Pemeriksaan Fisik Fraktur Digiti Manus

January 5, 2017 | Author: Revo Endyana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pemeriksaan Fisik Fraktur Digiti Manus...

Description

3. Pemeriksaan Fisik Ada 2 macam pemerikisaan fisik, yaitu pemeriksaan umum (status general) untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokal) a. Keadaan umum baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda seperti 1) Kesadaran penderita : composmentis, apatis, somnolen, spoor, koma gelisah tergantung pada keadaan klien. 2) Kesakitan keadaan penyakit : akut kronok, ringan, sedang, berat, dan biasanya pada kasus fraktur biasanya akut. 3) Tanda-tanda vital tidak normal Karena ada gangguan lokal baik fungsi/bentuk. b. Pemeriksaan head totoes 1). Kepala : umunya tidak mengalami gangguan, yaitu nomor sefisik, simetris, tidak ada penonjolan tidak ada nyeri kepal 2) Leher : umumnya tidak mengalami gangguan, yaitu simetris, tidak ada penonjolan, refleks menelan baik 3) Wajah : wajah terlihat menahan sakit dan bagian muka yang lain tidak ada perubahan fungsi dan bentuk, tidak ada lesi dan edema, simetris. 4) Mata : tidak ada gangguan tidak anemis Karen tidak terjadi perdarahan. 5) Telinga : Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal, tidak ada lesi atau nyeri tekan, tidak ada perdarahan. 6) Hidung : tidak ada deformitas, tidak ada nafas cuping hidung. 7) Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat. 8) Dada - Inspeksi : Ada retraksi dinding dada, gerakan dada simetris. Paru : - Inspeksi : pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada -

riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru. Palpasi : pergerakan sama atau simetris, fermitus teraba sama. Perkusi : sonor, tidak ada suara tambahan lainnya. Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, ronche.

Jantung : - Inspeksi : tidak tanpak iktus - Palpasi : Nadi meningkat, iktus tidak teraba - Auskultasi : suaa S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur mur 9) Abdomen - Inspeksi : tidak distensi, bentuk datar, simetris, tidak ada hernia - Palpasi : Tidak teraba masa, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada defans muskular - Perkusi : timpani, ada pantulan gelombang pantulan cairan

- Austkultasi : Peristaltik usus normal ± 20 kali/menit.

Untuk kasus fraktur digiti manus, klien tidak mengalami gangguan pola eliminasi. Meskipun demikian, perawat perlu mengkaji frekuensi, konsistensi, serta warna dan bau feses pada pola eliminasi alvi. 10) Inguinal, Genetalia, Anus : Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada kesulitan BAB Kaji keadaan urin yang meliputi warna, jumlah, dan karakteristik urin termasuk berat jenis urin. Biasanya klien fraktur digiti manus tidak mengalami gangguan. 11) Ekstermitas : Adanya fraktur pada jari tangan akan mengganggu secara lokal, baik fungsi motorik, sensorik maupun peredaran darah - Ekstermitas atas : tampak vulnus laceratum pada digiti manus , deformitas (+), mungkin ada krepitasi, nyeri tekan, gerakan fleksi dan ekstensi jari jari -

terbatas Ekstermias bawah : umunya tidak mengalami gangguan

Pemeriksaan fungsi serebral. Status mental ; observasi penampilan dan tingkah laku klien. Biasanya status mental idak mengalami perubahan Pemeriksaan saraf kranial. Bisanya tidak ada kelainan pada seluruh nervus Pemeriksaan refleks. Biasanya tidak didapatkan refleks – refleks patologis Pemeriksaan sensorik. Fungsi sensorik secara umum tidak ada kelainan. Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaaan fisik pasien dengan fraktur digiti manus : 1. Look. Pada sistem integumen terdapat adanya eritema, susu disekitar daerah trauma meningkat, bengkak, edema, dan nyeri tekan. Pada fraktur terbuka didapakan adanya luka terbuka dan perlu ditambah pengkajian mengenai berapa diameter luka di tangan. Perhatikan adanya pembengkakan yang tidak biasa (abnormal) dan deformitas. Pengkajian neuromuskular awal sangat penting untuk membedakan antara trauma akibat cedera dan komplikasi akibat penanganan. Kaji adanay ketidakmampuan menggerakan tangan dan jari tangan serta penurunan kekuatan otot lengan dalam melakukan pergerakan. 2. Feel. Kaji adanya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada daerah tangan dan jari tangan. 3. Move. Seelah dilakukan pemeriksaan feel, pemeriksaan dilanjutkan dengan menggerakkan ekstermitas, kemuduan perawat mencatat apakah ada keluhan nyeri pada pergerakan pencatatan rentang gerak ini perlu dilakukan agar dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral), atau

dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF