Pembahasan Kasus Petersen Potery. akmen
March 9, 2019 | Author: Erlangga Beta Samodera | Category: N/A
Short Description
bahan kuliah,...
Description
OVERVIEW KASUS
Petersen Pottery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan furniture kamar mandi dengan bahan baku keramik. Seperti closet, wastafel dan bathubs. Pada tahun tah un 1960, Petersen Peter sen pottery p ottery hanya memiliki dua pekerja pe kerja operasional, kemudian saat ini Petersen Pottery berkembang menjadi 20 ahli pembuat barang tembikar tembikar (Potters) yang tersebar di dua gudang tua dan besar. besar. Pada tahun 1980 clive Petersen Petersen merasa perlu untuk membuat beberapa tipe formal pengendalian sistematis sistematis terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Pabrik keramik “ sanitary ware”, terdiri dari 2 proses yaitu: “green” molding atau pencetakan dan glazing yaitu proses untuk pendempulan agar barang yang tadi dicetak dicetak terkesa terkesan n lebih lebih mengkil mengkilap ap layaknya layaknya pemasan pemasangan gan kaca. kaca. Proses Proses mencakup mencakup empat hari siklus pembakaran.
Proses pembuatan furniture keramik kamar mandi:
a Tanah liat mentah (raw clay) di kemas dalam cetakan “ plaster of paris” yang telah dikeringkan sebelumnya sebelum dibakar untuk penguatan. b
Setela Setelah h melewa melewati ti pengeri pengeringan ngan dan pembaka pembakaran, ran, furnitur furnituree tersebut tersebut dilapisi dilapisi
dengan dengan campura campuran n glaze untuk untuk membei membeika kan n pewar pewarnaa naan n dan dan karak karakte teri risti stik k penghalusan akhir. akh ir. c Furniture tersebut kemudian dibakar lagi untuk menguatkaan dan memantapkan glaz di tanah liat tersebut.
Waktu pembakaran pada tiap proses, sebagai berikut:
Drying Firing Cooling
Gree Green n mol moldi ding ng Cycle ycle 1 day 1 day 2 days
Glaz Glazin ing g Cyc Cycle le 1 day 1 day 2 days
Produk jadi dikirimkan ke berbagai grosir di sekitar East Central States Pencet etak akan an dan dan pemb pembak akar aran an kera kerami mik k mesk meskip ipun un tida tidak k sang sangat at ting tinggi gi Region. Penc kompleksitasnya tetapi memerlukan potter yang berpengalaman untuk memastikan kualitas produk. Karena kelebihan panas atau kelebihan waktu pembakaran dapat
1
merusak furniturenya. Begitupula dengan pencampuran dan aplikasi glaze juga membutuhkan kemampuan yang bagus. Hal ini dikarenakan, apabila terlalu banyak waktu yang digunakan maka menyebabkan keterlambatan, sehingga menimbulkan kemacetan pada keseluruhan proses produksi. Kebutuhan atas pengendalian biaya yang lebih baik seiring dengan kebutuhan atas pengendalian terkait dengan penjadwalan produksi yang lebih baik, untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan, hal ini mendorong Clive Petersen untuk mengadopsi system biaya standar.
Clive dan akuntan biaya yang baru telah menetapkan standar biaya untuk satu toilet (produk yang volume produksinya tinggi):
Materials Raw Clay
25 lb @ $.95/lb
Glazing Mix
5 lb @ $.75/lb
$23.75 3.75
Direct Labor Molding
1 hr @ $15/hr
15.00
Glazing
5 hr @ $15/hr
7.50
Manufacturing Overhead cost: Absorbed @ $5 per furniture
5.00 Total per furniture
-
$55.00
Petersen membayar gaji 2 kali dari rata-rata pekerja batu dan tanah liat karena dia menginginkan hasil yang memiliki kualitas top
-
Normal volum per bulan untuk tujuan alokasi overhead diasumsikan sebesar 1,200 toilet. Estimasi alokasi overhead pabrik ke produk ini adalah sebesar $1.94 per unit ditambah biaya tetap sebesar $3,672.
Analisis operasional:
;
Setelah enam bulan menerapkan system biaya yang baru, Petersen dihadapkan pasa kurangnya perhatian pada standar. Potters disibukkan dengan pengaturan pada dirinya atas system baru yang membingungkan. Hasilnya, meskipun terdapat standar tetapi aktualnya para potters jarang memenuhi standar tersebut.
2
;
Pada bulan Juni, terjadi lagi unfavorable variance dan keterlambatan pengiriman produk jadi. Review bulan juni, produk yang dihasilkan adalah 55 unit di bawah standar yaitu sebanyak 1145 unit toilet dengan rincian biaya sebagai berikut: Materials Purchased Clay
30,000 lb @ $.92/lb
Glaze
6,000 lb @ $.78/lb
Materials Used Clay
28,900 lb
Glaze
5,900 lb
Direct Labor Molding
1,200 hr @ $15.25/hr
Glazing
600 hr @ $15.00/hr
Overhead Assigned to Toiltes: ;
$6,100
Petersen berdiskusi dengan potter yang paling ahli dan berpengalaman, hasilnya menunjukkan bahwa para potters menghabiskan semua bulan hanya untuk direpotkan dengan tanah liat baru yang menurut Petersen dan akuntan manajemennya, akan lebih murah bagi kita. Hal ini membuat potter ingin tahu sebenarnya Petersen ingin membuat banyak toilet yang dihasilkan atau toilet yang berkualitas bagus?
3
PEMBAHASAN
1
Analisa variances untuk bulan Juni
Selisih atau variances antara standard cost dengan actual cost untuk bulan Juni adalah sebagai berikut: Petersen Pottery Variances Untuk Bulan Juni (dalam $)
Standard Price
Unit/hr
Actual Total
Price
Unit
Variances Total
Pric e
Ket
Unit
Ket
Total
Ket
Material: Clay Glaze Direct Labor: Molding Glazing
Absorbed
55
UF
86,6
UF
55
UF
6,9
1200
1140
0,92/lb
1145
1053,4
0,75/lb
1200
900
0,78/lb
1145
893,1
0,03 0,03
15/hr 15/hr
768 768
11520 11520 2508 0
15,25/hr 15/hr
768 768
11712 11520 25178, 5
0,25 0 0,25
UF
55 55
UF UF
-192 0
UF
UF
55
UF
-98,5
UF
0,18
UF
55
UF
-100
UF
UF
55
UF
-100
UF
UF
55
UF
-100
UF
UF
55
UF
-297
UF
UF
55
UF
198,5
UF
1,94/unit
1200
2328 3672
2,12
1145
2428 3672
5/unit
1200
6000
5,33
1145
6100
Overhead Cost
TOTAL
6000 5616 0
TOTAL(Abs)
3108 0
6100
56457 31278, 5
0,13 0,18 0,68 0,38
* 768 hr = kiln time untuk total proses adalah 8 hari, kemudian untuk 1 bulan berarti ada 3 lebih perputaran, dianggap 4 perputaran * Absorbed = var+fixed atau Full Costing
2
Kesimpulan yang dapat diambil terkait dengan biaya yang dihasilkan
pada bulan Juni.
;
Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan pada poin 1, terdapat variasi biaya yang unfavorable.
;
Fa v Fa v
0,95/lb
Prime Cost Overhead:
Variable Fixed
Fa v
Dalam menentukan standard costing seharusnya memperhatikan konsekuensi dari pilihan biaya yang diambil. Sebaiknya Petersen dan akuntan
4
manajemennya tidak hanya mencari biaya terendah tanpa memperhatikan akibatnya bagi kualitas produk serta proses produksi yang tejadi seperti lamanya waktu produksi. Misalnya berkaitan kualitas produk, raw materialclay nya jangan hanya membeli yang murah namun kualitasnya sangat jauh
berbeda. Hal ini dapat mengecewakan konsumen serta menurunkan kepercayaan kualitas produk dari konsumen. Berkaitan dengan proses produksi (kiln time-nya) dan waktu pembuatannya harus diperhitungkan dengan baik jika mengganti raw material-clay nya. Apakah membutuhkan proses yang lebih jika dibandingkan raw material-clay sebelumnya, yang akan menambah waktu pembuatan, yang juga akan berakibat pada peningkatan biaya. ;
Dalam
pengambilan
keputusan
seharusnya top
management dalam
perusahaan juga mempertimbangkan para lower management atau potters (pembuat tembikar), karena para pembuat tembikar adalah yang paling mengetahui bagaimana proses sebenarnya. Top management akan dapat mengambil keputusan lebih baik jika memperhatikan hal tersebut.
3
Saran yang dapat kami berikan pada Petersen terkait dengan sistem
biaya standar yang baru.
;
Pertimbangan dalam penentuan standard costing yaitu : ;
Masukan dari pihak lain selain top management yaitu lower management seperti para potters.
;
Pemilihan bahan baku
;
Pertimbangan waktu dan biaya lain (opportunity cost ) yang terjadi jika menurunkan suatu biaya seperti memilih biaya bahan baku yang murah, biaya apa lagi yang akan muncul.
;
Berkaitan dengan opportunity cost harus diperhitungkan pula variasi biaya yang akan terjadi favourable atau tidak
;
Akibat yang terjadi dari penerapan standar biaya yang baru. Apakah bisa berjalan dengan baik atau tidak. Serta kemungkinan kendala yang terjadi.
5
6
View more...
Comments