900 Rp8.900

148

Latihan Soal 1. Bagian Pemasaran PD Setia, membentuk Kas Kecil dan memberikan informasi berikut: 1/6/00 Dibentuk kas kecil dengan data sebesar Rp 150.000,dengan cek AX 1015 2/6/00 Dibeli tinta printer senilai Rp 25.000,- voucher 001 3/6/00 Dibeli kue, aqua, kopi Rp 27.500,- voucher 002 4/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 12.450,- voucher 003 5/6/00 Dibeli kertas HVS polos Rp 25.500,- voucher 004 6/6/00 Dibeli pen boxy & tinta printer Rp 32.500,- voucher 005 7/6/00 Dibeli nasi bungkus dan aqua senilai Rp 15.500,- voucher 006 8/6/00 Pengisian kembali kas kecil Rp 125.000,- cek AX 1017 Diminta : Buat jurnal dan buku kas kecil yang diperlukan. 2. Bagian pembelian PD Setia, sudah membentuk kas kecil sejak dua tahu yang lalu, dengan saldo setelah pengisian kembali selalu sebesar Rp. 250.000,07/6/00 Pengisian kembali kas kecil Rp. 221.350,- dengan cek XY 2115 08/6/00 Dibeli teh, gula, kopi dan aqua seharga Rp. 15.450,- voucher 101

149

09/6/00 Dibeli kertas HVS dan tonner Rp. 4.750,- voucher 102 10/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 14.550,- voucher 103 11/6/00 Dibeli kue kering, dan aqua seharga Rp. 17.500,- voucher 104 12/6/00 Dibayar ongkos taksi Rp. 25.000,- voucher 105 13/6/00 Dibeli tinta printer & pen boxy seharga Rp. 47.500,- voucher 106 14/6/00 Dibeli tiket kereta api seharga Rp. 60.000,- voucher 107 14/6/00 Pengisian kembali kas kecil dengan cek XY 2118 15/6/00 Dibeli teh, gula, kopi dan aqua Rp. 12.500,- voucher 108 16/6/00 Dibayar ongkos taksi Rp. 25.000,- voucher 109 17/6/00 Dibeli kertas HVS dan tonner Rp. 45.750,- vouher 110 18/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 12.150,- voucher 111 19/6/00 Dibeli tiket kereta api seharga Rp. 60.000,- voucher 112 20/6/00 Dibeli nasi bungkus dan aqua Rp. 25.750.- voucher 113 21/6/00 Dibeli pen boxy dan kertas HVS Rp. 65.250,- voucher 114 21/6/00 Pengisian kembali kas kecil dengan cek XY 2121 Diminta: Buat jurnal dan buku kas kecil yang sesuai 3. Dibawah ini adalah ringkasan dari Buku Kas dan Laporan Bank kepunyaan PT Angkasa, saudara diminta untuk mempersiapkan Laporan Rekonsiliasi Bank, per 30 April 2002

150

Tgl 25/4/02 27/4/02 28/4/02 29/4/02 30/4/02

Tgl 2002 April

Keterangan Ringkasan Penerimaan Piutang-Japerson Piutang-Smith Penjualan tunai Penjualan tunai

Keterangan 25 Saldo 28 C/ C CekNo. 45 29 Transfer C/ C 30 BiayaBank C/ C

Jumlah 1,800,000 60,000 100,000 40,000 250,000

Tgl 25/4/02 27/4/02 28/4/02 30/4/02

Keterangan Ringkasan Pembayaran Utang-Miki (cek No. 45) Utang-Ali (cek N0. 46) Utang-Lili (cek No. 47)

Jumlah 1,400,000 110,000 20,000 70,000

BANKBNI LAPORAN BANK Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp) 100,000 60,000 460,000 110,000 350,000 200,000 550,000 100,000 650,000 20,000 630,000 40,000 670,000

151

BAB 2 SURAT BERHARGA

2.1 Pengertian,

Sifat,

Pencatatan

Perolehan

Surat

Berharga

(Saham),

Penerimaan Deviden Menurut Soemarso SR dalam bukunya Akunansi Suatu Pengantar, Surat Berharga dapat berbentuk saham, obligasi dan surat berharga lain yang dimiliki perusahaan dalam rangka penanaman sementara untuk memanfaatkan dana selama tidak digunakan. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai penanaman sementara, surat berharga harus mempunyai sifat sebagai berikut: Sifat Investasi Sementara (jangka pendek) Suatu surat berharga (saham & obligasi) dapat dikatakan sebagai suatu investasi jangka pendek (sementara) bilamana mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Mempunyai pangsa pasar yang stabil, sehingga mudah diperjual belikan. b. Pemiliknya bertujuan untuk dijual kembali dalam waktu cepat, bilamana terjadi kebutuhan akan dana untuk kegiatan operasional perusahaan.

152

c. Akibatnya pemilikan surat berharga tadi bukan bertujuan untuk menguasai perusahaan lain. Pencatatan Perolehan Surat Berharga (Saham) Investasi dalam saham dimulai saat pembelian dan akhiri saat penjualan. Dalam pembelian saham untuk menghitung harga perolehan adalah:

Lembar saham x nilai nominal x % kurs + biaya pembelian = harga perolehan atau Lembar saham x harga kurs + biaya pembelian = harga perolehan Biaya pembelian biasanya dapat berupa biaya komisi, biaya produksi atau biaya materai. Pada saat saham tadi dijual kembali, yang harus diperhatikan adalah harga perolehannya/ harga belinya, apalagi bilamana pembelian terjadi lebih dari satu kali, maka pada saat penjualan dapat digunakan metode berikut: a. Metode Identifikasi Fisik b. Metode FIFO c. Metode LIFO d. Metode Average Selain itu pada saat penjualan harus dihitung harga jual dan dibandingkan dengan harga perolehan sehingga akan dapat diketahui berapa besarnya laba atau rugi. Harga jual dihitung: lembar x nilai nominal x % kurs jual – biaya penjualan = harga jual atau Lembar x harga kurs jual – biaya penjualan = harga jual, selanjutnya baru dibandingkan antara harga jual : harga perolehan = laba/rugi penjualan.

153

2.2 Pencatatan Perolehan Surat Berharga (Obligasi) Investasi dalam obligasi dimulai saat pembelian dan diakhiri saat penjualan. Prosedur pembeliannya sama seperti saham. Perhitungan saat pembelian dan penjualannya pun sama seperti pada saham. Tetapi ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam obligasi, yaitu tanggal kupon dan bunga berjalan. Tanggal kupon adalah tanggal penerimaan bunga obligasi, sedangkan bunga berjalan adalah bunga yang harus diterima atau dibayarkan, karena pembelian atau penjualan terjadi diantara tanggal kupon. Pencatatan bunga berjalan ini dapat dilakukan sebagai berikut: I.

Metode harta Dalam metode ini pembayaran bunga berjalan pada saat pembelian obligasi akan dicatat dalam rekening piutang bunga, dengan jurnal sebagai berikut: Piutang bunga

Rp xxx

Kas

Rp xxx

Sedangkan pada waktu penerimaan bungan obligasi pada tanggal kupon: Kas

Rp xxx Piutang bunga

Rp xxx

Pendapatan bunga

Rp xxx

II. Metode laba rugi/ income statement approach Dalam metode ini pembayaran bunga berjalan pada saat pembelian obligasi akan dicatat dalam rekening pendapatan bunga, dengan jurnal berikut: 154

Pendapatan bunga

Rp xxx

Kas

Rp xxx

Sedangkan pada waktu penerimaan bunga obligasi pada tanggal kupon: Kas

Rp xxx Pendapatan bunga

Rp xxx

Pada saat obligasi dijual, si penjual akan menerima sebesar harga jual bersih, juga akan menerima bungan berjalan dari obligasi yang dijual. Selisih harga jual bersih dengan harga perolehan obligasi akan diperoleh laba atau rugi penjualan obligasi, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Kas

Rp xxx

Rugi Penjualan

Rp xxx

Surat Berharga-Obl

Kas

Rp xxx

Rp xxx Laba Penjualan

Rp xxx

Surat Berharga-Obl

Rp xxx

II.3 Pencatatan Perolehan, Penjualan, Penilaian Dan Pelaporan Surat Berharga Cara pemilikan Surat Berharga Cara kepemilikan atas saham dan obligasi, dapat diketahui melalui bursa saham (efek), atau melalui mass media seperti Koran ataupun langsung dari perusahaan yang bersangkutan. Informasi lengkap mengenai perusahaan yang diinginkan para peminat dapat mengetahuinya dari prospectus, yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Dalam prospectus tersebut, tertulis tata cara pembelian saham & obligasi seperti berikut:

155

1. Para peminat harus mengisi Application Form (AF), dilampiri identitas diri untuk perorangan atau identitas diri dan surat kuasa dari perusahaan bilamana peminatnya adalah suatu perusahaan. 2. Sesudah pengisian Application Form & identitas diri dilampirkan, maka harus disetorkan ke Counter yang sudah disediakan, disertai uang pembayaran sebesar nilai saham/obligasi yang diinginkan (fully paid) 3. Diperusahaan, selanjutnya AF tadi diproses untuk penjatahan (allotment), yaitu siapa-siapa saja yang diperbolehkan untuk memiliki surat berharga tadi, dan uang yang diterima akan dicatat dalam Cash Trust, karena pasti ada peminat yang tidak lolos dan uangnya akan dikembalikan (Refund). 4. Bilamana sudah selesai dilakukan penjatahan, maka para peminat akan diberitahu apakah mereka dapat memiliki surat berharga tadi atau tidak, untuk yang tidak dapat atau surat berharga yang diterima tidak sebesar dalam AF, akan dilakukan pengembalian dana (refund). 5. Untuk yang diterima pada surat pemberitahuan akan tercantum nomor surat berharga yang mereka miliki, selanjutnya mereka dapat mengambil surat berharga ditempat dan waktu yang sudah ditentukan. Surat berharga tersebut dilampiri juga dengan Talon (tanda bukti untuk mengambil deviden atau bunga obligasi). Cara penilaian Investasi Sementara Penilaian surat berharga dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menurut harga perolehan, cara ini dapat digunakan jika perubahan harga surat berharga hanya bersifat sementara saja dan jumlahnya tidak terlalu besar, sehingga dalam neraca surat berharga dicantum sebesar harga perolehannya.

156

2. Menurut harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar. Hal ini

digunakan apabila harga pasar surat berharga ternyata lebih rendah dari harga perolehannya, dengan selisih yang cukup berarti dan tidak bersifat sementara, maka apabila hal ini terjadi maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian. Kerugian ini dicatat dengan mengkredit surat berharga yang bersangkutan atau rekening penyisihan penurunan nilai surat berharga. Apabila dikemudian hari terjadi kenaikan harga pasar, maka kenaikan harga tersebut akan mengurangi atau menghapus rekening penyisihan penurunan nilai surat berharga tadi sampai menjadi nol. Apabila kenaikan mengakibatkan harga pasar lebih dibandingkan harga perolehannya, maka kenaikan harga ini tidak perlu dijurnal.

157

Soal latihan 1. Pada tanggal 1 juli 2004 CV Sejahtera membeli saham PT Indofood 2 Lots nilai nominal @ Rp 2.500,- kurs 105, biaya provisi Rp 50.000,Pada tanggal 1 September 2004 dibeli 3 Lots saham PT Indo Rayon dengan nilai nominal @ Rp 2.000,- kurs 103, biaya komisi Rp 50.000,Pada 1 Desember 2004 Dijual 1 Lot Saham PT Indofood, kurs 110, biaya provisi sebesar Rp 50.000,- dan 2 Lots saham PT Indo Rayon, kurs 108, biaya komisi Rp 50.000,Pada 31 Desember diterima devidn dari PT Indo Food @ Rp. 1.000,- dan PT Indo Rayon @ Rp 1.500,Diminta: a. Menghitung pembelian dan penjualan saham (semua metode) b. Membuat jurnal yang sesuai 2. Tanggal 24 Agustus 2003 PT INDOMI menginvestasikan uangnya dengan membeli saham biasa PT Gobleth sebanyak 3 lot, nominal @ Rp. 6.500,- kurs @ Rp.15.000,-, biaya provisi Rp. 25.000,-. Pada 31 Desember 2002 didapat dividen @ Rp. 2.500,-. Pada 10 Juli 2004 saham tersebut dijual sebanyak 2 158

lots dengan kurs Rp. 17.500,- biaya produksi Rp. 25.000,-. Diminta: Hiutng dan buat jurnal yang diperlukan.

159

BAB 3 PIUTANG USAHA

3.1 Pengertian, Penilaian Dan Prosedur Penyisihan Piutang Usaha Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayaran jika sudah jatuh tempo, tagihan ini tidak didukung oleh janji tertulis yang akan mengakibatkan piutang usaha tersebut dapat saja tidak dilunasi oleh para debitur. Piutang usaha ini terjadi karena penjualan jasa dan barang yang dilakukan secara kredit kepada pihak lain. Untuk tujuan pelaporan piutang usaha dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tantu sama dengan jumlah yang sebenarnya tercantum dalam rekening putang usaha, hal ini terjadi karena perusahaan sudah mengantisipasi bahwa ada bagian piutang usaha ini yang tidak akan dapat ditagih, hal ini disebut dengan penyisihan putang usaha atau taksiran piutang ragu-ragu atau cadangan piutang usaha tak tertagih atau lainnya. Bilamana terjadi seperti itu, maka perusahaan menggunakan metode cadangan, tapi bilamana perusahaan menggunakan metode cadangan, tapi bilamana perusahaan menggunakan metode langsung maka pelaporan dan pencatatan akan menyajikan informasi yang sesuai dengan rekening piutang usaha. Ada beberapa ciri suatu piutang usaha tidak dapat ditagih, antara lain: a. Kepailitan seorang debitur. b. Kelangsungan hidup perusahaan dibitur sudah tidak ada. c. Usaha penagihan yang dilakukan tidak pernah berhasil.

160

3.2 Estimasi Piutang Usaha Tak Tertagih, Metode Penghapusan Piutang Usaha, Menghapus Piutang Usaha Dan Pelaporannya Di Neraca Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung piutang usaha tak tertagih, yaitu: a. Pendekatan Rugi Laba (Income Statement Approach) • Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan atas presentase tertentu dari total penjualan yang terjadi pada suatu periode tertentu. • Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan atas presentase

tertentu dari total penjualan kredit yang terjadi pada suatu periode tertentu. b. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) • Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang usaha, dalam pendekatan ini, bilamana pada periode sebelumnya sudah pernah dihitung taksiran piutang usaha tak tertagih, maka pada periode berjalan (saat ini) taksiran piutang usaha yang akan dijurnal (dicatat) adalah selisih dari saldo tahun lalu dan tahun sekarang. Bila PUTT bersaldo debet maka besarnya cadangan harus ditambahkan dengan taksiran PUTT periode sekarang, tapi kalau bersaldo kredit maka harus dikurangkan, sehingga akan mencerminkan jumlah taksiran piutang usaha tak tertagih yang sebenarnya. • Taksiran piutang usaha tak tertagih berdasarkan analisa umur piutang,

dalam pendekatan ini semua piutang usaha yang ada harus dibuatkan daftar umur masing-masing, baru kemudian ditetapkan presentase (%) tak tertagih dari masing-masing umur piutang usaha tersebut.

161

Latihan Soal 1. Transaksi, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup di bawah ini berhubungan dengan piutang usaha tak tertagih. Semuanya dilakukan selama tahun 200B: a. 26 Januari 200B menghapuskan Piutang Usaha – PT Bima Sakti Rp. 575.000,- karena bangkrut. b. 10 April 200B diterima kembali Rp. 870.000,- Piutang Usaha – Fa Asep yang sudah dihapuskan. c. 17 Juli 200B diterima 25% dari Piutang Usaha CV Modern Rp 800.000,-

sisanya dihapuskan. d. 4 Oktober 200B dihapus Piutang Usaha – Fa Sentosa Rp. 3.000.000,-, Fa Pelita Rp. 760.000,- dan PT Mekar Rp. 500.000,e. 31 Desember 200B, saldo Piutang Usaha saat itu Rp. 120.750.000,Kebijakan perusahaan atas penyisihan piutang usaha tak tertagih sebesar 3 % dari saldo

piutang usaha rata-rata, sedangkan saldo awal piutang usaha per 1

Januari 200B adalah

Rp. 92.250.000,- dan penyisihan piutang usaha 31

Desember 200A Rp. 3.150.000,-

162

2. Beberapa data yang dimiliki oleh PD Cipageran Asri untuk dua tahun kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut: Keterangan PiutangUsaha(awal tahun) PiutangUsaha(akhir tahun) Penjualan kredit bersih selamasetahun Piutangusahayangdihapuskan selamasetahun Penyisihan piutangusahataktertagih(awal) Penyisihan piutangusahataktertagih(akhir)

2004(Rp) 10,000,000 12,500,000 16,870,000 500,000 300,000 600,000

2005(Rp) 12,500,000 55,000,000 23,620,000 350,000 600,000 3,300,000

Diminta: a. Bilamana ditetapkan bahwa penyisihan piutang usaha tak tertagih dihitung

berdasarkan presentase terhadap rata-rata saldo piutang usaha, hitunglah presentase tersebut untuk tahun 2004 dan 2005. Selain itu berapa besar beban piutang usaha tak tertagih yang dicatat ke laporan laba rugi untuk tahun tersebut. b. Bilamana penyisihan piutan usaha tak tertagih dihitung berdasarkan presentase terhadap penjualan, hitung presentase tersebut untuk tahun 2004 dan 2005.

163

BAB 4 AKUNTANSI MANUFAKTUR

4.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur dan Klasifikasi persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Perusahaan pengolahan / manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi. Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan : •

Persediaan Bahan Baku



Persediaan Barang Dalam Proses



Persediaan Barang Jadi

Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.

164

Neraca Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur: Perusahaan Dagang

Perusahaan Manufaktur

Neraca sebagian

Neraca sebagian

31 Desember 2005

31 Desember 2005

Aktiva Lancar: Kas

Aktiva Lancar: Rp

Piutang (bersih)

1.000 13.000

Kas Piutang (bersih)

Persediaan Barang Dagangan

9.000

Persediaan:

Sewa Dibayar di Muka

2.900

Barang Jadi

25.900

Rp 1.200

Barang Dalam Proses Bahan Baku

4.000

Rp 15.000 18.000 9.000 42.000

Sewa Dibayar di Muka

1.600 48.800

Laporan Rugi-Laba Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur: Perusahaan Dagang Laporan Rugi-Laba sebagian Periode Tahun 2005 Harga Pokok Penjualan:

165

Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………

Rp

10.000

(+) Pembelian Bersih …………………..……………

99.250

Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………

Rp 109.250

(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …

9.000

Harga Pokok Penjualan …………………………….

Rp 100.250

Perusahaan Manufaktur Laporan Rugi-Laba sebagian Periode Tahun 2005 Harga Pokok Penjualan: Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………………….

Rp

12.000

(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……………

688.000

Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………….

Rp 700.000

(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….

15.000

Harga Pokok Penjualan

Rp 685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:

Perusahaan Dagang: Persediaan Barang

+ Pembelian

-

Persediaan Barang

=

Harga Pokok

166

Dagangan (Awal)

Bersih

Dagangan (Akhir)

Penjualan

Perusahaan Manufaktur:

Persediaan Barang Jadi (Awal)

+

Harga Pokok

-

Persediaan Barang

Produksi

Jadi (Akhir)

=

Harga Pokok Penjualan

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Schedule Harga Pokok Produksi.

Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas): Skedul Harga Pokok Produksi Tahun 2005 Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ………………….. Ditambah:

Rp 10.000

167

Bahan Baku: Persediaan 1 Januari ……………….. Ditambah: Pembelian ………………. Tersedia Dipakai …………..………...

Rp 5.000 100.000 105.000 105 9.000

Dikurangi : Persediaan 31 Desember Bahan Baku Dipakai ……………………………….. Rp 96.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….…. 200.000 Biaya Overhead Pabrik: Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp 50.000 Listrik dan Air ………………………… 140.000 Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000 Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000 Penyusutan Mesin …………………... 60.000 Total Biaya Overhead Pabrik ……………………… 400.000 Total Biaya Produksi tahun ini …………………………………… Total Biaya Barang Dalam Proses ………………………………… Dikurangi: Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember …………….. Harga Pokok Produksi ………………………………………………

696.000 706.000 18.000 688.000

HARGA POKOK PRODUKSI Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi. Biaya-biaya tersebut terdiri dari: a.

Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)

b.

Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)

c.

Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

168

Biaya Bahan Baku 

Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi /

materi pokok yang terdapat pada barang jadi. 

Bahan

baku

merupakan

bagian

Barang

jadi

yang

dapat

ditelusur

keberadaannya. 

Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang

lain. Biaya Tenaga Kerja Langsung 

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung

terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin. 

Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai

Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung. Biaya Overhead Pabrik 

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses

pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.  

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.: Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor,

mekanik, bagian reparasi, dll

169



Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan

dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi. 

Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

SIKLUS AKUNTANSI 

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi

perusahaan dagang.  

Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik: Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk

mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode. Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei

17

Pembelian Bahan Baku Kas / Utang Dagang



Rp 100.000 Rp 100.000

Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan

untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

170

Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk



mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode. 

Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal

penyesuaian untuk perusahaan dagang. 

Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan

neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi. Contoh Neraca Lajur Sebagian: Perusahaan Manufaktur Neraca Lajur sebagian Nama Rekening

Persediaan Barang Jadi Persed. Barang Dlm. Proses Persediaan Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Lgsg. Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. Biaya Listrik dan Air Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Penyst. Gedung Pabrik Biaya Penyst. Mesin Biaya Pemasaran Penjualan

NSSD Debit 12.000 10.000 5.000 100.000 200.000 50.000 140.000 30.000 120.000 60.000 40.000 ……….

Periode tahun 2005 Harga Pokok

Kredit

Poduksi Debit Kredit 10.000 5.000 100.000 200.000 50.000 140.000 30.000 120.000 60.000

Laporan Rugi-Laba Debit 12.000

Kredit 15.000

18.000 9.000

Neraca Debit 15.000 18.000 9.000

40.000 1.500.000 ……….. 715.000

Harga Pokok Produksi 715.000

1.500.000 27.000 688.000 715.000

JURNAL PENUTUP Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk 171

Kredit

menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba. Contoh: Des.

31

Harga Pokok Produksi

Rp

715.000

Persediaan Barang Dalam Proses

Rp

10.000

Persediaan Bahan Baku

5.000

Pembelian Bahan Baku

100.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung

200.000

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

50.000

Biaya Listrik dan Air

140.000

Biaya Bahan Habis Pakai

30.000

Biaya Penyusutan Gedung Pabrik

120.000

Biaya Penyusutan Mesin

60.000

(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)

31

31

Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Bahan Baku Harga Pokok Produksi (untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)

Rp

18.000 9.000

Persediaan Barang Jadi Rp 15.000 Penjualan 1.500.000 Ikhtisar Rugi-Laba (untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)

Rp

27.000

Rp 1.515.000

172

31

31

Ikhtisar Rugi-Laba Rp 700.000 Persediaan Barang Jadi Harga Pokok Produksi (untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi) Ikhtisar Rugi-Laba Biaya Pemasaran (untuk menutup biaya pemasaran)

Rp

Rp

12.000 688.000

Rp

40.000

40.000

173

BAB 5 AKUNTANSI AKTIVA TETAP

5.1 Klasifikasi Aktiva

tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan

dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan.

5.2 Pengelaran Untuk Aktiva Tetap Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi: 1. Pengeluaran pada waktu perolehan; 2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi: a. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure; b. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

5.3 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain: 1. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan); 2. Diperoleh dengan pembayaran berkala; 3. Pembelian dengan cara leasing; 174

4. Perolehan dengan trade-in 5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga; 6. Perolehan dari donasi; dan 7. Dibangun sendiri.

5.4 Perolehan Sekelompok Aktiva Dengan Harga Gabungan

Harga gabungan adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp160.000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang

dibeli

tersebut memiliki

harga taksiran tanah

Rp 28.000,

bangunan

Rp60.000, equipment Rp 12.000, alokasi harga Rp 160.000 tersebut adalah sebagai berikut: Jenis harta

Nilai Taksiran (Rp)

Tanah

28.000

Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi (Rp) 28/100 x 160.000

Bangunan

60.000

60/100 x 160.000

96.000

Peralatan

12.000

12/100 x 160.000

19.200

Jumlah

100.000

44.800

160.000

175

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah: Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2006 Jan 1 Tanah

44.800

Bangunan

96.000

Peralatan

19.200

Kas

160.000

5.5 Perlolehan Aktiva Dengan Pembayaran Berkala Jika status harta tetap diperoleh dengan pembayaran secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpaymentnya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti: a. Harga tunai diketahui; b. Harga tunai tidak diketahui. Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah Rp 100.000. Pada waktu itu dibayar uang muka Rp 35.000 sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar Rp 5.000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2006 Jan 2 Tanah

100.000 Kas

35.000

Hutang

65.000 176

Tgl.

Akun

Debet

Hutang

5.000

Biaya Bunga

3.250

Kredit

2006 Jun 30

Kas

8.250

5.6 Penggunaan Aktiva Tetap

Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah

pendapatan selama umurnya. Untuk

menghubungkan biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas biaya dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya. Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi

dan mengkredit akun

Akumulasi Penyusutan . Misalkan

untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2005 Des 31 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan

5.000 5.000

177

Karena

setiap

akhir

tahun

ada

penyusutan,

maka

perkiraan

Akumulasi

Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva. Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah: a. cost dari aktiva tetap, b. umur ekonomis aktiva tetap, c. nilai residu, dan d. pola penggunaan aktiva tetap.

5.7 Metode Depresiasi

Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu: 1. Metode Garis Lurus 2. Metode Saldo Menurun 3. Metode Jumlah Angka Tahun 4. Metode Unit Input 5. Metode Unit Output

178

1.

Metode Garis Lurus

Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: a. (cost-nilai residu) : umur Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00. b. Ditentukan % penyusutan , kemudian

penyusutan tahunan diperoleh

dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut: 1.

Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =

20%. 2.

Dihitung

penyusutan

=

20%

x

(16.000.000



1.000.000)=

Rp3.000.000,00.

2.

Metode Saldo Menurun

Pertama,

tentukan

prosentase

penyusutan,

biasanya

dua

kali

prosentase

penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya. Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan 179

cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut: Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40% Penyusutan tahun 2001

= 40% x Nilai Buku = 40% x Rp 16.000.000 = Rp 6.400.000

Penyusutan tahun 2002

= 40% x Nilai buku awal tahun 2002 = 40% x (Rp 16.000.000 = Rp 6.400.000) = Rp 3.840.000

Penyusutan tahun 2003

= 40% x Nilai buku awal tahun 2003 = 40% x (16.000.000 ) = 6.400.000

180

Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarip) n = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3 = Rp 16.000.000 x 0,216 = Rp 3.456.000,00. Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

3.

Metode Jumlah Angka-angka Tahun

Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.

181

Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut: Tahun ke

4.

Perhitungan

Jumlah

1

5/15 (16.000.000 - 1.000.000)

5.000.000

2

4/15 (16.000.000 - 1.000.000)

4.000.000

3

3/15 (16.000.000 - 1.000.000)

3.000.000

4

2/15 (16.000.000 - 1.000.000)

2.000.000

5

1/15 (16.000.000 - 1.000.000)

1.000.000

Metode Unit Input

Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah: (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

182

5. Metode Unit Output (Hasil) Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah: (20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

5.8 Penafsiran Aktiva Tetap Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah: 1. Menyusutkan untuk tahun 2001 Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2001 Mar 24 Beban Penyusutan Mesin

150.000

Akumulasi Penyusutan Mesin

150.000

183

2. Membuang aktiva tetap Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2001 Mar 24Akumulasi Penyusutan Mesin Kerugian Penghentian Mesin

4.900.000 1.100.000

Aktiva Tetap

6.000.000

5.9 Penjualan Aktiva Tetap

Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah: a. Rp 2.250.000,00 b. Rp 1.000.000,00 c. Rp 3.000.000,00

Dijual dengan harga No.

Keterangan

Dijual dengan harga

1

Cost aktiva tetap

10.000.000

10.000.000

10.000.000

2

Akumulasi penyusutan

7.750.000

7.750.000

7.750.000

2.250.000

2.250.000

2.250.000

s.d. saat penjualan 3

Nilai buku saat penjualan

184

4

Harga jual

5

Laba (rugi) (4

2.250.000 3)

0

1.000.000

3.000.000

(1.250.000)

750.000

Jurnal: 1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00 Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000 Jan 2 Kas

2.250.000

Akumulasi Penyusutan

7.750.000

Aktiva Tetap

10.000.000

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000 Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000 Jan 2 Kas

2.250.000

Akumulasi Penyusutan

7.750.000

Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

1.250.000

Aktiva Tetap

10.000.000

185

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000 Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000 Jan 2 Kas

3.000.000

Akumulasi Penyusutan

7.750.000

Laba Penjualan Aktiva Tetap

750.000

Aktiva Tetap

10.000.000

5.10 Pertukaran Aktiva Tetap

Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi. Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran,

ini dapat

mengindikasikan bahwa pos yang

dipertukarkan

tidak

memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh

sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan

tidak ada

keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

186

1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis Sebuah

mesin

dengan

cost

Rp

4.000.000,00

yang

telah

disusutkan

Rp3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya: Tgl.

Akun

Debet

Mesin (baru)

5.000.000

Akumulasi Penyusutan

3.200.000

Kredit

Mesin (lama)

4.000.000

Kas

3.900.000

Laba Penukaran Aktiva Tetap

300.000

2. Pertukaran Aktiva Sejenis Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya: Tgl.

Akun

Debet

Mesin (baru)

2.400.000

Akumulasi Penyusutan

4.600.000

Mesin (lama)

Kredit

7.000.000

187

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

188

SOAL LATIHAN

SOAL 1 Sebuah

mesin

dibeli

pada

tanggal

1

Januari

1999

dengan

harga

Rp

32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00. Diminta: a. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000. b. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000. c. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001. Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode

garis lurus, dan (2)

metode saldo menurun ganda.

189

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF