Penerapan Teori Lokasi Industri PT Petrojaya Boral Plasterboard, Gresik

January 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Penerapan Teori Lokasi Industri PT Petrojaya Boral Plasterboard, Gresik...

Description

PENERAPAN TEORI LOKASI INDUSTRI PT PETROJAYA BORAL PLASTERBOARD, GRESIK

Oleh AGI SUGIHARTO ( 24 – 2014 – 048 )

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNOLOGI SIPIL DAN PERENCANAAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2016

LATAR BELAKANG Sektor industri merupakan sektor yang berpotensi dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah, hal ini karena sektor tersebut termasuk kedalam sektor sekunder yang memiliki nilai tambah yang lebih besar dibanding dengan sektor primer. Menurut teori Chenery, tentang Structural Change Theory wilayah maju cenderung sektor perekonomiannya bergeser dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri. Dalam pembangunan suatu industri tentunya harus memperhatikan beberapa aspek yang dapat menguntungkan atau merugikan berdirinya industri tersebut, seperti halnya penentuan lokasi industri. Penentuan lokasi berdirinya suatu industri sangat penting bagi kelangsungan kegiatan industri tersebut karena berhubungan dengan biaya produksi dan biaya transportasi yang harus diatur seminimal mungkin untuk mendapat keuntungan yang optimal. Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial disebut teori lokasi (Tarigan, 2006). Selama lima periode terakhir yaitu pada tahun 2009 – 2014 PDRB Kota Gresik, Jawa Timur terus mengalami kenaikan, dengan kontribusi terbesarnya yaitu sektor industri rata – rata sebesar 49 persen tiap tahunnya. Hal tersebut karena di Kota Gresik terdapat beberapa kawasan industri diantaranya adalah Kawasan Industri Gresik (KIG) dan Kawasan Industri Maspion. Di dalam kawasan tersebut terdapat perusahaan-perusahaan asing maupun dalam negeri yang mengembangkan usahanya di kawasan tersebut. Salah satu industri yang berada di kawasan tersebut adalah PT Petrojaya Boral Plasterboard, Gresik. Perusahan ini merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi eternity dan gips yang didirikan pada tahun 1993 di Kawasan Industri Gresik. PT Petrojaya Plasterboard telah memasuki pasar ekspor, terutama untuk kawasan Timur Tengah dan Asia Pasifik, bahkan saat ini menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara. Pencapaian hasil yang optimal oleh PT Petrojaya Plasterboard tidak terlepas dari faktor lokasi berdirinya industri tersebut. Karena itulah perlu dilakukan sebuah kajian terhadap pemilihan lokasi industri PT Petrojaya Plasterboard yang dikaitkan dengan teori-teori lokasi industri yang telah dikembangkan oleh beberapa ahli sebagai salah satu bentuk aplikasi dari teori-teori lokasi tersebut.

KONSEP DASAR TEORI LOKASI INDUSTRI Teori lokasi merupakan suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk

di

dalamnya

kegiatan

industri yang

bertujuan untuk memberikan gambaran bagi penentuan lokasi strategis, yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi (dapat memberikan keuntungan maksimal, biaya terendah dan pendapatan tertinggi). Ada beberapa penjelasan teori lokasi industri menurut para ahli, yaitu sebagai berikut : 

Teori Lokasi Industri Weber Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut

menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal, tempat yang memiliki total biaya transportasi serta tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Teori Weber ini memiliki asumsi seperti berikut : 1. Bidang bahasan adalah suatu wilayah yang terisolasi, iklim yang homogen, konsumen

terkonsentrasi

pada

beberapa

pusat,

dan

kondisi

pasar

adalah

persaingan sempurna. 2. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir, dan batu-bata tersedia dimana-mana dalam jumlah yang memadai. 3. Material lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara sporadis dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas. 4. Tenaga kerja tidak menyebar secara merata tetapi berkelompok pada beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang terbatas. Berdasarkan asumsi itu, ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi dan deaglomerasi. Biaya transportasi dan biaya upah tenaga kerja merupakan faktor umum yang secara fundamental menentukan pola lokasi dalam kerangka geografis. Dampak aglomerasi atau deaglomerasi merupakan kekuatan lokal yang berpengaruh menciptakan konsentrasi atau pemencaran berbagai kegiatan dalam ruang. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot barang yang dipindahkan serta jarak antara asal sumberdaya dan pabrik. Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya. Biaya transportasi

merupakan faktor pertama dalam menentukan lokasi. Biaya transportasi bertambah secara proporsional dengan jarak. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja. Upah Buruh disamping ada upah baku, ada upah sebagai produk dari persaingan antar penduduk. Aglomerasi adalah pengelompokkan beberapa perusahaan dalam suatu daerah atau wilayah

sehingga

membentuk

daerah

khusus

industri.

Deglomerasi

adalah

suatu

kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. 

Teori Lokasi Industri August Losch Losch mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk

menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Semakin jauh dari pasar maka konsumen menjadi enggan membeli karena biaya transportasi. Sehingga produsen harus memilih lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan konsumen agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Losch menyarankan agar lokasi industri terletak di pasar atau mendekati pasar. Tujuan dari hal ini yaitu untuk menemukan pola lokasi industri sehingga dapat ditemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Oleh karena itu, Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan merupakan pelopor dalam teori ekonomi regional modern. Losch berasumsi bahwa suatu daerah yang homogen jika diubah oleh pusat (industri) maka volume penjualan akan membentuk kerucut. Artinya, semakin jauh dari pusat industri maka volume penjualan barang akan semakin berkurang, karena harga semakin tinggi akibat naiknya ongkos transportasi yang dibutuhkan. Untuk mecapai keseimbangan, maka ekonomi ruang harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. 2.

Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga

3.

seluruh permintaan yang ada dapat dilayani. Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memperoleh super normal agar tidak

4.

ada petani luar yang masuk ke daerah tersebut. Daerah penawaran memungkinkan petani untuk mecapai keuntungan dengan besar

5.

maksimum. Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan pertimbangan satusatunya yaitu membeli dengan harga yang rendah.

Wilayah pasar bisa berubah jika terjadi inflasi harga, karena produsen yang tidak dapat memenuhi permintaan dikarenakan jarak yang terlalu jauh yang membuat biaya naik sehingga harga jual juga naik dan mengakibatkan berkurangnya pembeli di pasar tersebut.

TEORI LOKASI PT PETROJAYA BORAL PLASTERBOARD, GRESIK Sesuai dengan teori Weber, bahwa terdapat tiga faktor penentu lokasi untuk meminimalisi biaya industri yaitu faktor transportasi, tenaga kerja, dan aglomerasi. Pada PT Petrojaya Boral Plasterboard, Gresik lokasi industrinya telah memenuhi ketiga faktor lokasi industri Weber. Pada faktor transportasi berkaitan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan saat pengangkutan bahan mentah/baku industri dan pengangkutan bahan jadi hasil olahan ke pasar. Dari segi penyediaan bahan baku industri, lokasi industri PT Petrojaya Boral Plasterboard relatif dekat dengan penyedia bahan baku untuk industri tersebut. Bahan baku asam sulfat dapat diperoleh dari PT Petrokimia Gresik yang terletak hanya 300 meter dari lokasi industri. Sedangkan bahan baku Ca(OH)2 diperoleh dari PT Pentawira Agraha Sakti di Tuban dengan jarak sekitar 63 km dari lokasi idustri. Walaupun salah satu penyedia bahan baku tidak terletak di satu kota dengan Petrojaya Boral Plasterboard, penyedia bahan baku tersebut masih termasuk dalam satu provinsi di Jawa Timur. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa lokasi Industri PT Petrojaya Boral Plasterboard berdekatan dengan penyedia bahan baku sehingga biaya transportasi bisa diminimalkan. Dari segi pemasaran, meskipun pemasaran industri tersebar di berbagai tempat, bahkan lintas negara (ekspor) PT

Semen

Gresik

merupakan salah satu pasar PT Petrojaya Boral Plasterboard. Petrojaya Boral Plasterboard merupakan pemasok gypsum utama bagi PT Semen Gresik dimana PT Semen Gresik sendiri adalah industri penghasil semen tingkat dunia yang menghasilkan produksi semen dalam jumlah besar. Lokasi PT Semen Gresik sebagai lokasi pemasaran masih dalam satu provinsi yaitu di Tuban, Jawa Timur. Pada faktor tenaga kerja berkaitan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh industri untuk membayar para pekerja yang ada. Pada PT Petrojaya Boral Plasterboard pembagian gaji karyawan cukup beragam sesuai dengan tingkatannya, yaitu pada Maintenance Staff rata – rata per bulannya yaitu sebesar 1,5 Juta, di tingkat Product Manager rata – rata per bulannya sebesar 13,4 Juta dan pada tingkat Area Sales Representative rata – rata per bulannya yaitu sebesar 5,8 Juta. Jika dilihat dari pembagian pengeluaran gaji untuk karyawan, PT Petrojaya

Boral Plasterboard masih bisa mendapatkan surplus yang banyak, mengingat pemasaran gypsum tidak hanya di Indonesia melainkan sampai ke luar negeri (ekspor). Pada faktor aglomerasi berkaitan dengan pengelompokkan beberapa

perusahaan

dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah khusus industri. PT Petrojaya Boral Plasterboard terletak di Kawasan Industri Gresik (KIG) dimana kawasan industri ini merupakan salah satu bentuk dari aglomerasi yang peruntukan lahannya telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan industri. Manfaat yang diperoleh dari peletakan industri di KIG adalah tersedianya fasilitas industri sehingga industri-industri tersebut tidak perlu membangun sendiri fasilitas yang dibutuhkan. Selain itu, manfaat sebuah kawasan industri adalah berkumpulnya industri di berbagai bidang baik baik dalam pengadaan barang maupun penyediaan jasa sehingga antara satu industri dengan industri lain dapat saling bekerja sama dan terintegrasi dalam satu kawasan. KESIMPULAN Dalam pemilihan lokai industri, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dalam menentukan lokasi industrinya, PT Petrojaya

Boral

Plasterboard menggunakan konsep teori lokasi Weber dengan

mempertimbangkan beberapa faktor lokasi seperti faktor transportasi, tenaga kerja, dan aglomerasi. Hal ini terbukti dengan lokasi bahan mentah industri PT

Petrojaya

Boral

Plasterboard yang tidak jauh dari tempat industri, selain itu dari segi tenaga kerja pemberian upah gaji pegawai relatif berada pada kondisi yang ideal sesuai dengan tingkatan kerjanya. Pada segi aglomerasi, lokasi industri PT Petrojaya Boral Plasterboard berada di Kawasan Industri Gresik (KIG) yang telah ditetapka pemerintah sebagai aglomerasi industri di Gresik. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan pemasaran dapat diminimalisir sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Gresik dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik. Gaji di Petrojaya Boral Plasterboard PT. http://www.qerja.com/perusahaan/gaji/petrojayaboral-plasterboard-pt. Diaskes Pada Tanggal 2 Januari 2016. Pertumbuhan Ekonomi Gresik. http://gresikkab.go.id/profil/pertumbuhan_ekonomi. Diaskes Pada Tanggal 2 Januari 2016. Santoso, Eko Budi. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Institut Teknologi Sepuluh November.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF