Pembangunan Agropolitan Dan Minapolitan

August 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pembangunan Agropolitan Dan Minapolitan...

Description

 

AGROPOLITAN

&

MINAPOLITAN

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

 

Sambutan

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     h     P     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

4

 

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Salam sejahtera,

Guna mewujudkan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan pemerataan pembangunan dan penyeimbangan pembangunan desa-kota, maka pada tahun 2002 Direktorat Jenderal Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersama Kementerian Pertanian mengembangkan Kawasan Perdesaan. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan pengembangan wilayah yang berbasis pada potensi lokal dan pemberdayaan pemberdayaan masyarakat, yang pada gilirannya, upaya tersebut akan berujung pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan infrastrukturr penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Cipta Karya telah infrastruktu melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan kegiatan utama masyarakatnya sebagai sektor penggerak perekonomian lokal dan regional.

Program ini diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan

Seiring dengan berkembangnya ragam konsepsi penyelenggaraan pembangunan perdesaan maka, pada tahun 2011 program pengembangan kawasan perdesaan ini menjadi kawasan pusat pertumbuhan yang didalamnya mencakup Kawasan Agropolitan dan Minapolitan. Integrasi yang kuat antar kelembagaan dan masyarakat masyarakat pada

Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah membuahkan hasil dan membawa perubahan bagi kawasan k awasan zona inti (pusat pertumbuhan) maupun desa-desa hinterland. hinterland. Progr  Program am ini diharapkan diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Jakarta, September 2012

Budi Yuwono P.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  w L   I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

5

 

Kata Pengantar

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O     P   a     h    e     A     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

6

 

Direktur Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Salam sejahtera, Sejak efektif dilaksanakan pada tahun 2002, pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah berhasil memfasilitasi tak kurang dari 382 kawasan, baik kawasan baru maupun lanjutan. Pengembangan dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur desa yang memadai dan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pengadaan infrastruktur juga ditujukan bagi peningkatan produktivitas, produktivita s, pengolahan, serta pemasaran hasil pertanian/perikanan. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan dirasakan begitu penting, mengingat pengembangannya yang memanfaatkan dan mengusung konsep sesuai dengan keunikan, keunggulan, dan keandalan lokal. Dengan demikian, pemerataan pembangunan dapat ditingkatkan serta menjamin kelangsungan perkembangan kawasan sehingga memiliki keunggulan yang berdaya saing.

Pengadaan infrastruktur ditujukan bagi peningkatan produktivitas. pengolahan. serta pemasaran hasil pertanian/  perikanan.

Dengan sinergi harmonis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait, diharapkan mampu mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan yang utuh dan terintegrasi. Dengan demikian, hasil pembangunan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan membawa masyarakat kepada kesejahteraan serta kehidupan yang lebih baik.

Jakarta, September 2012

Amwazi Idrus

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  w L   I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

7

 

DAFTAR ISI • Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya

5 • Kata Pengantar Direktur Pengembangan Permukiman

7 • Daftar Isi

8

1 Pendahuluan

9 2 Menata Infrastruktur Agropolitan bagi Masa Depan       

--

Konsep Kawasan AgropolitanKawasan Agropolitan Mekanisme Pengembangan Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan • Pening Peningkatan katan Produktivitas Hasil Pertanian/Perikanan

17

       

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h    e     A     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

8

 

3              

-

Pengolahan Hasil Pertanian/Perikanan Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan Sudut Pandang Kata Mereka

Di Balik Cakrawala Biru Indonesia Konsep Kawasan Minapolitan - Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan - Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan • Pening Peningkatan katan Produktivitas Hasil Perikanan • Pengolahan Hasil Perikanan - Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan - Sudut Pandang - Kata Mereka

47

4 Penutup

75

PENDAHULUAN

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  I    w L   T   a  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

9

 

Nangroe Aceh Kalimantan Timur 

7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

7 Kawasan Agropolitan

BANDA ACEH

Sumatera Utara

1 Kawasan Minapolitan

14 Kawasan Agropolitan   1 Kawasan Minapolitan

Kalimantan Tengah 10 Kawasan Agropolitan

Riau 10 Kawasan Agropolitan   2 Kawasan Minapolitan

MEDAN

Kalimantan Barat 13 Kawasan Agropolitan   1 Kawasan Minapolitan

Kep. Riau 4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan

Jambi TANJUNGPINANG PEKANBARU

7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

PONTIANAK

Bangka Belitung Sumatera Barat

SAMARINDA

7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

PADANG

13 Kawasan Agropolitan   1 Kawasan Minapolitan

Kalimantan Selatan

JAMBI PANGKALPINANG

6 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

PALANGKARAYA

PALEMBANG

Sumatera Selatan Bengkulu 8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan

Lampung

BANJARMASIN

12 Kawasan Agropolitan   2 Kawasan Minapolitan

BENGKULU

Bali 8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan

Jawa Barat 19 Kawasan Agropolitan   3 Kawasan Minapolitan

BANDARLAMPUNG

10 Kawasan Agropolitan

JAKARTA SERANG

Jawa Tengah 14 Kawasan Agropolitan

BANDUNG

  1 Kawasan Minapolitan

  2 Kawasan Minapolitan

Banten

SEMARANG

10 Kawasan Agropolitan   2 Kawasan Minapolitan

SURABAYA YOGYAKARTA

DI Yogyakarta

Kawasan

10 Kawasan Agropolitan   1 Kawasan Minapolitan

MATARAM

Jawa Timur 

DENPASAR

22 Kawasan Agropolitan   3 Kawasan Minapolitan

Agropolitan dan Minapolitan

Nusa Tenggara Barat 10 Kawasan Agropolitan   1 Kawasan Minapolitan

TA 2002-2011

Konsep Kawasan : Agropolitan dan Minapolitan

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h    e     A     N     I    K    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

10

 

Tahun Anggaran 2002-2011 Wilayah Cakupan: 32 Provinsi 324 Kawasan Agropolitan 48 Kawasan Minapolitan

Terbent erbentang ang sepanjang se panjang 3.977 3. 977 mil di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifk

dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, menjadikan Indonesia sebuah negara dengan potensi dan kekayaan alam yang berlimpah.

Gorontalo 7 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan

Sulawesi Utara 15 Kawasan Agropolitan   4 Kawasan Minapolitan

Maluku Utara 7 Kawasan Agropolitan

Papua Barat

MANADO

4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan

TERNATE

GORONTALO

Sulawesi Tengah 9 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

PALU

MANOKWARI

MAMUJU

JAYAPURA

Sulawesi Barat

 AMBON

4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan KENDARI

Maluku 8 Kawasan Agropolitan

MAKASSAR

Sulawesi Tenggara 7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

Sulawesi Selatan 14 Kawasan Agropolitan 3 Kawasan Minapolitan

Papua 5 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

Nusa Tenggara Timur  KUPANG

7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan

KEKAYAAN   ini pun menjadi hak setiap anak KEKAYAAN

menyentuh sampai ke daerah perdesaan, ter-

bangsa untuk dikelola dan dimanfaatkan sebaik

pencil, pelosok, hingga kawasan perbatasan.

mungkin demi mewujudkan kesejahteraan bangsa. bang sa. Tentunya, dengan tidak melupakan

Namun, dalam pelaksanaannya, pembangun-

kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan

an lebih difokuskan pada wilayah perkotaan.

me melestarikan lestarikan kekayaan alam negeri ini.

Pembangunan berjalan demikian pesat di se jumlah kota dan menjadikan kota tersebut se-

Pembangunan di seluruh sektor kehidupan

bagai pusat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan

merupakan salah satu upaya pemanfaatan

budaya. Kota-kota tersebut seakan tak pernah

potensi dan kekayaan alam Indonesia yang

henti untuk bersolek sehingga memancarkan

hasilnya, diharapkan, dapat dinikmati oleh

pesonanya. Di sisi lain, wilayah perdesaan tetap

setiap masyarakat Indonesia secara merata.

tampil dalam kesederhanaannya, bahkan dalam

Untuk itu, pembangunan semestinya dapat

keterbatasannya.

dilaksanakan secara merata di seluruh penjuru negeri ini sehingga pembangunan dapat

Ketidakberhasilan dalam pemerataan pem-

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   T  w I     a  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

11

 

ba bangun ngunan an ini, tentu saja, menimbulkan ke-

65 juta dolar AS1). Sementara, lemahnya

sen jangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Hal inilah yang memicu terjadinya

sistem pemasaran, terbatasnya pemahaman dan kemampuan petani, rendahnya kualitas

percepatan urbanisasi di Indonesia hingga

lingkungan dan permukiman di perdesaan, kian

sampai pada tingkat urbanisasi yang tidak

menyulitkan produktivitas pertanian.

terkendali. Berdasarkan Data Survei Penduduk Antarsensus laju urbanisasi di Indonesia me-

 Tidak jauh berbeda dengan kawasan pertanian,

ningkat dari 37,5% di tahun 1995 menjadi 40,5% di tahun 1998. Akibat percepatan urbanisasi,

kawasan pesisir dengan mayoritas penduduk bergantung pada sektor perikanan belum dapat

sektor pertanian menjadi terdesak sehingga

mengolah dan memanfaatkan potensi dan ke-

menurunkan produktivitas pertanian.

kayaan laut Indonesia secara maksimal. Hal ini diakibatkan pembangunan yang masih terfokus

Jalan poros desa Gumukrejo, Desa Tanjungsa Tanjungsari, ri, Banyudono, Kabupaten Boyolali

Penurunan produktivitas ini tampak dari

di wilayah daratan sehingga potensi perairan

nilai produk-produk pertanian yang diimpor Indonesia demi memenuhi kebutuhan dalam

Indonesia masih dikesampingkan.

negeri. Pada tahun 2000, Indonesia harus

Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia

mengimpor kedelai sebanyak 1.277.685 ton

terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun

senilai 275 juta dolar AS, sayur-mayur senilai

2035, diperkirakan populasi penduduk tumbuh

62 juta dolar AS, dan buah-buahan senilai

hingga 2 kali dari jumlah saat ini. Seiring ber-

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A     K    e     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

12

 

1.2)

Yudhohusodo. Siswono. Laporan Siswono. Laporan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. 2002.

tambahnya jumlah penduduk, tingkat pen-

Permukiman melaksanakan program-program program-program

didikan didikan dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat sehingga terjadi peningkatan

pengembangan perdesaan potensial. potensial. Salah satunya adalah program yang bertujuan untuk

konsumsi kon sumsi per kapita untuk beragam jenis ba-

mengembangkan potensi lokal lokal sebagai roda

han pangan. Maka, dalam waktu 35 tahun

pertumbuhan ekonomi di kawasan ka wasan perdesaan,

mendatang, kebutuhan akan kesediaan ba-

yaitu pengembangan Kawasan Kawasan Agropolitan dan

han pangan Indonesia meningkat lebih dari

Minapolitan.

2 kali jumlah kebutuhan saat ini2). Hal ini memunculkan kerisauan akan terjadinya kondisi

Kawasan Agropolitan/Minapolitan Agropolitan/Minapolitan yang dikem-

“rawan pangan” di masa yang akan datang.

bangkan bang kan merupakan bagian dari potensi wilayah kabupaten. Pengembangan kawasan mela-

Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan

lui penguatan sentra-sentra produksi pertani pertanian/ an/

Berangkat dari kondisi-kondisi tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum–

demikian, Kawasan Agropolitan/Minapolitan Agropolitan/Minapolitan mampu mam pu memainkan peran sebagai kawasan kawasan

dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen)

pertumbuhan ekonomi yang berdaya kompekom pe-

Cipta Karya ingin mewujudkan pemerataan

tensi interregional maupun intraregional. intraregional.

pembangunan

dengan

perikanan yang berbasis potensi lokal. Dengan Dengan

mengembangkan perdesaan

Selain itu, pengembangan juga berorientasi

yang berada di daerah pesisir. Ditjen Cipta Karya melalui Direktorat Pengembangan

pada kekuatan pasar yang dilaksanakan melalui pemberdayaan usaha budidaya dan kegiatan

kawasan kawa san

perdesaan,

termasuk

Skema Tata R uang Tata Ruang

Kawasan Agro/Minapol Agro/Minapolitan itan

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w T   a  I    A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

Sumber : Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan. Agropolitan. Kimpraswil 2000

 

13

agribisnis/minabisnis hulu sampai dengan hilir.

politan/minapolitan

Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan sistem agribisnis/

produksi pertanian/perikanan. Pola interaksi produksi interaksi ini, nantinya, akan memberikan nilai tambah tambah

minabisnis yang utuh dan terintegrasi dengan

produksi pro duksi

penyediaan infrastruktur infrastrukt ur (sarana (sa rana dan da n pra sa sarara-

dapat dapat memacu pembangunan per perdesaan; desaan; me-

na) seperti peningkatan jalan lingkungan poros

ningkatkan produktivitas dan kualitas kua litas pertaperta-

desa, peningkatan jalan usaha tani, Stasiun

nian/perikanan; meningkatkan pendapatan pendapatan dan

 Terminal Agribisnis (STA),  Terminal (STA), peningkatan pasar ikan dan pembangunan lainnya yang memadai

kesejahteraan masyarakat di daerah hinterland; kesejahteraan mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi

dan mendukung pengembangan pengembangan agribisnis/

daerah; yang pada akhirnya akan menekan laju

minabisnis.

urbanisasi.

Program ini juga mengembangkan sistem

Peran penting dari pengembangan Kawasan

kelembagaan dan sistem keterkaitan desakelembagaan kota (urban-rural (urban-rural linkage) linkage) untuk mendukung

Agropolitan/Minapolitan ini adalah kawasan dan sektor yang dikembangkan sesuai dengan

pe pengembangan ngembangan Kawasan Agropolitan/Mina-

keunikan

po polit litan. an. Sistem keterkaitan tersebut bertubertu-

masyarakat pun mampu meningkatkan pe-

 ju  juan an untuk mengembangkan interaksi yang

me merrataan.

saling menguntungkan antara pusat agro-

ngembangan ngem bangan kawasan dan sektor lebih me-

dengan

sentra-sentra

agropolitan/minapolitan sehingga

lokal.

Sektor

Sedangkan,

berbasis

aktivitas

kelangsungan

pe-

Pencapaian Kawasan Agropolitan dan Minapolitan 2002-2011 Tahun

 2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Baru

8

27

18

37

58

47

81

56

11

38

8

35

52

49

84

77

48

45

32

Lanjutan

Selesai Total

8

35

53

1

41

64

118 118

228

286

312

90

148

195

276

332

342

382

400 332

350

276

300

56

342

382

11 45

38 32

286

312

2010

2011

48 81

250    n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

14

 

195

200

148

150 90

100

53 35

50 8

0

8

2002

27 8

2003

18

37 52

35

2004

47 77 228

58 84 118

49 41

64

1

2005 Baru

2006

2007

Lanjutan

2008

2009

Selesai

mi miliki liki kepastian karena sektor yang dipilih

pemerintah, yang juga berperan sebagai seba gai

mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan sektor lainnya.

fasilitator. Sedangkan, masyarakat ditempatkan sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan pengembangan Kawasan Ag-

Untuk dapat melangsungkan program pengembangan Kawasan Agropolitan/MinapoAgropolitan/Minapo-

ro ropolitan/Minapolitan. politan/Minapolitan.



Pembiayaan program yang, pada dasarnya,

litan, dilakukan penyusunan atas strategi pe-

dilakukan oleh masyarakat–dalam hal ini

ngembangan yang mencakup beberapa hal berikut:

petani/nelayan, penyedia agro/mina, pengelola hasil, pemasar, dan penyedia penyedia jasa.



Penyusunan masterplan masterplan   pengembangan

Dana stimultans yang difasilitasi pemepeme-

Kawasan Agropolitan/minapolitan oleh

rintah bertujuan untuk membiayai pra-

Pe Pemerintah merintah Daerah dan masyarakat yang

sarana dan sarana yang bersifat publik dan

akan menjadi acuan bagi setiap wilayah/

strategis.

provinsi. Masterplan disusun berdasarkan  jangka waktu tertentu dan mencakup





Usulan indikasi program/kegiatan di kawasan agro/minapolitan harus dimasukkan

rencana-rencana rencana-rencan a sarana dan prasarana.

dalam dalam Rencana Program Inves Investasi tasi Jangka Jangka

Penetapan lokasi Agropolitan/Minapolitan

Menengah (RPIJM) Kabupaten.

yang diusulkan oleh Kabupaten kepada



Pemerintah Provinsi. Usulan harus dida-

Pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina-

hului dengan identifikasi potensi dan masalah untuk mengetahui kondisi dan

po politan litan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman ini telah berlangsung sejak tahun 2002.

potensi lokasi, antara lain sumber daya

Sampai dengan tahun 2011, telah terbangun

alam, sumber daya manusia, kelembagaan,

382 Kawasan Agropolitan/Minapolitan di se-

dan iklim usaha.

 jumlah desa hinterland  di   di Indonesia. Selama 10

Sosialisasi program pengembangan Kawas-

tahun pelaksanaan pengembangan Kawasan



an Agropolitan/Minapolitan yang dilak dilaksasanakan seluruh stakeholder terkait di tingkat

Agropolitan/Minapolitan, seringkali mendapati mendapati berbagai kendala. Kendala yang diha di hadapi dapi

pusat maupun daerah sehingga lebih ter-

tersebut menjadi hal-hal yang patut dicermati

padu dan terintegrasi.

dan menjadi tantangan tersendiri pada pe-

Pendampingan pelaksanaan program oleh

ngembangan kawasan-kawasan berikutnya. berikutnya.

Kawasan agropolitan Desa Wasiat, Ngombol, Purworejo

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w A  T   a  I     s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

15

 

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

16

 

MENATTA INFR MENA INFRASTRUK ASTRUKTUR TUR AGROPOLITAN BAGI MASA DEP DEPAN AN K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I    A   s   a   a  T  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

17

 

Menata Infrastruktur Agropolitan Bagi Masa Depan

Konsep Kawasan : Agropolitan Kawasan Agropolitan TA 2002-2011 : 32 Provinsi, 324 kawasan Potensi Unggulan : Beras organik, kelapa, sayur, mayur, buah-buahan, hewan ternak.    n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     K     N    u     I     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

18

 

Dukungan Infrastruktur : Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani, irigasi, kios, ST STA, A, packing house 

Pembangunan kawasan perkotaan yangdidemikian pesat telah menjadikan kawasan ini memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Begitu pula, dengan setiap aspek kehidupan sosial di dalamnya yang  juga berkembang dengan sangat baik.

Jalan poros desa di kawasan agropolitan Payakumbuh, Sumatera Barat

HAL INI  INI  memunculkan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan yang pada

lurus dengan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Dalam kurun waktu 35 tahun menmen -

akhirnya, mengakibatkan peningkatan laju ur-

datang, kebutuhan pangan masyarakat di-

banisasi. ban isasi.

perkirakan per kirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat kebutuhan pangan saat ini

(Siswono

Percepatan laju urbanisasi berakibat pula pada

Yudohusodo. 2002).

terdesaknya sektor pertanian yang berujung pada penurunan produktivitas pertanian. Hal

produktivitas pertanian dikhawatirkan dapat menimbulkan kondisi rawan pangan di masa

tersebut ditandai dengan semakin tingginya

mendatang.

Dengan demikian, penurunan

konversi lahan pertanian menjadi kawasan perkotaan. Akibatnya, Indonesia harus menda-

Namun, penurunan produktivitas pertanian

tangkan produk-produk pertanian dari luar

tidak hanya semata-mata disebabkan terdesakterdesak-

negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

nya sektor pertanian akibat konversi lahan dan percepatan urbanisasi. Melainkan, juga dipicu oleh produktivitas dan pemasaran pertanian per tanian

Sementara itu, populasi penduduk yang semasema-

yang masih rendah, budaya petani lokal yang

kin meningkat diperkirakan mencapai angka

cenderung subsisten, serta kelembagaan dan

sekitar sekitar 400 juta jiwa di tahun 2035, berbanding

lingkungan permukiman yang tidak kondusif.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T   s   a  A  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

19

 

Berkaca pada kondisi tersebut, diperlukan upaya-upaya pengembangan kawasan perdesaan yang mencakup segala aspek kehidupan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perdesaan. Sebagai sebuah negara yang memiliki berbagai produk unggulan di setiap daerahnya, pengembangan ekonomi Indonesia hendaknya berorientasi pada pembangunan agribisnis yang berbasis pertanian. Maka, pengembangan Kawasan Agropolitan pun menjadi alternatif solusi pembangunan kawasan perdesaan. Kawasan Agropolitan memungkinkan pembangunan dengan tetap berbasis pada sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi desa yang dipadukan dengan pembangunan sektor industri melalui pengembangan prasarana dan sarana layaknya perkotaan yang disesuaikan dengan lingkungan perdesaan.   Dengan kata lain, pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan penguatan sentrasentra produk pertanian yang berbasiskan pada kekuatan internal sehingga perdesaan menjadi kawasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan daya kompetensi, baik secara

infrastruktur perdesaan, yaitu berupa prasarana

interregional maupun intraregional. Oleh ka-

dan sarana yang memadai dan mendukung

rena rena itu, keberhasilan pembangunan Kawasan

pengembangan sistem dan usaha agribisnis,

Agropolitan membutuhkan komitmen dan

diharapkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

tanggung jawab dari segenap aparatur peme-

pembangunan Kawasan Agropolitan, khusus-

rintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan

nya masyarakat perdesaan.

demikian, pembangunan kawasan ini dapat

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I     j    u     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

20

 

berlangsung secara terintegrasi, terintegrasi, terarah, efektif,

Konsep Kawasan Agropolitan

dan efisien sehingga tercipta keterpaduan

Secara harafiah. istilah Agropolitan berasal dari

dengan pembangunan sektor lainnya dan

kata Agro yang berarti ‘pertanian’ dan Polis/Po-

pembangunan yang berwawasan lingkungan.

lit litan an yang berarti ‘kota’. Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agroplitan

Pengembangan Kawasan Agropolitan pun

& Pedoman Program Rintisan Pengembangan

men jadi salah satu program pengembangan

Kawasan Agropolitan yang diterbitkan oleh

permukiman per mukiman perdesaan yang dilaksanakan

Kementerian Pertanian, Agropolitan didefinisididefi nisi-

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui

kan sebagai kota pertanian yang tumbuh dan

Di Direktorat rektorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat

berkembang karena berjalannya sistem dan

Pe Pengembangan ngembangan Permukiman. Dengan program

usaha agribisnis sehingga mampu melayani,

yang terfokus pada penyediaan dan kemajuan

mendorong, menarik, serta menghela kegiatan

pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah

Adapun konsep Agropolitan merupakan kon-

Kawasan Agropolitan

sekitarnya. Buku tersebut juga mendefinisikan

sep yang dikenalkan Friedman dan Douglas

Kawasan Agropolitan sebagai sistem fungsional

(1975). Konsep ini ditawarkan atas pengalaman

desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki

kegagalan pengembangan sektor industri yang

keruangan desa yang ditandai dengan kebeke be-

terjadi dialami negara-negara berkembang di

radaan pusat agropolitan dan desa-desa di

Asia. Kegagalan tersebut mengakibatkan ter-

sekitarnya sehingga terbentuklah Kawasan

 ja  jadinya dinya hyper ubanization, ubanization, pembangunan ha-

Agropolitan.

nya terjadi di beberapa kota saja, tingkat pepe -

Ngombol, Purworejo

ngangguran ngangguran dan setengah penggangguran Definisi Kawasan Agropolitan pun telah termakter mak-

yang tinggi, kemiskinan akibat pendapatan

tub dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

yang tidak merata, terjadinya kekurangan bahan

tentang Penataan Ruang yang menyebutkan

pangan, penurunan kesejahteraan masyarakat

Kawasan Agropolitan sebagai kawasan yang

desa, serta ketergantungan kepada dunia luar.

ter terdiri diri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi

Friedman mengungkapkan konsep agropolitan

pertanian per tanian dan pengelolaan sumber daya alam

sebagai distrik-distrik agropolitan yang meru-

tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterke ter-

pakan kawasan pertanian perdesaan dengan

kaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan

ke kepadatan padatan penduduk rata-rata 200 jiwa/km2.

sistem permukiman dan agrobisnis. agrobisnis.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T 

N   a   s  n A  M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

21

 

Kawasan Agropolitan Serang, Banten

Distrik agropolitan agropolitan terdiri atas kota-kota kota-kota tani tani

Agropolitan atau Pusat Pertumbuhan), dan

berpenduduk 10.000–25.000 jiwa. Luas wila-

Orde Ketiga (Pusat Satuan Kawasan Pertanian).

yahnya dibatasi dengan radius sejauh 5–10 km

Setiap orde berfungsi sebagai simpul jasa ko-

sehingga menghasilkan jumlah penduduk total

leksi dan distribusi dengan skala yang be-

antara 50.000–150.000 jiwa yang mayoritas mayori tas

ragam dan berjenjang (hirarki) serta pusat pe-

be bekerja kerja di sektor pertanian. Konsep Friedman

layanan permukiman. Antarsimpul tersebut

ti tidak dak membedakan secara spesifik antara per-

disambungkan oleh jaringan transportasi yang

tanian tanian modern ataupun konvensional dan me-

sesuai. Orde Pertama dan Kedua dipisahkan

nyebutkan setiap distrik sebagai satuan tunggal

oleh jarak sekitar 35–60 km. sesuai dengan

yang terintegrasi.

kondisi gegografis wilayah. Sedangkan, Orde Kedua dan Ketiga terletak dalam satu distrik

Definisi Friedman di atas menggunakan be-

agropolitan yang berjarak sekitar 15–35 km satu

saran saran penduduk dan luasan wilayah sebagai

sama lainnya.

ukuran. Maka. dapat disimpulkan bahwa suatu Menurut definisi yang ada, Agropolitan atau Ko-

Pengembangan Parsial (WPP) permukiman

ta Pertanian dapat merupakan Kota Menengah,

transmigrasi trans migrasi jika dilihat dari besaran pendu-

Kota Kecil, Kota Kecamatan, Kota Perdesaan,

duknya. Sedangkan. jika dilihat dari luasan

atau Kota Nagari yang berfungsi sebagai pu-

wilayahnya yang berkisar pada 100–250 km2

sat pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat

atau 10.000–25.000 ha. ukurannya dapat lebih

pertumbuhan, Kota Pertanian ini pun mampu

kecil dari luasan 1 WPP. Apabila dilihat secara

mendorong pertumbuhan pembangunan per-

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I

administratif, besaran penduduk dan luasan

desaan desaan dan desa-desa di wilayah sekitarnya

wilayah tersebut setara dengan luasan wilayah

(hinterland)   melalui pengembangan berbagai (hinterland)

kecamatan yang berpenduduk sampai dengan

sektor, mulai dari pertanian, industri kecil, jasa

    j    u     M    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

25.000 jiwa dan sudah dapat berfungsi sebagai suatu simpul jasa distribusi.

pelayanan, hingga pariwisata.

22

 

distrik Agropolitan setara dengan 1 Wilayah

Pengembangan Kawasan Agropolitan bertujuSementara, berdasarkan strukturnya, Kawasan

an untuk meningkatkan pendapatan dan ke-

Agropolitan dibedakan atas Orde Pertama

se jahteraan masyarakat melalui percepatan

(Kota Tani Utama), Orde Kedua (Pusat Distrik

pengem pengembangan bangan

wilayah

dan

peningkatan

ke keterikatan terikatan desa dan kota. Hal ini dapat ter-

dibutuhkan dalam upaya memajukan

wujud melalui pengembangan sistem dan

industri pertanian sesuai kebutuhan ma-

usaha usa ha agribisnis yang berdaya saing, berbasis

syarakat. Prasarana dan sarana publik

kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi terdesentralisasi

yang disediakan pemerintah dilaksanakan

di Kawasan Agropolitan. Sementara itu, pe-

dengan pendekatan kawasan, yaitu me-

ngembangan ngem bangan kawasan ini juga ditujukan un-

merhatikan hasil identifikasi sumber sumberdaya daya

tuk mengembangkan kawasan pertanian yang

alam, sumberdaya manusia, sumberdaya sumberdaya

berpotensi menjadi Kawasan Agropolitan me-

buatan,

lalui strategi pengembangan sebagai berikut :

Kawasan Agropolitan. Agropolitan.





Meningkatkan diversifikasi ekonomi perde-



serta

tingkat

perkembangan

Mewujudkan permukiman perdesaan yang

saan melalui peningkatan nilai tambah dan

nyaman dan tertata, serta menjaga ke-

daya saing produk pertanian, baik berupa

les lestarian tarian lingkungan melalui pengaturan

hasil produksi maupun olahan.

dan pelaksanaan

Meningkatkan akses petani terhadap sum-

Agropolitan secara konsisten dan terkoorterko or-

berdaya ber daya produktif dan permodalan de-

dinasi.

masterplan   Kawasan masterplan

ngan memfasilitasi ketersediaan layanan



yang dibutuhkan petani dan masyarakat.

Visi dan misi yang telah ditetapkan, kemudian

Layanan dapat berupa penyediaan sa-

diterjemahkan ke dalam Kebijakan dan Strategi

ra rana na produksi, sarana pascapanen, dan

Pembangunan Infrastruktur Agropolitan beru-

permodalan yang tersedia di kawasan

pa dukungan terhadap pengembangan sis-

dalam jumlah, jenis, waktu, kualitas, dan

tem dan usaha Agribisnis. Dengan demikian,

lokasi yang tepat.

kebijakan dan strategi yang ditetapkan mampu

Meningkatkan prasarana dan sarana yang

mendorong ketiga hal, yaitu : Sarana irigasi di Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari,

Kabupaten Boyolali yang sudah terbangun memudahkan petani untuk mendapat air

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T   s  A   a  n N  M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

23

 

Petani di kawasan agropolitan Ngombol Purworejo mengangkut hasil taninya melalui  jalan poros desa yang telah beraspal

a. Peningkatan produktivitas hasil pertanian

Oleh karena itu, pengembangannya tidak bisa

sehingga dihasilkan produk-produk perta-

terlepas dari pengembangan sistem pusat-

nian yang berdaya saing tinggi dan diminati

pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan

pasar.

kabupaten.

b. Pengolahan hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah atas produk hasil per-

Sementara itu, kondisi negeri ini sangat me-

tanian sebagai produk primer dengan men-

mungkinkan untuk dikembangkannya Kawasan

 jadikannya berbagai produk olahan, baik

Agropolitan. Kondisi yang dimaksud adalah

intermediate product maupun final product .

adanya ketersediaan lahan pertanian dan te-

c. Pemasaran hasil pertanian untuk menun-

naga kerja yang murah di Indonesia. Sebagian

 jang sistem pemasaran hasil pertanian

besar petani juga telah memiliki kemampuan

dengan memperpendek mata rantai tata

(skills) dan (skills)  dan pengetahuan (knowledge) (knowledge) yang  yang didu-

niaga perdagangan hasil pertanian. Mulai dari sentra produksi sampai ke sentra pe-

kung oleh keberadaan jaringan sektor hulu dan hilir serta kesiapan institusi.

masaran masaran akhir (outlet).    n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j    u     M    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

24

 

Namun demikian, pengembangan Kawasan Pengembangan Kawasan Agropolitan yang

Agropolitan bukan tanpa kendala. Beragam

sepenuhnya memanfaatkan potensi lokal me-

permasalahan per masalahan yang dihadapi, antara lain pe-

rupakan rupakan konsep Agropolitan yang sangat mendukung perlindungan dan pengembangan

ngembangan produk pertanian yang belum belum mendapat dukungan makro ekonomi sepesepe-

budaya sosial lokal. Sesuai dengan Rencana

nuhnya, keterbatasan jaringan infrastruktur

 Tata  Tata

(RTRWN),

fisik dan ekonomi, serta potensi dan peluang

pengembangan Kawasan Agropolitan haruslah

investasi di seluruh sektor yang masih belum

mendukung pengembangan pengembangan kawasan andalan.

tergali sehingga investor lebih berminat me-

Ruang

Wilayah

Nasional

nanamkan modalnya di kawasan yang telah

terpadu. terpadu. Pada dasarnya, perdesaan yang men-

maju. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter

 jadi sasaran lokasi pengembangan Kawasan

 juga belum berpihak pada sektor pertanian

Agropolitan adalah yang memiliki komoditi

yang ditandai dengan masuknya produk-

unggulan pertanian, seperti tanaman pangan,

produk pro duk pertanian impor secara bebas serta

hortikultura, perkebunan, peternakan, dan per-

tingginya suku bunga kredit pertanian.

ikanan.

Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan

Dalam pengembangan Kawasan Agropolitan,

Secara internal, Kawasan Agropolitan terdiri

bangan Kawasan Agropolitan. Cakupan meka-

dari kota-kota pertanian dan desa-desa sentra

nisme berupa prosedur pengajuan lokasi dan

produksi pertanian. Kawasan ini tidak dibatasi

proses pemilihan/penilaian Kawasan AgropoAgropo-

oleh batasan administratif pemerintahan (desa/

litan. Berkenaan dengan prosedur pengajuan

kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota).

lokasi, mekanismenya meliputi kegiatan-kegikegiatan-kegi-

Me Melainkan, lainkan, disesuaikan dengan memerhatikan

atan berikut ini.

terurai mekanisme pengajuan usulan pengem-

skala ekonomi kawasannya sehingga dirasakan lebih fleksibel. Dengan demikian, bentuk dan

a. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah

luasan Kawasan Agropolitan dapat meliputi

Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengajumengaju-

satu desa/kelurahan, kecamatan, atau beberapa

kan usulan mengenai Kawasan Agropolitan.

kecamatan dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kabupaten telah

Kawasan ini dapat pula meliputi wilayah yang

melakukan identifikasi potensi dan masalah

menembus wilayah Kabupaten/Kota lain yang

terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan

berbatasan.

un untuk tuk mengetahui kondisi dan potensi lokal, yaitu komoditas unggulan. unggulan. Lokasi

Dari sisi eksternal, Kawasan Agropolitan ha-

Kawasan Agropolitan yang berada di dalam

rus memiliki aksesibilitas dengan kota-kota

kawasan kabupaten/kota ditetapkan ditetapkan oleh

ber jenjang lebih tinggi di sekitarnya untuk

Bupati/Walikota.

menciptakan men ciptakan sebuah sistem pemasaran yang

b. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi

Mekanisme Penyelenggaraan Agropolitan

Program Agropolitan Pusat/Provinsi/ Kab/Kota

• Identikasi • Usulan Lokasi   dari Bupati / Gubernur  • SK lokasi oleh Menteri Pertanian

Keterangan : SK Menteri Pertanian 155/TU.210/A/VI/2003

Sosialisasi

Pemda Kab/Kota (Pokja Agropolitan)

Perencanaan (Master Plan/ RPIJM/DED)

K     e    le         m    b    a     g    a    a    n   

 

   M    S    D    b .   m   e   e  g  P

Pengembangan Kawasan    n    a    a     l    d    o    m    r    e     P

I     n    f      r    a    s    t     r    u    k    t     u    r   

P u  s a a t   /  P  K  a b  r  o v  i  n   /  K  o  s i   i /      t a a  

Monitoring dan Evaluasi

M  a  P  e  y  a n     n  s  y  a rr  a  m d   g   d  i  f    k  a t   a  S   a s i    T   a  e t  e  l  i  t  a s  n i   m  p  i   a t  

Agropolitan Mandiri

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T   s  A 

N   a  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

25

 

untuk dapat dikembangkan sebagai Ka-

Kawasan Agropolitan yang dikembangkan meme-

wasan was an Agropolitan. Penilaian dilakukan

rupakan rupakan bagian dari sistem kewilayahan ka-

berda ber dasarkan sarkan kelengkapan persyaratan ad-

bupaten. Oleh karena itu, potensi kabupaten

ministrasi ministrasi dan potensi lokasi kawasan yang

harus dikaji terlebih dahulu berdasarkan perper-

diusulkan. Persyaratan administrasi berupa

timbangan aspek strategis dari unsur/kom-

dokumen perencanaan yang terdiri dari

ponen makro pembentuk Kawasan K awasan Agropolitan, Agropolitan,

SK lokasi, SK pokja, Masterplan Masterplan,, RPIJM, dan

yakni memiliki komoditas/potensi unggulan

DED.

yang dapat diandalkan untuk mengembangkan mengembangkan

c. Pengembangan Kawasan Agropolitan Agropolitan yang

kawasan secara keseluruhan. Potensi/komodi Potensi/komoditas tas

diusulkan dapat dipenuhi jika telah me-

unggulan dapat berupa ketersediaan sumber

menuhi kondisi berikut.

alam potensial, prasarana dan sarana, atau ku-



Apabila kelengkapan administrasi dan

antitas antitas dan kualitas sumber daya manusia yang

potensi kawasan yang diusulkan telah

memadai. Proses penilaian/pemilihan Kawasan

memenuhi persyaratan dalam butir

Agropolitan yang diusulkan diuraikan secara le-

huruf b.

bih detil berikut ini:



Apabila kelengkapan administrasi belum

an dari departemen/badan yang memiliki

diusulkan memiliki potensi yang baik,

keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-

dilihat dari profil kawasan tersebut, maka

ngan pengembangan kawasan berbasis

kawasan ini akan diberi kesempatan

agribisnis.

dana

bantuan

pembangunan



Komoditas unggulan sebagai pemicu untuk tumbuh kembangnya kehidupan dan

pada

penghi peng hidupan dupan dari sektor-sektor komoditi

tahun berikutnya akan dihentikan untuk

ikutan lainnya. Komoditas tersebut melipumelipu-

sementara. Kawasan agropolitan

Program-program pengembangan kawas-

terpenuhi semua, tetapi kawasan yang

untuk melengkapinya. Apabila dalam kurun waktu 1 tahun belum terlengkapi,

Bali



   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     N     I    K    u     j    u     M    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

26

 

Jalan poros desa di kawasan agropolitan Kobalima. Belu - NTT



ti komoditas subsektor tanaman pangan, pangan,

desa pusat dan desa-desa hinterland nya nya

subsektor perkebunan, subsektor perikanperikan-

yang diindikasikan oleh adanya hubungan

an, dan subsektor peternakan.

fungsional antara kegiatan di desa pusat

Potensi kabupaten yang akan dikembangdikembang-

(zona inti) dan di desa hinterland nya; nya;

kan menjadi Kawasan Agropolitan. Potensi





Mempunyai potensi khusus atau komo-

kabupaten merupakan faktor pendukung pendukung berkembangnya Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

ditas unggulan yang dapat diandalkan untuk mengembangkan kawasan secara

Kawasan Agropolitan tidak ditentukan

keseluruhan.

oleh batasan administrasi pemerintahan.



Na Namun, mun, prosedur penetapannya dimulai dari penetapan kabupaten terpilih dan ba basis sis analisa data berdasarkan batas administrasi. ministrasi. Oleh karena itu, proses penipeni-

Kawasan Agropolitan yang diusulkan sudah menetapkan struktur hirarki kawasan.



Memiliki sistem kelembagaan dan sistem pengelolaan yang mendukung berkembangnya Kawasan Agropolitan seperti ada-

laian Kawasan Agropolitan diawali de-

nya organisasi petani, organisasi produsen

ngan proses penilaian Kabupaten yang

agribisnis, dan lain-lain.

berpotensi ber potensi untuk mendapatkan kawasan





Komitmen yang kuat dari pemerintah da-

terpilih.

erah dengan diterbitkannya SK penetapan

Ketersediaan infrastruktur sebagai unsur penting pen ting dalam pembangunan Kawasan

kawasan dari Bupati atau dana bantuan dari pemerintah daerah setempat.

Agropolitan.



Persyaratan pengembangan Kawasan Ag-

Pada kawasan yang telah berhasil dikembang-

ro ropolitan politan sebagai kriteria untuk meng-

kan sebagai Kawasan K awasan Agropolitan, kawasan ter-

identifikasi Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

sebut memiliki ciri-ciri yang dapat diidentifikasi

Disamping itu, pemilihan Kawasan Agropolitan

dengan jelas. Adapun ciri khas dari Kawasan Agropolitan yang telah berkembang, dijabarkan

pun harus dapat meliputi sejumlah kriteria, se-

sebagai berikut:

bagai berikut:



a. Kegiatan agribisnis (pertanian) merupakan

Kawasan Agropolitan merupakan satu ke-

kegiatan perekonomian utamanya, kegiat-

satuan kawasan perdesaan yang terdiri dari

an ini mencakup industri pengolahan ha-

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

27

 

sil pertanian, perdagangan dan kegiatan

menyediakan beragam fasilitas yang men-

ekspor ekspor hasil pertanian, perdagangan ag-

dukung perkembangan usaha budidaya budidaya

ri ribisnis bisnis hulu berupa sarana pertanian dan

dan agribisnis.

permodalan, agrowisata, serta jasa pelayanan.

d. Ketersediaan infrastruktur berupa prasa prasararana dan sarana yang memadai di Kawasan

b. Dengan agribisnis sebagai kegiatan uta-

Agropolitan telah menciptakan kehidupan

manya, maka pendapatan sebagian besar

masyarakat layaknya di kawasan perkotaan.

masyarakatnya masyarakatn ya pun diperoleh dari kegiatan

Prasarana jalan di kawasan Agropolitan Pacet. Cianjur

agribisnis. c. Tercipta hubungan hubu ngan timbal balik (inter-

Dalam hal pembiayaan, pada prinsipnya, pembiayaan Kawasan Agropolitan dilakukan se-

dependensi) depen densi) yang harmonis dan saling

cara swadaya masyarakat, baik masyarakat

membutuhkan mem butuhkan antara kota dan desa-desa

tani, pelaku penyedia agroinput, pengolah

di Kawasan Agropolitan. Dalam Kawasan

hasil, pelaku pemasaran, penyedia jasa yang

Agropolitan dikembangkan usaha budi-

mendapat dukungan dan fasilitasi APBN dan

daya (on farm)  farm)  dan industri olahan skala rumah tangga (off farm). farm). Sementara, kota

APBD dari Pemerintah. Pembiayaan Peme Pemerintah lebih diarahkan untuk membiayai prasarana dan

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

28

 

Pembangunan jalan setapak di salah satu Kawasan Agropolitan Bali.

sarana publik dan berbagai kegiatan strategis,

b. Sub-sistem usaha tani (on-farm agribisnis)

seperti penelitian, pelatihan, pendidikan pe-

  Prasarana dan sarana yang disediakan be-

nguatan kelembagaan petani, serta promosi.

rupa:

• Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan

Penyediaan air baku untuk meningkatkan produksi dengan saluran irigasi terbuka, irigasi tetes, embung-embung,

Keberhasilan pengembangan Kawasan Agropolitan tak terlepas dari dukungan sistem infra-

sumur bor, dan sprinkler. dan sprinkler.



Penyediaan air bersih untuk pencucian

struktur dasar yang membentuk struktur ruang.

hasil dengan sistem perpipaan atau su-

Untuk itu, melalui Satuan Kerja Penyediaan Pe nyediaan

mur dalam.

Pra Prasarana sarana dan Sarana Agropolitan, Ditjen Cipta Karya membangun infrastruktur dasar bagi per-

c. Sub-sistem pengolahan hasil   Prasarana dan sarana dapat berupa tempat

desaan yang menjadi sasaran lokasi Kawasan

penjemuran hasil pertanian; gudang pe-

Agropolitan.. Infrastruktur yang disediakan meliAgropolitan

nyimpanan nyim panan yang dilengkapi sarana peng-

puti prasarana dan sarana yang mendukung

awetan/pendinginan (cold storage)  storage)  dan

berbagai kegiatan agribisnis berikut.

 packing house  house  untuk tempat sortasi dan

a. Sub-sistem agribisnis hulu

pengepakan; sarana industri kecil, termasuk food services; services; serta Rumah Potong Hewan

  Prasarana Prasarana dan sarana yang disediakan disediakan da-

(RPH).

pat berupa kios-kios Sarana Produksi PertaPerta-

d. Sub-sistem pemasaran hasil

nian (Saprotan), gudang, pelataran parkir,

  Prasarana dan sarana sarana dapat berupa pasar

dan tempat bongkar muat barang.

tradisional yang terdiri dari kios-kios, los-

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

29

 

Aktivitas di STA Sewukan. Magelang sudah dimulai sejak jam 02.00 dini hari

los, pelataran parkir, dan tempat bongkar muat barang, prasarana dan sarana Sub-



Penyusunan Penyusuna n rencana tata ruang Kawasan Agropolitan.

 Terminal  Terminal Agribisnis (STA), (STA), pasar hewan,  jalan antar desa-kota, desa-kota, serta jembatan. jembatan. e. Sub-sistem jasa penunjang   Prasarana Prasarana dan sarana yang disediakan disediakan dapat berupa:

Keberhasilan pengembangan Kawasan Agropolitan juga dapat tercapai dengan menemenerapkan konsep agropolitan secara tepat di



•    n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A   e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

• • •

la lapangan. pangan. Pelaksanaannya harus berjalan seseSarana Utilitas Umum, seperti jaringan air

cara terpadu dan di bawah pemantauan (mo-

bersih, sanitasi, persampahan, drainase,

nitoring)   kelompok kerja (Pokja) yang ditenitoring)

listrik, telepon, dan internet.

tapkan dan bertanggung jawab kepada Bupati/

Sarana Pelayanan Umum, seperti pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan,

Walikota. Apabila wilayah Kawasan Agropolit Agropo litan an merupakan lintas kabupaten, maka pemantauan

perkantoran, per kantoran, peribadatan, rekreasi dan

oleh Pokja Provinsi yang bertanggung jawab

olahraga, serta ruang terbuka hijau.

kepada Gubernur.

Sarana Kelembagaan, seperti Badan Pengelola nge lola Agropolitan, Kantor Perbankan, Perbank an,

Disamping itu, pengembangan kota pertanian

Koperasi, Unit-unit Usaha Agropolitan. Agropolitan. Pembangunan Kasiba dan Lisiba ber-

ini harus melibatkan petani-petani perdesaan untuk bersama-sama membangun sebuah

ikut fasilitas umum dan sosial yang

sistem pertanian yang terintegrasi. Kemudian,

dibutuhkan.

melibatkan setiap instansi sektoral di perdesaan

Penyusunan kebijakan pengembangan

untuk mengembangkan pola agribisnis dan

Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

30

 

agroindustrii yang dilaksanakan secara simultan. agroindustr



Pelaksanaan monitoring monitoring,, evaluasi, pengen-

Peran serta dan dukungan dari stakeholder

dalian, dan pengawasan secara berkala

terkait seperti Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemkab, Pem kab, RPJM Nasional dan Daerah, swasta,

dan teratur agar seluruh kegiatan dapat berlangsung secara efisien dan efektif.

dan masyarakat–juga sangat dibutuhkan demi kelancaran perkembangan Kawasan Agro-

Salah satu upaya evaluasi dalam pelaksanaan

politan.

program pengembangan Kawasan Agropolitan Agropolitan

  Kunci keberhasilan lainnya adalah dengan

adalah dengan menyusun Indikator KeberhaKeber ha-

menetapkan setiap distrik agropolitan sebagai suatu unit tunggal otonom mandiri sehingga

silan. Indikator Keberhasilan Keberhasilan yang yang disesuaikan disesuaikan

dapat terjaga dari besarnya intervensi sektor-

erah masing-masing ini mencakup dampak dan

sektor pusat yang tidak terkait. Dilihat dari

output , dijelaskan dijelaskan dalam jenis dan angka-angka

segi ekonomi, unit tunggal yang mandiri

persentase.

dengan situasi, kondisi, dan kemampuan da-

akan mampu mengatur perencanaan dan pelaksanaan pertaniannya sendiri, tetapi tetap terintegrasi secara sinergis dengan keseluruhan

Dampak pengembangan Kawasan Agropolitan diharapkan mampu meningkatkan pendapat-

sistem pengembangan wilayah.

an masyarakat, khususnya petani, dan produktivitas duk tivitas lahan di Kawasan Agropolitan mi-

Dengan kata lain. keberhasilan pengem-

nimal 5%. Selain itu, investasi masyarakat

bangan bang an Kawasan Agropolitan membutuhkan

(petani, swasta, BUMN) di Kawasan Agropolitan

sebuah sebuah kesiapan, komitmen, konsistensi, ser serta ta perubahan mendasar dalam sistem pe-

meningkat minimal 10%. Sementara, dari sisi output,   Indikator Keberhasilan dapat terlihat output,

lak laksa sanaan naan pembangunan daerah. Disamping Disamping

dari beberapa hal berikut

itu, Pemerintah Daerah pun harus memi memiliki liki

a. Sebanyak 80% kelembagaan petani mam-

kesanggupan untuk meneruskan pengempengem-

pu menyusun usaha yang berorientasi

bangan Kawasan Agropolitan secara berkeberke-

pasar dan lingkungan.

lan jutan demi tercapai kawasan yang mandiri melalui kemampuan sumber daya yang dimiliki.

b. Jaringan bisnis dari dari peta petani/ke ni/kelompok lompok peta peta-ni terbentuk dan berlangsung berlangsung aktif.

Dari uraian tersebut, maka pelaksanaan prog-

Agropolitan menyusun menyusun program tahunan

ram pengembangan Kawasan Agropolitan ha-

secara partisipatif dan disetujui bersama

rus memerhatikan beberapa hal berikut ini:

untuk dilaksanakan.



Pembangunan, pemeliharaan, serta pengembangan ngem bangan prasarana dan sarana berdaberda-

d. Rencana Kegiatan Jangka Panjang dan Detail Engineering Design untuk pelaksapelaksa-

sarkan program yang disepakati bersama

naan fisik prasarana dan sarana di Kawasan

dalam rangka menyediakan fasilitas yang

Agropolitan disetujui bersama untuk dilak-

memadai dan mendukung sistem dan usa-

sanakan dan 70% dapat dilaksanakan di

ha agribisnis, serta mewujudkan mewujudkan tujuan dan

Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

sasaran pengembangan Kawasan Agropolitan.



Mendorong kemitraan dengan seluruh

e. Sebanyak 80% kontak tani/petani maju terpilih yang dilatih mampu menjadi tempat belajar bagi petani di lingkungannya.

stakeholder  stake holder , terutama kemitraan antara swasta/BUMN denganpetani/kelembagaan petani.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

31

 

Agropolitan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pe Pengembangan ngembangan Permukiman ini mengalami

pening peningkatan katan setiap tahunnya, baik dari segi kuan kuantitas titas maupun kualitas. Di awal pelaksanapelaksanaannya, Direktorat Pengembangan Permukiman telah berhasil mengembangkan 8 Kawasan Agropolitan baru. Sampai dengan tahun 2011, sebanyak 292 kawasan telah selesai difasilitasi sebagai Kawasan Agropolitan. Kawasan yang difasilitasi secara berlanjut di tahun 2011 tercatat sebanyak 12 kawasan. Sedangkan, jumlah Kawasan Agropolitan baru yang difasililita tasi si di tahun 2011 mencapai 20 kawasan. Beras organik hasil

Kinerja Dukungan Infrastruktur

olahan petani Ngombol, Purworejo

Kawasan Agropolitan  Agropolitan 

Pe Pengembangan ngembangan Kawasan Agropolitan oleh

Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2002.

program

pengembangan

Direk Direktorat torat Pengembangan Permukiman dapat dilihat pada tabel berikut:

Kawasan

Pencapaian Kawasan Agropolitan 2002-20011 Tahun

 2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Baru

8

27

18

36

57

47

78

35

6

20

8

35

52

48

82

75

46

24

12

1

41

64

118 118

225

282

292

89

146

193

271

306

312

324

Lanjutan Selesai Total

 

8

35

53

324

350 300

271

306

312

35

6 24

20 12

282

292

2010

2011

46

250

78 193

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     K     N     I    u     j     M    u    n     N    e     A     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

200 146

47 75

150 89

100 53

50 0

35 8 8

2002

27 8

2003

18

36 52

35

2004

225

57 82 118

48 41

64

1

2005 Baru

2006

2007

Lanjutan

2008

2009

Selesai

32

 

Dari tabel ini terlihat peningkatan jumlah

instansi terkait sehingga Cipanas tumbuh men-

Kawasan Agropolitan yang dikembangkan. Pa-

 jadi Kawasan Kawasan Agropolitan Agropolitan yang yang memiliki kelengkeleng-

da awal pelaksanaan di tahun 2002, sebanyak 8 kabupaten telah difasilitasi senilai Rp 5,26

kapan infrastruktur.

miliar. Jumlah kawasan meningkat menjadi 39

Pengembangan Kawasan Agropolitan Cipanas

kabupaten di tahun 2003 dengan anggaran se-

 juga dilaksana dilaksanakan kan sesuai dengan kondisi

besar Rp 80 miliar. Kemudian, sebanyak 57 ka-

sumberdaya alamnya. alamnya. Oleh karena itu, Cipanas

bupaten di tahun 2004 dengan anggaran Rp

berkembang sebagai Kawasan Agropolitan

80 miliar, 75 kabupaten di tahun 2005 dengan anggaran Rp 120 miliar, dan 91 kabupaten di

sekaligus Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang mengandalkan keane keaneka karagaman ragaman hayati bidang

tahun tahun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 129

pertanian dan keindahan keindahan alamnya, seperti air

miliar.

terjun, pegu pegunungan nungan alami, perkebunan, peternakan sapi/kambing, tanaman pangan, dan ta-

Program pengembangan Kawasan Agropolitan

na naman man hias, hias, Dengan demikian, sebagai DTW,

yang telah berlangsung selama satu dekade ini menghadirkan berbagai pengalaman yang

Cipanas menawarkan beragam wanawisata. seperti outbound  outbound , hortiwalk , camping ground ,

dapat dicermati dan menjadi tantangan da-

kolam renang renang dengan air pegunungan alami,

lam pengembangan Kawasan Agropolitan ber-

belanja sayur organik, dan kebun petik stroberi.

ikutnya. Misalnya saja, berkembangnya sistem calo/ijon yang menguasai produk pertanian

Hal serupa dirasakan oleh masyarakat petani

sehingga sehingga produk tersebut dijual ke pasar tanpa melalui pusat Kawasan Agropolitan. Jika prak-

di Kecamatan Sewukan, Kabupaten Magelang. Jawa Tengah. Pengembangan Kawasan Agropo-

tik ijon dibiarkan, Kawasan Agropolitan yang

litan di wilayah ini sepanjang Tahun Anggaran

terintegrasi dan dapat memberikan nilai tam-

2004–2008 mencakup pembangunan 1 unit

bah akan sulit terwujud.

Stasiun Stasiun Terminal Agribisnis (STA), pembuatan 1 unit sarana Komposting, peningkatan jalan

 Tingkat produktivitas produktivitas petani yang cenderung subsisten dan sulit sangat memengaruhi pe-

usaha tani sepanjang 520 m, pembangunan 1 unit STA Ngablak, penyempurnaan STA Se-

ngembangan agroindustri. Oleh karena itu,

wukan, wuk an, peningkatan jalan usaha tani dengan

pa para ra petani perlu mendapatkan pelatihan dan

perkerasan sepanjang 1.000 m, peningkatan

pe pemahaman mahaman lebih lanjut sehingga budaya

SDM dan pemberian modal pertanian, serta

subsisten, sub sisten, lambat laun, dapat ditinggalkan.

pembangunan jalan poros desa sepanjang

 Tantangan lainnya adalah infrastruktur/fasilitas  Tantangan infrastruktur/fasilitas yang tersedia tidak memadai, seperti jalan po-

1.200 m.

ros desa yang rusak atau pasar yang terbatas.

Manfaat pengembangan kawasan yang menda dapatkan patkan pembiayaan melalui APBN, APBD

Kendati demikian, keberhasilan pengembangan pengembangan

I, dan APBD II tersebut telah dapat dinikmati

Kawasan Agropolitan juga telah dapat dinikmati

masyarakat. Adapun manfaat yang dinikmati

masyarakat di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa

masyarakat adalah terciptanya sistem pema-

Barat. Cipanas merupakan salah satu kawasan

saran dan perdagangan produksi hasil perta-

rintisan Agropolitan di Indonesia yang mulai

nian,

dikembangkan dikembangkan sejak tahun 2002. Kawasan ini

pe peme merin rintah, tah, swasta, dan masyarakat, serta me-

dikembangkan dengan keterpaduan berbagai

ningkat ning katnya nya pendapatan masyarakat.

program dan kegiatan dari kementerian dan

berkembangnya

kemitraan

antara

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

33

 

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     N     I    K    u     j     M    u    n    e     N     A     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

34

 

Jalan poros Desa Wasiat. Kecamatan Ngombol. Purworejo

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n

A  M D   e n N   u M  j     u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

35

 

STA BAGELEN :

Metamorfosa Pasar Tradisional menjadi Agribisnis   berwawasan Global Ko Kosmopolitan smopolitan Status : Kawasan Agropolitan Bagelen. Kabupaten Purworejo Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/13/2007

Embun pagi Kawasan Agropolitan Bagelen, Kabupaten Purworejo belum lagi menetes. Namun beberapa sepeda

Luas : 1.500m2  Terdiri diri dari 2 shelter. 6 kios dan 1 Ter gedung kantor pengelola    n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n    e     N     A     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

36

 

Fungsi: Sarana Penunjang bagi pemasaran hasil pertanian di Kawasan Agropolitan Agropolitan Bagelen yang mencakup Kecamatan Bagelen. Kaligesing. Purwodadi dan Ngombol

onthel dan sepeda motor sudah melaju cepat memasuki areal Sub Terminal Agribisnis (STA) Bagelen.

SEJURUS kemudian, SEJURUS  kemudian, puluhan sepeda motor pun

Kendati

bermata

Suasana pagi di STA

ikut meramaikan STA ini dengan ratusan ayam

pencaharian pen caharian sebagai petani, dan tanahnya

Bagelen, Purworejo

kampung dan hasil pertanian seperti kelapa,

cocok cocok untuk pertanian, predikat Kawasan

petai, pisang hingga beras organik. Panas terik

Agropolitan pun tak langsung disandangnya.

matahari tak lagi menjadi penghalang transaksi

Seperti Kawasan Agropolitan pada umumnya,

 jual beli ini. Petani dan pedagang melebur

penetapan Kawasan Agropolitan Bagelen di-

menjadi satu bersama riuhnya suara ayam

dahului dengan proses identifikasi potensi

 jantan yang terus berkokok pagi itu. itu.

dan masalah untuk mengetahui kondisi dan

mayoritas

penduduknya

potensi lokasi (komoditas unggulan), antara

Penetapan Kawasan Agropolitan Bagelen

lain: potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu

Prasarana dan Sarana Dasar, dan sebagainya

wilayah agraris yang berada di Provinsi Jawa

yang terkait dengan sistem permukiman

Manusia, Kelembagaan, Iklim Usaha, kondisi

 Tengah.  Ten gah. Perekonomian Perekonomian di Kabupaten Kabupaten Purworejo

nasional. Kemudian, Provinsi Jawa Tengah

didominasi oleh sektor pertanian dengan kon-

dan Kabupaten Purworejo memproses pe-

tribusi lebih dari 33% terhadap produk domes-

nyusunan nyu sunan master plan  plan  pengembangan Kawa-

tik regional bruto.

san

Agropolitan

serta

proses

sosialisasi

ke kepa pada da stakeholder   yang terkait dengan peUpaya pembangunan sektor pertanian da-

ngembangan ngem bangan program agropolitan baik di

lam arti luas tidak hanya ditekankan pada

kabupaten maupun di kecamatan. Penetapan

pembangunan sektoral saja tetapi juga men-

Kawasan Agropolitan Bagelen berdasarkan

cakup pembangunan kewilayahan. Konsep

Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/13/2007

dengan pendekatan Kawasan Agropolitan ini sudah direncanakan oleh Pemerintah Kabu-

yang kemudian akan diperundangkan lebih lanjut dalam peraturan daerah dalam RDTR

paten Purworejo dengan menetapkan rencana

Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

induk dan rencana pengembangan jangka menengah Kawasan Agropolitan. Agropolitan.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D   e M A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

37

 

Maksimalkan Peran STA dan Internet untuk Meraih Pasar

sebelum dibangun STA, areal ini adalah pasar

Kondisi prasarana dan sarana di Kawasan

sekitar, “Jadi memang sudah ada embrionya. Hal

kambing dan pasar tradisional tra disional penduduk

Agropolitan Bagelen saat ini masih perlu di-

tersebut menghindari tidak berfungsinya STA

kembangkan

yang dibangun, alias mang mangkrak”. krak”.

untuk

memperlancar

segala

kegiatan pada setiap sub sistem dalam sistem agribisnis, terutama proses pemasaran hasil

“Keberadaan STA Bagelen membantu petani petani

produksi pertanian.

untuk dapat mempromosikan hasil tani mereka

Pemasaran hasil pertanian merupakan sub

yang berpotensi di Kawasan Agropolitan. Se Secara cara umum penjualan sudah ber jalan

sistem agribisnis yang sangat vital untuk di-

walaupun walau pun terbentur dengan hari pasar yang

kembangkan. STA merupakan sarana penunjang

hanya dilakukan pada Rabu dan Sabtu. Ini

bagi pengem pengembangan bangan sektor perekonomian di

masalah kebiasaan. Walau demikian kami

Kawasan Agropolitan Bagelen.

sedang mengupayakan agar petani dapat

Saat ini Kawasan Agropolitan Bagelen telah telah

me memaksimalkan maksimalkan keberadaan STA dan mengarahkan mereka agar dapat menggunakan

memiliki sarana pema pemasaran saran berupa bangun-

tek teknologi nologi informasi berupa internet untuk pe-

an STA Bagelen di Desa Krendetan yang telah

masarannya,” tambah Setiyadi, S.Sos., Camat

diresmikan penggu pengguna naannya annya oleh Bupati Purwo-

Bagelen.

rejo, Drs. H. Mahsun Zain, M.Ag, pada Oktober 2011. Bangunannya berupa 2 shelter, 6 kios dan

Menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, Pe-

1 gedung kantor di atas areal seluas 1.500 m 2.

merintah Kabupaten Purworejo kemudian men jalin kerjasama dengan Kementerian Komuni-

“Tak ada ketentuan khusus bagi petani atau

kasi dan Informatika dengan mendatangkan

pedagang yang ingin berjualan di ST STA A Bagelen.

mobil komuter, yaitu mobil yang dilengkapi 2

Mereka cukup membayar biaya kebersihan,

unit komputer dengan jaringan internet dan

Rp 1.000.-/hari. Saat ini setiap hari pasar ada sekitar 75 orang petani dan pedagang yang Aktivitas pedagangpembeli di STA Bagelen sepanjang

bertransaksi di STA,” jelas Suradi. Ketua Pengelola STA Bagelen

hari pasar

yang

juga

Krendetan.

Kepala Lebih

Desa lanjut

ia menjelaskan bahwa

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N    e     A     M     D    n     N    a     A   s     T   a     I     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

38

 

petugas yang siap membantu. Sesuai dengan

matan Purwodadi dan Kecamatan Bagelen

hari pasarnya, mobil ini dapat digunakan petani

merupakan daerah dengan kombinasi usaha

untuk mengakses internet setiap Rabu dan

tani persawahan, perladangan serta tambak;

Sabtu. Saat ini penggunaan mobil komuter

dan Kecamatan Kaligesing merupakan daerah

masih dalam tahap sosialisasi. Pengelola STA

dengan eksisting produksi ruminansia kecil

yang akan membantu petani memanfaatkan

kambing ettawa (PE) ras Kaligesing, yang te-

 jaringan  jaring an internet ini,” jelas Unang Nur Hidayat,

lah banyak membantu daerah lain dalam

Ke Kepala pala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten

pe pemenuhan menuhan kebutuhan bakalan (bibit) PE.

Purworejo.

Keempat kecamatan tersebut dapat membentuk suatu sistem produksi farming farming   dan

Hal tersebut sejalan dengan visi Kawasan

akan memiliki kinerja yang bersinergis karena

Agropolitan

adanya aspek ekologis yang berbeda dan saling

Bagelen,

yakni

menjadikan menjadikan

Kawasan Agropolitan Bagelen sebagai daerah

melengkapi.

produsen pro dusen pertanian dalam arti luas, berorientasi berorientasi agribisnis, berwawasan global-kosmopolitan

“Untuk beras organik, Dinas Pertanian men-

de dengan ngan peningkatan kemandirian serta daya

dampingi dan memberikan penyuluhan pada

saing menuju kesejahteraan. kesejahteraan.

petani dengan menanam padi pola SRI (System Rice Intensification) di Intensification) di areal seluas 200 ha di Ke-

Daya Beli Meningkat Kuantitas Komoditi Terbatas

camatan Ngombol. Dengan pola tanam ter-

Untuk memaksimalkan keberadaan STA Ba-

dari yang sebelumnya hanya 5 ton,” jelas Kepala

ge gelen, len,

Purworejo

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

membentuk mem bentuk 4 wilayah agropolitan, yakni Ke-

Purworejo, Pur worejo, Ir. Dri Sumarno. Namun sayang,

ca camatan matan Bagelen, Kecamatan Kaligesing, Ke-

lan jut Dri, untuk komoditas unggulan seperti

ca camatan matan Purwodadi dan Kecamatan Ngom-

ke kelapa, lapa, durian ataupun beras organik hasil pa-

bol, Kecamatan Ngombol merupakan lahan

nennya belum dapat memenuhi permintaan

persawahan dengan ekosistem pantai; Keca-

pasar. Karena komoditasnya yang kurang, para

Pemerintah

Kabupaten

sebut, produksi padi kini bisa mencapai 8,7 ton

Mobil komuter. membantu petani untuk melek internet

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e N  n A   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

39

 

pembeli pun rela menjemput bola langsung ke

ini pula, Kawasan Agropolitan Bagelen mem-

rumah petani.

peroleh dana bantuan berupa Specific Grant   program agropolitan dari Provinsi Jawa Tengah

Pembangunan Infrastruktur pendukung

melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang

di kawasan hinterland  (daerah  (daerah penyangga)

dimanfaatkan untuk pembinaan kelembagaan

Pembangunan Kawasan Agropolitan Bagelen

 Tlogokotes dan dan Semawung-Nadri.

dan peningkatan jalan poros Desa Krendetan-

memang bukan tanpa tanpa perencanaan. “Kami sudah mulai menyu menyusun sun master plan dan plan dan RPJMD

“Di tahun 2011, Pemerintah Pusat melalui

Kawasan Agropolitan Bagelen pada tahun

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa

2006. Kemudian tahun 2007, mulai dengan

 Tengah  Tengah memberikan paket pembangunan in-

penetapan

pokja

fra frastruktur struktur perdesaan an anta tara ra lain pembangunan

tingkat kabupaten, pembangunan pembangunan Jembatan

STA Bagelen, peningkatan jalan poros Desa

Sembir

menghubungkan menghubungkan

Guyangan-Bongkot, jalan poros Desa Wasiat, Wasi at,

wilayah agropolitan Kecamatan Kecamatan Purwodadi

 jalan poros Desa Wonosari-Kedondong, Wonosari-Kedondong, jalan

dengan Kecamatan Ngombol dan Kecamatan

poros Desa Tlogohulu-Somowono, dan jalan

Bagelen dengan Kaligesing, terutama untuk

poros Desa Kalirejo-Sokoagung,” jelas Faiq

mempermudah

Anung Nindito, ST., MM., Satker Pengembangan

kawasan,

tahap

I

pembentukan

yang

aksesibilitas

menuju

STA,”

 jelas Bambang Jati, Kasubid Produksi Produksi Bappeda

Permukiman Perdesaan Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Purworejo. Purworejo. Aksesibilitas jalan poros desa yang semakin

Kesibukan pedagang masuk keluar STA Bagelen sepanjang pagi

 Tahun  Tah un 2008, lanjut Jati, dengan menggunakan

baik serta keberadaan Sub Terminal Agribisnis

dana APBD Kabupaten, Jembatan Sembir Tahap

yang

II dilanjutkan. Lalu tahun 2009 pembahasan

menggairahkan ekonomi Kawasan K awasan Agropolitan.

Raperda Kawasan Agropolitan Bagelen ditunda

Dimana potensi daerah tersebut dapat dengan

karena menunggu Perda RTRW. Tahun 2010,

mudah dipasarkan. Sehingga para petani

pembentukan pokja kecamatan di 4 wilayah

mempunyai harapan baru dalam menata masa

Kawasan Agropolitan Bagelen. Pada tahun

depannya.

ramai

memiliki andil besar dalam

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N    e     M     A     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

40

 

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D 

N   e n A   u M  j     u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

Saluran irigasi di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Purworejo

 

41

Melirik Potensi Gula Kelapa di Bagelen Rambutnya hampir putih Rambutnya menyeluruh. Giginya pun tak lagi lengkap. l engkap. Hanya sedikit warna merah bata sisa kunyahan sirih yang tampak mencolok dilapisan bibirnya. Namun tangan keriput Mbah Minah (70 tahun) masih cekatan mengaduk adonan gula kelapa yang setiap hari dibuatnya, aktivitas rutin

yang telah ia geluti sejak usianya 10 tahun.    n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     N     I    K    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

42

 

berselang, ber selang, ia mengangkat singkong rebus dari salah satu panci hitam dan menyuguhkannya didalam piring, lengkap dengan gula kelapa yang telah dibuatnya. Dengan bahasa Jawanya yang kental, ia mempersilakan

kami mencicipi penganan tradisional yang istimewa ini. “Gula kelapa yang kami buat murni tanpa bahan

campuran campuran

apapun.

Untuk pewarnanya, kami menggunakan kulit manggis, makanya warna yang dihasilkan tidak segelap gula kelapa yang pakai pewarna buatan,” tutur Juminah (34 tahun), tahun), putri putri pertama Mbok Minah yang ikut membantu membantu produksi gula kelapa. MENJADI pengrajin MENJADI  pengrajin gula kelapa bukanlah pro-

Rumah yang terbuat dari kayu dan beralaskan

fesi pilihan. Tempat tinggalnya berada di le-

tanah itu memiliki jarak yang cukup jauh dari

reng bukit dengan pohon kelapa dan pohon

pusat kegiatan jual beli. Dimasa mudanya, ia

 jati sebagai tanaman utamanya. Keterbatasan

habiskan waktu berjalan kaki dengan kondisi

in infra frastruktur struktur membuat Mbah Minah dan penduduk desa lainnya berusaha mencari cara un-

 jalan tanah yang licin untuk menjual gula kelapa produksinya ke pasar tradisional. “Tapi seka-

tuk mempertahankan hidup. Menjadi pengrajin peng rajin

rang sudah enak, jalan ke pasar sudah bagus,”

gula kelapa adalah salah satunya.

tuturnya dalam bahasa jawa sambil tersenyum. Kendati kini yang berangkat ke pasar adalah

Mbah Minah, hanyalah salah satu warga Desa De sa

anak-anaknya, Mbah Minah turut senang de-

Sokoagung, Kecamatan Bagelen, yang membuat gula kelapa sebagai olahan hasil pertanian per tanian

ngan adanya pembangunan jalan ini. Setelah akses jalan ruas Desa Kalirejo terbuka, para

kelapa yang menjadi salah satu komoditas komoditas

pembeli pun banyak yang datang langsung ke

unggulan Kawasan Agropolitan Bagelen, Bagelen, Kabu-

rumahnya. Maklum, harga jual gula kelapa ini

paten Purworejo. Alat yang digunakannya digu nakannya ter-

memang akan lebih rendah bila kita langsung

bilang sangat sederhana, ruas bambu sebagai

membelinya di rumah penjual. Saat ini Mbah

cetakan, wajan hitam dengan 2 tungku kayu yang terus menyala dan kulit manggis sebagai

Minah menjual gula kelapa dengan harga Rp 11.000.-/kg. “Penghasilan “Penghasilan yang didapat ya ndak

pe pewarna warna alaminya. alaminya. Hampir tak ada peralatan

tentu. kalau sedang banyak nira yang di dapat

moderen yang ditemukan. Sesekali cahaya

ya kita bisa buat gula kelapanya lebih banyak,” ba nyak,”

matahari menerobos menerobos masuk ke dalam dapur

 jelas Mbah Minah tersipu. tersipu.

melalui celah celah atap rumahnya yang bolong di sana-sini.

 Jalan aspal yang mendongkrak harga tanah

Hmmm ... aroma gurihnya adonan gula kelapa

Sejak tahun 2011, jalan ruas desa yang meng-

Mbah Minah menyergap masuk ke setiap hi-

hubungkan antara Desa Kalirejo dan Desa

dung orang-orang di sekelilingnya. Tak lama

So Soko koagung agung memang sudah berlapis aspal.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D  A   e n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

43

 

Jalan poros Desa Sokoagung, Bagelen, Purworejo

Jalan sepanjang 2.100 m dengan lebar 3 m ini membawa dampak positif bagi perekonomian    n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

mereka lebih baik dan dapat dilalui dengan kendaraan bermotor,” jelas Reni.

penduduk setempat yang mayoritas mayoritas adalah petani dan pembuat gula kelapa. kelapa. Menurut

Hal senada juga diungkapkan Hartoso, Ang-

Elizabeth Reni Suzana, Kepala Desa Sokoagung.

gota DPRD Kabupaten Purworejo yang juga

proses pembangunan jalan ini memang sangat

penduduk Desa Sokoagung. “Sejak jalan ruas

diharapkan oleh pendu penduduk duk desa. “Sehingga dalam pelaksanaan pembangunannya, tidak

desa terbangun, angkutan umum bisa masuk ke desa kami. Karena akses jalan yang baik, otooto -

ada kendala terhadap pembebasan lahan.

matis harga jual tanah terus melambung. Untuk Untuk

Bahkan mereka dengan senang hati membantu.

luas tanah 80m2  saja. sekarang tak lagi dapat

Penduduk hanya ingin akses jalan ke daerah

dibeli dengan harga Rp 10 juta. Hingga kini

44

 

Kehadiran jalan aspal nan mulus memang masih menjadi barang mewah bagi sebagian penduduk Kecamatan Bagelen dan sekitarnya.  Te  Terrmasuk Heru (55 tahun), pengrajin gula semut (brown sugar)  sugar)  yang hingga kini masih

melewati jalan tanah yang licin sepanjang 4 km sebelum bisa menggulirkan roda motornya di  jalan beraspal. Warga Desa Semono ini sangat menginginkan jalan pintas dari desanya menuju

Jalan poros Desa

Desa Sokoagung dan Desa Kalirejo segera di-

Semono–Sokoagung yang belum tersentuh aspal

ba bangun. ngun. “Saya mengalami kesulitan untuk membawa mem bawa hasil gula semut ini ke STA. Padahal masih banyak jalan poros desa di Kecamatan

permintaan per mintaan pasar semakin banyak,” kata Heru

Bagelen yang perlu dibangun dan ditingkatkan

penuh harap. Padahal gula semut yang dijual

kualitasnya. kua litasnya. Karena kondisi jalan yang tidak

dengan harga Rp 14.000.- per kilogram sudah

me memadai, madai, dari Desa Sokoagung menuju Desa Semono harus melalui jalan memutar, padahal

mulai diekspor melalui sebuah perusahaan perdagangan hingga ke Jepang. Tiap minggu, ia

letak kedua desa ini berdampingan.”

dan keluarganya bisa menghasilkan 4 kuintal gula semut.

Menurut Hartoso, sebagai daerah penyangga Kawasan Agropolitan Bagelen, akses jalan ruas desa harus segera dibenahi agar para petani dapat dengan mudah menjual hasil produksi taninya.

Heru dan Istri. pengrajin gula semut

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

45

 

Dengan adanya STA Bagelen ini, sangat membantu petani kami untuk mempromosikan hasil tani mereka yang

Setiyadi. S.Sos

Camat Bagelen Purworejo

berpotensi di kawasan Agropolitan. Saat ini kami juga sedang mengarahkan petani agar dapat menggunakan teknologi informasi (internet) untuk pemasarannya.

 Judi Indradjaja PPK P2S Agropolitan Ditjen Cipta Karya Kem. Pekerjaan Umum

Kawasan Agropolitan Bagelen sangat potensial untuk dikembangdikembangkan sebagai kawasan agribisnis. Kami dari Dinas Pertanian dan Kehutanan melakukan penyuluhan kepada petani agar kualitas tanam mereka semikin baik, dan sesuai dengan mutu yang kita harapkan.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum berupaya mengembangkan potensi lokal dengan cara memfasilitasi Kawasan Agropolitan dan Minapolitan berupa penyediaan infrastruktur perdesaan dasar bidang permukiman. permukim an. Dukungan ini diharapkan, dapat mendorong perkembangan dan kelangsungan sektor pertanian.

Ir. Dri Sumarno

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Purworejo

   n    a    s     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M    n     D     N    a     A   s     T   a     I     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

46

 

Marsini Petani/Pedagang/ Pengepul Kelapa

Saya mulai berdagang dari kelas 6 SD. Sekarang saya punya 100 pohon kelapa lebih. Harga jual kelapanya Rp 1.000/butir. Saya jual di STA dan di rumah. Dulu susah sekali mau jualnya, jalannya jelek. Sekarang  jalan disekitar tempat tinggal saya s aya sudah lebih baik apalagi sekarang ada STA, selain jual kelapa, saya juga bisa jual beras.

DI BALIK CAKRAWALA BIRU INDONESIA

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A   u n N  M  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   s   a  n

47

 

Di Balik Cakrawala Biru Konsep kawasan : Minapolitan Kawasan Minapolitan TA 2005-2011 : 29 provinsi 48 kawasan Jenis Pengembangan : Budidaya ikan air tawar

Indonesia Hamparan laut nan biru mewarnai lukisan alam Indonesia yang terlihat

begitu serasi dengan birunya langit dan hijaunya daratan negeri ini. Dengan luas perairan tiga kali dari luas keseluruhan, pantaslah

Ikan hasil tangkap    n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M    n     D     N    a     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

48

 

Dukungan Infrastruktur : Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani, pembangunan talud, packing house, cold storage , peningkatan tambatan perahu

 jika Indonesia dinobatkan sebagai Negara Kepulauan/ Maritim Terbesar di dunia dengan gugusan pulau besar dan kecil yang  jumlahnya mencapai mencapai 17.508 pulau.

SEBUTAN   ‘negara kepulauan’, sebenarnya, meSEBUTAN

Dengan kondisi geografis seperti disebutkan

rupakan rupakan arti dari nama “Indonesia” itu sendiri,

di atas, Indonesia memiliki potensi ekonomi

yang sudah digunakan jauh sebelum Indonesia

kelautan yang sangat besar. Berdasarkan

menjadi negara berdaulat, “Indonesia” berasal

prakiraan para pakar dan lembaga terkait di

dari kata indus (bahasa Latin) yang berarti “Hindia” dan nesos (bahasa Yunani) yang berarti

tahun 2009 terhadap nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia, hasilnya mencapai

“pulau”. Dengan demikian, Indonesia berarti

149,94 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,994

“kepulauan yang berada di Hindia”.

triliun. Nilai tersebut meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dolar AS, wilayah pesisir lestari

Wilayah Indonesia yang terbentang di antara

65 miliar dolar AS, bioteknologi laut 40 miliar

Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali

Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik memiliki luas keseluruhan sebesar 7,9 juta km 2.

dolar AS, wisata bahari 2 miliar dolar AS, minyak bumi 6,64 miliar dolar AS, dan transportasi laut

Dengan luas daratan hanya sebesar 22% saja

sebesar 20 miliar dolar AS.

atau 1,8 juta km2. Sedangkan. luas perairannya mencapai 77% dari luas keseluruhan atau 6,1 2

 juta km . Luas perairan tersebut terbagi atas laut 2

Sementara, badan pangan dan pertanian sedunia (Food and Agriculture Organization–

teritorial seluas 3,2 juta km   (terluas di dunia)

FAO) menyebutkan Indonesia sebagai produsen

dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

ikan terbesar di dunia. Hal ini berdasarkan

sebesar 2,9 juta km2  (terluas ke-12 di dunia).

data di tahun 2006 yang menunjukkan bobot

(Sumber: United Nations Environment Program–UNEP.

produksi ikan Indonesia mencapai 87,1 juta ton.

2003).

Hasil tangkapan laut Indonesia mencapai 52%

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N  M  u  j     u I    K  N   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

49

 

dari hasil keseluruhan tangkapan laut dunia.

sepenuhnya dari para pemegang kebijakan.

Selain potensi kekayaan laut, perairan Indonesia

Akibatnya, potensi kelautan Indonesia belum

 juga memiliki andil besar dalam perdagangan

diolah secara maksimal sehingga sektor kelaut-

dunia. Lebih dari 80% perdagangan dunia dengan nilai lebih dari 500 miliar dolar AS (tahun

an belum mampu meningkatkan perekonomian secara signikan. Hal ini berujung pada belum

2006) berlangsung melalui laut. Oleh karena

tercapainya kesejahteraan masyarakat di wila-

itu, keberadaan negara negara maritim, seperti

yah pesisir, khususnya para nelayan.

Indonesia, memiliki pengaruh besar dalam per-

Kawasan Minapolitan Kojadoi. Kabupaten Sikka. NTT

dagangan dunia.

Hal tersebut tampak dari sejumlah data yang

Potensi besar dari perairan Indonesia dapat

dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Pedoman Umum Minapolitan

dimanfaatkan untuk meningkatkan perekoper eko-

2011. Dimana, luas lautan Indonesia yang jum-

nomian dari sektor kelautan. Namun, pe-

lahnya mencapai 2/3 dari luas keseluruhan

ngembangan sektor kelautan ini masih belum

hanya memberikan Product Domestic Bruto  Bruto 

menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian

(PDB) perikanan sebesar 3,2%. Potensi budidaya

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     N     I    K    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n    a     N     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

50

 

laut yang dimiliki negeri ini seluas 8.363.501

di tahun 2006-2007 terjadi peningkatan jumlah

ha, tetapi yang terealisasi baru seluas 74.543

nelayan sebesar 2,06%. Namun, peningkatan

ha. Begitu pula dengan potensi tambak seluas

berbanding terbalik dengan jumlah ikan di per-

1.224.076 ha, baru dapat terwujud seluas 612.530 ha.

airan negeri ini yang kian langka. Kondisi ini melatarbelakangi upaya-upaya un-

Disamping itu, potensi sumberdaya perikanan

tuk mengembangkan wilayah perairan/pe-

tangkap negeri ini sebesar 6,4 juta ton per

si sisir sir dengan sektor kelautan dan perikanan

tahun, tetapi masih banyak nelayan yang

sebagai kegiatan utama demi meningkatnya

hidup dalam kemiskinan. Lebih dari separuh (50%) dari jumlah nelayan di negeri ini, yaitu

kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, terutama terutama para nelayan. Untuk itu, diperlukan

2.755.794 orang (nelayan laut dan perairan

perubahan cara berpikir dan orientasi pem-

umum), masih berstatus sambilan utama dan

bangunan dari daratan ke maritim dengan

sambilan tambahan. Sementara itu, jumlah

konsep pembangunan berkelanjutan dan ge-

nelayan terus mengalami peningkatan, seperti

rakan yang mendasar dan cepat. Perubahan ini disebut dengan Revolusi Biru. Revolusi Biru pun diimplementasikan melalui sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah yang menggunakan konsep Minapolitan.

Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan alternatif solusi pembangunan wilayah perdesaan, dalam hal ini adalah kawasan perairan/ pesisir

(tangkap)

dan

kawasan

budidaya

(kolam). Kegiatannya difokuskan pada sistem dan usaha perikanan (minabisnis) sehingga mampu mendorong kegiatan perikanan di wimampu layah sekitarnya. Pengembangan Kawasan Minapolitan turut diwujudkan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta Karya,

Kementerian

sejumlah

wilayah

pengembangan

Pekerjaan di

Umum

Indonesia.

Kawasan

di

Dengan

Minapolitan

diharapkan dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan produksi perikanan tangkap maupun budidaya sehingga mampu

meningkatkan meningkatkan

pendapatan

dan

kesejahteraan kesejahteraa n masyarakatnya. masyarakatnya.

Konsep Kawasan Minapolitan Menurut UU Penataan Ruang No. 26/2007, Kawasan Minapolitan merupakan turunan dari Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang terdiri terdiri

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   j     u  u M N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

51

 

sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan produk kelautan dan perikanan sebagai komoditas mo ditas utamanya. Konsep Minapolitan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan ini berlandaskan pada 3 asas, yakni demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan prorakyat; keberpihakan pemerintah pada rak-

yat kecil melalui pemberdayaan rakyat kecil; serta penguatan peranan ekonomi daerah dePetani sedang memberi makan di kolam budidaya ikan lele

atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah wila yah

ngan prinsip: “daerah kuat, maka bangsa dan negara pun kuat”.

perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu

Kawasan Minapolitan begitu khas dengan ma-

yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan

yoritas masyarakatnya yang mendapatkan

fungsional fung sional dan hirarki keruangan satuan sis-

pengha peng hasilan silan dari kegiatan minabisnis. Kegiatan

tem permukiman dan sistem minabisnis. Sama halnya dengan Agropolitan, konsep MinapoMina po-

minabisnis merupakan kegiatan penangangan komoditas secara komprehensif, mulai dari hu-

litan juga dicetuskan Friedman dan Douglas

lu sampai hilir, seperti pengadaan, produksi,

(1985) sebagai aktivitas pembangunan yang

pengolahan, hingga pemasaran.

ter terkonsentrasi konsentrasi di wilayah perdesaan berpenberpenduduk antara 50.000–150.000 jiwa.

Kegiatan minabisnis dicirikan dengan keber-

Berdasarkan asal katanya, Minapolitan adalah

adaan sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis perikanan yang sangat memengaruhi

gabungan dua kata, yaitu mina yang berarti

perekonomian di sekitar kawasan. Disamping

“ikan” dan polis/politan yang berarti “kota”.

itu, karakteristik minapolitan tampak dari ke-

Dengan demikian, Minapolitan diartikan seba-

anekaragaman kegiatan–ekonomi, produksi,

gai kota perikanan. Konsep minapolitan pun

perdagangan, per dagangan, jasa, pelayanan, kesehatan, dan

diuraikan sebagai kota perikanan berbasis pada pembangunan ekonomi kelautan dan

sosial–yang saling terkait. Sebagai pendukung kegiatan, Kawasan Minapolitan juga telah me-

perikanan wilayah melalui pendekatan dan

miliki sarana dan prasarana yang memadai.

sistem manajemen kawasan yang terintegrasi,

layaknya sebuah kota.

efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Kawasan Minapolitan sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan Sedangkan, Kawasan Minapolitan adalah suatu

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n    a     N     A   s    a     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama

oleh tersedianya lahan perikanan dan tenaga

ekonomi yang terdiri dari sentra produksi,

kerja yang murah, masyarakat pembudidaya

pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,

perikanan telah memiliki kemampuan dan

pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung

pengetahuan, telah terbentuk jaringan antara

lainnya.

sektor hulu dan hilir, serta kesiapan institusi. Adapun tujuan dari pengembangan Kawasan

Secara konseptual, Minapolitan memiliki 2

Minapolitan sebagai konsep dari Revolusi Biru

unsur utama, yakni Minapolitan sebagai kon-

adalah:

sep pembangunan sektor kelautan dan per-

• Meningkatkan produksi, produksi, produktivitas, produktivitas, serta

ikanan berbasis wilayah serta Minapolitan

kualitas dari komoditas kelautan, perikanan

52

 

budidaya dan produk olahannya. • Mengembangkan sistem minabisnis.

pemasaran. c. Mengintegrasikan sentra produksi pengolahpengolah-

• Mengembangkan pusat pusat pertumbuhan eko-

an, dan/atau pemasaran menjadi kawasan

nomi di Kawasan Minapolitan. • Meningkatkan pendapatan pendapatan dan kesejahtera-

ekonomi unggulan daerah menjadi Kawasan Minapolitan.

an masyarakat secara adil dan merata, khu-

d. Pendampingan usaha dan bantuan teknis

susnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan

di sentra produksi, pengolahan, dan/atau

pemasaran unggulan berupa penyuluhan,

pengolah ikan.

pelatihan, dan bantuan teknis. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, disusunlah strategi utama pembangunan sektor

e. Pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah.

kelautan dan perikanan melalui Minapolitan. Strategi tersebut mencakup penguatan lem-

Pengembangan Kawasan Minapolitan yang

baga dan sumber daya manusia secara terin-

se sepenuhnya penuhnya

tegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan

ini sangat sangat mendukung perlindungan dan

perikanan secara berkelanjutan, peningkatan produktivitas dan daya saing berbasis

pengembangan pengembangan terhadap budaya-sosial lokal. Dengan demikian, pengembangannya

pengetahuan, serta perluasan akses pasar

telah sesuai dengan dengan Rencana Tata Ruang

domestik dan internasional. Sebagai upaya

Wilayah Nasional (RTRWN) yang mendukung

percepatan,

pengembangan kawasan andalan. andalan. Oleh karena

strategi

utama

direalisasikan

memanfaatkan

Kawasan

lokal

melalui langkah-langkah strategis berikut: berikut:

itu,

a. Kampanye K ampanye Nasional Nasional melalui media massa, komunikasi antarlembaga, ataupun pameran.

tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan

b. Menggerakkan produksi, pengolahan, dan/

kabupaten. Kawasan ini pun memiliki batasan

atau pemasaran di sentra produksi unggulan

yang hanya ditentukan oleh skala ekonomi

pro-usaha kecil, di bidang perikanan tangkap,

(economic of scale).

perikanan budidaya, serta pengolahan dan

pengembangan

potensi

Minapolitan

Pembatasan Pembatasa n aktivitas tertentu di kawasan minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   j    M  u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

53

 

Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan

atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya,

Untuk dapat dikembangkan menjadi Kawasan

b. Memiliki sarana dan prasarana sebagai pen-

Minapolitan, suatu wilayah–dalam hal ini sistem kewilayahan kabupaten, harus memenuhi be-

dukung aktivitas ekonomi. c. Menampung dan mempekerjakan sumber

be berapa rapa persyaratan yang akan menjadi per-

daya manusia di dalam Kawasan Minapolitan

timbangan berdasarkan aspek strategis dari

dan daerah sekitarnya.

seperti jasa pelayanan dan perdagangan.

unsur makro pembentuk Kawasan Minapolitan. Salah satunya memiliki komoditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan dengan nilai ekonomi tinggi yang akan dikembangkan.

d. Mempunyai dampak positif terhadap pereko nomian di daerah sekitarnya. Seperti halnya kawasan Agropolitan, pengembangan Kawasan Minapolitan harus melalui

Komoditas unggulan merupakan komoditas

mekanisme pengajuan usulan terlebih dahulu.

andalan yang paling menguntungkan untuk

Dalam mekanisme tersebut, diuraikan prosedur

dikembangkan karena memiliki prospek pe-

tentang pengajuan lokasi Kawasan Minapolitan

ngembangan tinggi di masa depan, keberngembangan adaannya melimpah, dan dapat meningkatkan

yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: 1. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah

penghasilan/kesejahteraan masyarakatnya. Po-

Provinsi.i. Pemerintah Kabupaten mengajukan Provins

la pengembangan yang terpadu akan mening-

usulan mengenai Kawasan Minapolitan. Se-

katkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan

belumnya, Pemerintah Kabupaten telah me-

sumber daya sehingga mampu meningkatkan

lakukan identifikasi potensi dan masalah terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan

produksi sekaligus pendapatan masyarakat.

untuk mengetahui kondisi dan potensi lokal,

Selain memiliki komoditas unggulan di bidang

yaitu komoditas unggulan. Lokasi Kawasan

kelautan dan perikanan, Kawasan Minapolitan

Minapolitan yang berada di dalam kawasan

hendaknya telah memiliki sistem mata rantai

kabupaten ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Bupati/Walikota.

produksi (hulu–hilir), kelayakan daerah, du-

2. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi un-

kungan kung an infrastruktur yang memadai–seperti

tuk dapat dikembangkan sebagai Kawasan

transportasi, jaringan listrik, dan air bersih, serta

Minapolitan. Penilaian dilakukan berdasarkan

dukungan berbagai fasilitas minabisnis–seperti

kelengkapan persyaratan administrasi, be-

pasar,, balai benih ikan, lembaga keuangan, dan pasar

rupa dokumen perencanaan yang terdiri

kelompok budidaya. Sumber daya manusia yang

dari SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM,

cukup dan mampu menggerakkan kegiatan di

dab DED, serta potensi lokasi kawasan yang

dalam kawasan juga sangat dibutuhkan bagi

diusulkan.

perkembangan Kawasan Minapolitan. Dengan

3. Pengembangan Kawasan Minapolitan yang

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n    a     N     A   s     T   a     I     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

didukung komitmen kuat dari pemerintah

diusul diusulkan kan dapat dipenuhi jika telah meme-

da daerah, erah, Kawasan Minapolitan yang serasi, se-

nuhi kondisi berikut:

im imbang, bang, dan terintegrasi pun akan segera



Apabila kelengkapan administrasi dan po potensi tensi kawasan yang diusulkan telah

terwujud.

memenuhi

dalam

butir

nomor 2.

Sebagai sebuah kawasan ekonomi potensial unggulan, ung gulan, Kawasan Minapolitan memiliki karakk arak-

persyaratan



Apabila kelengkapan administrasi belum

teristik tersendiri, yaitu:

terpenuhi semua, tetapi kawasan yang

a. Memiliki sentra produksi, pengolahan, dan/

diusulkan memiliki potensi yang baik.

54

 

dilihat dari profil kawasan tersebut.



Potensi kabupaten yang akan dikembang-

Kawasan ini akan diberi kesempatan untuk

kan menjadi Kawasan K awasan Minapolitan. Potensi

melengkapi

kabupaten merupakan faktor pendukung

kekurangan

persyaratan

administrasi dalam waktu 1 tahun. Apabila dalam kurun waktu 1 tahun belum



berkembangnya Kawasan Minapolitan. Kawasan Minapolitan Minapolitan tidak ditentukan ditentukan

terlengkapi, dana bantuan pembangunan

oleh batasan administrasi pemerintahan.

pada tahun berikutnya akan dihentikan

Namun, prosedur penetapannya dimulai

untuk sementara.

dari penetapan kabupaten terpilih dan

basis analisa data berdasarkan batas adSetelah adanya pengajuan tentang usulan lokasi Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan,

ministrasi. Oleh karena itu, proses penipe nilaian Kawasan Minapolitan diawali de-

dilaksanakan

kawasan

ngan proses penilaian Kabupaten yang

dengan mempertimbangkan beberapa hal di

berpotensi untuk mendapatkan kawasan

bawah ini:

terpilih.





penilaian/pemilihan

Program-program Program-program pengembangan kawas-



Kawasan Minapolitan Minapolitan merupakan satu

an dari departemen/badan yang memiliki memiliki

kesatuan kawasan perdesaan yang ter-

keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-

diri dari desa pusat dan desa-desa hinter-

ngan pengembangan kawasan berbasis

land-nya landnya yang diindikasikan oleh adanya

minabisnis.

hubungan fungsional antara kegiatan di

Komoditas unggulan sebagai pemicu un-

desa pusat dan di desa hinterlandnya.

tuk tumbuh kembangnya kehidupan dan



penghidupan dari sektor-sektor komoditi

dah menetapkan struktur hirarki kawasan. •

ikutan lainnya.

Kawasan Minapolitan yang diusulkan suMemiliki sistim kelembagaan dan sistem

Mekanisme Penyelenggaraan Minapolitan

Program Minapolitan Pusat/Provinsi/ Kab/Kota

• Identikasi • Usulan Lokasi   dari Bupati / Gubernur  • SK olehlokasi Menteri Kelautan dan

Sosialisasi

Pemda Kab/Kota (Pokja Agropolitan)

Perencanaan (Master Plan/ RPIJM/DED)

K     e    l e        m    b    a     g    a    a    n   

 

   M    D    S  .    b   m   e   e  g  P

Pengembangan Kawasan    n    a     l    a

I     n    f      r   

P u  s a t   /  P  K  a b  r  o v  i  n   /  K  o  s i   i /      t a a  

Monitoring dan Evaluasi

M  a   y   s  y   P   a n  g   a r  a 

K  A 

Perikanan • MoU MoU

   d    o    m    r    e     P

a    s    t     r    u    k    t     u    r   

m d    d  i  f    k  a t   a  S   a s i    T   a  e t  e  l  i  t  a s  n i   m  p  i   a t  

Minapolitan Mandiri

Keterangan : • SK Menteri Kelautan dan Perikanan   Nomor 41/MEN/2009   Nomor 32/MEN/2010   Nomor 39/MEN/2011 • MoU antara Menteri PU dan Menteri KP Nomor    06/MEN-KP/KB/VI/2010 • PKS Dirjen Cipta Karya Nomor    PR.0103-DC/PKS/16/2010

 o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u  u M  j    N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

55

 

diminati pasar. • Pengolahan Hasil Perikanan

  Adanya upaya un untuk tuk mendapatkan mendapatkan nilai tambah dari hasil perikanan. Jika semula tambah hasil pertanian hanya diperoleh dalam bentuk produk primer, kini, mampu menghasilkan produk olahan. Dalam upaya ini,  packing house  house  dan tempat penjemuran

me merupakan rupakan infrastruktur yang mendukung proses pengolahan. • Pemasaran Hasil Perikanan   Infrastruktur yang tersedia sangat menun jang upaya pemasaran hasil perikanan, Abon Ikan Patin yang mengandung OMEGA 3&6

yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga perdagangan, mulai dari sentra

serta kaya protein

produksi sampai ke sentra pemasaran





pengelolaan yang mendukung berkem-

akhir. Misalnya saja, tambatan perahu dan

bangnya Kawasan Minapolitan.

 Tempat  Tem pat Pelelangan Ikan (TPI).

Komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dengan diterbitkannya SK pene-

Disamping dukungan infrastruktur, keberha keberha--

tapan kawasan dari Bupati atau dana

silan pelaksanaan pengembangan Kawasan

sharing dari pemerintah daerah setempat

Minapolitan juga didukung oleh kelembagaan kelem bagaan

Persyaratan

Kawasan

yang kuat di Kabupaten/Kota. Kelemba Kelembagaan gaan

Minapolitan sebagai kriteria untuk meng-

Minapolitan ini dibentuk oleh Bupati/Walikota

identifikasi Kawasan Minapolitan.

yang bertujuan bertujuan mengintegrasikan kegiatan-

pengembangan

kegiatan sektoral sektoral di daerah. Ruang lingkup

Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan

kegiatan dari kelembagaan Minapolitan men-

Sistem infrastruktur yang tersedia menjadi

dan pelaporan.

cakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,

salah satu kunci keberhasilan pengembangan

   n

Kawasan Minapolitan. Infrastruktur tersebut

Kelembagaan Minapolitan juga dibentuk di

membentuk struktur ruang, seperti jaringan

tingkat ting kat Provinsi yang memiliki fungsi koordina koordinasi si

 jalan,  jalan, sumber air, jaringan listrik, dan jaringan

sebagai fasilitasi hubungan antara Kabupaten/

telekomunikasi yang bermanfaat bagi peningpening-

Kota dan antara daerah dengan Pusat. KelemKelem-

katan produktivitas hasil perikanan, pengolah peng olahan an

bagaan yang dibentuk oleh Gubernur ini beru-

   a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n    a    s     N     A     T   a     I     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

hasil perikanan, dan pemasaran hasil perikanan.

pa Kelompok Kerja (Pokja). Sementara, untuk

• Peningkatan Produktivitas Hasil Perikanan

mengintegrasikan seluruh kegiatan antarunit

  Infrastruktur

memadai

kerja teknis dengan instansi sektoral terkait,

seperti peningkatan jalan poros desa,

dibentuklah Tim Koordinasi Minapolitan yang

 jalan usaha tani dan pembangunan talud

tugas pokok dan fungsinya bersifat koordinatif. koordinatif.

yang

sangat

yang dibangun Kementerian Pekerjaan umum sangat mendu mendukung kung upaya-upaya peningkatan produk produktivitas tivitas hasil perikanan

Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan

sehingga hasilnya berdaya berdaya saing dan

Pengembangan Kawasan Minapolitan oleh Di-

56

 

rektorat Pengembangan Permukiman telah berlangsung ber langsung sejak tahun 2005 dengan hanya memfasilitasi mem fasilitasi 1 kawasan. Di tahun 2006, dikembangkan kembali sebuah kawasan lain seiring dengan pembangunan lanjutan dari tahun sebelumnya. sebelumnya. Sampai dengan dengan tahun 2011, terda dapat pat 48 Kawasan Minapolitan dengan 10 kawasan yang telah selesai difasilitasi. Di tahun

2011, sebanyak 18 kawasan baru juga telah dikembangkan menjadi Kawasan Minapolitan. Kinerja pengembangan Kawasan Minapolitan sejak tahun 2005–2011 terurai dalam tabel dan grafik berikut ini:

Kerupuk olahan ikan Patin

Pencapaian Kawasan Minapolitan 2005-20011

Tahun

 

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Baru

 

1

1



3

20

5

18

Lanjutan

 



1

2

2

2

21

20

Selesai

 









3

4

10

Total

 

1

2

2

5

25

30

48

48

50 45 40

18

35 30

30 25

5

25 K  A   o  G  n

20

20 20

15 10

21

5

5

1

2

0

1

1

2005

2006

Baru

2

3

2

2

2

3

2007

2008

2009

1

Lanjutan

Selesai

10 4

2010

2011

R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  u  j    N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

57

 

   n    a     N     i

        n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h     A   e     N     I    K    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a    s    a     A     T     I    w     L   a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

58

 

Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanju Tanjungsari, ngsari, Kabupaten Boyolali

K  A   o  G  n R   s   e  O 

 p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j    N   u K  I    K   e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

59

 

KAWASAN KAW ASAN MINAPO MINAPOLIT LITAN AN M MUARO UARO JAMB JAMBI:I:

Sumber penghasilan sekaligus investasi yang menggiurkan Status : Kawasan Minapolitan Muaro Jambi

Luas : 2.500m2   Terdiri  T erdiri dari 12 kolam ikan budidaya Potensi Unggulan : Budidaya ikan patin

   n    a     N     i     A   n     T     I    o

Hasil Olahan : Kerupuk kulit dan abon ikan patin

Bila Jakarta, kota kosmopolitan yang serba gemerlap mampu menyihir jutaan rakyat Indonesia untuk mengadu peruntungan nasibnya disana, tidak demikian halnya dengan Timan (54 tahun). Dengan segenap harapan, Timan

    L   m    r     O    a     P     h     A   e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a    s     A     T     I    a     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

60

 

 

mengarahkan nasib hidupnya di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

KABUPATEN Muaro Jambi merupakan kabu-

programnya oleh Pemerintah, tapi sebagai pe-

Jalan di kawasan

paten hasil pemekaran dari Kabupaten Batang

tani ladang, profesi yang telah dilakoni lelu-

Hari yang dibentuk berdasarkan Undang-un-

hurnya di Jawa Tengah sejak dahulu. “Saya

Minapolitan Desa Pudak. Kumpeh Ulu.

dang Nomor 54 tahun 1999 dengan pusat pepe merintahan di Sengeti, Kecamatan Sekernan

datang kesini tahun 1994. Dulu saya petani ladang yang menanam jagung, kacang-ka-

yang berjarak sekitar 38 Km dari Kota Jambi.

cangan dan lain-lain. Tetapi karena lahannya

Muaro Jambi

kurang subur subur untuk untuk ditanami, ditanami, saya mencoba Secara geografis, Kabupaten Muaro Jambi

budidaya ikan,” kenang Timan.

berada ber ada pada posisi strategis karena selain merupakan hinterland Kota Jambi, kabupaten ini juga merupakan center point   pertemuan

 Tahun 2004, Timan dan warga  Tahun warga sekitar menyulap ladang pangan seluas 2.500 m2, menjadi 12

lintas timur dan penghubung lintas barat

kolam kolam budidaya ikan patin. “Kenapa ikan pa-

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P 

Sumatera. Posisi ini secara ekonomis sangat

tin? Karena hanya ikan patin yang mampu

menguntungkan, karena dapat memacu laju

hidup di air yang tidak mengalir, daerah kami

pertumbuhan perekonomian daerah.

adalah rawa dimana airnya tidak mengalir se-

Puluhan tahun silam, Timan mulai mengadu

perti sungai,” jelas Timan. Melalui tangan dingin dingin  Timan, Budidaya ikan patin memperoleh hasil

nasib di ranah Jambi. Bukan sebagai trans-

panen perdana yang menggembirakan. Ke-

migran yang pada waktu itu sedang digalakkan

mudian mu dian lahirlah Kelompok Pembudidaya Ikan

K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u N  K  I     e A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

61

 

(Pokdakan) Tunas Baru dimana Timan menjadi Ketua Kelompoknya. Kolam-kolam patin kian banyak dijumpai di Desa Pudak. Dari 12 unit kolam bertambah menjadi 30 kolam dan terus meningkat setiap tahunnya. Kendati demikian, bukan bukan tanpa kendala kendala Timan dan kelompoknya men ja  jalani lani usaha ini. Ia dan puluhan petani budidaya ikan kolam maupun

keramba keram ba pun mengalami masa jatuh bangun ketika ikan-ikan mereka terserang penyakit penyakit yang menyebabkan gagal panen. Hingga suatu hari ada informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Perikanan bahwa Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu akan dijad ik an Ka wa sa n Minapolitan. Mina politan.  Timan memang tak pernah menyangka bila tempat tinggal yang dulunya adalah daerah rawa ini menjadi zona inti Kawasan Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi. sesuai Keputusan Ment Menter erii Ke Kela laut uta an Perikanan Perikanan

Nomor

:

d a n

32/

MEN/2010 tanggal 14 Mei 2010 dan SK Bupati Nomor: 355/2010. “Saya “Saya dan temanteman sema semakin kin semangat mengembangkannya. mengem bangkannya. diberi

penyuluhan penyuluhan

Kami tentang

budidaya ikan kolam seperti memilih

   n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O

Perlahan tapi

pasti,

pengem-

bibit ikan serta ser ta pakan yang baik, ” jelas Timan.

bangan budidaya

Menurut Paruhuman Lubis,

ikan patin ini terus meningkat.

Kepala

Dinas

Kelautan Kela utan

Sehingga

banyak

   a     P     h     A   e     K     N     I    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a    s

    A   a     T     I     L   w    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

62

 

dan

Perikanan

Kabupaten

Muaro

Jam bi, Jambi,

dari petani

budidaya ikan kerambah

sebelum adanya program Kawasan Mina-

beralih ke kolam seperti yang dilakukan Syaiful

politan, masyarakat Desa Pudak memang su-

(45 tahun). “Sebetulnya untuk pengembangan

dah melakukan budidaya ikan patin. “Kami hanya bersifat mendampingi dan memberikan

budidaya ikan kolam atau keramba sama saja. Hanya saya menilai untuk ikan kolam

penyuluhan.”

lebih rendah risikonya,” ujar pria asli warga Kumpeh Ulu ini sambil tersenyum. Hal tersebut

dibuktikannya dengan hasil panen 10 kolam

Keenam pokdakan tersebut kini mengolah

miliknya yang mampu menghasilkan 8.000 ekor

630 unit kolam di lahan seluas 63 hektar yang

ikan patin.

terbagi di empat lokasi. “Alhamdulilah...setiap

Panen ikan patin di Pokdakan Tunas Baru

hari per kelompok kami bisa panen 5-6 ton

Peran Infrastruktur di Kawasan Minapolitan

dengan harga jual per kilogramnya Rp 10.000.-.” ujar Timan yang siang itu ditemani oleh masing-

Demam budidaya patin pun mulai menyebar

masing ketua Pokdakan, Supriyanto, Syaiful,

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L  

ke desa tetangga lainnya. Pokdakan Tunas Baru

Sutrisno, Suwardi dan Trinarto. Hasil panen ini

tak lagi bisa menampung anggotanya hingga

kemudian dipasarkan dengan pembagian 3 ton

kemudian dikembangkan menjadi 6 Pokdakan. Pok dakan.

ke luar kota seperti Palembang dan Medan, 3

yakni Mina Teladan, Mina Barokah, Usaha Mina Makmur, Usaha Mina Mandiri serta Mina

ton lagi untuk memenuhi pasar lokal.

Handayani dengan Tunas Baru tetap sebagai

“Sejak tahun 2011, kami sangat terbantu de-

induknya.

ngan adanya peningkatan jalan produksi di

w I     a  T  A   s   a  N  n  D  M  e A  n N   u M  j     u N  I    K  A   e h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

63

 

areal kolam, karena hasil panen sudah dapat di-

Menurut Timan, saat ini memiliki kolam ikan ti-

bawa

dengan Torsa (sepeda motor beroda

dak hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi

tiga) tak lagi dipikul. Hemat waktu,

 juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi.

hemat tenaga dan hemat biaya,”

“Sejak akses jalan produksi terbuka, harga tanah yang tadinya hanya Rp 500.000,-/m2, kini menjadi Rp 1.500.000,-.”

kata Timan. “Pembangunan

jalan

produksi

ini

pembangunan infrastruktur infrastruktur Cipta Karya, yaitu

Serap Tenaga Tenaga Lokal dan Membuka peluang usaha

meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi desa

Dampak positif lain dari pembentukan kawasan

sesuai dengan salah satu arah kebijakan

yang didalamnya terdapat terdapat kebijakan mengenai akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi

minapolitan adalah mampu menyerap tenaga kerja lokal terutama usia produktif. “Bagi yang

lokal,” jelas H. Ivan Wirata, ST., MM., MT., Kepala

pria, bisa bekerja di kolam dan yang wanita bisa

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi.

menambah penghasilan dapurnya di tempat pengolahan ikan. Kami juga mendukung pro-

Selain itu, Dudi Mulyana, ST., MT., Kasubid

ses pengolahan ikan patin yang dilakukan oleh

Produksi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi menambahkan bahwa pembangunan infra-

kelompok tani wanita menjadi penganan ringan seperti abon patin dan kerupuknya. Di

struktur juga diharapkan diharapkan mampu mempercepat

halaman rumah, para petani juga menanam

pengembang pengem bangan an kawasan, meningkatkan nilai

tanaman hortikultura sehingga kampung ini ini

tambah komoditas unggulan perikanan, me-

menjadi Kampung Pangan Terpadu Terpadu Minapolitan

ningkatkan ning katkan akses pergerakan orang dari dan

Pudak,“ jelas Paruhuman Lubis.

menuju kawasan kawasan termasuk pergerakan barang dan jasa serta meningkatkan daya tarik investasi

Adalah

di kawasan kawasan minapolitan.

(50

Rusmiyati tahun)

kini

KB/VI/2010 antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kementerian

rumah

tangga

ibu-ibu di

Desa

Pudak dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Baru.

Kelautan dan Perikanan tentang

“Saat ini pesanan produk yang

pengembangan kawasan ekonomi

paling banyak adalah kerupuk

berbasis kelautan kelautan dan perikanan dengan konsep minapolitan. minapolitan.    n    a     N     i     A   n     T   o     I     L   m    r     O    a     P     h

dipercaya

mengkoordinir

Hal ini didukung dengan adanya Nota Kesepahaman Kese pahaman (MoU) No. 06/MEN-KP/

yang

kulit ikan patin. Menurut para pembeli,

kerupuk

Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum pada Kawasan Minapolitan Kumpeh Ulu. Kabupaten Muaro Jambi

ini

rasanya

    A   e     N     I    K    u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a     T   w     I     L    a     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

No

Kegiatan

Volume

Biaya (Rp)

Tahun

1  

Peningkatan jalan produksi Tangkit Baru. Kecamatan Sei Gelam

2.548 m

1.225.500.000

2011

 2

Peningkatan jalan produksi Pudak. Kecamatan Kecamata n Kumpeh Ulu (SKPA)

1.249 m

570.645.000

2011

3  

Peningkatan jalan produksi Kecamatan Kumpeh Ulu

1.650 m

895.860.000

2011

64

 

renyah dan gurih. Untuk penjualan abon

dengan memasok hasil olahan ini ke beberapa

patin belum terlalu banyak penjualannya,”

supermarket. Kami mohon bantuan dari semua

 jelas Rusmiyati. Untuk aktivitas pengolahan

pihak untuk pemasarannya,” jelas Rusmiyati

ikan patin ini, Kementerian Kelautan dan

sambil tersenyum.

Perikanan memfasilitasi 1 buah bangunan Unit Pengelolaan Ikan serta kelengkapan mesin

Hasil panen budidaya ikan patin yang melimpah

penunjang seperti alat potong, dan packing. dan packing.

serta hasil pengolahan ikan yang baik tentu saja memberikan berkah bagi penduduk

“Peralatan ini kami gunakan secara bergantian

Desa Pudak. Termasuk salah satunya menarik

dengan KWT lainnya di Kawasan Minapolitan

perhatian Presiden Republik Indonesia, Susilo

daerah kami. Produk-produk olahan ini adalah hasil pengetahuan yang kami dapat dari

Bambang Yudhoyono untuk bersama para menteri terkait dan masyarakat Kabupaten

pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh KKP,”

Muaro Jambi melakukan Panen Raya di awal

tambah Rusmiyati.

Februari 2012 lalu. Dalam kunjungannya kunjungannya itu, Presiden berharap Kampung Pangan Terpadu

Kendati masih dalam kapasitas home indus industry  try ,

Minapolitan

Pudak

mampu

menginspirasi

pengolahan ikan patin ini juga tetap tetap memperhatikan kandungan gizinya, karena karena abon

daerah lainnya untuk mencukupi kecukupan pangan negara kita ditengah gejolak pangan

dibuat dengan menggunakan 100% daging da ging

dunia seperti saat ini.

ikan patin segar yang banyak mengan me ngandung dung OMEGA 3 & 6 dan kaya akan protein. Packaging

Senyuman

 juga dikemas apik agar dapat bersaing dengan

budidaya ikan patin/hortikultura di Desa Pudak

produk la lain innya nya di pasaran. Untuk Untuk kemasan 100gr, biasa biasanya nya dibandrol dengan dengan harga

adalah senyum kegigihan mereka mengubah Desa Pudak menjadi Kampung Pangan Terpadu

Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,-. Sedangkan Sedangkan

Minapolitan yang membanggakan. “Semoga

harga kerupuk kulit ikan patin Rp 12.500,- per

kami bisa menjaganya dengan baik,” ujar Timan.

250 gram. “Insya Allah kami siap bersaing di

Sebuah harapan sederhana, dari sebuah desa

pasaran untuk kualitas dan rasanya. Saat ini

kecil yang kini sangat menjanjikan!

kami dibantu Dinas Perikanan dan Kelautan sedang berupaya menembus pasar nasional

Rusmiyati,

Timan

dan

petani

Unit Pengolahan Ikan Desa Pudak 

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A 

 s   a  N  n M D   e A  n N   u M  j     u I     e K  N  A  h  P   a  O  r  m L    o I    n T  A  i    N   a  n

65

 

Koordinasi serta kerja sama yang baik antara Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat menjadikan Kawasan Kawasan Minapolitan Muaro Jambi menjadi salah satu percontohan yang sukses.

H. Ivan Wirata. ST.. MM.. MT. Kepala Dinas PU Provinsi Jambi

Kunci keberhasilan Kawasan Minapolitan Minapolita n Desa Pudak adalah

Paruhuman Lubis Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Muaro Jambi

Timan

   n    a     N     i     A   n     T     I    o     L   m    r     O    a     P     h     A    e     K     N

Alhamdulillah..... dengan adanya Kawasan Minapolitan di Desa Pudak. kehidupan kami bisa lebih meningkat. Dulu dengan tanaman pangan, sebulan kami dapat penghasilan Rp 1 juta sekarang kami bisa dapat Rp 2-3 juta. Apalagi dengan

Petani budidaya ikan

keuletan dan kegigihan para petani budidaya. Kita dari Pemerintah daerah harus bisa membimbing mereka melalui penyuluhan, dan yang terpenting adalah jangan sekali-kali membohongi para petani.

        u     j     M    u    n     N     A   e     M     D    n     N    a     A   s    a    w     T   a     I     L     O     K     P   p    e     O     R   s    n     G    o     A     K

66

 

adanya peningkatan jalan produksi kami jadi lebih hemat waktu, tenaga dan biaya tentunya.

K  A   o  G  n R   s   e  O   p P  K  O   a  L   w I     a  T  A   s   a  N 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF