Pembuatan Tablet Vitamin C Dengan Metode Kempa Langsung

December 3, 2017 | Author: megalen | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pembuatan Tablet Vitamin C Dengan Metode Kempa Langsung...

Description

PEMBUATAN TABLET DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG

I.

TUJUAN 

Membuat tablet Vitamin C 100mg dengan metode kempa langsung.



Tablet Vitamin C yang dihasilkan diuji dengan uji mampat serbuk, uji laju alir, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet, uji waktu hancur dan uji friabilitas.

II.

TEORI

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979).

Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet (Lachman,Leon.1994)

Jenis Sediaan Tablet

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : 

Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.



Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan (Tan Hoandan Rahardja,2007)

Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya(Lachman,Leon.1994).

Bahan Pembantu Kempa Langsung 

Pengisi Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.



Adsorben Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi. Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.



Pengikat -

Pengikat bisa berupa gula dan polimer.

-

Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)

-

Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa

-

Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.



Disintegran Fungsinya untuk memecah tablet. Cara pakai :saat granulasi dan paling baik saat sebelum dicetak.



Lubrikan -

Konsentrasi optimum: 1%

-

Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan.



Glidan -

Secara umum, fine silica > Mg stearat> talk murni

-

Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hatihati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Tan, Hoan dan Rahardja,2007)

Evaluasi Granul 

Granulometri Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul. Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.



Bobot Jenis -

Bobot jenis sejati

-

Bobot jenis nyata

-

Obat jenis nyata setelah pemampatan

Kadar Pemampatan = Vo – V500

%T

Vo %T

= Kadar pemampatan

Vo

= Volume sebelum pemampatan

V500

= Volume setelah pemampatan 500 x

%T < 20 atau ^V45

kurang mengalir

(Ansel,U.C.1989)

Evaluasi Tablet 

Visual /Organoleptik, meliputi bau, rasa dan rupa.



Sifat fisika kimia 1. Keseragaman ukuran a.

Keseragaman tebal

b.

Keseragaman diameter

2. Kekerasan 3. Friabilitas

Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.

4. Keragaman sediaan a. Keragaman bobot b. Keseragaman kandungan 5. Waktu hancur 6. Uji kadar zat aktif (Ansel,U.C.1989)

Penyimpanan Tablet

Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih (Wade, Ainley and Paul, 1994)

III.

ALAT DAN BAHAN

Alat a) Neraca elektronik

b) Gelas ukur

c) Bikar gelas

d) Batang pengaduk

e) Termos pemanas air

f) Mangkuk besar

g) Sendok nasi

h) Mesh 16

i) Friabilitor

j) Alat uji waktu hancur

k) Hardness tester

l) Kertas perkamen

Bahan a) Vitamin C b) Supertab c) PVP d) Talkum e) Asam Stearat

IV)

PROSEDUR

Semua bahan iaitu Vitamin C,Supertab, PVP, Talkum dan Asam Stearat ditimbang. Supertab di ayak terlebih dahulu. Semua bahan dicampurkan, kecuali asam stearat harus digerus terlebih dahulu karena asam stearat dapat membentuk granul jika tidak digerus. Sebelumnya dilakukan uji LOD (Loss on drying) untuk melihat kadar air untuk Vitamin C, Supertab

dan PVP.

Pada mulanya, serbuk

ditimbang sebanyak 10 gram. Setelah menimbang, serbuk tersebut dimasukkan ke dalam alat tap density tester untuk menguji kemampatan serbuk. Volume awal dan volume akhir dicatat. Hasil yang didapati dikira dengan formula:-

P nyata= P mampat= Kompresibilitas=

Serbuk ditimbang sebanyak 25 gram dan kemudian dimasukkan ke dalam powder flow tester. Holder tersebut ditutup. Secara bersamaan, holder dibuka dan stopwatch dinyalakan. Stopwatch dimatikan setelah seluruh serbuk mengalir keluar dan dihitung sudut istirahat. Setelah melakukan evaluasi serbuk, lalu dilakukan pencetakan tablet dengan menggunakan alat Punch and Die dengan diameter 8 nm dan berat tablet sebanyak 200 mg. Tablet-tablet yang telah dihasilkan semasa pencetakan dikira. Ditimbang masingmasing 20 tablet untuk pengujian ini. Disiapkan 20 tablet untuk pengujian ini.Satu per satu tablet diukur diameter dan tebalnya dengan menggunakan jangka sorong. Setiap pengukuran tablet dicatat. Disiapkan sejumlah 20 tablet dan masing-masing dimasukkan ke dalam alat penyangga. Tombol start ditekan dan diamati kekerasan tablet

masing-masing

tersebut.

Tombol

stop

ditekan

untuk

mengembalikan ke angka 0. Disiapkan sejumlah 32 tablet dan ditimbang tablet tersebut. Kemudian,dimasukkan ke dalam alat Friabilitas.Tombol ON ditekan dan diputar selama 4 menit.Setelah 4 menit,tombol OFF ditekan. Disiapkan sejumlah 6 tablet dan dimasukkan ke dalam cakram. Kemudian cakram tersebut ditutup dan dimasukkan ke dalam alat disintegrasi. Diamati tablet tersebut hingga hancur sempurna dan waktu tersebut dicatat.

V)

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

R/

Vitamin C

50 g

Supertab

42 g

Talkum

2g

PVP

4g

Asam Stearat

2g

Tablet Vitamin C 100 mg Batch

: 500 tablet

Berat tablet

: 200 mg (diameter 8mm, cembung)

Perhitungan

Data

Evaluasi Serbuk

a) Uji Alir Masa

= 7 detik

Tinggi

= 3 cm

Diameter = 13.7 cm Laju alir

= = (3/7) = 0.429

Sudut Istirahat = tan θ = tan (jari-jari/tinggi) = tan (3/685) = 23.65°

b) Uji Kemampatan VAwal

= 39 ml

VAkhir

=32 ml

P nyata

= (m/Vawal) = (25/39) = 0.641

Pmampat = (m/Vakhir) = (10/14) = 0.7813

Kompresibilitas = =

x 100% x 100%

= 17.96%

c) Friabilitas Berat awal = 6.345 gr Berat akhir = 5.94 gr

% = 100% x [1- (Bakhir/Bawal)] = 100% x [1- (5.94/6.345)] = 6.38 %

Evaluasi Tablet

a) Bobot Tablet 208

196

202

199

204

209

211

199

196

205

200

200

197

200

199

205

189

198

200

200

b) Diameter Tablet (1.46+1.41+1.42+1.42+1.49+1.42+1.49+1.42+1.40+1.41+1.44+1.42+ 1.45+1.43+1.42+1.43+1.42+1.42+1.42+1.47) / 20 = 1.43 mm ( rata2 diameter masing2 tablet)

c) Ketebalan Tablet = (3.99 + 3.98 + 3.96 + 3.99 + 3.98 + 3.94 + 3.98 + 4.03 + 3.98 + 3.94 + 3.95 + 3.98 + 4.00 + 4.00 + 4.03 + 3.98 + 3.97 + 4.01 + 3.97 + 3.97 ) / 20 = 3.83 mm ( rata2 ketebalan masing2 tablet)

d) Kekerasan Tablet = (25 + 32.5 + 35 + 30 + 32.5 + 22.5 + 30 + 30 +20 + 45 + 25 + 27.5 + 37.5 +37.5 + 32.5 + 32.5 + 30 + 22.5 + 25 + 30) / 20 = 30.13N ( rata2 kekerasan masing2 tablet)

e) Waktu Hancur = 3 detik

VI)

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini tablet yang akan dibuat berisi zat aktif Vitamin C 50 g dengan menggunakan metode kempa langsung yang merupakan metode dari pembuatan dan pencetakan tablet. Tablet Vitamin C dikenal sebagai salah satu vitamin yang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Tujuan dari metode kempa langsung ini untuk menghindari berbagai masalah yang timbul pada granulasi basah maupun granulasi kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Metode Kempa Langsung biasanya dilakukan untuk bahan-bahan obat yang mempunyai daya kompresibilitas tinggi dan daya alir yang tinggi.

Komposisi tablet kelompok kami ialah zat aktif (Vitamin C) 50 gram, zat pengisi-pengikat (Supertab) 42 gram, dan zat pelincir asam stearat dan Talc masing-masing 2 gram.

Bahan pembantu (eksipien) yang digunakan pada pembuatan tablet Vitamin C kali ini adalah Supertab, asam stearat dan Talc. Supertab berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat dalam bentuk

kering dan serbuk. Kemampuan supertab sebagai zat pengisi cukup tinggi karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan membuat padatan partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Supertab menghasilkan kerapatan mampat yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang memenuhi standar yang diharapkan

.

Penggunaan supertab memberikan banyak keuntungan karena selain fungsinya sebagai pengisi pada granulasi basah maupun cetak langsung, juga dapat berfungsi sebagai self-lubrikan, adsorben, anti adheren, dan mampu memberikan daya integrasi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan produksi skala besar dengan metode kempa langsung dalam industri farmasi. Bahan ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pembuatan tablet secara komersial. Rentang konsentrasi supertab sebagai pengisi adalah 30 – 80% dari berat total tablet, sebagai disintegran 5 – 15%, sebagai adsorben 20 – 85% dan sebagai anti adheren 5 – 20%. Pada percobaan dipakai supertab sebanyak 42 gram, jadi memenuhi syarat sebagai pengisi. Disamping itu juga memenuhi sebagai disintegran, adsorben, dan anti adheren.

Pemilihan Supertab mampu memberikan daya adhesi pada massa serbuk pada tablet kempa serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu sedikit, dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat terlalu banyak akan membentuk tablet yang keras dan susah hancur. Supertab selain berfungsi sebagai zat pengikat juga sebagai disintegran yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan

disintegran, cara penambahan, dan derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur tablet.

Talkum dalam formulasi digunakan sebagai glidan, sebanyak 0,5% dimana rentang konsentrasi sebagai glidan adalah 0,5 – 1%. Namun

demikian

Talkum

juga

berfungsi

sebagai

adsorben,

disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talkum memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung.

Asam stearat digunakan sebagai lubrikan sebanyak 1 % sedangkan rentang penggunaannya sebagai lubrikan adalah 1 – 10%. Penggunaan Asam stearat ini dalam jumlah yang cukup kecil karena zat tambahan lain juga mempunyai sifat lubrikan. Tujuan penambahan adalah untuk mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu juga berguna untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Penambahan lubrikan yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet.

Sebelum ditimbang bahan-bahan diayak terlebih dahulu untuk menyeragamkan ukuran partikel karena selama penyimpanan ada kemungkinan terjadinya penggumpalan. Distribusi ukuran partikel berpengaruh

pada

sifat

fisika

dan

kimia

serbuk,

sehingga

mempengaruhi homogenitas tablet akhir dan kestabilan produk.

Setelah diayak dan ditimbang, bahan – bahan tersebut dicampurkan dalam kantong plastik. Penambahan asam stearat diberikan terakhir agar dapat melapisi semua bahan. Ukuran yang relatif seragam memudahkan proses pencampuran karena antara partikel yang satu dengan partikel yang lain akan memiliki peluang yang sama untuk bercampur. Pencampuran harus berlangsung secara diffusive mixing, yaitu perpindahan yang terjadi bukan perpindahan secara kelompok tetapi perpindahan masing – masing partikel secara difusi. Jika yang terjadi perpindahan secara berkelompok, campuran akan sulit menjadi homogen. Sifat fisik masing-masing bahan dalam obat tersebut merupakan hal yang sangat kritis, adanya perubahan sedikit atau kesalahan perbandingan komposisi dapat mengubah sifat alir dan kegagalan proses pengempaan. Vitamin C sangat peka terhadap cahaya dan kelembaban, maka jika disimpan dalam ruangan dengan kelembaban tinggi zat tersebut akan menjadi basah. Zat yang basah mempunyai daya alir yang buruk, sehingga akan mengganggu dalam proses pencetakkan dalam mesin tablet bahkan dapat merusak mesin tablet.

Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak. Sebelumnya disisihkan sejumlah serbuk untuk uji kemampatan dan laju alir. Serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk.

Sebanyak 25 g serbuk diuji laju alir dan sudut istirahat, dimana diperoleh laju alir 7s dan sudut istirahat 23,65 °. Dengan sudut istirahat demikian, serbuk digolongkan mempunyai sifat alir yang baik dan ia memenuhi syarat.Dimana laju alir serbuk harus kurang dari 25 °. Sedangkan dari uji kompresibilitas diperoleh volume nyata = 39 ml dan volume mampat = 32 ml . Kompresibilitas yang didapati ialah 17,96%. Sifat alir ini akan mempengaruhi dapat tidaknya tablet dikempa. Pada saat pencetakan terbukti bahwa tablet dapat dicetak dengan baik.

Serbuk kemudian dicetak menggunakan alat single punch tablet press. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan tablet cetak langsung, antara lain pemilihan eksipien pengisi-pengikat, dimana eksipien yang dipilih harus sesuai dengan zat aktif,

memiliki

kemampuan

kompresibilitas,

daya

alir,

dan

kemampuan sebagai pelincir yang baik dan sesuai. Faktor lain adalah homogenitas ukuran serbuk yang akan berpengaruh terhadap proses pencampuran.

Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas. Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian ini diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat.

Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk pengontrolan berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada diluar rentang yang diinginkan, alat pencetak dapat diatur kembali. Setelah semua serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan. 

Uji Keseragamaan Bobot

Diambil sebanyak 20 tablet kemudian ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Selanjutnya tablet tersebut ditimbang satu persatu dan dihitung persentase masing-masing dengan syarat. Berat tablet yang diperoleh adalah 189 mg sampai 209 mg, dengan berat rata – rata 200,2 mg. Persentase penyimpangan bobot tablet terhadap bobot rata-rata tablet juga memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Depkes RI (1979) yaitu tidak boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B Penyimpanan bobot rata Bobot rata – rata

– rata dalam % A

B

25 mg atau kurang

15%

30%

26 mg sampai dengan

10%

20%

75%

15%

5%

10%

150 mg 151 mg sampai dengan 300 mg Lebih dari 300 mg

Berat

tablet

ini

dinyatakan

masih

memenuhi

syarat

keseragaman bobot tablet, dimana penyimpangan berat yang diizinkan adalah 75%. 

Uji Keseragamaan Ukuran Selain Uji Keseragamaan Bobot, dilakukan Uji Keseragamaan

Ukuran. Diambil 10 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya satu per satu menggunakan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya. Tebal dan diameter rata – rata tablet yang dicetak masing – masing 3.83 mm dan 1,43 mm. Hal ini sudah memenuhi persyaratan farmakope bahwa diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. 

Uji Kekerasan Tablet Tahap evaluasi selanjutnya adalah uji kekerasan tablet

Kekerasan tablet yang cukup serta tahan penyerbukan dan kerenyahan merupakan persyaratan penting bagi penerimaan konsumen Tujuan dari dilakukannnya uji kekerasan ini adalah untuk mengetahui kekuatan tablet dimana tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai

guncangan mekanik

pada saat

pembuatan

pengepakan dan pengepalan Selain itu tablet juga harus dapat bertahan terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen Kekerasan tablet sangat penting diperhatikan terutama untuk produk yang mempunyai masalah bioavailabilitas nyata atau potensial serta pada produk yang sensitif atas gangguan pada profil penglepasan pelarutan sebagai fungsi dari tenaga kerja yang digunakan. Pengujian dilakukan terhadap 20 tablet, dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit

kemudian dijepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran pada sebuah sekrup, tablet akan pecah dan dibaca penunjukan skala pada alat tersebut. Kekerasan tablet yang ideal ± 70 N. Kekerasan rata – rata tablet yang didapat adalah 30,13N, dinilai cukup baik untuk tablet dengan berat lebih kurang 200 mg. 

Uji Waktu Hancur

Bejana diisi dengan air suling bersuhu 36-38C, dan volume diatur sedemikian rupa, sehingga pada kedudukan tertinggi kawat kasa tepat berada di atas permukaan air dan pada kedudukan terendah mulut keranjang

tepat

di

permukaan

air.

Enam

buah

tablet

dimasukkan satu per satu ke dalam masing-masing keranjang, kemudian keranjang diturunnaikkan secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Farmakope Indonesia III menyebutkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit Dalam praktikum uji waktu hancur yang dilakukan tablet hancur dalam waktu 3 menit sehingga memenuhi persyaratan waktu hancur. 

Uji Friabilitas

Untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap benturan dan gesekan, dilakukan uji friabilitas . Hal ini sangat penting terutama pada saat pengemasan dan pendistribusian. Sesuai persyaratan untuk tablet dengan berat kurang dari 650 mg, dilakukan uji terhadap

sejumlah tablet yang beratnya setara dengan 6,5 g. Friabilitas tablet diperoleh sebesar 6,38 %, tidak memenuhi syarat friabilitas tablet yaitu tidak kurang dari 1%. Jadi dapat dikatakan bahwa tablet tidak memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan dan gesekan dan menunjukkan bahwa tablet tersebut tidak cukup baik stabilitasnya dalam pengemasan dan penyimpanan. Kejadian ini, kemungkinan karena waktu yang diputar kurang dari 3 menit.

Tablet

Vitamin

C

sebagai

antioksidan kuat

farmakokinetik yang baik pada pemberian peroral.

memiliki

Dari beberapa

penelitian diperoleh t ½ dari vitamin C yaitu 10 jam pada orang dewasa normal . Maka dalam hal ini waktu hancur tablet sangat mempengaruhi. Perbandingan komposisi zat pengisi-pengikat dan zat pelincir harus benar-benar tepat untuk menghasilkan tablet yang laju disintegrasi yang baik dalam saluran cerna, juga tidak mudah rapuh pada penyimpanan. Perlu diperhatikan bahwa penambahan zat pelincir yang berlebihan akan menurunkan laju disintegrasi dan disolusi tablet. Dalam penggunaan supertab perlu ditambahkan zat pelincir agar daya alirnya baik karena serbuk tidak mengalir, daya alir ini mempengaruhi keseragaman bobot sehingga dapat mempengaruhi dosis dan juga efek terapi

Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet berguna untuk pengawasan mutu. Hal ini dilakukan selama proses produksi secara periodik karena akan melibatkan biaya yang sangat besar apabila pada akhir produksi ternyata menghasilkan tablet yang tidak memenuhi persyaratan.

Syarat-syarat tablet yang baik, adalah sebagai berikut : o

Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat pengemasan dan distribusi.

VII)

o

Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat.

o

Tablet dapat terbioavailable.

o

Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.

o

Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.

KESIMPULAN 

Tablet Vitamin C 100 mg dibuat dengan metode kempa langsung.



Tablet Vitamin C yang dibuat telah diuji dengan uji mampat serbuk, uji laju alir, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet, uji waktu hancur dan uji friabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, U.C.1989. Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV, Jakarta: UI Press

Depkes RI. 1979&1995. Farmakope Indonesia edisi III dan IV, Jakarta:Dirjen POM

Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III, Jakarta: UI Press

Sujja-areevath, J, Munday, D, Cox, P, Khan, K. Relationship between swelling, erosion and drug release in hydrophilic natural gum minimatrix formulations, Eur. J. Pharm. Sci., 1998, 6, 207–217.

Taketomo, Carol K. Pediatric Dosage Handbook.Ed VIII.2001.USA; American Pharmaceutical Association.

Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. 2007. Jakarta; Elex Media Komputindo.

Wade, Ainley and Paul J Weller.Handbook of Pharmaceutical excipients.Ed II.1994.London; The Pharmaceutical Press.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF