Pembelahan Sel Dan Pewarisan Sifat
November 22, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Pembelahan Sel Dan Pewarisan Sifat...
Description
Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah yang membahas tentang “ Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat” disusun untuk melengkapi tugas mata kulah umum biologi dasar semester kedua du universitas hasanuddin. Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada orang tua yang selalu memberikan kami semangat, dosen pembimbing yang telah memeberikan kami arahan serta teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini.
Makassar, 20 Februari 2015
Tim Penulis
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 1
DAFTAR ISI Kata Pengantar..............................................................................................................1 Daftar Isi.......................................................................................................................2 Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................3 I. II. III.
Latar Belakang..................................................................................................3 Tujuan Penulisan...............................................................................................4 Manfaat Penulisan.............................................................................................4
Bab 2 Pembahasan........................................................................................................5 I. II.
III.
Pembelahan Sel.................................................................................................5 a. Pembelahan Mitosis....................................................................................5 b. Pembelahan Meiosis...................................................................................7 Pewarisan Sifat................................................................................................11 1. Hukum Mendell.........................................................................................12 2. Penyimpangan Semu Hukum Mendell......................................................14 3. Determinan Seks........................................................................................19 4. Hereditas Pada Manusia............................................................................19 Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat.................................20 1. Pembentukan Gamet Pada Hewan Tingkat Tinggi dan Manusia ( Gametogenesis )......................................................................................20 2. Pembentukan Gamet Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi..............................22
Bab 3 Penutup.............................................................................................................24 I. II.
Kesimpulan......................................................................................................24 Saran................................................................................................................24
Daftar Pustaka.............................................................................................................25
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 2
Bab 1 Pendahuluan
I.
Latar Belakang Amatilah foto keluarga anda, adakah persamaan ciri antara anda dan anggota keluarga yang lain ? Apakah itu bentu mata, warna kulit, bentuk rambut atau pun bentuk hidung. Darimanakah asal semua asal perbedaan tersebut ? Setiap anak individu atau anak memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama atau hamper sama dengan kedua orang tuanya. Hal itu disebabkan sifat-sifat yang dimiliki kedua orang tuanya pasti diwariskan atau diturunkan kepada keturunananya. Pewarisan sifat kepada anak dari orang tua dikenal juga dengan hereditas. Hereditas dimulai dari proses pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel merupakan faktor penting dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu ( uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 3
antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin. Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis). II.
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas biologi serta mengetahui proses pembelahan sel, pewarisan sifat serta hubungan diantara keduanya.
III.
Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan makalahnya. Dari penulisan makalah ini pula diharapkan mahasiswa mengambil manfaat seperti: a. Dapat memahami proses pembelahan mitosis dan meiosis. b. Dapat memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat. c. Dapat menjelaskan keterkaitan antara pembelahan sifat dengan pewarisan sifat.
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 4
Bab 2 Pembahasan I.
Pembelahan Sel Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel guna memperbanyak jumlah sel dan mempermudah fungsi dari sel itu sendiri. Dilihat dari prosesnya pembelahan sel dibagi atas dua yaitu : a. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh ( sel somatic ). Pada pembelahan sel yang menghasilkan sifat krmosom berpasangan ( 2n ) ini terjadi proses pembelahan nucleus dan tiap-tiap anakan menerima 1 set kromosom. Satu set kromoso tersebut berbentuk benang-benang halus yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya. Mitosis berfungsi mempertahankan factor genetic dari generasi ke generasi berikutnya tetap normal dan menjaga sel
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 5
anakan yang terbentuk tetap memiliki sifat induknya. Ciri-ciri pembelahan mitosis antara lain : a. Pembelahan berlangsung satu kali; b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah; c. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk, yaitu 2n (diploid); d. Sifat sel anak sama dengan sel induk; e. Terjadi pada sel tubuh ( sel somatic) misalnya pada jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambiun. f. Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak selsel seperti pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak; g. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase, namun secara umum tahaptahap pembelahan sel akan kembali ke tahap semul sehingga membentuk siklus sel.
Ada empat fase dalam pembelahan mitosis yaitu profase, metaphase dan telofase. Masa di antara pembelahan sel disebut Interfase. 1. Profase Pada awal profase, sentrosom mengalami replikasi sehingga dihasilkan du sentrosom. Selanjutnya, setiap sentrosom bermigrasi ke kutub-kutub inti sel yang berlawanan. Pada saat bersamaan, mikrotubulus mulai terlihat di antaradua sentrosom dan membetuk benangbenang geledong. Pada sel hewan, tiap sentrosom memiliki sepasang badan silindris yang disebut sentriol, sel tumbhan tidak memilki sentriol. 2. Metafase. Pada tahap ini, kromatid-kromatid bersaudara bergerak ke bidang equator dan membentuk lempeng metaphase. Setiap sentromer memiliki dua kinetekor, yang masing-
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 6
masing dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor yang melekat pada sentromer. 3. Anaphase. Pada tahap ini setiap kromatid memisakan diri dari sentromer dan setiap kromosom membentuk sentromer.setiap kromosom ditarik oleh serabut kinetokor sehingga terpisah dan bergerak menuju kutub-kutub yang berlawanan. Sitokinesis mulai terjadi pada akhir anaphase. 4. Telofase. Tahap ini dimulai ketika masing-masing kromosom telah sampai pada kutub-kutub yang berlawanan. Pada tahap ini, benang-benang gelendong tidak terlihat lagi dan kromosom menjadi panjang, tipis, serta tidak dapat dilihat dengan jelas. Kromosom telah berubah menjadi kromatin. Membran inti telah terbentuk dan sitokinesis telah lengkap. Pada akhir telofase dihasillkan dua sel anak yang identic denegan sel induknya. Setelah tahap telofase maka sel akan memasuki tahap interfse. Inerfase adalah ahap istirraht di antara dua pembelahan sel . interfase merupakan tahap terlama dalam siklus sel. Selama interfase, sel-sel melaksanakan fungsinya seperti biasa, b. Pembelahan Meiosis. Pembelahan ini terjad pada sel-sel kelamain, yaitu sperma dan ovum. Tujuannya untuk menjaga agar keturunan hasil reproduksi seksual tetap memiliki jumlah kromsom yang sama dengan induknya. Oleh sebab itu, pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom induk sehingga di sebut juga pembelahan reduksi. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut: a. Pembelahan berlangsung dua kali. b. Jmlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n ( haploid) d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 7
e. Terjadi pada sel kelamin ( sel Gamet) 1. Fase-fase pembelahan meiosis Terjadi 2 kali pembelahan, dimana meiosis I dengan meiosis II tanpa interfase.
a. Profase I 1) Leptoten, benang-benang kromatin memendek dan menebal serta mudah menyerap zat warna ( pembentukan kromosom) 2) Zigoten, sentrosom membelah menjadi dua. Tiap-tiap belahan bergerak kearah kutub yang berlawanan. Sementara itu kromosom yang homolog saling berpasangan. Peristiwa yang terakhir disebut sinapsis. 3) Pakiten, tiap kromosom membelah diri menjadi dua kromatid. Peristiwa ini disebut duplikasi kromosom. Sehingga, pada setiap kelompok sinapsis terdapat 4 kromatida tetapi masih dalam satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad. 4) Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan memisahkan diri dan terjadi pindah silang (crossing over). 5) Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah sampai pada kutub yang berlawanan. Dari sentriol ini terbentuk gelendong pembelahan. Sementara itu, membrane inti nucleus mulai lenyap. b. Metafase I
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 8
1) Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada serat geledong melalui sentromernya. 2) Kromosom homolog terus bergandengan. c. Anafase I 1) Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub yang berlawanan. 2) Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu untuk satu kromosom d. Telofase I 1) Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali. 2) Dinding inti dan nucleus terbentuk kembali. 3) Nucleolus dan dinding inti menghilang. 4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawan. 5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
e. Profase II 1) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid. 2) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami duplikasi lagi. 3) Nukleolus dan dinding inti menghilang. 4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan. 5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan. 6) f. Metafase II Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 9
Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya. g. Anafase II Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. h. Telofase II 1) Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali. 2) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali. 3) Serat-serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali. Dari penjelasan tentang pembelahan sel secra mitosis dan meiosis maka dapat dubuat table perbandingan antara keduanya yang dapat di lihat di bawah ini. N o 1
Mitosis
Meiosis
Pembelahan yang memisahkan sister kromatid
Tahap pertama adalah pembelahan kromosom reduksi yang memisahkan kromosom homolog pada anafase I, sister kromatid memisah pada anafase II Dua kali pembelahan tiad daur yaitu dua pembelahan sitoplasma, satu pembelahan setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti pembelahan kromosom yang sama. Kromosom berpasangan dan membentuk kias mata, pertukaran genetic terjadi kromosom homolog.
2
Satu pembelahan tiap daur, yaitu satu pembelahan kromosom yang sama.
3
Kromosom tidak berpasangan biasanya tidak terbentuk kias mata, tidak terjadi pertukaran genetic antara kromosom homolog. Dari satu sel dihasilkan 2 sel anak.
4 5
Kandungan genetic dari hasil mitosis identik.
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 10
Ari satu sel dihasilkan 4 sel anak tiap daur. Kandungan genetic dari proses meiosis berbeda, kromosom dapat merupakan turunan dari kromosom induk atau bapaknya dengan kombinasi yang bermacam-macam karena adanya pengelompokkan secara rambang dan
derajat pindah silang.
II.
Pewarisan Sifat Pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut genetika. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan sifat maka perlu diketahui istilah- istilah yang berkaitan dengan genetika sebagai berikut: 1. Parental ( Induk) P : parental berarti induk atau orang tua. 2. Filial ( Turunan) F : keturuna yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. 3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya. 4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dikalahkan atau ditutupi oleh sifat pasangannya. 5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe 6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. 7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari suatu kromosom homolog. 8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama. 9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama. 10. Pembastaran : perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda. Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hokum sebagai dasar pengembangan genetika modern oleh bapak genetika bernama Gregor Johann Mendel (1822-1884). Seorang biarawan dan ahli botani dari Austria. Hukum tersebut disebut sebagai : 1. Hukum Mendell Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada keturunannya melalui gamet dengan aliran tertentu. Prinsip-prinsip pewarisan sifat telah dikemukakan oleh Mendell. Hukum Mendell dibagi menjadi 2 yaitu :
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 11
a) Hukum Mendell I Hukum Mendell I ( hokum segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas. Contoh percobaan Mendell I: 1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda (monohibrida) yaitu antara kab\pri berbiji bulat dengan berbiji keriput. Sifat bulat dominan terhadap keriput. Komposisi Gen B : gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b b : gen untuk sifat keriput P1 : BB ( Bulat) x bb (Keriput) F1 : F1 x F1 Bb x Bb Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b, B dan b B BB ( bulat ) Bb ( bulat ) = bulat : keriput; 3 : 1 = BB : Bb :bb : 1 : 2 : 1
B B Rasio Fenotipe Rasio genotype
b Bb ( bulat ) bb ( Keriput )
2) Backcross, yaitu menyilangkan atau mengawinkan individu hasol hybrid ( F1) dengan salah satu induknya Sifat biji pada kacang kapri P : BB ( tinggi ) X bb ( Rendah ) F1 : Bb ( Tinggi ) Backcross a) Bb ( bulat ) X BB ( Bulat sebagai induk ) B B BB ( bulat ) Hasil backcross maka : 100% bulat
b Bb ( bulat )
b) Bb ( Bulat ) x bb ( keriput sebagai induk ) B B Bb ( bulat ) Hasil rasio fenotype backcross Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 12
b bb ( keriput )
Bulat : keriput = 1 : 1 3) Sifat intermediate (semidominan atau kodominan ) 4) Intermediate adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana sifat dominan tidak mampu menutupi sifat diantara keduanya. Hal ini disebabkan beberapa gen tidak dominan dan juga tidak resesif a) Hukum Mendell II Hokum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tidak tergantung dengan yang lain. Contoh percobaan hokum mendell II : Mendell melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji. B : bulat, dominan terhadap keriput b : keriput K : kuning, dominan terhadap hijau k : hijau penyelesaian : P : BBKK ( Bulat kuning ) X bbkk ( keriput hijau ) Gamet : BK x bk F1 : BbKk ( bulat kuning ) P2 : F1 X F1 P2 : BbKk x BbKk Gamet : BK, Bk BK, Bk bK, bk bK, bk F2: BK Bk bK BK BBKK BBKk BbKK Bk BBKk BBkk BbKk bK BbKK BbKk bbKK Bk BBKk BBkk BbKk Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2 adalah : Kotak Nomor
Genotipe
Fenotipe
1 2,5 3, 9 4, 7, 10, 13 6 8,14
BBKK BBKk BbKK BbKk BBkk Bbkk
Bulat Kuning Bulat Kuning Bulat kuning Bulat kuning Bulat Hijau Bulat hijau
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 13
bk BbKk Bbkk bbKk Bbkk
11 12, 15 16
bbKK bbKK Bbkk
Keriput kuning Keriput kuning Keriput hijau
Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9:3:1. Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2 untuk fenotipe dan genotype. 2. Penyimpanan Semu Hukum Mendell Perbandingan rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid menurut mendell adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat sendiri-sendiri. Namun, kenyataannya ada kalanya gen-gen saling berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen-gen lain. Gen-gen itu mungkn terdapat pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Dengan demikian maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walupun sebenarnya masih mengikuti hokum mendell. Macam penyimpangan semu hokum mendell: a. Interaksi beberapa Pasangan Gen ( Atavisme )
Sebagai contoh adalah terlihat pada bentuk pial ( jengger ) ayam. Sifat jengger ini menurun dan dikenal ada 4 macam bentuk jengger pada ayam yaitu : a. Pial Ros ( Mawar atau gerigi) = R – pp b. Pial biji (pea atau kacang) = rrPc. Pial bilah ( tunggal ) = rrpp d. Pial Walnut ( sumpel ) = R-P- pial walnut disebabkan interaksi gen R dan Gen P. Pial bilah tidak mengandung gen R dan P Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 14
Peyimpangan mini memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:3:1 b. Polimeri Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varitas gandum yang berbiji merah dan berbiji putih. P1 : M1M1M2M2 (merah) x m1m1m2m2 (putih) Gamet : M1M2 m1m2 F1 M m M m (merah muda) : 1 1 2 2 Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2 Dari hasil persilangan, semua gandum yang mengandung factor M berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan bervariasi tergantung dari banyaknya factor M yang du kandung, sedangkan yang tidak mengandung factor M berwarna putih. Gandum dengan 4 faktor M berwarna merah sekali; 3 faktor M berwarna merah gelap; 2 faktor M berwarna merah muda; 1 faktor M berwarna merah terang. maka rasio fenotipe = merah : putih = 15 : 1. Peristiwa polimeri pada manusia dapat terjadi pada warna kulit. c. Kriptomeri
a) Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu factor dominana ( gen domina ) seolah-olah tersembunyi bila berada bersama-sama Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 15
factor dominan (gen dominan) lainya dan baru tampak bila tidak berada bersama factor penutup tersebut. b) Sebagai contoh adalah pembastaran antara bunga Linaria maroccana merah dengan yang berbunga putih. Warna bunga disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam air sel. Bila pH rendah ( lingkungan asam) akan berwarna merah dan bila pH tinggi (lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa bunga akan berwarna putih. Kriptomeri memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:4. d. Epistasis dan Hipostasis Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa dimana dua factor yang bukan pasangannya dapat memengaruhi bagian yang sma dari suatu organisme. Factor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis, sedang sifat yangditutupi disebut hipostasis Sebagai contoh adalah pembastarangandum berkulit hitam dengan gandum berkulit kuning. P1 : HHkk (hitam) X hhKK (kuning) Gamet : Hk hK F1 : HhKk ( hitam) : HhKk x HhKk Gamet : HK, Hk, HK, Hk hK, hk hK, hk F2 : H-K- = 9 (Hitam) hhK- = 3 (kuning) : H-kk = 3 (hitam) hhkk = 1 (Putih) Keterangan : - Factor H ( hitam) dominan terhadap h ( pulih ) - Factor K ( Kuning) dominan terhadap k ( putih ) - Factor H menutup factor K sehingga factor H disebut epistasis dan factor K disebut hipostastis. Maka rasio fenotipe dalam hitam:kuning:putih= 12:3:1.
epistasis
hipostatis
antara
e. Gen Komplementer Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Bila salah satu gentak tak ada maka pemunculan suatu sifat tidak sempurna atau tertutupi. Peristiwa ini memiliki fenotipe = 9 : 7. f. Pautan Gen ( Gen Lingkage )
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 16
Pautan adalah peristiwa dimana gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama tak dapat memisah diri secara bebas pada peristiwa pembelahan meiosis. Hal ini disebabkan letak gen-gen dalam kromosom (lokus) yang berdekatan berkecendrungan untuk memisah bersamasama. Adanya peristiwa pautan (lingkage) merupakan salah satu sebab penyimpangan perbandingan pada keturunan menurut mendell. Vontoh peristiwa pautn yaitu pada drosophila melanogaster memiliki 4 pasang kromosm dalam inti selnya dan memiliki gen yang semua berada pada kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. individu dengan genotype BbVv (tubuh kelabu sayap panjang) jika mengalami pembelahan meiosis pada saat pembentukan gamet akan dihasilkan 4 macam gamet, yaitu : BV, Bv, bV, dan bv. Tetapi jika individu tebeut mengalami pautan antar B dan V maka hanya akan menghasilkan 2 macam gamet yaitu BV dan bv saja. g. Pindah Silang ( Crossing Over ) Pindah silang adalah peristiwa berukarnya ge atau gen-gen suatu kromatida gen-gen kromatida homolognya karena saling melilit satu dengan yang lainnya. Pindah silang ini terjadi pada saat meiosis 1 pada akhir profase. Makin jauh jarak antara 2 gen dalam kromosom makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Akibat pindah silang , jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1:1. Macam gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi 4 macam. Dua gamet memiliki gen-gen seperti pada induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe parental. Dua gamt lainnya berbeda dengan induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe rekombinasi. Dengan terbentuknya keturunan tipe parental dan rekombinasi, besarnya nilai pindah silang ( NPS ) dapt dihitung. NPS adlah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang. Fakor-faktor yang mempengaruhi pindah silang, antra lain : a. Suhu , semakin tinggi atau semakin rendah suhu semakin besar persentase pindah silang. b. Usia, semakin tua semakin sedikit pindah silang. c. Zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan, dapt memperbesar pindah silang. d. Sinar x, dapt memperbear terjadinya pindah silang.
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 17
e. Jenis kelamin, kadang-kadang memengaruhi berlangsung pindah silang. h. Pautan Seks Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks ( kromosom X ). Pada manusia peristiwa pautan seks misalnya terjadi pada penyakit hemophilia dan buta warna. i. Gagal Berpisah (Nondisjunction) Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom tidak mengadakan pemisahan karena ke kutub-kutub yang berlawanan pada waktu pembelahan meiosis (saat pembentukan gamet), sehingga kedua kromosom tetap berpasangan membentuk gamet sedangkan gamet blahannya tidak mempunyai kromosom. 3. Determinal Seks Determinasi seks adlah penentuan jenis kelamin. Sebenarnya jeis kelamin suatu individu ditentukan oleh factor geneik dan lingkungan. Dalam genetika jenis kelamin ditentukan kromosom. Menurut susunanya seks kromosom mahluk hidup dikelompokkn menjadi 3, yaitu: a. Mahluk dengan system XX-XY : manusia, lalat, XX=betina, XY= jantan b. Mahluk denfan system ZZ-ZW : burung, kupu-kupu, ikan, ZZ=jatan, ZW= Betina c. Mahluk dengan system XX-XO : serangga, XX=betina, XO=jantan Haploid. 4. Hereditas pada manusia Walaupun manfaat genetika sangat besar, namun manusia sendiri sangat sukar untuk digunakan sebgai objek penelitian genetika, hal ini disebabkan oleh: a. Jarang orang yang mau diketahui karakter pada tubuh atu keluarganya. b. Sukar untuk menyuruh kawin pada seseorang seuai dengan kemauan penyidik. c. Manusia termasuk kelompok mahluk beranak sehingga data yang didapat dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu terlalu sedikit dan ini tidak memenuhi syarat dalam statistic. d. Sukar mengamati pertumbuhan karakter dengan menjurus kepada kemauan atau harapan penyelidik.
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 18
e. Umur manusia panjang dan siklus hidupnya panjang. Disbanding dengar umur objek maka umur si penyidik lebih pendek. f. Suasana lingkungan manusia tidak dapat dikontrol sesuai yang diharapkan penyidik. Berdasarkan 6 hal diatas maka dalam penyelidikan genetika manusia dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengunakan peta silsilah keluarga. 2. Membandingkan dengan sifat keturunan yang ditemui pada hewan. III.
Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat Pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis, misalnya pada mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative. Sementara mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara generative melalui pembelahan meiosis.
1. Pembentuk Gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia ( gametogenesis) Pembentukan gamet (gametogenesi) adalah proses meiosis dan diferensiasi menbentuk sel-sel reproduksi spesifik. Pembentukan gamet (gametogenesis) pada hewan tingkat tinggi ada dua macam yaitu spermatogenesis yang terjadi pada hewan jantan (dalam testis) dan Oogenesis yang terjadi pada hewan betina (dalam ovarium). a. Spermatogenesis
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 19
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut. Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) didalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n) sel spermatogonium, mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatoit primer. (2n) kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n) setiap spermatosit sekunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing menhasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat spermatosit. Selanjutnya ke empat spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi spermatozoa dan sel leydig dalam mnghasilkan hormone jantan yaitu hormone testeron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan berjalan terus menerus. b. Oogenesis Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 20
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi didalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut. Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersigfat haploid (2n) membelah secar mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis 1 dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n). sedangkan sel polosit primer membelah menjadi 2 buah sel polosit sekunder (n).pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenarasi. Bagian ovum luar diselubungi oleh membrane carona radiate dan zona pelucida. Selama perumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh hormone wanita(estrogen dan progesterone). Oogenesis pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampia berumur 40 atau 50 tahun saja. Pada waktu seorang bayi perempuan dilahirkan, kedua ovariumnya mengandung 400.000 ovum primer dalam tahap profase pembelahan meiosis I. oosit primer ini tetap berada dalam tahap profase sampai mencapai kematangan seksual. 2. Pembentukan gamet pada tumbuhan tingkat tinggi a. Mikrosporogenesis
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 21
Mikrosporogenesis terjadi pada antenna: kepala sari . Mikrospora mengalami kariokinesis menjadi inti generative dan inti vegetative. Selanjutnya inti generative membelah secara mitosis menjadi dua yaitu inti generative I dan II. Dihasilkan 4 sel dengan masing-masing memiliki dua inti generative dan satu inti vegetative b. Makrosporogenesis Makrosporogenesis terjadi pada ovarium : bakal buah. Terbentuk mega gamet dengan 8 inti; 2 inti menyatu (sinergid) yang terletak dekat mikrofil, 3 inti menyatu ( antipoda) yang terletak dekat kalaza, 2 inti menyatu di tengah ( inti kandung Lembaga sekunder disingkat IKLS) dan 1 sel telur. Terjadi 3 kali kariokinesis atau pembelahan hanya pada intinya saja ari 1 menjadi 2 kemudian menjadi 4 dan selanjutnya menjadi 8. Hasil pembuahan ovum dan inti generative I akan menjadi embrio (2n) sedangkan inti generative II yang membuahi IKLS akan menjadi endosperm (3n).
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 22
Bab 3 Penutup I.
Kesimpulan. Pembelahan sel terbagi atas dua, yaitu: pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anak yang masing-masing diploid serta jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosm sel induknya. Pembelahan meiosis dapat ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anak yang masing-masing haploid (n) jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya. Melalui studi pewarisan sifat dapat diketahui sifat-sifat yang akan timbul setelah persilangan. Pembelahan sel dan pewarisan sifat berkaitan erat karena pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis untuk mahluk hidup yang berkembang biak secara vegetative dan melalui pembelahan meiosis untuk mahluk hidup yang berkembiang biak secara generative.
II.
Saran sebagai mahasiswa kehutanan kami menyarankan agar studi mengenai pewarisan sifat untuk semakin ditingkatkan agar kita dapat mencari dan membudidayakan varietas-varietas unggul yang dapat kita manfaatkan agar dapat mengurangi dampak pemanasan global yang sekarang semakin memarah, dan juga agar kita dapat menciptakan ekosistem yang lebih baik lagi.
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 23
Daftar Pustaka Pujiyanto. Sri. 2012. Menjelajah Dunia Biologi Untuk Kelas XII SMA Dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Sukoco. Teo. Dkk. 2013. Detik-Detik Ujian Nasional Biologi. Yogyakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang http://budisma.web.id/pembelahan-sel-dan-pewarisan-sifat. Diakses pada 20 Februari 2015 pukul 23.48 http://www.slideshare.net/hanifahkeropi/biologi-xii-sma-semu-mendel. Diakses pada 20 Februari 01.30 http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2%20me iosis.htm. Diakses pada 20 februari 02.00
Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat 24
View more...
Comments