PEMICU 1
May 10, 2018 | Author: DEA LUDJEN | Category: N/A
Short Description
lm,...
Description
PEMICU 1 Pemic emicu u 1 (seo (seorrang ang pria pria meng mengel eluh uh gataltal-g gatal ruam kulit dan sisi isik halus region axil xilla groin/inguinal) Seorang pria pekerja part time di mini market Ceriamart usia 25 thn datang ke poli umum mengeluh gatal-gatal berupa ruam pada kulit , dan sisik halus merah kecoklatan yang ditemukan pada deerah ketiak dan lipat paha . Bagian sisik kering menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak. Keluhan bermula dengan lesi di kedua lipat paha kemudian menyebar dan batasnya lebih tegas dan gelap , simetris,tepi lebih aktif ,disertai rasa gatal dan menyebar luas ke lipatan paha dan seki sekittar sela selang ngk kang angan. an. Pende enderi rita ta seri sering ng berk berker erin ing gat banyak dan lembab .
Kata sulit : Ruam Sisi Sisik k halu haluss •
•
Kata kunci : Pria Pria 25 tah tahun un Pekerj ekerja a part part time Meng engeluh eluh gata-g a-gatal ber berupa upa ruam uam pada pada kulit ulit dan dan sisi sisik k halu haluss mer merah kecok ecokla lata tan n yg dit ditemuk emukan an pada pada ketia etiak k dan dan lipa lipattan paha aha Sisik isik kerin ering g menut enutup upii les lesi dan dan per perabaa abaan n teras erasa a berlemak Bermu ermula la ke lipa lipattan pah paha lalu lalu meny enyebar ebar ke selangkangan Seri Sering ng berk berker erin ing gat dan dan lemb lembab ab Lesi Lesi berb berbat atas as teg tegas dan dan grla grlap, p, sime simetr tris is,, tepi tepi lebi lebih h akti aktiff dan dan teras erasa a gatal. al.
Ident Identifi ifika kasi si masalah masalah Pria ria 25 tahun ahun meng mengel eluh uh gatal-g al-ga atal beru berupa pa ruam ruam kuli ulit dan dan sis sisik halu haluss berw berwar arna na mer merah kecok ecokla lattan di regio egio axill xilla a gron gron dan dan ingui nguina nall •
Kata sulit : Ruam Sisi Sisik k halu haluss •
•
Kata kunci : Pria Pria 25 tah tahun un Pekerj ekerja a part part time Meng engeluh eluh gata-g a-gatal ber berupa upa ruam uam pada pada kulit ulit dan dan sisi sisik k halu haluss mer merah kecok ecokla lata tan n yg dit ditemuk emukan an pada pada ketia etiak k dan dan lipa lipattan paha aha Sisik isik kerin ering g menut enutup upii les lesi dan dan per perabaa abaan n teras erasa a berlemak Bermu ermula la ke lipa lipattan pah paha lalu lalu meny enyebar ebar ke selangkangan Seri Sering ng berk berker erin ing gat dan dan lemb lembab ab Lesi Lesi berb berbat atas as teg tegas dan dan grla grlap, p, sime simetr tris is,, tepi tepi lebi lebih h akti aktiff dan dan teras erasa a gatal. al.
Ident Identifi ifika kasi si masalah masalah Pria ria 25 tahun ahun meng mengel eluh uh gatal-g al-ga atal beru berupa pa ruam ruam kuli ulit dan dan sis sisik halu haluss berw berwar arna na mer merah kecok ecokla lattan di regio egio axill xilla a gron gron dan dan ingui nguina nall •
Anal Analis isis is masa masala lah h Pria Pria 25 tah tahun un KU : gatal-gatal, gatal-gatal, ruam ruam kulit dan dan sisi sisik k halu haluss dik diketia etiak k dan dan lipat lipatan an paha paha
anamnesis
Pem.fisik
Diagnosis banding
eritrasma
dermafitosis
Psoriasis postural
Pada anamnesis didapatkan Pada pemeriksaan kulit riwayat:
bercak merah merah yang meluas, teraba panas
dalam sampai skrotum,
terang
seperti kena cabai.
aksila, dan intergluteal.
Pada pemeriksaan pemeriksaan
Eflorosensi/sifat-sifatnya:
KOH : organisme
Terbentuknya bercak-
eritema luas berbatas
terlihat sebagai batang
bercak pink dengan
tegas, dengan skuama sku ama
pendek halus,
bentuk yang tidak
halus dan terkadang erosif.
bercabang, berdiameter, berdiameter,
beraturan,
1 u atau kurang, yang
yang kemudian akan
mudah putus sebagai
berubah menjadi sisik-
bentuk basil kecil atau
sisik halus berwarna
difteroid.
coklat.
Wood : terlihat floresensi merah bata
Gatal ringan
ditemukan:
Pada pemeriksaan pemeriksaan
Lokasi: lipat paha bagian
Eritrasma
Pada beberapa penderita, didapatkan infeksi yang menyebar ke batang tubuh dan daerah anus
Anamnesis: rasa rasa gatal gatal hebat hebat pada pada daera daerah h kruri kruriss (lipat (lipat paha), lipat perineum, bokong bokong dan dapa dapatt ke genitalia; ruam ruam kulit ulit berbata berbatass tegas, tegas, eritemat eritematosa osa dan bersisik, semaki semakin n hebat hebat jika banyak berkeringat •
•
Tinea Tinea Kruris Kruris
•
•
Pemeri Pemeriksaan ksaan kulit kulit ditemukan: Lokasi: Lokasi: regio inguinali inguinaliss bilateral, simetris. Melua Meluass ke perin perineum eum sekit sekitar ar anus, anus, inte interg rglut luteal eal sampai sampai ke gluteus. gluteus. Dapat Dapat pula melua meluass ke supra suprapub pubis is dan abdomen abdomen bagian bagian bawah. Efloresensi/sifatsifatnya: makula eritemat eritematosa osa numular numular sampai sampai geografis, geografis, berba berbata tass tega tegass denga dengan n tepi tepi lebi lebih h akti aktiff terd terdir irii dari dari papula papula.. Jika Jika kroni kronik k makula makula menjad menjadii hiperpigmentasi deng dengan an skua skuama ma di atasnya
•
•
•
•
Pemeriksaan KOH: hifa bersep bersepta ta dan bercaba bercabang ng tanpa tanpa penyempitan. Pemeriksaan wood: wood: digunaka digunakan n untuk menyingkirkan adanya adanya eritra eritrasma sma
Anamnesis: Timbul makula/bercak berbagai ukuran dan warna (hipopigmentasi/ hiperpigmentasi), Berbatas tegas dan difus Ditutupi sisik halus dengan rasa gatal Gatal saat berkeringat •
•
•
Tinea Vesicolor
•
Pemeriksaan kulit: Lokasi: dapat terjadi dimana saja di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan, wajah dan tempat-tempat tak tertutup pakaian Efloresensi/sifatsifatnya: berupu makula yang dapat hipopigmentasi, kecoklatan, keabuan, atau kehitam-hitaman, dalam berbagai ukuran dengan skuama halus di atasnya
•
•
•
•
Pemeriksaan wood: fluoresennsi kuning keemasan Pemeriksaan KOH: tampak kelompokkelompok hifa pendek tebal 38µ, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2µ
PSORIASIS Anamnesis
Pemeriksaan Kulit
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Dimulai dengan makula dan papula eritematosa dengan ukuran mencapai lentikularnumular, yang menyebar secara sentrifugal. Akibat penyebaran yang seperti ini, dijumpai beberapa bentuk psoriasis. Bentuk titik (psoriasis pungtata), bentuk tetes-tetes (psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis numular), psoriasis folikularis atau psoriasis universalis (pada seluruh tubuh). •
•
•
•
•
Lokalisasi : Siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan tangan, punggung, tungkai atas dan bawah, serta kuku. Pada psoriasis inverta(fleksural) ditemukan pada Ketiak, pangkal paha, dibawah payudara, dan di lipatan-lipatan kulit di sekitar kemaluan dan panggul Pertama kali tampak sebagai bercak (lesions) yang sangat merah, Bercak itu bisa tampak licin dan Elloresensi/sifat-sifatnyn : Makula eritematosa yang besarnya bervariasi dari miliar sampai numular, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. Makula berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar berwama putih mengkilat. Jika skuama digores dengan benda tajam menunjukkan tanda tetesan lilin. Jika penggoresan diteruskan maka timbul tanda Auspitz dengan bintik-bintik darah. Dapat pula menunjukkan fenomena Koebner atau reaksi isomorfik, yaitu timbul lesi-lesi psoriasis pada bekas
Pemeriksaan Laboratorium
•
•
•
•
Pada pemeriksaan dermatopatologi dapat ditemukan penebalan lapisan epidermis (akantosis), dan penipisan epidermis pada bagian pemanjangan papilla dermal, peningkatan mitosis selkeratinosit, fibroblast dan endothelial, parakerotik hiperkeratosis, serta inflamasi sel dermis(limfosit dan monosit) dan epidermis (limfosit dan polimorfonuklear), membentuk mikroabses Munro pada stratum korneum. Pemeriksaan serologi dapat ditemukan titer antistreptolisin pada psoriasis gutata akut dengan infeksi streptokokus yang mendahuluinya. Onset mendadak dari psoriasis dapat berhubungan dengan infeksi HIV. Penentuan status serologi HIV hanya diindikasikan pada pasien dengan risiko tinggi. asam urat serum meningkat pada pasien, biasanya berkolerasi dengan penyebaran penyakit yang dapat menyebabkan artritis gout. Penurunan kadar asam urat menunjukkan efektivitas terapi. Pemeriksaan kultur diambil dari tenggorokan untuk mengetahui infeksi Streptococcus group A-β hemolitikus
2. Jelaskan mengenai efloresensi
SIFAT EFLORESENSI
Sifat-sifat efloresensi
3. Tinea Cruris
A.Definisi Tinea Cruris adalah infeksi dermatofit pada sela paha , perinium dan daerah perianal dapat melu,as ke daerah gluteus dan pubis, efloresensi = tinea korporis. Skrotum dan penis tidak terkena, karena skrotum sebagai reservoir -> kambuh-kambuhan.
A. Epidemiologi D 17 Insidensi dermatomikosis di berbagai rumah sakit pendidikan dokter di Indonesia yang menunjukkan angka persentase terhadap seluruh kasus dermatofitosis bervariasi dari 2,93% (Semarang) yang terendah sampai 27,6% (Padang) yang tertinggi
Indonesia, Dermatofitosis merupakan 52% dari seluruh dermatomikosis dan tinea kruris dan tinea korporis merupakan dermatofitosis terbanyak. Laki-laki pasca pubertas lebih banyak terkena dibanding wanita, biasanya mengenai usia 18-25 tahun serta 40-50 tahun.
B. Etiologi •
Penyebab tinea kruris terutama adalah Epidermophyton floccosum dan Trichophyton rubrum. Selain itu juga dapat disebabkan oleh Trichophyton mentagrophytes dan walaupun jarang di sebabkan oleh microsporum gallinae
C. Gambaran klinis •
•
•
Keluhan : rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipar peritoneum, bokong dan dapat ke genitalia, ruam kulit, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika berkeringat banyak. Lokalisasi : regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke peritoneum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke suprapubis sampai ke abdomen bawah. Efloresensi : makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronik makula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya.
D. Faktor resiko •
•
•
Faktor pencetus : suhu panas dan lembab, kebersihan diri yang kurang baik. Faktor predisposisi : yang berasal dari tubuh pejamu, antara lain hiperhidrosis, obesitas, diabetes melitus, dan gangguan imunitas. Faktor resiko : usia dewasa muda, jenis kelamin terutama laki-laki.
E. patogenesis
F. Diagnosis Anamnesis
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia; ruam kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat
Pemeriksaan fisis •
•
Lokalisasi : Regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah. Effloresensi/sifat-sifatnya: Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul. Jika kronik macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya.
Pemeriksaan penunjang 1.
Kerokan + KOH 10-20%
Hifa bersepta, Atrokonidia / athrospora
untuk mengetahui adanya elemen – elemen jamur, Hasil KOH negative tidak menyingkirkan diagnosis dermatofitosis
2.
Kultur sediaan dengan media: Sabourod’s Dextrose Agar (SDA) + khloramfenikol + sikloheksimid (actidion): Mycobiotik – mycosel, tumbuh rata-rata 10-14 hari. Untuk menentukan spesies jamur.
3.
Lampu wood Dermatofita yang menyebabkan fluoresens umumnya anggota genus Microsporum. Gambaran tinea kruris tidak terlihat pada pemeriksaan ini.
G. TATALAKSANA TINEA KRURIS
Non Farmakologi Gunakan Dalaman yang dapat menyerap keringan, bersih, jaga agar tetap kering, hindari pemakaian celana yang sempit dan ketat, terutama yang digunakan dalam waktu yang lama.
Farmakologi Dengan pemberian griseofulvin. Dapat diberikan dgn dosis 0.5-1 g untuk orang dewasa, 0.2-0.5 g untuk anak, atau 10-25 mg per kg BB
4. Eritrasma
Eritrasma a. Definisi •
Saripati Penyakit Kulit
•
Panduan praktis klinis bakteriologi, mikologi, & virologi (Irianto ,Koes 2014)
Infeksi dangkal kronik yang biasanya menyerang daerah-daerah yang berkeringat banyak.
Infeksi superfisial dari fleksor, disebabkan Corybacterium minutissimum.
b. Etiologi & Epidemiologi Penyebab
Corynebacterium Minutissimum
Umur
Dewasa Muda
Jenis Kelamin
Frekuensi sama pada pria dan wanita
C. Gejala •
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan :
Dimulai dengan daerah eritema miliar yang selanjutnya meluas keseluruh regio menjadi merah dan teraba panas seperti kena cabai.
•
•
Lokalisasi : Lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan intergluteal. Efloresnsi/sifat-sifatnya : Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan terkadang erosif.
D. Faktor Risiko •
Bangsa/Ras
•
musim/iklim
•
Kebersihan/higiene
•
Lingkungan
•
Diabetes melitus dan obesitas
E. Patofisologi eritrasma
F. Diagnosis •
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Dimulai
dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas ke seluruh regio, menjadi
merah,
teraba panas seperti kena cabai.
Pemeriksaan kulit •
•
Lokalisasi : Lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan intergluteal. Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan terkadang erosif.
Pemeriksaan penunjang •
•
•
Gambaran histopatologi : Hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, serta pelebaran ujung-ujung pembuluh darah dan sebukan selsel polinuklear. Sediaan langsung pewarnaan Gram, positif.
kerokan kulit dengan tampak batang Gram
Sinar Wood: fluoresensi merah bata.
G. Tatalaksana Eristrasma Non Farmako : Mencegah agar jangan banyak keringat, serta menghilangkan faktor-faktor pencetus Pencegahan atau profilaksis Mencuci dengan benzoil peroksidat. Obat bubuk Antiseptik topikal gel : isopropil, etanol •
Terapi Topikal Lebih baik diberikan benzoil peroksida (2,5%) gel setiap hari setelah mandi selama 7 hari. Dan dapat juga diberikan Eritromisin atau Klindamisin topikal 2X sehari selama 7 hari. Anti jamur spektrum luas yaitu clotrimazole, miconazole atau econazole. •
•
Terapi Oral
-Eritromisin 15 mg/kg BB,4 kali sehari selama 510 hari -Alternatif antibiotik juga dapat diberikan tetrasiklin selama 7 hari
•
•
•
Mencegah agar jangan banyak keringat, serta menghilangkan faktor-faktor pencetus. Sistemik: eritromisin 15 mglkg BB,4 kali sehari selama 5-10 hari. Tetrasiklin dengan dosis yang sama memberi hasil yang baik.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA DERMATOLOGI Untuk memastikan diagnosis harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah: •
•
•
Pemeriksaan darah rutin, feses dan kemih, serta kimia darah. Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH 10%), trikomonas (NaC1 0,9%). Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kuiit dengan pewarnaan khusus, seperti Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentian violet untuk virus, mikroskop lapangan gelap untuk spiroketa, pemeriksaan cairan gelembung (untuk menghitung eosinofil) dan pemeriksaan sel Tzanck.
•
Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia.
•
Pemeriksaan dengan sinar Wood terhadap infeksi jamur kulit.
•
Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik. Pemerik
histopatologi.
6. Tatalaksana Pasien pada kasus! •
Non-farmakologi –
–
•
Farmakologi –
•
Menjaga kelembapan & kebersihan kulit Mecegah agar jangan banyak keringat Eritromisin 15 mg/kgbb (4x sehari selama 5-10 hari)
Prognosis pasien baik
Tatalaksana Pasien pada kasus dr. Martina Lovenia SIP :031011998 Jl. Merdeka VI No. 332 Palangkaraya, 26 Mei 2017
R/ Eritromisin 250 mg No. XX S 4 dd caps 1 p.c.
Pro
: Tn. X
Usia
: 25 th
View more...
Comments