Pembahasan Ukdi Klinik 1

April 28, 2017 | Author: Beatrix Sutjiarto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pembahasan Ukdi Klinik 1...

Description

Office Address:

Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan (Belakang Pasaraya Manggarai) Phone Number : 021 8317064 Pin BB 2A8E2925 WA 081380385694 Medan : Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan Phone Number : 061 8229229 Pin BB : 24BF7CD2 www.optimaprep.com

dr. Widya, dr. Eno, dr. Yolina dr. Cemara, dr. Yusuf dr. Reza

• • •

Kultur darah umumnya ditemukan pada minggu pertama Kultur feses mulai ditemukan pada minggu kedua dan ketiga Kultur urin mulai ditemukan pada minggu kedua



Virus RNA (Picornavirus) ukuran 27 nm Kebanyakan kasus pada usia 19 hipertiroid Skor 20% – Penurunan hematokrit > 20% setelah pemberian cairan – Adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.









DHF grade 1 : demam + gejala nonspesifik konstitusional (anorexia, muntah, dll) + tes tornikuet (+) DHF grade 2 : sama seperti grade 1, ditambah gejala perdarahan spontan mukokutan atau GIT (melena, perdarahan gusi, petekie, dll) DHF grade 3 (DSS) : ditandai oleh gejala kegagalan hemodinanik seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ), hipotensi (50 years,abdominal pain, lower back pain,jaundice, Dark urine and clay-colored stools,Fatigue and weakness, Painless Jaundice, palpable gallbladder (ie, Courvoisier sign),Loss of



◦ ◦ ◦

◦ ◦ ◦

Signs of intraperitoneal injury Nyeri Abdominal, iritasi peritoneum Distensi  karena pneumoperitoneum, Pembesaran gaster, atau terjadi ileus Ekimosis daerah pinggang (grayturner sign) atau umbilikus(cullen's sign) retroperitoneal hemorrhage Kontusio Abdominal – seat belts sign Bising usus ↓mengarahkan pada trauma intraperitoneal RT: Darah atau emfisema http://regionstraumapro.com/post/663723636 subkutan

The type of injury will depend on whether the organ injured is solid or hollow. 

hollow organs include: ◦ stomach ◦ intestines ◦ gallbladder ◦ bladder



solid organs include:  liver  spleen  kidneys





Akan mengeluarkan udara dan cairan/sekret GIT yang infeksius Sangat mengiritasi peritoneumperitoniti s



 

Menyebabkan perdarahan internal yang berat Darah pada rongga peritoneum peritonitis Terlihat gejala syok akibat perdarahan hebat ◦ Gejala peritonitis dapat tidak terlalu terlihat

Ruptur organ berongga

Ruptur Organ Solid

 

Batu pada saluran kemih Tanda: ◦ ◦ ◦ ◦





Nyeri pinggang Irritative voiding symptom mual Hematuria mikroskopik

Kristal urin dapat ditemukan pada urinalisis: kalsium oksalat, asam urat, sistein Diagnosis: IVP

optimized by optima





 



Cervical lateral diagnostic 80% Foto vertebra komplit AP-Lateral 90% diagnostic CT spinal 98% diagnostic 22.5º logrolled view untuk melihat facets 45º view melihat intervertebral foramen & facets

Trauma.org

 

Peg & lateral mass distance panjang,uter us berbentuk Rossete • TelurOperkulum

http://quizlet.com/12931611/parasitology-flash-

Bentuk

Nama cacing

Gejala Klinis

Morfologi

Fasciola hepatika

Gangguan GIT mual, muntah, nyeri abdomen, demam Peradangan, penebalan,sumbatan sal.empedusiroris periporta

• Cacing pipih spt daun • Cacing dewasa memiliki batil isap kepala dan perut • Telursulit dibedakan dengan F.buski, sdkt melebar pada abopercular • Telur dikeluarkan belum matang, matang dalam air berisi mirasidium

Fasciolopsi Sebagian besar s buski asimptomatik.

Nyeri perut (epigastrium),diare kronik diselingi konstipasi,tinja berisi makanan yang tidak tercerna,anemia akibat

• Cacing dewasa memiliki batil isap kepala dan perut • Telurelips,dinding transparan,operkulu m kecil nyaris tidak terlihat,imatur(tidak ada embrio)

Bentuk

Nama cacing

Gejala Klinis

Morfologi

Ascaris lumbricoid es

Sindrom Loeffler Batuk cacing Berak cacing Ileus obstruksibola askaris

• Cacing dewasa panjang, dan melengkung pada bag. Ventral,bag. Ekor membulat • Telur memiliki tepi seperti roda bergerigi

Bentuk



Enterobiasis disebabkan oleh Enterobius

vermicularis 

Gejala: sering asimtomatik

◦ Pruritus ani & vulva terutama malam hari ◦ Insomnia, nyeri abdomen ◦ Enuresis pada anak



Diagnosis: menemukan telur dengan tape di perineum saat malam/pagi hari sebelum mandi

Wolfram W. Enterobiasis. http://emedicine.medscape.com/article/997814-overview

https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.

  

Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis Sebagian besar wanita  asymptomatic Signs/symptoms when present:

◦ Reported malodorous (fishy smelling) vaginal dischargeduh tubuh ringan-sedang keabuan berbau tidak enak (amis) ◦ bau lebih busuk setelah bersenggama dan setelah ◦ gatal dan rasa terbakar ◦ kemerahan dan edem pada vulva



Gejala dapat menghilang secara spontan

16 9

Saline: 40X objective

NOT a clue cell

Clue cells

• Pemeriksaan sediaan basah sekret: clue cell (epitel vagina diliputi kokobasil sehingga batas sel tidak jelas, disebut clue cell). • Pewarnaan gram ditemukan batang kecil negatif gram,sampai NOT a clue cell gram-variable staining 17 0 Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington

➢ Vaginal pH >4.5 ➢ Presence of >20% per HPF

Amsel Criteria: Setidaknya 3 dari tanda berikut ini

of "clue cells" on wet mount examination

➢ Positive amine or "whiff" test

➢ Homogeneous, non-viscous, milky-white discharge adherent to the vaginal walls

➢ Absence of the normal vaginal lactobacilli

17 1

 

Batang gram negatif Transmisi ◦ Droplets ◦ Kontak langsung dengan cairan terkontaminasi





Disease caused by H. influenzae Serotype b

Flora normal pada traktus respiratorius dan rongga mulut Semua Haemophilus sp. ◦ Catalase + ◦ oxidase +

Clinical Microbiology Reviews, April 2000, p. 302-317, Vol. 13, No. 2

H. Influenzae type b is an important human pathogen Hemolysis

Growth Factor X

Y

H. parainfluenzae

+

+ + + -

+ + +

H. aphrophilus

-

-

-

H. influenzae H. aegyptius H. ducreyi

H.influenzae growing on chocolate agar. Notice the semi-opaque, gray-white, mucoid colonies characteristic of encapsulated strains.

Gram stain of H. influenzae from colony

Organisme

Bentuk

Gram

Media

Katalase

Uji khusus

H.influenza

bacili

(-)

Agar coklat

(+)

Growth faktor X&Y

Pneumokok us

Coccus, lancet shape

(+)

Agar darah (-)

Optochin (+)

Meningokok diplococcu (-) us s

Agar coklat

(+)

Fermentasi glukosa&m altosa

Klebsiella

bacili

Mac Conkey

(+)

Indol (-), fermentasi laktosa

Staph. epidermidis

staphyloco (+) ccus

BairdParker (Yolk)

(+)

Novobioci n (+), manitol (-)

(-)



Karsinoma sel basal



Karsinoma sel skuamosa

◦ Berasal dari sel epidermis. ◦ Berasal dari sel epidermal Etiologi: sinar matahari, pluripoten. Faktor genetik, herediter, arsen, predisposisi: lingkungan radiasi, hidrokarbon, ulkus (radiasi, arsen, paparan sikatrik sinar matahari, trauma, ◦ Usia tersering 40-50 tahun ulkus sikatriks), genetik ◦ Dapat bentuk ◦ Usia di atas 40 tahun intraepidermal ◦ Biasanya di daerah ◦ Dapat bentuk invasif: berambut, invasif, jarang mula-mula berbentuk metastasis nodus keras, licin, ◦ Bentuk paling sering kemudian berkembang adalah nodulus: menjadi menyerupai kutil, tidak verukosa/papiloma. Fase berambut, berwarna lanjut tumor menjadi coklat/hitam, berkilat keras, bertambah besar, (pearly), bila melebar invasif, dapat terjadi pinggirannya meninggi di ulserasi. Metastasis tengah menjadi ulkus biasanya melalui KGB. (ulcus rodent) kadang disertai talangiektasis, Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007

SCC 

Melanoma maligna

◦ Etiologi belum pasti. Mungkin faktor herediter atau iritasi berulang pada tahi lalat ◦ Usia 30-60 tahun ◦ Bentuk:  Superfisial: Bercak dengan warna bervariasi, tidak teratur, berbatas tegas, sedikit penonjolan  Nodular: nodus berwarna biru kehitaman dengan batas tegas  Lentigo melanoma maligna: plakat berbatas tegas, coklat kehitaman, meliputi muka

◦ Prognosis buruk

BCC

MM



Cacing betinaputih kekuningan

◦ Ukuran: 8-13mm x 0.4mm ◦ Bag. Anterior memiliki pelebaran kutikulum spt sayapalae ◦ Bag. Ekor: panjang dan lancip



Cacing jantan:

◦ Ukuran: 2-5mm ◦ Ekormelingkar, spt tanda tanya

https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.

The Malarial Parasite







Malaria tertiana: 48h between fevers (P. vivax and ovale) Malaria quartana: 72h between fevers (P. malariae) Malaria tropica: irregular high fever (P. falciparum)

  

   

Penyakit yang disebabkan virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, merupakan reaktivasi setelah infeksi primer (varicella) Predileksi: daerah torakal, unilateral, bersifat dermatomal Gejala:

◦ Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) & lokal (myalgia, gatal, pegal) ◦ Timbul eritema yang kemudian menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar eritematosa & edema, kemudian menjadi pustul dan krusta ◦ Pembesaran KGB regional

Herpes zoster oftalmikus: infeksi n.V-1 Sindrom Ramsay-Hunt: gangguan n. fasialis & otikus Komplikasi: neuralgia pascaherpetik: nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah sembuh Pengobatan: acyclovir (pada herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imun)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

  

Mengambil jaringan dasar ulkus untuk melihat adanya sel tzank Sel Tzanck  Sel datia berinti banyak Dapat ditemukan: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Herpes simpleks Varisella Herpes zooster Pemphigus vulgaris CMV

http://en.wikipedia.org/wiki/Tzanck_test





Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh dermatofit Bentuk klinis: ◦ Grey patch ringworm (biasanya disebabkan Microsporum)

 Papul merah yang melebar, membentuk bercak, pucat, bersisik. Rambut menjadi abu-abu, tidak berkilat, mudah patah dan tercabut. Lampu Wood: hijau kekuningan.

◦ Kerion

 Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis, pembengkakan menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang. Dapat menimbulkan jaringan parut dan alopesia menetap.

◦ Black dot ringworm (biasanya disebabkan Tricophyton tonsurans dan Trycophyton violaceum)

 Rambut yang terkena infeksi patah pada muara folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora (black dot).



Terapi: griseofulvin (lini pertama), ketokonazol, itrakonazol, terbinafin. Pemberian topikal saja kurang efektif.

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.

Perawatan kulit bertujuan untuk membersihkan permukaan kulit sehingga dapat mengurangi kotoran dan bakteri penyebab acne







 

Peradangan berbentuk linear, berkelok-kelok, menimbul dan progresif Penyebab: Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum Larva masuk kulit, menimbulkan rasa gatal dan panas, diikuti lesi linear berkelok-kelok, menimbul, serpiginosa membentuk terowongan Gatal hebat pada malam hari Th/:

◦ Topikal: Tiabendazol cream 1015%,salep albendazol 2%, kloretil spray ◦ Oral: Albendazol 400mg dosis tunggal selama 3 hari berturut

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200



Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis dan transparan Predileksi: skalp, perbatasan skalp-muka, ekstremitas ekstensor (siku & lutut), lumbosakral Dapat pula terjadi kelainan kuku dan sendi Khas: fenomena tetesan lilin, Auspitz sign, Kobner sign Diagnosis pasti dengan biopsi kulit: parakeratosis, akantosis, abses Munro di stratum spinosum, papilomatosis, vasodilatasi di subepidermis Patofisiologi:



Tata laksana:

    

◦ Genetik: berkaitan dengan HLA ◦ Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T, sel penyaji antigen dermal, dan keratinosit ◦ Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme, obat, alkohol, dan merokok ◦ Sistemik: KS, sitostatik (metotreksat), levodopa, etretinat, dll ◦ Topikal: preparat ter, KS, ditranol, tazaroen, emolien, dll ◦ PUVA (UVA + psoralen)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007





Kortikosteroid adalah pengobatan topikal utama untuk psoriasis, terutama dengan lesi yang terbatas (AAD, 2008) Di Indonesia, preparat ter (fungsinya keratolitik & antiradang) masih sering digunakan

Pardashani AG. Treatment of psoriasis: an algorithm-based approach for primary care physicians. Am Fam Physician 2000; 61(3). Menter A. Guidelines of care for the management and treatment of psoriasis with topical therapies. J Am Acad Dermatol 2009; 60. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.

Tanda

Penjelasan

Fenomena tetesan lilin

Skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores, akibat berubahnya indeks bias.

Fenomena Auspitz

Tampak serum atau darah berbintik-bintik akibat papilomatosis dengan cara pengerokan skuama yang berlapis-lapis hingga habis.

Fenomena Kobner

Kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis yang timbul akibat trauma pada kulit sehat penderita psoriasis, kira-kira muncul setelah 3 minggu.

Penyakit

Keterangan

Dermatitis eksfoliatif (eritroderma)

Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis, disertai skuama. Pada dermatitis eksfoliatif skuama berlapis-lapis

Tennis elbow

Peradangan atau nyeri pada sisi lateral siku

Dermatitis kontak

Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit





Reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo Etiologi: obat, makanan, gigitan serangga, bahan fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi, psikis, genetik, atau penyakit sistemik



Berdasarkan waktu



Berdasarkan morfologi



Berdasarkan luas:

◦ Akut: Kurang dari 6 minggu ◦ Kronik: lebih dari 6 minggu ◦ Papular: berbentuk papul ◦ Gutata: sebesar tetesan air ◦ Girata: ukurannya besarbesar

◦ Lokal ◦ Generalisata ◦ Angioedema: terkena lapisan yang lebih dalam daripada dermis



Berdasarkan penyebab

– Karena reaksi imunologik • Bergantung pada IgE (atopi, karena antigen spesifik) • Ikut sertanya komplemen (reaksi sitotoksik, reaksi kompleks imun, defisiensi C1 esterase inhibitor) • Reaksi alergi tipe IV – Reaksi nonimunologik • Langsung memicu sel mast • Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat • Trauma fisik



Gejala:

◦ Gatal, rasa terbakar, atau tertusuk ◦ Eritema atau edema berbatas tegas, kadang bagian tengah tampak lebih pucat ◦ Besarnya dapat lentikular, numular, plakat



Pengobatan:

◦ Menghindari penyebab ◦ Antihistamin ◦ Betaadrenergik (untuk urtikaria kronik)

Jenis

Keterangan

Urtikaria adrenergik

Urtikaria yang berhubungan dengan kenaikan konsentrasi noradrenalin dan adrenalin plasma. Dapat dipicu dengan pemberian adrenalin atau noradrenalin

Urtikaria kolinergik (bagian dari urtikaria fisik)

Urtikaria yang dipicu karena kenaikan suhu tubuh sendiri dan keringat

Urtikaria dingin

Urtikaria yang dipicu karena rangsangan dingin

Urtikaria fisik

Kelompok urtikaria yang dipicu oleh rangsangan fisik dari luar. Gejala khas: dermografisme

Urtikaria idiopatik

Urtikaria yang tidak jelas penyebabnya



Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis biasanya disertai skuama Patofisiologi: belum jelas, kemungkinan karena peranan sitokin Gejala:



Pengobatan:

 

◦ Eritroderma akibat alergi obat ◦ Eritroderma akibat oerluasan penyakit kulit: psoriasis eritrodermik, penyakit Leiner ◦ Eritroderma akibat penyakit sistemik: sindrom Sezary

◦ Kortikosteroid ◦ Diet tinggi protein (pada edema karena protein loss) ◦ Emolien: untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200





Infeksi sering terjadi pada higiene buruk atau anak-anak Gejala: sebagian besar asimtomatik ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦



Feses keluar saat malam hari Disenteri Prolaps rektum Gagal tumbuh Anemia Nyeri abdomen

Clubbing finger

Terlihat cacing dewasa pada pemeriksaan anus

Pemeriksaan: eosinofilia, telur pada feses, endoskopi

Donkor KA. Trichuriasis. http://emedicine.medscape.com/article/788570-ove

Nama cacing

Cacing dewasa

Telur

Obat

Ascaris lumbricoide s

Mebendazole, pirantel pamoat

Taenia solium

Albendazole, prazikuantel, bedah

Enterobius vermicularis

Pirantel pamoat, mebendazole, albendazole

Ancylostom a duodenale Necator americanus

Mebendazole, pirantel pamoat, albendazole

Schistosoma haematobiu m

Prazikuantel

Trichuris trichiura

Mebendazole, albendazole

Brooks GF. Jawetz, Melnick & Adelberg‟s medical microbiology, 23rd ed. McGra





 



Penyakit infeksi akut oleh

Streptococcus beta hemolyticus,

menyerang epidermis dan dermis Gejala: eritema berwarna merah cerah, berbatas tegas. Predileksi: tungkai bawah Gejala konstitusi: demam, malaise Terdapat keterlibatan limfatik dan juga limfadenopati, jika sering residif dapat menjadi elefantiasis Pengobatan: elevasi tungkai, antibiotik sistemik, diuretik (bila edema)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Penyakit

Definisi

Impetigo krustosa

Pioderma superfisial (terbatas pada epidermis) yang ditandai dengan adanya krusta tebal berwarna kuning

Furunkel

Radang folikel rambut dan sekitarnya

Ektima

Ulkus superfisial dengan krusta di atasnya disebabkan infeksi Streptococcus

Folikulitis

Radang folikel rambut



 





Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan penderita Gejala:

◦ Pruritus nokturna ◦ Menyerang manusia secara kelompok ◦ Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan, lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel. Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bawah ◦ Ditemukan tungau

Obat: sulfur presipitat 4-20%, benzil benzoat 20-25%, gameksan 1%, krotamiton 10%, permetrin 5%

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200





Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan Pediculus 3 macam infeksi pada manusia

◦ Pedikulosis kapitis: disebabkan Pediculus humanus

var. capitis

◦ Pedikulosis korporis: disebabkan pediculus

humanus var. corporis

◦ Pedukulosis pubis: disebabkan Phthirus pubis

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

 







Infeksi kulit dan rambut kepala Banyak menyerang anak-anak dan higiene buruk Gejala: mula-mula gatal di oksiput dan temporal, karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, infeksi sekunder Diagnosis: menemukan kutu/telur, telur berwarna abu-abu/mengkilat Pengobatan: malathion 1%, gameksan 1%, benzil benzoat 25%



Penyakit jamur superfisial yang kronik disebabkan



Gejala:

Malassezia furfur

◦ Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, kulit kepala yang berambut ◦ Asimtomatik – gatal ringan, berfluoresensi





Pemeriksaan: lampu Wood (kuning keemasan), KOH 20% (hifa pendek, spora bulat: meatball & spaghetti appearance) Obat: selenium sulfida, azole, sulfur presipitat

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

     

Tinea kapitis (M. canis, M. audouinii, M. rivalieri, M. distortum, M. ferrugineum dan M. gypseum): hijau terang Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange tembaga, kuning keemasan, atau putih kebiruan (metabolit koproporfirin) Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii): biru suram/hijau suram (akibat metabolit pteridin) Eritrasma (Corynebacterium minutissimum): merah koral (metabolit porfirin) Infeksi pseudomonas: hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein) Hasil positif palsu: ◦ Salep dan krim di kulit atau eksudat: biru – jingga ◦ Tetrasiklin, asam salisilat dan petrolatum: kuning



 



Cryptococcus is an encapsulated

basidiomycete yeast-like fungus with a predilection for the respiratory and nervous system of humans and animals Two species: C. neoformans and C.

gattii

In humans, C. neoformans affects immunocompromised hosts predominantly and is the commonest cause of fungal meningitis; worldwide, 7-10% of patients with AIDS are affected AIDS associated cryptococcosis accounts for 50% of all cryptococcal infections reported annually and usually occurs in HIV patients when their CD4 lymphocyte count is below 200/mm3

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Mycoses/Opportunistic/Cryptococcosi

 





Impetigo: Pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis Jenis:

◦ Impetigo krustosa: Hanya terdapat pada anak, biasanya karena Streptococcus beta hemolyticus, predileksi di muka, lesi berupa eritema dan vesikel yang cepat pecah sehingga menjadi krusta tebal berwarna kuning keemasan ◦ Impetigo bulosa: Pada anak dan dewasa, biasanya karena Staphylococcus aureus, predileksi di ketiak, dada, punggung, lesi berupa eritema, bula, dan bula hipopion ◦ Impetigo neonatorum: varian impetigo bulosa pada neonatus

Komplikasi: glomerulonefritis akut Pengobatan: bila sedikit diberi AB topikal, bila banyak sistemik

◦ Topikal: basitrasin, neomisin, kompres terbuka dengan antiseptik ◦ Sistemik: penisilin dan derivatnya, linkomisin & klindamisin, eritromisin, sefalosporin

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

WHO. SEARO. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue hemorrhagic fever in small hospitals. 1999.



Etiologi  defisiensi vitamin K krn: ◦ Rendahnya kadar vitamin K dalam plasma dan cadangan di hati ◦ Rendahnya kadar vitamin K dalam ASI ◦ Tidak mendapat injeksi vitamin K1 pada saat baru lahir

Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2010

Stadium

Characteristic

Early HDN

Occurs within 2 days and not more than 5 days of life. Baby born of mother who has been on certain drugs: anticonvulsant, antituberculous drug, antibiotics, VK antagonist anticoagulant.

Classic HDN

Occurs during 2 to 7 day of life when the prothrombin complex is low. It was found in babies who do not received VKP or VK supplemented.

Vit K deficiency

Occurs within 2 days and not more than 5 days of life. Definite etiology inducing VKP is found in association with bleeding: malabsorption of VK ie gut resection, biliary atresia, severe liver diseaseinduced intrahepatic biliary obstruction.

Late HDN / APCD Acquired bleeding disorder in the 2 week to 6 month age infant caused by reduced vitamin K dependent clotting factor (II, VII, IX, X) with a high incidence of



Diagnosis

◦ Anamnesis : Bayi kecil yang sebelumnya sehat, tiba-tiba tampak pucat, malas minum, lemah. Tidak mendapat vitamin K saat lahir, konsumsi ASI, kejang fokal ◦ PF : Pucat tanpa perdarahan yang nyata. Tanda peningkatan tekanan intrakranial (UUB membonjol, penurunan kesadaran, papil edema), defisit neurologis fokal ◦ Lab: Anemia dengan trombosit normal, PT memanjang, APTT normal/memanjang. USG/CT Scan kepala : perdarahan intrakranial ◦ Pada bayi dengan kejang fokal, pucat, disertai UUB membonjol harus dipikirkan APCD sampai terbukti bukan

Buku PPM Anak IDAI



Dehidrasi Asidosis Metabolik Hipoglikemia, terutama dengan predisposisi



Gangguan elektrolit

 

 

undernutrition ◦ ◦ ◦ ◦

Hiponatremia Hipernatremia Hipokalemia (NB: kondisi hiperkalemia bisa menstimulasi intestinal motility menyebabkan watery diarrhea.)

Gangguan gizi Gangguan sirkulasi (syok)



HIPERnatremia (> 144 mEq/L) ◦ Hiperrefleks, mental status changes (lethargy, stupor, coma etc), seizures



HIPONatremia ( 10% severe dehydration



Rehidrasi: dapat diberikan oral/parenteral tergantung status dehidrasinya ◦ Tanpa dehidrasi  TERAPI A

 5 cc/kg ORS setiap habis muntah  10cc/kg ORS setiap habis mencret

◦ Dehidrasi ringan sedang  TERAPI B

 75 cc/kg ORS dalam 3 jam  Bila per oral tidak memungkinkan, dapat diberikan parenteral tergantung kebutuhan maintenance cairan + defisit cairan

◦ Dehidrasi berat (parenteral)  TERAPI C

Golongan Umur

Bayi ( < umur 12 bulan )

Pemberian Pertama 30 ml/kgbb selama :

Pemberian Berikut 70 ml/kgbb selama :

1 jam

5 jam



Terapi nutrisi

◦ Pemberian ASI harus dilanjutkan ◦ Beri makan segera setelah anak mampu makan ◦ Jangan memuasakan anak

◦ Kadang-kadang makanan tertentu diperlukan selama diare ◦ Makan lebih banyak untuk mencegah malnutrisi



Terapi medikamentosa



Edukasi pada orang tua

◦ Antibiotik, bila terdapat indikasi (eg. kolera, shigellosis, amebiasis, giardiasis) ◦ Probiotik ◦ Zinc: diberikan dalam dosis 20 mg untuk anak di atas 6 bulan, dan 10 mg untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan selama 10 hari ◦ Obat-obatan anti diare terbukti tidak bermanfaat ◦ Tanda-tanda dehidrasi, cara membuat ORS, kapan dibawa ke RS, dsb.

Maintenance: Holiday-Segar Method (Berlaku utk usia>4 minggu) 



Kebutuhan selama 24 jam: 10 kg pertama x 100 mL + 10 kg kedua + x 50 mL + sisanya x 20 mL ATAU kebutuhan per jam: 10 kg pertama x 4 mL + 10 kg kedua x 2 mL + sisanya x 1 mL

Calculate Deficit/terapi pengganti  Mild Dehydration: 4% deficit (50 ml/kg deficit, 30 ml/kg if >10 kg)  Moderate Dehydration: 8% deficit (100 ml/kg deficit, 60 ml/kg if >10 kg)  Severe Dehydration: 12% deficit (120 ml/kg deficit) On Going Loss/ Concomitant water loss  setiap muntah/ diare  Can be measured directly (eg, NGT, catheter, stool measurements) or estimated (eg: 10cc/kgBB/diare; 5 cc/kgbb/muntah)

Definisi  keadaan dimana terjadinya dua atau lebih rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan kesadaran diantara kejang  atau serangan yang berlangsung terus menerus selama 30 menit atau lebih



Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin, mulai dari yang tanpa gejala (asimptomatik) sampai mengarah ke infeksi berat. Episode bakteriuria signifikan (yaitu infeksi dengan jumlah koloni >100.000 mikroorganisme tunggal per ml)







ISK sederhana (uncomplicated) yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih. ISK rumit (complicated) adalah ISK pada pasien dengan kelainan struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. ISK Berulang yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi antibiotika pada infeksi yang pertama.

Antibiotik

Kehamilan

Ciprofloxa cin

C, beberapa ahli berpendapat cipro kontraindikasi saat kehamilan terutama saat trimester 1, European Network of Teratology Information Services Melaporkan dari 549 kasus paparan fluoroquinolone (termasuk ciprofloxacin), dilaporkan congenital malformations 4.8%

Amoxicillin B

Ceftriaxon e

B

Imipenem

C

tetrasiklin

D



Dalam pilihan ada 2 obat yang sebaiknya tidak diberikan kepada ibu hamil, tetapi dalam list pengobatan ISK yang termasuk adalah golongan Quinolon (Ciprofloxacin)

 



 

Kaidah dasar moral terdiri atas: Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya → dasar informed consent & kerahasiaan medis Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif tanpa ada hasilnya → dasar agar tidak terjadi kelalaian medis Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat, untuk mencegah atau menghilangkan sakit Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama





Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.



 



Ketika ujung dari IUD tak tampak, perangkat mungkin sudah hilang atau sudah terjadi perforasi rahim, atau mungkin terjadi kehamilan. Jangan pernah berasumsi perangkat telah hilang/ keluar dari rahim kecuali terlihat! Bila terjadi kehilangan perangkat yang dilakukan menyelidiki keberadaan IUD pada uterus : 1) USG, 2) RO Abdomen dan Pelvis, 3) hysterography dengan kontras dapat dilakukan 4) alternatif lain Hysteroscopy Jika ternyata terdapat kehamilan maka prosedur yang diperbolehkan hanyalan 1) USG

Williams Obstetric 22nd





Definisi: kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II) Klasifikasi

◦ Anemia defisiensi besi ◦ Anemia karena perdarahan akut ◦ Anemia defisiensi asam folat

  

  

Derajat anemia: Anemia ringan: Hb 910.9 g/ dL Anemia sedang: Hb 7-9 g/ dL Anemia berat: Hb Antenatal: berat badan sulit naik, persalinan prematur, pre-eklampsia, solusio plasenta, infeksi, ketuban pecah dini. Intranatal: gangguan persalinan, perdarahan dan syok, gagal jantung Postnatal: sepsis purpueralis, sub-involusi uterus dan emboli. Fetal: gangguan perkembangan mental, BBLR, prematur, kematian Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2010 perinatal, oligohidramnion,

Tgl

Bln

13

06

Siklus 28 hari +7

-3

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Untuk Siklus 35 Hari

20

3

+14

-3

Hari Pertama Haid Thn Terakhir  Saat persalinan 201 tergantung pada saat 2 ovulasi. Karena saat ovulasi ditentukan oleh lamanya siklus, hukum Naegele hanya berlaku +1 untuk siklus +28 Hari.  Jika siklusnya panjang, 201 ovulasi terjadi lebih 3 jauh dari hari pertama haid terakhir dan +1 persalinan juga akan jadi lebih jauh dari Obstetri Fisiologi FK UNPAD, 2011 haid terakhir 

 

 





  

Persalinan normal: proses pengeluaran buah kehamilan (bayi, plasenta dan selaput ketuban) usia gestasi aterm (>37 – 42 minggu) persalinan spontan (dari rahim ibu melalui jalan lahir dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari luar). presentasi kepala (posisi belakang kepala) tidak lebih dari 18 jam Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin.

Kala I Dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Terdiri dari: ◦ Fase laten:  dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm  kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik  Berlangsung sekitar 8 jam ◦ Fase aktif:  kontraksi di atas 3 kali/ 10 menit  lama kontraksi ≥ 40 detik dan mules  pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10cm)  terdapat penurunan bagian terbawah janin  Berlangsung sekitar 6 jam (Kecepatan rata-rata 1cm/jam pada nulipara dan 1-2cm/jam pada multipara).  Fase akselerasi 3 – 4 cm dalam 2 jam  Fase kemajuan maksimal, dari pembukaan 4 – 9 cm dicapai dalam 2 jam  Fase deselerasi dari pembukaan 9



DEFINISI



Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.



Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin pregnancy) sebenarnya istilah ini lebih tepat untuk kehamilan dengan DUA janin. Istilah : dua janin - gemelli / "kembar" / twin tiga janin - triplet / "kembar tiga" empat janin - quadruplet / "kembar empat" lima janin - quintiplet / "kembar lima", dan seterusnya.









JENIS KEHAMILAN KEMBAR Kehamilan kembar dizigotik / multizigotik Terjadi dari dua telur (di) atau lebih (multi) yang dibuahi, kemudian masing-masing tumbuh menjadi janin lengkap. Insidens (kehamilan dari dua telur) sekitar 60% dari seluruh kehamilan kembar. Disebut juga kembar fraternal, kembar binovular / multiovular, kembar heterolog. Anak-anak jenis kelaminnya dapat sama atau berbeda, karakteristik fisik umumnya berbeda. Plasenta dan selaput janin : masingmasing anak memiliki korion dan amnionnya sendiri, namun plasenta mungkin terpisah masing-masing atau tumbuh menjadi satu (2 amnion, 2 korion, 2 atau 1 plasenta)

 

 



Kehamilan kembar monozigotik Terjadi dari satu telur. Disebut juga kembar identik, kembar uniovular, kembar homolog. Insidens sekitar 30% dari seluruh kehamilan kembar. Kedua anak jenis kelamin sama, ukuran antropologiknya sama, rupanya mirip, dapat sama persis atau bayangan cermin, sidik jari dan telapak tangan sama. Mungkin salah satu kidal karena area dominan korteks serebrinya berlawanan dari saudaranya. Plasenta dan selaput janin : tergantung pada usia saat terjadinya segmentasi





 



 

FAKTOR PREDISPOSISI / ETIOLOGI Faktor distribusi (bangsa, hereditas, umur, paritas) hanya berpengaruh sedikit, hampir tidak berbeda bermakna di antara populasi. Kehamilan berasal dari lebih dari satu telur (umumnya dua telur) dapat terjadi pada : 1. pemakaian obat-obatan induksi ovulasi (clomiphen, hormon gonadotropin) menyebabkan terjadi pematangan lebih dari satu folikel dalam setiap siklus. 2. prosedur fertilisasi in vitro, di mana beberapa embrio yang dibuahi diimplantasikan dalam uterus, jika semua berkembang dengan baik maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu.

Kehamilan berasal dari satu telur terjadi : Akibat adanya kerja faktor penghambat (inhibiting factor) pada masa awal pertumbuhan embrio intrauterin, mempengaruhi segmentasi selanjutnya pada berbagai tingkatan.



Periode kehamilan adalah: ◦ Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya mencapai 38-42 minggu ◦ Prematur/preterm: janin dengan usia kehamilan kurang dari 38 minggu ◦ Postmatur/postterm: janin dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu ◦ Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dengan berat janin 500 gram hingga 7 hari setelah bayi dilahirkan ◦ Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi hingga 40 hari (6 minggu) dimana tubuh ibu kembali ke kondisi sebelum hamil



Tanda-tanda persalinan (inpartu) : ◦ Timbulnya his persalinan, yaitu his pembukaan dengan sifat :  Nyeri melingkar dari punggung hingga ke perut depan  Teratur  Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya  Kalau berjalan bertambah kuat  Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks ◦ Keluar lendir bercampur darah ◦ Keluar cairan banyak tiba-tiba dari jalan lahir (bila ketuban pecah)





Dibagi dalam 4 kala : ◦ Kala I : mulai dari his persalinan sampai pembukaan cervix lengkap, terdiri dari 2 fase:  Fase laten : pembukaan < 4 cm  Fase aktif : pembukaan 4-10 cm ◦ Kala II : dari pembukaan lengkap sampai lahir bayi ◦ Kala III : dari lahir bayi sampai lahir plasenta Kala IV : masa 1 jam setelah plasenta lahir







sistolik 140 - +1 dipstick)

ringan

      

   

Sistolik > 160 mmHg atau Diastolik > 110 mmHg. Proteinuri > 2 g/24 jam atau > +2 dipstick Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri Trombosit < 100.000/mm3 Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH) Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT) Sakit kepala yang menetap/gangguan visus&serebral Nyeri epigastrium menetap Pertumbuhan janin terhambat Edema paru disertai sianosis HELLP Syndrome

berat

EKLAMSI ◦ Kejang – kejang, yang tidak disingkirkan oleh penyebab lain, pada penderita preeklamsi, bisa terjadi sebelum, selama, atau segera setelah persalinan. SUPERIMPOSED PREEKLAMSI ◦ Preeklamsi/eklamsi yang terjadi pada pasien yang menderita hipertensi kronis.

 





HIPERTENSI KRONIS Hipertensi sebelum kehamilan / sebelum kehamilan berumur 20 minggu/ setelah kehamilan berumur >20 minggu / menetap hingga 12 minggu pasca persalinan. Tensi ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya dalam kehamilan Proteinuri (-)





     

Jika ibu menderita TB paru aktif dan diobati selama kurang lebih dari dua bulan sebelum melahirkan atau terdiagnosis menderita TB sesudah melahirkan: Yakinkan ibu bahwa aman untuk memberikan ASI pada bayinya Jangan memberikan vaksin TB saat bayi baru lahir Berikan isoniazid profilaksis 5 mg/ kgbb oral satu kali sehari Pada umur 6 minggu evaluasi bayi kembali, perhatikan pertambahan berat badan bayi, dan jika mungkin lakukan foto dada Jika didapat temuan ke arah penyakit aktif mulai pengobatan OAT lengkap Jika bayi terlihat baik dan hasil pemeriksaan negatif lanjutkan profilaksis INH sampai 6 bulan pengobatan Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu sesudah pengobatan selesai. Jika BCG sudah diberikan, ulangi lagi imunisasi BCG 2 minggu sesudah pengobatan isoniazid selesai

buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit WHO







Belum terpenuhinya kebutuhan baik dari segi jumlah maupun distribusi SDM Kesehatan yang kompeten dalam melakukan pelayanan/penanganan berbagai kasus obstetri-neonatal (baik yang esensial maupun emergensi) Masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia MDGs 2015 yang harus dicapai (indikator 4 dan 5)





Meningkatkan jumlah dan distribusi SDM Kesehatan yang berkompeten dalam melaksanakan pelayanan obstetri-neonatal (baik esensial maupun emergensi) Menurunkan AKI menjadi 102/100.000 Kelahiran Hidup ; dan AKB menjadi 23/1000 Kelahiran Hidup sesuai target indikator 4 dan 5 MDGs









Penyebab Langsung: Penyebab langsung kematian ibu merupakan aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga medis atau tenaga kesehatan. Kasus- kasus tersebut antara lain pendarahan, eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi (Kementerian Kesehatan RI, 2009).









Penyebab Tidak Langsung: Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah aspek Non medis yang merupakan penyebab yang mendasar antara lain status perempuan dalam keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis daerah.

 

Perdarahan antepartum  kegawatdaruratan obstetri penyebab utama morbiditas & mortalitas maternal & perinatal Merupakan penyulit pada 2-5% dari seluruh kehamilan

Perdarahan disertai nyeri diluar his.  Anemi dan syok  Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang terkumpul di belakang plasenta sehingga rahim teregang (uterus en bois).  Palpasi sukar karena rahim keras.  Fundus uteri makin lama makin naik.  Bunyi jantung biasanya tidak ada.  Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus karena isi rahim bertambah.  Sering proteinuri karena disertai preeklamsi.  Adanya impresi dari hematom Gejala dan Tanda retroplasenta. 



 





Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Klasifikasi Plasenta previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta. Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta. Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat plasenta.

PLASENTA PREVIA





Herpes zoster adalah penyakit yg disebabkan oleh virus varisela-zoster yg meneyrang kulit dan mukosa, infeksi merupakan reaktivasi virus yg terjadi setelah infksi primer Gejala klinis herpes zooster paling sering terkena daerah torakal , gejala prodomal , timbul eritema berkelompk, vesikel yg berkelompok. lokalisasi berdasarkan dermatomal sesuai dengan tempat pesyarafan dan unilateral



 



  



Varicella disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Transmisi atau penyebaran Varicella adalah melalui: droplet pernafasan yang mengandung virus Kontak langsung dengan penderita saat lesi berupa papula atau vesikel Anak-anak dengan Leukemia/Limfoma yang belum mendapat vaksinasi dan belum pernah menderita Varicella Penderita HIV, AIDS, dan gangguan imunodefiiensi Individu yang menerima obat imunosupresan (steroid) Wanita hamil Individu immunocompromised yang belum ada riwayat menderita Varicella

 





  

Umum - Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit dan pengobatan - Memberitahu penderita untuk menjaga beruntus – beruntus berisi cairan agar tidak pecah (taburi bedak dan jangan digaruk) - Menerangkan kepada penderita mengenai komplikasi penyakit yang dapat terjadi dan penanganan yang dapat dilakukan ( nyeri menetap setelah erupsi menghilang, infeksi sekunder, komplikasi sistemik ) Khusus - topikal : bedak + salisilat 2 % - sistemik : acyclovir tablet 5 x 800 mg/ hari selama 7 hari

 



KALA II MEMANJANG Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2 jam terakhir. Faktor – faktor penyebabnya adalah : ◦ Kelainan letak janin ◦ Kelainan – kelainan panggul ◦ Kelainan his dan mengejan ◦ Pimpinan partus yang salah ◦ Janin besar atau ada kelainan kongenital ◦ Primitua ◦ Perut gantung atau grandemulti ◦ Ketuban pecah dini

 



Gejala Klinik Pada ibu :Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan cepat. Di daerah lokal sering dijumpai : Ring Bandl, edema vulva, edema serviks, cairan ketuban berbau dan terdapat mekonium. Pada janin: Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif, Air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan dan berbau, Caput Succedeneum yang besar, Moulage kepala yang hebat, IUFD (Intra Uterin Fetal Death)









Penatalaksanaan : dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, sectio caesaria, dan lain-lain Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar. Catatkan dalam partograf. Jika ibu tidak ada dorongan untuk meneran setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai meneran disetiap puncak kontraksi. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya tersebut diatas atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk ibu segera karena tidak turunnya kepala bayi mungkin disebabkan oleh disproporsi kepalapanggul (CPD).





Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta. Dianjurkan mengedan secara spontan (mengedan dan menahan nafas terlalu lama, tidak dianjurkan) a. Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa disingkirkan, berikan infus oksitosin



b. Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala :

◦ Jika kepala tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di stasion (O), lakukan ekstraksi vakum atau cunam/forsep ◦ Jika kepala diantara 1/53/5 di atas simfisis pubis, atau bagian tulang kepala di antara stasion (O)-(-2), lakukan ekstraksi vakum ◦ Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di atas stasion (-2) lakukan seksio caesarea.







Ekstraksi cunam/forceps adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam / forceps yang dipasang pada kepalanya Forceps / cunam adalah alat bantu persalinan, terbuat dari logam, terdiri dari sepasang (2 buah) sendok yaitu sendok cunam kiri dan sendok cunam kanan.





  





Indikasi : Prinsip : keadaan yang memerlukan pertolongan persalinan kala dua yang dipercepat, karena jika terlambat dapat membahayakan keadaan ibu dan / atau janin. Indikasi ibu : preeklampsia / eklampsia, ruptura uteri membakat, penyakit jantung, asma, dan lainlain. Indikasi janin : gawat janin Ekstraksi Forseps Kontraindikasi : 1. Bayi prematur (karena kompresi pada tulang kepala yang belum matang / belum memiliki kemampuan moulage yang baik dapat menyebabkan terjadi perdarahan periventrikular. 2. Disproporsi sefalopelvik.

  

 





Syarat : 1. Janin aterm. 2. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi) 3. Pembukaan serviks sudah lengkap. 4. Kepala janin sudah engaged. 5. Selaput ketuban sudah pecah, atau jika belum, dipecahkan. Bila Ekstraksi Vakum  harus ada HIS dan tenaga mengejan ibu

  

 

Indikasi SC Riwayat SC Sebelumnya Dystocia Gawat Janin Presentasi Bokong



Tali Pusat Menumbung adalah keadaan tali pusat ada di samping atau di bawah bagian terbawah janin. Meskipun merupakan komplikasi yang jarang – kurang dari 1 persen (0.3 sampai 0.6 persen) – tetapi artinya besar sekali oleh karena angka kematian janin yang tinggi dan bahaya untuk ibu bertambah besar akibat tindakan operatif yang digunakan dalam penanganannya. Penekanan tali pusat antara bagian terbawah janin dengan panggul ibu mengurangi atau menghentikan aliran darah ke janin dan bila tidak dikoreksi akan menyebabkan kematian bayi.



 





Etiologi: presentasi abnormal, prematuritas, kehamilan ganda, hydramnion DIAGNOSIS TALI PUSAT MENUMBUNG Diagnosis tali pusat menumbung dibuat dengan dua cara: (1) melihat tali pusat di luar vulva, dan (2) meraba tali pusat pada pemeriksaan vaginal. Oleh karena kematian janin tinggi bila tali pusat sudah keluar melalui introitus, harus dicari cara-cara untuk dapat menegakkan diagnosis lebih awal.



 

Untuk menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu Untuk menentukan faktor janin dan panggul Menentukan ramalan persalinan









Primipara, kehamilan 36 mg bagian bawah janin belum masuk PAP Menentukan kemajuan persalinan Ketuban pecah sedang bagian bawah janin masih tinggi Menentukan tindakan

INDIKASI

   

Perdarahan Plasenta previa Ketuban pecah dini Persalinan preterm

KONTRA INDIKASI

 Penentuan

waktu pemeriksaan dalam harus relevan terhadap masing – masing individu ibu supaya mendapat pengkajian yang adekuat mengenai kemajuannya dan tidak boleh dilakukan terlalu sering atau hanya demi rutinitas.  Pengkajian ini biasanya tiap 4 jam dan definisi kemajuan seperti dilatasi serviks 4 cm perjam sangat bervariasi diantara unit dan dalam literatur.

 Periksa

dalam berulang dalam persalinan merupakan intervensi invasif tanpa manfaat yang terbukti.  Periksa dalam tidak seakurat yang diperkirakan oleh praktisi. Hasilnya bervariasi dari satu praktisi ke praktisi lain, dan bahkan dari pemeriksa yang sama pada pemeriksaan ulangan. Kadang temuan yang berlebihan dari apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ibu. Misalnya, sering terjadi pada ibu multipara yang pembukaan 6 cm beberapa menit yang lalu dan sekarang mengejan.

1.

Terapi PRENATAL

 MgSO4 i.v dilanjutkan dengan Mg SO4 infuse atau i.m (sebagai “loading dose” ) dan diteruskan dengan pemberian berkala secara i.m  MgSO4 20% 4 gr dalam 100cc RL untuk 15 menit, kemudian PD.  Maintanence dose MgSO4 20% 10 gr dalam 500cc RL, 20 gtt/menit.  Pemberian antihipertensi secara berkala i.v atau per-oral bila TD diastolik > 110 mmHg  Hindari pemberian diuretik dan batasi pemberian cairan intravena kecuali bila perdarahan hebat. Jangan berikan cairan hiperosmotik  Akhiri kehamilan atau persalinan.

Pengendalian Hipertensi  Hidralazine  Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik > 100 mmHg atau TD Sistolik > 160 mmHg.  Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD Diastolik 90 – 100 mmHg  Efek puncak 30 – 60 menit  Duration of action 4 – 6 jam  Efek samping : nyeri kepala, pusing, palpitasi, angina.

 



 



 



Pengertian Abortus Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang (Chalik, 1998). Sedangkan Llewollyn & Jones (2002) mendefenisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram. WHO merekomendasikan viabilitas apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih dan berat janin 500 gram atau lebih.



Berdasarkan proses terjadinya abortus dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provokatus (buatan). Abortus provokatus terbagi ke dalam dua jenis yaitu abortus provokatus terapeutik dan abortus provokatus kriminalis.

  •

 •



pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim Akseptabilitas : cara kontrasepsi ini terus dipilih dan baru ditinggalkan jika kehamilan ingin dicapai Efektivitas : menilai jumlah kehamilan yang terjadi setelah menggunakan kontrasepsi tersebut







Eritroblastosis fetalis atau dalam adalah suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya sel darah merah) pada janin yang akan nampak pada bayi yang baru lahir karena perbedaan golongan darah dengan ibunya. Perbedaan faktor golongan darah ini akan mengakibatkan terbentuknya sistem imun (antibodi) ibu sebagai respon terhadap sel darah bayi yang mengadung suatu antigen. Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi apabila bayi bergolongan darah rhesus positif sedangkan ibu bergolongan darah rhesus negatif.





Eritroblastosis fetalis terjadi apabila seorang laki-laki yang

bergolongan darah rhesus positif menikah dengan wanita yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus positif karena faktor rhesus bersifat dominan secera genetika. Kasus Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak rhesusnya positif. Pada kehamilan pertama darah janin tidak banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu, baru pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke sistem sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya tidak berpengaruh karena bayi sudah terlahir.







Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram Abortus : Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan ≤ 20 minggu atau berat janin ≤ 500 gram. Pada diagnosis Abortus harus jelas ada pemeriksaan kehamilan (+)

insipien

kompletus Inkomplet

iminens

missed menutup

Ostium uteri

membuka

menutup

membuka

menutup

Hasil konsepsi

Dalam kavum uteri

Seluruh nya telah keluar

Sebagian telah keluar

Masih baik

mumi

Besar uterus

Sesuai Mengecil, kehamilan sehingga perdaraha n sedikit

Sesuai dengan umur kehamilan

Tidak sesuai umur kehamilan

+

-

Tes urin

+

+ sampai 7-10 hari

+





Menopause : berhentinya menstruasi secara permanen, terjadi pada usia rata – rata 51 tahun. Menaopause berhubungan dengan hormonal dan berhubungan dengan hipotalamus – pituitari yang mengatur siklus menstruasi, tetapi menopause bukanlah proses yang berasal dari sentral





Pada tingkat ovarium terdapat deplesi folikel ovarium, dan tidak dapat merespon terhadap FSH maupun LH Sehingga akan menjadi peningkatan FSH untuk merangsang ovarium, tetapi justru estrogen rendah karena ovarium mengalami deplesi folikel.

Novak Gynecology ed 14, 2006











Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali streptomisin, dapat menembus barrier plasenta  efek samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin (ototoksik) Pada prinsipnya ibu hamil sama dengan pasien TB yang tidak hamil hanya tidak diperbolehkan pemberian streptomisin Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan toksik pada bayi Pada perempuan usia produktif yang mendapat pengobatan TB dengan rifampisin, dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi interaksi obat yang menyebabkan efektivitas obat kontrasepsi hormonal berkurang. Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan



Lebam mayat

◦ Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well developed within the

next 3 to 4 hours ◦ Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih dapat memucat pada penekanan dan berpindah



Kaku mayat:



Pembusukan:

◦ Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar tubuh/otot-otot kecil (sentripetal) ◦ Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam, lalu menghilang dalam urutan yang sama ◦ Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca mati ◦ Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati



Pasal 4 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana (“Perkap 14/2012”), dasar dilakukan penyidikan adalah:

a. laporan polisi/pengaduan; b. surat perintah tugas; c. laporan hasil penyelidikan (LHP); d. surat perintah penyidikan; dan e. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).

Pasal 3  Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Bagian penjelasan pasal 3 point 3  Membuat ikatan atau menerima imbalan dari perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat kesehatan/kedokteran atau badan lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan dokter





Surat kematian ialah surat yang berisi pernyataan bahwa seseorang telah dinyatakan meninggal dunia menurut pemeriksaan medis. Tujuan pembuatan surat kematian ◦ ◦ ◦ ◦

Pemakaman Asuransi Harta warisan Statistik





Empati sebagaimana dikemukakan kali pertama pada 1909 berasal dari bahasa latin em dan pathos yang artinya “feeling into” Komunikasi dengan empati (komunikasi efektif) merupakan salah satu dari tujuh area kompetensi utama bidang kedokteran yang harus dikuasai oleh semua dokter, dokter spesialis dan dokter gigi, termasuk juga paramedis





Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya.





Malpraktik medik : Kelalaian seorang dokter/tenaga kesehatan untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan dalam mengobati pasien menurut ukuran di lingkungan yang sama UU No.23 tahun 1992 ttg Tenaga Kesehatan : Kelalaian berarti (a) tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, atau (b) melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan







Dikatakan malpraktek medik jika:

◦ Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan yang sudah berlaku umum. ◦ Memberikan pelayanan di bawah standar profesi (tidak lege artis) ◦ Melakukan kelalaian yang berat atau pelayanan dengan tidak hati-hati ◦ Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.

Kelalaian tidak dianggap suatu pelanggaran hukum jika kelalaian tidak membawa kerugian atau cedera dan orang tersebut dapat menerimanya Sanksi terberat adalah sanksi pidana: KUHP pasal 304, pasal 306, pasal 350.







Criminal Negligence ("guilty mind“) : Willful blindness where the individual intentionally avoids adverting to the reality of a situation. The distinction between recklessness and criminal negligence lies in the presence or absence of foresight as to the prohibited consequences. Near Miss : Unplanned event that did not result in injury, illness, or damage – but had the potential to do so. Only a fortunate break in the chain of events prevented an injury, fatality or damage Misconduct : A wrongful, improper conduct motivated by premeditated or intentional purpose or by obstinate indifference to the consequences of one's acts. Refers to an action, rather than neglecting. Unacceptable but is not a criminal offense.



Komponen pemeriksaan ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦



Efek Efek Efek Efek Efek Efek

nyala api asap mesiu anak peluru metal moncong laras

Jenis luka tembak masuk berdasarkan jarak

◦ Kontak (tempel)  senjata ditempel di kulit  hard contact/ soft contact

 Ditemukan gelang kontusi, kelim tatto (bila senjata ditekan sangat kuat ke kulit, bubuk mesiu akan masuk ke dalam jaringan subkutan), luka bakar (akibat ledakan mesiu), jaringan subkutan rusak berat (karena semua komponen peluru masuk ke bawah kulit), rambut hangus, imprinted tatto (moncong laras nempel di kulit)

◦ Dekat  jarak 60 cm  komponen yang terlibat hanya peluru saja

 



Pasal 352 1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.



Jenis-jenis penggantungan ◦ Accidental hanging  tidak sengaja  Kecelakaan pada saat akrobatik  Erotic asphyxiation  sensasi tercekik atau sesak menimbulkan rangsangan seksual

◦ Suicidal hanging  bunuh diri dengan gantung diri ◦ Homicidal hanging  dibunuh orang lain dengan dijerat atau digantung

Keterangan

Bunuh diri

Pembunuhan

TKP

Keadaan TKP tenang, rapih, dan dijumpai surat peninggalan kepada orang tertentu Tempat yang dipilih tersembunyi, pintu terkunci dari dalam, korban berpakaian rapih

Keadaan TKP tidak beraturan, tanda perkelahian Tidak terdapat tempat tertentu, surat bernada ancaman, alat biasanya dipersiapkan dan tidak ditemukan di TKP

Simpul mati Hanya satu Serong ke atas Dekat

Simpul Hidup Satu atau lebih mendatar Jauh

-

+

Alat Penjerat -Simpul -Jumlah Lilitan -Arah -Jarak ttk tumpusimpul Korban Luka

175. Tanatologi • Lebam mayat

– Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well

developed within the next 3 to 4 hours

– Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih dapat memucat pada penekanan dan berpindah

• Kaku mayat:

– Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar tubuh/otot-otot kecil (sentripetal) – Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam, lalu menghilang dalam urutan yang sama

• Pembusukan:

– Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca mati – Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati



Pasien dewasa ◦ Diri sendiri ◦ Spouse (istri atau suami saat ini) ◦ Anak yang sudah dewasa (>21)



Pasien anak ◦ Kedua orangtua ◦ Wali legal



Penilaian fungsi keluarga ◦ Family APGAR  Adaptation  cara anggota keluarga menghadapi masalah  Partnership cara anggota keluarga komunikasi  Growth  perubahan anggota keluarga  Affection  cara anggota keluarga menanggapi respon emosional  Resolve  cara anggota keluarga berbagi dalam hal waktu, ruang, dan uang

Berdasarkan Teknik Komunikasi a. Metode penyuluhan langsung.  Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan  sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),  pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll. b. Metode yang tidak langsung.  Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan  secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan  perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui  pertunjukan film, dsb

Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai A. Pendekatan Perorangan  Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung  dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan  telepon, dan lain-lain B. Pendekatan Kelompok  Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran.  Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain :  Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain C. . Pendekatan Masal  Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada  sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini  adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media  cetak lainnya, Pemutaran film, dll

179. Keluarga Menurut Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga, antara lain :  Keluarga inti (nuclear family): Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung  Keluarga besar (extended family): Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti keluarga inti disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)  Keluarga campuran (blended family): Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.  Keluarga menurut hukum umum (common law family): Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama. Tidak diakui di beberapa negara  Keluarga orang tua tunggal (single parent family): Terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama









Keluarga hidup bersama (commune family): Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama tanpa hubungan darah/pernikahan, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama Keluarga serial (serial family): Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga Keluarga gabungan/komposit (composite family): Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup bersama. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family): Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.

 





Indikator peningkatan umur harapan hidup dengan target tahun 2014 yaitu 72 tahun Indikator peningkatan persentase cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan target tahun 2014 sebesar 90 % Indikator prevalensi pengidap HIV (persentase penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS) dengan target tahun 2014 sebesar 90% Indikator persentase penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan dengan target tahun 2014 sebesar 80,10%





  

Indikator penurunan angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dengan target tahun 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup Indikator penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dengan target tahun 2014 sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup Indikator penurunan Total Fertility Rate dengan target tahun 2014 sebesar 2,1 Indikator peningkatan persentase jangkauan akses sumber air bersih dengantarget tahun 2014 sebesar 68% Indikator penurunan kasus malaria (annual parasite index – API) dengan target tahun 2014 sebesar 1





adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja



Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Safety helmet Masker Sarung tangan ear plug dll

Desain Penelitian

Deskripsi

Cohort

Dilakukan identifikasi terlebih dahulu adanya kausa, kemudian subjek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada atau tidaknya efek

Clinical trial

Merupakan studi intervensi, yaitu suatu penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia. Peneliti memberikan perlakukan pada subyek penelitian, kemudian efek perlakuan diukur dan dianalisis.

Deskriptif

Penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Hasil penelitian disajikan apa adanya, peneliti tidak menganalisis mengapa fenomena tersebut dapat terjadi

No

Urutan

Keterangan

1

Rumusan misi

latar belakang, cita-cita, tujuan pokok, tugas pokok, serta ruang lingkup kegiatan ruang organisasi

2

Rumusan masalah

beratnya masalah yang dihadapi

3

Rumusan tujuan

target yang ingin dicapai (manfaat adalah bagian dari rumusan tujuan)

4

Rumusan kegiatan

5

Asumsi perencanaan

6

Strategi pendekatan

7

Kelompok sasaran

8

Waktu

9

Pelaksana kegiatan

10

Biaya

menilai faktor pendukung dan penghambat kegiatan





Backlog fighting, merupakan upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur 1 – 3 tahun. Sasaran prioritas adalah desa/kelurahan yang selama dua tahun berturut turut tidak mencapai standard Universal Child Immunization (UCI) Crash program, merupakan imunisasi tambahan yang ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB. Sedangkan kriteria pemilihan lokasi imunisasi jenis ini antara lain : 1. Angka kematian bayi dan angka PD3I tinggi 2. Kekurangan tenaga, sarana, dana 3. Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI





Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response Imunization atau ORI Kegiatan imunisasi khusus, meliputi Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Sub Pekan Imunisasi Nasional, dan Cacth-up campaign campak



each member of the population has a known non-zero probability of being selected. Sampling Methods Description

Simple Random Sampling

A sample selected from a population in such manner that all member of the population have an equal chance of being selected

Stratified Random Sampling

A sample selected so that certain characteristic are represented in the sample in the same proportion as they occur in the population. Use when there are specific subgroups to investigate

Systematic Random Sampling

Sample is obtained by selecting every Nth name in a population

Cluster Random Sampling

A sample is obtained by using groups as the sampling unit rather than individuals. Use when population groups are separated and access to all is difficult, eg. in many distant cities

When population is small, homogeneous & readily available. All subsets of the frame are given an equal probability. The frame organized into separate "strata." Each stratum is then sampled as an independent subpopulation, out of which individual elements can be randomly selected

In this technique, the total population is divided into these groups (or clusters) and a simple random sample of the groups is selected (two stage) Ex. Area sampling or geographical cluster sampling



Members are selected from the population in some nonrandom manner. Sampling Methods

Description

Convenience Sampling

Sample is obtained by any group of individuals that available for the study. Used when you cannot proactively seek out subjects.

Purposive/Judgment Sampling

Sample is obtained from individuals who have special qualification/expertise. Using judgment to select sample. Used when you are studying particular groups

Snowball Sampling

Relies on referrals from initial subjects to generate additional subjects. Used when the desired sample characteristic is rare

Quota Sampling

The researcher first identifies the stratums and their proportions as they are represented in the population. Then convenience or judgment sampling is used to select the required number of subjects from each stratum. When you are studying a number of groups and when sub-groups are small



Effectiveness vs efficacy  menilai kemampuan obat untuk mencapai hasil yang diinginkan ◦ Effectiveness  settingnya pada tempat praktek sehari, dengan banyak variable yang diikut sertakan (contoh kepatuhan minum obat, komorbid pada pasien)  settingnya REAL ◦ Efficacy  settingnya pada lingkungan yang terkontrol, dengan menggunakan seleksi ketat pada subjek, dan mengeksklusi variable2 yang mengganggu protokol pemberian obat  settingnya IDEAL







Efficient  menilai kemampuan obat menghasilkan efek yang diinginkan berdasarkan variable waktu dan uang Safety  menilai kemampuan obat menghasilkan efek yang diinginkan berdasarkan variable efek samping dan tingkat toksisitas Sesuatu yang efficacious belum tentu efektif, dan belum tentu efficient



p-value : besarnya nilai probabilitas dari hasil penelitian, bila hipotesis 0 adalah benar PPV = positive predictive value



NNT = number needed to treat



Odd ratio:



Relative risk:



Absolute risk: risiko memiliki penyakit dalam kurun waktu



◦ Pada uji diagnostik ◦ Persentase pasien dengan hasil (+) yang benar memiliki penyakit (dipengaruhi prevalensi penyakit) ◦ Pada clinical trial, untuk lihat efisiensi terapi ◦ Lebih representatif pada penelitian case control

◦ Lebih representatif pada penelitian cohort

tertentu

188. Promosi Kesehatan Berdasarkan Teknik Komunikasi a. Metode penyuluhan langsung. • Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan • sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), • pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll. b. Metode yang tidak langsung. • Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan • secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan • perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui • pertunjukan film, dsb

Rinne

Weber

Schwabac h

Diagnosi s

Positif Tidak ada lateralisasi

Sama dengan pemeriks a

Normal

Negat if

Memanja ng

Tuli kondukti f

Memende k

Tuli sensorin eural

Lateralisasi ke telinga yang sakit

Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat



Herpes Zoster Otikus

◦ infeksi virus varicella zooster pada telinga dalam, telinga tengah dan telinga luar ◦ otalgia berat yang disertai dengan erupsi kulit biasanya pada Canlis Akustikus Externa dan pinna.





Ramsay Hunt Syndrome  HZO yang disertai dengan paralisis n VII

Patofisiologi : Merupakan reaktifasi dari varicella-zoster virus (VZV) yang terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum. Apabila gejala disertai kurang pendengaran dan vertigo, maka ini adalah akibat penjalaran infeksi virus langsung pada N. VIII pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui vasa vasorum.

* Ruam merah yang nyeri dengan lepuh berisi cairan di gendang telinga, saluran telinga eksternal, bagian luar telinga, atap dari mulut (langit-langit) atau lidah * Kelemahan (kelumpuhan) pada sisi yang sama seperti telinga yang terkinfeksi * Kesulitan menutup satu mata * Sakit telinga * Pendengaran berkurang * Dering di telinga (tinnitus) * Sebuah sensasi berputar atau bergerak (vertigo) * Perubahan dalam persepsi rasa



Akibat adanya hidrops endolimph pada koklea dan vestibulum



Gejala

◦ Vertigo episodic, muncul tiba-tiba tanpa gejala pendahulu, biasa diikuti dengan mual dan muntah, dengan ataxia dan nystagmus. ◦ Gangguan pendengaran yang berubah-ubah biasanya muncul sebelum/selama episode vertigo, dan membaik saat keluhan vertigo hilang. Pasien dengan Meniere Disease tidak tahan mendengar suara terlalu keras. ◦ Telinga berdenging/Tinnitus ◦ Rasa penuh atau tekanan pada telinga yang terkena









Diagnosis meniere:

◦ Vertigo hilang timbul ◦ Fluktuasi gangguan pendengaran ◦ Menyingkirkan adanya penyebab dari sentral, misal: tumor N VIII ◦ Pemeriksaan pendengaran: tuli sensorineural

Tidak ditemukan pemeriksaan yang signifikan pada pemeriksaan otoskop. Sedangkan nystagmus dapat muncul pada serangan gejala. Pemeriksaan Rinne + dengan konduksi tulang berkurang pada telinga yang sakit, dan Pemeriksaan Webber lateralisasi terjadi pada telinga yang sehat. Pada pemeriksaan audimetri, hasilnya adalah gangguan pendengaran sensori-neural. Pengobatan: obat simptomatik, vasodilator perifer, pengobatan antiiskemia.



Faktor predisposisi ◦ Rinitis krinik, sinusitis kronik, inflamasi kronik pada perokok dan orang yang minum alkohol



Manifestasi Klinis ◦ Rasa gatal dan kering pada tenggorokan ◦ Lendir yang sulit dikeluarkan, batuk ◦ Mukosa dinding faring posterior granular



Etiologinya hingga saat ini tidak diketahui, namun diduga karena adanya defek embriogenesis yang berkontribusi pada pembentukan formasi pseudokista ini Gejala



Pengobatan



◦ Pembengkakan tanpa nyeri pada daerah anterior atau lateral dari daun telinga ◦ Berkembang 4-12 minggu ◦ Riwayat trauma minor ◦ Drainase ◦ Steroid oral dan intralesi



Otitis media: peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel mastoid. Otitis media akut dengan perforasi membran telinga akan menjadi otitis media kronik setelah 2 bulan. Etiologi: Streptococcus pneumoniae 35%, Haemophilus



Tahapan:

 

influenzae 25%, Moraxella catarrhalis 15%.

◦ Oklusi tuba: retraksi membran timpani atau berwarna keruh. ◦ Hiperemik/presupurasi: tampak hiperemis dan pelebaran pembuluh darah. ◦ Supurasi: edema yanghebat pada mukosa telinga tengah, bulging, demam, nyeri ◦ Perforasi: membran timpani ruptur, demam menurun ◦ Resolusi: jika membran timpani tetap utuh maka membran timpani akan kembali normal.

Buku ajar ilmu THTK&L FKUI edisi keenam

Stadium supurasi



Terapi: ◦ Occlusion tubal: topical decongestan(ephedrin HCl) ◦ Presuppuration: AB for at least 7 days (ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) &analgetic. ◦ Suppuration: AB, myringotomy. ◦ Perforation: ear wash H2O2 3% & AB. ◦ Resolution: if secrete isn‟t stopped  ab is continued until 3 weeks

Epistaksis anterior • Perdarahan dari arteri eithmoidalis anterior atau pleksus kisselbach • Biasanta diawali oleh trauma atau infeksi • Penanganan awal berupa penekanan digital selama 10-15 menit. Jika perdarahan terlihat dapat dikauter • Jika masih berdarah dapat ditampon anterior 2x24 jam

Epistaksis posterior •





Perdarahan dimulai dari anterior eithmoidalis posterior atau arteri sphenopalatina Mempengaruhi pasien dengan hipertensi atau arteriosklerosis Terapi: aplikasi tampon belloq/posterior selama 2-3 hari.

Buku ajar ilmu THTK&L FKUI edisi keenam

Diagnosis

Manifestasi Klinis

Rinitis alergi

Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti. Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret banyak. Gejala: hidung tersumbar dipengaruhi posisi, rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka hipertrofi merah gelap. Hipertrofi konka inferior karena inflamasi kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, atau dapat juga akrena rinitis alergi & vasomotor. Gejala: hidung tersumbat, mulut kering, sakit kepala. Sekret banyak & mukopurulen.

Rinitis vasomotor Rinitis hipertrofi

Rinitis atrofi / ozaena

Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok, P. Aeruginosa pada pasien ekonomi/higiene kurang. Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat, hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media & inferior, sekret & krusta hijau.

Rinitis Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan medikamento vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF