Peneliatan Masker Daun Kelor
October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Peneliatan Masker Daun Kelor...
Description
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR (MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE) PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN
LITERATURE LITERATU RE REVI EW
MUNSHIN I’IS
ELFINE
16.321.0027
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ”INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG 2020
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR
(MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE) PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN
LITERATURE LITERATU RE REVI EW
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Keperawatan Pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
MUNSHIN I’IS ELFINE
16.321.0027
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ”INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG 2020
i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur pada tanggal 23 April 1997 putri dari Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik, penulis merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Pada
tahun
2010
penulis
lulus
dari
MI
Muhammadiyah
01
KEDUNGADEM, setelah itu pada tahun 2013 penulis lulus dari SMP NEGERI 1 KEDUNGADEM, lalu pada tahun 2016 penulis lulus dari SMA NEGERI 01 KEDUNGADEM, dan di tahun setelah kelulusan tepatnya pada tahun 2016 penulis memutuskan untuk melanjutkan kuliah di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima program studi yang tersedia di STIKES tersebut. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, 10 Agustus 2020
Munshin I’is Elfine
16.321.0027
v
MOTTO HIDUP
“JANGAN HIRAUKAN ORANG YANG MEMBUATMU TERLUKA SAAT INI KARENA ITU ADALAH PEMBELAJARAN PALING BERHARGA UNTUKMU MERAIH KESUKSESAN DIMASA YANG AKAN DATANG DAN JANGAN BOSAN UNTUK BERBUAT BAIK” BAIK”
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim, tak lupa yang utama dari segalanya rasa Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingg s ehinggaa memberikan memberikan kemudahan, kemudahan, kelancaran, kelancaran, kesabaran kesabaran dan ridho sehingga karya sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya persembahkan karya sederhana ini kepada : 1. Kedua orangtuaku yaitu “Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik” orang yang paling berharga berharga dan yang yang paling saya saya cintai. Terima kasih atas atas rasa cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang telah diberikan sejak saya lahir hingga saat ini. Memberikan warisan yang paling berharga yaitu ilmu pendidikan pend idikan untuk untuk bekal bekal saya di dunia dunia maupun di akhirat. akhirat. Terima kasih atas atas doa dan dukungan yang tidak hentinya diberikan untuk saya, sehingga saya selalu dipermudah dalam menjalankan segala urusan. Mohon maaf hanya sebuah karya sederhana ini yang bisa saya persembahkan untuk kalian kedua orangtua saya, semoga dari kata persembahan ini membuat Bapak dan Ibu senantiasa banggaa dan bahagia bangg bahagia karena sudah menjadikan menjadikan anak seperti seperti saya sampai ke titik ini. 2. Semua saudara kandung saya “Kakak Ika Nur Laila dan Adik saya Rofi‟ Udd in Abdillah Pamungkas”, yang sudah memberikan saya semangat dan dukungan. dukungan. 3. My best couple yang selalu ada inshaAllah Til Jannah “Sertu Agung Arianto”, terima kasih atas segala waktu dan motivasi yang telah diberikan disaat rasa lelah dan letih menghampiri saya. Terima kasih selama ini sudah bersedia menemani saya hingga benar-benar dinyatakan lulus. 4. Seluruh teman saya S1 Keperawatan yang sudah memberikan semangat yang
vii
luar biasa terhadap saya, semoga kita semua bisa sukses di kemudian hari. 5. Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah membimbing dan mengarahkan saya, terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan sebuah karya sederhana ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) Oleifera) terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) (Acne) pada Remaja (LITERATURE REVIEW)” REVIEW)” walaupun banyak kendala di era pandemic Covid-19 akhirnya karya ini telah selesai dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi S1 Keperawatan di STIKes ICMe Jombang. Penyusunan skripsi ini, penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Maka, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak H. Imam Fatoni, S.KM.,MM., selaku ketua STIKES ICME Jombang sekaligus selaku Dewan Penguji. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku ketua Kaprodi S1 Keperawatan. Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing utama. Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., S.Ke p.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing kedua. Kedua orang orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis, dan teman-teman yang ikut serta memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi bagi pembaca, Amin. Jombang, Jomba ng, 10 Agustus Agustus 2020
Penulis
ix
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR (MO (M ORI NGA O OLEI LEI FE RA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE) PADA REMAJA
LITERATURE LITERATU RE REVI EW MUNSHIN I’IS ELFINE
Pendahuluan : : Jerawat merupakan inflamasi pada kulit sering dijumpai pada usia remaja. Penggunaan masker daun kelor adalah sebagai salah satu inovasi terbaru untuk mengurangi peradangan akibat jerawat. Ekstrak daun kelor dapat menghambat perkembangan bakteri Propionibacterium acnes (P acnes). Tujuan dalam penelitian ini untuk mengurangi inflamasi pada remaja yang mengalami jerawat, setelah pemakaian masker daun kelor. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan HS yang terkait pada literature empiris empiris yang diterbitkan lima tahun terakhir dengan menggunakan desain Literature review review yang bersumber dari pencarian elektronik komprehensif, pencarian dilakukan di Directory of Open Access Journals (2015-2020), Taylor & Francis (2015-2020), Google Scholar (2015-2020), dan mengambil artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Metode review dengan menggunakan istilah dan
ungkapan kata kunci terkait dengan ekstrak masker daun kelor dan jerawat pada remaja. Abstrak atau teks lengkap ditinjau sebelum dimasukkan sesuai dengan kriteria inklusi dan penelitian kualitas dengan menggunakan pedoman strobe. Hasil Penelitian dalam pencarian 10 jurnal, menunjukkan bahwa keadaan wajah sesudah penggunaan ekstrak masker daun kelor jerawat mengering, tidak ada komedo dan wajah menjadi lebih cerah. Kesimpulan Dari penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor terhadap pemulihan jerawat pada remaja. Daun kelor sebagai kontrol positif memberikan hasil yang baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis yang ditandai dengan berkurangnya tanda inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul, dan perubahan kadar sebum. Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik lagi, karena dalam penelitian ini masih ada banyak keterbatasannya. Kata kunci : Masker, Daun kelor, Jerawat
x
AB A B STR ST R AC T THE EF FE CT OF GI VI NG MAS MASK KM MO ORI NGA OLEI FE RA ON THE AC ACNE NE RE CO COVERY VERY I N TEENAGERS LITERATURE LITERATU RE REVI EW MUNSHIN I’IS ELFINE
I nt ntrr oduct uctii on : Acne is an inflammation of the skin it is often met to teenagers age. The use of moringa leaf mask is one of the newest innovations to reduce inflammation which is pause by acne. The extract of moringa leaf extract can inhibit the bactery of propionibacterium acnes (P acnes). The purpose of this research is to reduce inflammation to teenagers who experience from acne after wearing moringa leaf mask extract. R ese search arch pur purpo pose sess : this research used the results of study related to empirical literature which was published in the last five years using the literature review from searching of comprehensive electronic searches conducted on Directory Directory of Open Access Acc ess Journals (2015-2020), Taylor & Francis (2015-2020), Google Scholar (2015-2020), and retrieve articles published in English and languages Indonesian. Review methods using terms t erms and keyword related to moringa oleifera and acne in teenagers. Abstracts or full texts are reviewed before being entered according to inclusion criteria and quality research using strobe guidelines. R esult sultss : Research in a search of 10 journals, showed that the state of the face after using of the extract of the mask of Moringa leaf acne dries, there are no blackheads and the face becomes brighter. Conclusions : it was said by previous research that there was influede in giving moringa leaves extract mask on the acne to teenagers. Moringa leaves is positive control which giving good result to acne. It has proofed well clinical signing with the look of inflammation, number of papules, pustules, nodules, and changes in sebum levels. T he sugge sugg est stii on : It is hoped that the next researcher will wil l be able to do more research, because the research team still has many limitations. K ey Wo Worr ds : Mask, Moringa Oleifera, Acne
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR..................................................... ............................................................................ .............................................. ....................... SAMPUL DALAM .......................................... ................................................................ ............................................ ............................... ......... PERNYATAAN KEASLIAN............................................. ................................................................... .................................. ............ i PERNYATAAN BEBAS PLAGI PLAGIASI ASI .......................................... ................................................................ ...................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................ .............................................................. ...................................... ................ iii HALAMAN PENGESAHAN.................................. ........................................................ ............................................ ........................ iv RIWAYAT HIDUP.......................................... ................................................................ ............................................ .............................. ........ v MOTTO HIDUP ............................................................. ................................................................................... .................................... .............. vi LEMBAR PENGESAHAN ............................................ .................................................................. .................................... .............. vii KATA PENGANTAR ............................................ ................................................................... ............................................. ...................... ix ABSTRAK ........................................... ................................................................. ............................................ .......................................... .................... x DAFTAR ISI ........................................................ .............................................................................. ............................................. ......................... .. xii DAFTAR TABEL ............................................ .................................................................. ............................................ ............................ ...... xv DAFTAR GAMBAR ........................................... ................................................................. ............................................ .........................xvi ...xvi DAFTAR SINGKATAN ............................................ .................................................................. ...................................... ................ xvii DAFTAR LAMBANG ............................................ .................................................................. ........................................ .................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................ .................................................................. .......................................... .................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................... .......................................................................... ............................... ......... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... ................................................................................. ............................... ......... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................... ................................................................................ ........................... ..... 3 1.3 Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ...................................... ................ 3 1.4 Manfaat ........................................... .................................................................. ............................................. .................................. ............ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................... .................................................................. ............................... ........ 5
2.1 Remaja....................... Remaja.............................................. .............................................. ............................................. .................................. ............ 5 2.1.1 Definisi Remaja ............................................ .................................................................. .................................... .............. 5 2.1.2 Masa Remaja ............................................ .................................................................. ........................................ .................. 5 2.1.3 Klasifikasi Remaja .................... ........................................... .............................................. ................................ ......... 6 2.1.4 Karakteristik Masa Remaja ............................................ .............................................................. .................. 8 2.1.5 Perubahan Fisik pada Awal (Puber) .......................................... ................................................. ....... 10 xii
2.1.6 Akibat Perubahan Awal (Puber) ............................................ ...................................................... .......... 14 2.1.7 Bahaya pada Masa Remaja Awal ........................................... ..................................................... .......... 15 2.2 Jerawat (Acne) (Acne) ............................................ ................................................................... ............................................ ..................... 16 2.2.1 Definisi Jerawat ............................................ .................................................................. .................................... .............. 16 2.2.2 Jenis-jenis Jerawat ............................................ ................................................................... ................................ ......... 17 2.2.3 Faktor-faktor Timbulnya Jerawat (Acne) (Acne) ......................................... ......................................... 18 2.2.4 Pengobatan ............................................ .................................................................. ........................................... ..................... 21 2.2.5 Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne) (Acne) ............ 22 2.3 Kelor (Moringa Oleifera) Oleifera) ............................................ ................................................................... ......................... .. 23 2.3.1 Daun Kelor (Folium) (Folium) ........................................... .................................................................. ............................. ...... 23 2.3.2 Definisi Umum ......................................... ............................................................... ........................................ .................. 24 2.3.3 Klasifikasi Kelor ....................... .............................................. ............................................. ................................ .......... 25 2.3.4 Kandungan Daun Kalor ........................................... .................................................................. ......................... .. 25 2.3.5 Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat .......................... .......................... 26 2.3.6 Manfaat Kelor Bagi Kehidupan Kehidupan ....................... ............................................. ................................ .......... 27 2.3.7 Kelor Untuk Kecantikan.............................................. Kecantikan................................................................... ..................... 28 2.3.8 Efek samping Mengkonsumsi Mengkonsumsi Daun Kelor ...................................... ...................................... 28 2.3.9 Cara pembuatan Masker daun kelor dan Cara Penggunaan ............. 29 2.4 Pengaruh Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) Oleifera) terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) (Acne) pada Remaja .......................... ................................................ ........................ 29
BAB 3 METODE ........................................... ................................................................. ............................................ ................................ ..........31
3.1 Strategi Pencarian Litarure .......................................... ................................................................. ........................... .... 31 3.1.1 Framework yang digunakan ........................................ .............................................................. ........................ 31 3.1.2 Kata Kunci......................................... Kunci............................................................... ............................................ ........................... ..... 31 3.1.3 Database atau Search engine.................... engine .......................................... .......................................... .................... 31 3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................... .................................................................. ....................... 32 3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas..................... Kualitas ........................................... .................................. ............ 32 3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi .......................................... ...................................................... ............ 32 3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian ....................................... ........................................................... .................... 35
BAB 4 HASIL ........................................................ ............................................................................... .............................................. ......................... 49
xiii
4.1 Hasil ............................................ .................................................................. ............................................ ...................................... ................ 49
BAB 5 PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ........................................... .....................58
5.1 Pembahasan...................... Pembahasan............................................ ............................................ ............................................ .......................... .... 58
BAB 6 KESIMPULAN KESIMPULAN .......................................... ................................................................ ............................................ ........................ ..60
6.1 Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ........................... ..... 60 6.2 Conflict of Interest ............................................ .................................................................. ...................................... ................ 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................ ................................................................... ............................................. ........................ ..61
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor .................. .................. 26 Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS ........................... ........................... 32 Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian ............................................ .............................................................. .................. 36 Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian .......................................... ............................................ .. 49 Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun ................................... ................................... 49 Tabel 4.3 Primary 4.3 Primary resources of study study ..................... ............................................ ............................................ ..................... 55 Tabel 4.4 Delphi 4.4 Delphi method procedure to find mos mos suitable framework of the study study ........................................... ................................................................. ............................................ ............................. ....... 55 Tabel 4.5 The content of physical activity activity ......................................... ........................................................... .................. 56 56
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pohon kelor ............................................ .................................................................. ........................................... .....................24 Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal ........................................... ................................................................ .....................34
xvi
DAFTAR SINGKATAN
WHO
: World Health Organization
KEMENKES RI
: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
BKKBN
: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
INH
: Isonikotinilhidrazida
Cm
: Sentimeter
Mg
: Miligram
LDL
: Low-density Lipoprotein
STIKes
: Sekolah Tinggi Kesehatan
ICMe
: Insan Cendekia Medika Jombang
VI
: Variabel Independen
VD
: Variabel Dependen
xvii
DAFTAR LAMBANG
1. ( ) = Dalam kurung 2. %
= Persen
3. “
= Tanda Petik
4. N
= Jumlah responden
5. n
= Jumlah kategori tahun publikasi
6. N
= Jumlah jurnal
7. n
= Jumlah Excluded
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penilaian Penilai an Krisis Untuk Quasy Experimental Design ......................... .........................64 Lampiran 2 Prisma Checkist .......................................... ................................................................ ....................................... .................65 Lampiran 3 Hasil Uji Turnitin ............................................ ................................................................... ................................... ............68 Lampiran 4 Format Bimbingan Skripsi ........................................... ................................................................ .....................69 Lampiran 5 Surat Orisinilitas ................................................. ....................................................................... ................................ ..........73 Lampiran 6 Jadwal Kegiatan ........................................... ................................................................. ....................................... .................74
xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jerawat (Acne) adalah sejenis masalah kesehatan kulit akan sering dijumpai seseorang terutama remaja. Jerawat bisa mengganggu penampilan seseorang serta bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan akibat nyeri yang ditimbulkan. Perawatan yang sederhana untuk menghentikan jerawat yang muncul adalah dengan rutin mencuci wajah menggunakan sabun. Namun hal itu tidak akan cukup, kita bisa memilih berbagai jenis perawatan wajah mulai dari dokter atau klinik kecantikan yang berbahan kimia dengan harga mahal ataupun perawatan berbahan alami. Jika ada perawatan wajah yang murah, aman, dan alami mengapa harus memilih yang mahal. Salah satu perawatan yang sangat efisien tersebut adalah dengan penggunaan masker organik yang terbuat dari bahan alami yaitu daun kelor, jika digunakan secara instensif dapat untuk mengurangi jerawat di wajah. Masker organik dari bahan ekstrak daun kelor memiliki banyak kandungan yang sangat sehat untuk wajah. Masker organik dapat mengatasi masalah pada kulit wajah terutama jerawat yang tentunya tidak kalah dengan perawatan dokter kecantikan (Odetta, 2019). Berdasarkan kasus yang diungkapkan Putri (2018) menyebutkan bahwa dari pembahasan mengenai jerawat (acne) adalah 70-100% terjadi pada usia dewasa awal, yakni pada perempuan terjadi di usia 14-17 tahun, dan 16-19 tahun pada laki-laki. Jerawat (acne) (acne) paling tinggi akan muncul pada usia 17 tahun, pada perempuan 85% dan pada laki-laki berkisar 95%.
2
Hasil pengamatan pada Asia Tenggara ada 40-80% kasus jerawat (acne) (acne),, sedangkan di Indonesia sendiri kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia telah mencatat ada 60% penderita jerawat (acne) (acne) pada pada tahun 2006 dan pada tahun 2007. Menurut data statistik kesehatan dunia di tahun 2016, tingkat kehilangan akan hidup sehat dan berkualitas karena faktor jerawat (acne) mengalami (acne) mengalami peningkatan. Di Indonesia sedikitnya 37% perempuan dan 36,5% laki-laki mengalami jerawat (acne) (acne) pada wajahnya. Biasanya jerawat (acne) timbul (acne) timbul diusia pubertas, laki-laki yang menginjak masa pubertas diumur 15-19 tahun dan perempuan ketika mereka berumur 20-24 tahun (Putri, 2018). Di daerah Jawa Timur sendiri terdapat 38% perempuan dan 36,5% laki-laki mengalami jerawat (acne) (acne).. Dan kebanyakan dialami oleh remaja yang sedang pubertas (Afrilyanti, 2015). Menurut Dicky et al , (2016) ada banyak atau multifaktoral penyebab dari jerawat (acne) (acne),, diantaranya adalah faktor genetik, bangsa atau disebut dengan suku, faktor asupan yang dikonsumsi, sebab dari cuaca yang ekstrim, jenis pigmentasi kulit itu sendiri, kebersihan wajah, pemakaian berbagai kosmetik, dan terakhir adalah stress. Penelitian yang dilakukan Putri (2018) menunjukkan bahwa selain faktor yang dipaparkan, faktor matangnya seluruh organ seksual yang dibarengi dengan perubahan berbagai jenis hormon pada remaja juga akan menimbulkan masalah kulit terutama masalah munculnya jerawat pada wajah. Saat jerawat (acne) (acne) timbul di wajah penderita sering mengeluh ruam pada kulit wajah seperti komedo, pustule, papul, nodus, dan ada juga yang disertai rasa gatal.
3
Pemulihan jerawat (acne) (acne) selain selain menggunakan perawatan yang ada di klinik kecantikan, dapat juga menggunakan bahan alami seperti masker dari daun kelor. kelor. Penulis memilih menggunakan menggunakan masker bu bubuk buk dari daun kelor dikarenakan karakter serbuk yang memiliki massa air yang rendah daripada masker yang lain, hal itu membuat menjadi tahan lama. Selain karena alasan tersebut, masker daun kelor juga sangat mudah dan aman jika dibuat sendiri. Pendapat tersebut sesuai dari laporan hasil penelitian Krisnadi (2015) yang menyatakan bahwa karena daun kelor juga memiliki kandungan 36 antiiflamasi. Bubuk dari daun kelor memiliki banyak kandungan sitokinin, dimana di dalam sitokinin terdapat salah satunya zeatin yaitu senyawa memiliki anti-oksidan tinggi yang sifatnya anti-aging anti-aging dan anti-inflamasi. Dapat membantu menggantikan sel tubuh sehingga mencegah penuaan dan timbulnya jerawat. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada pada remaja. 1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada pada remaja usia 13-19? 1.3 Tujuan
Mengkritisi jurnal dengan melakukan literature review dengan judul pengaruh pemberian esktrak masker daun kelor (moringa oleifera) oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada pada remaja usia 13-19 tahun.
4
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis Menambah informasi dan referensi ilmiah berkaitan dengan perawatan dermatologi pada remaja karena adanya perubahan hormon, serta menambah pengetahuan keperawatan tentang zat yang terkandung dalam ekstrak daun kelor (moringa (moringa oleifera) oleifera) dan pengaruh masker ekstrak daun kelor (moringa (moringa oleifera) oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada remaja. 1.4.2 Praktis Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa ( moringa oleifera) oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada remaja dapat digunakan sebagai alternatif perawatan wajah yang efektif dalam mengatasi masalah kulit wajah terutama jerawat (acne) (acne)..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja
Remaja sebuah kata yang diambil dari bahasa latin yaitu adolensence artinya tumbuh untuk menjadi lebih dewasa. Pengertian ini memiliki makna meluas dan mulai terbentuk kematangan mental, fisik dan emosional sosial. Di masa ini seseorang tidak memiliki tujuan yang terlalu jelas, sebab bisa dibilang masuk ke dalam golongan anak tetapi bukan juga dari golongan yang sudah dewasa (Ahyani & Astuti, Ast uti, 2019). Masa remaja ialah suatu periode berlangsungnya pertumbuhan serta perkembangan yang sangat cepat baik secara psikologis, fisik, dan intelektual. Menurut WHO (2016) remaja ialah penduduk dengan umur dari 10-19 tahun, dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI dalam nomor 2005 pada tahun 2014, remaja
berusia
dari 10-18 tahun.
Sedangkan menurut BKKBN rentang usia pada remaja adalah 10-24 tahun dan belum berstatus menikah (Kemenkes RI, 2018). Adolensence atau remaja adalah periode antara pubertas dan kedewasaan. Remaja merupakan transisi karakter kekanakan ke dewasa. Dimulai dari fisik akan mengalami perubahan, organ seksual yang mulai masak. Selain itu, kapasitas intelektual sikap, minat, emosi, bakat, kepercayaan, moral yang tinggi, hubungan dengan orangtua dan juga lingkungan disekitar yang ikut berkembang (Putri, 2018). 2.1.2 Masa Remaja
Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa remaja pada masa ini akan mengalami banyak perubahan yang bersifat sangat cepat. Perubahan itu disebut juga dengan masa puber. Ciri-ciri masa remaja ada tiga, yaitu: 1. Perubahan secara cepat dan signifikan pada tubuh atau fisik 2. Perubahan emosional secara cepat 3. Terjadi perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu hal, seperti keterkaitan terhadap lawan jenis Masa remaja merupakan suatu tahapan anak menuju masa tua. Istilah tersebut awal mulai terjadinya pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya akan mulai usia 12 tahun pada perempuan dan usia 14 tahun pada laki-laki. Transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa sangat beragam dari satu ras ke ras lain, secara luas diartikan sebagai periode dimana perlahan individu mulai bertindak melepaskan diri dari orang tua (Ahyani & Astuti, 2019). Merekan akan mulai bertingkah bebas sesuai dengan keinginannya. Sering menghiraukan nasehat atau pembicaraan dari orangtua. Mereka mulai bersikap mandiri tidak ingin merepotkan orang sekitar teruutama orangtua. 2.1.3 Klasifikasi Remaja
Ahyani & Astuti (2019) menyebutkan klasifikasi remaja dibagi menjadi tiga, yakni: 1. Remaja di Awal (12-15 Tahun) Di masa ini, mereka akan berproses dari segi fisik akan berubah cepat dan berkembangnya intelektual lebih sering atau intensif yang akan menimbulkan peminatan anak terhadap dunia luar sangat
meningkat. Pada masa remaja awal, mereka akan menolak diangggap sebagai kanak-kanak lagi akan tetapi masih belum dapat meninggalkan karakter kanak-kanak. Selain hal tersebut, di masa remaja awal mereka akan sering merasakan keraguan, kesunyian, tidak puas, tidak stabil dan sering merasakan kekecewaan. Menganggap dirinya tidak diperhatikan lagi oleh orang sekitar sehingga mereka mencari cara agar bisa diperhatikan. Namun sering kali mereka menggunakan cara yang salah agar mendapat perhatian tersebut. 2. Remaja di Pertengahan (15-18 Tahun) Perilaku di masa ini mereka belum bisa meninggalkan unsur kekanak-kanakannya tetapi akan timbul hal yang baru yakni kesadaran atas tingkah dan perubahan badaniah mereka. Remaja akan bisa menentukan penilaian untuk hal tertentu dan sering merenungkan pemikiran yang baru dijumpai. Berawal dari hati berisi hal keraguan di masa sebelumnya pada masa pertengahan mulailah muncul kemantapan pada diri sendiri. Dan di masa ini remaja mulai dipertemukan dengan jati diri, serta rasa kepercayaan diri yang tumbuh memberikan kesigapan pada diri untuk menilai diri sendiri. Mulai pandai mengontrol diri dalam setiap kondisi dan mulai mengikuti kegiatan sosial di lingkungan. 3. Remaja di Akhir (18-21 Tahun) Di umur akhir remaja bisa memantapkan diri. Remaja mulai bisa mengenali dirinya sendiri dan mulai membuat ketentuan dengan penuh keberanian untuk dirinya sendiri. Remaja memiliki pemahaman arah
dan tujuan hidupnya. Masa ini banyak remaja akan memiliki pendirian berdasarkan pola pemikiran yang jelas dan baru ditemukannya. Dari pendirian pemikiran mulai timbul sifat kepimpinan dan menentang atas segala sesuatu yang tidak dibenarkan. 2.1.4 Karakterist Karakteristik ik Masa Remaja
Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa masa remaja ditandai karena banyaknya macam perubahan, baik itu secara psikis maupun fisik, yang sering juga akan timbul masalah atau problema tersendiri untuk remaja. Apabila tidak diiringi dengan upaya pengarahan dan pemahaman diri secara cepat dan tepat, akan menjerumuskan pada hal yang negatif bahkan kriminal. Adapun ciri-ciri remaja yaitu: 1. Perkembangan Fisik Fisik atau tubuh yang berubah drastis sangat berhubungan erat dengan awal mulanya ciri-ciri fisik pada pubertas. Aktivitas dari kelenjar pituitary pada masa ini akan mengakibatkan terbentuknya sekresi hormon yang mulai meningkat, dengan efek fisiologis yang menjadikan menyebar luas. Hormon pertumbuhan berkembang sangat pesat, yang akan membawa tubuh mendekati lebih tinggi dan berat badan akan tumbuh sekitar s ekitar dua tahun. t ahun. Pertumbuhan pada laki-laki laki -laki akan datang lebih awal daripada perempuan, hal tersebut menandakan bahwa kematangan seksual pada perempuan akan lebih dahulu matang daripada laki-laki. Tercapainya tingkat matang dari seksual anak perempuan ditandai datangnya menstruasi dan produksi semen pada laki-laki. Hormon yang mengatur tentang perubahan ini ialah endrogen
pada laki-laki dan estrogen perempuan, hormon ini juga menimbulkan ciri-ciri seksual sekunder pada pria; rambut yang mulai tumbuh pada bagian tubuh dan kelamin, suara yang mendalam, pembesaran area payudara dan pinggul yang akan melebar pada perempuan. Hormon juga menimbulkan timbulnya ti mbulnya jerawat jera wat pada wajah remaja baik laki-laki maupun perempuan. 2. Perkembangan kognitif Kekuatan dari pemikiran para remaja telah berkembang menjadikan terbuka luas cakrawala sosial dan kognitif terbaru. Pola pemikiran remaja akan lebih luas, logis dan idealistis, abstrak; remaja sering mengasah pemikiran mereka sendiri, pola pikir orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain terhadap dirinya. Stimulus sangat mempengaruhi perkembangan anak, semakin banyak stimulus yang diberikan kepada anak, semakin banyak belajar tentang hal baru dan itu menyebabkan semakin kuat juga sinapsis neuron yang ada di dalam otak sang anak, hal itu dapat merangsang anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan optimal. Remaja akan sering mencari informasi berbagai hal yang bersumber dari buku maupun internet.
Dalam
pembelajaran
orangtua
perlu
memberikan
pendampingan dan pengawasan agar tak melenceng menuju hal yang negatif. 3. Perkembangan Seksual Perkembangan awal kematangan seksual secara biologis terjadi pada rentang usia 10-14 tahun. Hal tersebut diiringi dengan perubahan pe rubahan
yang terkait hormonal maupun secara fisik. Perubahan hormon estrogen dan progesteron bagi perempuan, dan hormon testosteron bagi laki-laki akan mengakibatkan meningkatnya interaksi sosial remaja dengan lawan jenisnya. Mulai timbul ketertarikan lawan jenis sehingga di masa ini biasanya para orangtua akan memberikan peringatan atau edukasi agar tidak sembarangan bergaul kepada lawan jenis. Jika salah bergaul bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan. diinginkan. 4. Perkembangan Emosional Pada masa ini adalah masa paling sulit bagi keseluruhan, baik untuk remaja sendiri, keluarga dan lingkungan. Remaja akan sering mengalami naik turun dalam emosi, sering marah dan salahpaham untuk hal-hal kecil. Apalagi jika kemauan remaja tidak terpenuhi, ia akan merasa tidak ada yang perhatian lagi kepada dirinya. Remaja akan sering berselisih paham kepada orangtua maupaun teman sebaya. 2.1.5 Perubahan Fisik pada Awal (Puber)
Selama masa remaja pertumbuhan terjadi sangat pesat, ada 4 perubahan fisik (Ahyani & Astuti, 2019). 2019). 1. Perubahan Ukuran Tubuh Pertumbuhan yang sangat terlihat adalah perubahan pada berat badan dan tinggi badan. Pada perempuan rata-rata mengalami peningkatan tinggi pertahun sebelum masa haid sejumlah 7,5 cm. Namun setelah haid tingkat pertumbuhan akan menurun drastis menjadi 2,5 cm per tahun dan akan berakhir pada usia 14 tahun. Setelah itu, akan terjadi perlambatan pertumbuhan hingga usia 20-21
tahun. Untuk anak perempuan peningkatan berat badan akan terjadi sesaat sebelum dan sesudah masa haid datang, setelah itu akan mulai terjadi perlambatan. Dan bagi anak laki-laki, pertambahan pada berat badan maksimum terjadi setahun atau 2 tahun setelah anak perempuan dan akan mencapai puncak pada usia 16 tahun, dan selepas itu akan terjadi perlambatan juga. 2. Pertumbuhan Proporsi Tubuh Pada tubuh perempuan, hal spesifik yang akan terlihat adalah di daerah payudara dan pinggul, mulanya terlihat kecil sekarang mulai kelihatan membesar dan melebar. Sedangkan pertumbuhan spesifik pada lelaki akan tampak jelas pada bahu yang melebar. Selain pertumbuhan hal tersebut, baik laki-laki atau perempuan akan mengalami pertumbuhan yang tampak jelas di hidung, kaki, lengan, tangan, ukuran pinggang berkembang, tungkai kaki memanjang dan keadaan ini akan bertahan hingga usia sekitar 15 tahun. 3. Perubahan Ciri-ciri pada Seks Primer Selanjutnya yakni tumbuh kembang bagian dari ciri seks primer, yaitu organ seks. Perubahan laki-laki, testis atau gonad yang berada dalam scrotum atau sac, di usia 14 tahun akan mulai matang berkisar 10% dari ukuran matang keseluruhan. Kemudian barulah selama 1 sampai 2 tahun akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, setelah 2 tahun pertumbuhan akan menurun. Testis akan terus berkembang penuh pada usia 20-21 tahun. Sesaat Ses aat setelah hal tersebut terjadi, dilanjutkan pertumbuhan pada penis yang akan meningkat
dengan pesat. Bermula dari panjangnya kemudian volume penis akan membesar. Sementara pada perempuan, perubahan ditandai dengan massa uterus yang akan meningkat di usia 11 tahun sekitar 5,3 gram, dan pada usia 16 tahun akan bertambah menjadi 43 gram. Tuba falopi, sel telur dan vagina akan tumbuh dengan cepat di masa ini. Tanda awal
bahwa
sistem
mekanisme
reproduksi
pada
perempuan
mengalami kematangan yaitu ditandai datangnya menstruasi atau lender, darah beserta jaringan sel yang hancur berasal dari uterus secara berkala. Haid atau menstruasi akan terus dialami setiap 28 hari sekali hingga perempuan mencapai masa menopause menopause pada akhir usia 40 tahun atau pada usia awal 50 tahun. 4. Perubahan Ciri Seks Sekunder Ciri-ciri sekunder akan lebih menonjol ke penampilan. Penampilan remaja laki-laki maupun perempuan juga akan berbeda. Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah: a. Rambut disekitar kemaluan akan mulai timbul sekitar 1 tahun pasca perkembangan penis dan testis menjadi besar. b. Payudara mulai membesar dan menonjol secara signifikan. c. Puting pada susu akan membesar dan mulai menonjol keluar. Kelenjar susu akan berkembang, sehingga payudara akan menjadi lebih besar dan berbentuk bulat. d. Warna rambut pertumbuhan ini akan lebih hitam, tidak lembut, menjadi subur dan sedikit keriting. Rambut juga semakin tebal dari sebelumnya.
e. Pinggul akan menjadi lebih melebar dan menjadi bulat efek dari tulang pinggul yang membesar dan lemak. f. Kulit akan cenderung lebih kasar, kusam, bewarna lebih pucat dari sebelumnya dan pori-pori melebar. g. Kelenjar minyak yang berada di dalam kulit akan menjadi lebih besar dan lebih aktif dari biasanya, sehingga akan menimbulkan banyak jerawat je rawat (acne) di wajah, punggung, dada, leher, dan area lainnya. h. Rambut disekitar area kemaluan akan muncul setelah payudara dan pinggul berkembang. Rambut kulit wajah dan ketiak akan muncul setelah haid. Semua rambut yang tumbuh akan berubah menjadi lebih kasar, subur, warnanya menjadi gelap, dan agak keriting kecuali rambut pada wajah. i. Semua otot akan membesar dan menjadi lebih kuat, sehingga akan lebih berbentuk
di lengan, bahu, dan tungkai kaki.
Permukaan kulit akan menjadi lebih kasar, menebal, pucat, dan pori-pori akan membesar. j. Awalnya suara akan menjadi lebih serak dari sebelum, lalu volumenya
akan
meningkat
sampai
nada
yang
semakin
mendalam. Suara akan berubah jadi penuh dan menjadi merdu bagi perempuan. k. Kelenjar
keringat
dan
lemak
terus
meningkat
sehingga
menimbulkan munculnya jerawat (acne) di wajah, leher, dada, punggung dan area lainnya.
l. Benjolan kecil yang berada di sekitar kelenjar susu laki-laki mulai tumbuh di usia 12-14 tahun. Hal tersebut berlangsung dalam hitungan minggu dan jumlahnya menurun baik dari segi jumlah ataupun ukurannya. 2.1.6 Akibat Perubahan Awal (Puber)
Perubahan yang terjadi pada masa remaja akan menimbulkan beberapa akibat (Ahyani & Astuti, 2019). 1. Akibat terhadap kondisi fisik a. Pertumbuhan yang sangat pesat pada tubuh cenderung akan lebih sering merasa kelelahan, lesu, letih, let ih, dan gejala buruk lainnya. b. Anemia akan sering menghampiri sehingga diperlukan makanan yang bergizi tinggi. c. Akan sering mengalami gangguan pada pencernaan dan nafsu makan menurun faktor dari penurunan kelenjar, ukuran ukuran dari semua organ internal. d. Saat periode awal menstruasi datang, anak perempuan akan sering merasakan nyeri kepala, nyeri di daerah punggung, kejang dan nyeri di bagian perut yang bisa saja sampai menimbulkan pingsan, muntah,
gangguan
kulit,
tungkai
dan
pergelangan
kaki
membengkak, kelelahan, tertekan, dan marah. 2. Akibat terhadap kondisi psikologi (sikap dan perilaku) a. Ingin menyendiri menghindari keramaian karena merasa kurang mendapat perhatian dari orang terdekat
b. Mulai muncul rasa bosan terhadap sesuatu dan mencari kegiatan lain yang lebih menarik c. Emosi yang sering meninggi tanpa diketahui penyebab yang pasti d. Inkoordinasi e. Antagonism sosial f.
Kepercayaan atas diri sendiri yang semakin menurun
g. Kurang bisa menata penampilan sehingga membuat penampilan menjadi terlalu sederhana dan tidak menarik. 2.1.7 Bahaya pada Masa Remaja Awal
1. Bahaya Fisik a. Kurangnya hormon tumbuh; bisa membuat pertumbuhan anak menjadi lebih kecil daripada umumnya b. Kekurangan hormon gonad; kekurangan hormon gonad akan memberi pengaruh terhadap perkembangan organ seks sekunder, sehingga postur remaja lebih kekanak-kanakan c. Kelebihan hormon gonad; hal ini menyebebakan datangnya puber yang terlalu cepat atau dini yakni berkisar diantara usia 5-6 tahun. Semua organ seks sudah mulai matang akan tetapi masih berbentuk kecil tidak seperti anak normal pada umumnya 2. Bahaya Psikologis a. Konsep pemahaman diri yang tidak begitu baik b. Prestasi menurun disebabkan minat belajar muli menurun karena anak lebih minat akan hal baru yang dijumpai
c. Kurangnya persiapan dalam menghadapi masa puber menjadikan anak menjadi minder dan malu terhadap teman sebaya d. Kurang bisa menerima perubahan yang terjadi atas tubuhnya (Ahyani & Astuti, 2019). 2.2 Jerawat (Acne) 2.2.1 Definisi Jerawat
Jerawat (acne) yaitu peradangan atau inflamasi yang dialami pada kulit dengan munculnya tanda komedo terbuka dan tertutup, bintil (papula atau nodula) atau nodula) atau bintil yang bernanah berada di permukaan kulit bewarna kemerahan dan berlemak yang akan disebut dengan seborrhea. Masalah jerawat pada umumnya dialami oleh lebih dari 80% populasi masyarakat yang akan mulai timbul diusia 12-44 tahun. Jerawat sendiri bahasa Inggris dari “acne” berasal dari bahasa yunani “acme” yang mempunyai arti “awal dari kehidupan seseorang”. Mengapa disebut demikian dikarenakan berkaitan dengan pubertas sebagai tahap awal dari kedewasaan, terutama pada fisik (Pinem, 2019). Kemunculan jerawat (acne (acne)) pada umumnya terjadi dimasa remaja atau pubertas, dimana produksi hormon androgen akan meningkat secara drastis dan berdampak pada peningkatan sekresi sebum dan keratin. Sebum merupakan produk kelenjar sebasea (kelenjar minyak di kulit) yang bertugas sebagai pelumas kulit dengan sebum hasil produksinya produksinya sedangkan keratin adalah protein pembangun kulit yang berbentuk serabut-serabut. Benjolan jerawat (acne) akan terbentuk ketika sekresi sebum melebihi kemampuan kulit dalam mengeluarkannya melalui pori-pori. Sebum yang
bertekstur lengket memudahkan bakteri dan kotoran terjebak di dalamnya dan akan menimbulkan infeksi. Dalam konteks infeksi mikoorganisme dan kotoran, jerawat (acne) mulai timbul sebagai respon tubuh untuk mengeliminasi dari luar (Rahman, 2018). 2.2.2 Jenis-jenis Jerawat
Pinem (2019) menyebutkan jenis-jenis jerawat ada 6, yaitu: 1. Acne vulgaris vulgaris Acne vulgaris merupakan vulgaris merupakan inflamasi yang dialami di masa pubertas dan ditandai dengan kulit yang cenderung berminyak, komedo, serta seringkali meninggalkan bekas dari pustule dan popula. Acne vulgaris sering muncul dibagian wajah, lengan atas, ata s, dada, dan punggung. 2. Acne inversa Jerawat tipe ini akan muncul baik secara internal maupun eksternal yang sering ditandai dengan adanya bengkak di area tertentu, terasa sakit, timbul lecet dan terkadang muncul di area punggung dan pinggul. Jika faktor internal bisa karena hormon, lain halnya dengan faktor eksternal disebabkan karena kebersihan badan yang kurang seperti kebersihan alat mandi. 3. Acne rosacea Acne rosacea sering dirasakan orang dewasa berbeda dengan acne vulgaris jerawat jenis ini muncul diusia berkisar diatas 30 tahun, dan bisa mencapai puncak pada usia 40-50 tahun. Acne rosacea rosacea biasanya hanya akan muncul dibagian tengah kulit wajah. Tapi tidak memungkinkan juga untuk tumbuh dibagian wajah lain.
4. Cystic acne Jerawat jenis ini akan timbul dalam bentuk bisul disebabkan hasil dari menumpuknya racun dalam tubuh. Jerawat jenis ini akan terus membesar dan tubuh sampai racun tersebut berhasil keluar melalui pori pori. Jerawat ini bisa muncul dibagian. 5. Back acne Back acne atau disebut dengan jerawat punggung. Jerawat ini akan muncul jika keadaan tubuh yang terlalu banyak menghasilkan kelenjar minyak dan tertimbun oleh pori-pori. Biasanya muncul karena sering berolahraga dan tidak tepat saat membersihkan bagian punggung. punggung. Bisa juga
karena
handuk
atau
pakaian
yang
kotor
menyebabkan
kemunculannya. 6. Acne conglobata Acne conglobate adalah jerawat yang sudah kronis, memiliki kondisi berupa gabungan dengan jerawat bernanah. Nodula akan terbentuk t erbentuk dan mulai
menyebar
melalui
saluran.
Di
dalam
saluran
tersebut
mengandung cairan berisi nanah dan darah. Penyebaran dari hal tersebut bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada penderita, peradangan sendi, dan bisa juga neutrofilia (kelebihan neotrofil-sel darah putih dalam darah) yang lebih dikenal dengan istilah acne fulminans. 2.2.3 Faktor-fakt Faktor-faktor or Timbulnya Jerawat (Acne)
Makna (2016) menyebutkan ada banyak faktor penyebab jerawat (acne), antara lain adalah endokrin, genetik, makanan, faktor psikis,
keaktifan dari kelenjar sebasea, kosmetika dan bahan kimia lainnya, seperti: 1. Sebum Sebum adalah faktor utama yang menyebabkan munculnya jerawat (acne), jika (acne), jika jerawat semakin keras berarti dipengaruhi oleh sebore yang berlebih. 2. Bakteri Jenis mikroba yang sangat berperan dalam pembentukan jerawat (acne) adalah Pityrosporum ovale, (acne) ovale, Propionibacterium acnes, dan Staphylococcus epidermis. 3. Diet Diet tidak sepenuhnya mempengaruhi jerawat (acne) (acne),, akan tetapi penderita yang sering mengkonsumsi lemak dan karbohidrat, belum dipastikan akan mengalami perubahan pengeluaran sebum karena kelenjar lemak bukan sebagai alat makan. 4. Herediter Faktor keturunan (herediter) bisa mempengaruhi aktivitas kelenjar palit ( glandula glandula sebasea) sebasea) menjadi berjumlah lebih banyak. Apabila dari kedua orangtua memiliki riwayat parut bekas jerawat pada wajah, besar kemungkinan keturunannya keturunannya juga akan merasakan hal tersebut. 5. Endokrin, diantaranya: a. Hormon androgen, hormon tersebut mempunyai peran sangat penting dikarenakan kelenjar palit bersifat sensitif. Hormon androgen asalnya dari testis dan kelenjar anak ginjal ( adrenal ), ), hal
tersebut mengakibatkan produksi sebum meningkat dan palit bertambah. b. Estrogen, hormon ini bisa menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Sehingga produksi sebum bisa mengalami penurunan. c. Progesteron, selama menstruasi sebum akan akan terus terus memproduksi, memproduksi, akan tetapi terkadang jerawat (acne) (acne) akan muncul selama premenstruasi dan bisa menghilang setelah menstruasi berhenti. 6. Iklim Sinar dari ultraviolet (UV) (UV) meiliki efek yang bisa membunuh bakteri di permukaan kulit. Sinar tersebut dapat menembus epidermis bagian atas dan bawah dermis kulit sehingga mempengaruhi bakteri yang terletak dibagian dalam kelenjar palit. Cuaca dan polusi udara yang kotor menjadikan bakteri dan kuman menyumbat pori-pori sehingga minyak tertimbum
di
dalam
kulit
sehingga
menyebabkan
terjadinya
peradangan. 7. Faktor Psikis Faktor gangguan emosi atau stress akan menimbulkan penderita memanipulasi
jerawat
dengan
cara
mekanis
sehingga
akan
menyebabkan dinding folikel menjadi rusak dan muncul lesi yang semakin meradang. 8. Kosmetika Berbagai jenis kosmetika akan menyebabkan munculnya jerawat (acne) tidak tergantung pada merk, harga, dan komposisi. Karena (acne)
penderita sebagian mengalami ketidakcocokan kompisisi sehingga menyebabkan jerawat semakin meradang. 9. Bahan kimia Sebagian bahan kimia bisa menimbulkan erosi yang hampir sama dengan jerawat (acneform eruption), seperti kortikosteroid, obat anti konvulsan (fenobarbital, trimetandion), iodide, tetrasilikin, INH, vitamin B12. 2.2.4 Pengobatan
Tujuan yang penting dari pengobatan jerawat (acne) (acne) yakni untuk menurunkan
proses
dari
peradangan
kelenjar
pilosebasea
sampai
menghentikan gejalanya, pengobatan untuk mengatasi jerawat ada dua yaitu: 1. Farmakologi Untuk jenis jerawat yang ringan dan tidak terlalu parah, jerawat (acne) (acne) diberikan obat salisilat dan benzoilperoksida. Namun diantara kedua obat tersebut benzoilperoksida
adalah obat yang
mempunyai khasiat efektif dan sering digunakan, mengandung keratolitik yang berfungsi untuk menipiskan lapisan tanduk (keratin) sehingga pori-pori folikel KT dan talg yang tertimbun bisa terbuka dan keluar (Makna, 2016). 2. Nonfarmakologi Untuk mengurangi dampak dari antibiotik obat, para penderita jerawat (acne) bisa menggunakan bahan alami seperti masker bubuk daun kelor. Masker adalah sediaan topikal yang diaplikasikan pada
wajah untuk memberikan efek kencang dan membersihkan kotoran yang menempel. Biasanya masker dioleskan pada wajah sampai leher menggunakan kuas, dan dibiarkan sampai mongering, sampai masker terasa mengeras dan terasa ketat di kulit. Sebelum penggunaan masker, kulit wajah dikompres menggunakan air hangat atau uap hangat sehingga menyebabkan pori-pori akan terbuka dan mudah dalam mengelurakan kotoran yang menimbulkan jerawat (acne), lalu masker diaplikasikan ke wajah minimal 3 kali dalam seminggu. Zatzat yang terkandung sesuai bahan masker akan diserap oleh kulit dalam waktu singkat. Campuran dasar di dalam masker golongan ini berupa cream berlemak dengan reaksi netral, yang akan menimbulkan peningkatan suhu pada kulit, sehingga memperlancar peredaran darah dar ah (Rahman, 2018). 2.2.5 Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne)
1. Menjaga kesehatan, mengkonsumsi berbagai asupan yang bergizi seimbang dengan cara memperbanyak minum air putih dan serat yang berasal dari buah dan sayur. 2. Rajin membersihkan wajah, terutama setelah berada diluar rumah dan sebelum
tidur.
Namun
juga
jangan
berlebihan
juga
dalam
membersihkan wajah karena bisa menyebabkan kulit menjadi kering. 3. Memilih pembersih muka dan make-up sesuai dengan jenis kulit. 4. Tidak memencet jerawat, terutama saat keadaan tangan kita kotor. Karena hal itu akan menyebabkan jerawat semakin meradang dan bisa meninggalkan bekas kehitaman pada kulit (Pinem, 2019).
2.3 Kelor (M or i nga Ole Oleii fer fer a) 2.3.1 Daun Kelor (folium)
Kelor merupakan jenis pepohonan yang bisa tumbuh dengan baik dan cepat, dan dunia juga telah menggambarkan sebagai tanaman yang paling memiliki nilai gizi yang tinggi. Dari bagian daun sendiri mempunyai kandungan betakaroten melebihi kandungan yang ada di wortel, memiliki kandungan protein melebihi kacang polong, kandungan vitamin c yang melebihi dari buah jeruk, kandungan tinggi kalsium yang melebihi segelas susu, memiliki kandungan zat besi lebih tinggi daripada bayam dan tinggi kalium melebihi kalium pada pisang. Kelor juga sering digunakan sebagai pelengkap pengobatan modern bagi penderita sakit kronis (Krisnadi, 2015). Daunnya majemuk, memiliki tangkai panjang, susunnya berseling (alternate),, daun berbentuk beranak gasal (imparipinnatus), daun yang (alternate) masih muda akan bewarna hijaumuda sedangkan saat dewasa akan memiliki warna yang lebih tua, daunnya berbentuk bulat telur, panjang sekitar 1-2cm, memiliki lebar 1-2cm, lemas dan tipis, pangkal dan ujungnya tumpul, tepinya rata, pertulangannya menyirip, bertekstur halus pada permukaannya. Bangun daun berbentuk bulat, pangkal daun tidak bertoreh dan berbentuk bangun bulat seperti sebutir telur. Ujungnya tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujungnya seperti suatu busur (Krisnadi, 2015).
2.3.2 Definisi Umum
Gambar 2.1 pohon kelor, Sumber: Sumber: https://widiynews.com Kelor (Moringa oleifera) berbentuk oleifera) berbentuk pepohonan, yang memiliki usia panjang (perenial) (perenial) dan tinggi sekitar 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus),, lurus, memiliki warna putih tulang atau kotor, kulit yang tidak (lignosus) terlalu tebal, dan permukaan yang bertekstur kasar. Percabangan simpodial,
arah cabangnya lurus atau bisa miring dan memanjang.
Tanaman ini bisa diperbanyak dengan cara generative (biji) maupun vegetative (stek batang). Kelor dapat tumbuh di daerah dengan memiliki dataran rendah dan tinggi hingga mencapai ketinggian ± 1000 m dpl, sering juga orang yang menanam digunakan sebagai pagar rumah atau tapal batas pada halaman rumah atau ladang. Kelor adalah tanaman mentoleir yang berarti mudah tumbuh dengan subur disegala macam keadaan iklim. Kelor dapat tahan dalam musim kemarau yang sangat panjang dan tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki m emiliki curah hujan tahunan berkisar 250-1500 mm. Daun kelor bisa dipetik pasca pohon tumbuh 1,5-2 meter tingginya, dan bisa memakan waktu 3-6 bulan. Pemanenan dalam kebun dapat dilakukan dengan memetik batang daun dari cabang atau dengan pememotongan cabang dengan ketinggian 20-40 cm di atas tanah (Krisnadi, 2015).
2.3.3 Klasifikasi Kelor
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyts (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Capparales Famili: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa Spesies: Moringa oleifera Lam 2.3.4 Kandungan Daun Kelor
Daun kelor sering dipergunakan dalam berbagai pengobatan. pencahar, digunakan sebagai pengobatan pada kulit, dioleskan pada kening saat pusing,
digunakan
sebagai kompres penurun
panas,
radang
tenggorokan, obat pada mata yang memerah akibat iritasi, bronchitis bronchitis,, infeksi telinga, kudis dan kurap, dan selesma. Daun juga dapat digunakan untuk jus yang diyakini untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah, dan digunakan juga sebagai obat mengurangi pembengkakan kelenjar (Krisnadi, 2015). Krisnadi
(2015)
menyatakan
bahwa
serbuk
daun
kelor
mengandung: 1. Vitamin A dan beta carotene, carotene, 10 dan 4 kali lebih banyak dibanding dibanding sebuah wortel
2. Vitamin B1, 4 kali melebihi daging babi, 3. Vitamin B2, 50 kali melebihi sardines, 4. Vitamin B3, 50 kali melebihi kacang-kacangan, 5. Vitamin E, 4 kali melebihi minyak nabati, 6. Zinc, 6 kali melebihi kacang almond, 7. Zat besi, 25 kali melebihi sayur bayam. Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor
Nutritional Analysis
Satuan
per 100 gram bahan Daun segar Serbuk Daun
Nutrisi Kandungan Air Kalori
% Cal
75.0 92.0
7.50 205.0
Protein Lemak Karbohidrat Serat
gram 6.7 27.1 gram 1.7 2.3 gram 13.4 38.2 gram 0.9 19.2 VITAMIN Vitamin A - B carotane mg 6.80 16.3 Vitamin B - Choline mg 423.00 Vitamin C - Ascorbic Acid mg 220.00 17.3 ASAM AMINO *) Arginine mg 406.6 1325 Histidine mg 149.8 613 Lysine mg 342.4 1325 Sumber: Hakim bey, All Things Moringa (dalam Krisnadi, 2015) 2.3.5 Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat
Peradangan yang terjadi di kulit terutama wajah sering terjadi akibat terlalu lama terkena paparan matahari, cuaca, polusi dan beraneka ragam produk. Jadi cara yang terbaik untuk mengurangi resiko hal buruk terjadi yaitu dengan cara memberikan nutrisi dengan anti-inflamasi secara teratur. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan diet, mengkonsumsi suplemen, dan pelembab, dengan demikian kita dapat mengontrol proses
hal buruk terjadi. Dan kelor memiliki kandungan 36 anti-inflamasi. Dalam serbuk daun kelor terkandung sitokinin, di dalam sitokinin terdapat salah satunya senyawa Zeatin merupakan anti-oksidan tinggi dengan sifat anti penuaan. Membantu M embantu menggantikan sel-sel tubuh pada tingkat sesuai usia, dan memberikan kesan yang jauh lebih muda pada kulit (Krisnadi, 2015). Menurut Suryawan (dalam Oddeta, 2019) menyatakan bahwa daun kelor memiliki manfaat untuk kecantikan. Daun kelor memiliki kandungan yang cukup tinggi daripada tanaman lain sehingga dapat digunakan sebagai superfood. sebagai superfood. Kaya akan kandungan antioksidan yang terdapat dalam daun kelor sangat tinggi yakni 113 mg per 100 gram daun kelor kering atau serbuk. Sehingga untuk memaksimalkan dan efisiensi waktu daun kelor dalam kecantikan, daun kelor dibuat kering lalu dibuat serbuk untuk dipergunakan sebagai masker wajah. 2.3.6 Manfaat Kelor bagi Kehidupan
1. Memperbaiki lahan yang kritis karena digunakan untuk pagar rumah dan lahan, pohon yang bisa menjulang tinggi dimanfaatkan sebagai pagar oleh sebagian orang, 2. Sumber energi yang alami dan mudah dicari, 3. Daun atau batang yang masih muda bisa dijadikan untuk pakan ternak, 4. Penjernih air yang keruh, 5. Khasiat penyembuhan segala macam penyakit dari yang ringan sampai dengan yang kronis, 6. Penyeimbang kadar glukosa darah bagi penderita diabetes, 7. Dapat menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi,
8. Meningkatkan kesuburan bagi perempuan maupun laki-laki, 9. Membersihkan racun dalam tubuh terutama hati, 10. Menurunkan LDL (kolesterol jahat), 11. Asam urat (rheumatik), 12. Penguat jantung, 13. Memperbaiki fungsi hati dan ginjal, 14. Meningkatkan autoimunitas, 15. Kulit lebih sehat dan cerah 16. Sumber gizi bagi lansia (Krisnadi, 2015). 2.3.7 Kelor untuk Kecantikan
Menurut penelitian kelor dapat yang dikembangkan menjadi berbagai produk untuk kecantikan (Krisnadi, 2015). 1. Sabun tubuh (body wash) wash) 2. Pelembap kulit (body butter) butter) 3. Seed scrub untuk scrub untuk wajah 4. Pelembap dan vitamain bibir (lipbalm) (lipbalm) 5. Spray wajah 6. Royal cream 7. Sabun wajah (face seed soap) soap) 8. Masker powder 9. Pomaid untuk rambut 2.3.8 Efek Samping Mengkonsumsi Daun Kelor
Daun kelor adalah tumbuhan alami yang tidak mempunyai efek samping berbahaya. Dikarenakan mempunyai berbagai kandungan zat baik yang terkandung di dalamnya (Odetta, 2019). 2.3.9 Cara Pembuatan Masker Daun Kelor dan Cara Penggunaan
Untuk pembuatan masker organik daun kelor cukuplah mudah, hanya perlu daun kelor saja. 1. Langkah
pertama
yaitu
memisahkan
daun
dari
batang
lalu
mengeringkan daun kelor dengan cara dijemur dibawah terik matahari 2. Setelah kering daun kelor bisa ditumbuk sampai benar-benar halus, namun jika dirasa kurang halus ulangi untuk menumbuk daun tersebut
3. Lalu ayak serbuk dari daun kelor yang telah kering kering agar mendapatkan serbuk yang halus dan lembut (Oddeta, 2019). Setelah langkah tersebut dilakukan masker daun kelor siap untuk digunakan, cara penggunaan pun sangat mudah dan tidak merepotkan. Karena tekstur masker yang sudah menjadi serbuk maka dari itu perlu air untuk melarutkannya. Larutkan 1 sendok makan serbuk masker kedalam tiga sendok makan air. Dan masker siap dioleskan, penggunaan yang baik minimal 3 kali dalam seminggu. Masker organik tidak memiliki efek samping yang buruk atau bahaya (Odetta, 2019). Selain menggunakan air, kita juga dapat menambahkan komposisi dalam pengaplikasian masker seperti air mawar, madu, ataupun susu cair. 2.4 Pengaruh Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) pada Remaja
Menurut penelitian Perwita (2019) menjelaskan bahwa daun kelor dapat dimanfaatkan untuk masker wajah, daun kelor memiliki antioksidan dan fenolat. Antioksidan yang terdiri dari vitamin A, B, C yang dapat melembabkan kulit, memperbaiki sel, melindungi kulit, mencerahkan kulit wajah, dan memproduksi kolagen sehingga dapat memperbaiki tekstur kulit yang kasar akibat timbulnya jerawat atau luka. Fenolat yang mengandung banyak mineral, vitamin A sampai C, protein, vitamin B1, kalsium, fosfor, asam elagik, asam ferulat, asam klorogenat, serta B-karoten B-karoten.. Fenolat dapat memberikan perlindungan dan menjaga kelembaban kulit wajah sehingga dapat mencegah penuaan dini dan mengurangi inflamasi karena jerawat.
BAB 3 METODE 3.1 Srategi Pencarian Literature 3.1.1 F r amewor k yang yang digunakan
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel atau jurnal menggunakan PICOS framework. PICOS framework. 1) Population/problem, Population/problem, populasi populasi atau masalah dalam literature review review ini adalah pada remaja yang mengalami masalah jerawat je rawat (acne) (acne).. 2) Intervention, tindakan dalam literature review ini adalah pemberian masker ekstrak daun kelor (moringa oleifera). oleifera).
3) Comparation, tidak ada faktor pembanding. 4) Outcome, terdapat pengaruh pemberian masker ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada pada remaja. 5) Study design, desain penelitian eksperimental dan dan studi studi literature. literature. 3.1.2 Kata Kunci
Pencarian jurnal atau artikel menggunakan keyword dan boolen operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas
atau
menspesifikasikan
pencarian,
sehingga
akan
mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan oleh penulis. Keyword yang digunakan di penelitian adalah, “Moringa oleifera” AND “Acne” AND “Acne” AND “Face Treatment”. Treatment”. 3.1.3 D ata ataba base se atau Se Sea ar ch engi ngine ne
Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lebih terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik yang dilakukan menggunakan database melalui DOAJ (Directory of open access journals), journals), taylor & francis,, dan google francis dan google scholar . 3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS Kriteria
Inklusi
Population/P Populasi atau masalah dalam roblem literature review review ini adalah pada remaja yang mengalami masalah jerawat (acne)
Ekslusi
Jurnal nasional maupun internasional yang tidak berhubungan dengan topik yang akan menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi
Intervention
Pemberian Masker Moringa Oleifera
Comparation
Tidak ada faktor pembanding
Tidak ada faktor pembanding
Outcome
Adanya pengaruh pemberian masker daun kelor terhadap pemulihan jerawat (acne) (acne) pada remaja Quasi eksperimental studies Artikel atau jurnal yang terbit setelah tahun 2015
Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor terhadap pemulihan jerawat (acne) pada (acne) pada remaja Systematic/Literature Review Artikel atau jurnal yang terbit sebelum tahun 2015
Study Design Tahun terbit Bahasa
-
Bahasa Inggris dan Bahasa Selain Bahasa Inggris Indonesia Bahasa Indonesia
dan
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas 3.3.1 Hasil Pencarian Data Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi DOAJ (Directory of open access journals), journals), taylor & francis, francis, dan google dan google scholar menggunakan kata kunci “Moringa oleifera” AND “Acne” AND AND “Face
Treatment”, peneliti Treatment”, peneliti menemukan 102 jurnal yang sesuai s esuai dengan keyword tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 50 jurnal dieksklusi karena terbitan tahun 2015 kebawah dan menggunakan Bahasa selain Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Assessment Indonesia. Assessment kelayakan terhadap 40 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan ekslusi, sehingga didapatkan 10 jurnal yang dilakukan review review..
Pencarian menggunakan keyword melalui database Google Scholar , DOAJ (Directory of open access journals),, Taylor & francis journals)
Google scholar (n = 89) DOAJ (Directory of open access journals (n journals (n = 1) Ta lo lorr & ranc rancis is n = 12
N = 102
E xclude xcluded d (n =) Seleksi jurnal 5 tahun terakhir dan menggunakan Bahasa Inggris N = 50
Seleksi judul dan duplikat
Problem/populasi -
I nte nterr ve vention ntion -
Antiaging dan status gizi (n = 10)
-
Pharmacy (n = 3)
Outcome -
N = 30
Tida Tidak k ses sesua uaii den deng gan to topi pik k (n (n = 6) 6)
Tida Tidak k ad adaa hu hubu bung ngan an de deng ngan an masker ekstrak daun kelor dengan pemulihan jerawat (n = 4)
Identifikasi abstrak
Stud Stu dy design -
Systematic review (n review (n = 2 )
-
Literature review (n review (n = 3)
-
Book chapters (n chapters (n = 2)
N = 10
Jumlah akhir yang dapat di analisa sesuai rumusan masalah dan tujuan N = 10
E xclude xcluded d (n = 10) -
-
Pemberian masker ekstrak daun kelor dilakukan selain penderita jerawat (n = 5) Tujuan penelitian tidak sesuai (n =
Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal
3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian
Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan menggelompokkan data-data hasil ekstraksi yang telah sejenis dan sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang telah sesuai dengan kriteria inklusi kemudian akan dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode, hasil penelitian serta database database..
Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian Metode Volume, No
Author
(Desain, Sampel,
Tahun
Judul
D atabase atabase
Hasil Penelitian
Angka
Variabel, Instrumen, Analisis)
1
Marwiyah,
2019
Megawati
Vol. No 1
Kusuma Pertiwi
Desain: Eksperimental Hasil
7, Masker Daun Kelor, Daun
Sampel:
Salam, dan
Simple
Tepung Garut
sampling
tersebut
Google
menyatakan bahwa masker
Scholar
random yang
penelitian
terbuat
dari
daun
kelor, tepung garut dan salam
dinyatakan
valid
untuk
Variabel:
Mengurangi
- VI: masker daun untuk mengurangi jerawat
Jerawat pada
kelor, daun salam, pada wajah. Masker daun
Wajah
tepung garut
kelor
- VD: jerawat pada
layak
untuk
mengurangi jerawat pada
wajah
wajah melalui uji inderawi
Instrumen: observasi (uji menggunakan indera
dan wawancara Analisis:
Setya 2019
Ninik Hastuti,
Shelly
Vol. 10, Aktivitas No. 3
Taurhesia, Agung
vivo
Eru Wibowo
ekstrak kelor
kombinasi daun
Sampel:
Simple sampling
(Moringa Variabel:
Oleifera lam.) dan lam.) dan
- VI:
Hasil
penelitian
random konsentrasi 0,78%
vitro dan in vivo memberikan kombinasi
ekstrak lebih
(Directory of open
menunjukkan
access
mm. Sampel daun kelor
asiantica
DOAJ
pengenceran
diameter daya hambat 10,4
Aktivitas secara in sebagai
Urb) sebagai gel
tersebut
menyatakan bahawa pada
pegagan (Cetella (l. ). ).
indera
uji klinis.
secara Desain: Eksperimental
in vitro dan dan in
dan
deskriptif peraba), uji kesukaan dan
persentase 2
penciuman
control hasil
baik
positif yang jika
journals) journals)
anti jerawat
kelor dibandingkan
daun
(Moringa Oleifera dengan
gel
diameter
KEKP hambat
lam.) dan pegagan minimal sebesar 16,6 mm. lam.) (Cetella
asiantica perbaikan
(l. ). ). Urb). - VD:
secara
klinis
dinilai dari berkurangnya
gel
anti tanda
jerawat
inflamasi,
jumlah
papul, pustule, nodul, dan perubahan
Instrumen:
kadar
sebum.
Viscometer
Jadi, esktrak daun serbuk
Brookfield
dan gel kombinasi ekstrak
Analisis: Uji paired daun
test
kelor
dan
herbal
pegagan
mempunyai
aktivitas
antibakteri
terhadap Propinobacterium
acnes, terbukti secara visual memperbaiki keparahan
tingkat jerawat
dan
mampu secara laboratoris menurunkan kadar sebum. 3
Endriana Safitri
Retno 2018
Desain: True
Vol. 07, Pengaruh No. 1
Hasil
penelitian
tersebut
Google Scholar
Proporsi Ekstrak
Eksperimental
menyatakan bahwa terdapat
Daun Kelor dan
Reasearch Reasearch
pengaruh
Pati terhadap Jadi
Jagung Sampel: Hasil Masker
Simple
random perawatan wajah khususnya
sampling
untuk mengatasi masalah jerawat.
- VI:
Proporsi
daun
kelor dan pati jagung dalam
Tradisional untuk Variabel: Perawatan Wajah
ekstrak
Ekstrak
Daun
Kelor
dan
Pati Jagung - VD:
Masker Tradisional untuk
Perawatan
Wajah Instrumen: observasi
uji
Analisis:
anova
tunggal 4
Rashmi
Kumari, 2018
Vachaspati Dubey,
Vol. No. 4
S.K
7, Review traditional Moringa
Mishra
On Desain: Herb
tersebut
Google
menyatakan bahwa ekstrak
Scholar
Hasil
Pre-Eksperimental
Olifera Sampel:
penelitian
kelor dapat dimanfaatkan
for Medicinal and
Simple
Promosing Uses
sampling
random untuk berbagai pengobatan berbagai
penyakit
dan
digunakan sebagai bahan
V: - VI:
Review
traditional
On untuk segala jenis macam Herb kosmetik
Moringa Olifera
terutama
perawatan kulit.
- VD: Medicinal and
Promosing Uses Instrumen: observasi Analisis:
deskriptif persentase 5
S.K
Sen,
Behera
L.M 2019
Vol. 11, Ethnomedicinical No. 6
Uses of Moringa
Desain:
Pre-Eksperimental
Oleifera Lam. By Sampel: The
People
Of
Total sampling
Hasil
penelitian
tersebut
Google
menyatakan bahwa orang
Scholar
dari distrik Bargarh telah menggunakan ekstrak kelor
Bargarh
District Variabel:
untuk
- VI:
(Odisha)
berbagai
pengobatan.
Ethnomedicinical
jenis Seperti
penyakit lambung, filarial,
Uses of Moringa kurap, sakit telinga, radang Oleifera Lam.
gusi,
faringitis,
- VD: By The People amandel,
radang
pembersihan
Of Bargarh District telinga, diabetes,asma, luka (Odisha)
potong, bercak hitam pada
Instrumen: observasi wajah,
hasil setelah
jerawat,
lepuh,
pengobatan radang sendi, dan masalah menggunakan ginjal.
kelor Analisis:
deskriptif persentase
6
Swati,
Aman 2018
preet Kaur Virk, Chandresh Kumari,
No. 12
oleiferaI-
Hasil
Desain:
A
Studi Literature Literature
Never Die Tree: Sampel: Aaliya
Ali, Prakrati Gard, Pratibha
Vol. 11, Moringa
Thakur,
Chandrika Saurabh Kulshrestha
Attri,
An Overview
menyatakan tanaman
Simple
Google
bahwa
Scholar
memiliki
besar karena telah dianggap diang gap memiliki
konstituen
Moringa fitokimia
serbaguna.
Variabel: - VI:
kelor
tersebut
random insentif terapi yang sangat
sampling
oleiferaI - VD:
penelitian
Never
Kandungan
di
dalamnya
Die yang mampu sebagai anti
Tree: An Overview Instrumen: observasi
kanker,
anti
inflamasi
(acne),, sebagai analgesik, (acne)
Analisis: Uji Wilcoxon Wilcoxon menurunkan kolesterol, dan
sebagai bahan kosmetik.
7
Solmaz
2018
Asnaashari,
Vol. 21, Gastroprotective No. 1
effects of herbal medicines (roots)
Siavash
Hasil
Desain:
Studi Literature Literature
penelitian
menyatakan
Simple moringa
Sampel:
tersebut bahwa
oleifera
random sampling
pohon berganti daun kayu
Yousef
Variabel:
yang memiliki tekstur yang
Javadzadeh
- VI:
lunak. Moringa
oleifera oleifera
Gastroprotective
adalah tanaman obat yang
effects
efektif dengan nilai gizi herbal tinggi.
medicines (roots)
Sebagian
digunakan
Francis
adalah
Dastmalchi,
- VD:
Taylor &
besar dalam
Instrumen: observasi, pengobatan
tradisional
uji klinis
untuk
analgesik,
Analisis:
antiinflamasi pada jerawat,
deskriptif persentase
dan antifertilitas. Memiliki
efek
beragam sifat farmakologis seperti
antitumor,
antioksidan,
antipiretik,
anastesi lokal, anti jamur, anti bakteri. bakteri. 8
U. Mabona, S.F. 2016
Vol. 87, Southern African Desain:
Van Vuuren
No. 1
medicinal
plants
used to treat skin diseases
Pre- Hasil
Eksperimental
Total sampling
yang
Southern penyembuhan
macam bisa
luka.
medicinal terutama moringa oleifera,
plants used - VD:
tanaman
berbagai
dijadikan pengobatan untuk
Variabel:
African
tersebut
menyatakan bahwa banyak sekali
Sampel:
- VI:
penelitian
treat
tanaman ini bagus untuk skin anti-inflamasi
mengobatai
Taylor & Francis
diseases
masalah kulit baik ringan
Instrumen: observasi
ataupun
Analisis: Uji T-test
urtikaria, kulit gies, acne
berat
vulgaris,
seperti
eksim,
dan
psoriasis. 9
Monica
Hartini
2019
Perwita
Vol. 17, Pemanfaatan No. 2
Ekstrak Moringa
Studi Literature Literature
Oleifera
sebagai Sampel: -
Masker
Organik Variabel:
untuk
Merawat
Kesehatan
Hasil
Desain:
Kulit
tersebut
menyatakan bahwa
daun
Google Scholar
kelor dapat dimanfaatkan sebagai
- VI:
masker
organik
Ekstrak untuk merawat kesehatan
Moringa Oleifera Oleifera - VD:
Wajah
penelitian
kulit wajah. Daun kelor
Masker memiliki antioksidan dan untuk fenolat
Organik
yang
mampu
Merawat Kesehatan memperbaiki tekstur kulit
Kulit Wajah Instrumen: observasi
Niah Hapsari
Kusuma 2019
Vol. 14, Aktivitas No. 7
jerawat,
serta
memperbaiki sel tubuh dari
deskriptif kerusakan
Analisis:
10
akibat
persentase
bebas.
Desain: Eksperiment
Hasil
akibat
radikal
tersebut
Google
dan Sampel:
menyatakan bahwa formula
Scholar
Antibakteri
Simple
random masker daun daun kelor
Sediaan
sampling
Antioksidan
Yang
Masker
Kelor
memiliki tingkat kesukaan umum
diperkaya Variabel:
Estrak
Daun ( Moringa Moringa
Oleifera)) Oleifera
- VI:
penelitian
Antioksidan nilai
dan Antibakteri
tertinggi 3,29.
masker
dengan
Karakteristik dengan
- VD: Estrak Daun penambahan esktrak daun
Kelor Oleifera)) Oleifera
( Moringa kelor 12,5; 17,5; 25; dan 35% memenuhi syarat mutu
sebagai masker anti-acne anti-acne..
Instrumen:
observasi,
uji
organoleptik Analisis: Uji one way
ANOVA
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil
Dalam bab ini akan memaparkan literature terpilih dan paling mirip dengan tujuan awal penelitian. Sajian dari hasil literature literature yang yang tertulis dalam tugas akhir memuat beberapa rangkuman hasil dari masing-masing jurnal atau at au artikel yang telah terpilih dan disajikan pada bentuk tabel, kemudian dibawah tabel akan dijelaskan arti tabel beserta trend nya nya dalam bentuk paragraf (Nursalam, 2020). Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian studi (n=10) No A.
1
Kategori Tahun Publikasi
2016
n
%
1
10
2 3 4
2017 2018 2019
4 5
40 50
B. 1 2 3
Total Desain Penelitian Eksperimental Pre-Eksperimental Studi literature Total
10
100
4 3 3 10
40 30 30 100
Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap oleifera) terhadap pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun. Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (M or i nga Ole Oleii fer fer a) Bahwa pemberian ekstrak masker daun kelor secara berkala dapat membuat jerawat pada wajah menjadi kering sehingga kondisi jerawat dapat dinyatakan pulih atau membaik setelah diaplikasikan ekstrak masker daun kelor
Sumber empiris utama Marwiyah & Pertiwi Pertiwi (2019); Safitri (2018); Sen & Behera (2019); Swati et al (2018); Asnaashari et al (2018); Mabona & Vuuren (2016); Perwita (2019).
50
(moringa oleifera). oleifera). Bahwa perubahan hormon, gaya hidup, Hastuti et al (2019); Kumari et al dan penanganan yang salah akan (2018); Hapsari (2019) mengakibatkan timbulnya jerawat pada wajah.
Penelitian Marwiyah & Pertiwi (2019) dengan judul masker daun kelor, daun salam, dan tepung garut untuk mengurangi jerawat pada wajah. Berdasarkan hasil penelitian pemakaian masker kepada 6 responden yang memiliki jenis kulit yang berminyak dan berjerawat. Penelitian dilakukan selama satu bulan dan menggunakan 3 jenis bahan yaitu bahan A (1 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), bahan B menggunakan (2 gram daun kelor dan 1 gram daun salam) dan bahan C menggunakan (3 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), pemakaian dilakukan seminggu 3 kali serbuk tersebut dicampur dengan air lalu diratakan ke
wajah responden. Hasil menunjukkan produk produk C memiliki presentase paling tinggi tinggi dan responden yang menggunakan produk C mengatakan bahwa nyaman menggunakan masker daun kelor dan kondisi jerawat telah mengalami perubahan. Sebelum menggunakan masker tersebut, kondisi jerawat semua responden sedikit meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi jerawat mulai mengering. Hal tersebut menunjukkan bahwa radikal bebas yang menyebabkan jerawat dapat dikurangi dengan masker. Hal tersebut sama hasil dari penelitian Sari dan Febriana (2016) yang menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam daun kelor sangat tinggi.
Penelitian Hastuti et al. (2019) dengan judul aktivitas secara in vitro dan dan in in vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera lam.) dan lam.) dan pegagan (Cetella asiantica (l. ). ). Urb) sebagai gel anti jerawat. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak
51
daun kelor dan herba pegagan memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu saponin, alkaloid, fenolik, tannin, triterpenoid, t riterpenoid, flavonoid,steroid, penoid, dan glikosida. Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dan herba pegagan adalah jenis tanaman dengan kandungan antioksidan tinggi. Kemampuan menghambat aktivitas bakteri diperoleh dari senyawa flavonoid, tannin, saponin, fenolik dan alkaloid. Kandungan steroid yang mampu mengurangi reaksi iflamasi yang menyertai timbulnya jerawat. Kombinasi senyawa-senyawa yang terkandung dari kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai anti-jerawat sesuai dengan etiopatogenesis jerawat yaitu melalui penghambatan bakteri Propionibacterium acnes (P acnes) terbukti dari hasil diameter bakteri yang mengecil.
Penelitian Safitri (2018) dengan judul pengaruh proporsi ekstrak daun kelor dan pati jagung terhadap hasil jadi masker tradisional untuk perawatan
wajah. Berdasarkan penelitian dari 30 orang responden hasil menunjukkan kesukaan terhadap masker tersebut menunjukkan P=0,000(P
View more...
Comments