Pemeriksaan Basil Tahan Asam

December 6, 2017 | Author: Lutfi Nurilham | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pemeriksaan Basil Tahan Asam...

Description

Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) a. Prinsip Sputum dibuat sediaan pada objek. Sediaan yang sudah kering difiksasi dan dilakukan pengecatan Ziehl Neelsen. Pewarnaan Ziehl Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam (Kurniawati, 2005). a. Alat - alat Alat yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah : 1) Ose 2) Kaca preparat 3) Bunsen 4) Pipet tetes 5) Mikroskop (Depkes RI, 2007). a. Bahan - bahan Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah : 1) Sputum 2) Larutan basic fuchsin 3) Asam alkohol 4) Methylen blue 5) Oil imersi (Depkes, RI, 2007). b. Cara kerja 1) Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai pola dengan ukuran 2 x 3.. 2) Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara merata. 3) Preparat dikeringkan 4) Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan. 5) Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin. 6) Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap jangan sampai mendidih. 7) Diamkan 5 menit. 8) Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.

9) Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin. 10) Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 20-30 detik. 11) Bilas sediaan dengan air mengalir. 12) Keringkan sediaan di udara 13) Nyalakan Mikroskop 14) Sediaan diberi oil imersi 15) Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x. c. Interprestasi hasil Pembaacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut (Depkes, 2002) : a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif. b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan. c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+). d. Ditemukan 1-20 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+), minimal dibaca 50 lapang pandang. e. Ditemukan >10 BTA BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+), minimal dibaca 20 lapang pandang.

Tata Cara Pewarnaan BTA

Tata Cara Pewarnaan BTA. Pemeriksaan BTA atau Bakteri Tahan Asam adalah pemeriksaan

untuk

mendeteksi

bakteri

yang

bersifat

tahan

terhadap

asam.

Pemeriksaan BTA ini merupakan pemeriksaan yang spesifik untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan juga untuk bakteri genus Mycobacterium lainnya. Salah satu cara atau metode yang digunakan adalah metode Ziehl Nielsen.

Tata Cara Pewarnaan BTA 1. Prinsip Kerja Pewarnaan BTA  Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cas basic fukhsin. Pada waktu pencucian dengan asam alkohol warna larutan carbol fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari Methylen Blue.

2. Alat Yang digunakan



Mikroskop



Spirtus



Objek Glass



Rak Pengecatan



Ose Bulat



Pipet Pasteur

2. Reagensia Yang Digunakan

- Carbol Fuchsin 

Basic Fuchsin 3.0 gr



Etanol / Methanol 100 ml



Kristal Phenol 45 gr



Aquadest 900 ml

- Larutan Dekolorisasi  HCl Pekat 30 ml 

Etanol 970 ml

- Pewarna Kontras  Methylen Blue Chlorida 30 ml 

Aquadest 1000 ml

Tata Cara Pewarnaan BTA dan Pewarnaan Gram Adapun Langkah-langkah Tata Cara Pewarnaan BTA sebagai berikut : 1.

Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan

2.

Mempersiapkan reagensia yang akan digunakan

3.

Membuat preparat / sediaan dari spesimen

4.

Membuat apusan melingkar pada bagian tengah objek glass seukuran 2 x 3 cm.

5.

Memberi etiket / no.register lab pada bagian pinggir objek glass

6.

Memanaskan ose pada lampu spirtus sampai membara setelah setiap satu

spesimen yang dikerjakan 7.

Mengeringkan serta melakukan fiksasi preparat sebanyak 3 kali

Tahapan Tata Cara Pewarnaan BTA sebagai berikut : 1.

Meletakkan preparat diatas rak pengecatan

2.

Teteskan carbol fuchsin hingga mengenangi seluruh permukaan spesimen

3.

Panaskan

sediaan

tersebut

dengan

menggunakan

lampu

spirtus

sampai

menguap tapi tidak mendidih 4.

Dinginkan sejenak selama 5 menit lalu cuci dengan menggunakan air mengalir

5.

Teteskan larutan HCl untuk proses decolorisasi sampai tidak ada lagi pewarna

carbol fuchsin selama 3 menit 6.

Kemudian cuci kembali menggunakan air mengalir

7.

Teteskan larutan Methylen Blue keseluruh permukaan preparat selama 30 detik

sampai 1 menit 8.

Mencuci kembali preparat tersebut dengan air mengalir kemudian preparat

dikeringkan pada posisi miring di udara terbuka 9.

Amati preparat tersebut dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran

1000 kali untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri tahan asam (BTA) 10.

BTA Positif adalah bakteri batang berwarna merah

Penilaian Hasil Pemeriksaan BTA menut IUATLD sebagai berikut :



Negatif : Tidak dutemukan BTA dalam 100 lapangan pandang

 Ditemukan 1-9 BTA / 100 lapangan pandang ditemukan

: ditulis jumlah bakteri yang



Positif + (1+) : Ditemukan 10 - 99 BTA / 100 Lapangan Pandang



Positif ++ (2+) : Ditemukan 1 - 10 BTA / 1 Lapangan Pandang



Positif +++ (3+) : Ditemukan > 10 BTA / 1 Lapangan Pandang

PEMERIKSAAN SPUTUM diposting oleh qushai-fkm13 pada 10 January 2014 di bakteriologi - 2 komentar

PEMERIKSAAN SPUTUM

Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk pemeriksaan terhadap Mycobakterium penyebab infeksi paru dan kuman-kuman lain. Pemeriksaan ini dilakukan tergantung dari gejala klinisnya atau menurut permintaan dari dokter yang mengirim. Kuman-kuman lain yang mungkin dapat dijumpai dalam sputum : ü Pneumokokus ü Kokus Gram positif lain ü Basillus Anthraxis ü Klebsiella Pneumonia Prosedur pemeriksaan : v Dengan menggunakan ose, sputum ditanam pada media Blood Agar Plate, inkubasi 37°C, 24 jam suasana aerobik. v Kemudian sisa sputum dikonsentrasikan secara asam atau basa, sebagai berikut : Cara basa :  

Sputum ditambah NaOH 4% sama banyak kemudian ditambah indicator Phenol Red 0,004%, dikocok 5-10 menit, selanjutnya diinkubasi, pada 37°C, selama ½-1jam. Beri HCL 1 N 10% tetes demi tetes dengan pipet steril sampai warna purple (kuning muda).

  

Disentrifuse 2500-3000 rpm, selama 20-30 menit. Supernatan dibuang, sisakan ½-1 ml dari sedimen. Dari sedimen kemudian dilakukan : pengecatan ZN, penanaman pada media LJ dan percobaan hewan.



 o o o o

Penanaman pada media LJ, diinkubasi pada 37°C suasana aerobik selama 8 minggu dan setiap 3 hari diperiksa apakah ada pertumbuhan. Bila kurang dari 1 minggu ada pertumbuhan kuman, maka dicurigai kuman Mycobacterium Saprophyticus. Bila pada media LJ ada pertumbuhan koloni kemudian ditanam pada media cair, selanjutnya diteruskan dengan pemeriksaan : Cord Formation Test Niasin Test Hewan percobaan Bila pada Blood Agar Plate ada pertumbuhan maka dibuat sediaan dan dicat Gram serta ZN. Dari hasil pengecatan dapat dilanjutkan pemeriksaan sesuai dengan kuman yang

o

ditemukan, misalnya : Kokus Gram positif atau Gram negatif, atau batang Gram Positif atau batang Gram negatif pemeriksaan selanjutnya sama seperti pemeriksaan pada darah kultur.Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dantrakea. (Sumber: Petunjuk Laboratorium Diagnostik R. Gandasoebrata:176)SECARA UMUM Cara pengambilan sputum secara umum:1.Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimanakemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil  sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukansebelum pasien menyikat gigi.2.Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.3.Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yangdibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupuncampuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkansputum.4.Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumurkumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).5.Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).6.Cara membatukkan sputum:Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada)  batukkan kuat sputumdari bronkus  trakea  mulut  wadah penampung.Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)

.7.Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalahair liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.8.Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.9.Bila sputum susah keluar  lakukan perawatan mulutPerawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.10.Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:-Aspirasi transtracheal-Bronchial lavage-Lung biopsy4 Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dantrakea. (Sumber: Petunjuk Laboratorium Diagnostik R. Gandasoebrata:176)



SECARA UMUM



Cara pengambilan sputum secara umum:

1.

Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari,dimanakemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukansebelum pasien menyikat gigi.

1.

Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.

1.

Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yangdibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupuncampuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkansputum.

1.

Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada)

1.

Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough)

1.

Cara membatukkan sputum:Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung.Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)

1.

Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalahair liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.

1.

Sebaiknya,pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.

1.

Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.

10. Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:

-Aspirasi transtracheal -Bronchial lavage -Lung biopsy4



Cara penyimpanan sputum: Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing departemen.



Cara pengiriman spesimen:

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengandata/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu:

1. Data1:Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

1.

Data2:Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yangmengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilanspesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.Spesimen tidak akan diterima apabila:

  

Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai. Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang. Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.



DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

Cara pengambilan sputum: 1.

Cara pengambilan sputum yaitu sama seperti cara pengambilan sputum secaraumum.

2. Ingat untuk tetap menjaga viabilitas bakteri. 3. Volume sputum yang diperlukan: minimal 1 ml, biasanya 2-3 ml, sesuaikeperluan. 4. Perlu diperhatikan perbedaan teknik dan prosedur pengambilan bakteri biasadengan bakteri tahan asam(BTA). 5.

Dalam pengambilan sputum untuk bakteri biasa cukup sekali pengambilansputum yang dilakukan pada pagi hari. Dan untuk prosedur dan caramembatukkan sputum dapat dilihat pada cara pengambilan sputum secaraumum diatas.

6. Dalam pengambilan sputum untuk bakteri tahan asam(BTA)diperlukan 3kali pengambilan sputum yang disebut sputum SPS(Sewaktu Pagi Sewaktu).

Cara penyimpanan sputum:

1.

Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.

2. Penyimpanan pada pot steril berpenutup.

Cara pengiriman sputum: 1.

Pengiriman: < 2 jam pada suhu ruang.

2. Bila tidak memungkinkan, simpan dalam media transport. 3. Media transport yang digunakan untuk spesimen sputum:Media Transport kegunaan medium kuman anaerob fakultatif . Cara pengambilan sputum untuk BTA:

1.

Untuk pemeriksaan sputum BTA diperlukan 3 sampel sputum.

2. 3 sampel sputum itu disebut sputum SPS(Sewaktu Pagi Sewaktu).Sewaktu: dahak dikumpul saat pertama sekali datang. Ketika pulang, pasienmembawa pulang pot untuk kumpul dahak pada pagi hari kedua.Pagi: dahak dikumpul pada pagi hari kedua dirumah pada pagi hari setelah bangun tidur.Sewaktu: dahak dikumpul pada hari kedua di laboratorium saat menyerahkan pot. 3. 3 sampel itu harus diambil 2 hari berturut-turut(akumulasi waktu 24 jam juga diperbolehkan). 4. Oleh karena itu, sputum SPS sering disebut sputum pagi, siang dan malam. 5.

Pengambilan dahak pada tempat terbuka, jauh dari kerumuman orang.

Cara penyimpanan sputum dan cara pengiriman sputum baik untuk bakteri biasa maupun BTA selanjutnya melalui prosedur yang sama.



Pemeriksaan Bakteriologik (TBC) 1.

a.

Bahan pemeriksaan

Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH).

b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan



Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):

- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan) - Pagi ( keesokan harinya ) - Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi 3 hari berturut-turut. Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan dikumpulkan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut dapat dibuat sediaan apus pada gelas objek(difiksasi)sebelum dikirim ke laboratorium.Bahan pemeriksaan hasil BJH, dapat dibuat sediaan apus kering di gelas objek, atau untuk kepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan NaCl 0,9% 3-5 ml sebelum dikirim ke laboratorium.Spesimen dahak yang ada dalam pot (jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identiti pasien yang sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.Bila lokasi fasiliti laboratorium berada jauh dari klinik/tempat pelayanan pasien, spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa pos.          

Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:

Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian tengahny Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari kertas saring sebanyak + 1 ml Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu ujung yang tidak mengandung bahan dahak Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman, misal di dalam dus Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong plastik kecil Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan lidi Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal pengambilan dahak Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat laboratorium.

Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.

Pemeriksaan bakteriologi dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar /BAL, urin, faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara - Mikroskopik - Biakan Pemeriksaan mikroskopik: Mikroskopik biasa

: pewarnaan Ziehl-Nielsen

Mikroskopik fluoresens:

pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk screening)

lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila : 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA positif 1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali, kemudian bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif bila 3 kali negatif ® BTA negatif

Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi WHO).

Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) :

ü Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif ü Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan ü Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+) ü Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+) ü Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)

Pemeriksaan biakan kuman: Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara : ü Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh ü Agar base media : Middle brook

Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti, dan dapat mendeteksiMycobacterium tuberculosis

PEMERIKSAAN SPUTUM Sputum Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa akan membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas permukaan cairan,sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis ludah akan menunjukan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini tidak ditemukan . (Widman, 1994) Sputum paling baik untuk pemeriksaan adalah sputum pagi hari, karena sputum pagi paling banyak mengandung kuman. Sputum pagi di kumpulkan sebelum menggosok gigi, tetapi sudah berkumur dengan air untuk membersihkan sisa makanan dalam mulut yang tertinggal. (B. sandjaja, 1992). Klasifikasi Sputum

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya : • Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah. • sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru) • Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/ bronkhiektasis.

• Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi. • Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi. • sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut. • Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik. • Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.

Pemeriksaan Sputum Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru. Membran mukosa saluran pernapasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung organisme penyebab. Perhatikan dan catat volume, konsistensi, warna dan bau sputum. Pemeriksaan sputum mencakup pemeriksaan : 1. Pewarnaan Gram,biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi tentang organism yang cukup untuk menegakkan diagnose presumtif. 2. Kultur Sputum mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan diagnose definitif. Untuk keperluan pemeriksaan ini, sputum harus dikumpulkan sebelum dilakukan terapi antibiotic dan setelahnya untuk menentukan kemanjuran terapi. 3. Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya mikobacterium tuberculosis, yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alcohol asam.

Pengumpulan Sputum Sebaiknya klien diinformasikan tentang pemeriksaan ini sehingga akan dapat dikumpulkan sputum yang benar-benar sesuai untuk pemeriksaan ini. Instruksikan pasien untuk mengumpulkan hanya sputum yang berasal dari dalam paru-paru. (Karena sering kali jika klien tidak di jelaskan demikian, klien akan mengumpulkan saliva dan bukan sputum). Biasanya dibutuhkan sekitar 4 ml

sputum untuk suatu pemeriksaan laboraturium. Implikasi keperawatan untuk pengumpulan sputum termasuk : 1. Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum atau mereka yang sangat banyak membentuk sputum dapat mengalami dehidrasi, perbanyak asupan cairan klien. 2. Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari kemungkinan muntah karena batuk. 3. Instruksikan klien untuk berkumur dengan air sebelum mengumpulkan specimen untuk mengurangi kontaminasi sputum. 4. Instruksikan klien untuk mengingatkan dokter segera setelah specimen terkumpul sehingga specimen dapat dikirim ke laboraturium secepatnya.

1.Pengambilan Spesimen Pengumpulan sputum yang terbaik adalah sputum pagi hari atau sputum semalam dengan jumlah yang terkumpul sebanyak 3-5 ml setiap wadah penampung sputum. Cara pengambilan sputum : Pasien berkumur dengan air garam dahulu, kemudian di beri wadah yang bermulut lebar, mempunyai tutup berulir, suci hama, tidak mudah pecah, tidak bocor, sekali pakai dibuang (disposible). Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan dapat dengan duduk agak membungkuk. Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat, tetapi penderita di anjurkan untuk menahanya dan menarik nafas dalam-dalam. Kemudian segera di suruh batuk sekuat-kuatnya sehingga merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari tenggorokan. Sputum yang keluar di tampung dalam wadah yang di sediakan, mulut wadah penampung dibersihkan dari tetesan dahak lalu di tutup. Wadah diberi label yang yang berisi nama, alamat, tanggal pengambilan serta nama pengirim.

2. Pembuatan Sediaan a. Pembuatan Preparat Gelas kaca di beri nomor kode, nomor pasien, nama pasien, pada sisi kanan kaca obyek baru. Pilih bagian sputum yang kental, warna kuning kehijauan, ada pus atau darah, ada perkejuan. Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan

ose yang sebelumnya dibakar dulu sampai pijar, kemudian didinginkan. Ratakan diatas kaca obyek dengan ukuran + 2-3 cm. Hapusan sputum yang dibuat jangan terlalu tebal atau tipis. Keringkan dalam suhu kamar. Ose sebelum dibakar dicelupkan dulu kedalam botol berisi campuran alkohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose (untuk mencegah terjadinya percikan atau aerosol pada waktu ose dibakar yang dapat menularkan kuman tuberkulosis).Rekatkan / fiksasi dengan cara melakukan melewatkan preparat diatas lidah api dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu sediaan langsung diwarnai dengan pewarna Ziehl Neelsen. b. Pembuatan Ziehl Neelsen. Pada dasarnya prinsip pewarnaan mycobacterium yang dinding selnya tahan asam karena mempunyai lapisan lemah atau lilin sehingga sukar ditembus cat. Oleh pengaruh phenol dan pemanasan maka lapisan lemak dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada pengecatan Ziehl Neelsen setelah BTA mengambil warna dari basic fuchshin kemudian dicuci dengan air mengalir, lapisan lilin yang terbuka pada waktu dipanasi akan merapat kembali karena terjadi pendinginan pada waktu dicuci. Sewaktu dituangi dengan asam sulfat dan alkohol 70% atau HCI alkohol, warna merah dari basic fuchsin pada BTA tidak akan dilepas/luntur.Bakteri yang tidak tahan asam akan melepaskan warna merah, sehingga menjadi pucat atau tidak bewarna. Akhirnya pada waktu dicat dengan Methylien Blue BTA tidak mengambil warna biru dan tetap merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan mengambil warna biru dari Methylien Blue. c. Cara Pengecatan Basil Tahan Asam Letakkan sediaan diatas rak pewarna, kemudian tuang larutan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan. Panasi sediaan secara hati-hati diatas api selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan selama 5 menit (dengan memakai pinset). Cuci dengan air mengalir, tuang HCL alkohol 3% (alcohol asam) sampai warna merah dari fuchsin hilang. Tunggu 2 menit. Cuci dengan air mengalir, tuangkan larutan Methylen Blue 0,1% tunggu 1020 detik. Cuci dengan air mengalir, keringkan di rak pengering. d. Cara Melakukan Pemeriksaan Setelah preparat terwarnai dan kering, dilap bagian bawahnya dengan kertas tissue, kemudian sediaan ditetesi minyak imersi dengan 1 tetes diatas sediaan. Sediaan dibaca mikroskop dengan perbesaran kuat. Pemeriksaan dimulai dari ujung kiri dan digeser ke kanan kemudian digeser kembali ke kiri (pemeriksaan system benteng). Diperiksa 100 lapang pandang (kurang lebih 10

menit). Pembacaan dilakukan secara sistematika, dan setiap lapang pandang dilihat, kuman BTA berwarna merah berbentuk batang lurus atau bengkok, terpisah, berpasangan atau berkelompok dengan latar belakang biru. 3. Pelaporan Hasil Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala International Union Against Tuberculosis (IUAT) .Pemeriksaan sputum untuk Basil Tahan Asam biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap sputum sewaktu, sputum pagi dan sputum sewaktu (SPS). Hasil yang positif ditandai dengan sekurang – kurangnya 2 dari 3 spesimen sputum sewaktu, pagi, sewaktu adalah positif ditemukannya Basil Tahan Asam (BTA).Pemeriksaan mikrokopis BTA ini digunakan untuk menbantu diagnosis penyakit tuberculosis. Metode yang dipakai biasanya dengan pengecatan langsung (metode pewarnaan Ziehl Nelsen ), dan metode penghitungan BTA dengan skala IUAT (Intrenational Union Against Tuberculosis) yaitu dalam 100 lapang pandang tidak ditemukan BTA disebut negatif. Ditemukan : 1. 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan. 2. 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+). 3. 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+). 4. > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+). Penulisan gradasi hasil bacaan penting, untuk menunjuk keparahan penyakit dan tingkat penularan penderita. (Departemen Kesehatan RI 2001).

SOP PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM BTA SPS Pengertian

Tujuan

Pengambilan sampel sputum pada saluran pernapasan pasien yang dicurigai mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosa dengan cara dibatukkan. Sputum adalah sekret atau mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea. 1. Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman

Kebijakan

Prosedur

Mycobacterium Tuberculosa 2. Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT 1. Pengambilan sampel sputum dilakukan pada tempat khusus yang telah ditentukan(Tempat terbuka, Teras, tempet khusus dengan sirkulasi udara yang baik) 2. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar, atau juga bisa diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien menyikat gigi 3. Agar sputum mudah dikeluarkan, pasien dianjurkan mengkonsumsi air yang banyak pada malam hari sebelum pengambilan sputum 4. Dalam pengambilan sputum untuk bakteri tahan asam(BTA)diperlukan 3 kali pengambilan sputum yang disebut sputum SPS (Sewaktu pemeriksaan awal hari pertama /(malam jam 23.00), Pagi hari sesaat bangun tidur sebelum makan dan minum, Sewaktu yang kedua saat px mau mengantar sampel sputum ke laboratorium Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014 Persiapan alat 1. Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi luarnya (jangan pada tutupnya) 2. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko TB 05 3. Tissue 4. Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah diambil 5. Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA 6. Air minum. Persiapan pasien 1. Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum (dahak) agar yang dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur , darah atau campuran antara keduanya 2. Jelaskan cara mengeluarkan sputum 3. Berikan pot sputum sebanyak tiga buah. Prosedur Cara pengambilan sputum 1. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air, lepaskan gigi palsu jika ada 2. Pasien dipersilakan ke tempat khusus pengambilan sputum 3. Sputum diambil dari batukkan yang pertama 4. Ajarkan cara batuk efektif. 5. Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat

6. 7. 8. 9.

(pernapasan dada)  kemudian batukkan sputum dari bronchus trakea  mulut  pot penampung Bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur (saliva), maka pasien harus mengulang membatukkan sputum Sebaiknya pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti butir keju, darah dan unsur-unsur lain Bila sputum susah keluar, dapat diberikan obat glyseril gulaykolat (ekspektoran) 200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah ditentukan, dilengkapi data-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.

Cara pengiriman sputum Sampel sputum yang dikirim ke laboratorium pemeriksaan harus disertai dengan data sebagai berikut : 1. Pot sputum diberi label dengan menulis /menempelkan label pada dinding luar pot. Proses directing labeling yang berisi data nama, umur, jenis kelamin, jenis specimen, jenis test yang diminta dan tanggal pengambilan. 2. Formulir/ kertas/ buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minima l3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien. 3. Antar specimen dengan blanko permintaan ke laboratorium. Diposkan oleh uzanx esta di 08.39

PEWARNAAN BTA (BAKTERI TAHAN ASAM) by HENDRO | in Pewarnaan at Sabtu, September 08, 2012

PENDAHULUAN Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop. Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut : • Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik. • Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur. • Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut. Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB. Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras. Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan

jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin). PROSEDUR KERJA Metode : Zeihl neelsen Tujuan : Untuk mencari BTA Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue. Prosedur Pembuatan Sediaan • Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan. • Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola. • Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan. • Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai kepangkal. • Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan. • Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar : • Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70 %(tinggi alkohol ± 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose. • Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai pijar. • Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik. Prosedur Pewarnaan • Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas. • Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan. • Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan sampai mendidih) selama 3 menit. • Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit. • Sediaan dicuci dengan air mengalir. • Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin hilang. • Sediaan dicuci dengann air mengalir • Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.

• Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar. Prosedur Pembacaan dan Interpretasi Hasil • Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop. • Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan, periksa dengan okuler 10X dan objektif 100X. • Carilah basil tahan asaam (BTA) yang berwarna merah dengan latar belakang biru. • Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiripada garis lurus. • Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut : 1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif 2. Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang ditemukan. 3. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+) 4. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+) 5. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)

Metode : Kinyoun Gabbet Tujuan : Untuk mencari BTA Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue. Cara Kerja : • Dibuat sediaan kuman dan difiksasi. • Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit • Sediaan dicuci dengan air. • Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit. • Dicuci dan dikeringkan • Diperiksa di bawah mikroskop.

Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan dalam kotak sediaan. Interpretasi hasil : BTA : warna merah dan Non BTA : warna biru

BERIKUT CONTOH LAPORAN PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM :

PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop. Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut : 

Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.



Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.



Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.

Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB. Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras. Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak

atau irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).

BAB II PEMBAHASAN

A. PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA)

Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994). Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994). Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2 yang dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT, yaitu: Negatif: apabila tidak ditemukan BTA. Positif: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang. Positif 1: apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang. Positif 2: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang. Positif 3: apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.

Tujuan pemberian carbol fuchsin 0,3% adalah untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Tujuan pemberian alkohol asam 3% adalah meluruhkan warna dari carbol fuchsin, tetapi pada golongan BTA tidak terpengaruh pemberian alkohol asam 0,3% karena memiliki lapisan lipid yang sangat tebal sehingga

alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna merah akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian methylen blue adalah memberi warna background (Pelczar dan Chan, 1986). Mewarnai bakteri yang tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan Ziehl Neelson. Pewarnaan Ziehl Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat kimia yang diberikan. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak mengubah struktur sel bakteri. Perlakuan pencucian dengan menggunakan aquades mengalir bertujuan untuk menutup kembali lemaknya (Pelczar dan Chan, 1986). Reagensia

: Larutan Zat warna karbol fukhsin

Larutan Hc1 Alkohol Oil imersi Methylen blue Alat – alat Mikroskop

:

Ose bulat Objek glass Bunsen Hand skun Masker Pingset Paper lens Tissue Cara kerja :  Mula – mula ambil mikroskop dilemari dengan seksama, kemudian letakkan diatas meja dengan hati – hati  Buka iris diafrogma, kemudian atur cahaya  Ambil objek glass dan dengan bersihkan dengan alcohol agar bebas dari lemak  Beri etiket dan lingkari objek glass dengan spidol permanen kira - kira 1 – 2cm dibelakang objek glass  Oles sampel sputum diatas objek glass dan keringkan pada suhu kamar

 Fixasi diatas api selama 3x berturut – turut  Teteskan karbol fukhsin kuat pada sediaan sambil diuapkan selama 5 menit. Lalu bilas menggunakan aquadest  Kemudia tetesin Hc1 alkohol pada sediaan. Lalu tunggu selama 30 detik kemudian bilas dengan aquadest  Setelah itu teteskan methyien blue pada sediaan dan biarkan selama 2 menit lalu bilas menggunakan auadest.  Tunggu sampai kering dan periksa dibawah mikroskop dengan menggunakan imersi dan pembesaran 100 x.

Hasil pengamatan :

Pewarna BTAada 4 macam 

Pewarna ziehl Neelsen



Pewarna kinyoun



Gabbet



Tan tiam hok

Yang termasuk bakteri tahan asam (BTA) 

Mycobacterium tuberculosis



Mycobacterium leprae



Saprolphil usus

1. Menurut Ziehl Neelsen Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk

membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehlNeelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl – neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru. Alat dan bahan: 

Gelas benda, lampu spirtus, mikroskop



Jarum ose



Akuades steril, larutan Ziehl-neelsen A,B,C



Biakan murni : Stapylococcus aureus, Mycobacterium tuberculosis

Cara kerja a. Bersihkan gelas benda dengan alkohol agar bebas lemak b. Buat preparat smear dari biakkan yang ada secara aseptik c. Preparat smear tersebut dikeringudarakan d. Lakukan fiksasi di atas nyala api spirtus e. Preparat smear di tetesi 2-3 tetes zat Ziehl-Neelsen A dan panaskan di atas nyala api spirtus selama 5-10 menit jaga pemanasan jangan sampai mendidih f.

Cuci dengan air dan tiriskan

g. Tetesi dengan ziehl Neelsen B samapi olesan berwarna merah muda. Lalu cuci dengan air mengalir dan tiriskan. h. i. j. k.

Tetesi dengan zat Ziehl-Neelsen selama 2 menit Cuci dengan air mengalir dan tiriskan Preparat dikeringudarakan Lihat dengan perbesaran kuat+minya emersi

Hasil pengamatan

2.

Menurut Kinyoun Gabbet

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue. Cara Kerja : • Dibuat sediaan kuman dan difiksasi. • Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit • Sediaan dicuci dengan air. • Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit. • Dicuci dan dikeringkan • Diperiksa di bawah mikroskop. Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan dalam kotak sediaan. Interpretasi hasil : BTA : warna merah dan Non BTA : warna biru

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan cat warna kedua bakteri tidak tahan asam berwarna biru. 2.Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2

B. Saran 1. Praktikum pewarnaan BTA tidak hanya dilakukan oleh asisten tetapi juga dapat dilakukan oleh praktikan. 2. Praktikum pewarnaan BTA akan lebih baik jika menggunakan sputum yang bervariasi dari negatif, positif, positif 1, positif 2, dan positif 3 sehingga praktikan dapat mengetahui seberapa banyak BTA pada masingmasing kondisi.

DAFTAR PUSTAKA

Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. Pelczar, M. J. And E. C. S. Chan. 1986. Elements of Mycrobiology. New York : Mc grow-Hill Book Company. Sechlegel, H. G. And Schimt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : UGM Press. Staf pengajar FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binawa Aksara. Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalam Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia. Percobaan tentang transmisi penyakit TBC pertama kali dilakukan oleh Klencke pada tahun 1843. Klencke memproduksi TBC di dalam tubuh kelinci dengan inokulasi jaringan TBC secara intravena. Infeksi oleh kuman TBC juga dibuktikan oleh Villemin pada tahun 1865 dengan cara memproduksi penyakit ini pada kelinci dengan inokulasi jaringan TBC tipe human dan bovine. Dia yang pertama kali mendemonstrasikan perbedaan resistensi kelinci terhadap organisme tipe human dan bovine. Villemin menyimpulkan bahwa TBC adalah penyakit spesifik, TBC disebabkan oleh agen inocilable, penyakit ini dapat menular dari manusia ke kelinci, TBC adalah penyakit yang mematikan. Robert Koch merupakan penemuMycobacterium tuberculosis pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA) (Pelczar dan Chan, 1988). Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan juga memberikan efek terhadap susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem sirkulasi, sistem urogenital, tulang, tulang sendi, dan kulit. Penyakit ini diketahui dapat menyerang semua bangsa burung, mamalia, primata, termasuk manusia. Selain Mycobacterium tuberculosis (tipe human), dikenal juga spesies Mycobacterium bovis, danMycobacterium avium. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium aviumjarang terjadi pada orangutan. Hanya terdapat sekitar 10% laporan kasus TBC pada primata yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis. TBC tipe Human yang paling banyak ditemukan pada primata dan manusia (Sari 2004). Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita TBC. Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna merah. Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan kera. Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar dan Chan, 1988). Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom. Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum: a. Sputum sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik. b. Sputum pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur c. Sputum sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.

Sputum yang telah diperoleh dapat disimpan dalam lemari es selama satu minggu. Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa: a. Mengetahui tekhnik pewarnaan BTA metode Ziehl-Neelsen b. Mengetahui bentuk-bentuk (morfologi) dan sifat BTA TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah a. Membuat sediaan untuk pewarnaan BTA b. Melakukan pengecetan/pewarnaan BTA c. Mengedentifikasi bentuk-bentuk (morfologi) dan sifat BTA pada preparat yang telah dibuat.

BAB II TINJAUN PUSTAKA Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru. Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. Biasanya dipakai untuk mewarnai golongan Mycobacterium (M. tuberculosis dan M. leprae) dan Actinomyces. Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis. Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam. Bahan pemeriksaan TB biasanya berupa sputum yang diambil dari pasien tersangka KP (Koch pulmonum), tetapi dapat pula diambil dari lokasi lain seperti cairan otak (Liquor Cerebro Spinalis), getah lambung, urine, ulkus, dll.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

BAB III ALAT BAHAN DAN METODE KERJA III.1 ALAT o Mikroskop o Ose/lidi o Lampu spritus o Objek gelas III.2 BAHAN o Carbol Fuchsin o Alkohol 70% o methylen blue 0,3% o Minyak Immersi III.3 SAMPEL Sputum/dahak III.4 METODE KERJA 1. Pakailah APD 2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 3. ambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan. 4. Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola. 5. Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan. 6. Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai ke pangkal. 7. Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan. 8. Sputum diratakan 9. Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose. 10. Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai pijar. 11. Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api. Fiksasi dengan cara sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik. 12. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas. 13. Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan. 14. Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap (jangan sampai mendidih) selama 3 menit. 15. Sediaan dibiarkan hingga dingin selama 5 menit. 16. Sediaan dicuci dengan air mengalir.

17. Tuangkan asam alkohol 70% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin hilang. 18. Sediaan dicuci dengann air mengalir 19. Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit. 20. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringkan pada suhu kamar. 21. Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.

1) 2)

1. 2. 3. 4. 5.

Tambahan: Cara pemeriksaan BTA dari sputum dengan oil imersi Teteskan oil imersi pada sediaan sputum lihat pada pembesaran lensa objektif 100x carilah BTA yang berbentuk batang warna merah. Periksa dengan cara mengeser dan membentuk zig zag dari atas kebawah kemudian ulangi dengan berlawanan arah. Pembacaan BTA sputum menggunakan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lp, disebut negatif Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lp, ditulis jumlah kuman yang ditemukan Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lp, disebut + atau (1+) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lp, disebut ++ atau (2+) Ditemukan >10 BTA dlam 1 lp, disebut +++ atau (3+)

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHSAN IV.1 HASIL PENGAMATAN

keterangan : ditemukan BTA berwarna merah berbentuk basil IV.2 PEMBAHASAN Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan ciri khas bagi suatu spesies. Untuk menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus. Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri. Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri tahan asam juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam. Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994). Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994). Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam

dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.

BAB V KESIMPULAN V.1 KESIMPULAN Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan ciri khas bagi suatu spesies. Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna. V.2 SARAN Pengujian tentang Mycobacterium tuberculosis lebih lanjut diharapkan bisa dilakukan dengan metode molekuler dengan teknik PCR yang dapat digunakan secara luas baik di negara maju maupun di negara berkembang karena M. tuberculosis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi paru-paru tuberkulosis yang menjadi perhatian bagi dunia kesehatan. Pada waktu praktikum, asisten seharusnya memberi kesempatan yang sama untuk semua praktikan agar dapat menguasai praktikum dengan sama baiknya.

DAFTAR PUSTAKA http://analiskesehatanmakassar.blogspot.com/2010/04/pewarnaan-bta-zeihl-neelsen.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 23.01 WITA http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 23.50 WITA http://mediblock.blogspot.com/2012/10/pratktikum-mikrobiologi-1-pewarnaan.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 23.52 WITA http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-pewarnaan-tahanasam.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 00.40 WITA Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. [25 Oktober 2012]

anonim. (2012). pewarnaan bakteri tahan asam. [online]. tersedia : http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html. [ 15 januari 2013].

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF