Pemeriksaan Bilirubin Dan Urobilinogen
December 29, 2017 | Author: DityaFitriArdhani | Category: N/A
Short Description
Urinalisa...
Description
Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen
Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen a. b. c. d.
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya Bilirubin dan Urobilinogen dalam urin dan untuk mengetahui sumbatan pada empedu. Metode : Metode Harrison Metode Rosin Metode Ehrlich ( Urobilinogen ) Metode Schlesinger ( Urobilin ) Prinsip :
A. Metode Harrison BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk endapan BaSO 4 dan bilirubin menempel pada molekul ini. FeCl3 mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau. B. Metode Rosin Iodium akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau. C. Metode Ehrlich ( Urobilinogen ) Urobilinogen dengan para dimetilaminobenzaldehid akan membentuk kompleks berwarna merah anggur. D. Metode Schlesinger ( Urobilin ) Urobilin dengan reagen schesinger membentuk suatu kompleks dengan memberikan fluoresensi hijau.
Dasar teori : Bilirubin adalah suatu pigmen empedu yang diproduksi oleh sel – sel hepar bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu. Bilirubin yang terdapat dalam urin berasal dan diproses dari bilirubin yang terkonjugasi secara aktif dan disalurkan bersama – sama dengan komponen empedu lainnya menuju ke usus halus. Bilirubin yang tidak diserap masuk kedalam usus, diproses oleh bakteri dan dieksresikan oleh ginjal dalam urin. Bilirubinuria menetap selama penyakit berlangsung, namun uroblinogen kemih akan menghilang sementara waktu bilamana fase obstruktif yang disebabkan oleh kolestatis dalam perjalanan penyakit selanjutnya dapat timbul peningkatan urobilinogen kemih sekunder. Dari saluran empedu, bilirubin terkonjugasi dialirkan keusus. Didalam usus halus hanya sebagian kecil bilirubin terkonjugasi yang reabsorbsi. Pada bagian terminal usus halus dan usus besar, bilirubin terkonjugasi akan dihidrolisis menjadi bilirubin tak terkonjugasi oleh enzim β glukuronidase yang berasal dari hati, sel – sel epitel usus dan bakteri usus. Bilirubin tak terkonjugasi ini direduksi oleh flora usus menjadi kelompok senyawa tetrapirol tak berwarna yang disebut urobilinogen. Transfor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi kedalam kanalikuli dalam hati. Agar dapat diekskresikan dalam empedu, bilirubin harus dikonjugasi. Bilirubin terkonjugasi kemudian diekskresikan melalui saluran empedu kedalam usus halus. Bilirubin tak terkonjugasi tidak diekskresikan kedalam empedu kecuali setelah proses foto oksidasi.
Alat : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Pipet ukur Pipet tetes
Bahan : Urin segar
Reagen : pereaksi fouchet Larutan BaCl2 Larutan Iodium 1% Pereaksi Ehrlich
Batang pengaduk Beker glass
Pereaksi Schlesinger Pereaksi Lugol
1. a.
Cara Kerja
:
Pemeriksaan Bilirubin Metode Harrison Tabung reaksi diisi 5 ml urin Ditambah 5 ml BaCl2 10%, dicampur kemudian disaring dengan kertas saring Kertas saring dibuka, presipitat pada kertas saring dibiarkan kering Ditambah 1 tetes reagen fouchet pada presipitat
b. Metode Rosin Diisi 2 ml urin kedalam tabung reaksi Ditambah 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan larutan Amati perbatasan kedua lapisan 2. a.
Pemeriksaan Urobilinogen Metode Ehrlich Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 3 tetes reagen ehrlich Diamati perubahan warna
b.
Metode Schlesinger Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 2 tetes pereaksi lugol Ditambah 5 ml reagen schlesinger, dicampur Disaring sampai dapat filtrat yang jernih Filtrat diperiksa dengan latar yang gelap
Pembacaan hasil : 1. Pemeriksaan Bilirubin a. Metode Harrison Tabung reaksi diisi 5 ml urin + 5 ml BaCl 2 10%, dicampur disaring, dibiarkan kering + 1 tetes reagen fouchet pada presipitat kertas saring presipitat ada warna hijau ( + ).
b. Metode Rosin 2 ml urin + 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung terdapat 2 lapisan berwarna hijau ( + ) 2. Pemeriksaan Urobilinogen a. Metode Ehrlich 5ml urin + 3 tetes reagen Ehrlich timbul warna merah anggur ( + ) b. Metode Schlesinger 5ml urin + 2 tetes lugol + 5 ml reagen schlesinger, campur disaring filtrat diperiksa dengan latar gelap fluoresensi hijau pada filtrat ( + )
Pembahasan : Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu, seperti pada hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung bilirubin tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang – goyang akan timbul busa. Peningkatan ekskresi jika fungsi hepar menurun atau kelebihan urobilinogen. Hasil ( + ) jika setelah olahraga / minum ataupun kelelahan / sembelit. Jika menurun dijumpai pada kanker pankreas, penyakit hati.
Kesimpulan
: Dari praktikum bilirubin dan urobilinogen dalam urin dapat disimpulkan :
1. Pemeriksaan bilirubin a. Metode Harrison : menunjukkan hasil ( + ) yang ditunjukkan dengan warna hijau. b. Metode Rosin : menunjukkan hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau pada perbatasan kedua lapisan. 2. Pemeriksaan Urobilinogen a. Metode Ehrlich : hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah anggur. b. Metode Schlesinger : hasil ( + ), ditunjukkan dengan terbentuknya fluoresensi hijau.
DAFTAR PUSTAKA Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC. Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I.Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta. Gjandasoebrata R . 1986, Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta . Dian Rakyat Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta
View more...
Comments