Penelitian Musium Satria Mandala

April 29, 2019 | Author: wahyudi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tinjauan Musium dalam Tugas Arsitektur...

Description

1

Makalah Musium Satria Mandala

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

2

Makalah Musium Satria Mandala

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Karya Tulis ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Bapak Dr. Ir. Sudarmawan Juwono MT. selaku kepala sekolah.

2.

Teman-teman selaku pihak yang sukup membantu pembuatan karya tulis ini. Dalam penyusunan Karya Tulis ini tidak luput dari kekliruan dan kekurangan maka dari itu saya mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan dari Karya Tulis ini. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan umumnya pembaca yang budiman. Wassalamu’alaikum Wr,Wb

Jakarta, 03 Juni 2017

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

3

Makalah Musium Satria Mandala

DAFTAR ISI

a. Judul b. Kata Pengantar c. Daftar Isi

BAB 1. Pendahuluan

1.1. 1.2. 1.3.

Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB II. Penelitian

2.1. 2.2. 2.3.

Objek Yang Dikaji Pengumpulan Data Metodologi Observasi

BAB III Isi

3.1.

Museum Satria Mandala

BAB IV Penutup

4.1.

Saran dan Kritik

BAB V Daftar Pustaka

5.1.

Lampiran

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

4

Makalah Musium Satria Mandala

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Memasuki sebuah museum, bayangan pertama kita langsung melompat ke masa lalu. Masa-masa yang sebagian generasi tidak pokernah mengalaminya. Itulah fungsi dari sebuah museum, menyampaikan dan menginformasikan kepada generasi mendatang, bahwa peristiwa-peristiwa penting telah terjadi sebelum zamannya tiba. Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno yang dialihfungsikan. Perjuangan bangsa Indonesia dengan TNI sebagai intinya, berjuang secara bahu membahu dalam suasana kebersamaan. Dalam perjalanan sejarah dapat disarikan bahwa sejarah perjuangan nasional termasuk didalam sejarah TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan jiwa dan semangat serta memperkuat jati diri bangsa dalam mencapai tujuan nasional. Karena dengan belajar sejarah masyarakat bangsa diharapkan mampu bersikap serta bertindak arif dan bijaksana dalam menghadapi masa depan. Oleh karenanya minat prajurit dan masyarakat untuk memahami dan menempatkan kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa harus ditumbuhkembangkan. Museum-museum, monumen, dan perpustakaan di lingkungan Pusjarah TNI, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui diorama-diorama. Museum Satria mandala menggambarkan tentang sejarah kelahiran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Selanjutnya penyajian diorama tentang peristiwa pemberontakan G30S/PKI terhadap NKRI terdapat di Monumen Pancasila Sakti. Selain itu koleksi-koleksi sumber tertulis, seperti buku-buku dan majalah-majalah yang berkaitan dengan sejarah perjuangan TNI tersedia di Perpustakaan TNI. Melalui museum-museum, monumen, dan perpustakaan, masyarakat akan memahami perjuangan bangsa Indonesia khususnya sejarah perjuangan TNI dan sekaligus menumbuhkan motivasi untuk meneladani semangat juang para pahlawan bangsa. Sebagai seorang manusia yang memiliki rasa keingin tahuan yang besar mengenai sejarah perjuangan nasional dimana yang didalamnya terdapat sejarah TNI maka kami mengunjungi Museum Satria Mandala untuk bisa melihat dan mencari informasi mengenai sejarah perjuangan TNI dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu dengan mengunjungi Museum Satria Mandala kita bisa memmahasiswai sejarah yang terjadi pada masa lampau melalui koleksi-koleksi yang berada di Museum Satria Mandala, selain itu kita bisa terinspirasi dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan membuat kita bisa menghargai kemerdekaan ini dengan mengisinya dengan hal-hal positif untuk kemajuan Indonesia karena kemerdekaan yang di peroleh ini merupakan hasil perjuangan yang sangat berat dan memerlukan waktu ya ng lama.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

5

Makalah Musium Satria Mandala

B. Rumusan Masalah Berdasarkanlatar belakang masalah kami mengajukan rumusan masalah sebagai berikut i ni: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Satria Mandala? 2. Apa saja koleksi yang dimiliki Museum Satria Mandala? 3. Apa makna dari koleksi yang berada di Museum Satria Mandala?

C.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam kunjungannya ke Museum Satria Mandala adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Museum Satria Mandala. 2. Untuk mengetahui koleksi yang dimiliki Museum Satria Mandala. 3. Untuk mengetahui makna dari koleksi yang berada di Museum Satria Mandala.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

6

Makalah Musium Satria Mandala

BAB II PENELITIAN A.

Objek Yang dikaji

Museum pusat ABRI merupakan gedung yang besar dan megah. Gedung ini dahulu bernama Wisma Yaso, terletak di Jln. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan dibangun pada tahun 1960. Semula gedung ini merupakan tempat kediaman Nyonya Ratna Sari Dewi Sukarno, salah satu isteri Presiden Sukarno. Gagasan untuk mendirikan museum ABRI dicetuskan oleh Kepala Pusat Sejarah ABRI saat itu, Drs. Nugroho Notosusanto. Pembangunannya dimulai sejak 15 November 1971, dan baru selesai pada tahun 1979, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober 1972. Museum Satria Mandala berada di dalam lingkungan Pusjarah TNI dan menampilkan secara visual tahapan-tahapan perjuangan rakyat Indonesia. Tujuan didirikannya museum untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dari perjuangan bangsa Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak Proklamasi 1945 yang berisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek Hankam/ABRI. Satria Mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya lingkungan keramat para ksatria. Museum Satria Mandala memiliki berbagai koleksi, seperti naskah, miniatur,

diorama, foto dokumentasi, senjata dan peralatan ABRI. Di museum ini juga dipamerkan berbagai replika kapal perang serta alat-alat yang dipergunakan pada operasi TNI-AL, misalnya KRI Pattimura yang berjasa di dalam operasi Jaya Wijaya di perairan Irian Jaya, Operasi Cakra I & II, dan kapal KRI Macam Tutul. Kelompok pesawat terbang yang dipamerkan adalah dalam bentuk asli, antara lain AT-16 Harvard dari Amerika Serikat (AS), B-25 J. Mitchel yang pernah dipakai dalam penumpasan pemberontakan Andi Aziz di Ujung Pandang, RMS, DI/TII, PRRI/Permesta serta Trikora dan Dwikora; P-51 Mustang yang terkenal dengan sebutan Cocor Merah karena selongsong baling-balingnya berwarna merah; RI 001 Seulawah yang setelah selesai tugas militer dihibahkan kepada Garuda Indonesia Airways; Helikopter MI-4. Museum Satria Mandala memiliki beberapa ruangan yang dipergunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan, yaitu Ruang Panji, Ruang Jenderal Soedirman, Ruang Jenderal Oerip Soemoharjo.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

7

Makalah Musium Satria Mandala

B.

Pengumpulan Data

Data ini dikumpulkan dari wawancara bersama pemandu wisata di Museum Satriamandala.Bersama-sama menlihat satu persatu barang-barang antik tentang kemiliteran TNI.Memasuki halaman pertama pemandu menjelaskan tentang apa saja yang ada di ruangan tersebut.menjelaskan secara rinci,menjawab satu persatu pertanyaan dari saya. Pertanyaan pertama yaitu : Apakah semua barang di Museum Satriamandala ini asli?.Pemandu menjawab iya,semua barang yang ada di Museum Satriamandala ini asli 100%,terutama tadi yang ada di ruang pertama yaitu teks Proklamasi yang asli.Ada juga bekas tembakan pada waktu perang. Apa saja yang masih tetap(tidak berubah) barang-barang disini?.Tentu saja Tandu yang di pakai saat perang untuk mengangkat Bung Tomo.Baju Jend. Ahmad Yani banyak juga senjata-senjata yang dahulu digunakan untuk perang dan ruanganya di bawah sekaligus jalan keluar.

C.

MetodeObservasi

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif.Data diperoleh dari observasi lapangan,dan dokumentasi.Observasi lapangan dilakukan di Museum Satria Mandala pada 14 Oktober 2014 untuk mengetahui berbagai benda sejarah yang terdapat di dalamnya berupa Panji  – panji,Ruang Jendral Soedirman,serta diorama tentang peristiwa sejarah yang dapat merekonstruksi kembali semangat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta meningkatkan rasa nasionalisme dikalangan mahasiswa.Sedangkan Dokumentasi menggunakan kajian literatur yang digunakan sebagai acuan sekaligus sebagai pisau analisis dari data yang diperoleh di Lapangan. Data yang di peroleh dari lapangan diolah sehingga diperoleh keterangan-keterangan yang berguna,selanjutnya dianalisis.Analisis data menggunakan model diskriptif kualitatif yaitu upaya yang berlanjut,berulang dan terus menerus untuk menjelaskan gambaran media pembelajaran sejarah berupa Museum Satria Mandala yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dikalangan mahasiswa.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

8

Makalah Musium Satria Mandala

BAB III ISI A.

MUSEUM SATRIA MANDALA

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, itulah kalimat yang sepertinya sangat cocok sebagai lencana untuk di sematkan di depan museum-museum Indonesia, salah satunya adalah museum Satria Mandala, yaitu museum yang menyimpan berbagai saksi bisu deretan sejarah Nusantara Indonesia, serta menggambarkan kiprah sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)dalam waktu yang cukup panjang dengan pengorbanan jiwa dan raga maupun harta benda yang tak ternilai harganya. Cerita dan gambaran Perjuangan bangsa Indonesia dengan kiprah Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai intinya, berjuang secara bahu membahu dalam peta perjalanan bangsa Indonesia. Di dalam sejarah, TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan semangat juang dan semangat memperkuat jati diri bangsa serta semangat mempertahankan sendi-sendi serta urat nadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. sebagai garda terdepan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, TNI mempunyai sejarah dan latar belakang yang panjang, yang semua itu bisa dituturkan dan digambarkan melalui Museum-museum, monumen, dan bait-bait tulisan sejarah yang hanya segelintir dibandingkan keadaan yang sebenarnya pada waktu masa lalu. Museum-museum, monumen, dan perpustakaan, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui diorama-diorama, peninggalan sejarah dan ribuan saksi bisunya yang menggambarkan tentang kejayaan Nusantara dan cita-cita mempersatukan bangsa tersaji di Museum Keprajuritan Indonesia ini. Museum Satria Mandala terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto no.14, Jakarta Selatan. Gedung museum ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso yaitu tempat kediaman Ratna Sari Dewi Soekarno dan tempat Bung Karno disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Di museum ini tersimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun 1945 sampai sekarang, seperti aneka senjata berat maupun ringan, peluru dari berbagai jenis ukuran, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI, kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat terbang yang masih tampak kewibawaannya pada masa lalu. Satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto serta tandu yang dipergunakan Panglima Besar Jenderal Sudriman saat bergerilya melawan penjajah yang konon tandu ini diperkirakan telah menempuh jarak lebih dari 1.000 km. Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan peranan TNI dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu diantaranya adalah diorama yang menggambarkan tentang Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Masih dalam kompleks Museum Satriamandala terdapat Gedung Waspada Purbawisesa menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat menumpas gerombolan separatis pada tahun 60-an. Selain diorama, dipamerkan pula dokumen, peta operasi, dan bendabenda relik lainnya.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

9

Makalah Musium Satria Mandala Kita mengumpulkan data dari mulai kita masuk ke dalam ruangan tersebut bertemu dengan pemandunya yang bekerja di Museum Satria Mandala tersebut.mulai dari awal di jelaskan dari :

1.

Pintu Masuk Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih diujung atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman depan Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan yang rindang. Koleksi pertama yang kita jumpai ketika memasuki pintu pertama adalah konsep teks proklamasi yang ditulis tangan dan di tanda tangani oleh Bung Karno dan Muhammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Selain itu juga terdapat panjipanji kebesaran TNI dari Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angakatan Darat, dan Kepolisian Republik Indonesia.

Gambar 1.1 Halaman Depan Gedung Musium Satria Mandala 2.

Ruang Diorama Kemudian memasuki lorong yang berisi diorama menggambarkan peristiwa dan perjuangan TNI, berjumlah 74 diorama. Ada banyak diorama yang menceritakan peristiwaperistiwa seputar perjuangan rakyat Indonesia dalam masa perang kemerdekaan. Menggambarkan tentang sejarah kelahiran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Diorama yang menggambarkan peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945.

Gambar 1.2 R. Diorama

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

10

Makalah Musium Satria

Gambar 1.3 Berbagai Miniatur Perang dan Perjuangan Rakyat Peristiwa ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB dan bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ir. Soekarno didampingi dengan Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Lanjut ke ruangan diorama II yang isinya kurang lebih sama dengan ruangan diorama. Di ruangan ini, terdapat diorama yang menggambarkan perebutan Pangkalan Udara Bugis Malang. Perisitwa ini terjadi pada tanggal 18 September 1945. Jadi sejarahnya pangkalan udara Bugis diserbu dan berhasil diduduki oleh rakyat.

3.

Ruangan Jendral Soedirman Mengenai sejarah singkat kehidupan Panglima Besar Soedirman, beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1946 di dukuh Rembang, Purbalingga. Sejak bayi diambil sebagai anak oleh Tjokrosunaryo, seorang pensiuanan Wedana. Dalam usia 7 tahun Soedirman memasuki HIS ( Hollands Inlandsche School = SD ) Negeri Cilacap. Menurut beberapa sumber, setelah lulus dari HIS, Sudirman kemudian masuk ke Taman Dewasa (SLTP di Taman Siswa).

Gambar 1.4 Ruangan Panglima Besar Jendral Soedirman

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

11

Makalah Musium Satria Tahun 1932 Ia masuk MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs = SMP) Wiworo Tomo. Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1944 Ia mengikuti latihan PETA (Pembela Tanah Air) angkatan kedua di Bogor. Sesudah itu ia diangkat menjadi Daidanco (Komandan Batalyon) yang berkedudukan di Kroya, Banyumas. Ia tetap berada di Kroya waktu kemerdekaan Indonesia diproklamerkan. Sebagai ketua BKR (Badan Keamanan Rakyat) Karesidenan Banyumas dimulailah usahanya merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Dengan dibentuknya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) maka secara otomatis BKR Banyumas meleburkan diri ke dalamnya. Soedirman diangkat menjadi Komandan Divisi V (daerah Banyumas) .

Gambar 1.5 Berbagai Perlengkapan Panglima Besar Jendral Soedirman

Serangan umum yang dilancarkan Soedirman pada tanggal 12 Desember 1945, membuahkan kemenangan di dalam pertempuran Ambarawa melawan pasukan serikat. Atas kemenangan tersebut Pemerintah melantik Soedriman sebagai Panglima Besar pada tanggal 18 Desember 1945 dengan pangkat Jenderal. Ketika B elanda melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948 dalam keadaaan sakit Jenderal Soedirman masih tetap berjuang bersama anak buahnya dengan ditandu. Selama itu pula Belanda tak bisa menangkap Jenderal Soedirman dengan semboyan perjuangannya,” Sanggup mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamerkan pada tanggal 17 Agustus 1945,” selain itu juga ada sebuah kursi tandu koleksi Museum Satria Mandala, yang digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 4.

Ruangan Jendral Urip Sumoharjo. Adalah tokoh yang berjasa dalam membangun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Perannya dalam membentuk angkatan perang yang kuat dan modern untuk melindungi bangsa Indonesia cukup sentral. Karena itu bersama jendral Soederman, Jendral Urip Sumoharjo sebagai Bapak Angkatan Perang Republik Indonesia.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

12

Makalah Musium Satria

8.

Ruang Tanda Jasa Pada ruang tanda jasa ini berisi mengenai mendali-mendali penghargaan yang di berikan kepada orang yang berjasa membela negara Indonesia. Selain itu juga berisi mengenai berbagai jenis bintang, lencana lengkap dengan pakaian yang pernah di gunakan pada zaman dahulu yang dipergunakan oleh TNI.

Gambar 1.6 Meja yang berisi macam-macam pangkat dalam TNI

9.

Ruangan Senjata Di ruangan ini terdapat senjata-senjata dari era 1945-1949 dan senjata-senjata era 1950sekarang. Ada senapan mesin, pelontar granat, meriam lapangan, dan persenjataan berat dan ringan lainnya. Ada sederet senapan AK-47 dan senapan M-16 di dalam lemari kaca. AK-47 adalah senapan serbu yang diproduksi oleh Negara Rusia dan sangat populer di dunia karena mudah dioperasikan di berbagai medan tempur. Sementara senapan M-16 adalah senapan produksi Amerika Serikat yang walaupun lebih ringan dari AK-47, namun lebih rumit digunakan. Kedua jenis senapan ini digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam berbagai pertempuran. Di ruang senjata ada juga miniatur tank. Miniatur Tank Scorpion atau FV101 Scorpion yang merupakan tank buatan Inggris. Tank jenis ini merupakan kendaraan militer yang cepat, tangkas dan dapat dibawa dengan pesawat udara. Terbuat dari bahan utama aluminium dan dipersenjatai dengan senjata meriam 76mm. Model awal menggunakan mesin (bensin) Jaguar 4.2 liter dan dapat berjalan dengan kecepatan 76 km/jam. Jenis terakhir menggunakan mesin diesel. Ada banyak jenis pesawat yang dapat dilihat di Taman. Salah satunya adalah pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat yang dijuluki Si Kuda Liar atau Si Cocor Merah. Pesawat ini merupakan pesawat yang banyak dipakai pada masa Perang Dunia II. Di lingkungan TNI-AU, si Cocor Merah telah melahirkan sejumlah penerbang hebat seperti Marsekal TNI Ramli dan Marsda TNI Leo Wattimena. Banyak jasa yang telah diberikan oleh Si Cocor Merah, berupa dukungan pasukan darat, laut dalam berbagai operasi.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

13

Makalah Musium Satria Beberapa operasi udara yang pernah dilakukan oleh pesawat P-51 Mustang ini adalah Operasi Tegas di Sumatera tahun 1955 dalam penumpasan separatis PRRI/Permesta. Kemudian ada Operasi Sambar Kilat di Kalimantan Barat 1966 dalam menumpas G-30/PKI yang menamakan dirinya PGRS/Paraku. Ada pula Operasi Trikora di Irian Barat dalam rangka membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Dalam Operasi Trikora ini disiapkan tujuh pesawat P-51 Mustang sebagai unsur serang pertahanan udara. Pada awal tahun 1970-an pesawat P-51 Mustang ini dinyatakan grounded, dikarenakan usianya yang sudah tua, dan sukucadangnya yang langka. Pesawat ini pernah menunjukkan kebolehannya dalam demonstrasi terbang lintas, bersama-sama pesawat masa itu pada peringatan Hari ABRI tahun 1985 di Kemayoran, Jakarta. Sekitar 20 tahun masa pengabdianya di AURI, pesawat ini telah banyak mewarnai sejarah dan perjuangan TNI AU dalam melaksanakan tugasnya sebagai pertahanan udara di wilayah NKRI. Selain si Cocor Merah, ada juga pesawat anti kapal selam atau  juga dapat disebut Fairy Gannet. Pesawat ini sangat khas, pertama karena sosoknya yang terlihat tambun dan kedua, Gannet punya dua bilah baling-baling yang sejajar di bagian hidung. Dua bilah baling-baling ini berputar saling berlawanan arah. Masuknya pesawat AKS jenis Ganet ke jajaran TNI-AL diawali dengan .kontrak pembelian pesawat Gannet tipe AS-4 dan T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey Aviation Ltd (Inggris) pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta. Sebagai pesawat AKS, Gannet dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan kapal induk, untuk itu sayap Gannet dapat dilipat dan untuk pendaratan dilengkapi pengait. Gannet yang dirancang pasca perang dunia kedua (1955) dioperasikan oleh empat negara, yakni Inggris, Indonesia, Australia dan Jerman. TNI-AL sendiri menempatkan satuan Gannet dalam skadron 100 AKS sebagai bagian dari kampanye operasi Trikora. Untuk ’mengganyang’ kapal selam musuh, Gannet dibekali kemampuan membawa dua unit torpedo yang ditempatkan dalam bomb bay.Serta tak ketinggalan peluncur roket dibawah kedua sayap. Namun disebabkan insiden jatuhnya beberapa Gannet, pesawat ini tak dioperasikan dalam waktu lama karena sistem avionik yang kurang baik. Alhasil nasib Gannet keburu di grounded di semua negara. Jejak rekam sejarah pesawat tambun dengan tiga awak ini bisa dijumpai sebagai monumen di museum Satria Mandala, Jakarta dan L anunal Juanda, Surabaya.

Gambar 1.7 Ruangan Senjata

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

14

Makalah Musium Satria

BAB IV PENUTUP A.

Kesimpulan

Museum dalam masyarakat masa kini adalah fenomena yang kompleks, yaitu museum sebagai medium yang multifungsional. Museum masa kini identik dengan sebuah perusahaan yang dilengkapi sarana dan prasarana. Ruangan koleksi dalam museum perlu dikelola seteliti mungkin dengan perlengkapan teknologi mutakhir di bidang preservasi. Museum masa kini dilengkapi laboratorium konservasi dengan metode penyajian yang masa kini pula. Museum masa kini harus memperhatikan berbagai metode komunikasi dan pengumpulan data serta penyaluran informasi yang maksimal. Di sini orang di museum harus bicara tentang multifungsi museum dengan metode visualisasi dan interpretasi yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Seperti yang dikatakan oleh ahli museum Amerika Serikat, Paereker, yang menyatakan tugas utama museum untuk menafsirkan manusia, alam, dan hasil karyanya. Hal ini berarti museum berperan dalam membentuk cermin positif kebudayaan dan peradaban manusia. Kegiatan dalam museum masa kini memerlukan kegiatan riset yang merupakan suatu mata rantai yang tidak putus sebagai upaya untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada masyarakat. Museum masa kini tidak ada lagi yang merasa dirinya dapat berdiri sendri, tetapi semua museum di seluruh dunia sudah masuk suatu sistem jaringan hubungan kerja sebagai bidang kegiatan edukasi cultural.

B.

Saran & Kritik

Laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, karena terbatasnya kemampuan penyusun. Oleh karena itu, diharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran, bimbingan, serta kritik untuk perbaikan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Kritik akan sangat bermanfaat guna memperbaiki penulisan sebuah laporan agar lebih sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik maupun secara non akademik.

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

15

Makalah Musium Satria

BAB V DAFTAR PUSTAKA Efendi.2014. Jelajah Wisata.[Blog Spot].(http://jelajahwisata.blogspot.com/2014/04/museum-satriamandala.html/di akses pada tanggal 19 November 2014). Elank,diawan.2010.tugas penelitian museum.[blog].(http://elankdiawan.blogspot.com/2010/05/laporan-hasil-observasi-museumsasana.html/diakses pada tanggal 19 November 2014). Fajrin,Muhammad Rifai,dkk.2011 pemanfaatan museum satria mandala.[website].(http://www.sarisejarah.com/2011/04/pemanfaatan-museum-satriamandala.html diakses pada tanggal 19 November 2014). Harianto,Didin.2013.Museum Satria Mandala.[Blogger].(http://dharianto97.blogspot.com/2013/11/museum-satria-mandala-disusunguna.htmldiakses pada tanggal 19 November 2014).

Wahyud Solikin Universitas Bung Karno

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF