PENGANTAR-AKUNTANSI-2

March 14, 2017 | Author: jesslyneliang | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PENGANTAR-AKUNTANSI-2...

Description

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI II

A.

Deskripsi : Matakuliah ini akan membahas secara lebih mendalam masalah – masalah akuntansi untuk berbagai pos penting dalam laporan keuangan B. Prasyarat : Pengantar Akuntansi I C. Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

D.

: Kas Investasi Jangka Pendek Piutang Persediaan Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap

Buku Acuan : 1. Dasar – Dasar Akuntansi, Al Haryono Jusuf 2. Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso SR 3. Pengantar Akuntansi, Warren Reeve Fess 4. IAI, Standar Akuntansi Keuangan

KAS / ( CASH ) Kas adalah segala sesuatu ( baik yang berbentuk uang atau bukan ) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominal. Menurut SAK No. 9 Kas adalah : Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dan bank menurut SAK No. 9 adalah : Sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Pos-pos yang dapat digolongkan sebagai kas : 1. Rekening Giro di bank 2. Cek yang telah ditanda tangani 3. Uang kas itu sendiri 4. Traveler cek Yang tidak termasuk dalam golongan kas : 1. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu 2. Persediaan materai & perangko 3. Cek mundur (posdate check) Cek yang baru dapat diuangkan setelah tanggal tertentu yang tercantum dalam cek tersebut 4. Cek kosong dari pihak ketiga Cek yang apabila diuangkan kebank, dana yang ada di bank tersebut tidak mencukupi sesuani dengan nilai yang ada pada cek tersebut 5. Rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat dipakai atau segera dipakai



CARA PENYAJIAN KAS DALAM NERACA Kas dilaporkan dalam necara sebesar nilai nominalnya Cara penyajian kas di neraca pada umumnya adalah : 1. Menggunakan satu rekening “KAS” Ini menunjukkan seluruh elemen kas yang dimiliki perusahaan baik yang ada pada perusahaan maupun yang disimpan di bank. 2. Menggunakan dua rekening yaitu : a. Kas : menunjukkan saldo kas yang ada di perusahaan. b. Bank : menunjukkan saldo kas yang disimpan pada bank. Cara penyajian mana yang akan dipilih oleh perusahaan tergantung pada kebutuhan.

PENGENDALIAN KAS Dibandingkan dengan aktiva-aktiva lain, kas adalah merupakan aktiva yang paling mudah dicuri / diselewengkan. Disamping itu sebagian besar transaksi perusahaan biasanya terdiri dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengelola kas adalah : 1. Perencanaan arus kas (cash flow planning) 2. Pengendalian penerimaan kas 3. Pengendalian pengeluaran kas 4. Melakukan rekonsiliasi bank 5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil Perencanaan Arus Kas Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat membahayakan perusahaan tersebut yaitu kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi mempunyai kas yang terlalu besar juga tidak sehat, uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa, oleh karena itu manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan arus kas yang baik. Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas untuk periode-periode tertentu, misalnya untuk 1 tahun, 6 bulan, 3 bulan ataupun untuk 1 bulan. Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengendali penerimaan dan pengeluatan kas, karena anggaran kas dengan realisasi kas dapat dibandingkan , apabila terjadi penyimpangan yang mencolok manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan perbaikan Pengendalian Penerimaan Kas Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut : 1. Terdapatnya pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang / kas tersebut. 2. Setiap penerimaan kas langsung disetor ke bank 3. Setiap penerimaan kas harus segera dicatat. Pengendalian Pengeluaran Kas Seperti halnya penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas juga dirancang sedemikian rupa, sehingga hanya pengeluaran – pengeluaran yang telah disetujui dan betul – betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Prosedur-prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut : 1. Semua pengeluaran dilakukan dengan check kecuali pengeluaran yang kecil dilakukan digunakan kas kecil. 2. Semua pengeluaran harus memperoleh persetujaun dari yang berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapatnya pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan kas dan yang melakukan pengeluaran kas serta yang melakukan pencatatan. Rekonsiliasi Bank Adalah : Suatu usaha untuk mencocokkan saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut catatan bank. Rekonsiliasi bank dibuat oleh perusahaan satu kali dalam sebulan, setelah perusahan menerima salinan dari bank. Ada 8 penyebab perbedaan catatan kas perusahaan dengan bank : 1. Adanya setoran perusahaan yang belum dibukukan oleh bank ( Hal ini biasanya terjadi pada setoran akhir bulan ) 2. Adanya check yang sedang beredar ( out standing check ) 3. Adanya setoran dari langganan perusahaan yang langsung ke bank dalam hal ini perusahaan belum mengetahui 4. Adanya check kosong yang disetorkan ke bank 5. Adanya jasa giro yang diterima dari bank 6. Adanya biaya administrasi giro yang dibebankan oleh bank 7. Adanya kesalahan catat oleh pihak perusahaan 8. Adanya kesalahan catat oleh pihak bank

Contoh Soal Menurut catatan perusahaan Piko saldo kasnya di Bank pada tanggal 31 Desember 2009 sejumlah Rp. 44.880.000. Sedangkan menurut bank saldo kas perusahaan Piko di bank Rp. 62.020.000. Adapun penyebabnya antara lain : 1. Bank telah berhasil menagihkan piutang perusahaan sebanyak Rp. 20.000.000. terhadap kejadian ini perusahaan belum sempat diberi tahu oleh bank, biaya penagihan Rp. 400.000 telah dipotong oleh bank akan tetapi perusahaan belum sempat diberi tahu. 2. Perusahaan memperolah bunga atas simpanannya di bank selama bulan Desember 2009 sejumlah Rp. 640.000, penambahan ini belum sempat diberitahu kepada perusahaan. 3. Terdapat setoran dari perusahaan yang belum dicatatkan oleh bank sejumlah Rp. 7.500.000 4. Terdapat check yang sedang beredar sebanyak RP. 3.000.000. 5. Perusahaan mengeluarkan check untuk membayar utangnya Rp. 1.500.000 akan tetapi oleh pegawai perusahaan tercatatkan menjadi Rp. 5.100.000. 6. Bank telah membuat kesalahan dimana check yang seharusnya dikeluarkan sebanyak Rp. 2.000.000 dicatat oleh bank dalam pembukuannya sejumlah Rp. 200.000. 7. Perusahaan menerima piutang dalam bentuk check Rp. 4.000.000 setelah check ini disetorkan ke bank ternyata check tersebut kosong. Diminta : Buatlah rekonsiliasi bank dan jurnal yang diperlukan !

PT. piko Rekonsiliasi Bank Per 31 Desember 2009 Saldo Bank

62.020.000

Penambahan

Saldo perusahaan

44.800.000

Penambahan

Setrn dlm perjln

7.500.000

Penerimaan piutang

20.000.000

Pendapatan bunga

640.000

Salah catat

3.600.000

69.520.000

Pengurangan

69.120.000

Pengurangan

Check yang beredar

3.000.000

Biaya bank

400.000

Salah catat

1.800.000

Check kosong

4.000.000

4.800.000 Saldo

24.240.000

64.720.000

4.400.000 Saldo

64.720.000

Jurnal : Kas

Rp. 24.240.000 Piutang Pendapatan. Bunga Utang dagang

Biaya Adm Piutang dagang Kas

Rp. 20.000.000 640.000 3.600.000

Rp.

400.000 4.000.000 Rp. 4.400.000

Contoh soal : Pada tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di Bank menurut catatan buku PT. Fiyo Rp. 614.000 sedangkan menurut catataan bank kas perusahaan pada tanggal yang sama Rp. 661.600 Hal tersebut di atas disebabkan oleh : 1. Jasa biro oleh perusahaan dalam bulan Desember Rp. 8.900. 2. Biaya administrasi bank bulan Desember Rp. 1.600 belum diketahui oleh perusahaan. 3. Setoran perusahaan ke bank Rp. 180.000 belum nampak dalam laporan bank. 4. Uang kas perusahaan yang belum disetor ke bank Rp. 40.000 5. Check yang masih beredar Rp. 261.200. 6. Penerimaan Rp. 101.200 tercatat oleh perusahaan Rp. 102.100 Diminta : Buatlah rekonsiliasi bank dan jurnal yang diperlukan !

PT. FIYO Rekonsiliasi Bank Per 31 Desember 2009 Saldo perusahaan

614.000

Penambahan Pdpt jasa giro

Saldo bank

661.600

Penambahan 8.900

Setrn dlm perjln

180.000

Kas yang belum disetor

40.000 220.000

622.900 Pengurangan By Adm bank Salah catat

Saldo

881.600 Pengurangan

1.600

Cek beredar

261.200

900

620.400

Jurnal Kas

Saldo

620.400

Rp. 8.900 Pendapatan Jasa giro

Biaya Adm Piutang Dagang Kas

Rp. 8.900 Rp. 1.600 900 Rp. 2.500

Soal : Saldo bank menurut laporan rekening koran 31 Desember 2009 Rp. 2.430.300 sedangkan menurut buku PT. XYZ Rp. 4.785.860. Setelah diteliti adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh : 1. Pelanggan mentransfer uang melalui bank ke rekening PT. XYZ sebesar Rp. 200.000 sudah dicatat oleh bank. 2. Setoran ke Bank pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp. 1.200.000 belum tercantum pada ayat jurnal kredit di Laporan bank. 3. Ayat jurnal kredit sebesar Rp. 9.250 pada rekening bank per tgl 31 Desember 2009 belum terdapat di buku penerimaan perusahaan. 4. Cek nomor 110 dicatat pada cek register ada sebesar RP. 15.000 dan pada Laporan Rekening bank sebesar Rp. 150.000, setelah diperiksa kembali ternyata jumlah yang benar adalah Rp. 150.000. 5. Outstanding cheq (chek yang belum diuangkan) oleh pelanggan pada tanggal 31 Desember 2009 sejumlah Rp. 650.000 6. Terdapat salah membukukan oleh bank dimana cek sebesar Rp. 1.875.310 yang seharusnya dibebankan kepada PT. YXZ terbebankan kepada PT. XYZ. 7. Biaya adm bank yang dibebankan kepada PT. XYZ oleh bank sebesar Rp.4.500 telah didebit oleh bank ke rekening PT. XYZ tetapi belum dicatat oleh PT. XYZ Diminta : Buatlah rekonsiliasi bank dan jurnal yang diperlukan !

PT. XYZ Rekonsiliasi Bank Per 31 Desember 2009 Saldo menurut Bank

2.430.300

Penambahan

Saldo menurut perusahaan Penambahan

Strn dlm prjln

1.200.000

Penerimaan piutang

200.000

Salah catat

1.875.310

Jasa giro

9.250

3.075.310

209.250

5.505.610

4.995.110

Pengurangan Check beredar

4.785.860

Pengurangan 650.000

Salah catat

135.000

By adm

4.500 139.500

Saldo

4.855.610

Saldo

Jurnal Kas

209.250 Piutang Jasa Giro

Biaya Adm Utang Kas

200.000 9.250 4.500 135.000 139.500

4.855.610

Soal : Berikut ini informasi untuk penyusunan rekonsiliasi bank untuk PT. YOLA tanggal 31 Maret 2009. a. Saldo rekening kas perusahaan berjumlah Rp. 1.974.400 b. Saldo giro menurut laporan bank berjumlah Rp. 2.184.200 c. Cek yang ditarik namun belum diuangkan sampai dengan tanggal 31 Maret 2009. No. 122 Rp. 15.300 No. 123 Rp. 192.800 No. 124 Rp. 451.600 d. Setoran sebesar Rp. 510.000 belum nampak dalam laporan bank e. Bank membebani rekening perusahaan dengan biaya Adm bank sebesar Rp.11.200. Transaksi ini belum dicatat oleh perusahaan. f. Cek yang ditarik untuk CV. A sebesar Rp. 831.200 keliru dicatat oleh petugas pembukuan perusahaan sebesar Rp. 813.200 g. Perusahaan menerima cek dari langganan. Setelah cek tersebut disetorkan ke bank ternyata kosong. Check tersebut bernilai Rp. 77.700 h. Bank telah menagihkan piutang wesel perusahaan senilai Rp. 175.000 transaksi ini belum dicatat oleh perusahaan. i. Laporan bank menunjukkan pengurangan Rp. 88.800 untuk check no. 125 yang bernilai Rp. 80.800. Diminta :

-

Buatlah rekonsiliasi bank ! Buatlah jurnal yang diperlukan ! PT. Yola Rekonsiliasi Bank Per 31 Maret 2009

Saldo Bank

2.184.200

Saldo perusahaan

1.974.400

(+)

Strn dlm perjln

510.000

(+)

175.000

Salah catat

8.000

Penerimaan piutang

2.702.200 (-)

Check beredar

2.149.400 (-)

11.200

No

15.300

Salah catat

18.000

No

192.800

Cek kosong

77.700

No

451.600 659.700

Saldo

By Adm bank

2.042.500

139.500 106.900

Saldo

2.042.500

Soal : Saldo rekening toko NOVA / Perusahaan NOVA pada tanggal 31 Desember 2009 menurut catatan bank adalah Rp. 6.095.720. Saldo perkiraan bank menurut catatan perusahaan adalah Rp. 7.341.000 pada tanggal yang sama. Terjadinya perbedaan antara catatan bank dengan perusahaan dikarenakan oleh : a. Setoran tanggal 31 Desember 2009 Rp. 2.406.000 tidak terlihat di dalam rekening koran bank. b. Penerimaan dari langganan sebesar Rp. 400.000 melalui transfer bank yang terdapat di dalam rekening koran belum dicatat oleh perusahaan. c. Jasa Giro untuk bulan Desember 2009 sebesar Rp. 12.500 belum dicatat oleh perusahaan. d. Pembayaran hutang sejumlah Rp. 150.000 digunakan check nomor 222 tercatat oleh perusahaan Rp. 15.000. e. Cek-cek yang telah dikeluarkan oleh perushaaan untuk melunasi hutangnya tetapi belum terlihat dalam rekening koran bank sebagai berikut : Cek no. 223Rp. 249.355 Cek no. 224Rp. 457.670 Cek no. 225Rp. 412.940 Jumlah Rp. 1.119.965 f. Kesalahan dalam pembebanan cek oleh bank Rp. 227.745 yang merupakan cek PT. NOVI tetapi oleh bank dibebankan ke rekening Giro PT. NOVA. g. By. Adm bank untuk bulan Desember 2009 Rp. 9.000 belum dicatat oleh perusahaan. Diminta : 1. Buatlah rekonsiliasi bank ! 2. Buatlah jurnal yang diperlukan !

PT. NOVA Rekonsiliasi Bank Per 31 Desember 2009 Saldo Maret perusahaan (+)

Penerimaan dari langg Jasa

7.341.000 400.00 0

Saldo menurut bank (+)

12.500

Setoran dalam penjl Salah catat

412.500 (-)

Salah catat By. Adm

135.00 0

6.095.720 2.406.000 227.745 2.633.745

(-)

Cek beredar

1.119.965

9.000 144.000

Saldo

7.609.500

Saldo

7.609.500

Jurnal Kas

412.500 Piutang Jasa Giro

Biaya Adm Utang Kas

400.000 12.500

9.000 135.000 144.000

KAS KECIL / PETTY CASH Kas kecil adalah : Sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan di dalam perusahaan dan dipergunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan melalui kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak besar. (pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak ekonomis bila dibayar dengan cek). Metode pencatatan kas kecil ada 2 yaitu : 1. Sistem dana tetap ( Imprest fund system ) 2. Sistem dana berubah ( Fluctuating fund system ) Sistem dana tetap ( Imprest Fund Syatem ) Yaitu : saldo kas kecil tersebut selalu tetap dan tidak berubah sesuai dengan pembentukan pertama, kecuali ada kebijaksanan manajemen untuk merubah jumlah dana tersebut. Dalam sistem ini pada saat terjadi transaksi / pemakaian kas kecil untuk membiayai pengeluaran perusahaan tidak ada ayat jurnal yang dibuat melainkan dicatat dalam suatu memo pengeluaran dari kas kecil. Jurnal baru dibuat apabila terjadi pengisian kembali kas kecil tersebut.

Cara membukukan : 1. Pada saat pembentukan kas kecil Kas kecil

Rp xxx Kas – Bank

Rp xxx

2. Apabila pengeluaran telah dilakukan dan kas kecil diisi kembali Biaya…… Biaya…… Biaya…….

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Kas – Bank

Rp xxx

3. Apabila biaya telah dikeluarkan tapi kas kecil tidak diisi kembali Biaya…… Biaya…… Biaya…….

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Kas kecil

Rp xxx

Dibuat jurnal balik pada awal periode berikutnya Kas kecil

Rp xxx Biaya…… Biaya……

Rp xxx Rp xxx

Biaya…….

Rp xxx

Sistem Dana Berubah ( Fluctuating Fund System ) Setiap pengeluaran kas kecil dibukukan langsung pada saat terjadinya transaksi tersebut ( dicatat ke dalam jurnal ) Cara membukukan : 1)

Pada saat pembentukan kas kecil Kas kecil

Rp xxx Kas Bank

2)

Rp xxx Pada saat pengeluaran

Biaya …….

Rp xxx Kas Kecil

3)

Rp xxx Pada saat pengisian kembali

Kas kecil

Rp xxx Kas Bank

4) jurnal

Rp xxx Kalau kas kecil belum diisi kembali ----- tidak ada

Apabila dana kas kecil tidak sesuai dengan perusahaan, pihak perusahaan dapat melakukan perubahan : 1). Jika jumlah terlalu besar diputuskan untuk menurunkan jumlah oleh cara : Kas – Bank

Rp xxx Kas Kecil

Rp xxx

2). Jika jumlah terlalu kecil diputuskan untuk menaikan jumlah oleh cara : Kas Kecil

Rp xxx Kas – Bank

Rp xxx

Contoh : Perusahaan Piko membentuk suatu dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil pada tanggal 1 Desember 2009 sebesar Rp. 500.000. Berikut ini biaya yang dikeluarkan mulai tanggal 1 Desember sampai dengan tanggal 15 Desember 2009 sebagai berikut : Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal

3 Desember : Dibayar biaya koran sebesar Rp. 60.000 6 Desember : Biaya makan dan minum sebesar Rp. 70.000 9 Desember : Dibayar biaya angkut pembelian sebesar Rp. 85.000 11 Desember : Dibayar biaya air, listrik dan telp sebesar Rp. 200.000 15 Desember 2009 kas kecil diisi kembali

Berikut ini pengeluaran dari tanggal 16 sampai dengan 31 Desember 2009 sebagai berikut : Tanggal 18 Desember : Dibayar biaya perangko sebesar Rp. 50.000 Tanggal 21 Desember : Dibayar biaya angkut pembelian sebesar Rp 100.000 Tanggal 26 Desember : Dibayar biaya foto copy sebesar Rp. 80.000 Tanggal 29 Desember : Dibayar biaya rapat sebesar Rp. 150.000 Tanggal 30 Desember : Dibayar biaya makan dan minum sebesar Rp. 70.000 Pada tanggal 31 Desember 2009 kas kecil belum diisi kembali. Diminta : Catatlah transaksi diatas dengan menggunakan sistem dana tetap dan sistem dana berubah !

Contoh : Pada tanggal 1 April 2009 perusahaan Piko membentuk dana kas kecil sebesar Rp. 800.000 yang digunakan untuk keperluan yang jumlah relatif kecil yang tidak mungkin pembayarannya dengan menggunakan cek. Berikut ini transaksi yang terjadi pada perusahaan Piko mulai tanggal 1 April sampai dengan tanggal 15 April 2009 sebagai berikut : Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal

2 April 6 April 10 April 14 April

: : : :

Dibayar biaya fotocopy sebesar Rp. 125.000 Dibayar biaya transportasi sebesar Rp. 250.000 Dibayar biaya koran sebesar Rp. 180.000 Dibayar biaya materai dan perangko sebesar Rp. 100.000

Pada tanggal 16 April 2009 kas kecil diisi kembali. Berikut ini transaksi yang terjadi mulai tanggl 17 April 2009 sampai dengan 30 April 2009 sebagai berikut : Tanggal 17 April Tanggal 21 April Tanggal 28 April

: : :

Dibayar biaya transportasi sebesar Rp. 100.000 Dibayar biaya listrik, air & telpon sebesar Rp. 350.000 Dibayar biaya cetak formulir sebesar Rp. 250.000

Tanggal 30 April 2009 kas kecil belum diisi kembali. Diminta :

Catatlah transaksi diatas dengan menggunakan sistem dana tetap dan sistem dana berubah ! SURAT – SURAT BERHARGA / INVESTASI JANGKA PENDEK SBB adalah : saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki perusahaan dalam rangka penanaman sementara untuk memanfaatkan dana selama tidak digunakan. Ciri-ciri Investasi sementara / investasi jangka pendek: 1. Memiliki pasar, sehingga dapat diperjualbelikan dengan segera 2. Pemilikannya dilakukan dengan maksud untuk dijual kembali dalam waktu dekat, apabila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan. 3. Pemilikannya dilakukan tidak dengan maksud untuk menguasai perusahaan lain.

Contoh : SAHAM Pada tanggal 1 Agustus 2009 FIYO membeli saham biasa PT. YOLA 3.000 lembar, nominal Rp. 20.000 perlembar dengan kurs 98% . Biaya komisi dan perantara Rp. 300.000. Pada tanggal 28 Desember 2009 PT. YOLA mengumumkan deviden yang nantinya akan diterima oleh FIYO Rp. 1.500 perlembar saham pada tanggal 5 Januari 2010. Pada tanggal 1 Februari 2010 seluruh saham FIYO yang ada pada PT. YOLA dijual kembali dengan kurs 105%, biaya penjualan Rp. 200.000.

Maka perhitungan dan jurnal sebagai berikut : Harga beli 3.000 lbr x Rp. 20.000 x 98% Biaya komisi Harga perolehan

: Rp. 58.800.000 : Rp. 300.000 : Rp. 59.100.000

Jurnal : 1 / 08 - 2009 Surat - surat berharga – saham PT. YOLA Kas 28/12-2009

05/01-2010

Rp. 59.100.000 Rp. 59.100.000

Piutang Deviden Pendapatan deviden

Rp. 4.500.000

Kas

Rp. 4.500.000 Piutang deviden

Rp. 4.500.000

Rp. 4.500.000

Harga jual 3.000 lbr x Rp. 20.000 x 105% Biaya penjualan Harga jual Harga perolehan Laba Penjualan

Rp. 63.000.000 (200.000) Rp. 62.800.000 Rp. 59.100.000 Rp. 3.700.000

Jurnal Kas Rp. 62.800.000 Surat - surat berharga saham PT. YOLA Rp. 59.100.000 Laba Penjualan Rp. 3.700.000

Soal : Pada tanggal 1 April 2009, Pimping membeli saham PT. Piko sebanyak 5.500 lembar saham dengan harga pasar Rp. 26.500 perlembar, sedangkan nilai nominal dari saham Rp. 25.000 perlembar, biaya pembelian Rp. 250.000, 14% dibagikan setiap akhir tahun. Karena butuh dana Pimping menjual saham yang dimilikinya pada tanggal 1 Maret 2010 dengan harga perlembar saham Rp. 26.000 dan biaya penjualan sebesar Rp. 100.000. Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan !

OBLIGASI Obligasi dapat dicatat dengan menggunakan : 1. Pendekatan aktiva 2. Pendekatan pendapatan Contoh 1 : Pada tanggal 1 April 2009 Piko membeli obligasi PT. Pooh sebanyak 5.000 lembar obligasi dengan kurs 102%, nominal perlembar obligasi Rp. 40.000 dan biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 200.000. 10% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Karena butuh dana Piko menjual obligasi yang dimilikinya pada tanggal 1 Maret 20010 dengan kurs 103% dan biaya penjualan obligasi sebesar Rp. 150.000. Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas ! Contoh 2 : Sama dengan contoh no.1, tetapi pada tanggal 1 Maret 2010 obligasi yang dijual sebanyak 3.000 lembar obligasi dengan kurs 105% dan biaya yang dikeluarkan pada saat penjualan sebesar Rp. 100.000. Sedangkan sisanya dijual pada tanggal 1 Mei 2010 dengan kurs 101% dan biaya penjualan Rp. 125.000 Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas ! Contoh 3 : Pooh membeli obligasi PT. Pimping sebanyak 8.000 lembar obligasi dengan harga beli perlembar obligasi Rp. 29.000 pada tanggal 1 Februari 2009, nominal perlembar Rp. 30.000, biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan pembelian sebesar Rp. 300.000, 12% pertahun, dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Karena butuh dana untuk kegiatan operasinya Pooh menjual obligasi yang dimilikinya pada PT. Pimping pada tanggal 1 April 2010 dengan harga jual perlembar obligasi Rp. 32.000 dan biaya penjualan Rp. 200.000. Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas !

PIUTANG ( RECEIVABLE ) Adalah : meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lain , termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Jadi piutang adalah : Segala macam tuntutan kepada pihak lain yang mengakibatkan adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang. Kelompok piutang yaitu : 1. Piutang usaha / Account receivable: Piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan. 2. Piutang wesel / Notes receivable Tuntutan yang diikuti oleh janji tertulis untuk menerima sejumlah uang dalam jumlah tertentu. 3. Piutang lain-lain / Other receivable Selain piutang usaha dan wesel. Untuk tujuan pelaporan, piutang biasanya dinilai pada jumlah yang diharapkan akan diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum sebagai piutang , karena biasanya perusahaan akan membentuk suatu dana yang disebut “Penyisihan Piutang Tak Tertagih”. Contoh penyajian piutang dalam Neraca : Piutang usaha Penyisihan piutang tak tertagih Piutang usaha netto

Rp. 10.000.000 (Rp. 100.000) Rp. 9.900.000

Ada 2 cara untuk menaksir jumlah penyisihan piutang tak tertagih : 1. Berdasarkan saldo piutang 2. Berdasarkan saldo penjualan

Berdasarkan saldo piutang : 1. Berdasarkan saldo piutang rata – rata 2. Berdasarkan analisa umur piutang Contoh : Saldo piutang PT. Piko tgl 1 Januari 2009 sebesar Rp. 25.000.000 dan saldo Piutang tgl 31 Desember 2009 sebesar Rp. 40.000.000, Penyisihan Piutang tak tertagih 3 % Saldo piutang rata-rata

: Rp. 25.000.000 + Rp. 40.000.000 2 : Rp. 32.500.000

Penyisihan piutang tak tertagih

: 3% x Rp. 32.500.000 : Rp. 975.000

Apabila sebelumnya penyisihan piutang tak tertagih bersaldo kredit sebesar Rp. 400.000, maka biaya piutang tak tertagih selama tahun 2009 adalah Rp. 575.000 (Rp. 975.000 – Rp. 400.000). Jurnal : Biaya piutang tak tertagih Penyisihan piutang tak tertagih

Rp. 575.000 Rp. 575.000

Apabila terjadi sebaliknya, saldo penyisihan piutang tak tertagih bersaldo debit Rp. 400.000, maka besarnya biaya piutang tak tertagih periode 2009 adalah Rp. 1.375.000 ( Rp. 400.000 + Rp. 975.000 ) Jurnal : Biaya piutang tak tertagih Penyisihan piutang tak tertagih

Rp. 1.375.000 Rp. 1.375.000

Disamping berdasarkan rata-rata saldo piutang, penyisihan piutang tak tertagih juga dapat dihitung atas dasar persentse tertentu terhadap golongan umur piutang pada akhir periode. Contoh : Berikut ini perkiraan piutang dagang dan penyisihan pada Neraca saldo 31/122009 Piutang dagang Rp. 62.500.000 Peny. Piutang tak tertagih Rp. 500.000 bersaldo kredit Berikut ini rincian piutang dagang menurut nama debitur dan tanggal faktur : Nama debitur PT. H PT. H PT. M PT. J PT. J PT. A PT. A PT. N PT. M

Jumlah 1.154.500 2.519.500 10.000.000 5.415.000 3.310.000 9.733.000 5.000.000 18.750.500 6.118.000

Tgl. Faktur 12/12-2007 25/11-2007 16/11-2007 15/3-2007 20/04-2007 20/06-2007 17/07-2007 01/11-2007 12/13-2007

Piutang tak tertagih berdasarkan golongan umur piutang : Umur Piutang 1 – 30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari 91 – 120 hari > 120 hari

% Kerugian 0% 1% 1½% 2% 3%

Diminta :

- Buatlah daftar umur piutang - Buatlah jurnal penyesuaian untuk penyesuaian piutang tak tertagih

DAFTAR UMUR PIUTANG No 1 2 3

Nama Debitur PT. H PT. N PT. M

4 5 6 7 8 9

PT. PT. PT. PT. PT. PT.

1-30 hari 1.154.500

31-60 hari

Umur 61-90 hari

Jumlah 91-120 hari

>120 hari 1.154.500 2.519.500 10.000.000

2.519.500 10.000.00 0

J J A A N M

5.415.000 3.310.000 9.733.000 5.000.000 18.750.000 1.154.500

6.118.000 29.576.000

31.269.500

5.415.000 3.310.000 9.733.000 5.000.000 18.750.000 6.118.000 62.000.000

Penyisihan piutang tak tertagih : Umur 1 – 30 hari 31 – 60 hari 61 – 90 hari 91 – 120 hari > 120 hari

Jumlah 0% x 1.154.500 1% x 31.269.500 1,5 % x 0 2% x 0 3% x 29.576.000

Jurnal : Biaya piutang tak tertagih Peny. Piutang tak tertagih

Rp. Rp. 312.695 Rp. Rp. Rp. 887.280 Rp. 1.199.975 Rp. 699.975 Rp. 699.975

Berdasarkan Saldo Penjualan Besarnya penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini adalah dengan mengalikan porsentase tertentu dengan penjualan kredit. Contoh : Penjualan kredit pada tahun 2008 sebesar Rp. 65.000.000 Perusahaan menetapkan penyisihan Piutang tak tertagih 2 % dari saldo penjualan. 2 % x Rp. 65.000.000 = Rp. 1.300.000 Jurnal : Biaya piutang tak tertagih Peny. Piutang tak tertagih

Rp. 1.300.000 Rp. 1.300.000

PENGHAPUSAN PIUTANG Metode penghapusan piutang ada 2 : 1. Metode langsung 2. Metode cadangan Perbedaannya : Transaksi

M. Langsung

M. Cadangan

Tidak dijurnal

BPTT PPTT

xxx

Pembentukan Peny. Piutang Tak Tertagih

PPTT PD

xxx

PD

xxx

Saat piutang dihapuskan

Penerimaan piutang yang dihapuskan

kembali telah

BPTT PD

xxx

PD

xxx

xxx

BPTT Kas

xxx xxx

PD

xxx

PPTT Kas

xxx

xxx

xxx xxx

PD

xxx

WESEL TAGIH / NOTES RECEIVABLE Wesel adalah : jaminan tertulis untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu Pihak yang membuat janji untuk membayar, dialah yang mengeluarkan wesel pihak ini disebut penarik wesel ( Drawer ). Sedangkan pihak yang akan menerima pembayaran disebut penerima wesel ( Payee ) Wesel ada dua jenisnya: 1. Wesel Berbunga 2. Wesel tanpa bunga. Wesel berbunga : Jumlah yang akan diterima pada saat wesel jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal + bunga Wesel tanpa bunga Jumlah yang akan diterima pada saat wesel jatuh tempo adalah sebesar nilai nominalnya.

Rumus untuk menghitung bunga : Bunga : nilai nominal x tingkat bunga x

Masa Bunga Masa setehun

Contoh : PT. A menjual barang dagang kepada toko B sebesar Rp. 5.000.000 dalam hal ini PT. A menerima selembar wesel dengan nominal Rp. 5.000.000, jangka waktu 60 hari dengan tingkat bunga 12 % setahun, tertanggal 13 Februari 2009. Perhitungan : Tanggal jatuh tempo wesel Feb : 15 ( 28 – 13 ) Meret : 31 14 April : 60 Hari Tanggal jatuh tempo: 14 April 2009 Bunga wesel : N.N x Tk. Bunga x Masa Wesel/Masa setahun Rp. 5.000.000 x 12 % x 60 360 Rp. 100.000 Nilai jatuh tempo

N.N + Bunga Rp. 5.000.000 + Rp. 100.000 Rp. 5.100.000

Jurnal PT. A pada waktu wesel diteria dari toko B 13 Februari 2009 : Wesel Tagih Piutang Usaha

Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000

Jurnal pada tanggal wesel jauh tempo 14 April 2009 : A.

B.

Wesel dilunasi : Kas Wesel Tagih Pendapatan Bunga

Rp. 5.100.000 Rp. 5.000.000 Rp. 100.000

Wesel Tak dilunasi : Piutang Usaha Wesel tagih Pendapatan Bunga

Rp. 5.100.000 Rp. 5.000.000 Rp. 100.000

PENDISKONTOAN WESEL TAGIH Apabila sebelum jauh tempo, perusahaan memerlukan uang, wesel yang dipunyai dapat dijual kepada pihak bank atau pihak-pihak lain. Bank atau pihak lain akan menerima imbalan yang disebut diskonto Diskonto adalah : bunga yang diperhitungkan dimuka Diskonto dihitung berdasarkan nilai pada saat jatuh tempo dan jangka waktunya adalah antara saat wesel diserahkan kepada bank sampai dengan tanggal jatuh tempo. Tingkat diskonto yang dibebankan bank biasanya lebih besar dari pada tingkat bunga yang dicantumkan dalam wesel. Contoh: Sama dengan soal sebelumnya. Tambahannya adalah : Wesel yang diterima oleh PT. A pada tanggal 13 Februari 2009 didiskontokan ke bank dengan tingkat bunga 17 % pada tanggal 22 Maret 2009.

Perhitungan : Nilai jatuh tempo : N.N + Bunga Nilai Nominal Bunga : Rp. 5.000.000 x 12 % x 60/360 Nilai jatuh tempo Diskonto : Rp. 5.100.000 x 17 % x 23/360

: Rp. 5.000.000 : Rp. 100.000 : Rp. 5.100.000 ( 55.392)

Hasil yang diterima

Rp. 5.044.608

Jangka waktu diskonto : Maret : 31 – 22 = 9 April : 14 -------23

Jurnal :

Kas

Rp. 5.044.608 Wesel tagih Pendapatan Bunga

Rp. 5.000.000 Rp. 44.608

PERSEDIAAN /INVENTORY Adalah : Nilai dari barang-barang yang masih ada atau masih dimiliki oleh perusahaan yang masih ada atau belum terjual atau belum terpakai sama sekali. Pada perusahaan dagang persediaan yaitu: Barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali tanpa melalui proses pengolahan Pada perusahaan pabrik persediaan dapat terbagi atas: 1. Bahan Baku 2. Bahan Penolong 3. Barang dalam proses 4. Barang jadi 5. Suku cadang METODE PENCATATAN PERSEDIAAN A) Metode Perpetual / Metode Terus Menerus B) Metode Physical / Metode fisik Metode Perpetual Untuk membukukan inventory berdasarkan metode perpetual seluruh pemasukan serta pengeluaran barang-barang di catat dalam perkiraan inventory yang bersangkutan. Pencatatan tersebut dilakukan dengan masingmasing barang sebesar harga beli dari barang yang bersangkutan. Dengan menggunakan metode ini, maka berapa barang banyknya persediaan yang masih ada dalam barang akan dapat diketahui tanpa terus melakukan perhitungan atau penilaian kembali

KARTU STOCK Tangga l

Q

Pembelian @ Rp

Q

Penjualan @ Rp

Q

Saldo @ Rp

Metode Physical Untuk membukukan inventory berdasarkan metode Physical setiap pemasukan dan pengeluaran tidak dicatat kedalam perkiranaan inventory. Pembelian barang dagangan akan dicatat ke dalam perkiraan pembelian dan perkiraan lain yang menyertainya (Potonga Pembelian, Pembelian Return), sedangkan

pengeluaran barang akan dicatat ke dalam perkiraan penjualan dan perkiraan lainnya yang menyertainya (Potongan, Pengembalian).

Dalam metode ini harga pokok penjualan di hitung pada laporan laba rugi : Persediaan awal Pembelian Persediaan tersedia untuk dijual Persediaan akhir Harga pokok penjualan

: : : : :

XXX XXX + XXX (XXX) XXX

Metode penilaian terhadap persediaan 1. FIFO ( First In First Out ) 2. LIFO ( Last In First Out ) 3. AVERAGE ( Rata-rata ) 4. Metode Indentifikasi khusus ( specific identification method ) 5. Metode taksiran / Estimasi a. Metode Eceran ( retail inventory method ) b. Metode Laba Kotor ( gross profit method ) FIFO ( First In First Out ) Metode harga pokok persediaan dimana barang-barang yang terlebih dahulu dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali, persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir. LIFO ( Last In First Out ) Metode penetapan harga pokok persediaan dimana barang-barang yang paling akhir di beli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Persediaan akhir akan dinilai dengan harga pokok pembelian yang terdahulu. AVERAGE (Rata-Rata) Metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan digunakan untuk menilai harga pokok barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan. METODE INDENTIFIKASI KHUSUS Metode penetapan harga pokok untuk barang-barang yang dijual dan yang masih terdapat dalam persediaan yang didasarkan atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang yang bersangkutan. METODE ECERAN Metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam tahun berjalan, antara harga pokok dengan harga jual. METODE LABA BRUTO

Metode penetapan harga pokok secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba bruto dengan harga jual.

Contoh : Perbedaan dalam membuat jurnal dalam 2 metode tersebut: Transaksi

M. Perpetual

M .Physical

1)

Tgl 16 Maret 2009 Perusahaan membeli 2.000 kg barang dagang seharga 600/kg

Persediaan Barang dagang Kas

Pembelian Kas

2)

Tgl 24 Maret 2009 barang dagang yang dibeli tgl 16 maret dikembalikan sebanyak 250 kg kepada penjualnya

Kas

Kas

Tgl 26 Maret dijual dengan tunai 200 kg barang dagang dengan harga Rp. 950/Kg

Kas

3)

Persediaan barang dagang

Penjualan

Return pembelian

Kas Penjualan

Hrg.Pokok Penjualan Persediaan badang dagang 4)

30 Maret diterima kembali dari pihak pembeli barang dagang sebanyak 15 kg karena rusak

Return Penjualan Persediaan barang dagang

Persediaan barang dagang H. Pokok penjualan

Return penjualan Kas

Contoh : Berikut ini adalah informasi mengenai persediaan yang ada pada PT. A pada bulan April 2010 : ¼ ¾ 7 /4 11 /7 15 /4 18 /7 21 /4 24 /4 26 /4 28 /4 30 /4

: : : : : : : : : : :

Persediaan Awal Pembelian Pembelian Pembelian Penjualan Pembelian Penjualan Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan

750 kg 800 kg 950 kg 1.000 kg 1.600 kg 500 kg 2.300 kg 1.050 kg 2.800 kg 1.600 kg 1.300 kg

Rp. 1.500 1.300 1.450 1.350 1.500 1.600 1.650

Hitunglah : Persediaan akhir barang dagang dan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO dan AVERAGE dan metode pencatatan Physical dan perpetual. Jawab: FIFO PHYSICAL Persediaan awal : 750 kg x Rp. 1.500 Rp. Pembelian : 800 kg x Rp. 1.300 : Rp. 1.040.000 950 kg x Rp. 1.450 : Rp. 1.377.500 1.000 kg x Rp. 1.350 : Rp. 1.350.000 500 kg x Rp. 1.500 : Rp. 750.000 1.050 kg x Rp. 1.600 : Rp. 1.680.000 2.800 kg x Rp. 1.650 : Rp. 4.620.000 Rp. Tersedia untuk dijual Rp. Persediaan akhir : (7.850 – 6.800 : 1.050) 1.050 kg x Rp. 1.650 ( Harga pokok penjualan Rp.

1.125.000

10.817.500 11.942.500 1.732.500) 10.210.000

FIFO PERPECTUAL Tangga l ¼ ¾

7

/4

/4

11

Q

800

950

1000

Pembelian @ T. Harga 1.30 0 1.45 0

1.35 0

Q

1.040.00 0 1.377.50 0

1.350.00 0

15

/4

750 800 50

18

/4

500

1.50 0

/4

900 1.00 0 400

/4

/4

26

28

/4

/4

30

1.05 0

2.80 0

1.60 0

1.65 0

1500 1.125.000 1.30 1.040.00 0 0 1.45 72.500 0

750.000

21

24

Penjualan @ T. Harga

1.45 0 1.35 0 1.50 0

1.305.00 0 1.350.00 0 600.000

1.680.00 0

4.620.00 0

100 1.05 0 450 1.30 0

1.50 150.000 0 1.60 1.680.00 0 0 1650 742.500 1.65 2.145.000 0

Q

Saldo @ T. Harga

750 750

1.500 1.500

1.125.000 1.125.000.

800 750

1.300 1.500

1.040.000 1.125.000

800 1.300 950 1.450. 750 1500

1.040.000 1.377.500 1.125.000

800 950 1000 900 1.00 0

1300 1.450 1350 1450 1.350

1.040.000 1.377.500 1.350.000 1.305.000 1.350.000

900

1.450

1.305.000

1.00 0 500 100

1.350

1.350.000

1.500 1.500

750.000 150.000

100

1.500

150.000

1.05 0 100

1.600

1.680.000

1.500

150.000

1.05 0 2.80 0 2.350

1.600

1.680.000

1.650

4.620.000

1.650

3.877.500

1.05 0

1.650

1.732.500

RATA-RATA TERIMBANG --- PHYSICAL Persediaan awal : 750 kg x Rp. 1.500 Pembelian : 800 kg x Rp. 1.300 : 950 kg x Rp. 1.450 : 1.000 kg x Rp. 1.350 : 500 kg x Rp. 1.500 : 1.050 kg x Rp. 1.600 : 2.800 kg x Rp. 1.650 :

Rp. 1.125.000

1.040.000 1.377.500 1.350.000 750.000 1.680.000 4.620.000 Rp. 10.817.500 Tersedia untuk dijual Rp. 11.942.500 Persediaan akhir : (7.850 – 6.800 : 1.050) 1.050 kg x Rp. 1.521,33 ( 1.597.396,5) Harga pokok penjualan Rp. 10.210.103,5

Rata-rata terimbang

:

Rp. 11.942.500 7.850

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

= Rp. 1.521.33

PERPECTUAL Tg

Q

Pembelian @ T. Harga

Q

Penjualan @ T. Harga

Q

¼

750

¾

800

/4

950

7

11

/4

1.00 0

1.30 0 1.45 0 1.35 0

1.040.00 0 1.377.50 0 1.350.00 0

15

/4

18

/4

1.550 2.500

1.60 0 500

1.50 0

1.39 2.236.800 8

750.000

3.50 0 1.90 0 2.40 0

Saldo @ T. Harga 1.50 0 1.39 7 1.41 7 1.39 8 1.39 8

Dan seterusnya……………………………………………………………… LIFO PHYSICAL Persediaan awal Pembelian

750 Kg x Rp. 1.500

Rp. 1.125.000

1.125.000 2.165.000 3.542.500 4.892.500 2.656.200

800 kg 950 kg 1.000 kg 500 kg 1.050 kg

x 1.300 x 1.450 x 1.350 x 1.500 x 1.650

Rp. 1.040.000 Rp. 1.377.500 Rp. 1.350.000 Rp. 750.000 Rp. 4.620.000 Rp. 10.817.500 Tersedia untuk dijual Rp. 11.942.500 Persediaan akhir (7.850-6.800 = 1.050) 750 x Rp. 1.500 = Rp. 1.125.000 300 x 1.300 = Rp. 390.000 (Rp. 1.515.000) Harga pokok penjualan Rp. 10.427.500

LIFO PERPECTUAL Tangga l

Q

¼ ¾

800

7

/4

11

/4

950

1000

Pembelian @ T. Harga 1.30 0 1.45 0

1.35 0

1.040.00 0 1.377.50 0

1.350.00 0

15

/4

18

/4

21

/4

Q

1.00 0 600 500

1.50 0

Penjualan @ T. Harga

1350 1450

1.350.00 0 870.000

750.000

500

1500

750.000

Q

Saldo @ T. Harga

750 750

1.500 1.500

1.125.000 1.125.000.

800 750

1.300 1.500

1.040.000 1.125.000

800 1.300 950 1.450. 750 1500

1.040.000 1.377.500 1.125.000

800 950 1000 750

1300 1.450 1350 1500

1.040.000 1.377.500 1.350.000 1.125.000

800 350 750

1300 1450 1500

1.040.000 507.500 1.125.000

800 350 500 100

1.300 1.450 1500 1.500

1.040.000 507.500 750.000 150.000

24

/4

1.05 0

26

/4

2.80 0

1.60 0

1.65 0

350 800

1450 1300

650

1500

507.500 1.040.00 0 975.000

1.680.00 0

100

1.500

150.000

1.05 0 100

1.600

1.680.000

1.500

150.000

1.05 0 2.80 0 100

1.600

1.680.000

1.650

4.620.000

1500

150.000

1.600

1.680.000

1.650

1.980.000

1.980.00

1.05 0 1.20 0 100

1500

150.000

165.000

950

1.600

1.520.000

4.620.00 0

28

/4

1600

30

/4

1.20 0 100

1650

1.65 0 1.65 0

2.640.00 0

Contoh : Berikut ini informasi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang yang dimiliki oleh PT.A selama bulan Oktober 2009 sebagai berikut : 01/10 04/10 09/10 14/10 18/10 25/10 29/10

: Persediaan awal : Pembelian : Pembelian : Penjualan : Penjualan : Pembelian : Penjualan

3.600 unit @ Rp. 2.500 5.000 unit @ Rp. 2.550 7.200 unit @ Rp. 2.450 6.000 unit 7.500 unit 4.900 unit @ Rp. 2.600 3.000 unit

Hitunglah : Persediaan akhir barang dagang dan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO dan AVERAGE dan metode pencatatan Physical dan perpetual.

INVESTASI JANGKA PANJANG / LONG TERM INVESTMENT Investasi Jangka Panjang adalah: Investasi yang dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkan kelebihan uang kas. Investasi jangka panjang dapat dilakukan dalam bentuk : a. Investasi dalam Obligasi b. Investasi dalam saham

INVESTASI DALAM OBLIGASI Bagi perusahaan yang mengeluarkannya, obligasi pada hakekatnya adalah surat pengakuan hutang, ia berbentuk surat dengan mencantumkan nilai nominal dan bunga yang telah ditetapkan. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi mengakui berhutang kepada pemegang obligasi. Biasanya Investasi dalam surat berharga ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang.

Contoh : Piko membeli obligasi PT. Pooh pada tanggal 1 Mei 2008 sebanyak 2.500 lembar obligasi dengan kurs 102%, nominal perlembar obligasi Rp. 50.000. Biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 300.000, bunga 10% pertahun dibayarkan pada tanggal 1 Maret dan 1 September. Jatuh tempo dari obligasi pada tanggal 1 April 2011.

Perhitungan : Harga beli : 2.500 lbr x Rp. 50.000 x 102% Biaya pembelian Harga perolehan Bunga berjalan : 2/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 Kas yang dikeluarkan

= Rp. 127.500.000 = Rp. 300.000 ---------------------Rp. 127.800.000 = Rp. 2.083.333 ---------------------Rp. 129.883.333

Jurnal : 1 Mei 2008 : Saat terjadi transaksi Investasi dalam obligasi PT. Pooh Pendapatan bunga obligasi Kas

Rp. 127.800.000 Rp. 2.083.333 Rp. 129.883.333

1 September 2008 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2008 : Jurnal penyesuaian Piutang bunga obligasi

Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi

Rp. 4.166.667

4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667 Pendapatan bunga obligasi Rp. 640.000 Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 640.000 ( 8 x Rp. 80.000 = Rp. 640.000 ) Lama investasi : 1 Mei 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Total

: : : : :

8 bulan 12 bulan 12 bulan 3 bulan 35 bulan

HP – NN = Rp. 127.800.000 – 125.000.000 = Rp. 2.800.000 --- AGIO Rp. 2.800.000 / 35 = Rp. 80.000 / bln

1 Januari 2009 : Jurnal balik Pendapatan bunga obligasi Piutang bunga obligasi

Rp. 4.166.667 Rp. 4.166.667

1 Maret 2009 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 September 2009 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2009 : Jurnal penyesuaian Piutang bunga obligasi Pendapatan bunga obligasi

Rp. 4.166.667 Rp. 4.166.667

4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667 Pendapatan bunga obligasi Rp. 960.000 Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 960.000

( 12 x Rp. 80.000 = Rp. 960.000 )

1 Januari 2010 : Jurnal balik Pendapatan bunga obligasi Piutang bunga obligasi

Rp. 4.166.667 Rp. 4.166.667

1 Maret 2010 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 September 2010 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2010 : Jurnal penyesuaian Piutang bunga obligasi Pendapatan bunga obligasi

Rp. 4.166.667 Rp. 4.166.667

4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667 Pendapatan bunga obligasi Rp. 960.000 Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 960.000 ( 12 x Rp. 80.000 = Rp. 960.000 )

1 Januari 2011 : Jurnal balik Pendapatan bunga obligasi Piutang bunga obligasi

Rp. 4.166.667 Rp. 4.166.667

1 Maret 2011 : Penerimaan bunga obligasi Kas Pendapatan bunga obligasi

Rp. 6.250.000 Rp. 6.250.000

6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 April 2011 : Pada saat jatuh tempo Kas

Rp. 126.041.667

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Pendapatan bunga obligasi

Rp. 125.000.000 Rp. 1.041.667

( 1/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 1.041.667 ) Pendapatan bunga obligasi Rp. 240.000 Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 240.000 ( 3 x Rp. 80.000 = Rp. 240.000 )

Contoh : Pada tanggal 1 Juni 2008 Piko membeli obligasi PT. Pimping sebanyak 6.000 lembar obligasi dengan kurs 98%, nominal perlembar obligasi Rp. 40.000, biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 500.000. Bunga 12% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 31 Mei 2011. Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk memcatat transaksi diatas !

Contoh : Pada tanggal 1 Oktober 2008 Piko membeli obligasi PT. Pimping sebanyak 10.000 lembar obligasi dengan harga beli perlembar obligasi Rp. 32.000, nominal perlembar obligasi Rp. 30.000, biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 350.000. Bunga 11% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 31 Mei 2012. Diminta :

Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas !

INVESTASI DALAM SAHAM Berdasarkan besarnya pengawasan/Kontrol yang dapat dilakukan maka investasi dalam saham dapat digolongkan menjadi 3 keadaan yaitu: 1. Perusahaan yang melakukan investasi tidak dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan dimana ia melakukan investasi. 2. Perusahaan induk hanya dapat melakukan sebagian kontrol saja terhadap perusahaan anak tetapi mempunyai oengaruh yang cukup berarti. 3. Perusahaan induk secara pasti dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan anak

Ad 1. Bila suatu perusahaan memiliki sebagian kecil saja dari saham yang beredar, maka investasi dinilai berdasarkan harga pokok. Pendapatan dari perusahaan anak diakui dan dicatat pada saat deviden telah diputuskan akan dikeluarkan. Contoh : Pada tanggal 1 Juni 2009 FIGA membeli 500 Lembar saham PT. Nadya dengan harga Rp. 50.000.000 sedah termasuk komisi T Materai. Jumlah saham yang dibeli merupakan sebagian kecil dari saham PT. Nidya. Tanggal 1 Februari 2012 PT. Nidya memutuskan untuk membagikan deviden sebesar Rp. 5.000 Perlembar saham. Tanggal 1 Maret 2012 seluruh saham PT Nidya yang dimiliki oleh FIGO dijual kembali dengan total harga Rp. 51.000.000. Jurnal : Percatatan atas transaksi diatas o FIGO adalah 1 /6-2000 : Investasi dalam saham Rp. 50.000.000 Kas Rp. 50.000.000 ½-2001 :

Piutang Deviden Pendapatan Deviden

1

Kas

/3-2001 :

Investasi dalam saham Laba

Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 51.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 1.000.000

AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah : Aktiva yang sifatnya tetap dan permanen, digunakan untuk kegiatan operasional, bukan untuk diperdagangkan dan memiliki nilai yang cukup besar.

Penilaian dan Pelaporan Aktiva tetap Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiaiasi / penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi

yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tersebut dicatat sebagai kerugian. Cara memperoleh aktiva tetap : 1. Dibeli secara tunai 2. Dibeli secara kredit 3. Ditukar dengan aktiva tetap a. Dengan aktiva tetap yang sejenis b. Dengan aktiva tetap yang tidak sejenis 4. Dibangun sendiri 5. Dari hadiah

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli secara tunai Contoh : Dibeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 30.000.000 dan sebuah kendaraan dengan harga Rp. 60.000.000 secara tunai. Maka jurnal sebagai berikut : Mesin Kendaraan Kas

Rp. 30.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 90.000.000

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli secara kredit Contoh : Dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 50.000.000, dibayar tunai sebesar Rp. 10.000.000 pada tanggal 1 Januari 2009. Sisanya dibayar selama 4 kali pembayaran dengan jumlah yang sama setiap akhir tahun dan bunga sebesar 10% dari sisa angsuran. Maka jurnal sebagai berikut : 1 Januari 2009 : Mesin

Rp. 50.000.000 Kas Hutang Usaha

Rp.10.000.000 Rp.40.000.000

31 Desember 2009 Hutang Usaha Biaya Bunga Kas

Rp. 10.000.000 Rp. 4.000.000

31 Desember 2010 Hutang Usaha Biaya Bunga Kas

Rp. 10.000.000 Rp. 3.000.000

Rp. 14.000.000

Dan seterusnya …………………………………………….. Metode Depresiasi Aktiva tetap : 1. Metode Garis Lurus 2. Metode jumlah angka tahun

Rp. 13.000.000

3. Metode saldo menurun ganda 4. Metode unit produksi 5. Metode jam kerja

Metode Garis Lurus Dalam metode ini , beban depresiasi periodic sepanjang masa pemakaian aktiva tetap adalah sama besarnya. Rumus : Depresiasi = Harga perolehan – Nilai sisa Umur Ekonomis

Metode jumlah angka tahun Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun – tahun awal dan semakin kecil pada tahun – tahun akhir. Rumus : Depresiasi = Angka tahun x ( Harga perolehan – Nilai sisa )

Metode Saldo menurun ganda Dalam metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ketahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku ( harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Biaya depresiasi pertahun dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aktiva pada awal tahun dengan tariff depresiasi. Dalam hal ini tarif depresiasi tetap sama pada setiap tahun, akan tetapi nilai buku setiap tahun semakin menurun. Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua. Rumus : Depresiasi = Tarif depresiasi X Nilai buku setiap awal periode

Metode unit produksi Dalam metode ini, pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan ( unit ) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode unit produksi ini cocok digunakan untuk depresiasi perusahaan manufaktur / pabrik.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF