Pendanaan Dan Investasi Dalam Pariwisata
April 4, 2017 | Author: Putra Suartama | Category: N/A
Short Description
Download Pendanaan Dan Investasi Dalam Pariwisata...
Description
PENDANAAN DAN INVESTASI DALAM PARIWISATA BAGIAN II
Oleh : Devi Zaenika Sari
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................................1 PENDANAAN DAN INVESTASI DALAM PARIWISATA BAGIAN II..............................2 A.
Sumber - Sumber Permodalan...................................................................2
B.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata................................3
C.
Kasus : Tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri di Bidang Pariwisata di Bali. 4
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................6
1
PENDANAAN DAN INVESTASI DALAM PARIWISATA BAGIAN II A. Sumber - Sumber Permodalan Satu hal yang paling sering dinyatakan tentang pariwisata, di tanah air ini, adalah sebagai sumber devisa, stimulan kegiatan ekonomi dan sebagai sumber dana pembangunan. Sedikitnya hal itu dipahami oleh para cendekiawan ekonomi, insan pariwisata serta tokoh pemerintahan, baik di kalangan eksekutif maupun legislatif, yang mungkin jumlahnya tidak terlampau banyak. Pemahaman tentang manfaat kepariwisataan (mancanegara maupun nusantara), dalam banyak hal, diwujudkan dalam bentuk “investasi”, khususnya bidang usaha perhotelan, restoran dan sejenisnya (bar, cafe dsb.), mengingat beberapa hal, pertamatama bahwa bidang usaha itu memberikan prospek penghasilan yang “instan” (dinilai sebagai revenue center) dibanding dengan investasi dalam bidang lainnya seperti obyek dan atraksi wisata yang cenderung lebih banyak dinilai sebagai “pos biaya” (cost center), begitu pun bidang biro perjalanan yang tidak mendapat akses kredit dari bank. Hal kedua yang memberikan petunjuk bahwa bidang perhotelan dinilai lebih menarik daripada bidang lainnya, adalah kecenderungan calon mahasiswa pada akademi, atau lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan, lebih banyak yang memilih bidang studi perhotelan ketimbang biro perjalanan dan bina wisata. Agaknya ada pandangan yang salah kaprah tentang “ilmu manajemen biro perjalanan” yang “dianggap” tidak perlu dipelajari di tingkat pendidikan tinggi, atau kurang menarik untuk segera memperoleh pekerjaan seusai pendidikannya. Berbicara soal kepariwisataan, secara alami, produk (output) yang ditawarkan dari upaya pengembangan kepariwisataan terdiri dari tiga unsur pokok, 3-A yakni Atraksi (daya tarik), Aksesibilitas (kemudahan jangkauan, termasuk visa dan perizinan lainnya) dan Akomodasi (hotel, restoran dsb.) yang berada di dalam kondisi lingkungan (kam-tibek-sos-bud-pol) yang kondusif serta perlu dikembangkan dan dipelihara secara bersamaan. Secara jelas bisa dipahami bahwa pembangunan atraksi saja, atau aksesibilitas saja, atau akomodasi saja, atau kombinasi dua dari tiga unsur itu saja, atau bahkan ketigatiganya tanpa dukungan kondisi yang kondusif adalah mustahil akan mewujudkan kepariwisataan yang memikat pengunjung untuk datang.
2
Adapun kepariwisataan sebagai stimulan kegiatan ekonomi dapat dibuktikan dengan adanya penerimaan devisa yang dibayarkan wisman kepada hotel, biro perjalanan, angkutan umum, restoran dan sebagainya memberikan dampak ekonomi yang lebih luas, sebutlah pembayaran gaji pegawai hotel, pembayaran listrik, pembayaran telepon, pembayaran supplier sayur mayur, buah-buahan, telor, daging, rempah-rempah dsb., yang secara nyata dinikmati atau diterima bukan saja oleh kalangan pariwisata, melainkan juga kalangan petani dan peternak (kaum marginal) yang menghasilkan jumlah penghasilan pariwisata yang berlipat ganda dalam kontribusi terhadap pendapatan nasional, yang disebut sebagai multiplier effect. B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pariwisata Faktor – factor yang dapat mempengaruhi pendapatan suatu daerah terhadap pariwisata adalah sebagai berikut : 1) Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata Koefisien elastisitas variabel wisatawan sebesar 1,186938 mempunyai hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, artinya bila laju wisatawan naik sebesar 1% maka dalam pendapatan pariwisata akan naik sebesar 1,186938 %, dan sebaliknya. Taraf signifikansi wisatawan sebesar 0,0000 dapat dikatakan intepretasi variabel ini sangat meyakinkan karena dari 10.000 kali percobaan yang dilakukan relatif tidak terdapat kesalahan yang terjadi. Jelas sekali bahwa wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata akan dikenakan tiket masuk yang pada akhirnya masuk dalam pendapatan pariwisata.
Secara langsung berpengaruh terhadap
peningkatan
dari
pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten. Variabel jumlah wisatawan signifikan 5 % terhadap pendapatan pariwisata di Kabupaten Klaten selama kurun waktu tahun 1997 sampai dengan 2007.
2) Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata Koefisien elastisitas variabel jumlah arus kendaraan mempunyai tanda negatif dan tidak berpengaruh secara nyata pada tingkat keyakinan a= 5%, ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa arus kendaraan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan pariwisata. Variabel arus kendaraan yang didasarkan pada setiap kendaraan bermotor yang masuk 3
ke obyek wisata baik itu roda dua ataupun roda empat , dihitung berdasarkan tiket karcis parkir di obyek wisata. Seharusnya berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan pariwisata. Karena setiap karcis yang terjual hasilnya secara langsung disetorkan kepada dinas pariwisata dan diakumulasikan juga dalam pendapatan pariwisata. Dapat dilihat dari hasil estimasi bahwa variabel arus kendaraan tidak signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Hal ini disebabkan karena tidak semua lahan parkiran obyek wisata di Kabupaten Klaten dikelola oleh Pemerintah Derah. Dari 35 obyek wisata di Kabupaten Klaten hanya 17 lahan parkiran yang dikelola Pemerintah Daerah, dan 18 lahan parkir yang lain dikelola oleh pihak swasta dan pihak ketiga (masyarakat disekitar obyek wisata). Lahan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah berada di dalam lokasi obyek wisata, dan lahan parkir yang dikelola pihak swasta dan pihak ketiga (masyarakat sekitar obyek wisata) berada diluar areal obyek wisata. Sehingga Pendapatan Pariwisata yang berasal dari tiket karcis parkir yang terjual pada obyek wisata tidak maksimal. C. Kasus : Tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri di Bidang Pariwisata di Bali Salah satu penunjang sektor ekonomi Indonesia adalah kegiatan penanaman modal asing. Salah satu sektor yang terdorong berkembang karena adanya penanaman modal asing adalah sektor pariwisata. Salah satu contoh nyata adalah kegiatan pariwisata di Denpasar Bali. Sebagian besar hotel dan restoran-restoran yang ada di Denpasar Bali adalah merupakan kegiatan yang berlangsung akibat adanya campur tangan investor asing. Penelitian ini hendak meneliti apakah pengaturan tentang penanaman modal di sektor pariwisata khususnya di Bali telah melindungi penanam modal dalam negeri, yang dilakukan dengan metode normatif/doktrinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi penanam modal dalam negeri dengan memberikan batasan bagi penanam modal asing dalam melakukan usahanya di sektor pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Pembatasan itu tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang
4
Kepariwisataan Budaya Bali dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2009 tentang Rencana Tata ruang wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029, yang menentukan bahwa investor asing hanya dapat melakukan penanaman modalnya di kawasan pariwisata yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali. Pelanggaran terhadap rencana tata ruang ini dapat berakibat si pelanggar dikenai sanksi administratif.
5
DAFTAR PUSTAKA Wahyudi,
R.
(2008).
Sumber
Pendapatan
Pariwisata.
https://caretourism.wordpress.com/2008/12/12/pariwisata-sumber-devisa-stimulankegiatan-ekonomi-sumber-dana-pembangunan/ Wibawa,
P.
(2011).
Faktor
pendapatan
pariwisata.
http://panduanskripsi.com/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatanpariwisata/
6
View more...
Comments