Penanganan Fisioterapi Pada Post Operasi Fraktur Cruris 1

September 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Penanganan Fisioterapi Pada Post Operasi Fraktur Cruris 1...

Description

 

Penanganan fisioterapi pada post operasi fraktur cruris 1/3 distal  distal  Penanganan fisioterapi pada post operasi fraktur cruris 1/3 distal   BAB I PENDAHULUAN

Dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 disebutkan tujuan Pembangunan Nasional adalah tercapainya kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan masyarakat makmur dan  berkeadilan sosial. sosia l. riteria bahwa kesejahteraan kesejahtera an umum dikatakan berhasil berha sil jika derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat tercapai. Pemerintah !ndonesia telah menyusun kebijakan nasional mengenai pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju !ndonesia sehat "#1#. Upaya pelayanan kesehatan yang semula mengutamakan aspek pengobatan saja berangsur$ angsur berkembang dan mencakup upaya peningkatan %promoti&'( upaya pencegahan %pre)enti&'( upaya penyembuhan %kurati&' dan upaya pemulihan %rehabilitati&'. *isioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum dalam mengembangkan( memelihara dan memulihkan kapasitas &isik dan kemampuan &ungsional. +umah ,akit merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam hal  pengobatan( pencegahan( penc egahan( penyembuhan serta s erta rehabilitasi medik. Pelayanan Pela yanan pada +umah ,akit berangsur $ angsur semakin berkembang seiring dengan perkembangan !lmu Pengetahuan dan -eknologi. Dalam kasus ini( penanganan yang dilakukan +umah ,akit terutama dalam bidang ilmu bedah( adalah dengan metode operati& yaitu suatu bentuk operasi dengan pemasangan pen +eduction !nternal *i/atie %+!*' dimana jenis internal &iksasi yang digunakan dalam kasus ini berupa plate and screw. Pada kasus ini metode operasi yang digunakan internal &i/asi karena dengan metode konser)ati& sudah tidak mungkin dapat dilakukan( hal ini dikarenakan &ragmen &raktur sulit untuk menyambung dengan baik. ,elain itu( penyambungan tulang kontak &ragmen langsung lebih baik dari pada tanpa operasi

 

%0ppley( 1995'. 0lasan lain( karena proses penyambungan tulang lebih cepat sehingga pasien tidak kehilangan banyak waktu serta biaya untuk rawat inap di +umah ,akit %ohn 2. 0dams( 199"'. *raktur adalah suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau perimpilan korteks( biasanya patahan tersebut lengkap dan &ragmen tulangnya bergeser. ika kulit diatasnya masih utuh( disebut &raktur tertutup sedangkan jika salah satu dari rongga tubuh tertembus disebut &raktur terbuka %0ppley( 1995'. ,alah satu penyebab &raktur adalah adanya tekanan atau hantaman yang sangat keras dan diterima secara langsung oleh tulang. ,ebanding dengan banyaknya pasien kasus &raktur di +umah ,akit yang mendapatkan  pelayanan medis kurang kuran g adekuat atau kurang kuran g optimal oleh karena keterbatasan k eterbatasan biaya dan &asilitas( maka akan berdampak pada pemulihan dengan hasil sisa atau se3uele. ,ecara tidak langsung hasil sisa tersebut terutama pada &raktur cruris mengalami gangguan &ungsional sehingga berakibat pada produkti)itas kerja yang akhirnya akan menurunkan pendapatan  perkapita negara sebagai s ebagai sumber dana dan sarana s arana pembangunan nasional. Pada kasus &raktur terutama post operasi &raktur cruris menimbulkan berbagai macam gangguan yaitu impairment( &unctional limitation dan disability. *isioterapi sebagai salah satu tenaga medis( mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam mengatasi  permasalahan akibat akiba t tindakan operasi. 0dapun modalitas yang dig digunakan unakan &isioterap &isioterapii pada kasus &raktur cruris 1 distal de/tra disini adalah dengan terapi latihan.

0. 6atar 7elakang 8asalah 8enurut gambaran epidemiologinya( &raktur merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kecacatan paling tinggi dari semua trauma kendaraan bermotor. Data yang tercatat di +, Dr. ,oeharso ,urakarta menunjukkan bahwa penderita &raktur pada tahun "##" sebanyak : orang dengan penderita &raktur cruris ;4 orang( tahun "## sebanyak # orang dengan penderita &raktur cruris :: orang( tahun "##4 sebanyak 9 orang dengan  penderita &raktur cruris cr uris 54 orang( dan tahun tahu n "##5 sebanyak 4549 45 49 orang dengan penderita pe nderita &raktur cruris 1:1 orang %+, Dr. ,oeharso'. Pada kondisi post operasi &racture cruris 1 distal de/tra akan menimbulkan problematik seperti %1' oedem( %"' nyeri( %' keterbatasan lingkup gerak sendi ankle( %4' gangguan akti)itas &ungsional dalam melakukan akti)itas sehari$hari seperti berjalan. Dilihat dari aspek &isioterapi( &racture cruris 1 distal de/tra dapat menimbulkan berbagai tingkat gangguan yaitu impairment berupa bengkak pada ankle dan tungkai bawah( nyeri

 

sekitar luka operasi( keterbatasan luas gerak sendi ankle. Dampak lebih lanjut adalah adanya satu bentuk &unctional limitation yang berupa kesulitan dalam melakukan akti)itas &ungsional terutama jongkok( berdiri dan berjalan. Disamping itu timbul juga adanya ketidakmampuan dalam melaksanakan akti)itasnya seperti semula yaitu sebagai buruh yang disebut dengan disability. 8odalitas yang digunakan oleh &isioterapi dalam upaya pemulihan dan pengembalian kemampuan &ungsional pada pasien &raktur adalah dengan terapi latihan. -erapi latihan merupakan salah satu upaya pengobatan dalam &isioterapi yang pelaksanaannya menggunakan latihan gerak pasi& dan akti& %isner( 199:'. 8acam dari terapi latihan tersebut diantaranya %1' breathing e/ercise( %"' posisioning %' static contraction( %4' passi)e e/ercise( %5' acti)e e/ercise( %:' latihan jalan. -erapi latihan disini berman&aat dalam mengurangi nyeri akibat oedem dan luka incisi( mengurangi adanya pembengkakan pada daerah sekitar &raktur( mempertahankan( menambah atau memelihara luas gerak pergelangan kaki serta melatih akti)itas jalan sehingga dengan latihan tersebut pasien diharapkan bisa kembali berakti)itas seperti semula. Peran &isioterapi sangat penting dalam mengatasi permasalahan akibat dari tindakan operasi yaitu dengan memberikan terapi latihan yang berupa %1' static contraction yang dikombinasi dengan positioning %ele)asi' untuk pengurangan oedem pada tungkai bawah sehingga nyeri dapat berkurang %isner( 199:'( %"' latihan gerak pasi& untuk pemeliharaan dan pengembalian luas gerak sendi ankle %isner( 199:'( %' latihan gerak akti& untuk pemeliharaan luas gerak sendi ankle %isner( 199:'( %4' latihan ambulasi untuk akti)itas &ungsional berjalan secara  bertahap. 7. +umusan 8asalah 0dapun permasalahan yang muncul pada post operasi &racture cruris 1 distal de/tra dengan  pemasangan plate and screw di tinjau dari segi &isioterapi &is ioterapi sangat kompleks( ko mpleks( karena  berhubungan dengan de ngan impairment( &unctional &unctiona l limitation dan disability. disabil ity. Dengan permasalahan $  permasalahan tersebut terseb ut rumusan masalah yang dapat d apat penulis kemukakan adalah %1' apakah  breathing e/ercise e/ercis e dapat mencegah komplikasi komplik asi paru pada pasien post p ost operasi< %"' static contraction yang dikombinasi dengan ele)asi dapat mengurangi oedem sehingga nyeri dapat  berkurang< %' apakah apa kah passi)e e/ercise dapat memelihara dan mengembalikan menge mbalikan luas gerak sendi ankle< %4' apakah acti)e e/ercise dapat memelihara luas gerak sendi ankle< %5' apakah latihan jalan dapat meningkatkan kemampuan &ungsional jalan<

2. -ujuan Penulisan

 

-ujuan dari penulisan arya -ulis !lmiah ini adalah %1' untuk mengetahui man&aat breathing e/ercise untuk mencegah komplikasi paru post operasi %"' untuk mengetahui man&aat static contraction dan positioning %ele)asi' terhadap pengurangan oedem sehingga nyeri dapat  berkurang( %' untuk untu k mengetahui man&aat passi)e pass i)e e/ercise terhadap terhada p pemeliharaan dan  pengembalian luas gerak g erak sendi ankle( %4' untuk un tuk mengetahui man&aat acti)e a cti)e e/ercise terhadap terhad ap  pemeliharaan luas gerak ge rak sendi ankle( %5' untuk mengetahui man&aat latihan latih an jalan terhadap  peningkatan kemampuan kema mpuan akti&itas &ungsional &ungsion al jalan. 707 !! -!N0U0N PU,-00

0. Deskripsi asus 1. 0natomi *ungsional a. ,istem -ulang -ungkai bawah terdiri dari " tulang yaitu tulang tibia dan tulang &ibula. -ulang tibia sering disebut juga dengan tulang kering( sedangkan tulang &ibula disebut juga dengan tulang betis. -ibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan mempunyai dua ujung. -ulang tibia terletak disebelah medial &ibula yang terdiri dari  bagian( yaitu epiphysis proksimalis( diaphysis dan epiphysis distalis. ,edangkan tulang &ibula terletak di sebelah lateral tibia( dan  juga terdiri dari  bagian. ba gian.  b. ,istem ,endi ,endi pergelangan kaki terdiri dari  persendian yaitu sendi tibio&ibularis distalis( sendi talocruralis dan sendi subtalaris. =erakan yang dapat dilakukan sendi pergelangan kaki adalah plantar &leksi( dorsi &leksi( e)ersi( dan in)ersi %Norkin(1995'. 6uas gerak sendi  pergelangan kaki untuk gerak plantar &leksi $ dorsal &leksi , "#>$ #>$5#>( #>$5#> ( sedang luas gerak sendi untuk gerak e)ersi $ in)ersi + 4#>$ #>$ "#> yang diukur pada posisi anatomis %+usse( 19;5'. Dilihat dari aspek arthrokinematika( saat dorsal &leksi ankle talus akan sliding kea rah  posterior dan &ibula &ibul a akan bergerak kea rah pro pro/imal. /imal.

c. ,istem otot -ulang merupakan alat gerak tubuh pasi&( sedangkan otot merupakan alat gerak tubuh akti&. Dengan adanya kontraksi dari otot akan timbul gerakan pada sendi atau tulang. tot  penggerak pergelangan pergelang an kaki adalah otot gastrocnemius( g astrocnemius( otot plantaris plantaris(( otot soleus( otot

 

tibialis( otot &leksor halucis longus( otot e/tensor digitorum longus( otot peroneus longus %Daniels and ?ortingham( 199'.

7. Patologi dan Problematika *isioterapi 1. De&inisi a. -erapi -erapi latihan lat ihan -erapi latihan adalah salah satu upaya pengobatan dalam &isioterapi yang pelaksanaannya menggunakan latihan $ latihan gerak tubuh( baik secara akti& maupun pasi& %isner( 199:'. -ujuan dari terapi latihan adalah untuk mengatasi gangguan &ungsi dan gerak( mencegah timbulnya komplikasi( mengurangi nyeri dan oedem serta melatih akti)itas &ungsional. enis terapi latihan yang digunakan dalam kasus ini antara lain %1' breathing e/ercise( %"' static contraction( %' passi)e e/ercise( %4' acti)e e/ercise( %5' latihan trans)er dan ambulasi.  b. *raktur cruris 1 distal dista l de/tra *raktur adalah suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang %0ppley( 1995'. ,edangkan cruris adalah tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan &ibula. 1 distal de/tra adalah 1 bagian bawah dari tungkai kanan. adi( &raktur cruris 1 distal de/tra adalah patah tulang yang terjadi pada tulang tibia dan &ibula bagian kanan yang terletak pada 1 bagian bawah dari tulang. c. pen +eduction !nternal *i/atie %+!*' pen +eduction !nternal *i/atie %+!*' adalah suatu jenis operasi dengan pemasangan internal &i/asi yang dilakukan ketika &raktur tersebut tidak dapat direduksi secara cukup dengan close reduction( atau ketika plaster gagal untuk mempertahankan posisi yang tepat  pada &ragmen &raktur %ohn % ohn 2. 0dams( 199"'. !nternal &i/asi yang digunakan pada kasus ini  berupa plate and screws scr ews yang merupakan sebuah sebu ah lempengan besi dan berupa be rupa sekrup yang dipasang pada tulang yang patah dan ber&ungsi sebagai immobilisasi. 7iasanya digunakan  pada &raktur tulang panjang dengan tipe simple tran)erse dan simple s imple obli3ue &raktur. ". @tiologi 8enurut etiologinya &raktur dibedakan menjadi  yaitu %1' &raktur yang disebabkan oleh trauma( baik langsung maupun tak langsung( %"' &raktur yang disebabkan oleh kelelahan pada tulang( %' &raktur karena keadaan patologi %0ppley(1995'. Pada kasus ini penulis memilih &raktur yang disebabkan karena trauma langsung yaitu karena kecelakaan lalulintas atau  benturan( yang terjadi terjad i perpatahan pada 1 distal cruris de/tra. de/tr a. @tiologi atau penyebab lain dari permasalahan ini adalah adanya tindakan operasi untuk reduksi dan pemasangan &i/asi. Pada operasi ini dilakukan incisi untuk pemasangan internal

 

&i/asi berupa plate and screw sehingga akan terjadi kerusakan kulit( jaringan lunak dan luka  pada otot yang menyebabkan menyeba bkan terjadinya oedem( oe dem( nyeri( keterbatasan lua luass gerak sendi serta gangguan &ungsional pada tungkai. . Perubahan Patologi perasi pada &raktur cruris 1 distal de/tra akan dilakukan incisi pada tungkai bawah bagian lateral. Dengan operasi ini akan mengakibatkan kerusakan jaringan lunak ataupun kerusakan sara& sensoris sehingga akan menimbulkan nyeri. 7ila pembuluh darah terpotong( maka cairan dalam sel akan menuju jaringan dan menyebabkan pembengkakan. 2airan ini akan menekan ujung sara& sensoris sehingga akan timbul nyeri dan pergerakan pada daerah tersebut menjadi terbatas. ?aktu penyembuhan &raktur sangat ber)ariasi antara indi)idu satu dengan indi)idu lainnya. *aktor$&aktor yang mempengaruhi penyembuhan &raktur antara lainA usia pasien( jenis &raktur(  banyaknya displacement displac ement &raktur( lokasi &raktur( pasokan darah pada &r &raktur( aktur( dan kondisi medis yang menyertai. Pada &raktur yang tidak kompleks( bukti mikroskopik dari  penyembuhan biasanya biasan ya dapat terlihat pada tempat te mpat &raktur dalam 15 jam setelah cedera %=arrison( 199:'. -ulang mempunyai kemampuan menyambung setelah terjadi patah tulang. Pada &raktur(  proses penyambungan penyambunga n tulang dibagi dalam dala m 5 tahap yaituA a. Bematoma Bematoma adalah suatu proses perdarahan dimana darah pada pembuluh darah tidak sampai  pada jaringan sehingga seh ingga osteocyt mati( akibatnya akibatn ya terjadi necrose. Bematoma yang banyak mengandung &ibrin melindungi tulang yang rusak. ,etelah "4 jam suplai darah ke area &raktur  mulai meningkat. ,tadium ini berlangsung 1 sampai  hari %=artland( 19;4'.  b. Proli&erasi Proli&erasi adalah proses dimana jaringan seluler yang berisi cartilage keluar dari ujung C ujung &ragmen sehingga tampak di beberapa tempat bentukan pulau C pulau cartilage. Pada stadium ini terjadi pembentukan granulasi jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah( &ibroblast dan osteoblast. Baematoma merupakan dasar untuk proses penggantian dan  penyembuhan tulang( tulang ( yang berlangsung  h hari ari sampai " minggu %=artland( 1 19;4'. 9;4'. c. Pembentukan callus atau kalsi&ikasi Pembentukan callus atau kalsi&ikasi adalah proses dimana setelah terjadi bentukan cartilago yang kemudian berkembang menjadi &ibrous callus sehingga tulang akan menjadi sedikit osteoporotik. Pembentukan ini terjadi setelah granulasi jaringan menjadi matang. ika stadium putus maka proses penyembuhan luka menjadi lama. *ase ini berlangsung " sampai

 

: minggu %=artland(19;4'. d. onsolidasi onsolidasi adalah suatu proses dimana terjadi penyatuan pada kedua ujung tulang. 2allus yang tidak diperlukan mulai diabsorbsi %=artland( 19;4'. Pada tahap ini tulang sudah kuat tapi masih berongga. *ase ini biasanya butuh waktu  minggu sampai : bulan. e. +emodeling +emodeling adalah proses dimana tulang sudah terbentuk kembali atau tersambung dengan  baik. Pada tahap ini tulang semakin menguat secara p perlahan erlahan C lahan terabsorbsi terabso rbsi dan terbentuk canalis medularis. -ahap ini berlangsung selama : minggu sampai 1 tahun %=artland( 19;4'. Perubahan patologi setelah dilakukan operasi timbul permasalahan yang berupa A a. Nyeri  Nyeri merupakan adanya adan ya kerusakan jaringan( jaringan ( dimana jaringan akan mengeluarkan menge luarkan at kimia seperti bradikinin( serotonin( histamine sebagai reaksi dari kerusakan jaringan( at kimia tersebut akan merangsang nociseptik yang akan menambah nyeri daerah tersebut %isner( 199:'.  b. edem edem dapat timbul karena adanya kerusakan pada pembuluh darah akibat incisi( sehingga cairan yang melewatinya tidak lancar dan terjadi akumulasi cairan sehingga timbul bengkak. c. eterbatasan 6=, Permasalahan ini timbul karena adanya rasa nyeri( oedem( spasme otot( kelemahan otot sehingga pasien enggan untuk bergerak dan berakti)itas. eadaan ini menyebabkan  perlengketan jaringan jar ingan dan keterbatasan keterbatas an luas gerak sendi yang yan g dalam jangka waktu lama akan aka n  berpengaruh pada pad a penurunan kemampuan ak akti)itas ti)itas &ungsional terutama ter utama berjalan. 4. -anda -anda dan =ejala -anda dan gejala klinis yang sering ditemukan pada pasien post operasi &raktur cruris 1 distal de/tra antara lain %1' oedem disekitar tungkai bawah( %"' rasa nyeri akibat adanya oedem dan luka incise post operasi( %' keterbatasan gerak sendi ankle( %4' gangguan akti)itas &ungsional( terutama gangguan jalan %0ppley( 1995'. 5. omplikasi Pada pasien post operasi &raktur cruris 1 distal de/tra( komplikasi yang mungkin terjadi yaitu komplikasi yang berhubungan dengan setelah dilakukannya tindakan operasi( antara lainA a. ekakuan sendi

 

ekakuan sendi biasanya terjadi akibat oedem dan &ibrosis pada kapsul( ligamen( dan otot disekitar sendi dan terjadi perlengketan antar jaringan lunak.  b. omplikasi kulit !mmobilisasi tanpa alat pemulih( tekanan yang semestinya dan adanya aplikasi gips pada daerah &raktur yang tidak benar dapat menyebabkan timbulnya ulkus tekan %=arrison( 199:'. c. !n&eksi !n&eksi biasanya terjadi karena luka incisi yang tidak steril yang dapat menimbulkan adanya nyeri. ,edangkan untuk komplikasi karena &raktur( antara lainA a. ,horthening ,horthening terjadi karena pemendekan pada tulang yang diakibatkan mal union( loss o& bone dan gangguan epiphysial plate pada anak C anak.  b. 8al union 8al union merupakan penyambungan yang tidak sesuai dengan posisi yang semestinya( seperti angulasi( o)erlapping dan rotasi. Distribusi gaya tekan yang tidak baik menyebabkan gangguan &ungsi dan timbulnya perubahan C perubahan osteoarthritis yang lebih awal pada sendi C sendi yang berdekatan. 7ila ada gangguan &ungsi berat tindakan rekonstruksi harus dilakukan terhadap tulang atau sendi yang mengalami mal union %7loch( 19:'. c. Non union  Non union adalah keadaan kead aan dimana &ragmen gagal gaga l untuk menyambung walaupun walaupu n telah diimobilisasi. Bal ini karena pembentukan callus terganggu dan ujung C ujung &ragmen tertutup oleh jaringan &ibrocartilago %7loch( 19:'. d. Delayed union Delayed union adalah terjadinya penyambungan tulang yang terlambat karena in&eksi( suplai darah tidak lancar dan adanya gerakan pada ujung &ragmen. 7eberapa tempat yang sering mengalami penyambungan lambat dengan sirkulasi yang kurang diantaranya os na)iculare dari os carpalia( colum &emoris dan spertiga bagian bawah tibia %7loch( 19:'. :. Prognosis Prognosis pada post operasi &raktur cruris 1 distal de/tra tergantung pada jenis dan bentuk &raktur( bagaimana operasinya( dan peran dari &isioterapi. Prognosis dikatakan baik jika  penderita secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sak it sesaat setelah terjadi terjad i trauma( kemudian  jenis &raktur yang diderita d iderita ringan( bentuk dan d an jenis perpatahan simple( kondisis umum pasien  baik( usia pasien relati)e relat i)e muda( tidak terdapat in&eksi in& eksi pada &raktur dan d an peredaran darah lancar. Penanganan yang diberikan seperti operasi dan pemberian internal &iksasi juga sangat

 

mempengaruhi terutama dalam memperbaiki struktur tulang yang patah. ,etelah operasi dengan pemberian internal &iksasi berupa plate and screw( diperlukan terapi latihan untuk mengembalikan akti)itas &ungsionalnya. Pemberian terapi latihan yang tepat akan memberikan prognosis yang baik bilamana %1' 3uo ad )itam baik jika pada kasus ini tidak mengancam jiwa pasien( %"' 3uo ad sanam baik jika jenis perpatahan ringan( usia pasien relati)e muda dan tidak ada in&eksi pada &raktur( %' 3uo ad &ungsionam baik jika pasien dapat melakukan akti)itas &ungsional( %4' 3uo ad cosmeticam yang disebut juga dengan  proses remodeling baik ba ik jika tidak terjadi de&ormitas de& ormitas tulang. Dalam proses rrehabilitasi( ehabilitasi( peran &isioterapi sangat penting terutama dalam mencegah komplikasi dan melatih akti)itas &ungsionalnya. ;. Deskripsi Problematika *isioterapi Problematika &isioterapi yang sering muncul pada post operasi &raktur cruris 1 distal de/tra meliputi impairment( &unctional limitation dan disability. a. !mpairment Problematika yang muncul adalah %1' adanya oedem pada ankle dan tungkai bawah terjadi karena suatu reaksi radang atau respon tubuh terhadap cidera jaringan( %"' adanya nyeri gerak   pada ankle akibat luka lu ka sayatan operasi yang menyebabkan ujung ujun g $ ujung sara& sensoris teriritasi dan karena adanya oedem pada daerah sekitar &raktur( %' penurunan luas gerak sendi ankle karena adanya nyeri dan oedem pada daerah sekitar &raktur.

 b. *unctional limitation Pada &unctional limitation terdapat keterbatasan akti&itas &ungsional terutama dalam melakukan akti)itas &ungsional terutama berdiri dan berjalan.. c. Disability Disability merupakan ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan disekitarnya yaitu kesulitan dalam melakukan akti)itasnya sebagai seorang buruh karena pasien mengalami gangguan dalam akti)itas berjalan. 2. -eknologi !nter)ensi *isioterapi -erapi latihan merupakan salah satu modalitas &isioterapi yang pelaksanaannya menggunakan gerak tubuh baik secara akti& maupun pasi& untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan( ketahanan dan kemampuan kardio)askuler( mobilitas dan &leksibilitas( stabilitas( rileksasi( koordinasi( keseimbangan dan kemampuan &ungsional %isner( 199:'. -erapi latihan yang dilakukan adalahA

 

1. 7reathing @/ercise 7reathing e/ercise merupakan suatu tehnik latihan perna&asan dengan menarik na&as lewat hidung atau inspirasi dan mengeluarkan na&as lewat mulut atau ekspirasi. -ehnik latihan  perna&asan yang digunakan dig unakan dalam kasus ini in i adalah deep breathing breath ing e/ercise. Bal ini dilakukan dilaku kan untuk mencegah timbulnya komplikasi paru pada post operasi akibat bius general. -ehnik latihan perna&asan ini menekankan pada inspirasi maksimal dan panjang lalu dihembuskan dengan perlahan sampai akhir e/pirasi dengan tujuan mempertahankan al)eolus tetap mengembang( mobilisasi thorak( untuk meningkatkan oksigenasi dan mempertahankan )olume paru. ". Positioning Positioning yaitu perubahan posisi anggota gerak badan yang sakit. Untuk mengurangi oedema pada tungkai( maka tungkai diele)asikan dengan cara di ganjal bantal setinggi #E $ 45#. ,elama pasien sadar( dosisnya adalah satu jam tungkai diele)asikan dan satu jam tungkai dikembalikan ke posisi semula. . ,tatic contraction ,tatic contraction merupakan suatu terapi latihan dengan cara mengontraksikan otot tanpa disertai perubahan panjang otot maupun pergerakan sendi %isner( 199:'. -ujuan static contraction adalah memperlancar sirkulasi darah sehingga dapat membantu mengurangi oedem dan nyeri serta menjaga kekuatan otot agar tidak terjadi atro&i. 4. Passi)e e/ercise Passi)e e/ercise merupakan suatu gerakan yang dihasilkan dari kekuatan luar dan bukan merupakan kontraksi otot yang disadari. ekuatan luar tersebut dapat berasal dari gra)itasi( mesin( indi)idu atau bagian tubuh lain dari indi)idu itu sendiri %isner( 199:'. =erakan ini terbagi menjadi " gerakanA a. +ela/ed passi)e e/ercise +ela/ed passi)e e/ercise merupakan gerakan murni yang berasal dari terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh pasien. -ujuan dari gerakan ini untuk melatih otot secara pasi&( sehingga diharapkan otot menjadi rileks dan dapat mengurangi nyeri akibat incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak dan elastisitas otot %isner( 199:'.

 b. *orce passi)e e/ercise *orce passi)e e/ercise gerakan berasal dari terapis atau luar dimana pada akhir gerakan diberikan penekanan. -ujuan gerakan ini untuk mencegah terjadinya kontraktur dan menambah luas gerak sendi serta untuk mencegah timbulnya perlengketan jaringan %isner(

 

199:'. 5. 0cti)e e/ercise 0cti)e e/ercise merupakan gerakan yang dilakukan karena adanya kekuatan otot dan anggota tubuh sendiri tanpa bantuan( gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi dengan melawan gra)itasi %7asmajian( 19;'. -ujuan acti)e e/ercise %1' memelihara dan meningkatkan kekuatan otot( %"' mengurangi bengkak disekitar &raktur( %' mengembalikan koordinasi dan ketrampilan motorik untuk akti)itas &ungsional %isner( 199:'. :. 6atihan jalan 6atihan jalan merupakan aspek terpenting pada penderita sehingga mereka dapat kembali melakukan akti&itasnya seperti semula. 6atihan ini dilakuakan secara bertahap. Dimulai dari akti)itas di tempat tidur seperti bergeser %bridging'( bangun( duduk dengan kaki terjuntai ke  bawah %high sitting' kemudian k emudian latihan berdiri( berdir i( ambulasi berupa jalan den dengan gan menggunakan walker kemudian ditingkatkan dengan menggunakan kruk %tergantung kondisi umum pasien'. 6atihan berjalan secara Non ?eight 7earing %N?7' dengan menggunakan metode three  point gait pada hari ke k e  atau sesuai kemampuan pasien kemudian ditingkatkan ditingk atkan dengan cara Partial ?eight 7earing %P?7' jika pada pasien tersebut sudah terjadi pembentukan callus atau kurang lebih  minggu %=artland( 19;4'. Dosis awal latihan #F menumpu berat badan dan kemudian ditingkatkan menjadi #F menumpu berat badan( lalu ditingkatkan lagi dengan latihan *ull ?eight 7earing. -ujuan dari latihan ini agar pasien dapat melakukan ambulasi secara mandiri walaupun masih dengan bantuan alat. ;. @dukasi @dukasi yang perlu diberikan pada pasien yaitu home program yang dapat dilakukan di bangsal maupun di rumah( seperti %1' melakukan akti)itas sendiri atau dengan  bantuan orang lain untuk u ntuk berlatih seperti seper ti yang telah diajarkan( %"' untuk mengurangi bengkak  b engkak   pasien dianjurkan dianjurka n mengganjal tungkai yang yan g sakit dengan gulin guling g saat pasien tidur ter terlentang( lentang( %' kurang lebih selama " minggu atau lebih setelah post operasi pasien dianjurkan untuk tidak menumpu dengan kaki yang sakit sampai terjadi penyambungan callus. 707 !!! 8@-D6=! P@N@6!-!0N 0. Pengkajian *isioterapi 1. 0namnesis 0namnesis merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan sumber data. Dengan anamnesis dapat diperoleh data$data yang dibutuhkan dalam menentukan diagnosa dan terapi latihan yang akan diberikan. 8acam anamnesis ada " yaitu

 

autoanamnesis dan heteroanamnesis. Pada kasus ini anamnesis yang dilakukan secara autoanamnesis. a. 0namnesis umum 0namnesis umum berisi tentang identitas pasien secara lengkap. Dalam anamnesis ditemukan data seperti %1' nama( %"' umur( %' jenis kelamin( %4' agama( %5' pekerjaan( %:' alamat. Data yang diperoleh akan digunakan untuk tujuan terapi akhir yang diprogramkan dan disesuaikan dengan kegiatan keseharian dari pasien.  b. 0namnesis khusus 0namnesis khusus merupakan data in&ormasi tentang keluhan utama pasien( adanya nyeri dan  bengkak pada tungkai tung kai dan kaki( adanya adan ya penurunan 6=, pada sendi pergelangan pergelang an kaki( adanya gangguan dalam akti)itas jalan. +iwayat penyakit sekarang ditanyakan tentang kapan terjadinya &raktur( bagaimana proses terjadinya( posisi jatuhnya( sudah pernah dibawa kemana saja dalam menangani &raktur tersebut dan ditanyakan juga tentang &aktor apa saja yang dapat memperingan atau memperberat keluhan utama dari pasien. +iwayat penyakit dahulu ditanyakan tentang penyakit apa saja yang pernah diderita oleh  pasien. +iwayat penyakit penyerta berisikan tentang berbagai macam penyakit yang diderita pasien saat itu. +iwayat pribadi merupakan riwayat tentang riwayat pribadi pasien seperti akti)itas sehari C hari( hobi( keluarga( dan lain C lain. +iwayat keluarga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit C penyakit yang bersi&at menurun dari keluarga( ataupun penyakit menular orang terdekat. 7erdasarkan anamnesis sistem dapat diketahui tentang keluhan yang terjadi( misalnya gangguan kepala dan leher( kardio)askuler( respirasi( gastrointestinal( persara&an( serta musculoskeletal yaitu apakah terdapat kerterbatasan gerak pada sendi pergelangan kaki serta adanya penurunan kekuatan otot$otot penggerak sendi pergelangan kaki. ". Pemeriksaan &isik  a. -anda$ -anda$ tanda tand a )ital -anda$tanda )ital terdiri dari %1' tekanan darah( %"' denyut nadi( %' pernapasan( %4' temperatur. Data tersebut digunakan untuk mengetahui apakah ada hipertensi( hipotensi( tacikardi( obesitas dan sebagainya.  b. !nspeksi !nspeksi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati keadaan pasien(

 

mengenai keadaan umum( sikap tubuh( dan warna kulit. c. Palpasi Palpasi adalah suatu pemeriksaan yang secara langsung kontak dengan pasien( dengan meraba( menekan( dan memegang bagian tubuh pasien untuk mengetahui nyeri tekan dan suhu.

d. emampuan akti)itas &ungsional -erapis melihat apakah pasien sudah bisa bergeser ke kanan atau ke kiri( apakah pasien sudah  bisa duduk tegak( mampu miring mir ing sendiri( apakah sudah sud ah dapat berdiri dengan deng an atau tanpa  bantuan dari orang oran g lain. Perlu ditanyakan juga jug a apakah pasien dalam dala m buang air besar mengalami gangguan dan apakah pasien sudah bisa berjalan. . Pemeriksaan gerak dasar  a. =erak pasi&  Pemeriksaan gerakan yang dilakukan oleh terapis kepada pasien dimana pasien dalam keadaan pasi& dan rileks. -ujuan dari pemeriksaan gerak pasi& untuk mendapatkan data in&ormasi tentang luas gerak sendi pasi& ankle( stabilitas sendi( rasa nyeri dan end &eel.  b. =erak akti&  Pasien diminta menggerakkan anggota gerak yang diperiksa secara akti&( terapis melihat dan memberikan aba$aba. -ujuan tes ini adalah untuk mendapatkan data in&ormasi tentang  bagaimana 6=, akti& ankle( rasa nyeri n yeri dan nilai kekuatan otot. c. =erak isometric melawan tahanan -ujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya nyeri dan adanya penurunan kekuatan otot terutama sendi ankle. Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengkontraksikan otot dan mencoba untuk melakukan gerakan tapi diberi panahanan oleh terapis sehingga tidak  terjadi gerakan dan penambahan luas gerak sendi. 4. Pemeriksaan spesi&ik  Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui in&ormasi khusus yang belum diperoleh pada  pemeriksaan dasar. Pemeriksaan pada kasus ini meliputiA a. Pemeriksaan nyeri Pemeriksaan dengan menggunakan Gisual 0nalogue ,cale %G0,'( yaitu pengukuran derajat nyeri dengan sepuluh skala penilaian yaitu dengan menunjukkan satu titik pada sebuah garis  pada skala nyeri %# $ 1##' 1 ##' dengan besarannya besarann ya dalam satuan milimeter( panjang garis mulai dari titik tidak nyeri sampai titik yang ditunjuk menunjukkan besarnya nyeri %,ri ,urini( "##"'. -erapis menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien tentang penilaian diatas( kemudian

 

 pasien diminta untuk menunjuk salah satu titik dalam garis tersebut yang yan g dapat mewakili rasa nyeri yang dirasakan pada saat itu. Penilaian dilakukan pada saat pasien diam( digerakkan secara pasi& dan akti& oleh terapis.  b. Pemeriksaan 6=, Pemeriksaan luas gerak sendi dengan menggunakan goniometer. Pada ankle meliputi gerakan dorsi &leksi( plantar &leksi( e)ersi( dan in)ersi. Posisi netral untuk gerakan dorsi &leksi adalah sesuai dengan posisi anatomis kaki. =erakan  pada ankle terjadi pada p ada bidang sagital dan a/is gerakannya pada pa da bidang &rontal yaitu pada malleolus lateralis. Dalam melakukan pemeriksaan as goniometer diletakkan 15 cm dari malleolus lateralis. -angkai statis sejajar dengan a/is longitudinal tulang tibia sedangkan tangkai dinamis sejajar dengan a/is longitudinal tulang metatarsal G %+usse( 19;5'. c. 0nthropometri Pengukuran lingkar segmen tubuh sangat penting dalam pemeriksaan ada tidaknya  pembengkakan. 0lat ukur yang digunakan adalah midline. Pada prinsip prinsipnya nya pengukuran lingkar anggota gerak dilakukan dengan menggunakan patokan yaitu tuberositas tibiae sampai malleolus lateralis. ,elain itu dilakukan pengukuran panjang tungkai dari ,!0, sampai malleolus medialis. Pengukuran lingkar segmen yang mengalami oedem perlu dilakukan( kemudian dibandingkan antara tungkai yang sakit dengan tungkai yang sehat. d. Pemeriksaan akti)itas &ungsional Untuk menilai perkembangan akti)itas &ungsional dari pasien pada saat sebelum dan sesudah  pemberian terapi latihan( latih an( terapis dapat melihat perkembangan p erkembangan pasien mulai dari jongkok(  berdiri dan berjalan. berjalan . 0 0lat lat ukur yang digunakan digun akan dalam pengukuran pengukura n akti)itas &ungsio &ungsional nal yaitu menggunakan skala ette. 0kti)its yang dites meliputi berdiri dari posisi duduk( berjalan 15 m dan naik turun tangga  trap. eterangan penilaian %1' nyeri( berkaitan dengan derajat nyeri saat melakukan akti)itas( %"' kesulitan( berkaitan dengan deajat kesulitan untuk malaukan akti)itas( %' ketergantungan( berkaitan dengan derajat ketergantungan untuk melakukan akti)itas. Dalam menilai masing C masing dimensi yaitu dengan menggunakan  pilihan ganda yang masing C masing dimensi dibagi dibag i menjadi 4 skala untuk dimensi nyeri dan 5 skala untuk dimensi kesulita dan ketergantungan % ette 08( 19# dikutip oleh ,lamet( "### '. -07@6 ! ,060 @--@ 7entuk akti)itas emampuan berakti)itas Nilai 7erdiri dari posisi duduk Nyeri 1A tidak nyeri

 

"A nyeri A nyeri sedang 4A nyeri sangat esulitan 1A sangat mudah "A agak mudah A agak mudah juga tidak sulit 4A agak sulit 5A sangat sulit etergantungan 1A tanpa bantuan "A butuh bantuan alat A butuh bantuan orang lain 4A butuh bantuan alat dan orang lain 5A tidak dapat melakukan 7erjalan 15 meter Nyeri 1A tidak nyeri "A nyeri A nyeri sedang 4A nyeri sangat esulitan 1A sangat mudah "A agak mudah A agak mudah juga tidak sulit 4A agak sulit 5A sangat sulit etergantungan 1A tanpa bantuan "A butuh bantuan alat A butuh bantuan orang lain 4A butuh bantuan alat dan orang lain 5A tidak dapat melakukan  Naik turun tangga Nyeri 1A 1 A tidak nyeri "A nyeri A nyeri sedang 4Anyeri sangat esulitan 1A sangat mudah "A agak mudah A agak mudah juga tidak sulit

 

4A agak sulit 5A sangat sulit etergantungan 1A tanpa bantuan "A butuh bantuan alat A butuh bantuan orang lain 4A butuh bantuan alat dan orang lain 5A tidak dapat melakukan %,lamet Parjoto( "###' 5. Diagnosa *isioterapi Pada pasien post operasi &raktur cruris 1 distal dimungkinkan terjadi gangguan impairment yaitu %1' oedem pada tungkai bawah dan ankle( %"' nyeri karena oedem dan luka incisi( %' keterbatasan 6=, ankle. ,edangkan gangguan yang terjadi pada &unctional limitation yaitu  penurunan ambulasi dan perawatan diri yaitu adanya a danya keterbatasan dalam d alam akti)itas &ungsional &ungsion al tungkai bawah. Pada disability gangguan yang terjadi yaitu adanya ketidakmampuan dalam melaksanakan akti)itas yang berhubungan dengan lingkungan sekitar yang berupa  berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain.

7. -ujuan *isioterapi Pada kasus ini terapi yang diberikan bertujuan untuk %1' mengurangi oedem( %"' mengurangi nyeri( %' menigkatkan luas gerak sendi pada ankle( %4' mengajarkan latihan jalan pada pasien sehingga dengan diberikannya terapi latihan ini diharapkan pasien dapat kembali berakti)itas seperti semula. 2. +encana Pelaksanaan -erapi 1. 7reathing e/ercise 7reathing e/ercise yang dilakukan adalah deep breathing e/ercise. Deep breathing e/ercise ini dilakukan dengan posisi pasien tidur terlentang. Pelaksanaannya dengan cara pasien diminta untuk menghirup na&as dalam melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut secara perlahan. Dimulai setelah pasien sadar dari tindakan operasi( biasanya satu atau dua hari setelah operasi. =erakan ini dilakukan 4 C : kali. ". ,tatic contraction -ujuan dari static contraction adalah untuk mengurangi oedem sehingga nyeri berkurang. Posisi pasien pada hari pertama masih tidur terlentang dengan disertai kaki yang sakit °

diele)asikan antara #  $ 45> selama 1# C 15 menit( dengan posisi terapis berada disamping

 

 penderita. -erapis meletakkan tangannya dibawah betis pasien( kemudian pasien diminta d iminta menekan tangan terapis ke bed. emudian tangan terapis diletakkan pada pergelangan kaki  pasien( pasien diminta untuk u ntuk menekan tangan terapis. ter apis. =erakan dilakukan 5 $1# kali hitungan diselingi dengan menarik na&as dalam untuk rileksasi( gerakan ini diulang 4 kali.

. Passi)e e/ercise a. +ileks passi)e mo)ement -ujuan dari latihan ini yaitu mencegah terjadinya keterbatasan gerak. 6atihan dilakukan secara hati C hati pada hari pertama post operasi dengan posisi awal pasien terlentang dimana  pergelangan kaki pada tungkai yang sakit tersangga ters angga dengan baik oleh o leh bed. Posisi terapis homolateral pada ankle yang dilatih. ,atu tangan terapis mem&iksasi pada pergelangan kaki( tangan yang lain memegang tumit. Posisi pasien rileks( penguluran diawali pada sendi ankle kemudian dilanjutkan gerakan dorsi &leksi dan plantar &leksi secara bergantian.  b. *orce passi)e mo)ement -ujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan lingkup gerak sendi pergelangan kaki. 6atihan diberikan beberapa hari setelah operasi. -ehnik pelaksanaan sama dengan rileks  passi)e mo)ement tetapi tetap i pada akkhir gerakan diberikan penekanan. penekan an. =erakan dilakukan  kali hitungan dengan " kali pengulangan. 4. *ree acti)e mo)ement -ujuan dilakukannya &ree acti)e mo)ement adalah untuk memelihara luas gerak sendi. 6atihan dilakukan pada sendi pergelangan kaki( jari$jari pada kedua tungkai. ,erta pasien  bebas melakukan gerakan ger akan sendiri tanpa bantuan. ba ntuan. Posisi pasien tidur terlentang atau bisa juga ju ga dengan duduk. Pada sendi pergelangan kaki dengan melakukan gerakan dorsal $ plantar &leksi( in)erse $ e)ersi dan pada jari $ jari kaki dengan melakukan gerakan &leksi $ ekstensi( adduksi $ abduksi. =erakan ini dilakukan  kali hitungan dengan " kali pengulangan. 5. Bold rela/ -ujuan dari latihan adalah untuk menambah luas gerak sendi pergelangan kaki( mengurangi nyeri dan rileksasi otot. Posisi awal pasien tidur terlentang sementara terapis di samping bed. ,alah satu tangan terapis &iksasi lutut pasien dan tangan satunya diletakkan diatas ankle. =erakan dilakukan secara akti& maupun pasi& pada pola agonis hingga batas keterbatasan gerak pasien dimana nyeri mulai timbul. Pola gerak keterbatasan untuk gerak &leksi adalah &leksi C adduksi C eksorotasi dan &leksi C abduksi C endorotasi. ,edangkan untuk keterbatasan gerak ekstensi adalah ekstensi C abduksi C endorotasi dan ekstensi C adduksi C eksorotasi. -erapis memberi tahanan yang meningkat secara perlahan. emudian terapis memberi aba$

 

aba Hpertahankan disiniH( kemudian diikuti rileksasi pada pola antagonisnya kemudian digerakkan secara akti& maupun pasi& kearah antagonis. =erakan ini dilakukan 5 $  kali  pengulangan %Iulianto ?ahyono( ?ahyono( "##"'. :. 6atihan jalan Dari posisi pasien duduk ongkang$ongkang % high sitting '( tungkai yang sehat turun dengan kedua tangan berpegangan pada bed. ,edang tungkai yang sakit mengikuti turun dengan disangga tangan terapis tanpa menapak pada lantai. ,ebagai awal latihan jalan terapis dapat melatih pasien dengan walker jika pasien sudah lanjut usia dan dengan menggunakan kruk  jika pasien masih relati& muda atau keseimbangan pasien masih baik dengan dibantu terapis(  pasien berdiri dengan den gan kaki menggantung atau Non ?eight ?eight 7earing %N?7' dengan " kruk kr uk  pada hari ketiga dengan de ngan threepoint gait metode meto de swing to kemudian ditingkatkan diting katkan dengan Partial ?eight 7earing %P?7' jika sudah terjadi pembentukan callus kurang lebih dalam  jangka waktu " atau  minggu. mingg u. Dosis awal latihan #F menumpu b berat erat badan lalu ditingkatkan menjadi #F menumpu berat badan dan ditingkatkan lagi dengan latihan *ull ?eight 7earing. ?eight 7ear ing. ;. @dukasi 7ila pasien sudah pulang( terapis bisa memberikan program latihan yang harus dilakukan dan memberikan penjelasan tentang akti)itas yang harus dihindari agar tidak terjadi re&raktur. ,alah satunya pasien harus melaksanakan program latihan yang diberikan oleh terapis untuk mengembalikan kemampuan &ungsional pasien( seperti menggerakkan anggota tubuh untuk mencegah kekakuan dan atro&i otot( mengele)asikan kaki bila terasa nyeri( menghindari  penumpuan berat badan bad an berlebih pada tun tungkai gkai yang mengalami &raktur. &raktu r. Dan yang terpenting adalah melatih kemandirian pasien dalam melakukan akti)itas sehari C hari sehingga tidak selalu tergantung dengan orang lain. D. +encana @)aluasi @)aluasi pelaksanaan terapi pada kondisi paska operasi &raktur cruris 1 distal dilakukan dengan " tahap yaitu e)aluasi sebelum pelaksanaan terapi dan sesudah diberikannya terapi yang terakhir. @)aluasi ini meliputi %1' oedem dengan menggunakan midline dan dibandingkan dengan sisi yang sehat( %"' nilai tentang derajat nyeri dengan Gisual 0nalogue ,cale %G0,'( %' luas gerak sendi pada ankle dengan menggunakan goniometer dan membandingkan dengan luas gerak sendi normal( %4' kemampuan &ungsional jalan dengan melihat perkembangan dari penggunaan alat bantu jalan dan pola jalan dengan menggunakan skala ette.

 

D0*-0+ PU,-00 0dams( 2. ( 199"J utline o& *racture !ncluding oint !njuriesJ -enth edition( 2hurchill 6i)ingstone.

0ppley( =. 0 and ,olomon( 6ouis( 1995J rthopedi dan *raktur ,istem 0ppleyJ @disi ketujuh( ?idya 8edika( akarta. 7asmaijan( ohn( 19;J -heraupetic @/erciseJ -hird edition( -he ?illiam and ?ilknis 7altimore( 6ondon.

Daniels and ?ortinghams( ?ortinghams( 1995J 1995 J 8uscle -estingJ ,i/th edition( ?. 7 ,aunders 2ompany( U,0.

Data +, Dr. ,oeharso ,urakarta( "##5J urnal Penderita *raktur 2rurisJ +, Dr. ,oeharso ,urakarta. =arrison( ,. ( 199:J Dasar$dasar -erapi 6atihan dan +ehabilitasi *isikJ -erjemahan Bipocrates( akarta.

=artland( ohn( 19;4J *undamental o& rthopedicsJ ,econd edition( ?. 7. ,anders 2ompany( Philadelpia.

apandji( !. 0( 19;J -he Physiologi o& the ointJ "nd edition( 2hurchill 6i)ingstone( @dinburg( 6ondon( and New Iork Iork

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF