Peneliatan Masker Daun Kelor

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Peneliatan Masker Daun Kelor...

Description

 

 

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR (MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)  PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN

LITERATURE LITERATU RE REVI EW

MUNSHIN I’IS

ELFINE

16.321.0027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ”INSAN CENDEKIA MEDIKA” 

JOMBANG 2020

 

 

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR

(MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)  PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN

LITERATURE LITERATU RE REVI EW

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Keperawatan Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

MUNSHIN I’IS ELFINE 

16.321.0027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ”INSAN CENDEKIA MEDIKA” 

JOMBANG 2020

 

 

i

 

 

ii

 

 

iii

 

 

iv

 

 

RIWAYAT HIDUP 

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur pada tanggal 23 April 1997 putri dari Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik, penulis merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Pada

tahun

2010

penulis

lulus

dari

MI

Muhammadiyah

01

KEDUNGADEM, setelah itu pada tahun 2013 penulis lulus dari SMP NEGERI 1 KEDUNGADEM, lalu pada tahun 2016 penulis lulus dari SMA NEGERI 01 KEDUNGADEM, dan di tahun setelah kelulusan tepatnya pada tahun 2016 penulis memutuskan untuk melanjutkan kuliah di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima program studi yang tersedia di STIKES tersebut. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jombang, 10 Agustus 2020

Munshin I’is Elfine 

16.321.0027

v

 

 

MOTTO HIDUP

“JANGAN HIRAUKAN ORANG YANG MEMBUATMU TERLUKA SAAT INI KARENA ITU ADALAH PEMBELAJARAN PALING BERHARGA UNTUKMU MERAIH KESUKSESAN DIMASA YANG AKAN DATANG DAN JANGAN BOSAN UNTUK BERBUAT BAIK”  BAIK” 

vi

 

 

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim, tak lupa yang utama dari segalanya rasa Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingg s ehinggaa memberikan memberikan kemudahan, kemudahan, kelancaran, kelancaran, kesabaran kesabaran dan ridho sehingga karya sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya persembahkan karya sederhana ini kepada : 1.  Kedua orangtuaku yaitu “Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik” orang yang  paling berharga berharga dan yang yang paling saya saya cintai. Terima kasih atas atas rasa cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang telah diberikan sejak saya lahir hingga saat ini. Memberikan warisan yang paling berharga yaitu ilmu  pendidikan  pend idikan untuk untuk bekal bekal saya di dunia dunia maupun di akhirat. akhirat. Terima kasih atas atas doa dan dukungan yang tidak hentinya diberikan untuk saya, sehingga saya selalu dipermudah dalam menjalankan segala urusan. Mohon maaf hanya sebuah karya sederhana ini yang bisa saya persembahkan untuk kalian kedua orangtua saya, semoga dari kata persembahan ini membuat Bapak dan Ibu senantiasa  banggaa dan bahagia  bangg bahagia karena sudah menjadikan menjadikan anak seperti seperti saya sampai ke titik ini. 2.  Semua saudara kandung saya “Kakak Ika Nur Laila dan Adik saya Rofi‟ Udd in Abdillah Pamungkas”, yang sudah memberikan saya semangat dan dukungan.  dukungan.   3.  My best couple yang selalu ada inshaAllah Til Jannah “Sertu Agung Arianto”, terima kasih atas segala waktu dan motivasi yang telah diberikan disaat rasa lelah dan letih menghampiri saya. Terima kasih selama ini sudah bersedia menemani saya hingga benar-benar dinyatakan lulus. 4.  Seluruh teman saya S1 Keperawatan yang sudah memberikan semangat yang

vii

 

 

luar biasa terhadap saya, semoga kita semua bisa sukses di kemudian hari. 5.  Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah membimbing dan mengarahkan saya, terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan sebuah karya sederhana ini.

viii

 

 

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera)  Oleifera)  terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) (Acne)   pada Remaja (LITERATURE REVIEW)” REVIEW)”  walaupun  banyak kendala di era pandemic Covid-19 akhirnya karya ini telah selesai dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi S1 Keperawatan di STIKes ICMe Jombang. Penyusunan skripsi ini, penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Maka, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak H. Imam Fatoni, S.KM.,MM., selaku ketua STIKES ICME Jombang sekaligus selaku Dewan Penguji. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku ketua Kaprodi S1 Keperawatan. Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing utama. Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., S.Ke p.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing kedua. Kedua orang orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis, dan teman-teman yang ikut serta memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para  pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi  penulis dan bagi bagi pembaca, Amin. Jombang, Jomba ng, 10 Agustus Agustus 2020

Penulis

ix

 

 

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR (MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)  PADA REMAJA

LITERATURE LITERATU RE REVI EW MUNSHIN I’IS ELFINE 

Pendahuluan :  : Jerawat merupakan inflamasi pada kulit sering dijumpai pada usia remaja. Penggunaan masker daun kelor adalah sebagai salah satu inovasi terbaru untuk mengurangi peradangan akibat jerawat. Ekstrak daun kelor dapat menghambat perkembangan bakteri  Propionibacterium acnes (P acnes). Tujuan dalam penelitian ini untuk mengurangi inflamasi pada remaja yang mengalami  jerawat, setelah pemakaian masker daun kelor. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan HS yang terkait pada literature empiris  empiris  yang diterbitkan lima tahun terakhir dengan menggunakan desain   Literature review  review  yang bersumber dari  pencarian elektronik komprehensif, pencarian dilakukan di  Directory of Open  Access Journals (2015-2020), Taylor & Francis (2015-2020), Google Scholar (2015-2020), dan mengambil artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Metode review dengan menggunakan istilah dan

ungkapan kata kunci terkait dengan ekstrak masker daun kelor dan jerawat pada remaja. Abstrak atau teks lengkap ditinjau sebelum dimasukkan sesuai dengan kriteria inklusi dan penelitian kualitas dengan menggunakan pedoman strobe. Hasil Penelitian dalam pencarian 10 jurnal, menunjukkan bahwa keadaan wajah sesudah penggunaan ekstrak masker daun kelor jerawat mengering, tidak ada komedo dan wajah menjadi lebih cerah. Kesimpulan Dari penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor   terhadap pemulihan jerawat pada remaja. Daun kelor sebagai kontrol positif memberikan hasil yang baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis yang ditandai dengan berkurangnya tanda inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul, dan perubahan kadar sebum. Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik lagi, karena dalam penelitian ini masih ada banyak keterbatasannya. Kata kunci : Masker, Daun kelor, Jerawat  

x

 

 

 AB  A B STR ST R AC T THE EF FE CT OF GI VI NG MAS MASK KM MO ORI NGA OLEI FE RA ON THE AC ACNE NE RE CO COVERY VERY I N  TEENAGERS LITERATURE LITERATU RE REVI EW MUNSHIN I’IS ELFINE 

I nt ntrr oduct uctii on :  Acne is an inflammation of the skin it is often met to teenagers age. The use of moringa leaf mask is one of the newest innovations to reduce inflammation which is pause by acne. The extract of moringa leaf extract can inhibit the bactery of propionibacterium acnes (P acnes). The purpose of this research is to reduce inflammation to teenagers who experience from acne after wearing moringa leaf mask extract. R ese search arch pur purpo pose sess : this research  used the results of study related to empirical literature which was published in the last five  years using the literature review from searching of comprehensive electronic  searches conducted on  Directory Directory of Open Access Acc ess Journals (2015-2020), Taylor &  Francis (2015-2020), Google Scholar (2015-2020), and retrieve articles  published in English and languages Indonesian. Review methods using terms t erms and keyword related to moringa oleifera and acne in teenagers. Abstracts or full texts are reviewed before being entered according to inclusion criteria and quality research using strobe guidelines. R esult sultss :  Research in a search of 10 journals,  showed that the state of the face after using of the extract of the mask of Moringa leaf acne dries, there are no blackheads and the face becomes brighter. Conclusions : it was said by previous research that there was influede in giving moringa leaves extract mask on the acne to teenagers. Moringa leaves is positive control which giving good result to acne. It has proofed well clinical signing with the look of inflammation, number of papules, pustules, nodules, and changes in  sebum levels. T he sugge sugg est stii on :  It is hoped that the next researcher will wil l be able to do more research, because the research team still has many limitations. K ey Wo Worr ds :  Mask, Moringa Oleifera, Acne

xi

 

 

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR..................................................... ............................................................................ .............................................. ....................... SAMPUL DALAM .......................................... ................................................................ ............................................ ............................... ......... PERNYATAAN KEASLIAN............................................. ................................................................... .................................. ............ i PERNYATAAN BEBAS PLAGI PLAGIASI ASI .......................................... ................................................................ ...................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................ .............................................................. ...................................... ................ iii HALAMAN PENGESAHAN.................................. ........................................................ ............................................ ........................ iv RIWAYAT HIDUP.......................................... ................................................................ ............................................ .............................. ........ v MOTTO HIDUP ............................................................. ................................................................................... .................................... .............. vi LEMBAR PENGESAHAN ............................................ .................................................................. .................................... .............. vii KATA PENGANTAR ............................................ ................................................................... ............................................. ...................... ix ABSTRAK ........................................... ................................................................. ............................................ .......................................... .................... x DAFTAR ISI ........................................................ .............................................................................. ............................................. ......................... .. xii DAFTAR TABEL ............................................ .................................................................. ............................................ ............................ ...... xv DAFTAR GAMBAR ........................................... ................................................................. ............................................ .........................xvi ...xvi DAFTAR SINGKATAN ............................................ .................................................................. ...................................... ................ xvii DAFTAR LAMBANG ............................................ .................................................................. ........................................ .................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................ .................................................................. .......................................... .................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................... .......................................................................... ............................... ......... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................... ................................................................................. ............................... ......... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................... ................................................................................ ........................... ..... 3 1.3 Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ...................................... ................ 3 1.4 Manfaat ........................................... .................................................................. ............................................. .................................. ............ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................... .................................................................. ............................... ........ 5

2.1 Remaja....................... Remaja.............................................. .............................................. ............................................. .................................. ............ 5 2.1.1  Definisi Remaja ............................................ .................................................................. .................................... .............. 5 2.1.2  Masa Remaja ............................................ .................................................................. ........................................ .................. 5 2.1.3  Klasifikasi Remaja .................... ........................................... .............................................. ................................ ......... 6 2.1.4  Karakteristik Masa Remaja ............................................ .............................................................. .................. 8 2.1.5  Perubahan Fisik pada Awal (Puber) .......................................... ................................................. ....... 10 xii

 

 

2.1.6  Akibat Perubahan Awal (Puber) ............................................ ...................................................... .......... 14 2.1.7  Bahaya pada Masa Remaja Awal ........................................... ..................................................... .......... 15 2.2  Jerawat (Acne) (Acne)  ............................................ ................................................................... ............................................ ..................... 16 2.2.1  Definisi Jerawat ............................................ .................................................................. .................................... .............. 16 2.2.2  Jenis-jenis Jerawat ............................................ ................................................................... ................................ ......... 17 2.2.3  Faktor-faktor Timbulnya Jerawat (Acne) (Acne)  ......................................... ......................................... 18 2.2.4  Pengobatan ............................................ .................................................................. ........................................... ..................... 21 2.2.5  Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne) (Acne)  ............ 22 2.3  Kelor (Moringa Oleifera)  Oleifera) ............................................ ................................................................... ......................... .. 23 2.3.1  Daun Kelor (Folium) (Folium)  ........................................... .................................................................. ............................. ...... 23 2.3.2  Definisi Umum ......................................... ............................................................... ........................................ .................. 24 2.3.3  Klasifikasi Kelor ....................... .............................................. ............................................. ................................ .......... 25 2.3.4  Kandungan Daun Kalor ........................................... .................................................................. ......................... .. 25 2.3.5  Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat .......................... .......................... 26 2.3.6  Manfaat Kelor Bagi Kehidupan Kehidupan ....................... ............................................. ................................ .......... 27 2.3.7  Kelor Untuk Kecantikan.............................................. Kecantikan................................................................... ..................... 28 2.3.8  Efek samping Mengkonsumsi Mengkonsumsi Daun Kelor ...................................... ...................................... 28 2.3.9  Cara pembuatan Masker daun kelor dan Cara Penggunaan ............. 29 2.4  Pengaruh Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera)  Oleifera)  terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) (Acne)  pada Remaja .......................... ................................................ ........................ 29

BAB 3 METODE ........................................... ................................................................. ............................................ ................................ ..........31

3.1  Strategi Pencarian Litarure .......................................... ................................................................. ........................... .... 31 3.1.1  Framework yang digunakan ........................................ .............................................................. ........................ 31 3.1.2  Kata Kunci......................................... Kunci............................................................... ............................................ ........................... ..... 31 3.1.3  Database atau Search engine.................... engine .......................................... .......................................... .................... 31 3.2  Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................... .................................................................. ....................... 32 3.3  Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas..................... Kualitas ........................................... .................................. ............ 32 3.3.1  Hasil Pencarian dan Seleksi Studi .......................................... ...................................................... ............ 32 3.3.2  Daftar Artikel Hasil Pencarian ....................................... ........................................................... .................... 35

BAB 4 HASIL ........................................................ ............................................................................... .............................................. ......................... 49

xiii

 

 

4.1  Hasil ............................................ .................................................................. ............................................ ...................................... ................ 49

BAB 5 PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ........................................... .....................58

5.1  Pembahasan...................... Pembahasan............................................ ............................................ ............................................ .......................... .... 58

BAB 6 KESIMPULAN KESIMPULAN .......................................... ................................................................ ............................................ ........................ ..60

6.1  Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ........................... ..... 60 6.2  Conflict of Interest  ............................................ .................................................................. ...................................... ................ 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................ ................................................................... ............................................. ........................ ..61

xiv

 

 

DAFTAR TABEL 

Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor .................. .................. 26 Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS ........................... ........................... 32 Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian ............................................ .............................................................. .................. 36 Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian .......................................... ............................................ .. 49 Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap  pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun ................................... ................................... 49 Tabel 4.3 Primary 4.3 Primary resources of study  study ..................... ............................................ ............................................ ..................... 55 Tabel 4.4 Delphi 4.4 Delphi method procedure to find mos mos suitable framework of the study  study ........................................... ................................................................. ............................................ ............................. ....... 55 Tabel 4.5 The content of physical activity  activity  ......................................... ........................................................... .................. 56 56  

xv

 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon kelor ............................................ .................................................................. ........................................... .....................24 Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal ........................................... ................................................................ .....................34 

xvi

 

 

DAFTAR SINGKATAN

WHO

: World Health Organization

KEMENKES RI

: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

BKKBN

: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

INH

: Isonikotinilhidrazida

Cm

: Sentimeter

Mg

: Miligram

LDL

: Low-density Lipoprotein

STIKes

: Sekolah Tinggi Kesehatan

ICMe

: Insan Cendekia Medika Jombang

VI

: Variabel Independen

VD

: Variabel Dependen

xvii

 

 

DAFTAR LAMBANG

1.  ( ) = Dalam kurung 2.  %

= Persen

3.  “ 

= Tanda Petik

4.   N

= Jumlah responden

5.  n

= Jumlah kategori tahun publikasi

6.   N

= Jumlah jurnal

7.  n

= Jumlah Excluded

xviii

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penilaian Penilai an Krisis Untuk Quasy Experimental Design ......................... .........................64 Lampiran 2 Prisma Checkist .......................................... ................................................................ ....................................... .................65 Lampiran 3 Hasil Uji Turnitin ............................................ ................................................................... ................................... ............68 Lampiran 4 Format Bimbingan Skripsi ........................................... ................................................................ .....................69 Lampiran 5 Surat Orisinilitas ................................................. ....................................................................... ................................ ..........73 Lampiran 6 Jadwal Kegiatan ........................................... ................................................................. ....................................... .................74

xix

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jerawat (Acne) adalah sejenis masalah kesehatan kulit akan sering dijumpai seseorang terutama remaja. Jerawat bisa mengganggu penampilan seseorang serta bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan akibat nyeri yang ditimbulkan. Perawatan yang sederhana untuk menghentikan jerawat yang muncul adalah dengan rutin mencuci wajah menggunakan sabun. Namun hal itu tidak akan cukup, kita bisa memilih berbagai jenis perawatan wajah mulai dari dokter atau klinik kecantikan yang berbahan kimia dengan harga mahal ataupun perawatan berbahan alami. Jika ada perawatan wajah yang murah, aman, dan alami mengapa harus memilih yang mahal. Salah satu perawatan yang sangat efisien tersebut adalah dengan penggunaan masker organik yang terbuat dari bahan alami yaitu daun kelor, jika digunakan secara instensif dapat untuk mengurangi jerawat di wajah. Masker organik dari bahan ekstrak daun kelor memiliki banyak kandungan yang sangat sehat untuk wajah. Masker organik dapat mengatasi masalah pada kulit wajah terutama jerawat yang tentunya tidak kalah dengan perawatan dokter kecantikan (Odetta, 2019). Berdasarkan kasus yang diungkapkan Putri (2018) menyebutkan  bahwa dari pembahasan mengenai jerawat (acne) adalah 70-100% terjadi  pada usia dewasa awal, yakni pada perempuan terjadi di usia 14-17 tahun, dan 16-19 tahun pada laki-laki. Jerawat (acne) (acne)   paling tinggi akan muncul  pada usia 17 tahun, pada perempuan 85% dan pada laki-laki berkisar 95%.

 

2

Hasil pengamatan pada Asia Tenggara ada 40-80% kasus jerawat (acne) (acne),, sedangkan di Indonesia sendiri kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia telah mencatat ada 60% penderita jerawat (acne) (acne) pada  pada tahun 2006 dan pada tahun 2007. Menurut data statistik kesehatan dunia di tahun 2016, tingkat kehilangan akan hidup sehat dan berkualitas karena faktor jerawat (acne) mengalami (acne)  mengalami peningkatan. Di Indonesia sedikitnya 37% perempuan dan 36,5% laki-laki mengalami jerawat (acne) (acne)   pada wajahnya. Biasanya jerawat (acne) timbul (acne)  timbul diusia pubertas, laki-laki yang menginjak masa pubertas diumur 15-19 tahun dan perempuan ketika mereka berumur 20-24 tahun (Putri, 2018). Di daerah Jawa Timur sendiri terdapat 38% perempuan dan 36,5% laki-laki mengalami jerawat (acne) (acne).. Dan kebanyakan dialami oleh remaja yang sedang pubertas (Afrilyanti, 2015). Menurut Dicky et al , (2016) ada banyak atau multifaktoral penyebab dari jerawat (acne) (acne),, diantaranya adalah faktor genetik, bangsa atau disebut dengan suku, faktor asupan yang dikonsumsi, sebab dari cuaca yang ekstrim,  jenis pigmentasi kulit itu sendiri, kebersihan wajah, pemakaian berbagai kosmetik, dan terakhir adalah stress. Penelitian yang dilakukan Putri (2018) menunjukkan bahwa selain faktor yang dipaparkan, faktor matangnya seluruh organ seksual yang dibarengi dengan perubahan berbagai jenis hormon pada remaja juga akan menimbulkan masalah kulit terutama masalah munculnya  jerawat pada wajah. Saat jerawat (acne) (acne)   timbul di wajah penderita sering mengeluh ruam pada kulit wajah seperti komedo, pustule, papul, nodus, dan ada juga yang disertai rasa gatal.

 

3

Pemulihan jerawat (acne) (acne) selain  selain menggunakan perawatan yang ada di klinik kecantikan, dapat juga menggunakan bahan alami seperti masker dari daun kelor. kelor. Penulis memilih menggunakan menggunakan masker bu bubuk buk dari daun kelor dikarenakan karakter serbuk yang memiliki massa air yang rendah daripada masker yang lain, hal itu membuat menjadi tahan lama. Selain karena alasan tersebut, masker daun kelor juga sangat mudah dan aman jika dibuat sendiri. Pendapat tersebut sesuai dari laporan hasil penelitian Krisnadi (2015) yang menyatakan bahwa karena daun kelor juga memiliki kandungan 36 antiiflamasi. Bubuk dari daun kelor memiliki banyak kandungan sitokinin, dimana di dalam  sitokinin terdapat salah satunya  zeatin yaitu senyawa memiliki anti-oksidan tinggi yang sifatnya anti-aging anti-aging dan anti-inflamasi. Dapat membantu menggantikan sel tubuh sehingga mencegah penuaan dan timbulnya jerawat. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih  jauh lagi tentang pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera)  terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada  pada remaja. 1.2 Rumusan Masalah 

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera)  terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada  pada remaja usia 13-19? 1.3 Tujuan

Mengkritisi jurnal dengan melakukan literature review dengan judul  pengaruh pemberian esktrak masker daun kelor (moringa oleifera)  oleifera)  terhadap  pemulihan jerawat (acne) (acne) pada  pada remaja usia 13-19 tahun.

 

4

1.4 Manfaat

1.4.1  Teoritis Menambah informasi dan referensi ilmiah berkaitan dengan  perawatan dermatologi pada remaja karena adanya perubahan hormon, serta menambah pengetahuan keperawatan tentang zat yang terkandung dalam ekstrak daun kelor (moringa (moringa oleifera) oleifera) dan pengaruh masker ekstrak daun kelor (moringa (moringa oleifera) oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne)   pada remaja. 1.4.2  Praktis Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa ( moringa oleifera) oleifera) terhadap  pemulihan jerawat (acne) (acne)   pada remaja dapat digunakan sebagai alternatif  perawatan wajah yang efektif dalam mengatasi masalah kulit wajah terutama jerawat (acne) (acne)..

 

 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1  Remaja 2.1.1  Definisi Remaja

Remaja sebuah kata yang diambil dari bahasa latin yaitu adolensence artinya tumbuh untuk menjadi lebih dewasa. Pengertian ini memiliki makna meluas dan mulai terbentuk kematangan mental, fisik dan emosional sosial. Di masa ini seseorang tidak memiliki tujuan yang terlalu  jelas, sebab bisa dibilang masuk ke dalam golongan anak tetapi bukan juga dari golongan yang sudah dewasa (Ahyani & Astuti, Ast uti, 2019). Masa remaja ialah suatu periode berlangsungnya pertumbuhan serta perkembangan yang sangat cepat baik secara psikologis, fisik, dan intelektual. Menurut WHO (2016) remaja ialah penduduk dengan umur dari 10-19 tahun, dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI dalam nomor 2005 pada tahun 2014, remaja

berusia

dari 10-18 tahun.

Sedangkan menurut BKKBN rentang usia pada remaja adalah 10-24 tahun dan belum berstatus menikah (Kemenkes RI, 2018).  Adolensence atau remaja adalah periode antara pubertas dan kedewasaan. Remaja merupakan transisi karakter kekanakan ke dewasa. Dimulai dari fisik akan mengalami perubahan, organ seksual yang mulai masak. Selain itu, kapasitas intelektual sikap, minat, emosi, bakat, kepercayaan, moral yang tinggi, hubungan dengan orangtua dan juga lingkungan disekitar yang ikut berkembang (Putri, 2018). 2.1.2  Masa Remaja

 

 

Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa remaja pada masa ini akan mengalami banyak perubahan yang bersifat sangat cepat. Perubahan itu disebut juga dengan masa puber. Ciri-ciri masa remaja ada tiga, yaitu: 1.  Perubahan secara cepat dan signifikan pada tubuh atau fisik 2.  Perubahan emosional secara cepat 3.  Terjadi perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu hal, seperti keterkaitan terhadap lawan jenis Masa remaja merupakan suatu tahapan anak menuju masa tua. Istilah tersebut awal mulai terjadinya pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya akan mulai usia 12 tahun pada perempuan dan usia 14 tahun pada laki-laki. Transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa sangat beragam dari satu ras ke ras lain, secara luas diartikan sebagai periode dimana perlahan individu mulai bertindak melepaskan diri dari orang tua (Ahyani & Astuti, 2019). Merekan akan mulai bertingkah  bebas sesuai dengan keinginannya. Sering menghiraukan nasehat atau  pembicaraan dari orangtua. Mereka mulai bersikap mandiri tidak ingin merepotkan orang sekitar teruutama orangtua. 2.1.3  Klasifikasi Remaja

Ahyani & Astuti (2019) menyebutkan klasifikasi remaja dibagi menjadi tiga, yakni: 1.  Remaja di Awal (12-15 Tahun) Di masa ini, mereka akan berproses dari segi fisik akan berubah cepat dan berkembangnya intelektual lebih sering atau intensif yang akan menimbulkan peminatan anak terhadap dunia luar sangat

 

 

meningkat. Pada masa remaja awal, mereka akan menolak diangggap sebagai kanak-kanak lagi akan tetapi masih belum dapat meninggalkan karakter kanak-kanak. Selain hal tersebut, di masa remaja awal mereka akan sering merasakan keraguan, kesunyian, tidak puas, tidak stabil dan sering merasakan kekecewaan. Menganggap dirinya tidak diperhatikan lagi oleh orang sekitar sehingga mereka mencari cara agar bisa diperhatikan. Namun sering kali mereka menggunakan cara yang salah agar mendapat perhatian tersebut. 2.  Remaja di Pertengahan (15-18 Tahun) Perilaku di masa ini mereka belum bisa meninggalkan unsur kekanak-kanakannya tetapi akan timbul hal yang baru yakni kesadaran atas tingkah dan perubahan badaniah mereka. Remaja akan bisa menentukan penilaian untuk hal tertentu dan sering merenungkan  pemikiran yang baru dijumpai. Berawal dari hati berisi hal keraguan di masa sebelumnya pada masa pertengahan mulailah muncul kemantapan  pada diri sendiri. Dan di masa ini remaja mulai dipertemukan dengan  jati diri, serta rasa kepercayaan diri yang tumbuh memberikan kesigapan pada diri untuk menilai diri sendiri. Mulai pandai mengontrol diri dalam setiap kondisi dan mulai mengikuti kegiatan sosial di lingkungan. 3.  Remaja di Akhir (18-21 Tahun) Di umur akhir remaja bisa memantapkan diri. Remaja mulai bisa mengenali dirinya sendiri dan mulai membuat ketentuan dengan penuh keberanian untuk dirinya sendiri. Remaja memiliki pemahaman arah

 

 

dan tujuan hidupnya. Masa ini banyak remaja akan memiliki pendirian  berdasarkan pola pemikiran yang jelas dan baru ditemukannya. Dari  pendirian pemikiran mulai timbul sifat kepimpinan dan menentang atas segala sesuatu yang tidak dibenarkan. 2.1.4  Karakterist Karakteristik ik Masa Remaja

Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa masa remaja ditandai karena banyaknya macam perubahan, baik itu secara psikis maupun fisik, yang sering juga akan timbul masalah atau problema tersendiri untuk remaja. Apabila tidak diiringi dengan upaya pengarahan dan pemahaman diri secara cepat dan tepat, akan menjerumuskan pada hal yang negatif  bahkan kriminal. Adapun ciri-ciri remaja yaitu: 1.  Perkembangan Fisik Fisik atau tubuh yang berubah drastis sangat berhubungan erat dengan awal mulanya ciri-ciri fisik pada pubertas. Aktivitas dari kelenjar pituitary pada masa ini akan mengakibatkan terbentuknya sekresi hormon yang mulai meningkat, dengan efek fisiologis yang menjadikan menyebar luas. Hormon pertumbuhan berkembang sangat  pesat, yang akan membawa tubuh mendekati lebih tinggi dan berat  badan akan tumbuh sekitar s ekitar dua tahun. t ahun. Pertumbuhan pada laki-laki laki -laki akan datang lebih awal daripada perempuan, hal tersebut menandakan bahwa kematangan seksual pada perempuan akan lebih dahulu matang daripada laki-laki. Tercapainya tingkat matang dari seksual anak  perempuan ditandai datangnya menstruasi dan produksi semen pada laki-laki. Hormon yang mengatur tentang perubahan ini ialah endrogen

 

 

 pada laki-laki dan estrogen perempuan, hormon ini juga menimbulkan ciri-ciri seksual sekunder pada pria; rambut yang mulai tumbuh pada  bagian tubuh dan kelamin, suara yang mendalam, pembesaran area  payudara dan pinggul yang akan melebar pada perempuan. Hormon  juga menimbulkan timbulnya ti mbulnya jerawat jera wat pada wajah remaja baik laki-laki maupun perempuan. 2.  Perkembangan kognitif Kekuatan dari pemikiran para remaja telah berkembang menjadikan terbuka luas cakrawala sosial dan kognitif terbaru. Pola  pemikiran remaja akan lebih luas, logis dan idealistis, abstrak; remaja sering mengasah pemikiran mereka sendiri, pola pikir orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain terhadap dirinya. Stimulus sangat mempengaruhi perkembangan anak, semakin banyak stimulus yang diberikan kepada anak, semakin banyak belajar tentang hal baru dan itu menyebabkan semakin kuat juga sinapsis neuron yang ada di dalam otak sang anak, hal itu dapat merangsang anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan optimal. Remaja akan sering mencari informasi berbagai hal yang bersumber dari buku maupun internet.

Dalam

pembelajaran

orangtua

perlu

memberikan

 pendampingan dan pengawasan agar tak melenceng menuju hal yang negatif. 3.  Perkembangan Seksual Perkembangan awal kematangan seksual secara biologis terjadi  pada rentang usia 10-14 tahun. Hal tersebut diiringi dengan perubahan pe rubahan

 

 

yang terkait hormonal maupun secara fisik. Perubahan hormon estrogen dan progesteron bagi perempuan, dan hormon testosteron bagi laki-laki akan mengakibatkan meningkatnya interaksi sosial remaja dengan lawan jenisnya. Mulai timbul ketertarikan lawan jenis sehingga di masa ini biasanya para orangtua akan memberikan peringatan atau edukasi agar tidak sembarangan bergaul kepada lawan jenis. Jika salah bergaul  bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan. diinginkan. 4.  Perkembangan Emosional Pada masa ini adalah masa paling sulit bagi keseluruhan, baik untuk remaja sendiri, keluarga dan lingkungan. Remaja akan sering mengalami naik turun dalam emosi, sering marah dan salahpaham untuk hal-hal kecil. Apalagi jika kemauan remaja tidak terpenuhi, ia akan merasa tidak ada yang perhatian lagi kepada dirinya. Remaja akan sering berselisih paham kepada orangtua maupaun teman sebaya. 2.1.5  Perubahan Fisik pada Awal (Puber)

Selama masa remaja pertumbuhan terjadi sangat pesat, ada 4  perubahan fisik (Ahyani & Astuti, 2019). 2019). 1.  Perubahan Ukuran Tubuh Pertumbuhan yang sangat terlihat adalah perubahan pada berat  badan dan tinggi badan. Pada perempuan rata-rata mengalami  peningkatan tinggi pertahun sebelum masa haid sejumlah 7,5 cm.  Namun setelah haid tingkat pertumbuhan akan menurun drastis menjadi 2,5 cm per tahun dan akan berakhir pada usia 14 tahun. Setelah itu, akan terjadi perlambatan pertumbuhan hingga usia 20-21

 

 

tahun. Untuk anak perempuan peningkatan berat badan akan terjadi sesaat sebelum dan sesudah masa haid datang, setelah itu akan mulai terjadi perlambatan. Dan bagi anak laki-laki, pertambahan pada berat  badan maksimum terjadi setahun atau 2 tahun setelah anak perempuan dan akan mencapai puncak pada usia 16 tahun, dan selepas itu akan terjadi perlambatan juga. 2.  Pertumbuhan Proporsi Tubuh Pada tubuh perempuan, hal spesifik yang akan terlihat adalah di daerah payudara dan pinggul, mulanya terlihat kecil sekarang mulai kelihatan membesar dan melebar. Sedangkan pertumbuhan spesifik  pada lelaki akan tampak jelas pada bahu yang melebar. Selain  pertumbuhan hal tersebut, baik laki-laki atau perempuan akan mengalami pertumbuhan yang tampak jelas di hidung, kaki, lengan, tangan, ukuran pinggang berkembang, tungkai kaki memanjang dan keadaan ini akan bertahan hingga usia sekitar 15 tahun. 3.  Perubahan Ciri-ciri pada Seks Primer Selanjutnya yakni tumbuh kembang bagian dari ciri seks  primer, yaitu organ seks. Perubahan laki-laki, testis atau gonad yang  berada dalam scrotum atau sac, di usia 14 tahun akan mulai matang  berkisar 10% dari ukuran matang keseluruhan. Kemudian barulah selama 1 sampai 2 tahun akan mengalami pertumbuhan yang sangat  pesat, setelah 2 tahun pertumbuhan akan menurun. Testis akan terus  berkembang penuh pada usia 20-21 tahun. Sesaat Ses aat setelah hal tersebut terjadi, dilanjutkan pertumbuhan pada penis yang akan meningkat

 

 

dengan pesat. Bermula dari panjangnya kemudian volume penis akan membesar. Sementara pada perempuan, perubahan ditandai dengan massa uterus yang akan meningkat di usia 11 tahun sekitar 5,3 gram, dan pada usia 16 tahun akan bertambah menjadi 43 gram. Tuba falopi, sel telur dan vagina akan tumbuh dengan cepat di masa ini. Tanda awal

bahwa

sistem

mekanisme

reproduksi

pada

perempuan

mengalami kematangan yaitu ditandai datangnya menstruasi atau lender, darah beserta jaringan sel yang hancur berasal dari uterus secara berkala. Haid atau menstruasi akan terus dialami setiap 28 hari sekali hingga perempuan mencapai masa menopause menopause   pada akhir usia 40 tahun atau pada usia awal 50 tahun. 4.  Perubahan Ciri Seks Sekunder Ciri-ciri sekunder akan lebih menonjol ke penampilan. Penampilan remaja laki-laki maupun perempuan juga akan berbeda. Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah: a.  Rambut disekitar kemaluan akan mulai timbul sekitar 1 tahun  pasca perkembangan penis dan testis menjadi besar.  b.  Payudara mulai membesar dan menonjol secara signifikan. c.  Puting pada susu akan membesar dan mulai menonjol keluar. Kelenjar susu akan berkembang, sehingga payudara akan menjadi lebih besar dan berbentuk bulat. d.  Warna rambut pertumbuhan ini akan lebih hitam, tidak lembut, menjadi subur dan sedikit keriting. Rambut juga semakin tebal dari sebelumnya.

 

 

e.  Pinggul akan menjadi lebih melebar dan menjadi bulat efek dari tulang pinggul yang membesar dan lemak. f.  Kulit akan cenderung lebih kasar, kusam, bewarna lebih pucat dari sebelumnya dan pori-pori melebar. g.  Kelenjar minyak yang berada di dalam kulit akan menjadi lebih  besar dan lebih aktif dari biasanya, sehingga akan menimbulkan  banyak jerawat je rawat (acne) di wajah, punggung, dada, leher, dan area lainnya. h.  Rambut disekitar area kemaluan akan muncul setelah payudara dan pinggul berkembang. Rambut kulit wajah dan ketiak akan muncul setelah haid. Semua rambut yang tumbuh akan berubah menjadi lebih kasar, subur, warnanya menjadi gelap, dan agak keriting kecuali rambut pada wajah. i.  Semua otot akan membesar dan menjadi lebih kuat, sehingga akan lebih berbentuk

di lengan, bahu, dan tungkai kaki.

Permukaan kulit akan menjadi lebih kasar, menebal, pucat, dan  pori-pori akan membesar.  j.  Awalnya suara akan menjadi lebih serak dari sebelum, lalu volumenya

akan

meningkat

sampai

nada

yang

semakin

mendalam. Suara akan berubah jadi penuh dan menjadi merdu  bagi perempuan. k.  Kelenjar

keringat

dan

lemak

terus

meningkat

sehingga

menimbulkan munculnya jerawat (acne) di wajah, leher, dada,  punggung dan area lainnya.

 

 

l.  Benjolan kecil yang berada di sekitar kelenjar susu laki-laki mulai tumbuh di usia 12-14 tahun. Hal tersebut berlangsung dalam hitungan minggu dan jumlahnya menurun baik dari segi jumlah ataupun ukurannya. 2.1.6  Akibat Perubahan Awal (Puber)

Perubahan yang terjadi pada masa remaja akan menimbulkan  beberapa akibat (Ahyani & Astuti, 2019). 1.  Akibat terhadap kondisi fisik a.  Pertumbuhan yang sangat pesat pada tubuh cenderung akan lebih sering merasa kelelahan, lesu, letih, let ih, dan gejala buruk lainnya.  b.  Anemia akan sering menghampiri sehingga diperlukan makanan yang bergizi tinggi. c.  Akan sering mengalami gangguan pada pencernaan dan nafsu makan menurun faktor dari penurunan kelenjar, ukuran ukuran dari semua organ internal. d.  Saat periode awal menstruasi datang, anak perempuan akan sering merasakan nyeri kepala, nyeri di daerah punggung, kejang dan nyeri di bagian perut yang bisa saja sampai menimbulkan pingsan, muntah,

gangguan

kulit,

tungkai

dan

pergelangan

kaki

membengkak, kelelahan, tertekan, dan marah. 2.  Akibat terhadap kondisi psikologi (sikap dan perilaku) a.  Ingin menyendiri menghindari keramaian karena merasa kurang mendapat perhatian dari orang terdekat

 

 

 b.  Mulai muncul rasa bosan terhadap sesuatu dan mencari kegiatan lain yang lebih menarik c.  Emosi yang sering meninggi tanpa diketahui penyebab yang pasti d.  Inkoordinasi e.  Antagonism sosial f. 

Kepercayaan atas diri sendiri yang semakin menurun

g.  Kurang bisa menata penampilan sehingga membuat penampilan menjadi terlalu sederhana dan tidak menarik. 2.1.7  Bahaya pada Masa Remaja Awal

1.  Bahaya Fisik a.  Kurangnya hormon tumbuh; bisa membuat pertumbuhan anak menjadi lebih kecil daripada umumnya  b.  Kekurangan hormon gonad; kekurangan hormon gonad akan memberi pengaruh terhadap perkembangan organ seks sekunder, sehingga postur remaja lebih kekanak-kanakan c.  Kelebihan hormon gonad; hal ini menyebebakan datangnya puber yang terlalu cepat atau dini yakni berkisar diantara usia 5-6 tahun. Semua organ seks sudah mulai matang akan tetapi masih berbentuk kecil tidak seperti anak normal pada umumnya 2.  Bahaya Psikologis a.  Konsep pemahaman diri yang tidak begitu baik  b.  Prestasi menurun disebabkan minat belajar muli menurun karena anak lebih minat akan hal baru yang dijumpai

 

 

c.  Kurangnya persiapan dalam menghadapi masa puber menjadikan anak menjadi minder dan malu terhadap teman sebaya d.  Kurang bisa menerima perubahan yang terjadi atas tubuhnya (Ahyani & Astuti, 2019). 2.2  Jerawat (Acne)   2.2.1  Definisi Jerawat

Jerawat (acne) yaitu peradangan atau inflamasi yang dialami pada kulit dengan munculnya tanda komedo terbuka dan tertutup, bintil (papula atau nodula) atau nodula) atau bintil yang bernanah berada di permukaan kulit bewarna kemerahan dan berlemak yang akan disebut dengan  seborrhea. Masalah  jerawat pada umumnya dialami oleh lebih dari 80% populasi masyarakat yang akan mulai timbul diusia 12-44 tahun. Jerawat sendiri bahasa Inggris dari “acne”  berasal dari bahasa yunani “acme” yang mempunyai arti “awal dari kehidupan seseorang”. Mengapa disebut demikian dikarenakan  berkaitan dengan pubertas sebagai tahap awal dari kedewasaan, terutama  pada fisik (Pinem, 2019). Kemunculan jerawat (acne (acne)) pada umumnya terjadi dimasa remaja atau pubertas, dimana produksi hormon androgen akan meningkat secara drastis dan berdampak pada peningkatan sekresi sebum dan keratin. Sebum merupakan produk kelenjar sebasea (kelenjar minyak di kulit) yang  bertugas sebagai pelumas kulit dengan sebum hasil produksinya produksinya sedangkan keratin adalah protein pembangun kulit yang berbentuk serabut-serabut. Benjolan jerawat (acne) akan terbentuk ketika sekresi sebum melebihi kemampuan kulit dalam mengeluarkannya melalui pori-pori. Sebum yang

 

 

 bertekstur lengket memudahkan bakteri dan kotoran terjebak di dalamnya dan akan menimbulkan infeksi. Dalam konteks infeksi mikoorganisme dan kotoran, jerawat (acne) mulai timbul sebagai respon tubuh untuk mengeliminasi dari luar (Rahman, 2018). 2.2.2  Jenis-jenis Jerawat

Pinem (2019) menyebutkan jenis-jenis jerawat ada 6, yaitu: 1.  Acne vulgaris  vulgaris   Acne vulgaris merupakan vulgaris  merupakan inflamasi yang dialami di masa pubertas dan ditandai dengan kulit yang cenderung berminyak, komedo, serta seringkali meninggalkan bekas dari pustule dan popula.  Acne vulgaris sering muncul dibagian wajah, lengan atas, ata s, dada, dan punggung. 2.  Acne inversa Jerawat tipe ini akan muncul baik secara internal maupun eksternal yang sering ditandai dengan adanya bengkak di area tertentu, terasa sakit, timbul lecet dan terkadang muncul di area punggung dan pinggul. Jika faktor internal bisa karena hormon, lain halnya dengan faktor eksternal disebabkan karena kebersihan badan yang kurang seperti kebersihan alat mandi. 3.  Acne rosacea  Acne rosacea sering dirasakan orang dewasa berbeda dengan acne vulgaris  jerawat jenis ini muncul diusia berkisar diatas 30 tahun, dan  bisa mencapai puncak pada usia 40-50 tahun.  Acne rosacea  rosacea  biasanya hanya akan muncul dibagian tengah kulit wajah. Tapi tidak memungkinkan juga untuk tumbuh dibagian wajah lain.

 

 

4.  Cystic acne Jerawat jenis ini akan timbul dalam bentuk bisul disebabkan hasil dari menumpuknya racun dalam tubuh. Jerawat jenis ini akan terus membesar dan tubuh sampai racun tersebut berhasil keluar melalui pori pori. Jerawat ini bisa muncul dibagian. 5.  Back acne  Back acne atau disebut dengan jerawat punggung. Jerawat ini akan muncul jika keadaan tubuh yang terlalu banyak menghasilkan kelenjar minyak dan tertimbun oleh pori-pori. Biasanya muncul karena sering  berolahraga dan tidak tepat saat membersihkan bagian punggung. punggung. Bisa  juga

karena

handuk

atau

pakaian

yang

kotor

menyebabkan

kemunculannya. 6.  Acne conglobata  Acne conglobate adalah jerawat yang sudah kronis, memiliki kondisi  berupa gabungan dengan jerawat bernanah. Nodula akan terbentuk t erbentuk dan mulai

menyebar

melalui

saluran.

Di

dalam

saluran

tersebut

mengandung cairan berisi nanah dan darah. Penyebaran dari hal tersebut bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada penderita,  peradangan sendi, dan bisa juga neutrofilia (kelebihan neotrofil-sel darah putih dalam darah) yang lebih dikenal dengan istilah acne  fulminans. 2.2.3  Faktor-fakt Faktor-faktor or Timbulnya Jerawat (Acne)  

Makna (2016) menyebutkan ada banyak faktor penyebab jerawat (acne), antara lain adalah endokrin, genetik, makanan, faktor psikis,

 

 

keaktifan dari kelenjar sebasea, kosmetika dan bahan kimia lainnya, seperti: 1.  Sebum Sebum adalah faktor utama yang menyebabkan munculnya jerawat (acne), jika (acne),  jika jerawat semakin keras berarti dipengaruhi oleh sebore yang  berlebih. 2.  Bakteri Jenis mikroba yang sangat berperan dalam pembentukan jerawat (acne)   adalah  Pityrosporum ovale,  (acne) ovale,   Propionibacterium acnes, dan Staphylococcus epidermis. 3.  Diet Diet tidak sepenuhnya mempengaruhi jerawat (acne) (acne),, akan tetapi  penderita yang sering mengkonsumsi lemak dan karbohidrat, belum dipastikan akan mengalami perubahan pengeluaran sebum karena kelenjar lemak bukan sebagai alat makan. 4.  Herediter Faktor keturunan (herediter) bisa mempengaruhi aktivitas kelenjar palit ( glandula  glandula sebasea) sebasea) menjadi berjumlah lebih banyak. Apabila dari kedua orangtua memiliki riwayat parut bekas jerawat pada wajah,  besar kemungkinan keturunannya keturunannya juga akan merasakan hal tersebut. 5.  Endokrin, diantaranya: a.  Hormon androgen, hormon tersebut mempunyai peran sangat  penting dikarenakan kelenjar palit bersifat sensitif. Hormon androgen asalnya dari testis dan kelenjar anak ginjal ( adrenal ), ), hal

 

 

tersebut mengakibatkan produksi sebum meningkat dan palit  bertambah.  b.  Estrogen, hormon ini bisa menurunkan kadar gonadotropin yang  berasal dari kelenjar hipofisis. Sehingga produksi sebum bisa mengalami penurunan. c.  Progesteron, selama menstruasi sebum akan akan terus terus memproduksi, memproduksi, akan tetapi terkadang jerawat (acne) (acne)   akan muncul selama premenstruasi dan bisa menghilang setelah menstruasi berhenti. 6.  Iklim Sinar dari ultraviolet  (UV)  (UV) meiliki efek yang bisa membunuh bakteri di  permukaan kulit. Sinar tersebut dapat menembus epidermis bagian atas dan bawah dermis kulit sehingga mempengaruhi bakteri yang terletak dibagian dalam kelenjar palit. Cuaca dan polusi udara yang kotor menjadikan bakteri dan kuman menyumbat pori-pori sehingga minyak tertimbum

di

dalam

kulit

sehingga

menyebabkan

terjadinya

 peradangan. 7.  Faktor Psikis Faktor gangguan emosi atau stress akan menimbulkan penderita memanipulasi

jerawat

dengan

cara

mekanis

sehingga

akan

menyebabkan dinding folikel menjadi rusak dan muncul lesi yang semakin meradang. 8.  Kosmetika Berbagai jenis kosmetika akan menyebabkan munculnya jerawat (acne)   tidak tergantung pada merk, harga, dan komposisi. Karena (acne)

 

 

 penderita sebagian mengalami ketidakcocokan kompisisi sehingga menyebabkan jerawat semakin meradang. 9.  Bahan kimia Sebagian bahan kimia bisa menimbulkan erosi yang hampir sama dengan jerawat (acneform eruption), seperti kortikosteroid, obat anti konvulsan (fenobarbital, trimetandion), iodide, tetrasilikin, INH, vitamin B12. 2.2.4  Pengobatan

Tujuan yang penting dari pengobatan jerawat (acne) (acne)   yakni untuk menurunkan

proses

dari

peradangan

kelenjar

pilosebasea

sampai

menghentikan gejalanya, pengobatan untuk mengatasi jerawat ada dua yaitu: 1.  Farmakologi Untuk jenis jerawat yang ringan dan tidak terlalu parah,  jerawat (acne) (acne)   diberikan obat salisilat dan benzoilperoksida. Namun diantara kedua obat tersebut benzoilperoksida

adalah obat yang

mempunyai khasiat efektif dan sering digunakan, mengandung keratolitik yang berfungsi untuk menipiskan lapisan tanduk (keratin) sehingga pori-pori folikel KT dan talg yang tertimbun bisa terbuka dan keluar (Makna, 2016). 2.   Nonfarmakologi Untuk mengurangi dampak dari antibiotik obat, para penderita  jerawat (acne)  bisa menggunakan bahan alami seperti masker bubuk daun kelor. Masker adalah sediaan topikal yang diaplikasikan pada

 

 

wajah untuk memberikan efek kencang dan membersihkan kotoran yang menempel. Biasanya masker dioleskan pada wajah sampai leher menggunakan kuas, dan dibiarkan sampai mongering, sampai masker terasa mengeras dan terasa ketat di kulit. Sebelum penggunaan masker, kulit wajah dikompres menggunakan air hangat atau uap hangat sehingga menyebabkan pori-pori akan terbuka dan mudah dalam mengelurakan kotoran yang menimbulkan jerawat (acne), lalu masker diaplikasikan ke wajah minimal 3 kali dalam seminggu. Zatzat yang terkandung sesuai bahan masker akan diserap oleh kulit dalam waktu singkat. Campuran dasar di dalam masker golongan ini  berupa cream berlemak dengan reaksi netral, yang akan menimbulkan  peningkatan suhu pada kulit, sehingga memperlancar peredaran darah dar ah (Rahman, 2018). 2.2.5  Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne)  

1.  Menjaga kesehatan, mengkonsumsi berbagai asupan yang bergizi seimbang dengan cara memperbanyak minum air putih dan serat yang  berasal dari buah dan sayur. 2.  Rajin membersihkan wajah, terutama setelah berada diluar rumah dan sebelum

tidur.

Namun

juga

jangan

berlebihan

juga

dalam

membersihkan wajah karena bisa menyebabkan kulit menjadi kering. 3.  Memilih pembersih muka dan make-up sesuai dengan jenis kulit. 4.  Tidak memencet jerawat, terutama saat keadaan tangan kita kotor. Karena hal itu akan menyebabkan jerawat semakin meradang dan bisa meninggalkan bekas kehitaman pada kulit (Pinem, 2019).

 

 

2.3  Kelor (M or i nga Ole Oleii fer fer a)   2.3.1  Daun Kelor (folium)  

Kelor merupakan jenis pepohonan yang bisa tumbuh dengan baik dan cepat, dan dunia juga telah menggambarkan sebagai tanaman yang  paling memiliki nilai gizi yang tinggi. Dari bagian daun sendiri mempunyai kandungan betakaroten melebihi kandungan yang ada di wortel, memiliki kandungan protein melebihi kacang polong, kandungan vitamin c yang melebihi dari buah jeruk, kandungan tinggi kalsium yang melebihi segelas susu, memiliki kandungan zat besi lebih tinggi daripada  bayam dan tinggi kalium melebihi kalium pada pisang. Kelor juga sering digunakan sebagai pelengkap pengobatan modern bagi penderita sakit kronis (Krisnadi, 2015). Daunnya majemuk, memiliki tangkai panjang, susunnya berseling (alternate),, daun berbentuk beranak gasal (imparipinnatus), daun yang (alternate) masih muda akan bewarna hijaumuda sedangkan saat dewasa akan memiliki warna yang lebih tua, daunnya berbentuk bulat telur, panjang sekitar 1-2cm, memiliki lebar 1-2cm, lemas dan tipis, pangkal dan ujungnya tumpul, tepinya rata, pertulangannya menyirip, bertekstur halus  pada permukaannya. Bangun daun berbentuk bulat, pangkal daun tidak  bertoreh dan berbentuk bangun bulat seperti sebutir telur. Ujungnya tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujungnya seperti suatu  busur (Krisnadi, 2015).

 

 

2.3.2  Definisi Umum

Gambar 2.1 pohon kelor, Sumber: Sumber:  https://widiynews.com Kelor (Moringa oleifera) berbentuk oleifera) berbentuk pepohonan, yang memiliki usia  panjang (perenial) (perenial)   dan tinggi sekitar 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus),, lurus, memiliki warna putih tulang atau kotor, kulit yang tidak (lignosus) terlalu tebal, dan permukaan yang bertekstur kasar. Percabangan  simpodial,

arah cabangnya lurus atau bisa miring dan memanjang.

Tanaman ini bisa diperbanyak dengan cara generative (biji) maupun vegetative (stek batang). Kelor dapat tumbuh di daerah dengan memiliki dataran rendah dan tinggi hingga mencapai ketinggian ± 1000 m dpl, sering juga orang yang menanam digunakan sebagai pagar rumah atau tapal batas pada halaman rumah atau ladang. Kelor adalah tanaman mentoleir yang berarti mudah tumbuh dengan subur disegala macam keadaan iklim. Kelor dapat tahan dalam musim kemarau yang sangat  panjang dan tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki m emiliki curah hujan tahunan berkisar 250-1500 mm. Daun kelor bisa dipetik pasca pohon tumbuh 1,5-2 meter tingginya, dan bisa memakan waktu 3-6 bulan. Pemanenan dalam kebun dapat dilakukan dengan memetik batang daun dari cabang atau dengan pememotongan cabang dengan ketinggian 20-40 cm di atas tanah (Krisnadi, 2015).

 

 

2.3.3  Klasifikasi Kelor

Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyts (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Capparales Famili: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa Spesies:  Moringa oleifera Lam 2.3.4  Kandungan Daun Kelor

Daun kelor sering dipergunakan dalam berbagai pengobatan.  pencahar, digunakan sebagai pengobatan pada kulit, dioleskan pada kening saat pusing,

digunakan

sebagai kompres penurun

panas,

radang

tenggorokan, obat pada mata yang memerah akibat iritasi, bronchitis bronchitis,, infeksi telinga, kudis dan kurap, dan selesma. Daun juga dapat digunakan untuk jus yang diyakini untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan digunakan juga sebagai obat mengurangi pembengkakan kelenjar (Krisnadi, 2015). Krisnadi

(2015)

menyatakan

bahwa

serbuk

daun

kelor

mengandung: 1.  Vitamin A dan beta carotene, carotene, 10 dan 4 kali lebih banyak dibanding dibanding sebuah wortel

 

 

2.  Vitamin B1, 4 kali melebihi daging babi, 3.  Vitamin B2, 50 kali melebihi sardines, 4.  Vitamin B3, 50 kali melebihi kacang-kacangan, 5.  Vitamin E, 4 kali melebihi minyak nabati, 6.  Zinc, 6 kali melebihi kacang almond, 7.  Zat besi, 25 kali melebihi sayur bayam. Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor

 Nutritional Analysis

Satuan

 per 100 gram bahan Daun segar Serbuk Daun

 Nutrisi Kandungan Air Kalori

% Cal

75.0 92.0

7.50 205.0

Protein Lemak Karbohidrat Serat

gram 6.7 27.1 gram 1.7 2.3 gram 13.4 38.2 gram 0.9 19.2 VITAMIN Vitamin A - B carotane mg 6.80 16.3 Vitamin B - Choline mg 423.00 Vitamin C - Ascorbic Acid mg 220.00 17.3 ASAM AMINO *) Arginine mg 406.6 1325 Histidine mg 149.8 613 Lysine mg 342.4 1325 Sumber: Hakim bey, All Things Moringa (dalam Krisnadi, 2015) 2.3.5  Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat

Peradangan yang terjadi di kulit terutama wajah sering terjadi akibat terlalu lama terkena paparan matahari, cuaca, polusi dan beraneka ragam produk. Jadi cara yang terbaik untuk mengurangi resiko hal buruk terjadi yaitu dengan cara memberikan nutrisi dengan anti-inflamasi secara teratur. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan diet, mengkonsumsi suplemen, dan pelembab, dengan demikian kita dapat mengontrol proses

 

 

hal buruk terjadi. Dan kelor memiliki kandungan 36 anti-inflamasi. Dalam serbuk daun kelor terkandung  sitokinin, di dalam  sitokinin terdapat salah satunya senyawa  Zeatin merupakan anti-oksidan tinggi dengan sifat anti penuaan. Membantu M embantu menggantikan sel-sel tubuh pada tingkat sesuai usia, dan memberikan kesan yang jauh lebih muda pada kulit (Krisnadi, 2015). Menurut Suryawan (dalam Oddeta, 2019) menyatakan bahwa daun kelor memiliki manfaat untuk kecantikan. Daun kelor memiliki kandungan yang cukup tinggi daripada tanaman lain sehingga dapat digunakan sebagai superfood. sebagai  superfood. Kaya akan kandungan antioksidan yang terdapat dalam daun kelor sangat tinggi yakni 113 mg per 100 gram daun kelor kering atau serbuk. Sehingga untuk memaksimalkan dan efisiensi waktu daun kelor dalam kecantikan, daun kelor dibuat kering lalu dibuat serbuk untuk dipergunakan sebagai masker wajah. 2.3.6  Manfaat Kelor bagi Kehidupan

1.  Memperbaiki lahan yang kritis karena digunakan untuk pagar rumah dan lahan, pohon yang bisa menjulang tinggi dimanfaatkan sebagai  pagar oleh sebagian orang, 2.  Sumber energi yang alami dan mudah dicari, 3.  Daun atau batang yang masih muda bisa dijadikan untuk pakan ternak, 4.  Penjernih air yang keruh, 5.  Khasiat penyembuhan segala macam penyakit dari yang ringan sampai dengan yang kronis, 6.  Penyeimbang kadar glukosa darah bagi penderita diabetes, 7.  Dapat menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi,

 

 

8.  Meningkatkan kesuburan bagi perempuan maupun laki-laki, 9.  Membersihkan racun dalam tubuh terutama hati, 10.  Menurunkan LDL (kolesterol jahat), 11.  Asam urat (rheumatik), 12.  Penguat jantung, 13.  Memperbaiki fungsi hati dan ginjal, 14.  Meningkatkan autoimunitas, 15.  Kulit lebih sehat dan cerah 16.  Sumber gizi bagi lansia (Krisnadi, 2015). 2.3.7  Kelor untuk Kecantikan

Menurut penelitian kelor dapat yang dikembangkan menjadi  berbagai produk untuk kecantikan (Krisnadi, 2015). 1.  Sabun tubuh (body wash)  wash)  2.  Pelembap kulit (body butter)  butter)  3.  Seed scrub untuk scrub untuk wajah 4.  Pelembap dan vitamain bibir (lipbalm) (lipbalm)   5.  Spray wajah 6.  Royal cream 7.  Sabun wajah (face seed soap)  soap)  8.  Masker powder 9.  Pomaid untuk rambut 2.3.8  Efek Samping Mengkonsumsi Daun Kelor

 

 

Daun kelor adalah tumbuhan alami yang tidak mempunyai efek samping berbahaya. Dikarenakan mempunyai berbagai kandungan zat baik yang terkandung di dalamnya (Odetta, 2019). 2.3.9  Cara Pembuatan Masker Daun Kelor dan Cara Penggunaan

Untuk pembuatan masker organik daun kelor cukuplah mudah, hanya perlu daun kelor saja. 1.  Langkah

pertama

yaitu

memisahkan

daun

dari

batang

lalu

mengeringkan daun kelor dengan cara dijemur dibawah terik matahari 2.  Setelah kering daun kelor bisa ditumbuk sampai benar-benar halus, namun jika dirasa kurang halus ulangi untuk menumbuk daun tersebut

 

3. Lalu ayak serbuk dari daun kelor yang telah kering kering agar mendapatkan serbuk yang halus dan lembut (Oddeta, 2019). Setelah langkah tersebut dilakukan masker daun kelor siap untuk digunakan, cara penggunaan pun sangat mudah dan tidak merepotkan. Karena tekstur masker yang sudah menjadi serbuk maka dari itu perlu air untuk melarutkannya. Larutkan 1 sendok makan serbuk masker kedalam tiga sendok makan air. Dan masker siap dioleskan, penggunaan yang baik minimal 3 kali dalam seminggu. Masker organik tidak memiliki efek samping yang buruk atau bahaya (Odetta, 2019). Selain menggunakan air, kita juga dapat menambahkan komposisi dalam pengaplikasian masker seperti air mawar, madu, ataupun susu cair. 2.4  Pengaruh Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera)   terhadap Pemulihan Jerawat (Acne)  pada Remaja

 

 

Menurut penelitian Perwita (2019) menjelaskan bahwa daun kelor dapat dimanfaatkan untuk masker wajah, daun kelor memiliki antioksidan dan fenolat. Antioksidan yang terdiri dari vitamin A, B, C yang dapat melembabkan kulit, memperbaiki sel, melindungi kulit, mencerahkan kulit wajah, dan memproduksi kolagen sehingga dapat memperbaiki tekstur kulit yang kasar akibat timbulnya jerawat atau luka. Fenolat yang mengandung  banyak mineral, vitamin A sampai C, protein, vitamin B1, kalsium, fosfor, asam elagik, asam ferulat, asam klorogenat, serta  B-karoten  B-karoten.. Fenolat dapat memberikan perlindungan dan menjaga kelembaban kulit wajah sehingga dapat mencegah penuaan dini dan mengurangi inflamasi karena jerawat.  

 

 

BAB 3 METODE 3.1  Srategi Pencarian Literature  3.1.1  F r amewor k  yang  yang digunakan 

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel atau jurnal menggunakan PICOS framework. PICOS framework. 1)   Population/problem,  Population/problem, populasi  populasi atau masalah dalam literature review  review  ini adalah pada remaja yang mengalami masalah jerawat je rawat (acne) (acne).. 2)   Intervention, tindakan dalam literature review ini adalah pemberian masker ekstrak daun kelor (moringa oleifera). oleifera).

 

3) Comparation, tidak ada faktor pembanding. 4)  Outcome, terdapat pengaruh pemberian masker ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada  pada remaja. 5)  Study design, desain penelitian eksperimental dan dan studi  studi literature. literature. 3.1.2  Kata Kunci 

Pencarian jurnal atau artikel menggunakan keyword dan boolen operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas

atau

menspesifikasikan

pencarian,

sehingga

akan

mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan oleh  penulis.  Keyword   yang digunakan di penelitian adalah, “Moringa oleifera” AND “Acne” AND “Acne” AND  “Face Treatment”.  Treatment”.  3.1.3  D ata ataba base se atau Se  Sea ar ch engi ngine ne 

Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi

 

 

diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lebih terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik yang dilakukan menggunakan database melalui DOAJ (Directory of open access journals), journals), taylor &  francis,, dan google  francis dan google scholar .  3.2  Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS Kriteria

Inklusi

 Population/P  Populasi atau masalah dalam roblem literature review  review  ini adalah  pada remaja yang mengalami masalah jerawat (acne)

Ekslusi

Jurnal nasional maupun internasional yang tidak  berhubungan dengan topik yang akan menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi

 Intervention

Pemberian Masker  Moringa Oleifera

Comparation

Tidak ada faktor pembanding

Tidak ada faktor pembanding

Outcome

Adanya pengaruh pemberian masker daun kelor terhadap  pemulihan jerawat (acne) (acne)    pada remaja Quasi eksperimental studies Artikel atau jurnal yang terbit setelah tahun 2015

Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor terhadap pemulihan jerawat (acne) pada (acne)  pada remaja Systematic/Literature Review Artikel atau jurnal yang terbit sebelum tahun 2015

Study Design Tahun terbit Bahasa

-

Bahasa Inggris dan Bahasa Selain Bahasa Inggris Indonesia Bahasa Indonesia

dan

3.3  Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas 3.3.1  Hasil Pencarian Data Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi DOAJ (Directory of open access journals), journals), taylor & francis, francis, dan google dan  google scholar   menggunakan kata kunci “Moringa oleifera” AND “Acne”  AND  AND   “Face

 

 

Treatment”, peneliti Treatment”,  peneliti menemukan 102 jurnal yang sesuai s esuai dengan keyword tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 50  jurnal dieksklusi karena terbitan tahun 2015 kebawah dan menggunakan Bahasa selain Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Assessment Indonesia.  Assessment kelayakan terhadap 40 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan ekslusi, sehingga didapatkan 10 jurnal yang dilakukan review review..

 

 

Pencarian menggunakan keyword melalui database Google Scholar , DOAJ (Directory of open access  journals),, Taylor & francis  journals)

Google scholar (n = 89) DOAJ (Directory of open access  journals (n  journals  (n = 1) Ta lo lorr & ranc rancis is n = 12

 N = 102

E xclude xcluded d (n =) Seleksi jurnal 5 tahun terakhir dan menggunakan Bahasa Inggris  N = 50

Seleksi judul dan duplikat

Problem/populasi -

I nte nterr ve vention ntion -

 Antiaging dan status gizi (n = 10)

-

 Pharmacy (n = 3)

Outcome -

 N = 30

Tida Tidak k ses sesua uaii den deng gan to topi pik k (n (n = 6) 6)

Tida Tidak k ad adaa hu hubu bung ngan an de deng ngan an masker ekstrak daun kelor dengan  pemulihan jerawat (n = 4) 

Identifikasi abstrak

 Stud  Stu dy design  -

Systematic review (n review (n = 2 )

-

 Literature review (n review (n = 3)

-

 Book chapters (n chapters (n = 2)

 N = 10

Jumlah akhir yang dapat di analisa sesuai rumusan masalah dan tujuan  N = 10

E xclude xcluded d (n = 10) -

-

Pemberian masker ekstrak daun kelor dilakukan selain penderita  jerawat (n = 5)  Tujuan penelitian tidak sesuai (n =

Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal

 

 

3.3.2  Daftar Artikel Hasil Pencarian 

 Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan menggelompokkan data-data hasil ekstraksi yang telah sejenis dan sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang telah sesuai dengan kriteria inklusi kemudian akan dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode, hasil penelitian serta database database..

 

 

Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian Metode Volume, No

Author

(Desain, Sampel,

Tahun

Judul

D atabase atabase

Hasil Penelitian

Angka

Variabel, Instrumen, Analisis)

1

Marwiyah,

2019

Megawati

Vol.  No 1

Kusuma Pertiwi

Desain: Eksperimental   Hasil

7, Masker Daun Kelor, Daun

Sampel:

Salam, dan

Simple

Tepung Garut

 sampling

tersebut

Google

menyatakan bahwa masker

Scholar

random yang

penelitian

terbuat

dari

daun

kelor, tepung garut dan salam

dinyatakan

valid

untuk

Variabel:

Mengurangi

-  VI: masker daun untuk mengurangi jerawat

Jerawat pada

kelor, daun salam,  pada wajah. Masker daun

Wajah

tepung garut

kelor

-  VD:  jerawat pada

layak

untuk

mengurangi jerawat pada

 

 

wajah

wajah melalui uji inderawi

Instrumen: observasi (uji menggunakan indera

dan wawancara Analisis:

Setya 2019

Ninik Hastuti,

Shelly

Vol. 10, Aktivitas  No. 3

Taurhesia, Agung

vivo

Eru Wibowo

ekstrak kelor

kombinasi daun

Sampel:

Simple  sampling

(Moringa Variabel:

Oleifera lam.) dan lam.) dan

-  VI: 

Hasil

penelitian

random konsentrasi 0,78%

vitro dan in vivo memberikan kombinasi

ekstrak lebih

(Directory of open

menunjukkan

access

mm. Sampel daun kelor

asiantica

DOAJ

pengenceran

diameter daya hambat 10,4

Aktivitas secara in sebagai

Urb) sebagai gel

tersebut

menyatakan bahawa pada

 pegagan (Cetella (l.  ). ).

indera

uji klinis.

secara Desain: Eksperimental

in vitro dan  dan  in

dan

deskriptif  peraba), uji kesukaan dan

 persentase 2

 penciuman

control hasil

baik

positif yang jika

 journals)    journals)

 

 

anti jerawat

kelor dibandingkan

daun

(Moringa Oleifera dengan

gel

diameter

KEKP hambat

lam.)   dan pegagan minimal sebesar 16,6 mm. lam.) (Cetella

asiantica  perbaikan

(l. ).  ). Urb). -  VD:

secara

klinis

dinilai dari berkurangnya

gel

anti tanda

 jerawat

inflamasi,

jumlah

 papul, pustule, nodul, dan  perubahan

Instrumen:

kadar

sebum.

Viscometer

Jadi, esktrak daun serbuk

 Brookfield

dan gel kombinasi ekstrak

Analisis:  Uji paired daun

test  

kelor

dan

herbal

 pegagan

mempunyai

aktivitas

antibakteri

terhadap  Propinobacterium

 

 

acnes, terbukti secara visual memperbaiki keparahan

tingkat jerawat

dan

mampu secara laboratoris menurunkan kadar sebum. 3

Endriana Safitri

Retno 2018

Desain: True 

Vol. 07, Pengaruh  No. 1

Hasil

penelitian

tersebut

Google Scholar

Proporsi Ekstrak

 Eksperimental

menyatakan bahwa terdapat

Daun Kelor dan

 Reasearch    Reasearch

 pengaruh

Pati terhadap Jadi

Jagung Sampel: Hasil Masker

Simple

random  perawatan wajah khususnya

 sampling

untuk mengatasi masalah  jerawat.

-  VI:

Proporsi

daun

kelor dan pati jagung dalam

Tradisional untuk Variabel: Perawatan Wajah

ekstrak

Ekstrak

 

 

Daun

Kelor

dan

Pati Jagung -  VD:

Masker Tradisional untuk

Perawatan

Wajah Instrumen: observasi

uji

Analisis:

anova

tunggal 4

Rashmi

Kumari, 2018

Vachaspati Dubey,

Vol.  No. 4

S.K

7, Review traditional  Moringa

Mishra

On Desain: Herb

tersebut

Google

menyatakan bahwa ekstrak

Scholar

Hasil

 Pre-Eksperimental  

Olifera Sampel:

penelitian

kelor dapat dimanfaatkan

for Medicinal and

Simple

Promosing Uses

 sampling  

random untuk berbagai pengobatan  berbagai

penyakit

dan

 

 

digunakan sebagai bahan

V: -  VI:

Review

traditional

On untuk segala jenis macam Herb kosmetik

 Moringa Olifera 

terutama

 perawatan kulit.

-  VD: Medicinal and

Promosing Uses  Instrumen: observasi Analisis:

deskriptif  persentase 5

S.K

Sen,

Behera

L.M 2019

Vol. 11, Ethnomedicinical  No. 6

Uses of  Moringa

Desain:

 Pre-Eksperimental  

Oleifera Lam. By Sampel: The

People

Of

Total sampling

Hasil

penelitian

tersebut

Google

menyatakan bahwa orang

Scholar

dari distrik Bargarh telah menggunakan ekstrak kelor

 

 

Bargarh

District Variabel:

untuk

-  VI:

(Odisha)

berbagai

 pengobatan.

Ethnomedicinical

jenis Seperti

 penyakit lambung, filarial,

Uses of  Moringa kurap, sakit telinga, radang Oleifera Lam.

gusi,

faringitis,

-  VD: By The People amandel,

radang

pembersihan

Of Bargarh District telinga, diabetes,asma, luka (Odisha)

 potong, bercak hitam pada

Instrumen: observasi wajah,

hasil setelah

jerawat,

lepuh,

pengobatan radang sendi, dan masalah menggunakan ginjal.

kelor Analisis:

deskriptif persentase

 

 

6

Swati,

Aman 2018

 preet Kaur Virk, Chandresh Kumari,

 No. 12

oleiferaI-

Hasil

Desain:

A

Studi Literature  Literature 

 Never Die Tree: Sampel: Aaliya

Ali, Prakrati Gard, Pratibha

Vol. 11,  Moringa

Thakur,

Chandrika Saurabh Kulshrestha

Attri,

An Overview

menyatakan tanaman

Simple

Google

bahwa

Scholar

memiliki

 besar karena telah dianggap diang gap memiliki

konstituen

 Moringa fitokimia

serbaguna.

Variabel: -  VI:

kelor

tersebut

random insentif terapi yang sangat

 sampling

oleiferaI   -  VD:

penelitian

 Never

Kandungan

di

dalamnya

Die yang mampu sebagai anti

Tree: An Overview Instrumen: observasi

kanker,

anti

inflamasi

(acne),, sebagai analgesik, (acne)

Analisis: Uji Wilcoxon  Wilcoxon  menurunkan kolesterol, dan

sebagai bahan kosmetik.

 

 

7

Solmaz

2018

Asnaashari,

Vol. 21, Gastroprotective  No. 1

effects of herbal medicines (roots)

Siavash

Hasil

Desain:

Studi Literature  Literature 

penelitian

menyatakan

Simple moringa

Sampel:

tersebut bahwa

oleifera

random sampling

 pohon berganti daun kayu

Yousef

Variabel:

yang memiliki tekstur yang

Javadzadeh

-  VI:

lunak.  Moringa

oleifera oleifera  

Gastroprotective

adalah tanaman obat yang

effects

efektif dengan nilai gizi herbal tinggi.

medicines (roots)

Sebagian

digunakan

Francis

adalah

Dastmalchi,

-  VD:

Taylor &

besar dalam

Instrumen: observasi,  pengobatan

tradisional

uji klinis

untuk

analgesik,

Analisis:

antiinflamasi pada jerawat,

deskriptif persentase

dan antifertilitas. Memiliki

efek

 

 

 beragam sifat farmakologis seperti

antitumor,

antioksidan,

antipiretik,

anastesi lokal, anti jamur, anti bakteri.  bakteri.  8

U. Mabona, S.F. 2016

Vol. 87, Southern African Desain:

Van Vuuren

 No. 1

medicinal

plants

used to treat skin diseases

 Pre- Hasil

 Eksperimental  

Total sampling

yang

Southern  penyembuhan

macam bisa

luka.

medicinal terutama moringa oleifera,

 plants used -  VD:

tanaman

berbagai

dijadikan pengobatan untuk

Variabel:

 African

tersebut

menyatakan bahwa banyak sekali

Sampel:

-  VI:

penelitian

treat

tanaman ini bagus untuk skin anti-inflamasi

mengobatai

Taylor & Francis

 

 

diseases

masalah kulit baik ringan

Instrumen: observasi

ataupun

Analisis: Uji T-test

urtikaria, kulit gies, acne

berat

vulgaris,

seperti

eksim,

dan

 psoriasis. 9

Monica

Hartini

2019

Perwita

Vol. 17, Pemanfaatan  No. 2

Ekstrak  Moringa

Studi Literature  Literature 

Oleifera

sebagai Sampel: -

Masker

Organik Variabel:

untuk

Merawat

Kesehatan

Hasil

Desain:

Kulit

tersebut

menyatakan bahwa

daun

Google Scholar

kelor dapat dimanfaatkan sebagai

-  VI:

masker

organik

Ekstrak untuk merawat kesehatan

 Moringa Oleifera  Oleifera  -  VD:

Wajah

penelitian

kulit wajah. Daun kelor

Masker memiliki antioksidan dan untuk fenolat

Organik

yang

mampu

Merawat Kesehatan memperbaiki tekstur kulit

 

 

Kulit Wajah  Instrumen: observasi

Niah Hapsari

Kusuma 2019

Vol. 14, Aktivitas  No. 7

jerawat,

serta

memperbaiki sel tubuh dari

deskriptif kerusakan

Analisis:

10

akibat

 persentase

 bebas.

Desain: Eksperiment  

Hasil

akibat

radikal

tersebut

Google

dan Sampel:

menyatakan bahwa formula

Scholar

Antibakteri

Simple

random masker daun daun kelor

Sediaan

 sampling  

Antioksidan

Yang

Masker

Kelor

memiliki tingkat kesukaan umum

diperkaya Variabel:

Estrak

Daun ( Moringa  Moringa

Oleifera)) Oleifera

-  VI:

penelitian

Antioksidan nilai

dan Antibakteri

tertinggi 3,29.

masker

dengan

Karakteristik dengan

-  VD: Estrak Daun  penambahan esktrak daun

Kelor Oleifera))  Oleifera

( Moringa kelor 12,5; 17,5; 25; dan 35% memenuhi syarat mutu

 

 

sebagai masker anti-acne anti-acne..

Instrumen:

observasi,

uji

organoleptik Analisis:  Uji one way

ANOVA

 

 

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1  Hasil

Dalam bab ini akan memaparkan literature terpilih dan paling mirip dengan tujuan awal penelitian. Sajian dari hasil literature literature yang  yang tertulis dalam tugas akhir memuat beberapa rangkuman hasil dari masing-masing jurnal atau at au artikel yang telah terpilih dan disajikan pada bentuk tabel, kemudian dibawah tabel akan dijelaskan arti tabel beserta trend nya nya dalam bentuk paragraf (Nursalam, 2020). Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian studi (n=10) No A.

1

Kategori Tahun Publikasi 

2016

n

%

1

10

2 3 4

2017 2018 2019

4 5

40 50

B. 1 2 3

Total Desain Penelitian   Eksperimental  Pre-Eksperimental Studi literature Total

10

100

4 3 3 10

40 30 30 100

Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap  pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun. Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (M or i nga Ole Oleii fer fer a) Bahwa pemberian ekstrak masker daun kelor secara berkala dapat membuat  jerawat pada wajah menjadi kering sehingga kondisi jerawat dapat dinyatakan pulih atau membaik setelah diaplikasikan ekstrak masker daun kelor

Sumber empiris utama Marwiyah & Pertiwi  Pertiwi  (2019); Safitri (2018); Sen & Behera (2019); Swati et al (2018); Asnaashari et al (2018); Mabona & Vuuren (2016); Perwita (2019).

 

50

(moringa oleifera). oleifera). Bahwa perubahan hormon, gaya hidup, Hastuti et al (2019); Kumari et al   dan penanganan yang salah akan (2018); Hapsari (2019) mengakibatkan timbulnya jerawat pada wajah.

Penelitian Marwiyah & Pertiwi (2019) dengan judul masker daun kelor, daun salam, dan tepung garut untuk mengurangi jerawat pada wajah. Berdasarkan hasil penelitian pemakaian masker kepada 6 responden yang memiliki jenis kulit yang berminyak dan berjerawat. Penelitian dilakukan selama satu bulan dan menggunakan 3 jenis bahan yaitu bahan A (1 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), bahan B menggunakan (2 gram daun kelor dan 1 gram daun salam) dan  bahan C menggunakan (3 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), pemakaian dilakukan seminggu 3 kali serbuk tersebut dicampur dengan air lalu diratakan ke

wajah responden. Hasil menunjukkan produk produk C memiliki presentase paling tinggi tinggi dan responden yang menggunakan produk C mengatakan bahwa nyaman menggunakan masker daun kelor dan kondisi jerawat telah mengalami perubahan. Sebelum menggunakan masker tersebut, kondisi jerawat semua responden sedikit meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi jerawat mulai mengering. Hal tersebut menunjukkan bahwa radikal bebas yang menyebabkan  jerawat dapat dikurangi dengan masker. Hal tersebut sama hasil dari penelitian Sari dan Febriana (2016) yang menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam daun kelor sangat tinggi.

Penelitian Hastuti et al. (2019) dengan judul aktivitas secara in vitro dan dan in  in vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera lam.) dan lam.) dan pegagan (Cetella asiantica (l. ).  ). Urb) sebagai gel anti jerawat. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak

 

51

daun kelor dan herba pegagan memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu saponin, alkaloid, fenolik, tannin, triterpenoid, t riterpenoid, flavonoid,steroid, penoid, dan glikosida. Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dan herba pegagan adalah jenis tanaman dengan kandungan antioksidan tinggi. Kemampuan menghambat aktivitas bakteri diperoleh dari senyawa flavonoid, tannin, saponin, fenolik dan alkaloid. Kandungan steroid yang mampu mengurangi reaksi iflamasi yang menyertai timbulnya jerawat. Kombinasi senyawa-senyawa yang terkandung dari kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai anti-jerawat sesuai dengan etiopatogenesis jerawat yaitu melalui penghambatan bakteri  Propionibacterium acnes (P acnes) terbukti dari hasil diameter bakteri yang mengecil.

Penelitian Safitri (2018) dengan judul pengaruh proporsi ekstrak daun kelor dan pati jagung terhadap hasil jadi masker tradisional untuk perawatan

wajah. Berdasarkan penelitian dari 30 orang responden hasil menunjukkan kesukaan terhadap masker tersebut menunjukkan P=0,000(P
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF