Pemeriksaan Dan Nilai Normal TTV Pada Ibu Hamil

July 24, 2019 | Author: Ian Wardana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

interpretasi dan pemeriksaan pada ibu hamil...

Description

Pemeriksaan dan Nilai Normal TTV pada Ibu Hamil I. TTV HR , tekanan darah= darah =

RR = Pada ibu hamil mengalami hiperventilasi sehingga pernapasan pada ibu hamil RR = lebih dalam dan panjang. Hal ini menyebabkan frekuensi pernapasan menurun menjadi 14-15 kali per menit sedankangkan pada pernafasan normal 16-20 kali per menit. Suhu = Suhu  = Ibu hamil sehat memiliki suhu tubuh antara 36-37,50C. Suhu tubuh lebih dari 37,50C dikatakan demam yang merupakan manifestasi dari infeksi kehamilan. Demam  juga merupakan merupakan tanda tanda dehidrasi dehidrasi atau kurang kurang cairan. cairan. II. PEMERIKSAAN 1. K-1 ( Kunjungan Pertama ) Kunjungan pertama adalah kunjungan/ kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester pertama selama masa kehamilan yang dimaksudkan untuk diagnosis kehamilan. Jenis pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan yaitu: 1.1. Tes Kehamilan Tes kehamilan dilakukan berdasarkan produksi Human Chorionic Gonadotropin (HCG), yang merupakan produk sinsitiotropoblast, lapisan luar tropoblast. Sinsitiotropoblast berdiferensiasi dan menyekresi HCG saat tropoblast masuk ke dalam endometrium kemudian berimplantasi. HCG tidak mungkin dapat dideteksi dalam plasma ibu atau urine hingga implantasi terjadi. Karena variasi durasi siklus biasanya disebabkan oleh jumlah hari dari awal menstruasi hingga ovulasi dan waktu implantasi bervariasi dari 6 hingga 12 hari setelah ovulasi, maka HCG bisa dideteksi, bisa juga tidak terdeteksi, pada hari-hari pertama wanita terlambat haid. Tes kehamilan dilakukan berdasarkan deteksi HCG. Beberapa tes kehamilan dinyatakan lebih akurat bila dilakukan pada hari pertama terlambat datang haid. Namun, pada 10% wanita, implantasi tidak terjadi pada hari pertama terlambat haid sehingga

biasanya hasil tes akan menunjukkan negatif palsu jika dilakukan pada waktu tersebut. Sebaliknya jumlah kehamilan yang dideteksi sangat dini pada akhirnya mengalami keguguran spontan yang sangat dini juga. Human Chorionic Gonadotropin disekresi kedalam sirkulasi darah ibu sehingga terdapat di dalam plasma. Kemudian HCG akan diekresi melalui urine ibu. Tes-tes yang paling sensitif, seperti pengujian immunoradiometrik, dapat mendeteksi HCG, baik yang terdapat di dalam plasma maupun urine pada hari pertama setelah implantasi atau 8-9 hari setelah ovulasi atau 8-11 hari setelah konsepsi. Setelah itu, kadar HCG akan meningkat berkali lipat, 2x lipat kurang lebih setiap 2 hari hingga mencapai puncaknya setelah sekitar 8,5-10 minggu gestasi sejak hari pertama haid terakhirnya. Secara keseluruhan tes kehamilan immunologis sama akuratnya dengan tes-tes kehamilan biologis (95-98%), meski keakuratan dapat bervariasi tergantung pada tes yang dilakukan dan apakah upaya dilakukan untuk memastikan bahwa tes dilaksanakan pada waktu gestasi yang tepat. Karena tes kehamilan tidak dapat memberi hasil akurat 100% dan hasilnya dianggap sebagai salah satu dugaan kehamilan, maka hasil tes kehamilan harus dievaluasi dengan mempertimbangkan ada tidaknya tanda-tanda kehamilan yang lain. 1.2.HPHT HPHT adalah tanggal terjadinya haid pertama kali dalam siklus haid terakhir kali sebelum terjadi kehamilan. Misalnya, bulan september kemarin seorang wanita mengalami haid terakhir kali sebelum mendapati tanda-tanda awal kehamilan. Atau kita ambil contoh haid tersebut terjadi mulai tanggal 1-28 september. Maka HPHT wanita tersebut adalah 01-09-2014. HPHT ini bisa dipakai untuk mengetahui usia kehamilan seorang wanita sesudah melakukan tes pack dan seorang wanita dinyatakan hamil maka cara menggunakan rumus Neagle tersebut adalah: Rumus Neagle = (hari +7), (bulan -3), (tahun +1) Dari contoh diatas kita dapatkan HPHT tanggal 01-09-2014 maka kita bisa memperkirakan tanggal persalinan akan berlangsung pada: Rumus = (hari +7), (bulan 3), (tahun +1 )̶ = (1+7), ( 9 3), (2014+1 )̶ = 08-06-2015 Kita mendapatkan tanggal prediksi kelahiran bayi pada tanggal 08-06-2015. Tanggal ini akan menjadi dasar penentuan usia kehamilan tergantung kapan kita menghitungnya. 1.3.Pemeriksaaan laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi: a. Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan c. Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil d. Pemeriksaan kadar gula darah Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga) 1.4.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan dengan pemeriksaan lengkap yang bertujuan untuk mendeteksi masalah fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengkajian pada tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem muskuloskletal, sistem neurologi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem urinarius, sistem reproduksi. a. Keadaan umum: apakah ibu hamil terlihat lemah, baik, cukup b. Tanda-tanda vital 1) Suhu 2) Nadi 3) Pernafasan 4) Tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada ibu hamil (tekanan darah > 140/90 mmHg). Kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria). Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi 5) Berat badan dan tinggi badan c. Kepala 1) Wajah: apakah ibu terlihat pucat, sianosis 2) Rambut: nilai kebersihan, rontok atau tidaknya rambut ibu 3) Ada tidaknya chloasma gravidarum 4) Pupil 5) Reaksi cahaya: apakah positif atau negatif 6) Konjungtiva: apakah terlihat pucat, merah muda, hiperemi 7) Sklera: apakah terlihat putih, ikterus atau ada perdarahan 8) Mulut dan gigi: apakah ada karies, stomatitis, perdarahan pada gusi 9) Lidah: nilai apakah bersih atau tidak 10) Telinga: apakah ada perdarahan, serumen

d. Leher Nilai apakah ada pembesaran pada kelenjar tiroid, vena jugularis dan kelenjar limfe e. Dada 1) Apakah ada tarikan atau tidak 2) Bentuk: simetris atau asimestris 3) Auskultasi paru: apakah vesikuler, ada wheezing, dan ronkhi 4) Auskultasi jantung 5) Mammae: apakah ada peradangan, benjolan, lihat pembesaran mammae apakah simetris atau asimetris 6) Puting susu; apakah bentuk puting susu menonjol, datar, masuk, nilai kebersihannya f. Abdomen Inspeksi ada tidaknya linea alba, striae albicans, striae lividae, bekas luka operasi g. Vulva/vagina Nilai kebersihannya, apakah ada varices, hematoma, flour albus, bau dan luka 1.5.Pemeriksaan bimanual Pemeriksaan bimanual dipakai untuk palpasi uterus dan adneksanya. Pada pemeriksaan ini, tangan diletakkan di dalam vagina dan pada abdomen dan struktur pelvis di palpasi diantara kedua tangan itu. Pemilihan tangan mana yang dimasukan ke dalam vagina tergantung pemeriksanya. Biasanya tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina dan tangan kiri melakukan palpasi abdomen. Pemeriksaan bimanual pada kunjungan pertama kehamilan: a. Tanda Chadwick Merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina, termasuk lubang vagina pada serviks. b. Tanda Goodell Adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung hidung pada kondisi tidak hamil melunak menjadi seperti bibir pada kondisi hamil. c. Tanda Hegar Merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan mudah tertekan. (Varney, 2006: 496) Cara pemeriksaannya 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut depan di atas symfisis maka istmus uteri sedemikian lunaknya seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan serviks. d. Ballotemen Adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang, mengapung dalam posisinya. Pada usia kehamilan 16-29 minggu janin itu lebih kecil dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim di dorong dengan tiba-tiba atau di goyangkan maka anak melenting di dalam rahim, tanda ini disebut juga ballotemen. Ballottemen ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. Demikian berharga gejala ini hingga oleh beberapa ahli, ballottement di dalam rahim dianggap sebagai tanda pasti.

Ballottement di di luar rahim dapat di timbulkan oleh tumor-tumor bertangkai dalam ascites seperti fibroma ovarii. Karena seluruh badan janin yang melenting maka ballottement semacam ini disebut ballottement in toto untuk membedakannya dengan ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan yang lebih tua. 2. K-2 (Kunjungan Kedua) Kunjungan ke-2 kehamilan adalah kunjungan/ kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan atau cacat bawaan. Jenis pemeriksaan pada kunjungan ke-2 kehamilan yaitu: 2.1. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan dengan pemeriksaan lengkap yang bertujuan untuk mendeteksi masalah fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengkajian pada tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem muskuloskletal, sistem neurologi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem urinarius, sistem reproduksi. a. Keadaan umum: apakah ibu hamil terlihat lemah, baik, cukup b. Tanda-tanda vital 1) Suhu 2) Nadi 3) Pernafasan 4) Tekanan darah 5) Berat badan dan tinggi badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Massa Indeks), dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan. Mengetahui BMI wanita hamil merupakan hal yang penting. Total pertambahan berat badan NORMAL pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil yaitu >145 cm. Berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass indeks (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan rumus : IMT ibu hamil = BB sebelum hamil (kg) DIBAGI TB kuadrat (m) 6) Lila (Lingkar Lengan Atas) Pengukuran antropometri status gizi selama kehamilan yang biasa dilakukan adalah tinggi badan, berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan selama hamil, pengukuran skinfold dan lingkar lengan yang

menggambarkan status gizi seorang wanita yang sering hamil. Selain itu mengambarkan perubahan-perubahan status gizi selama kehamilan adalah dengan skinfold, lingkar lengan dan pertambahan berat badan selama kehamilan, karena bisa dihubungkan dengan perubahan status gizi kehamilan. Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkanbayi berat lahir rendah (BBLR) Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) Gambar Leopold 3 Tinggi Fundus Uteri (TFU) Tinggi fundus uteri dapat dipergunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan menentukan berat janin dalam uterus. Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simphisis pubis digunakan sebagai salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan  janin. Pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau menurun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang meningkat secara berlebihan mengindikasikan adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion. Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan dengan teknik pengukuran yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama. Alat ukur ini dapat berupa pita/tali, atau dengan menggunakan pelvimeter. Posisi yang dianjurkan pada saat melakukan pengukuran adalah klien berbaring (posisi sipinasi) dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut diluruskan. Alat ukur (pita atau pelvimeter) diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas atassimphisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan mengikuti kurve fundus. Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alat ukur dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas simphisis pubis hingga batas fundus tanpa mengikuti kurve atabs fundus. Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengukuran digunakan Rumus McDonald’s (“McDonald’s rule). Pengukuran tinggi fundus uteri ini dilakukan pada usia kehamilan memasuki trisemester kedua dan ketiga. Tinggi Fundus Uteri dalam cm untuk menentukan usia kehamilan (menurut Mc-Donald). Rumus (Mc. Donald): Tinggi Fundus Uteri (cm) DIBAGI 3,5 (cm) = Tuanya kehamilan Tabel. Penentuan usia kehamilan menurut Mc-Donald Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bulan) 20 cm= 5 bln 23 cm = 6 bln 26 cm = 7 bln 30 cm = 8 bln

33 cm = 9 bln TBBJ (Taksiran Berat Badan Janin) Tinggi fundus uteri untuk menentukan berat janin dalam uterus. Untuk menetapkan berat janin dalm uterus dapat dipergunakan Rumus Johnson-Tausak, sebagai berikut : Berat janin = (tingginya fundus uteri  – 12) x 155 gram Jika kepala janin telah masuk ke PAP , pengurangannya/rumusnya menjadi: Berat janin = (tingginya fundus uteri  – 11) x 155 gram Perhitungan berat janin ini pun tidaklah sangat cepat mengingat beberapa faktor ini : 1. Pertumbuhan janin bukan merupakan garis linier 2. Tebal tipisnya dinding abdomen 3. Pola makan berbeda. Rumus ini tentu tepat untuk masyarakat indonesia karena tumbuh kembang janin yang sangat berbeda. Menentukan Usia Kehamilan  – Menentukan umur kehamilan menurut perhitungan tingginya fundusnya uteri secara internasional  – Menentukan umur kehamilan menurut hukum empat dari Barthoicmew  – Menentukan berat janin dalam rahim menurut rumus Johnson  – Kurang dari 12 minggu, belum dapat diraba di atas simfisis  – Akhir bulan III (minggu 12) fundus uteri teraba 1 sampai 2 jari di atas simfisis  – Akhir bulan IV (16 minggu) fundus uteri teraba dipertengahan antara simfisis dan pusat (umbilikus)  – Akhir bulan V (20 minggu) fundus uteri teraba 3 jari dibawah pusat  – Akhir bulan VI (24 minggu) fundus uteri teraba setinggi pusat  – Akhir bulan VII (28 minggu) fundus uteri 3 jari di atas pusat  – Akhir bulan VIII (32 minggu) fundus uteri teraba di pertengahan antara pusat dan prosesus xypoideus  – Akhir bulan IX (36 minggu) fundus uteri mencapai arkus kostarum atau teraba di 3 jari dibawah prosesus xypoideus  – Akhir bulan X (40 minggu) fundus uteri teraba di pertengahan antara prosesus xypoideus dan pusat (3 jari dibawahnya) Bulan I: setinggi simfisis Bulan II: ¼ di atas simfisis Bulan III: 2/4 di atas simfisis Bulan IV: ¾ di atas simfisis Bulan V: setinggi pusat Bulan VI: ¾ di atas pusat o Panjang antara simfisis pubis dan fundus uteri dibagi 12,5 dalam gram, untuk kepala janin yang masih di atas simfisis o Untuk kepala janin yang telah masuk PAP, pembagiannya 11,5 cm dalam skala gram. Auskultasi: DJJ (Detak Jantung Janin) Dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta,

serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat di dengar pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi di daerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi. Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit. Bunyi  jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat di dengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur 8) Vulva/vagina: nilai kebersihannya, apakah ada varices, hematoma, flour albus, bau dan luka 9) Ekstremitas atas dan bawah Apakah ada oedema, varices, refleks patela. Lihat bentuk kaki apakah simestris atau asimetris 3. K-3 (Kunjungan Ketiga) Kunjungan ke-2 kehamilan adalah kunjungan/ kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan pada trimester kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan atau cacat bawaan. Jenis pemeriksaan pada kunjungan ke-2 kehamilan yaitu: 3.1. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan dengan pemeriksaan lengkap yang bertujuan untuk mendeteksi masalah fisik yang mempengaruhi kehamilan ibu. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengkajian pada tanda-tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem muskuloskletal, sistem neurologi, sistem integumen, sistem endokrin, sistem gastrointestinal, sistem urinarius, sistem reproduksi. a. Keadaan umum: apakah ibu hamil terlihat lemah, baik, cukup b. Tanda-tanda vital 1) Suhu 2) Nadi 3) Pernafasan 4) Tekanan darah 5) Berat badan dan tinggi badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Massa Indeks), dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan. Mengetahui BMI wanita hamil merupakan hal yang penting. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk

ibu hamil yaitu >145 cm. Berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass indeks (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.  Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. 6) Lila (Lingkar Lengan Atas) Pengukuran antropometri status gizi selama kehamilan yang biasa dilakukan adalah tinggi badan, berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan selama hamil, pengukuran skinfold dan lingkar lengan yang menggambarkan status gizi seorang wanita yang sering hamil. Selain itu mengambarkan perubahan-perubahan status gizi selama kehamilan adalah dengan skinfold, lingkar lengan dan pertambahan berat badan selama kehamilan, karena bisa dihubungkan dengan perubahan status gizi kehamilan. Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkanbayi berat lahir rendah (BBLR) Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) 145 cm. Berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass indeks (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian indeks masa tubuh 6) Lila (Lingkar Lengan Atas) Pengukuran antropometri status gizi selama kehamilan yang biasa dilakukan adalah tinggi badan, berat badan sebelum hamil, pertambahan berat badan selama hamil, pengukuran skinfold dan lingkar lengan yang menggambarkan status gizi seorang wanita yang sering hamil. Selain itu mengambarkan perubahan-perubahan status gizi selama kehamilan adalah dengan skinfold, lingkar lengan dan pertambahan berat badan selama kehamilan, karena bisa dihubungkan dengan perubahan status gizi kehamilan. Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkanbayi berat lahir rendah (BBLR) Nilai Indek Masa Tubuh (IMT)
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF