Pemicu 1 Blok Respirasi Kelompok 12...

May 2, 2019 | Author: Wen wen | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

aaa...

Description

Pemicu 1 Blok Respirasi Kelompok 12

Kelompok 12 Respirasi Pemicu : 1 Tutor : dr. Julia Herdiman Ketua : Ferdian (405140209) Sekretaris : Verani Agusthiyanti. H (405140105) : Christiny (405140221) Penulis Anggota :

1. Delmi Delmi Sanjaya Sanjaya 2. Della Anisah 3. We Wenny Damayanti 4. Riffany Riffany Krisdiana Krisdiana 5. Hartomas Bumiharjo 6. Michael Chen 7. Indriani 8. Imelda Jarisa Arisal 9. Merian Merianaa

(405140007) (405140007) (405140019) (405140049) (405140055) (405140055) (405140065) (405140150) (405140178) (405140227) (405140 (405140242 242))

Skenario Atlet Kok Sesak Seorang laki-laki berusia 28 tahun masuk dalam tim nasional sepak bola. Tim tersebut biasa latihan selama 5 jam tiap hari. Karena akan menghadapi lomba, pelatihan mengadakan latihan pada dataran tinggi. Pada hari pertama latihan, laki-laki tersebut merasakan hidungnya tersumbat, dadanya sedikit sesak, dan nafasnya tersengalsengal, padahal mereka baru latihan selama 1 jam. Dia merasa khawatir, karena sebelumnya dia juga sering merasa tenggorokannya kering dan batuk-batuk bila ter terkena asap kendara araan atau rokok. Tetapi, saat dia memeriksakan diri ke dokter dan dilakukan beberapa  pemeriksaan penunjang, kemudian dinyatakan sehat. Dokter  memberikan beberapa saran agar dia dapat mengikuti latihan selanjutnya dengan optimal. Setelah beberapa hari latihan, gejala sem semakin akin mengh enghil ilan ang, g, dan dan dia bisa isa lati latiha han n seper eperti ti bias biasa. a. Apakah yan yang bisa isa dipelajar jari dari ari skenario di atas tas?

Langkah 1 : Unfamiliar terms Tidak Ada

Langkah 2 : Rumusan masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Apa pengaruh latihan pada dataran tinggi terhadap keluhan pasien? Pemeriksaan penunjang dan pemriksaan fisik yang akan dilakukan pada  pasien terebut? Apa yang menyebabkan dadanya sesak, hidungnya tersumbat dan nafasnya tersengal-sengal? Mengapa PP normal tetapi pasien mempunyai gejala tersebut? Mengapa laki-laki tersebut mengeluh tenggorokan kering dan batuk saat menghirup asap rokok dan kendaraan? Mengapa setelah beberapakali latihan gejala semakin berkurang dan menghilang? Saran apa yang kira-kira diberikan oleh dokter tersebut? Apakah keluhan yang dialami pasien normal bila dikaitkan dengan umur? Apakah ada hubungan batuk-batuk terhadap asap dengan keluhan yang dialami pasien sekarang?

Langkah 3 : Curah Pendapat 1&3. nafas tersengal karena PO2 berkurang yang memfaktori karena tekanan atmosfir yang tinggi dan difusi O2 yang menurun pada dataran tinggi. Dadanya sesak karena hiperventilasi dan hidungnya tersumbat karena udara yang dingging sehingga merangsang pengeluaran mukus. 2. PF dilakukan Pemeriksaan Tanda vital dan PP dilakukan rintgen dan sinus paranasal. 4 & 6. karena Gejala pasien merupakan gejala fisiologi pada dataran tinggi kebutuhan O2 bertambah karena ada kompensasi tubuh dengan lingkungan yaang sebelumnya dan yang sekarang. 7. Latihan secara Bertahap 8. Normal karena itu merupakan fisiologis dan pemeriksaan dokter mengatakan sehat. 9.Tidak ada, batuk” merupakan respon imun sedangkan nafas tersenggal merupakan proses fisiologis tubuh untuk kompensasi.

Langkah 4 : Mind Map

Pasien • Laki-laki • 28 tahun

Keluhan : • Dataran tinggi : hidung tersumbat , sesak dan nafas tersengalsengal • Asap rokok/ken daraan : tenggorok an kering dan batuk”

PF & PP : • Normal

Normal • Proses Fisiologi • Anatomi • Biokimia Sistem Respirasinya • Histologi • KIE

Abnormal • Tidak di bahas

Langkah 5 : Learning Objectives 1.

Anatomi Sistem Respirasi

2.

Histologi Sistem Respirasi

3.

Fisiologi Sistem Resprasi

4.

Biokimia Sistem Respirasi

5.

Pemeriksaan Fisik Dan Pemeriksaan Penunjang Pada Sistem Respirasi

6.

KIE

LO 1 Anatomi Sistem Respirasi

Janin

MINGGU KE-4 KEHAMILAN •



Setiap Setiap tonjolan tonjolan wajah dibentuk dibentuk dari proliferasi proliferasi sel crista crista neuralis yang bermigrasi menuju lengkung crista neuralis Promi Prominen nentia tia fronto frontonas nasali aliss (tonjo (tonjola lan n fronto frontonas nasal) al) : akan akan me menja njadi di dahi dan dorsum apex hidung



Prominentia nasalis lateralis lateralis : akan menjadi menjadi sisi-sisi sisi-sisi (alae) hidung



Prominentia nasalis medialis medialis : akan menjadi menjadi nasal septum







Prominen Prominentia tia maxillar maxillaris is : akan menjadi regio regio pipi dan bibir bibir sebelah sebelah atas Prominen Prominentia tia mandibula mandibularis ris : akan menjadi menjadi dagu, bibir bibir bawah, dan daerah pipi sebelah bawah Prom Promin inen enti tia a faci facial alis is (mes (mesen enki kim m pada pada to tonj njol olan an waja wajah) h) : akan akan menjadi berbagai otot dan derivatnya, serta tulang wajah

 AKHIR MINGGU KE-4 •

Tonjolan maxilla terdapat di sebelah sebelah lateral



Tonjolan mandibula terdapat di sebelah sebelah caudal stomodeum

 AWAL MINGGU KE-5 KEHAMILAN •



Tonj Tonjol olan an maxi maxill lla a me mem mbesa besarr dan dan tu tumb mbuh uh ke arah arah ve vent ntra rall dan dan medial Bagian Bagian ektodermal ektodermal menebal menebal (disebut (disebut juga sebagai sebagai nasal placodes) placodes) pada prominentia frontonasalis dan mulai melebar

 AKHIR MINGGU KE-5 Ektoderm pada bagian tengah nasal placodes mengalami invaginasi untu untuk k me memb mben entu tuk k luba lubang ng oral oral dari dari luba lubang ng nasa nasal, l, me memb mbel elah ah rima rima plac placod ode e me menj njad adii prom promin inen enti tia a nasa nasali liss late latera rali liss dan dan prom promin inen enti tia a nasalis medialis  AWAL MINGGU KE-6 •



Nasal bergeser bergeser menuju posisi yang lebih ventral, ventral, posisi posisi sentral Tamp Tampak ak 6 to tonj njol olan an auri auriku kula larr yang yang akan akan me menj njad adii daun daun te teli ling nga, a, pembentuk mandibula, dan arcus hyoideus

 AKHIR MINGGU KE-6 Prominentia nasalis medialis dan lateralis menyatu   Prominentia maxillaris mulai membentuk rahang atas, garis tengah dari prominentia nasalis medialis membentuk septum nasal Tonjolan mandibula telah bergabung membentuk bibir bawah primordal Rongga nasal menjadi lebih dalam dan menyatu menjadi bentukan tunggal yang lebih luas •







 AWAL MINGGU KE-7 Penyatuan prominentia nasalis medialis meluas ke lateral dan ke inferior membentuk prominentia intermaxillaris Ujung hidung terangkat di antara prominentia nasalis medialis Penonjolan kelopak mata Daun telinga mulai terbentuk •







 AKHIR MINGGU KE-7 Pola wajah sudah tampak seperti manusia Proporsi wajah akan berkembang pada masa fetal Penyatuan prominentia nasalis medialis (prominentia intermaxillaris) akan membentuk aksis sentral hidung dan philtrum pada bibir hingga lengkap. • • •

MINGGU KE-10 Ektoderm dan mesoderm dari prominentia frontalis dan masing-masing prominentia nasalis medialis berproliferasi membentuk garis tengah septum nasalis Cavitas nasal terbagi menjadi dua lintasan yang terbuka sampai pharynx di belakang palatum sekunder, melalui choana Philtrum telah terbentuk Sisi lateral tonjolan maxilla dan mandibula bergabung membentuk pipi dan mengurangi lebar mulut sampai pada ukuran akhir •



• •

Hidung Nares

Os. Nasale

Cartilago nasi lateralis Cartilago alaris major, Crus laterale, crus mediale

Cartilagines alares minores Cartilago septi nasi 15

Cavitas Nasi •





Batas-batasnya cavitas nasi : - Anterior : nares - Posterior : choana - Lateral : choncha nasalis - Atap : os nasalis, os frontalis, os ethmoidalis, os sphenoidalis - Dasar : palatum durum Dibagi oleh septum nasi menjadi 2 bagian, kanan dan kiri. Concha : penonjolan tulang yang melengkung dari dinding lateral rongga hidung  Concha nasalis superior  Concha nasalis media  Concha nasalis inferior



Concha nasalis membagi cavitas nasi atas recessus (meatus): o

o

o

o

o

Recessus sphenoethmoidalis  muara sinus sphenoidalis Meatus nasi superior  muara sinus ethmoidales posteriores Meatus nasi media  muara sinus frontalis, sinus ethmoidales anteriores, media, muara sinus maxillaris. Meatus nasi inferior  muara ductus nasolacrimalis Vestibulum nasi

Cavitas Nasi

Sinus sphenoidalis

Concha nasalis media Concha nasalis inferior 

Tonsilla pharyngea ph aryngea

Limen nasi

Vestibulum Vestibulum nasi

17

Cavitas Nasi Sinus frontalis Cellulela ethmoidalis posterior 

Concha nasalis superior  Concha nasalis media

Sinus sphenoidalis

Concha nasalis inferior 

18

Perdarahan Vena

Arteri •







A. sphenopalatina sphenopalatina Aa. ethmoid ethmoidalis alis anterio anteriorr et posterior A. pala palatin tina a major major Caba Cabang ng A. facia aciali liss : o o o

A. labialis labialis superior superior A. palatina palatina ascendens ascendens A. nasalis nasalis lateral lateralis is



Berupa plexus venosus ( utk termoregulasi) padat di submukosa terutama di bagian bawah septum.



V. Ophthalmica



V. Sphenopalatina



V.facialis

Perdarahan Hidung

Sinus Paranasal Fungsi : •

Pengatur kondisi udara



Penahan suhu



Membantu keseimbangan kepala



Membantu resonansi suara



Peredam perubahan tekanan udara



Membantu produksi mukus

Anatomi Sinus Paranasal

PEMBEDA

S MAXILLARIS

S FRONTALIS

S SPHENOIDALIS

S ETHMOIDALIS

LETAK

Dalam corpus maxillaris

Dalam os frontale; dipisahkan oleh septum tulang

Dalam corpus ossis sphenoidalis

Dalam os ethmoidalis, di antara hidung dan orbita

MUARA

Dalam meatus nasi medius

Dalam meatus nasi medius

Dalam recessus sphenoethmoidal is di atas concha nasalis superior

Anterior : dalam meatus nasi medius Media : dalam meatus nasi medius, pada atau diatas bulla ethmoidalis Posterior : meatus nasi superior

PERSARAFAN MEMBRAN MUCOSA

n. Alveolaris superior n. Supraorbitalis dan n. Infraorbitalis

n. Ethmoidalis posterior

n. Ethmoidalis anterior dan posterior

Pharynx Pars nasalis pharyngis

Tonsilla pharyngea Palatum molle Pars oralis pharyngis

Tonsilla lingualis Tonsilla palatina Plica vestibularis; Plica vocalis

Pars laryngea pharyngis

24

Larynx Cartilago epiglottica

Os hyoideum Membrana throidea

Cartilago thyroidea Cartilago arytenoidea Cartilago cricoidea

Cartilagines tracheales

25

Larynx: Cartilago Thyroidea Incisura thyroidea superior  Cornu superius

Prominentia laryngea

Lamina dextra

Incisura throidea inferior 

Lamina sinistra

Cornu inferius

26

Cartilago Cricoidea & Cartilago Arytenoidea Cartilago arytenoidea Cartilago corniculata Proc. muscularis Proc. vocalis

 Arcus cartilaginis cricoideae

Lamina cartilaginis cricoideae

27

Cartilago Epiglottica

Cartilago epiglottica

Petiolus epiglottidis

28

Trachea & Bronchi Cartilago thyroidea Cartilago cricoidea

Cartilagines tracheales; Ligg. anularia

Bifurcatio tracheae Broncus principalis sinister 

Broncus principalis dexter  Bronchus lobaris superior dexter 

Bronchus lobaris superior sinister 

Cartilagines bronchiales Bronchus lobaris medius dexter 

Bronchus lobaris inferior sinister 

Bronchus lobaris inferior dexter  29

Paru-paru Lobus superior, Facies costalis Fissura horizontalis

 Apex pulmonis

Margo anterior 

Lobus superior, Facies costalis Lobus inferior, Facies costalis

Margo posterior  Fissura obliqua Lobus medius, Facies costalis

Margo posterior 

Incisura cardiaca Lingula pulmonis

Lobus inferior, Facies costalis

Basis pulmonis Margo inferior  30

LO 2 Histologi Sistem Respirasi

Sistem respirasi berfungsi sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2 Secara fungsional terdapat komponen sistem respirasi :

Nasal cavity •





Kanan dan kiri nasal cavity mempunyai 2 komponen : External, dilated vestibule dan internal nasal cavity Vestibule  epitelnnya kehilangan keratin dan mengalami transisi menjadi pseudostratified columnar epithelium sebelum masuk ke nasal cavity Nasal cavity  terdapat didalam tengkorak membentuk chamber yang dipisahkan oleh osseus septum nassal















Terdapat shelflike projection pada dinding lateral  conchae Mukosa yang menutupi  lamina propria  plasma cell  secreting IgA Terdapat loops of capillaries  carry blood, mengeluarkan panas Seromucous  humidified air by secreting water (+) goblets cell Middle dan inferior conchae dilapisi o/ Respiratory epithelium Roof of nasal cavities & superior conchae dilapisi o/ specialized olfactory epithelium

Sinus Paranasal •





Merupakan cavitas bilateral pada os frontalis, maxillaris, ethmoidalis dan sphenoidalis Epitel respirasinya >> tipis, >> goblet cells Communicate dgn nasal cavity mukus yg dihasilkan di aliri ke nasal o/ sel epitel yang bersilia















The nasal cavities open posteriorly into the nasopharynx, which is the first part of the pharynx and continuous caudally with the oropharynx, the posterior part of the oral cavity leading to the larynx (Figure 17 –1). The nasopharynx is lined with respiratory epithelium, and its mucosa contains the medial pharyngeal tonsil and the bilateral openings of the auditory tubes connected to each middle ear cavity.

Sinus Paranasal •





Merupakan cavitas bilateral pada os frontalis, maxillaris, ethmoidalis dan sphenoidalis Epitel respirasinya >> tipis, >> goblet cells Communicate dgn nasal cavity mukus yg dihasilkan di aliri ke nasal o/ sel epitel yang bersilia

Pharynx Bagian belakang yang terbuka pada cavitas nasalis menjadi Nasopharynx (1st part of pharynx)  Oropharynx  Larynx Nasopharynx  (+) respiratory epithelium, (+) mucosa contains medial pharyngeal tonsil, (+) bilateral openings of auditory tubes yang berhubungan dgn cavitas telinga tengah

The nasal cavities open posteriorly into the nasopharynx, which is the first part of the pharynx and continuous caudally with the oropharynx, the posterior part of the oral cavity leading to the larynx (Figure 17 –1). The nasopharynx is lined with respiratory epithelium, and its mucosa contains the medial pharyngeal tonsil and the bilateral openings of the auditory tubes connected to each middle ear cavity.

Larynx •





Merupakan short passage u/ udara diantara pharynx dan trachea Dindingnnya rigid yg diperkuat o/ kartilago hialin ( pada thyroid, cricoid dan inferior arythenoid cartilages) dan kartilago elastis yg lebih kecil( pada epiglottis,cuneiform,corniculate, dan superior arythenoid cartilage) yang berhub dgn ligamen Maintain open airway  cartilage movement by skeletal muscle  Sound production

Epiglottis • •







Terdapat pada bagian atas larynx Mencegah makanan/minuman agar (x) masuk ke airways Bgian atas, lingual dan permukaan  stratified squamous epithelium Pd pagian permukaan  mengalami transisi dr stratified squamous epithelium  respiratory epithelium Pada lamina propria dibawah epitel  (+) gabungan kel. Mukosa dan serosa

The epiglottis, a fl attened structure projecting from the upper rim of the larynx, serves to prevent swallowed food or fluid from entering that passage. Its upper, or lingual, surface has stratified squamous epithelium; at variable points on its laryngeal surface this epithelium undergoes a transition to ciliated pseudostratified columnar (respiratory) epithelium. Mixed mucous and serous glands are found in the l amina propria beneath the epithelium.

Trachea • • •





• •

Pada org dewasa panjang nya 10-12cm Dilapisi o/ typical respiratory mucosa Lamina propria  (+++) kel. Seromukosa yg menghasilkan mukus yg cair (+) C-shaped rings of hyaline cartilage pada submukosa yg memperkuatkan dinding trakea dan menjaga agar lumen trakea tetap trbuka Terbukanya ujung dari cartilage rings  due to smooth muscle called trachealis muscle & sheet of fibroelastic tissue yang melekat pada perichondrium Seluruh organ dikelilingi o/ adventitia Trachealis muscle  –

 –

Relaxes  menelan makanan membiarkan esophagus men-takeover trachea dgn meggelembungkan lumennya Contract  batuk  provide peningkatan kecepatan udara yang dikeluarkan saat batuk

Bronchial Tree and Lungs •



Trachea membagi bronkus menjadi 2 bagian primer yang masuk ke paru pada hilum After entering lungs secondary (lobar) ( right 3, left 2) bronchi  tertiary (segmental) bronchi  smaller bronchi (bronchioles)  enter pulmonary lobes  terminal bronchiles

LO 3 Fisiologi Sistem Respirasi

UKURAN PARU-PARU Dalam perkembangannya dinding toraks lebih besar dibandingkan paruparu  memberikan ruang bagi paru untuk mengembang FAKTOR YG MEMPENGARUHI Internal •

a. b. •

Kohesi cairan intrapleura Tekanan transmural

Eksternal a. b.

Muskulus Saraf  



Sistem Pernapasan manusia terdiri atas :  –

 –

 –

Sistem saluran udara: •

Berfungsi menyalurkan udara dari dalam dan keluar paru.



Pada bagian ini tidak ada proses pertukaran udara

Organ pertukaran gas atau sistem alveol paru : tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 secara cepat melalui proses difusi Mekanisme pompa ventilasi paru: •



 –

 –

meliputi struktur dinding dada dan otot pernapasan fungsi : memompa udara luar yang mengandung O2 kealveol paru serta mengeluarkan hasil pertukaran gas antara alveol dengan kapiler paru

Pusat pernapasan : di otak dan jaras-jaras pernapasan yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan Sirkulasi darah : yang membawa O2 dan CO2 ke dan dari  jaringan

Fungsi respirasi •







• • • •

Utama : memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang diproduksi sel Rute mengeluarkan air (pelembapan udara) dan eliminasi panas (dihangatkan lalu dihembuskan) Mempertahankan keseimbangan asam basa dengan mengubah jumlah CO2 penghasil H+ yang dikeluarkan Sistem pertahanan terhadap benda asing yang dihirup Mengatur metabolisme tubuh Meningkatkan venous return Proses vokalisasi Organ penghidu

Fisiologi Respirasi •





2 Proses Respirasi selular : proses metabolik intrasel yang dilaksanakan di dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energi dari molekul nutrien Respirasi eksternal : merujuk ke seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh

Respirasi internal

4 Tahap Respirasi Eksternal: Tahap 1 (ventilasi) •

 –

 –

 –



Tahap 2 (difusi)  –



Terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada alveoli dengan darah di kapiler paru melalui proses difusi

Tahap 3 (transportasi)  –



Keluar masuk udara dari paru  pertukaran udara atmosfir & alveoli Terjadi akibat proses mekanik  bernafas / ventilasi Kerja ventilasi bergantung pada kebutuhan metabolisme uptake O2 dan pengeluar CO2

Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dengan jaringan tubuh lainnya

Tahap 4  –

Pertukaran O2 dan CO2 antara darah dengan sel jaringan secara difusi di sepanjang perdarahan kapiler sistemik (jaringan)

Fungsi :

Hidung (fungsi pelembab udara)

1. Udara dihangatkan oleh permukaan konka & septum yang luas, dengan total area 160 cm 2. Udara dilembabkan – hampir lembab sempurna bahkan sebelum udara meninggalkan hidung 3. Udara disaring sebagian

Faring

1. konstriksi dinding pharynx ketika menelan 2. memperpendek pharynx & larynx ketika menelan & bicara

Laring

Memproduksi suara

Trakea

Bronkus

Lempeng kartilago kecil & melengkung  m’pertahankan rigiditas namun memungkinkan pergerakan yg cukup  paru dapat mengembang & mengempis

Bronkiolus Alveoli

Pertukaran O2 & CO2

Berdasarkan fungsi

1. Masuknya udara ke alveoli Secara anatomis : Udara dihirup melalui hidung  Faring  Laring  Trakea  Bifurcatio Trakea  Bronkus  Brionkiolus  Alveoli

2. Pertukaran udara pada alveoli  Dari bifurkatio trakea ada 20-23 kali percabangan yang menghasilkan kurang lebih 1 juta bronkiolus terminalis  Masing masing memiliki 2 – 4 cabang alveoli

Alveolus •











Struktur sesuai Hukum Fick ; luas penampang  >kecepatan Dalam lumen alveolus ada makrofag Pori-pori khon pada dinding alveolus  aliran udara antar alveolus yg berdekatan di sbt Ventilasi kolateral  penting untuk menyalurkan udara pd alveolus yg saluran udaranya tersumbat akibat penyakit Sel alveolus : Sel tipe 1 : selapis epitel pd dinding alveolus Sel tipe 2 : menghasilkan surfaktan paru  kompleks fosfolipoprotein  mempermudah expansi paru

Surfaktan •



• •

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan pada saat alveol mengempis → agar paru lebih mudah mengembang→ compliance paru meningkat. Surfaktan berkurang→ compliance paru menurun Surfaktan mencegah paru agar tidak kolaps Dihasilkan sel alveolus tipe II

2. Pertukaran udara pada alveoli  Karena peningkatan luas penampang, udara melambat  Perlambatan aliran udara memungkinkan pertukaran udara secara difusi antara pembuluh kapiler dengan alveoli (sel alveolar I)

2. Pertukaran udara pada alveoli

3. Transport oleh darah

4. Masuknya O2 ke dalam sel

Transport CO2 Dalam Sel Dan Mekanika Pernapasan • • •

Larut secara fisik Terikat dengan Hb Sebagai ion bikarbonat (karbonat anhidrase)

Mekanika pernapasan: •

Prinsip yg harus dipegang : 1. 2. 3. 4.

Volume naik , tekanan menurun Volume turun, tekanan naik Udara selalu mengalir dari gradien tekanan tinggi ke rendah Ruangan bertekanan tinggi selalu mendorong ruangan bertekanan rendah

4 Jenis Tekanan 1. Tekanan atmosfer Tekanan di luar rongga thoraks 760 mmHg

3.

 –

 –

 –

 –

 –

2. Tekanan intraalveolar/intra-pulmonal Tekanan di dalam alveolus = tekanan di dalam ronnga paru Keadaan normal = 760 mmHg Inspirasi = 759 mmHg  –

 –

 –

Tekanan intra-pleura Tekanan ruang tertutup Keadaan normal = 756 mmHg Inspirasi = 754 mmHg Ekspirasi = 756 mmHg

 –

4.

Tekanan transmural Tekanan di seluruh permukaan paru dan dinding toraks, yg mencegah paru dan dinding toraks terpisah  agar tidak kolaps Dibagi 2: 1. Tekanan transmural dinding paru = P intraalveol >> P intrapleura 2. Tekanan transmural dinding dada = P atmosfer

 –

 –

Keadaan tekanan-tekanan paru saat bernapas

760

760

760

759

756

Paru tanpa inspirasi dan ekspirasi

754

inspirasi

760

761 756

ekspirasi

Intra-alveol/intrapulmonal

760

760

760

756 Intra-pleural

760 760

760 760 756

Tekanan transmural  760 atmsfer dan 760 pulmonal saling menekan 756 pleura

OTOT PERNAPASAN Otot

Hasil kontraksi

Waktu stimulasi

Diafragma

Turun m↑ dimensi vertikal

Setiap inspirasi (primer)

m.Intercostalis externus

Mengangkat costae ke depan dan ke luar 

Setiap inspirasi (sekunder)

m. Skalenus dan m.sternocleidomastoideu s

Mengangkat sternum dan 2 costae pertama memperbesar bag atas toraks

Inspirasi paksa

Otot abdomen

m↑ tekanan intra abdomen gaya ke atas m↓ dimensi diafragma vertikal toraks

Ekspirasi aktif 

m.Intercostalis interus

Menarik costae ke bawah Ekspirasi aktif  dan dalam toraks datar 

Inspirasi

Ekspirasi

Mekanisme Respirasi (inspirasi) Mekanisme Inspirasi : Tulang rusuk terangkat karena kontraksi otot antar tulang rusuk

Udara masuk

Diaphragma berkontraksi (turun)

Inspirasi



Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat.



Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma.



Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar.



Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil.



Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru.

Mekanisme Respirasi (ekspirasi) Mekanisme Ekspirasi : Udara keluar

Tulang rusuk turun karena otot interkostal berelaksasi

Diaphragma berelaksasi (naik)

Ekspirasi



Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun.



Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma.



Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil.



Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar.



Akibatnya udara keluar dari dalam paruparu ke lingkungan.

Ekspirasi Tenang & Paksa

Oxygen and Carbon Dioxide Exchange Across Pulmonary and Systemic Capillaries Caused by Partial Pressure Gradients

Chapter 13 The Respiratory System

Perfusi >> ventilasi

CO2 ke paru meningkat

Aktivasi simpatis

vasokonstriksi

bronkodilatasi

vasodilatasi

Aliran darah ke paru menurun

Resistensi sal. Napas berkurang

Aliran darah ke sistemik meningkat

CO2 ke paru berkurang

Aliran O2 ke paru meningkat

Mengurangi aliran CO2 ke paru a. pulmonal

O2 ke seluruh jaringan tubuh meningkat

Mengimbangi aliran CO2 yg tinggi ke paru paru

a. sistemik

Ventilasi >> perfusi

O2 ke paru meningkat

Aktivasi parasimpatis

vasodilatasi

bronkokonstriksi

vasokonstriksi

Aliran darah ke paru meningkat

Resistensi sal. Napas bertambah

Aliran darah ke sistemik menurun

Eritrosit yg menjemput O2 meningkat

Aliran O2 ke paru menurun

O2 ke seluruh jaringan tubuh menurun

mengimbangi tingginya aliran O2 ke paru

mengurangi aliran O2 yg tinggi ke paru

a. pulmonal

paru

mengurangi O2 berlebihan ke sistemik dan jaringan a. sistemik

LO 4 Biokimia Sistem Respirasi

Buffer penting dalam tubuh

LO 5 Pemeriksaan Fisik Dan Pemeriksaan Penunjang Pada Sistem Respirasi

Keluhan Utama Dan Anamnesa •

Dispnea



Batuk



Hemoptysis



Nyeri dada



Riwayat keluarga dan sosial  –



Riwayat pengobatan, alergi

 –

Riwayat pekerjaan

 –

Riwayat bepergian

Riwayat penyakit terdahulu

Pemeriksaan Fisik 

Tanda-tanda vital (TTV) : tekanan darah (hipertensi, normal, hipotensi), denyut nadi, respirasi rate, dan suhu badan  Pemeriksaan kuku dan kulit :  Inspeksi :  Inspeksi kulit dan kuku untuk mengetahui vaskularisasinya.apakah terdapat kebiruan atau pucat. Clubbing finger terjadi bila seseorang mengalami hipoksia kronik (lebih dari enam bulan), infeksi paru, dan keganasan paru (kanker paru)



Pemerikasaan mata, hidung, dan mulut.  Inspeksi :  Amati konjungtiva mata dengan menarik kelopak mata dan pasien diminta melihat keatas dan kita inspeksi apakah tampak pucat atau tidak, karena bila pucat bisa dicurigai anemia.  Kemudian amati allae nasi (cuping hidung) pasien. Biasanya pada pasien yang sangat sesak cuping hidung pasien kembang kempis ketika bernafas. Kondisi ini dinamakan pernafasan cuping hidung. Amati adanya sianosis pada bibir pasen.



Pemeriksaan faring, laring, dan trakea.  Inspeksi :  Yang diamati pada faring adalah warna, pembesaran tonsil, adanya udema atau ulserasi, dan mucopolurent. Kemudian inspeksi laring dengan laringoscope. Amati kesimetrisan leher dan trakea, amati adanya massa, udema ( pembengkakan), dan memar.

Pemeriksaan Thoraks Dan Perkusi 



Pemeriksaan Thoraks. 

Inspeksi :Pertama-tama yang harus kita amati adalah kemungkinan adanya kelainan bentuk dada pasien, seperti Barrel chess ( bentuk dada mengembung), Funnel chess (bentuk dada cekung, terutama pada daerah sternum), pigeon chest ( bentuk dada seperti burung dara). Kemudian amati juga bentuk vertebrae (tulang belakang pasien) dan kaji kemungkian adanya kelainan seperti lordosis (melengkung ke belakang), kifosis (membungkuk), dan skoliosis (vertebrae miring ke samping). Selanjutnya kaji ritme pernafasan pasien.

Jenis ritme pernafasan meliputi :  Apnea ( Tidak ada pernafasan)  Hiperventilasi (Pernafasan dalam namun kecepatan normal)  Cheyne stokes (Secara bertahap semakin cepat kemudian dalam periode tertentu melambat dan diselingi oleh apnea)  Biot (Cepat dan dalam dengan berhenti tiba-tiba diantaranya)  Kussmaul (cepat dan dalam tanpa berhenti)  Apneuis (inspirasi tersenggal-senggal dan lama sedangkan ekspirasi sangat pendek).



Perkusi :Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk jari tengah tangan yang tidak dominan oleh jari tengah tangan dominan. Perkusi pada dinding thoraks dilakukan pada intercostal space (ICS)/celah antara tulang rusuk. Perkusi dinding thoraks t idak boleh dilakukan pada sternum karena akan menimbulkan nyeri dan mudah fraktur.  –

Penilaian suara perkusi thoraks : •

a. Sonor / resonan : suara paru normal



b. Redup : Terjadi konsolidasi paru



c. Pekak : terjadi bila paru terisi cairan, suara ini normal bila terdengar pada ICS 3-5 midsternal sinistra karena terdapat jantung. d. Hipersonor/hiperresonan : Terjadi bila ada timbunan

Auskultasi Normal dan Tidak Normal •

Suara abnormal auskultasi paru.  –

 –

 –

 –

a. Rales/ Crackels : dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi b. Ronchi : terjadi akibat terkumpulnya cairan mucus pada trakea atau bronkus-bronkus besar (bernada rendah dan sangat kasar) c. Wheezing : terjadi karena ada eksudat lengket yang tertiup aliran udara (terdengar “ngiii…k” pada fase ekspirasi) d. Pleural Friction-Rub : terjadi karena peradangan pleura (terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu)

Pemeriksaan Penunjang 1.

Pemeriksaan sitologi hidung.

 Ditemukan eosinofil dalam jumlah

banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalen.  Jika basofil mungkin disebabkan

alergi makanan, sedangkan jika ditemukan PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri. 2.

Hitung eosinofil dalam darah tepi.

Uji kulit alergen penyebab dapat dicari secara invivo. Beberapa cara :  Uji intrakutan/ intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-pointTitration/SET)  Uji cukit (Prick Test)  Uji gores (Scratch Test).  Kedalaman kulit yang dicapai pada kedua uji kulit (uji cukit dan uji gores) sama.  SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekaannya.  Keuntungan SET, selain alergen penyebab, juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui. •

 Jumlah eosinofil dapat  atau

normal. Begitu juga dengan pemeriksaan IgE total seringkali menunjukkan nilai normal, Kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma

Tes penunjang lain ( In-Vitro) •

Tes IgE spesifik dengan RAST ( Radio  Immunosorbent test ) atau ELISA ( Enzyme linked  immunoassay) IgE total > 200 IgE RAST untuk alergen –  alergen dengan tingkat skor 1+ s/d 4+.  –

Spirometri Spirometri adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengukur volume udara dalam paru. Spirometri dapat digunakan untuk mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Volume statik terdiri atas volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan ekspirasi (VCE), volume residu (VR), kapasitas vital (KV), kapasitas vital paksa (KVP), kapasitas residu fungsional (KRF) dan kapasitas paru total (KPT) Memantau - Menilai hasil pengobatan - Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru - Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya - Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru

















• •







• • •

Spirometri merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma. Selain itu juga digunakan sebagai screening awal untuk mendeteksi PPOK pada perokok. INDIKASI SPIROMETRI Diagnostik - mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal - mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru - menyaring individu dengan risiko penyakit paru - menilai risiko prabedah - menilai prognosis - menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat

Manuver Spirometri •







Hasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu akibat manuver yang dilakukan subjek. Usaha subjek diobservasi di layar monitor untuk meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan subjek benar dan maksimal



Manuver KV, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan sebanyak mungkin tanpa manuver paksa. Manuver KVP, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan dengan dihentakkan serta melanjutkannya sampai ekspirasi maksimal. Apabila subjek merasa pusing maka manuver segera dihentikan karena dapat menyebabkan subjek pingsan. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan venous return ke rongga dada. Manuver VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama). Nilai VEP1 adalah volume udara yang dikeluarkan selama 1 detik pertama pemeriksaan KVP. Manuver VEP1 seperti



Manuver APE (arus puncak ekspirasi). APE adalah kecepatan arus ekpirasi maksimal yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa. Tarik napas semaksimal mungkin, hembuskan dengan kekuatan maksimal segera setelah kedua bibir dirapatkan pada mouthpiece. Manuver MVV (maximum voluntary ventilation). MVV adalah volume udara maksimal yang dapat dihirup subjek. Subjek bernapas melalui spirometri dengan sangat cepat, kuat dan sedalam mungkin selama minimal

HASIL SPIROMETRI •













Minimal terdapat 3 hasil acceptable Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak ragu-ragu Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik pada subjek dengan kelainan obstruksi Tidak terjadi kebocoran Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece

LO 6 KIE

Upaya Pencegahan Dan Diet • • • • •

Tidak/berhenti merokok Hindari menjadi perokok pasif  Cuci tangan dengan sabun Waspada terhadap polusi udara Melindungi diri dari bahaya terhadap sistem pernapasan dari lingkungan kerja

• •

• •

1. Apel dan tomat Apel dan tomat berpotensi besar untuk melindungi paru-paru Anda dari polutan atau asap rokok atau racun dari udara lainnya. Kedua makanan ini mengandung tinggi antioksidan serta nutrisi lainnya yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan fungsi paruparu, mengurangi mengi, dan membantu bagi penderita asma agar dapat bernapas dengan lebih mudah. 2. Buah jeruk Vitamin C Buah-buahan seperti jeruk, lemon dan limau  sebagai antioksidan & secara alami sebagai agen anti inflamasi yang dapat mengurangi pembengkakan jaringan paru-paru seperti asma. Vitamin C juga akan meningkatkan kesehatan paru-paru, serta dapat mengurangi risiko penyakit paru obstruktif kronik pada para perokok.

Diet • •

• •

1. Apel dan tomat Apel dan tomat berpotensi besar untuk melindungi paru-paru Anda dari polutan atau asap rokok atau racun dari udara lainnya. Kedua makanan ini mengandung tinggi antioksidan serta nutrisi lainnya yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan fungsi paru-paru, mengurangi mengi, dan membantu bagi penderita asma agar dapat bernapas dengan lebih mudah. 2. Buah jeruk Vitamin C Buah-buahan seperti jeruk, lemon dan limau  sebagai antioksidan & secara alami sebagai agen anti inflamasi yang dapat mengurangi pembengkakan jaringan paru-paru seperti asma. Vitamin C juga akan meningkatkan kesehatan paru-paru, serta dapat mengurangi risiko penyakit paru obstruktif kronik pada para perokok.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF