Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Sistem Digestif: Dr. Dewi Indah Noviana Pratiwi, M.Kes., Sppk
July 19, 2019 | Author: Khalisha Puteri | Category: N/A
Short Description
Download Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Sistem Digestif: Dr. Dewi Indah Noviana Pratiwi, M.Kes., Sppk...
Description
Pemeriksaan Laboratorium pada Penyakit Sistem Digestif
dr. Dewi Indah Noviana Pratiwi, M.Kes., SpPk Bagian Patologi Klinik FK Unlam/ RSU Ulin Banjarmasin
Gastritis Inflamasi mukosa ddg lambung disebabkan oleh z. kimia (a (alk lkoh ohol ol,, ob obat at spt aspirin), stres, mkn yg merangs (panas, pedas, as), infeksi (H. pylo py lori ri -g -gas astri trititiss kr kron onis is),), au auto toimu imunn
Dua penyebab tersering : - Heli Helicob cobacte acterr pylori pylori berlanjut ke ulcer pepticum dan kanker kanker lambung-lambung-- 90-95% et/ et/ gatritis gatritis kronik kronik - Kon Konsum sumsi si obat obat NSAID NSAID 50% tanpa gejala k/
Patofisiologi •
Gastritis akut et/ stress, z. kimia, mkn perangsangan saraf simpatis (n.vagus) produksi Hcl (lamb) mual, muntah, anoreksia. Ep. Kolumner (menghslkan mukus) ↓ proteksi mukosa ↓ vasodilatasi mukosa gaster Hcl tambah mual, muntah, anoreksia dan rasa nyeri pengelupasan erosi sel mukosa perdarahan
12/10/2017
Sistem Sistem Pencernaan Pencernaan - Blok digestif digestif
3
•
Gastritis kronis H. Pylori (gram-) penyebab tersrg menyerang permukaan gaster diskuamasi sel respon rdg kronis mengganti sel mukosa gaster mis : sel squamosa yg lbh kuat elastisitas ↓ gerakan pencernaan gerakan peristaltik lamb ↓ krn digantikan dg yg tdk elatis timbul kekakuan nyeri hlg sel mukosa lap lamb kerusakan pembuluh darah lap. mukosa perdarahan
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
4
Manifestasi Klinik Tanda dan gejala: • Akut anoreksia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan sal cerna, hematemesis, melena, anemia • Kronis Nyeri ulu hati, anoreksia, keluhan anemia, sebag tdk dijumpai kel, kdg nyeri tekan mid-epigastrium ringan 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
5
Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan endoskopi • Pemeriksaan histopatologi • Radiologi • Laboratorium – Hb, Hmt, tromb, lekosit, albumin
– Analisa gaster ↓
menget. tk sekresi Hcl gastritis kronis
– Gastroscopi utk menget. permukaan mukosa, mengidentifikasi area perdarahan dan ambil jar utk biopsi
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
6
Pmx Infeksi Bakteri H pylori • Dilakukan pd org dg kel sakit maag • Penularan : kontak langsung mell air liur, mkn, minuman yg tercemar oleh feses yg mengandung bakteri (oral-oral, fecal-oral, gastrik oral, iatrogenik) • Bakteri msk mell mkn hdp dlm mukosa lamb (antrum) lesi (brp rdg, luka/tukak) • Fc ut et/ krn sanitasi buruk,
tmpt tinggal pdt, sos-ek , gizi 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
7
H. pylori • Bakteri gram negatif tahan asam, yg memproduksi enz. urease, mengubah urea (dlm c. lamb) amoniak. Menetap seumur hdp,sll aktif, dpt menular bl tdk dieradikasi • B’btk spiral/btg bengkok berflagela multiple pd 1 kutub nya dan sgt motil. • Bersifat pleomorfik (dpt dijumpai dlm bbrp btk), mikroaerofilik (hanya tumb dlm suasana as, oksigen rendah) 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
8
Pmx inf bakteri H. pylori • Non-invasif
cpt, mdh, tdk membebani psn
Pemeriksaan menggunakan : serum, tinja maupun liur – Serologi: IgG, IgM, IgA anti H. Pylori (tinja, urease dlm air liur) – Urea breath test (UBT), tes nafas urea, mengukur enz urease dlm lamb
• Invasif biopsi mukosa lamb mell endoskopi (krg menyenangkan) – Tes urease cepat: CLO deteksi enz urease pd spesimen biopsi lamb – Histopatologi deteksi kuman H.pylori
– Kultur mikrobiologi/biakan H. Pylori dr spesimen biopsi lamb 12/10/2017
– PCR spesimen biopsi lamb
Sistem Pencernaan - Blok digestif
9
Pmx inf bakteri H. pylori •
Histopatologi sn, sp lbh ↑ dibandingkan kultur mikrobiologi, dg pewrn’ HE, Giemsa, Genta, Warthin-stary
•
Pmx feses stool antigen tes , deteksi ag bakteri H pylori dlm feses -- pmx Ag
•
Pmx drh mendeteksi IgG utk bakteri H.pylori (imunoserologi)
•
Pmx nafas mendeteksi H. Pylori aktif, dg keakuratan tinggi, hanya bs dilakukan di RS, butuh alat khusus, wkt lama. Tes nafas (urea breath test) , pend minum cairan yg mengandung s/ radioaktif molekul karbon + radioaktif akan t’deteksi dr hembusan nafas. Hsl dinilai dg membandingkan kenaikkan nilai ekskresi isotop dg nilai dsr, utk dx dan follow up th/ neg palsu : psn th/antisekresi as lamb. Tdk dianjurkan pd pasca op, anak, wanita hamil
•
Biopsy urease test CLO (campilobacter Light Organisme) praktis, hsl cpt, hsl tdk mutlak jmlh kuman dlm jar biopsi 200.000 Insidensi di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dgn angka
kematian > 20.000
91% kasus terjadi pada umur 3-19 tahun
Etiologi : Genus Salmonella terutama di negara berkembang : - Salmonella typhi - Salmonella paratyphi A / B Penyebaran : Oral - Fecal 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
16
Urbanisasi
Kontaminasi sumber air Resistensi Ab Penegakan dx lambat
Insiden
Vaksinasi ≠ efektif
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
17
Salmonella menimbulkan dua kondisi yaitu : 1. Salmonellosis Enteric fever (typhoid), akibat invasi bakteri ke bloodstream 2. Acute gastroenteritis , akibat infeksi dari foodborne / intoxication.
Morfologi S. typhi 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
18
Demam Tifoid Penyebab : bakteri Salmonella typhi Penularan : makanan terkontaminasi
Spesifik D
Memiliki antigen O9 dan O12 LPS, antigen protein flagelar Hd (di Indonesia : Hj) dan capsular Vi
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
19
Patogenesis
Manifestasi klinis muncul jika sejumlah besar S. typhi tertelan, yaitu : - < 105 kuman
umumnya tidak sakit
- 107 kuman
50% sakit
- 109 kuman
95% sakit
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
20
BAKTERIEMIA PRIMER Kuman melewati lambung (pH < 3,5 )
melekat dan menembus epitel mukosa usus lalu segera di fagosit oleh makrofag
dalam makrofag berkembang biak ( karena mampu bertahan terhadap lisosim ) bakteri intrasel dibawa ke KGB mesenterik perkembang biakan berlanjut
bakteri dilepas ke aliran darah 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
asimptomatik 21
BAKTERIEMIA SEKUNDER
Saat fase bakteremi primer (gejala klinis tidak khas)
Bakteri ditangkap lagi oleh makrofag di RES hati, limpa dan sumsum tulang
Berkembang biak Tanda dan gej inf sistemik selanjutnya dilepas kembali ke aliran darah 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
22
Inkubasi : 1 – 2 mg Yaitu dari saat tertelan – bakteriemia sekunder
Tercepat 3 hari tergantung dari : - jumlah kuman - daya tahan tubuh pejamu
Gejala klinis timbul setelah bakteremi sekunder 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
23
Klinis Kumpulan makrofag terinfeksi menimbulkan nodul granulomatous, terutama pada organ yang banyak memiliki RES seperti : - Plak Peyer usus - Hati - Limpa - Sumsum tulang Hepatosplenomegali 12/10/2017
terjadi pada tahap ini
Sistem Pencernaan - Blok digestif
24
Jika nodul mengalami nekrosis dan ulserasi
timbul diare ringan akibat meningkatnya cAMP karena aktivasi adenilat siklase
Salmonella dapat mencapai kandung empedu dan hidup dalam cairan empedu
Menyebabkan cholesistitis dan carrier 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
25
Salmonella yang berada di saluran empedu dapat menginfeksi usus lagi dengan jumlah kuman lebih besar dan mengakibatkan gejala enterik seperti : - Ulserasi - Perdarahan intestinal - Perforasi usus - Peritonitis Proses ini dapat terjadi jika tidak diobati selama 4 – 6 mg
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
26
DIAGNOSIS Diagnosis klinis cukup sulit (variasi klinis lebar dan tidak
selalu khas)
Perlu dx Lab
Diagnosis definitive/pasti demam tifoid : isolasi/kultur
S.typhi dari darah, sumsum tulang, atau lesi anatomis yang spesifik Deteksi respon antibodi spesifik hanya menunjukkan
suggestive demam tifoid 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
27
KEBUTUHAN UNTUK TES DIAGNOSTIK DEMAM TIFOID
Mampu mendeteksi demam sedini mungkin yang erat kaitannya dengan derajat infeksi yang masih ringan Lebih cepat & lebih sensitive dibandingkan metode sebelumnya Mampu membedakan Demam Tifoid akut secara signifikan terhadap infeksi lain dengan gejala yang sangat mirip, terutama di daerah endemis Effektif mendeteksi secara akurat hanya dengan spesimen tunggal Prosedur kerjanya sepraktis WIDAL dan Akurasinya sebagaimana ELISA Hasil pengujiannya konsisten dan tidak timbul variasi hasil antar Laboratorium. 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
28
KETERBATASAN METODE - METODE DIAGNOSTIK TIFOID YANG ADA DI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN TES DIAGNOSTIK DEMAM TIFOID
Metode Kultur S.typhi
Keterbatasan Butuh waktu lama
•
Tidak selalu berhasil
•
Felix Widal
Tidak reliabel di area endemis
•
Variasi hasil antar-lab >
•
False positif pada enterobacter, malaria, kuman lain, cirrhosis. •
ELISA
Multi step & peralatan yg mahal
DNA Probe
Cut-off 500 kuman/ml (Non-sensitif)
PCR
Rawan kontaminasi & alat mahal
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
29
Diagnosis Hematologi : 25% penderita mengalami : Leukopeni Neutropeni Limfositosis relatif
Leukopeni terjadi karena endotoksin bakteri mediator endogen yang dilepaskan makrofag 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
30
•Jika ada leukositosis perlu curiga : Komplikasi ulcerasi atau
perforasi usus •Jika Hb dan hematokrit menurun curiga : •Perforasi usus disertai perdarahan (terutama
minggu ke 3 - 4 setelah demam), Pastikan dengan pemeriksaan darah samar feses
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
31
Diagnosis • Dx definitif : mengisolasi salmonella typhi mell
Darah Tinja Ssm tl
Mahal Waktu
• Serodiagnosis: metode mendeteksi ab spesifik dr salmonella 4 typhi: – Uji widal – ELISA – Tubex 12/10/2017
•
Sistem Pencernaan - Blok digestif
32
Serologik Sering digunakan karena cepat, mudah, murah Pembentukan antibodi : Anti O mulai dibentuk akhir minggu 1 - awal ke 2 sejak demam puncaknya akhir minggu 3 - 5 mulai turun awal minggu 6 - 8 Titer anti O terus meningkat hingga bulan ke 9 – 12 Anti H mencapai puncak lebih lambat dari O yaitu akhir minggu ke 4 – 6 dan menetap sampai bertahun tahun Antibodi salmonella tidak bersifat protektif karenanya sistem imunitas seluler lebih penting 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
33
Uji Widal • Pmx serologi • Mendeteksi ab dg kemampuan aglutinasi dr sel bakteri didlm tes tube/slide • Tujuan : menentukan adanya aglutinin dlm serum penderita • Krg spesifik terut daerah endemik, simple (single step ), murah, tdk menggunakan instrumen 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
34
Antibodi terhadap salmonella diperiksa dengan tes widal menggunakan reagen : - antigen somatik (O) – tubuh kuman - antigen flagel (H)– flagella kuman Virulensi antigen virulen (Vi) – simpai kuman yang dimiliki oleh : S. typhi S. paratyphi C Citrobacter
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
35
Pemeriksaan Widal bernilai diagnostik jika : - Ada peningkatan titer 4 X atau - Titer anti O titer anti H
: > 1/640 : lebih tinggi pada minggu 3-4
setelah demam Jika tanda klinis jelas seperti adanya : - rose spots KMK No 364 ttg pengendalian D tifoid - bradikardi - leukopeni maka titer anti O : 1/320 bernilai diagnostik 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
36
Reaksi silang atau anamnestik Salmonella typhi > Adanya anti-O dari kuman lain > Adanya anti-O dan H dari S. paratyphi A dan B Kelemahan Widal - Antigen Vi menghalangi reaksi aglutinasi terhadap antigen O - Pemberian steroid, antibiotik segera, imunosupresif, defisiensi sistem imun, kurang gizi memberikan respon buruk, vaksinasi tifoid, daerah endemis
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
37
ELISA • Ag nya sub cellular structure dr organisme S. Typhi O9 lipopolisakarida (LPS) • Sangat spesifik, multi step, mahal
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
38
Tubex • Cepat, 5-10 menit, simpel, akurat • Mendeteksi serum (serum penderita) ab immunoglobulin M (IgM) terhadap ag O9 (LPS) yg sgt spesifik thdp bakteri Salmonella typhi pengendapan perubahan warna. – Negatif (-) biru jd merah – Positif (+) tdk terjd perubahan wrn (tetap biru) 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
39
Anti-Salmonella typhi IgM (Tubex® TF)
• Deteksi antibodi IgM thd antigen O9 LPS • Metode pemeriksaan : Inhibition magnetic Binding Immunoassay (IMBI) – cpt, mudah utk deteksi tifoid akut • Sensitivitas : > 95% • Spesifisitas : > 93%
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
40
• Merupakan tes subjektif dan semikuantitatif dg cara membandingkan wrn yg terbentuk pd rx dg tubex color scale (0 plg merah – 10 plg biru) • 5 : + indikasi kuat demam tifoid • + (positif) infeksi salmonella serogroup D 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
41
Perbandingan widal vs tubex • Widal (Georges fermand Isidore Widal 1862 – 1929) • Plg srg digunakan di negara berkembang • 3 jenis ag – Ag O (somatis) lap luar tb kuman, struk kimia lipopolisakarida
12/10/2017
– Ag H (flagellar)
di flagella, fimbriae, filli
– Ag Vi (surface)
terluar (kapsul)
Sistem Pencernaan - Blok digestif
42
• Tb membtk pertahanan tb berupa ab spesifik • Prinsip dasar : mendeteksi aglutinin (ab) O dan H pd serum psn dg menggunakan suspensi O dan H • Ada 2 jenis pmx widal : – Tube widal test – Slide widal test ( lbh populer) krn lbh cpt
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
43
• Test kualitatif • Sampel darah 1-3cc pd tabung tanpa antikoagulan, didpt kan serum, kmd diencerkan: Pengenceran
titer
80 ul
1 dlm 20 titer = 1/20
40 ul
1 tts ag spesifik aglutinasi / tdk
1/40
20 ul
1/80
10 ul
1/160
5 ul
1/320
• Hsl + aglutinasi • Semakin tinggi titer semakin tinggi psn menderita demam tifoid 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
44
12/10/2017
No
Tubex
Widal
1
Antigen : Ag anti O9 s typhi
Antigen : Ag tdk spesifik (cross rx ) dg salmonella lain, false + krg sp
2
Metode : kemampuan inhibitor activities dr ab (lbh sn)
Metode : Rx aglutinasi dg kdr ab yg rendah
3
Mendeteksi IgM muncul lbh awal dr IgG. Tes modifikasi mampu mendeteksi ag s typhi F. akut sn
Single test tdk begitu bermakna Ideal: 2x pmx ( fase akut+7-10 hr stlh nya. Krn aglutinin O dan H me ± 8 hr stlh onset panas Jk pe 4x titer aglutinin + signifikan
4
Vaksin ≠ berpengaruh Vaksin menya angka false +
5
Sn 83.4% sp 84.7%, PPV 70.5%, NPV 92.2%
6
4 Us dollar
Artinya??? 0.5 Us dollar
Sistem Pencernaan - Blok digestif
45
• Persamaannya tubex vs widal – Relatif mudah – Simple – Tdk butuh alat canggih – Tdk mahal
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
46
Tubex vs ELISA No
Tubex
ELISA
1
2
Mendeteksi adanya ab IgG, IgA, IgM anti LPS salmonella typhi. Ag sub seluler struk : LPS, outer membrane (OM) flagella (d-H) sgt sp (plg bgs) Diulang
1x tes sampel drh psn Dpt mendeteksi ab IgM anti LPS (utk F. akut
12/10/2017
3
Tes subjektif, semikuantitatif
4
Sn (100/100), sp (100/96.9)
5
Simpel
Tes objektif, kualitatif
Multistep Sistem Pencernaan - Blok digestif
47
Modifikasi pd Tubex • Tdk hanya mendeteksi ab anti O9 spesifik s typhi • Jg dpt deteksi ag O9 spesifik S. Typhi
• Bs diawal inf, awal saat onset panas muncul (ag dlm serum >>) • Sampel : urin (lbh baik), serum krn ag cpt hlg dlm sirk, dieksresi di urin sbg free ag, Konsentrasinya diurin
• Metode : sama dg tubex asli, ttp yg berperan memblok ikatan antara ag O9 S typhi dg reagen ag O9 S typhi adlh ag • Cara baca : sama, pean sn 2-4 x lipat
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
48
• Cara Baru Deteksi Demam Tifoid • berdasarkan prinsip deteksi antibodi lgM spesifik salmonella typhi dalam serum dengan cara Inhibition Magnetic Binding Immunoassay(IMBI) menggunakan V-shape Reaction Wells, Tubex TF memberikan alternatif solusi deteksi dini Demam Tifoid kepada klinisi terutama menghadapi masalah kecepatan, kehandalan dan kenyamanan diagnosis. 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
49
• Dasar konsep antibodi lgM spesifik terhadap salmonella typhi digunakan sebagai marker penanda TUBEX TF menurut beberapa peneliti: – Dalam diagnosis serologis Demam Tifoid, deteksi antibodi lgM adalah lebih baik karena tidak hanya meningkat lebih awal tetapi juga lebih cepat menurun sesuai dengan fase akut infeksi, sedangkan antibodi lgG tetap bertahan pada fase penyembuhan. – TUBEX TF mendeteksi antibodi lgM dan bukan lgG. Hal ini membuat sangat bernilai dalam menunjang diagnosa akut.
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
50
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
51
12/10/2017
52
53
Kesimpulan • Tes yg relatif baru • Di gunakan mg I onset peny demam tifoid • Simpel, tdk memerlukan alat canggih • Sn, sp hampir sama dg ELISA • Mudah • Modifikasi meningkatkan sensitifitas • Sp cocok di daerah endemik 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
54
Typhidot • Mendeteksi antibodi IgM dan IgG pada membran luar S typhi • Hasil positif dapat ditemukan 2-3 hari • Sensitifitas dan spesifitas baik • Reinfeksi igG meningkat IgM sulit dideteksi
Uji Dipstick • Khusus mendeteksi IgM spesifik yang ada pada serum atau WB • Mudah dan cepat (1 hari) • Akurat bila pemeriksaan setelah 1 minggu gejala
Mikrobiologik Baku emas : biakan SS atau gall cultur Biakan darah Minggu 1, 80 - 90% biakan darah (+) (40% jika telah diberi antibiotik) Minggu 2, 60% biakan darah (+) Minggu 3, 40 – 50% biakan darah (+) Minggu 4, 15 – 20% biakan darah (+)
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
57
Biakan feces Mulai minggu ke 2 Puncaknya minggu ke 3 : 75 - 85% biakan (+) minggu ke 4 : 20 - 25% biakan (+)
Biakan urin Akhir minggu ke 3 – 4 : 25 - 25% biakan (+) setelah minggu ke 5 : < 10% biakan (+)
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
58
Kultur darah • Hasil biakan positif memastikan demam tifoid • Hasil negatif tidak menyingkirkan • Dipengaruhi oleh: – Pemberian antibiiotik – Volume darah kurang – Darah mesti langsung dimasukkan ke dalam media empedu
– Riwayat vaksinasi – Pengambilan darah lebih dari 1 minggu aglutinin meningkat
Inflamatory bowel disease
• Kelp ggn tr gastrointestinal yg di karakterisasikan adanya inflamasi intestinal + kekambuhan kronik • Di kategorikan Ulcerative colitis dan crohn’s disease , berdsrkan kriteria klinik, radiologik, endoskopi dan anamnesis. • et/ ???? • Anemia komplikasi yg plg prevalen (1/3 pend) IDA atau ACD atau an as folat & B12 akibat ggn absorbsi • Permslh’ sulit menetapkan dx an, krn slg overlapping (defisiensi besi)
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
61
• Infl ggn hub ferritin dan besi cad, feritin dan transferin kmk krg permiabel. • Feritin indikator efisien utk uk cad besi, bs N atau krn jg mrp reaktan fase akut • Inflamasi kronik transferin (tipikal utk IDA) dikaitkan krn albumin
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
62
Pmx laboratorium • Tdk ada parameter lab yg spesifik, endoskopi ptg • Tes penanda inflamasi • Hb, CBC, LED, feritin, CRP • Pmx tinja lengkap, pmx drh samar dan mikrobiologi-biakan tinja • Pmx vit B12 dan as folat jk ada makrositosis 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
63
Pemeriksaan B12-tes schilling • Utk menget absorpsi B12 • Pend diberi B12 radioaktif oral, 2j kmd diberi B12 ≠berlabel sec parentral. • B12 parentral menyebabkan B12 yg berlbh keluar ke urin. • N : 10-20%B12 radioaktif disekresi
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
64
Pemeriksaan feses
Feses • P digesti nutrien mulai makan msk mulut – penghancuran jd partikel lbh kcl tercampur dg enzim saliva sbg pelicin – esofagus, lambung, usus halus – msk usus besar – anus • Feses
hsl pros pencernaan yg tdk diabsorpsi
• Komposisi cerna
serat selulosa, epitel usus, sekresi sal
• N 100-200 gr feses/hr • 60-70% air, sisanya substansi solid 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
66
• Tinja terdiri dari:
sisa makanan yang tidak dapat dicerna pigmen dan garam empedu Sekresi intestinal termasuk mukus Lekosit yang migrasi dari aliran darah Epitel Bakteri Material anorganik terutama kalsium dan fosfat Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah yang sangat kecil) – Gas – – – – – – – –
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
67
•
Tempat kering, bersih, tdk dpt meresap, bertutup rapat, tdk mdh pecah, mudah dibawa, bebas urin, segera dikirim ke laboratorium pemeriksa.
•
Lama tinja di perjalanan sampai mencapai lab 1-2 jam setelah dikeluarkan penderita
•
Sampel terbaik adalah yang segar(baru)
•
Pengumpulan harus dilakukan sebelum terapi antibiotika, antidiare, antasid, antiparasit, vit C, zat besi, bismuth dan barium serta diambil seawal mungkin saat sakit
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
68
• •
•
•
12/10/2017
Jumlah sampel yang dibutuhkan minimal 20-30 gram tinja padat atau 2-3 sendok makan tinja cair Bila dijumpai mukus atau darah maka sampel diambil dari tempat tersebut karena parasit biasanya terdapat disitu. Tidak boleh menggunakan feses yang ditampung di kloset atau terkontaminasi barium atau produk xray Beri label yang berisi identitas seperti nama, tanggal, alamat, apa yang akan diminta untuk diperiksa Sistem Pencernaan - Blok digestif
69
• Cara pengumpulan sampel • Sampel feses berupa – Feses sewaktu – Feses 24 jam
• Cara memperoleh dapat dilakukan dengan: – Spontan ( dapat menggunaka pencahar) – Rectal toucher – Rectal swab dengan cotton wool (terutama pada bayi)
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
70
persiapan penderita • Terangkan cara penampungan dan apa yang akan diperiksa • Penderita diminta untuk defekasi pada penampung feses bermulut lebar • Jangan kencing di tempat penampungan • Jangan meletakkan kertas toilet pada penampung karena akan berpengaruh terhadap hasil. Bila dilakukan penundaan pemeriksaan dapat dilakukan • Feses dimasukkan almari es • Diberi formalin • Diberi nitrogen
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
71
• • • • • • •
12/10/2017
Sembelit Darah lendir Problem makanan Diare Gangguan gastrointestinal dapat disebabkan karena: Kuman : Salmonella, Shigella dsb Bukan kuman: Ulcus Peptikum, Carsinoma, infestasi, steatorrhoe ( tinja dengan komposisi lemak yang tinggi) Sistem Pencernaan - Blok digestif
72
• Normal: 100 gr anak, 80-170gr dws, ± 150gr/hr • Abnormal terdapat pada: Surgical resection Fistel/ sunt pada usus Diare: frekuensi defekasi >4x / hari dan sifat cair
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
73
1. a.
Cair Diare sekretorik • Infeksi : stafilococcus, shigella, salmonella, protozoa, E. coli, clostridium, kolera • Mukosa luka • Vagotomi • Hipertiroid
b.
Diare osomotik Operasi traktus gastrointestinal, parasit, obat, efek pada mukosa, defisiensi imunoglobulin dan sebagainya
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
74
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
75
c. Hipermotilitas Post vagotomi • · • · Kelainan fungsi gastrointestinal Hipokalemia • · • · Hipertiroid dan sebagainya 2. a. b.
Steatorrhoe Mal digesti pancreas insufisiensi Mal absorbsi tropical sprue
3. Diare sedikit-sedikit • Disebabkan rectum dan kolon yang bersifat iritabel. 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
76
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
77
Pemeriksaan laboratorium feses ada bermacammaca macam m yait yaitu: u: 1.
Makroskopis
2.
Mikroskopis
3.
Kimiawi
4.
12/10/2017
Bakteriologi N E. coli, Lactobacillus spp, bifidobacteria.
Sistem Sistem Pencernaan Pencernaan - Blok digestif digestif
78
Tujuan • Dx adanya kelainan pd GIT spt diare, infeksi parasit, perdarahan GIT, ulkus pepktikum, karsinoma, sindr malabsorpsi • Tes : – Makroskopis – Mikroskopis – Kimia – Mikrobiologi 12/10/2017
Sistem Sistem Pencernaan Pencernaan - Blok digestif digestif
79
Makroskopis • Warna – Normal : Kuning coklat: dr urobilinogen teroksidasi dlm usus jd urobilin – Ab N : karena makanan,obat2an, perdarahan GIT (peny dlm GIT) – Peny empedu tersumbat & c. Empedu tdk dpt msk dlm usus tinja tdk berwrn (dempul)
– Hitam: Ter (tarry stool), spt petis-- melena perdarahan sal cerna atas. Perdarahan esofagus, lambung, duo butuh wkt 3 hr s/d tinja Pemecahan hb jd hematin as oleh as lambung tinja htm – Drh dr sal bwh lbh srg, tdk terkena as lambung tinja merah
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
80
• Bau – N : krn indol, skatol, as butirat, berasal dr hsl metab bakteri usus – Ab N : Tengik, asam, basi
• Konsistensi
•Diare – lunak atau cair •Kontipasi/osbtipasi – keras / skibala
– N : Agak lunak dan mempunyai btk – Konsistensi cair, campuran drh + lendir oleh amubiasis, keganasan usus bsr
– Lengket mengandung lemak steatorrhea
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
81
• Lendir – Tdk N, suatu zat gelatin, ada rangs dlm ddg usus – Ada iritasi/ radang ddg usus – Bl diluar feses lokasi iritasi pd usus besar – Bl bercampur pd usus hls – Bercamp drh ganas
• Darah – N tdk mengandung darah
• Parasit mgk dpt terlihat
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
82
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
83
Mikroskopis Protozoa Telur cacing Lekosit Eritrosit Sel epitel Kristal Sisa makanan 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
84
Protozoa Telur cacing Lekosit N ≤ 3LPB Eritrosit
sll berarti ab N
Sel epital Kristal sisa makanan 12/10/2017
• Kista • tropozoid •Ascaris lumbricoides •Necator americanus •Trichuris trichuria •Strongyloides stercoralis
• Me disentri basiler, kolitis ulserosa, peradangan/inf • Eosinofil alergi makanan
Wright/me tylen blue
• bl ada lesi dlm colon, rektum, anus
• dr ddg usus bag distal, bag prox jrg, kdg rusak • Kristal charcot-leyden kel ulceratif usus krn amubiasis, kristal hematoidin pd perdrhan usus • daun2, otot, serat elastik. N : ≠ serat daging. 1-4 serat tumbuhan/LPB Sistem Pencernaan - Blok digestif
85
d. Sekretorik vs d. osmotik • Uk osmolalitas tinja • Kadar Na tinja • Kadar K tinja Osmolalitas tinja 2x(Na tinja+K tinja) • Bl > 20 mOsm/kg – d. osmotik 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
86
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
87
Tes darah samar • Perdarahan dpt di deteksi mell pmx drh dlm feses • N : 0.5 – 2.5 ml drh dikeluarkan mell feses/hr • Besar 25-50ml dr sal cerna atas feses hitam (melena) krn feses tercampur dg asam lambung • Perdarahan dr sal cerna bawah merah/marun (hematochezia) • Kcl : tdk mempengaruhi penampakan makros dan tdk terdeteksi sec mikros tes darah samar • Ptg 50% kasus keganasan sal cerna adlh keganasan kolorectal • Drh samar : + tanda awal & plg srg adlh keganasan 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
88
Tes darah samar • Dapat mendeteksi darah dari stp tmpt di dlm GIT • Ulkus peptikum, gastritis erosif, ca lambung, karsinoma/ polip adenomatosa kolon ( tersering pd perdarahan samar sal cerna bawah ) • Tujuan : – Mendeteksi adanya perdrhan kcl pd GIT yg tdk dpt dinyatakan sec makros dan mikros – Tes skrining ca kolorectal – Evaluasi anemia – Evaluasi penyebab nyeri abdomen 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
89
Pemeriksaan darah samar
Jarang,karsino genik
• Dasar : aktivitas pseudoperoksidase hemoglobin yg bereaksi dg hidrogen peroksidasa utk mengoksidasi s/ indikator tdk Sn adanya drh, berwrn menjd komponen berwrn + Z lain: mioglobin, klorofil, serat hewan
• Benzidine, ortho-toluidin, guaiac (msh dipakai) • Tes konfirmasi : imunokromatografi • Neonatus : Apt test deteksi HbF • Uji guaiac & imunokimia membedakan perdrhan atas dan bwh 12/10/2017
Sistesal cerna m Pencernaan - Blok
90
Persiapan pasien • 7hr tdk boleh minum obat aspirin, salisilat, NSAIDs, kortikosteroid, indometacid, colchines, iodine, boric acid, reserpine, anticoagulan, suplemen besi • 48-72 jam sblm tes tdk boleh : – Makan daging & ikan – Mengkonsumsi vit C >250 mg/hr – Makan buah, sayuran
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
91
Tes tdk dpt dilakukan pd psn • Diare • Konstipasi • Perdrhan aktif : hemoroid • Hematuria • Pd wanita menstruasi s/d 3hr sesudah ms menstruasi
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
92
Persiapan sampel • Feses tdk tercampur dg urine • Feses disimpan dlm wadah bersih, krg, memp tutup dan tdk bocor
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
93
Interprestasi klinik • Ca colon • Kolitis ulseratif • Adenomatosa kolon • Hernia diafragmatika • Ca lambung • Ulkus peptikum • Gastritis erosif • Varises osofagus • Fisurra anorectal • Chron ‘ disease 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
94
+ Palsu disebabkan oleh • Makan daging dan ikan 48 -72 jam sblm tes • Mkn sayur dan buah • Minum obat2an
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
95
- Palsu disebabkan oleh • Mengkonsumsi vit C berlbhan • Minum obat2an
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
96
Guaiac • Kualitatif, Hsl krg konsisten • Tgt uk dan lokasi perdarahan, baik jk lesi bsr, dan ltk dipencernaan bag bwh • Hsl + bl >10mL/hr/ < 1mg Hb/gr tinja/ • neg pd tinja drh< 80 mg
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
97
Benzidine test • Hb bersifat sbg peroksidase akan menceraikan hidrogen peroksida menjd air dan nescen, mengoksidasei zat wrn tertentu menimbulkan perubahan wrn • Hijau + • Hijau kebiruan ++ • Biru +++ • Biru pekat ++++ 12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
98
12/10/2017
Sistem Pencernaan - Blok digestif
99
Pmx imunokimia • Pmx imunokimia metode imunokromatografi • Uji spesifik, thdp Hb mans dg sn>0.05 mgHb/g tinja (N
View more...
Comments