Penatalaksanaan Hipoglikemia Pada Diabetes Melitus

January 23, 2019 | Author: Ahmad Anzari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Penatalaksanaan Hipoglikemia Pada Diabetes Melitus...

Description

Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Diabetes Melitus Dibuat oleh: Wirdasari,Modifikasi terakhir pada Fri 22 of Jul, 2011 [07:28 UTC] Abstrak Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut diabetes melitus dan merupakan faktor penghambat utama dalam mencapai sasaran kendali glukosa darah. Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia pada diabetes paling sering disebabkan oleh penggunaan obat sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akut menunjukkan gejala dan Triad yang meliputi: a) keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa plasma yang rendah; b) kadar glukosa plasma yang rendah ( 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan mengganti infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin. Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg iv/im. Jika pasien belum sadar dengan GDS sekitar 200 mg/dl, diberikan hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam a tau deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam dan dicari penyebab lain penurunan kesadaran. Untuk menghindari timbulnya hipoglikemia pada pasien perlu diajarkan bagaimana menyesuaikan penyuntikan i nsulin dengan waktu dan jumlah makanan (karbohidrat), pengaruh aktivitas jasmani terhadap kadar glukosa darah, tanda dini hipoglikemia, dan cara penanggulangannya. Pada kasus ini, pasien merupakan penderita diabetes melitus tipe 2 yang selama ini mendapat terapi glibenklamid. Glibenklamid yang dikonsumsi pasien merupakan golongan sulfonilurea yang sering menimbulkan hipoglikemia. Selain konsumsi glibenklamid, kurangnya asupan makanan menyebabkan hipoglikemia terjadi pada pasien ini. Pada pasien diberikan infus dekstrose 10% dam injeksi bolus D40% 50 ml sebanyak 2 flakon yang meningkatkan GDS dari 40 mg/dl menjadi 108 mg/dl dan gejala-gejal a hipoglikemia menghilang. Pada pasien, perlu dilakukan pengawasan kadar glukosa darah sampai obat gl ibenklamid diekskresi sepenuhnya oleh tubuh, karena sulfonilurea yang memiliki kerja panjang sehingga dapat menyebabkan episode hipoglikemia berulang. Kesimpulan

Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau < 80 mg/dl dengan gejala klinis. Hipoglikemia merupakan komplikasi akut dari diabetes. Hipoglikemia akut menunjukkan gejala dan Triad Whipple yang merupakan panduan klasifikasi klinis hipeglikemia. Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan obat sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia harus segera mendapat pengelolaan yang memadai. Diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau minuman yang mengandung gula berkalori atau glukosa 15-20 g melalui i ntravena. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah 15 menit setelah pemberian glukosa. Untuk penyan dang diabetes yang tidak sadar, sementara dapat diberikan glukosa 40% intravena sebagai tindakan darurat, sebelum dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF