PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU.ppt

October 9, 2019 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU.ppt...

Description

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

ASTRID NOVITA,SKM

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.baik individu, kelompok ataupun masyarakat.sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku kesehatan.  Pendidikan kesehatan adalah proses memampukan individu/masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya 

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN  INPUT

Sasaran pendidikan (individu,kelompok,dan masyarakat) sesuai dengan latar belakangnya dan pelaku pendidikan  PROSES Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek tersebut  OUTPUT Hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.

TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN (1) 1. Perubahan perilaku adalah merubah perilaku-perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau dari perilaku negatif ke perilaku yang positif. Perilaku-perilaku yang merugikan kesehatan perlu dirubah.

TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN (2) 2. Pembinaan perilaku Ditujukan utamanya kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunyai perilaku sehat tetap dilanjutkan/dipertahankan. 3. Pengembangan perilaku Utamanya ditujukan kepada kebiasaan hidup sehat bagi anak-anak.perilaku sehat bagi anak ini seyogyanya dimulai sedini mungkin, karena akan langsung berpengaruh kepada perilaku anak selanjutnya. Contoh : naluri pipisberperilaku tidak sehat

PERILAKU DIPENGARUHI OLEH 3 FAKTOR : ( I ) (Lawrence Green 1980)

1. Faktor Predisposisi Faktor-faktor ini mencakup:pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi. Mis : pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya diperlukan pengetahuan

PERILAKU DIPENGARUHI OLEH 3 FAKTOR : ( II ) (Lawrence Green1980)

2. .Faktor pemungkin (enabling) Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat 3. Faktor Penguat (reenforcing) Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,tokoh agama, dan petugas kesehatan. Disini juga termasuk undang-undang, peraturanperaturan baik dari pusat maupun daerah yang terkait dengan bidang kesehatan. Mis : perilaku contoh dari para toma,toga, dan petugas kesehatan.

H.L.BLUM,1974 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan : • • • •

Lingkungan Gaya hidup Pelayanan kesehatan Herediter

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN Berdasarkan dimensi sasaran pendidikan  Berdasarkan dimensi tempat pelaksanaan  Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan 

Berdasarkan Dimensi Sasaran Pendidikan Pendidikan kesehatan individual  Pendidikan kesehatan keluarga  Pendidikan kesehatan masyarakat Ada beberapa ahli membagi 3 sasaran berbeda ; Promotif  Kelompok orang sehat  Kelompok orang yang beresiko tinggi  Kelompok orang sakit Preventif& 

kuratif

Berdasarkan Dimensi Tatanan/tempat pelaksanaan 1.

2.

Tatanan keluarga orang tua merupakan sasaran utama dalam pendidikan kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua,terutama ibu merupakan peletak dasar perilaku bagi anak-anaknya Tatanan Sekolah kunci pendidikan kesehatan disekolah adalah guru, oleh sebab itu guru harus dikondisikan melalui pelatihan kesehatan,seminar,dll. Sasaran selanjutnya adalah muridnya.

3.

4.

5.

Tatanan tempat kerja sasaran pendidikan kesehatan pada pemimpin atau manajer perusahaan dari institusi tempat kerja tersebut, agar mereka peduli terhadap kesehatan bagi para pekerjanya, sehingga berkeinginan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja. Kemudian sasaran berikutnya adalah pekerja itu sendiri Tatanan Tempat umum tempat umum disini mencakup pasar,terminal bus,bandar udara, tempat-tampat perbelanjaan, olah raga, taman-taman kota. Para pengelola adalah merupakan sasaran pendidikan kesehatan tempat-tempat umum Fasilitas Kesehatan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan adalah sasaran utama pendidikan kesehatan. Bagi pemimpinnya diperlukan kegiatan advokasi, sedangkan bagi karyawannya diperlukan pelatihanpelatihan tentang promosi kesehatan

Berdasarkan Dimensi Tingkat Pelayanan (1)  “Menurut Level and Clark” 





Promosi Kesehatan (Health Promotion) peningkatan/perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan hygiene, kebiasaan hidup Perlindungan Khusus (Specifik Protection) Contoh : program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan Diagnosis Dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and Prompt Treatment) karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan maka sering sulit menditeksi penyakitpenyakit yang terjadi.

Berdasarkan Dimensi Tingkat Pelayanan (2) “Menurut Level and Clark” 



Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation) masyarakat sering tidak melanjutkan pengobatan sampai tuntas Rehabilitasi (Rehabilitation) setelah sembuh dari penyakit tertentu, kadang orang menjadi cacat. Oleh karena itu diperlukan latihan-latihan tertentu.karena kurangnya pengetahuan, hal tersebut tidak dilakukan karena berbagai alasan

Sub Bidang keilmuan Pendidikan Kesehatan  Komunikasi  Dinamika kelompok:slh satu metode penyampaian psan.  Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM):masy hrs mampu mengorganisasikan komunitasnya dan berperan serta dlm penyediaan fasilitas  Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)  Pemsos  Pengembangan Organisasi  Pendidikan dan pelatihan  Pengembangan media teknologi pendidikan  Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatan  Psikologi sosial  Antropologi kesehatan

MEDIA/ALAT PENDIDIKAN  Alat2 yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan  Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu makan semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahun/pengertian yang diperoleh.  Elgar Dale membagi alat peraga menjadi 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut

Kerucur Edgar Dale  Dari kerucut trsbt dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersespikan bahan pendidikan/pengajaran.  Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.

PERILAKU  Skinner (1938) : merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). S-O-R. Stimulus  Organisme  Respons  Perilaku tertutup (Covert behaviour) repsons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respons terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap  Perilaku terbuka (Overt behaviour) respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan yang nyata atau terbuka dalam bentuk praktek

Domain Perilaku Kesehatan (Benyamin Bloom,1908) : ►Pengetahuan ►Sikap

►Tindakan

Pengetahuan 





Merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Merupakan hasil penginderaan manusia terhadap obyek diluarnya melalui inderaindera yang dimilikinya. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa artinya atau manfaatnya perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya.

Rogers (1974) 

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,yakni : 1.Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut mengetahui/menyadari terlebih dahulu terhadap stimulus 2.Interest (tertarik) terhadap stimulus atau objek. 3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus 5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

SIKAP Merupakan reaksi atau respons emosional seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.  Respon emosional ini lebih bersifat penilaian atau evaluasi pribadi terhadap stimulus atau obyek diluarnya.  Penilaian ini dapat dilanjutkan dengan kecendrungan untuk melakukan atau tidak terhadap obyek 

Tingkatan Sikap 1.

2.

Menerima menerima, diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan(objek) Merespons memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

Tingkatan Sikap 3. Menghargai mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi singkat sikap tingkat tiga 4. Bertanggung jawab bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resikonya

TINDAKAN Respons atau reaksi konkrit seseorang terhadap stimulus atau obyek. Respons ini sudah dalam bentuk tindakan (action)  Melibatkan aspek psikomotor  Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan salah satunya fasilitas. 

Tingkat-tingkat Praktek 







Persepsi mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama Respon terpimpin dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Mekanisme apabila seseorang telah dapat melakukan dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat ketiga Adaptasi suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Andragogi  Andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa  Dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training / Teaching)  Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa pada umumnya lebih sulit dari perubahan perilaku dalam pendidikan anak (pedagogik)  Hal ini dapat dipahami karena orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu yang mungkin sudah dimiliki bertahuntahun, sehingga dengan adanya pengetahuan, sikap dan perilaku yang beru yang belum mereka yakini tersebut menjadi sulit diterima.

Asumsi-Asumsi Pokok 

Malcolm Knowles dalam mengembangkan konsep andragogi, mengembangkan empat pokok asumsi sebagai berikut:

1.

Konsep Diri Asumsinya bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dari ketergantungan total (realita pada bayi) menuju ke arah pengembangan diri sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dan mandiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara umum konsep diri anakanak masih tergantung sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian inilah orang dewasa membutuhkan memperoleh penghargaan orang lain sebagai manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri (Self Determination), mampu mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction).

 Peranan Pengalaman Asumsinya adalah bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru. Oleh sebab itu, dalam teknologi pelatihan atau pembelajaran orang dewasa, terjadi penurunan penggunaan teknik transmittal seperti yang dipergunakan dalam pelatihan konvensional dan menjadi lebih mengembangkan teknik yang bertumpu pada pengalaman. Dalam hal ini dikenal dengan "Experiential Learning Cycle" (Proses Belajar Berdasarkan Pengalaman).

•Kesiapan Belajar Asumsinya bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya.

 Orientasi Belajar Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah sudah ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientasi yang berpusat pada materi pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation). Sedangkan pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation). Hal ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolaholah merupakan kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan keseharian, terutama dalam kaitannya dengan fungsi dan peranan sosial orang dewasa. Hal in menimbulkan implikasi terhadap sifat materi pembelajaran atau pelatihan bagi orang dewasa, yaitu bahwa materi tersebut hendaknya bersifat praktis dan dapat segera diterapkan di dalam kenyataan sehari-hari.

 Dalam andragogi, peranan guru, pengajar atau pembimbing yang sering disebut dengan fasilitator adalah mempersiapkan perangkat atau prosedur untuk mendorong dan melibatkan secara aktif seluruh warga belajar, yang kemudian dikenal dengan pendekatan partisipatif, dalam proses belajar yang melibatkan elemen-elemen: 1. Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri. 2. Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan partisipatif 3. Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang memadai 4. Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan belajar. Ini adalah model proses

Faktor2 yang menghambat proses belajar pada orang dewasa yaitu (kondisi fisik subyek bljr): 1. Bertambahnya usia, dapat mengganggu pengelitahatan. Titik dekat penglihatan yang dapat dilihat mulai bergerak makin jauh 2. Jumlah penerangan yang diperlukan dalam proses belajar semakin besar 3. Kemampuan menerima suara makin menurun 4. Kemampuan membedakan bunyi semakin berkurang

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF