Pembalutan Dan Pembidaian
September 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Pembalutan Dan Pembidaian...
Description
PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN 4.1 Pendahuluan Terjadinya bencana sering menyebabkan jatuhnya banyak korban baik korban dengan kasus trauma ataupun non trauma. Balut bidai merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh perawat perawat emergency yang bertugas pada daerah bencana. Istilah balut bidai digunakan untuk merujuk pemasangan balutan ataupun pembidaian yang bertujuan kompresi, atau menyokong cedera, mencegah oedem atau mempertahankan balutan pada
tempatnya. 4.2 Jenis – Jenis Jenis Balutan
1. Mitella a. Membalut kepala
1. Kapitum spartum triagule Membungkus kepala bila ada luka kecil Persiapan pembedahan Penutup kepala yang berkutu/berkudis Cara : Luka ditutup dengan kain steril atau kapas. Mitela diletakkan diatas kepala dengan dasar di daerah frontalis (dahi). Sisi ujung mitela yang didaerah belakang kepala dikaitkan kertas hingga rapi. 2. Fasia nodosa (pospaket) Pertolongan pertama pada perdarahan daerah temporal
Pembalut telinga Balut tekan daerah rahang Cara :
Luka ditutup dengan kain steril atau kapas, bila perlu ditambah dengan sepotong gabus agar lebih keras menekan luka. Lalu digunakan pembalut segitiga berbentuk dasi, diletakkan dibawah dagu. Kedua ujungnya ditarik ke atas telinga dan pelipis, lalu diputar diatas penutup luka, kemudian dipertemukan di pelipis yang sehat dan simpulkan. 3. Membalut mata Cara : Luka mata ditutup dengan kain steril dan kapas, dan ditutupi agak miring dengan kain segitiga berbentuk dasi. Pembalut disilang di belakang kepala lalu diputar ke depar sehingga kedua ujungnya bertemu di dahi dan disimpulakan.
b. Membalut tubuh Cara : Untuk membalut dada puncak kain segitiga diletakkan di salah satu bahu penderita, sedag sisi alasnya dilipatkan diperut, kedua sudut alasnya ditarik kepunggung dan disimpulkan. Puncak kain tadi dari atas bahu ditarik pula kepunggung dan disimpulkan kesalah satu sudut alas. Untuk membalut punggung pemasangan pembalut dibalik. c. Membalut anggota tubuh dan persendian 1.) Membalut sendi bahu dan sendi panggul Digunakan 2 kain segitiga, 1 kain dibentuk seperti dasi dan diikatkan melingkari pangkal leher sisi sakit dan ketiak sisi sehat, (untuk sendi panggul melingkari pinggang). Kain segitiga yang lain, sisi lalasnya bila perlu dilipat – lipat dilingkarkan pada tangan atas (paha) dan disimpulkan, sudut puncaknya diarahkan ke pangkal leher (atau pinggang), diselipkan dibawah kain yang
pertama, lalu dilipat dan diberi pin. 2.) Membalut sendi siku dan lutut Sendi siku atau lutut dibalut pada posisi nyeri yang minimal. Sebuah kain segitiga berbentuk dasi, bagian tengahnya diletakkan pada lekuk siku (atau lekuk lutut) dan ujung – ujungnya dililitkan mengelilingi sendi, ujung atas mengelilingi lengan atas (atau tungkai atas) dari proksimal ke lekuk sendi sedang ujung bawah mengelilingi lengan bawah (atau tungkai bawah) dan distal ke lekuk sendi. Lalu kedua ujung itu disimpulkan di sisi lateral late ral sendi. 3.) Membalut pergelangan tangan Sebuah kain segitiga berbentuk dasi bagan tengahnya diletakkaan ditelapak tangan, ujung – ujungnya disilang dipunggung tangan, lalu mengitari pergelangan tangan dan disimpulkan di situ. 4.) Membalut tumit dan pergelangan kaki Kain segitiga dilipat – lipat lipat dari sisi alas sampai 2/3 tinggi kain, lalu letakkan alas (yang elah dilipat tadi) di pangkal tumit. Kedua ujungnya dililitkan dipergelengan tangan kaki membentuk angka delapan, setelah diulang secukupnya, lalu disimpulkan kesisi dorsal pergelangan kaki. 5.) Membalut tangan//kaki diletakkan diatas kain segitiga yang dihamparkan , sisi atasnya terletak didaerah pergelangan, ujung puncaknya dilipatkan diibu jari, kedua ujung alas dibelitkan beberapa kali pada pergelangan, lalu disimpulkan. 6.) Untuk menggendong tangan beberapa hal yang harus diperhatikan : Bila tangan yang bersangkutan patah letakkan tangan yang patah dalam
posisi datar dengan sudut 90º
Bila untuk mengurangi perdarahan lakukan bebat tekan dan pembidaian
Cara :
Tempatkan lengan atas menyilang didepan dada korban dengan posisi lengan lebih tinggi daripada pergelangan tangan, dengan siku ditekuk 90º. Tempatkan dasar dari triagular bandage dibawah pergelangan tangan korban didepan dada secara vertikal dengan puncak triagular bandage dibawah siku korban dan ujung sisi yang lain berada diatas (bahu yang tidak cidera) dan dibawah. Lipat tepi ujung bawah dari lengan yang injuri ikat dan buatlah simpul dengan ujung kain tringular pada bahu yang tidak ciera didaerah leher tetapi harus diberi bantalan terlebih dahulu. Lipat puncak triagular kebagian depan dan berikan pin untuk mengamankan kedudukan sling. Berikan pelapis (bantalan) pada daerah leher dan oxila. Dalam posisi duduk dan berdiri lakukan pengecekan pada lengan, semua daerah siku harus tertutup, jari tangan harus tetap terlihat, simpul berada disamping leher tidak tepat dibelakang leher. 2. Funda 10 cm Merupakan kain segitiga sama kaki yang sisi kiri dan kanannya dibelah 6 – 10 tingginya dari atas, sepanjang 1/3 dari panjang alas, sudut puncaknya dilipat ke dalam. Pembalut ini dapat digunakan sebagai : 1.) Funda maksila
Menahan tulang maksila yang patah. Menekankan perdarahan di daerah maksila. 2.) Funda nasi Menutup dan menekan perdarahan dalam hidung. 3.) Funda frontalis Menutup dan menekan luka dahi. 4.) Funda versitis Menekan dan menutup luka didaerah pucuk kepala. 5.) Funda oksipitas Menekan dan menutup luka didaerah belakang kepala. 6.) Fundus kalsis Membalut tumit dan pergelangan kaki. 3. Platenga Merupakan pembalut segitiga yang dibelah dari puncak sampai setengah tingginya. Dapat digunakan pada : 1.) Pembalut payudara sebagai penunjang/penahan pada mastitis untuk mengurangi nyeri. 2.) Membalut perut atau panggul.
4. Pembalut pita Digunakan sebagai pembalut pembalut segitiga berbentuk dasi. Cara menggunakan pembalut pita : 1) Balutan sirkular (spiral bandage) Digunakan untuk membalut bagian tubuh yang berbentuk silinder. Caranya pembalut mula mula diikatkan dengan 2-3 putaran, lalu pada saat membalut, tepi atas balutan harus menutup tepi bawah balutan sebelumnya, demikian seterusnya.
2) Balutan pucuk rebung (spiral reserve bandage) Digunakan untuk membalut bagian tubuh yang berbentuk kerucut. Caranya setelah dikaitkan 2-3 putaran, pembalut diarahkan keatas dengan membentuk sudut 45º, lalu ditengah pembalut tadi dilipat mengarah kebawah dengan sudut 45º, demikian seterusnya. 3) Balutan angka delapan (figure of eight) Dapat dilakukan hampir pada semua bagian tubuh, terutama daerah persendian. Caranya balutan mula – mula dililitkan dipergelangan beberapa kali kemudian diteruskan kepunggung kaki (bila membalut pergelangan kaki), melingkari telapak kaki, naik lagi kepunggung dan pergelangan kaki, demikian seterusnya berbentuk angka delapan. Pada kasus terkilir ligamen yang sering robek ialah yang terletak dilateral, karena itu kaki diletakkan pada posisi rotasi eksternal untuk mengistirahatkan dan mendekatkan kedua ujung ligamen tersebut, baru kemudian dibalut. Untuk menghindari teregangnya balutan ini gunakan plester selebar 2-3 cm dengan cara : dari sisi medial melingkari tumit kesisi lateral, laju dari sisi medial punggung kaki melingkari tumit kesisi lateral, demikian selang seling. Plester harus cukup panjang hingga mencapai kulit yang tidak berbalut. Balutan ini harus diganti setiap 4-6 hari. 4) Balutan rekurens (reccurent bandage) 5) Dapat dilakukan pada kepala atau ujung jari, misalnya pada luka dipuncak kepala, pembalut dilingkarkan di kepala, tepat diatas telingan 2-3 kali, setelah pembalt mecapai pertengahan dahi, dengan dipegang oleh pembantu, ditarik keoksiput, disini dipegang oleh pembantu, lalu pembalut kembali ditarik ke dahi. Setealh seluruh kepala tertutup, ujung – ujung bebas di dahi dan di oksiput ditutup dengan balutan sirkular lagi. Lalu diperkuat dengan plester. 4.3 Elastic Bandage A. Indikasi 1. Mengimobilisasi fraktur (digunakan bersama bidai). 2. Memberikan balutan hemostatis. 3. Membalut jahitan dan mengurangi tekanan pada daerah cidera. 4. Memberikan dukungan, meminimalisir pembengkakan, mencegah injuri lebih lanjut pada jaringan yang trauma. B. Kontraindikasi 1. Koban alergi dengan elastic bandage. 2. Elastic bandage dapat mengurangi sirkulasi jaringan periperal, waspada korban dengan gangguan pembuluh darah tepi dan penderita DM. C. Pengkajian 1. Integritas kulit Lihat area yang akan dilakukan balutan, observasi adanya odem, abrasi, perubahan warna, penonjolan tulang (prioritas untuk dilakukan balutan). Pengkajian akan menentukan tipe dan bagaimana cara membalut daerah yang cidera. 2. Sirkulasi Lakukan inspeksi pada permukaan kulit, suhu, warna, pulsus, sensai dari bagian tubuh yang cidera untuk menentukan status neurologis. 3. Kondisi luka
Jika dilakukan balutan luka di bawah elastis bandage, kaji terlebih dahulu keadaan luka. Hal ini menentukan pemilihan jenis balutan, yaitu balutan yang dapat
memberikan tekanan atau balutan steri. Gunakan balutan steril pada luka terbuka yang akan dilakukan balutan elastis. D. Hasil yang diharapkan 1. Korban melaporkan adanya penurunan adanya oedem. 2. Korban melaporkan adanya penurunan nyeri. 3. Tubuh korban berada pada posisi yang benar. 4. Korban melaporkan tidak adanya rasa kesemutan, perubahan warna atau kebas pada anggota tubuh yang yang dibalut. 5. Korban melaporkan tidak adanya gangguan perfusi pada anggota tubuh yang dibalut. 6. Balutan terpasang dengan tepat tidak lepas ataupun terlalu kencang. E. Peralatan 1. Elastic bandage, tersedia dalam ukuran lebar 2, 2 1⁄2 , 3, 4, 6 dan 8 inci. Panjangnya pada umumnya tersedia 3 yard (kaki dan lutut : 3 – 4 inci, tangan, pergelangan tangan, siku: 2-3 inci) 2. Sarung tangan 3. Kassa (dengan ukuran yang tepat untuk merawat luka) 4. Klip atau pin F. Persiapan Korban 1. Atur posisi korban, tempatkan ekstemitas yang akan dibalut pada posisi fisiologis. 2. Jika memungkinkan sebelum dilakukan balutan, elevasikan ekstremitas 15-30 menit utuk membantu venous return dan mengurangi odem (pembengkakan). 3. Bila memungkinkan kerikan berikan beberapa lembar pelapis dibawah area yang akan dibalut. G. Implementasi a. Lihat ukuran elastic bandage yang diperlukan b. Cuci tangan c. Jelaskan pada korban mengenai tujuan dilakukan balutan d. Kai keadaan kulit adanya kemerahan, pembengkakan, lesi yang terbuka. Kaji dan tempatkan korban pada posisi yang tepat pada saat pemasangan terutama pada fraktur, lengan atau bagian tubuh yang lain. Bila elastic bandage digunakan untuk odem (pembengkakan) pada ekstremitas bawah atau varicosa vena maka kaki harus tinggikan e. Lakukan pembalutan f. Teknik bervariasi menurut bagian tubuh yang akan dibalut dan tujuan pembalutan. 1) Pegang elastic bandage pada tangan yag dominan dan tangan yang satunya memegang ujung balutan dan menempatkan pada ujung bagian tubuh yang akan dibalut. Lanjutkan dengan memindahkan baluan dari dari tangan dominan ke tangan yang lain sambil melakukan balutan. Jari tangan atau jari kaki harus terlihat untuk melakukan pengkajian. Lakukan balutan dari distal kearah proksimal dengan berbagai gaya membalut sesuai dengan bentuk bagian tubuh. Buka gulungan balutan dan tarik dengan tekanan ringan, tambahkan lapisan putaran dan amankan (jangan sampai lepas) balutan pertama sebelum menambahkan balutan berikutnya. Balutan selanjutnya dilakukan dengan menutup rata permukaan kulit tanpa terlihat.
2) Jika punggung kaki dan pergelangan kaki harus dibalut, lakukan dengan balutan model angka 8 dengan jari – jari kaki tetap terlihat. Lanjutkan membalut kaki hingga semua balutan terpakai. 3) Balutan model angka 8 juga bisa digunakan untuk mengimobilisasi tulang sendi 4) Gunakan balutan melingkar untuk membalut pergelangan tanga 5) Gunakan putaran model spiral untuk membalut pergelangan tagan atau lengan bagian bawah 6) Jika digunakan untuk mengamankan perlengkapan (traksi) pada tempatnya gunakan model melingkar yang mengelilingi tali dan traksi 7) Putaran spiral digunakan untuk menutupi anggota tubuh dengan bentuk kerucut terbalaik misalnya bagian paha atau lengan bagian bawah g. Putaran kembali digunakan untuk membalut kepala atau bagian tubuh yang berjumlah tunggal (amputasi kaki). h. Amankan balutan pada tempatnya dengan menggunakan pita, pin, hak agar tidak terlepas. i. Kaji adanya daerah yang mengalami vasokontriksi. j. Cuci tangan. H. Evaluasi a. Adanya penurunan odem. b. c. d. e. f.
Adanya penurunan nyeri. Posisi tubuh korban tepat. Korban tidak mengalami rasa kesemutan, kebas pada ujung daerah balutan. Korban melaporkan perfusi jaringan yang lancar. Balutan terpasang dengan tepat tidak lepas ataupun terlalu kencang.
I. Komplikasi a. Kerusakan neurovaskular, iritasi kulit bila balutan terlalu ketat. b. Odem pada daerah distal dapat terjadi karena obstruksi venous return dapat diatasi dengan mengikutsertakan daerah distal ekstremitas ikut dibalut dan mengelevasikannya. 4.4 Penggunaa Penggunaan n Bidai A. Pengkajian 1. Kaji area yang akan dilakukan pembidaian adanya perdarahan, ujung taang vang posisi organ tubuh yang akan dibidal. Jangin mancoba unluk meluruskan tuiang yang diduga terjads fraktur pada caat pembidaian Bagamaria cara dan prosedur pembidaiana skan s kan memterkan pengauh skan memberkan pengaruh pada daerah yang cidera 2. Kaji integntas kult korban perhatikan adanya fraktur terbuka, odem, ekimoss laserasl, sbras Kult Kering. pecah, infeksi penipisan. (Waspada kamungiran adanya komplikası) komplikası) 3. Kaji status neurovaskutair, sirkulasi dapat dikaji melalui capilary refil time, suhu ku dan warna. Neurovasklair s latus dapat dikaji dengan menanyakan pads korban stau apakah ada rasa kebingungan, kebas atau kesemutan pada arsan yang odera sensasi pada daerah diastal. Hal ini memberikan dasar untuk pengkajan pengkajan 4. KajI skala nyeri korban dan begaimana respon korban dirrana rauma jaringan dan
perdarahan.
B. Hasil Yang Diiharapkan 1. Korban tidak mengalami nyeri yang tidak perlu 2. Korban tidak terjadi kerusakan jaringan dan kehilangan daran lebih larju 3. Daerah yang injuni dilakukan pembidaian dan dimobilisasi pada posis yang tepat 4. Daerah yang injuni dan bagian distal mendapat sirkulasi yang adekuat 5. Korban tidak mengalami kerusakan janngan kuit akibat pembidaian 6. Kortan mengatakan mengerti cara merawat area yang cidera dan penggunaan C. Peralatan 1. Kassa untuk membalut luka 2. Sarung tangan 3. Pelapis (kasa atau kain lembut) untuk bantalan bidai 4. Bidai dengan ukuran yang tepat (3 sisi) 5. Elastic bandage 6. Tali atau pita pengikat D. Penjelasan 1. Korban bidai akan membatasi pergerakan 2. Jelaskan pada korban bahwa penggunaan Jelaskan pertunya meiaporkan adanya vebas, kesemutan atau kedinginan pada ujung daerah daer ah yang dibidai 3. Jelaskan pada korban agar bidai tetap kering dan tetap pada lempatnya hinga saatnya dilepas E. Implementasi 1. Cuci tangan 2. Kaji perlunya membalut luka (bila ada luka terbuka) 3. Lakukan pengecekan apakah bidai sudah sesual dengan kebutuhan.Bidai dapat terbuat dani fiberglass, alumunium, karet buda, papan atau plester 4. Ukur area yang akan dibalut sesuai dengan instruksi pembuatan. Perlu diingat beberapa bidai dibuat khusus untuk sisi kiri atau kanan 5. Ekstremitas yang cidera diistirahatkan, pergerakan dilakukan dila kukan dengan minimal 6. Gunakan bidai menurut instruksi, secara umum bidai harus menutup semua deerah injuri (persendian diatas dan dibawah fraktur sepanjang spilint dengan baik, diluar persendian) untuk mengimobilisasikan dan amankan dengan menggunakan elastic bandage pita, pin, atau tali pengikat 7. Lakukan pengecekan status neurovaskuler pada area distal yang dibalut 8. Bila korban berkeinginan untuk melepas bidai dan menggunakannya lagi dirumah, berikan pengarahan mengenai penggunaan bidai dan cara perawatannya, pastikan korban untuk mampu melakukannya sendiri ditumah 9. Kaji status neurovaskulair pada daerah distal pembidaian 10. Cuci tangan F. Evaluasi 1. Korban tidak mengalami nyeri yang tidak perlu 2. Korban tidak terjadi kerusakan jaringan dan kehilangan darah lebih lanjut 3. Daerah yang injuri dilakukan pembidaian dan dimobilisasi pada posisi yang tepat 4. Daerah yang injuri dan bagian distal mendapat sirkulasi yang adekuat 5. Korban tidak mengalami kerusakan jaringan kulit akibat pembidaian 6. Korban mengatakan mengerti cara merawat area yang cidera dan penggunakan bidai
4.5 Penggunaa Penggunaan n Sling A. Indikasi 1. Memberikan dukurngan pada injuri bahu (karena sprain strain ataupun fraktur). 2. memberikan dukungan pada injuri klafikula. 3. memberikan dukungan pada injuri ekstremitas bagian atas.
B. Pengkajian 1. Kaji daerah lengan atas. bahu dan kLaflikula. Pada situasi emergensi (darurat) kaji adanya cidera pada leher sehinggga tidak memungkinkan pemasangan sling, daiam situasi non emergensi kaji juga kemungkinan adanya deformitas atau injuri pada daerah lain yang tidak memungkinkan dilakukannnya pemasangan sling. 2. Kaji intergritas kulit pada keseluruhan bagian atas dan ekstremitas dan daerah leher, karena sling harus didukung oleh tali yang dikatkan dileher. Jika menggunakan triagular bandage sebagai sling maka penambahan bantalan pada daerah leher akan menambah kenyamanan dan mencegah kerusakan kulit. 3. Kaji tingkat kesadaran korban untuk menentukan kemungkinan korban dipasang sling. Bila korban tidak memungkinkan memungkinkan tali pengikat pengikat pinggang murigkin murigkin diperlukan untuk menjaga kepatenan dan imobilisasi. 4. Kaji skala nyeri korban kemungkinan disebabkan oleh kerusakan jaringan lebih lanjut, perdarahan atau posisi imobilisasai yang tidak tepat. C. Kriteria Hasil 1. Korban tidak mengalami nyeri yang tidak diperlukan 2. Prosedur yang dilakukan dapat meminimalisir trauma yang ada 3. Area yang injuri mendapat dukungan yang adekuat(cukup) untuk penyembuhan dalam yang tepat 4. Korban tidak mengalami kerusakan kulit atau a tau neurovaskulair yang membahayakan karena pemasangan sling D. Peralatan 1. Kassa untuk membalut luka 2. Triagular bandage 3. Padding (pelapis) E. Penjelasan Korban 1. Ajarkan kepada korban bagaimana mengenakan dan melepas sling jka dikenakan dirumah 2. Jelaskan pada korban jangan sampai posisi tangan (siku) korban jatuh kebawah hal ini mencegah tejadinya pembengkakan odem pada tangan 3. Ajarkan cara lain untuk melepas dan mengenakan sling dirumah 1 atau 2 kali untuk melakukan latihan ROM 4. Contohkan cara mengenakan dan melepas sing si ng 5. Ajarkan pada korban bagaimana cara mengecek status neurovaskulair pada ujung jari dan tangan dan segera hubungi tenaga kesehatan jika menemukan kelaianan F. Persiapan Korban 1. Berikan pelapis pada oxilla untuk menyerap keringat dan mencegah terjadinya maserasi pada kulit korban bila sling digunakan didalam pakaian korban. 2. Lakukan pembidaian terlebih dahulu pada lengan (bila ada fraktur) sebelum dilakukan pemasangan sling
G. Implementasi 1. Cuci tangan 2. Tempatkan lengan atas menyilang didepan dada korban dengan posisi lengan lebih tinggi daripada pergelangan tangan, dengan siku ditekuk dit ekuk 90º 3. Tempatkan dasar dari triagular bandage dibawah pergelangan tangan korban didepan dada secara vertikal dengan puncak triagular bandage dibawah siku korban 4. Lipat tepi ujung bawah dari lengan yang injuri ikat dan buatlah simpul dengan ujung kain triagular pada bahu yang tidak cidera di daerah leher. Simpul tidak boleh langsung menekan pada tulang leher tetapi harus diberi bantalan terlebih dahulu 5. Lipat puncak triagular kebagian depan dan berikan pin untuk mengamankan kedudukan sling 6. Berikan pelapis (bantalan) pada daerah leher dan oxila 7. Dalam posisi duduk dan berdiri lakukan pengecekan pada lengan, semua daerah siku harus tertutup, jari tangan harus tetap terlihat, simpul berada disamping leher tidak tepat dibelakang leher 8. Cuci tangan H. Evaluasi 1. Korban tidak mengalami nyeri yang tidak diperlukan 2. Prosedur yang dilakukan dapat meminimalisir trauma yang ada 3. Area yang injuri mendapat dukungan yang adekuat (cukup) untuk penyembuhan dalam posisi yang tepat 4. Korban tidak mengalami kerusakan kulit atau at au neurovaskulair yang membahayakan karena pemasangan sling. I. Komplikasi 1. Terjadi penekanan simpul tali pada jaringan di daerah leher 2. Meningkatkan odem pada daerah distal karena fleksi siku yang melebihi 90º Daftar Pustaka
Julia D & Davis P.2008. Othopaedic and Trauma Nursing. Elseveir. Nursing. Elseveir. UK. Macini, M.E.1994. Pocket Pocket manual of Emergency Nursing Procedures. Procedures.Mosby. Mosby. Philadelpia. Proehl, J.A.1999. Emergency Emergency Nursing Procedures 2 Edition. Edition. WB WB Saunders Company.
View more...
Comments