penatalaksanaan hipotiroid , tirotoksikosis dan hipertiroid
July 22, 2019 | Author: yusradina28 | Category: N/A
Short Description
Download penatalaksanaan hipotiroid , tirotoksikosis dan hipertiroid...
Description
TATALAKSANA HIPOTIROIDISME Tujuan pengobatan : 1. Meringankan keluhan dan gejala 2. Menormalkan metabolisme 3. Menormalkan TSH (bukan mensupresi) 4. Membuat T₃ (dan T₄) normal 5. Menghindarkan komplikasi dan resiko Prinsip melaksanakan substitusi: 1. Makin berat hipotirodisme, makin rendah dosis awal dan makin landau peningkatan dosis 2. Geriatric dengan angina pectoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati hati Prinsip substitusi ialah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen pasien. Indicator kecukupan optimal sel ialah kadar TSH normal. Dosis supresi tidak dianjurkan, sebab ada resiko gangguan jantung dan densitas mineral. Tersedia: L-tiroksin (T ₄), L-triodotironin (T ₃), maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan lagi karena efeknya sulit diramalkan. T ₃ tidak digunakan sebagai substitusi karena waktu paruhnya pendek hingga perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral terbaik ialah T ₄. Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa kombinasi pengobatan T ₄ dengan T₃ (50 ug T₄ diganti 12,5 ug T₃) memperbaiki mood dan faal neuropsikologis. Tiroksin tidak dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak bersama bahan lain yg mengganggu serapan dari usus. Contohnya: pada peyakit sinrom malabsorbsi, short bowel syndrome, sirosis, obat (sukralfat, alumunium hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfas ferosus, kalsium karbonat.
TIROTOKSIKOSIS & HIPERTIROIDISME Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yg berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). 1. Obat anti tiroid Digunakan dengan indikasi : a) Terapi untuk memperpanjang remisi atau medapatkan remisi yg menetap, pada pasien muda dengan struma ringan-sedang dan tirotoksikosis. b) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif. c)
Persiapan tirodektomi
d) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia e) Pasien dengan krisis tiroid Obat diberi dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu diberikan dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme. Obat antitiroid yg sering digunakan
Obat Karbimazol Metimazol
Dosis awal (mg/hari) 30-60 30-60
Pemeliharaan (mg/hari) 5-20 5-20
Propiltiourasil
300-600
50-200
Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat menurunkan konsentrasi thyroid stimulating antibody (TSAb) yg bekerja pada sel tiroid. Obat-obatan ini umumnya diberikan
sekitar 18-24 bulan. Pemakaian obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping berupa hipersensitivitas dan agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti, tetapi bila timbul agranulositosis maka obat dihentikan. Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis rendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obatan tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T ₄ yg dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dapat mencegah hipotiroidisme pada bayi yg baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis yg dipakai 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah pasien eutiroid, secara klinis dan laboratorium, dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2x50 mg/hari. Kadar T ₄ dipertahankan pada batas normal dengan dosis propiltiourasil
View more...
Comments