Pembahasan Investasi Pada Efek Tertentu
October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Pembahasan Investasi Pada Efek Tertentu...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah diterbitkan, masih ditemukan adanya perbedaan perlakuan akuntansi untuk pengakuan dan pengukuran nilai investasi efek, terutama efek utang. Pernyataan ini dimaksudkan untuk menyamakan pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi efek utang dan efek ekuitas. Pernyataan ini mengatur penerapan akuntansi nilai wajar untuk efek utang dan efek ekuitas baik yang dimaksudkan oleh pemiliknya untuk dijual belikan, efek utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh waktu maupun tidak untuk keduanya. Untuk akuntansi dan pelaporan investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan untuk semua investasi efek utang, kecuali sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 4. a. Nilai wajar efek ekuitas dianggap tersedia jika harga jual atau harga permintaan dan penawaran telah terbentuk di Bursa Efek Jakarta,Bursa Efek Surabaya dan bursa efek lainnya di Indonesia. Saham yang dibatasi penjualannya tidak memenuhi definisi ini. b. Nilai wajar efek ekuitas yang hanya diperdagangkan di bursa luar negeri dianggap tersedia jika pasar bursa luar negeri tersebut memiliki volume perdagangan dan aktivitas yang sebanding atau lebih baik dari pasar saham dalam negeri. c. Nilai wajar investasi reksa dana dianggap tersedia jika nilai aktiva bersihnya ditentukan dan dipublikasikan, dan nilai tersebut menjadi dasar untuk transaksi sekarang. Pernyataan ini tidak mengatur:
Investasi efek ekuitas yang dicatat dengan metode ekuitas dan
investasi pada anak perusahaan.
Investasi efek pada organisasi nirlaba
1
Selanjutnya, dalam makalah ini akan membahas masalah “ Investasi pada Efek tertentu”, tertentu”, mudah-mudahan mudah-mudahan dapat menjadi bahan diskusi dan tambahan wacana. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Akuntansi Investasi Efek ? 2. Apa yang dimaksud dengan Efek Dimiliki Hingga Jatuh tempo (Held To Maturity-HTM)? 3. Apa yang dimaksud dengan Efek “Diperdagangkan” (Trading)? (Trading)? 4. Apa yang dimaksud dengan Efek “Tersedia untuk dijual” (Available For Sale-AFS)? 5. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Kelompok Investasi? 6. Apa yang dimaksud Penyajian dan Pengungkapan? 7. Apa yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? 8. Apa yang dimaksud dengan Investasi dalam Saham? 9. Sebut dan jelaskan tentang Investasi dengan Metode Cost&Equity! 10. Jelaskan tentang Pembagian Dividen! 1.3 Tujuan Masalah
Dari rumusan diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Akuntansi Investasi Efek. 2. Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Held To Maturity-HTM). 3. Efek “Diperdagangkan” (Trading)”. (Trading)”. 4. Efek “Tersedia untuk dijual” (Available (Available For Sale-AFS). 5. Perubahan Kelompok Investasi. 6. Penyajian dan Pengungkapan. 7. Surat Utang Negara. 8. Investasi dalam Saham. 9. Investasi dengan Metode Cost & Equity. 10. Pembagian Dividen.
2
BAB II PEMBAHASAN
AKUNTANSI 2.1 Akuntansi Investasi Efek
Efek (security) (security) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Efek utang (debt security) security) adalah efek yang menunjukkan hubungan hutang piutang antara kreditor dengan entitas yang menerbitkan efek. Efek ekuitas (equity security) adalah security) adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu ekuitas, atau hak untuk memperoleh (misalnya: waran, opsi beli) atau hak untuk menjual (misalnya opsi jual) kepemilikan tersebut dengan harga yang telah atau akan ditetapkan. Nilai wajar (fair value) value) adalah jumlah yang dapat diperoleh dari pertukaran instrumen keuangan dalam transaksi antarpihak-pihak yang bebas, bukan karena paksaan atau likuidasi. Jika terdapat harga pasar untuk instrumen tersebut, nilai wajar yang harus digunakan dalam penerapan Pernyataan ini dihitung dengan cara mengalikan volume saham yang diperdagangkan dengan harga pasar per unit. Keuntungan atau kerugian kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan neto dalam nilai wajar efek, tidak termasuk: (a) dividen atau pendapatan bunga yang telah diakui namun belum diterima (basis akrual), dan (b) setiap penurunan nilai efek yang bersifat permanen. Pengakuan dan Pengukuran Investasi pada efek dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dan pengakuan dan pengukuran pengukuran investasi pada efek ekuitas. 1. Pengakuan
dan
Pengukuran
Investasi
pada
Efek
Utang
dapat
diklasifikasikan dalam 3 kelompok, yaitu : a. Dimiliki hingga jatuh tempo (held (held to maturity). maturity). b. Diperdagangkan (trading (trading ). ). c. Tersedia untuk dijual (available (available for sale). sale).
3
2. Pengakuan
dan
Pengukuran
Investasi
pada
Efek
Ekuitas
dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok investasi ekuitas yang diperdagangkan (trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale). b. Aset Tidak Lancar, yang akan dibahas dama Bab 7 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak.
2.2 Efek Dimiliki Hingga Jatuh tempo (Held To Maturity-HTM). Maturity-HTM).
Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga utang yang diklasifikasikan sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai niat untuk memiliki efek tersebut sampai dengan jatuh tempo. Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok investasi dalam utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi/diskonto. Premi/diskonto diamortisasi dengan effective-interest metohd, kecuali straight-line-metohd menunjukkan hasil yang sama. Contoh: Pada 1 januari 2012, PT Lita membeli obligasi den gan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai jatuh temponya sebesar Rp 100.000.000 dengan harga Rp 92.278.000 bunga dibayarkan setiap tanggal 1 juli dan 1 januari. PT Lita menggunakan metode bunga efektif dalam mengalokasikan diskonto/premi yang belum diamortisasi. Obligasi ini dikategorikan dalam Held to Maturity. Maturity. Tingkat bunga efektif yaitu 10 %. Diminta: a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi. b. Buatlah daftar amortisasi obligasi. c. Buatlah
jurnal untuk untuk mencatat mencatat bunga bunga yang yang diterima, amortisasi dan
penyesuaian.
4
d. Buatlah penyajian dalam laporan keuangan per 31 Desember 2012. Jawab: a. Jurnal pembelian obligasi. Tanggal 01-01-12
Keterangan Investasi pada efek tertentu
Debit 92.278.000
Kas/Bank
Kredit 92.278.000
b. Daftar amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah) Obligasi 8% dibeli dengan tingkat bunga 10 % Penerimaan
Pendapatan
Amortisasi
Nilai tercatat
Kas/bank
bunga
diskonto
obligasi
01-01-12
-
-
-
92.278
01-07-12
4.000
4.614
614
92.892
01-01-13
4.000
4.645
645
93.537
01-07-13
4.000
4.677
677
94.214
01-01-14
4.000
4.711
711
94.925
01-07-14
4.000
4.746
746
95.671
01-01-15
4.000
4.783
783
96.454
01-07-15
4.000
4.823
823
97.277
01-01-16
4.000
4.864
864
98.141
01-07-16
4.000
4.907
907
99.048
01-01-17
4.000
4.952
952
100.00
40.000
47.722
7.722
Tanggal
c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan amortisasi diskonto). Tanggal
Keterangan Kas/Bank
01-07-12
Investasi pada efek tertentu
Debit 4.000.000 614.000
Pendapatan bunga 31-12-12
Piutang bunga
Kredit
4.614.000 4.000.000
5
Investasi pada efek tertentu
645.000
Pendapatan bunga
4.645.000
d. Pt Lita melaporkan investasi obligasi per 31 desember 2012 dalam laporan keuangan sebagai berikut: Neraca
Aset Lancar Piutang Bunga
Rp 4.000.000
Aset Tidak Lancar Investasi Pada Ffek Tertentu
Rp 93.537.000
Laporan Laba Rugi
Pendapatan/Beban Lain-lain Pendapatan Bunga
Rp 9.259.000
Apabila PT Lita menjual investasi obligasinya pada tanggal 1 November 2016 dengan kurs
99 ¾
ditambah bunga akrual maka:
Nilai tercatat pada 1 Juli 2016 + Amortisasi diskonto (1 Juli-1 November 2016 = 4 bln)
99.048.000 635.000* 99.683.000
Harga jual Laba Penjualan atas Investasi Obligasi
99.750.000 67.000
*4/6 x Rp 952.000
Atas transaksi penjualan investasi obligasinya tersebut, dibuatkan jurnal:
6
Tanggal 01-11-16
Keterangan
Debit
Investasi pada efek tertentu
Kredit
635.000
Pendapatan bunga
635.000
Kas/Bank
102.417.000
Pendapatan bunga
2.667.000
Investasi pada efek tertentu
99.683.000
Laba penjualan investasi obligasi
67.000
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 44-45), entitas ent itas mungkin mengubah maksudnya untuk memiliki investasi utang HTM dengan menjual atau mentransfer investasi utang tersebut. Penjualan atau transfer investasi utang tidak dianggap sebagai perubahan penjualan HTM, apabila perubahan maksud tersebut disebabkan oleh kondisi sebagai berikut.
Terdapat bukti mengenai penurunan signifikan risiko kredit entitas
penerbit efek.
Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau menaikkan
tarif pajak final yang berlaku atas bunga dari efek ef ek utang.
Terjadi
penggabungan
usaha,
seperti
penjualan
segmen,
yang
mengakbatkan diperlukan penjualanuntuk mempertahankan risiko kredit entitas dan posisi risiko suku bunga pada saat tersebut.
Terjadi perubahan dalam persyaratan, atau tingkat maksimal investasi
yang diizinkan dalam jenis efek tertentu, sehingga entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM.
Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industri
tertentuyang mengakibatkan mengakibatkan entitas mengurangi mengurangi aktivitas usahanya
Terjadi
perubahan
peraturan
pemerintah
yang
mengakibatkan
bertambahnya bobot resiko
7
2.3 Efek “Diperdagang “Diperdagangkan” kan” (Trading) (Trading)
Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007: 846, 850) surat berharga dalam bentuk utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan hari) harus diklasifikasikan diklasifikasikan dalam kelompok “trading “trading ”. Efek dalam kelompok “trading” biasanya “trading” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Contoh: tanggal 31 desember 2011, investasi pada efek utang PT Barat (dalam ribuan rupiah) adalah sebagai berikut: Laba(rugi)yg
Nilai tercatat
Nilai wajar
Obligasi PT apel,10% Obligasi PT Belimbing,11%
43.860 184.230
51.500 175.200
7.640 (9.030)
Obligasi PT Cerry,8%
86.360
91.500
5.140
Total
314.450
318.200
3.750
belum direalisasi
Saldo awal surplus yg ditransfer ke laba rugi tahun berjalan Surplus yang ditransfer ke laba rugi tahun berjalan-Dr
0 3.750
Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “Trading” “Trading” sebesar nilai wajar adalah sebagai berikut Tanggal 31-12-11
Keterangan
Debit
Surplus yg ditransfer ke laba rugi tahun berjalan
3.750.000
Laba/rugi yg belum direalisasi
Kredit
3.750.000
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 46-47) investasi utang yang dikelompokkan dalam kelompok “trading” “trading” diukur sebesar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan dalam kelompok “trading”. “trading”. Pengelompokkan Pengelompokkan ini biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sangat sering dilakukan. Tujuan dari investasi utang ini dimiliki adalah untuk menghasilkan
8
laba dari perbedaan harga jangka pendek. Laba/rugi yang belum direalisasi atas investasi utang “trading” “trading” harus harus diakui sebagai penghasilan.
2.4 Efek “Tersedia untuk dijual” (Available dijual” (Available For Sale-AFS). Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007:842-845, 848-850)
investasi dalam bentuk utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS dilaporkan sebesar fair value value dalam neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi terkait dengan perubahan fair value value akan dicatat dalam akun unrealizad gin or losses losses (bagian dari Laporan Laba Rugi
dilaporkan dalam
ekuitas). Perubahan fair value value tidak akan dilaporkan sebagai bagian dari net income sampai income sampai investasi tersebut dijual. Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok “Trading “ Trading”” dan dalam kelompok “HTM”, kelompok “HTM”, harus diklasifikasikan diklasifikasikan dalam kelompok “AFS” “AFS” Contoh 1: PT Galih membeli obligasi selama 5 tahun sebesar 10%, Rp 100.000.000 pada tanggal 1 Januari 2012. Bunga diterima setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Obligasi dibeli dengan harga Rp 108.111.000. Kurs pasar 8%. Amortisasi premi/diskonto menggunakan bunga efektif dan dicatat bersamaan dengan tanggal bunga. Diminta: a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi. b. Buatlah daftar amortisasi obligasi. c. Buatlah jurnal untuk mencatat bunga yang diterima, amortisasi dan penyesuaiannya. d. Buatlah penyajian dalam Laporan Keuangan per 31 Desember 2012. Jawab:
9
a. Jurnal pembelian obligasi. Tanggal
Keterangan
Debit
Kredit
01-01-12
Investasi pada efek tertentu
108.111.000
Kas/Bank
108.111.000
b. Daftar tabel amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah). Obligasi 10% dibeli dengan kurs 8% Penerimaan
Pendapatan
kas/bank
bunga
01-01-12
-
-
-
108.111
01-07-12
5.000
4.324
676
107.435
01-01-13
5.000
4.297
703
106.732
01-07-13
5.000
4.269
731
106.001
01-01-14
5.000
4.240
760
105.241
01-07-14
5.000
4.210
790
104.451
01-01-15
5.000
4.178
822
103.629
01-07-15
5.000
4.145
855
102.774
01-01-16
5.000
4.111
889
101.885
01-07-16
5.000
4.075
925
100.960
01-01-17
5.000
4.040
960
100.000
5.000
41.889
8.111
Tanggal
Amortisasi premi
Nilai tercatat obligasi
c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuain (bunga dan amortisasi premi). Tanggal 01-07-12
Keterangan Kas/Bank Investasi pada efek tertentu Pendapatan bunga
Debit
Kredit
5.000.000 676.000 4.324.000
10
31-12-12
Piutang bunga
5.000.000
Investasi pada efek tertentu
703.000
Pendapatan bunga
4.297.000
Apabila pada tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar obligasi tersebut adalah sebesar Rp 105.000.000 dan nilai tercatat sebesar Rp 106.732.000 maka PT Galih akan mengakui laba/rugi yang belum direalisasi, dengan membuat jurnal sebagai berikut. Tanggal 31-12-12
Keterangan
Debit
Laba/rugi yang belum direalisasi
Kredit
1.732.000
Surplus yang ditransfer ke ekuitas
1.732.000
Contoh 2: Pada tanggal 31 desember 2011 PT Debra mempunyai beberapa obligasi (dalam ribuan rupiah) yaitu: Nilai tercatat
Nilai wajar
Laba(rugi)yg blum direalisasi
93.537
103.600
10.063
Obligasi PT anaconda,10%
200.000
180.400
(19.600)
Total
293.537
284.000
(9.537)
Obligasi PT watson,8%
Saldo awal surplus yang ditransfer ke ekuitas
0
Surplus yg ditransfer ke ekuitas-Cr
(9.537)
Jurnal penyesuaian untuk mencatat investasi utang dalam “trading” sebesar nilai wajar adalah: Tanggal 31-12-11
Keterangan Laba/rugi yg blum direalisasi Surplus yg ditransfer ke ekuitas
Debit
Kredit
9.537.000 9.537.000
11
Apabila pd tanggal 1 juli 2012 PT Debra menjual obligasi watson seharga Rp 90.000.000 dan nilai tercatat sebesar Rp 94.214.000 maka jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah: Tanggal 01-07-12
Keterangan
Debit 90.000.000
Rugi penjualan investasi pada efek tertentu
4.214.000
Kas/bank
Investasi pada efek tertentu
Kredit
94.214.000
*
Rugi penjualan investasi pada efek tertentu termasuk dalam “pendapatan lainlain -
lain” lain” Apabila sampai pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada transaksi penjualan maupun pembelian obligasi lainnya, maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut: Tanggal 31-12-12
Keterangan
Debit
Surplus yg ditransfer ke ekuitas
Kredit
4.537.000
Laba/rugi yg belum direalisasi
4.537.000
Sedangkan rincian obligasi yang memiliki per 31 desember 2012 (dalam ribuan rupiah) menjadi sebagai berikut:
Obligasi PT Anaconda
Nilai tercatat
Nilai wajar
200.000
195.000
Laba(rugi) yg blum direalisasi (5.000)
Saldo awal surplus yang ditransfer ke ekuitas
(9.537)
Surplus yang ditransfer ke ekuitas-Dr
4.537
Menurut IAI dalm SAK-ETAP (2009:47) efek yang tidak diklasifikasikan dalam
kelompok
“trading” dan “trading”
dalam
kelompok
HTM,
maka
harus
diklasifikasikan ke dalam kelompok AFS. Laba/rugi yang belum direalisasi harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai pada saat laba/rugi tersebut dapat direalisasi. Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga
12
termasuk amortisasi premi/diskonto yang timbul saat perolehan diakui sebagai penghasilan. Sedangkan untuk laba/rugi yang telah direalisasi dalam efek “trading” dan “trading” dan HTM, juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.
2.5 Perubahan Kelompok Investasi
Menurut
IAI
dalam
SAK-ETAP
(2009:47-48)
pemindahan
efek
antarkelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok, laba atau rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut : a. Untuk efek yang dipindahkan dipindahkan dari kelompok “trading”, “trading” , laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer telat tercatat sebagai penghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus. b. Untuk efek yang dipindahkan dipindahkan ke kelompok “trading”, “trading”, laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan pada saat tersebut. c. Untuk efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok yang HTM, laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok. d. Untuk efek utang yang ditransfer ke kelompok AFS dari kelompok HTM, laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus diamortisasi selama masa manfaat efek dengan cara yang konsisten dengan amortisasi premi atau diskonto. Amortisasi laba atau rugi yang belum direalisasi tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi atau diskonto terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.
13
Dampak Perpindahan pada Akun Entitas
Dasar Pengukuran
Trading
AFS Sekuritas ditransfer
Laba/rugi yang belum
Dampak Perpindahan pada Laba Neto Laba/rugi yang
atau sebaliknya
sebesar nilai wajar pada tanggal transfer.
direalisasi pada tanggal transfer akan meningkatkan/menurun kan ekuitas.
belum direalisasi pada tanggal transfer akan diakui dalam pendapatan.
HTM
AFS
Sekuritas ditransfer sebesar nilai wajar pada tanggal transfer.
Tidak ada.
AFS
HTM
Sekuritas ditransfer sebesar nilai wajar pada tanggal transfer.
Sebagian komponen dari ekuitas akan meningkat/menurun sebesar laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer. Laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer yang dicatat sebagai komponen dari ekuitas kan diamortisasi selama sisa umur sekuritas.
Tidak ada.
2.6 Penyajian dan Pengungkapan Investasi pada Efek Tertentu 2.6.1 Penyajian
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 49-51) entitas menyajikannya dengan neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi aktiva
lancar,
aktiva
tetap
dan
aktiva
lain-lain
kewajibannya
dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (classified
balance
sheet)
harus
melaporkan
semua
efek
yang
diperdagangkan sebagai aktiva lancar. Efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan efek dalam kelompok tersedia untuk dijual disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk efek utang dalam kelompok
14
dimiliki hingga jatuh tempo dan kelompok tersedia untuk dijual yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus dikelompokkan sebagai aktiva lancar. Dalam laporan arus kas, arus kas yang digunakan untuk atau berasal dari pembelian, penjualan, dan jatuh tempo efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo, harus diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas investasi, dan dilaporkan sebesar nilai bruto untuk setiap kelompok efek di dalam laporan arus kas. Arus kas untuk atau dari pembelian, penjualan, dan jatuh tempo efek dalam kelompok diperdagangkan harus diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas operasi.
2.6.2 Pengungkapan
Untuk efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan untuk setiap kelompok utama efek: a. Nilai wajar agregat. b. Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek. c. Rugi belum direalisasi dari pemilikkan efek. d. Biaya perolehan, termasuk jumlah premi dan diskonto yang belum diamortisasi. Untuk efek utang dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi mengenai tanggal jatuh tempo efek hutang tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi tentang tanggal jatuh tempo dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek utang, termasuk diskonto dan premium yang belum diamortisasi berdasarkan, sedikitnya 4 kelompok tanggal jatuh tempo berikut ini : a. Jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun.
15
b. Jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun. c. Jatuh tempo dalam waktu antara 5 sampai 10 tahun. d. Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 10 tahun.
Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek yang pembayarannya dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah (tidak dialokasikan ke dalam beberapa kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya dialokasikan,dasar alokasinya harus diungkapkan. Untuk setiap periode akuntansi, perusahaan harus mengungkapkan : a. Penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok AFS, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut. b. Dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi (misalnya: identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain). c. Laba dan rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan pengelompokkan efek dari kelompok AFS ke kelompok “trading”. “trading”. d. Perusahaan laba atau rugi kepemilikkan yang belum direalisasi untuk efek dalam kelompok AFS yang telah dimasukkan ke dalam komponen
ekuitas
secara
terpisah
selama
periode
yang
bersangkutan. e. Perubahan dalam laba atau rugi kepemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk tujuan “trading” yang telah diakui sebagai penghasilan dalam periode pelaporan.
PERPAJAKAN
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu tertentu. Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Penjelasan Pasal 4 ayat 1 bagian (g) UU PPh
16
mengenggap bagian keuntungan tersebut adalah bagian penghasilan. Jika dalam pembelian obligasi termasuk unsur bunga berjalan, maka bunga tersebut harus diperhitungkan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas bunga obligasi yang dijual dibursa efek tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak yang dibayar dimuka (PPh 23 dengan tarif 15% x penghasilan bruto). Sementara itu, bunga obligasi di bursa efek dikenakan pph final (PPh Pasal 4 ayat 2) sesuai dengan peratuan pemerintah.
2.7 Surat Utang Negara
Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing asi ng yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai dengan masa mas a berlakunya, yang terdiri dari surat perbendaharaan Negara(SPN) dan Obligasi negara. 1) Penghasilan berupa diskonto SPN sesuai dengan PP 27 tahun 2008 jo. PMK63/PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 April 2008. SPN berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Diskonto SPN merupakan selisih lebih antara: a. Nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan dipasar perdana/ dipasar sekunder. b. Harga jual dipasar sekunder dengan harga perolehan dipasar perdana /pasar sekunder. Besarnya PPh adalah 20% dari diskonto SPN bsgi WP dalam negeri dan BUT; atau sesuai tarif ketentuan P3B yang berlaku bagi WP luar negeri. Pemotongan PPh tersebut dilakukan oleh:
Penerbit SPN (emitmen) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayar, atau diskonto SPN yang diterima pemegang SPN saat jatuh tempo.
Perusahaan Efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara maupun selaku pembeli, atau diskonto SPN yang diterima di
17
Pasar Sekunder. Tetapi apabila diskonto SPN diterima/diperoleh WP:
Bank yang didirkan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Redaksana yang terdaftar pada Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal) selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.
2) Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 tahun 2009 jo. PMK-85/PMK.03/2011 tentang pph atas penghasilan berupa bunga obligasi; yang mulai berlaku 1 Januari 2009. Besarnya PPh adalah sebagai berikut. a. Bunga dari obligasi dengan kupon sebesar:
15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan
20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT;
dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi. b. Diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar :
15% bagi WP dalam negeri dan BUT.
20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal diatas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan. c. Diskonto obligasi tanpa tanpa bunga bunga sebesar :
15% bagi WP dalam negeri dan BUT.
20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT.
Dari selisih lebih harga jual atau nominal diatas harga perolehan obligasi. d. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana yang terdaftar pada bapepam dan lembaga keuangan
18
sebesar.
0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.
5% untuk tahun 2011 sampai tahun 2013.
15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.
Contoh: Pada 1 Juli 2011 PT budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal Rp 10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% per tahun ta hun dibayar setiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Komisi pialang sebesar Rp 8.000. obligasi akan dilunasi pada tanggal 31 desember 2015 (4,5 tahun lagi). Jawab: pencatatan investasi obligasi oleh PT Budi tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
Debit
1 Juli 2015
Investasi pada efek tertentu
Kredit 110.000
Pendapatan bunga
3.000
Utang PPh Pasal 4 ayat 2
1.500
Kas/Bank
111.500
Sesuai pp 16 tahun 2009, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan pph pasal 4 ayat (2) atas diskonto yang merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi sebesar 15% x Rp 10.000 = Rp 1.500. paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan pph pasal 4 ayat a yat (2) yang telah dipotong ke kas negara Tanggal
Keterangan
10 Agustus 2011
Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Kas/Bank
Debit
Kredit 1.500 1.500
Sesuai pasal 21 UU pph, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan pph 21 atas pembayaran komisi yang merupakan penghasilan bagi yang menerima sebesar 5% x Rp 8.000 = Rp 400.
19
Tanggal 1 Juli 2009
Keterangan
Debit
Beban komisi
Kredit
8.000
Utang PPh 21
400
Kas/Bank
7.600
Sesuai lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan pph 21 yang telah dipotongnya ke kas negara. Tanggal 10 Agustus 2011
Keterangan
Debit
Utang PPh 21
Kredit 400
Kas/Bank
400
Sesuai pp 16 tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan pph pasal 4 ayat (2) oleh PT Noni sebagai pemberi penghasilan sebesar 15% x Rp6000 = Rp 900. Pph ini bersifat final sehingga tidak dapat diperhitungkan oleh PT Budi pasal SPT tahunan t ahunan PT Budi. Tanggal 1 Oktober 2011
Keterangan
Debit
Kas/Bank
Kredit
5.100
PPh 23 dibayar dimuka
900
Pendapatan bunga
6.000
Penyusunan pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tanggal 31 Desember 2011
Keterangan
Debit
Piutang bunga Pendapatan bunga
Kredit
3.000 3.000
Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp 1.111 untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga.
20
Tanggal
Keterangan
31 Desember 2011
Debit
Pendapatan bunga
Kredit
1.111
Investasi pada efek tertentu
1.111
Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut ; Tanggal
Keterangan
31 Desember 2011
Debit
Pendapatan bunga
Kredit
4.889
Rugi-Laba
4.889
Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakkan pajak yang bersifat final, sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan penggabungan dengan penghasilan lain dan tidak dilakukan penghitungan kembali dalam SPT tahunan PT Budi. 2.8 Investasi dalam Saham
Investasi
dalam
bentuk
pembelian/penyertaan/kepemilikan
perusahaan
saham lain
dengan
merupakan tujuan
untuk
memperoleh pendapatan yang berupa deviden. Keuntungan lainnya bisa berupa control manajemen yaitu hak menentukan kebijakkan atas perusaan yang dibeli. Control manajemen diperoleh jika kepemilikan saham mencapai tujuan mayoritas. Perusahaan yang merupakan investasi saham disebut perusahaan induk, sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak, hubungan keduanya biasa disebut perusahaan berafiliasi. Contoh soal : PT Saturnus pada 1 Maret 2012 menjual saham PT Mars, yang dibelinya Rp 1.000.000 dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya penjualan (jasa pilang dan sebagainya) Rp 20.000. Laba neto PT Saturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp
80.000.
Namun,
untuk
tujuan
perpajakkan
jumlah
keuntungan
itu
dikesampingkan, dan PT Saturnus harus membayar pajak final sejumlah Rp 1.100 (0,1% x Rp 1.100.000). Demikian juga kalau sebaliknya terdapat kerugian, misalnya saham dijual dengan harga Rp 950.000 dan jasa pialang sebesar Rp 10.000. menurut peraturan
21
perpajakkan kerugian itu dikesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar pph sejumlah Rp 950 (0,1% x Rp 950.000) tanpa mempertimbangkan adanya fakta kerugian. Hal ini semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi perpajakan dan pemberian kepastian kepada pembayar pembayar pajak. Jurnal untuk membukukan transaksi tersebut oleh PT Saturnus adalah sebagai berikut. Apabila saham terjual dengan harga Rp 1.100.000 Tanggal 1-Mar-12
Keterangan
Debit
Kas/bank
Kredit
1.078.900 1.100
PPh Pasal 4 ayat (2) Laba penjualan nvestasi saham
80.000
Investasi pada efek tertentu
1.000.000
Apabila saham terjual dengan harga Rp 950.000 Tanggal 1-Mar-12
Keterangan Kas/bank PPh Pasal 4 ayat (2) Rugi penjualan investasi laba Investasi pada efek tertentu
Debit
Kredit
939.050 950 60.000 1.000.000
2.9 Investasi dengan Metode Cost&Equity
2.9.1 Metode Harga Pokok (Cost Method) Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari
20% dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan metode harga pokok. Dalam metode ini penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga pokoknya. Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan rugi atau laba baru diakui pada saat saham-saham tersebut dijual. FASB Statement No 12 menyatakan bila penanaman modal dilakukan pada saham-saham yang memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai marketable securities, maka
22
perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah, seperti dalam hal investasi jangka pendek.
2.9.2 Metode Pemilikan (Equity Method)
Dengan menggunakan metode ini, penanaman modal dicatat sebesar harga pokoknya. Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Dividen yang diterima dari saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman modal dalam saham. Bagian laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun buku yang bersangkutan.
2.10 Pembagian Dividen Dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlahnya tergantung
pada jumlah lembar saham yang dimiliki. Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham tersebut disebut dividen saham.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
23
PSAK tahun 1998 sedikit sekali membahas mengenai penghentian pengakuan. pada PSAK 50 (1998) instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar hanya instrumen keuangan dengan tujuan untuk diperdagangkan. Dengan pilihan nilai wajar, perusahaan diperbolehkan untuk menetapkan (designated) instrumen keuangan diluar untuk keperluan trading, sebagai fair value through profit or loss (FVTPL), kecuali instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar di pasar aktif. PSAK No. 50 (1998) tidak memberikan panduan yang jelas tentang indikator-indikator penurunan nilai untuk instrumen keuangan. PSAk 50 (1998) menyebutkan bahwa biaya perolehan yang diturunkan nilainya tidak dapat diubah lagi. Mengenai apakah nilai tersebut dapat direstorasi lagi tidak disebutkan dalam PSAK ini.
3.2 Saran
Kelompok kami, menyarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat membandingkan mengenai PSAK – PSAK – PSAK PSAK yang diimplementasikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Soekrisno & Estralita Trisnawati. Akuntansi Perpajakan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
24
https://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/psak-50-akuntansi-investasi-efektertentu.pdf.,diakses tanggal 13/03/2016.,15:52 Wib. http://www.russellbedford.co.id/downloads/resources/83eee_PSAK%2050%20Ak untansi%20Investasi%20Efek%20Tertentu.pdf.,diakses untansi%20Investasi%20Efek%20Tertentu.p df.,diakses tanggal 13/03/2016.,15:58 Wib.
25
View more...
Comments