Pemeriksaan Alp Dan Ggt
April 18, 2017 | Author: Risa Rakha | Category: N/A
Short Description
Download Pemeriksaan Alp Dan Ggt...
Description
PEMERIKSAAN ALP dan GGT 1. CITRA MARDIANA 2. ERLINA KUSUMASTUTI 3. HANAN FIZRIAH 4. IIS NURJANATI 5. LUCIA SEFTIANI 6. NUR KHASANNAH 7. RAGIL NOVRI 8. ROSI NUR JANNAH 9. SUCI WULAN SARI 10. WULAN AGUSTINA
Alkaline Phosphatase
PENDAHULUAN • ALP : Enzim yang menghidrolisis air pada suatu ester diphosphate & bekerja optimal pada larutan alkalis
• ALP dibentuk di sel empedu & selaput hati • Ditemukan juga di :
a) hati (bile canaliculi) b) tulang (osteoblast), c)
Intestin (mukosa),
d) ginjal, e) plasenta
• Jika ada kerusakan hati ringan • Penyakit hati akut
ALP agak naik
peningkatan ALP yang jelas
• Pada keadaan pathologis, ALP ditemukan pada : a. Obstruksi intra/ekstrahepatik,
b. Keganasan hati, c. Penyakt hati infiltrative (granuloma), d. Absces hati. e. Penyakit tulang Osteitis deformans
• Untuk mengetahui apakah sudah trjdi disfungsi hati terdapat beberapa pengujian
laboratorium yg perlu dilakukan, misalnya : a) bilirubin
b) leusin aminopeptidase (LAP) c) 5’-nukleutidase (5’-NT),
d) gamma-glutamil transpeptidase (GGTP)
• Dalam keadaan fisiologis, ALP serum meningkat pada : a) bayi & anak-anak aktivitas osteoblastik (pembentukan sel tulang & aktif) b) ibu hamil ALP plasenta yg berpindah dr sirkulasi janin ke ibu • u/ menelusuri pnyebab peningkatan ALP yang tdk jelas dapat dilakukan pemisahan isoenzim ALP spesifik organ/jaringan. • Isoenzim ALP digunakan u/ membedakan penyakit hati &
tulang. • ALP1
menandakan penyakit disbbkan o/ hati
• ALP2
menandakan penyakit disbbkan o/ tulang
Tujuan Pemeriksaan ALP : • Menemukan apakah terjadi gangguan hati atau tulang • Untuk membandingkan hasil pengujian ALP dgn pengujian lab. Lain guna memastikan apakah terjadi gangguan hati/tulang
Metode Pemeriksaan: p-NPP (para-Nitrophenyl Phosphatase)
Prinsip Pemeriksaan : p-NPP + H2O
alkaline Phosphatase
p-Nitrophenol + H3PO4
p-Nitrophenyl Phosphate dihidrolisis menjadi p-Nitropnenol dan Phosphate anorganik. Kecepatan hidrolisis p-NPP sebanding dengan aktivitas alkaline Phosphatase bila dibaca pada panjang gelombang 405 nm.
Alat dan Bahan Alat
• • • • •
Mikropipet 25 μl Photometer λ 405 nm Cuvet Yellow/blue tip Pipet volume
Bahan
• Serum (sampel) • Alkaline phosphatase reagent yang terdiri dari: - p-Nitrophenylphosphate 10.0mM - Magnesium Ions 1.0mM - Buffer(pH10.1±0.1), - activator and binder • Aquabidest
Persiapan larutan kerja • Reagensia ALP
serbuk
dilarutkan dg
Aquabidest sesuai dg volume yg tertera pd label homogenisasikan dg baik . • Larutan ini stabil selama 60 hari pd suhu 2˚- 8˚c & 7 hari pada suhu kamar (18 ˚ - 30 ˚c)
Syarat bahan pemeriksaan : • Spesimen terbaik : Serum • Tidak berasal dari darah yang hemolis • Bila pemeriksaan akan ditunda
serum disimpan
2˚-8˚C • Penundaan pemeriksaan tdk boleh lebih dari 2 hari
Cara Kerja : Masukan ke dalam tabung reaksi Larutan kerja (dihangatkan pada 37 C selama 5 menit)
Test
1,0 mL
Serum 25 μL Campur homogen dan hangatkan pada 30 C / 37 C selama 60 detik. Baca absorbance test (Abs. Test) setiap 60 detik selama 3 menit terhadap blanko udara pada λ 405 nm. Hitung nilai rata-rata dari selisih absorbancenya
Perhitungan : Alkaline Phosphatase (IU/L) = (Abs.Test 2 – Abs. Test 1) + (Abs. Test3 – Abs.Test 2) X F 2 F = 2187
Nilai Normal : • Pada suhu 30˚C : 23 – 88 IU/L • Pada suhu 37˚C : 35 – 123 IU/L
Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan : • Obat tertentu yang dapat meningkatkan/menurunkan kadar ALP dalam serum, misalnya : YANG MENINGKATKAN KADAR ALP : a) albumin IV menaikkan kadar 5-10x dr kadar normal) b) antibiotik (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin) c) kolkisin d) metildopa (aldomet) e) alopurinol f) fenotiazin g) obat penenang h) indometasin i) prokainamid j) beberapa kontrasepsi oral k) tolbutamid l) isoniazid m) asam paraaminosalisilat (PAS)
OBAT YANG MENURUNKAN KADAR ALP : a) b) c)
fluorida oksalat propranolol
GAMMA GT
Pendahuluan Gamma GT • Gama-glutamil transferase, dahulu disebut gama-glutamil transpeptidase. • Enzim ini untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Hanes dalam tahun 1950. • Enzim ini ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung.
• Fungsi enzim ini ialah mengkatalisis pemindahan gugus gamma-glutamil dari suatu peptida yang mengandung gugus tersebut, misalnya glutation, ke peptida lain atau ke asam amino. • GGT serum sangat bermanfaat sebagai penanda patologi hati, seperti ikterus obstruktif, metastatis kanker ke hati, atau kolestasis intrahepatik. • Karena spesifitasnya untuk hati, maka GGT dapat digunakan untuk menentukan apakah peningkatan fosfatase alkali serum berasal dari hati atau tulang.
• Pada ikterus obstruksi, GGT lebih dini meninggi daripada enzim fosfatase alkali dan kenaikan kadarnya juga lebih tinggi. • Pada hepatitis virus, GGT pun lebih cepat meninggi daripada enzim-enzim lainnya dan selama stadium penyembuhan kadar GGT masih terus tinggi. • Maka dari itu, pemeriksaan GGT serum lebih tepat untuk mengetahui proses penyembuhan hepatitis virus • Penginduksi sintetis enzim hati(alkohol, barbiturat, fenitoin) memiliki efek sekunder meningkatkan GGT serum • GGT dapat digunakan dalam menentukan kepatuhan individu mengikuti progam rehabilitasi alkohol.
• Aktivitas GGT dalam serum juga dapat meningkat oleh zat-zat yang dapat merusak jaringan hati seperti karbontetraklorida, etanol, streptokinase dan chlorpromazin. Azathioprin dan Ifosfamid juga dapat menyebabkan peninggian GGT dalam serum. Hal yang sama berlaku pula untuk preparatpreparat estrogen. • Penyakit-penyakit lain yang dapat menyebabkan peninggian aktivitas GGT dalam serum adalah penyakit-penyakit pankreas dan jantung.
• Pada pankreatitis akut GGT serum dapat meninggi sampai 10 kali dari normal, namun peninggian alfa-amilase dan lipase dalam serum masih mempunyai nilai diagnostik yang lebih besar. • Pada karsinoma pankreas nilai GGT serum dapat mencapai 30 kali dari normal tanpa gejala-gejala yang menunjukkan kelainan pada hati • Penyakit jantung juga disertai oleh peninggian aktivitas GGT dalam serum. Dalam klinik dapat dipakai untuk memperkuat diagnosis infark jantung • Penyakit ginjal tidak disertai perubahan aktivitas GGT dalam serum. Oleh karena gamma-glutamil transferase dari sel-sel tubuh ginjal dikeluarkan ke dalam kandung air seni
Tujuan • Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar • Untuk memantau kadar enzim GGT hati selama terjadi gangguan hati dan selama pengobatan diberikan • Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim yang lain guna mengidentifikasikan disfungsi hati
Metode : Kinetik Soluble subtrate, modifikasi Szasz Prinsip • L-ɣ-Glutamyl-3-Carbozy-4-Nitroanilide + Glycylglycine (Ɣ-GT) L-ɣGlutamylglycylglycine + 5-amino-2Nitrobenzoate • Nilai 5-Amino-2-Nitrobenzoate yang terbentuk sebanding dengan aktivitas ɣ-GT dalam serum bila diukur pada panjang gelombang 405 nm dengan reaksi kinetik.
Alat dan Bahan Alat : Bahan : • Kuvet • Reagen kerja • Pipet 1,0 mL • Serum • Mikropipet 50µL • Pemanas 30oC / 37oC • Photometer λ 405 (400-420) • Yellow dan blue tip • Tissue
• Pembuatan larutan kerja Larutkan reagensia dengan pelarut aquabidest sesuai volume pada label botol dan campur dengan baik. Larutan ini stabil selama 21 hari pada suhu 2-8oC dan 3 hari pada suhu kamar (18-30oC) Absorbance larutan blanko reagensia harus < 0,85 bila dibaca terhadap aquabidest pada panjang gelombang 405 (400-420)nm. • Bahan pemeriksaan Spesimen terbaik adalah serum (dari darah yang tidak hemolisis). ɣ-GT dalam serum stabil selama 7 hari pada suhu 2-25oC dan 1 tahun pada suhu -20oC.
Cara Kerja Masukkan ke dalam cuvet
Test
Larutan kerja ( dihangatkan pada 30oC / 37oC selama 5 menit )
1,0 mL
Serum
50 µL
Campur homogen dan hangatkan pada 30oC / 37oC selama 60 detik. Baca Absorbance test setiap 60 detik selama 3 menit terhadap blanko air/udara λ 405nm. Hitung nilai rata-rata dari selisih absorbance nya. ∆ Abs. Test / menit = ( Abs. Test 2 – Abs. Test 1 ) + ( Abs. Test 3 – Abs. Test 2 ) 2
• Faktor : 2211
• Perhitungan : ɣ-GT (IU/L) = (∆ Abs. Test / menit) x Faktor
Nilai Normal 30 oC
37 oC
Pria
8-37 ( IU/ L )
9-54 ( IU/L)
Wanita
6-24 ( IU / L)
8-35 (IU/L)
Masalah Klinis • PENINGKATAN KADAR : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paruparu, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), Diabetes Melitus, hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, kolesistitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik. • Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin).
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : • Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif palsu. • Asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan kadar gamma-GT. • Zat-zat yang dapat merusak jaringan hati seperti karbontetraklorida, etanol, streptokinase dan chlorpromazin. Azathioprin dan Ifosfamid juga dapat menyebabkan peninggian GGT dalam serum.
View more...
Comments