Pembacaan Ekg

June 22, 2019 | Author: Rafika Rosyda | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pembacaan Ekg...

Description

PEMBACAAN PEMBACAAN EKG

I.

Kertas EKG Kertas EKG adalah kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal persegi dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (atau disebut kotak besar) terbentuk pada setiap 5 mm. mm. Garis horizontal horizontal menggambarkan waktu (dalam second) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 s, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 s. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.

II.

Gelombang pada EKG

   3    7    0    3    2    1    1    1    1    3    1    3    1      a     d    y    s    o    r

Nilai normal gelombang

   a     k    i     f    a    r     –

Gelombang P Gelombang ini berukuran kecil dan merupakan hasil dari depolarisasi dari atrium kanan dan kiri. Bernilai positif pada lead I, lead II dan aVF, bernilai negatiF di aVR. Sedangkan pada aVL dan lead III bisa bernilai positif, negatif, atau bifasik. Gelombang P berukuran lebar 3 kotak kecil (< 0,12detik), dengan tinggi 2,5 kotak kecil (0,25 mV). Selama depolarisasi

   G    K    E    N    A    A    C    A    B    M    E    P

atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari SA node ke AV node, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini sedang berlalu dari elektrode positif untuk sadapan itu). Gelombang P harus tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai irama sinus. Hubungan antara gelombang P dan kompleks QRS membantu membedakan sejumlah aritmia jantung. Bentuk dan durasi gelombang P dapat menandakan pembesaran atrium.

Interval PR Diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Lebarnya 3  – 5 kotak kecil (0,12-0,20 dtk). Jika lebar lebih dari 5 kotak kecil menunjukkan AV Block. Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120  – 200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan dengan 3  – 5 kotak kecil.

-

Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama

-

Interval PR yang pendek dapat menandakan sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan yang menimbulkan pengaktifan awal ventrikel

-

Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung

-

Depresi segmen PR dapat menandakan lesi atrium atau perikaditis

Gelombang QRS (kompleks QRS) Nilai normal: lebar 0,04  – 0,12 s, tinggi tergantung lead.

Gelombang Q Defleksi negatif pertama gelombang QRS. Nilai normal: lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > ⅓ tinggi

gelombang R berarti gelombang Q patologis. Adanya kelainan pada

gelombang Q yaitu jika lebar > 1 kotak kecil dan tinggi > ⅓ gelombang R disebut dengan Q patologis, menunjukkan adanya infark miokard.

   3    7    0    3    2    1    1    1    1    3    1    3    1      a     d    y    s    o    r    a     k    i     f    a    r     –

   G    K    E    N    A    A    C    A    B    M    E    P

Gelombang R Merupakan defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T Merupakan proses repolarisasi ventrikel. Inversi di lead III, aVR, V1. Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif (atau peride vulnerabel). Pada sebagian besar sadapan, gelombang T positif. Namun, gelombang T negatif normal di sadapan aVR. Sadapan V1 bisa memiliki gelombang T yang positif, negatif, atau bifase. Di samping itu, tidak umum untuk mendapatkan gelombang T negatif terisolasi di sadapan III, aVL, atau aVF.

-

Gelombang T terbalik, bisa menandakan adanya iskemia koroner, sindrom Wellens, hipertrofi ventrikel kiri, atau gangguan SSP.

-

Gelombang T yang tinggi, bisa menandakan hiperkalemia. Gelombang T yang datar dapat menandakan iskemia koroner atau hipokalemia.

-

Penemuan elektrokardiografi awal atas infark otot jantung akut kadang gelombang T hiperakut, yang dapat dibedakan dari hiperkalemia oleh dasar yang luas dan sedikit asimetri.

-

Saat terjadi abnormalitas konduksi (misal, blok cabang berkas, irama bolak-balik), gelombang T harus didefleksikan berlawanan dengan defleksi terminal kompleks QRS, yang dikenal sebagai kejanggalan

Gelombang U

    –

 Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, diduga

Interventrikuler.

   a     d    y    s    o    r    a     k    i     f    a    r

gelombang T yang tepat.

namun

   3    7    0    3    2    1    1    1    1    3    1    3    1   -

timbul

akibat

repolarisasi

lambat

system

konduksi

   G    K    E    N    A    A    C    A    B    M    E    P

Interval PR Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal: 0,12  –  0,20 s, ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler.

Segmen ST Diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari  – 0,5 sampai +2mm. Segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi

III.

Lokasi iskemia / infark Iskemik Dalam keadaan akut iskemik akan menurunkan resting membrane potensial dan pemendekan durasi dari aksi potensil pada daerah iskemik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hiperakut gelombang T atau depresi segmen ST disertai T inversi atau hanya T inversi. Gelombang T inversi dapat juga t erjadi pada aneurisma ventrikel akibat nekrosis miocard dan bentuknya sedikit berbeda dengan iskemik. Gelombang T inversi pada iskemik tampak simetris, namun pada aneurisma, bentuk gelombang T tampak landai dan simetris. Gelombang T seperti ini disebut juga strain.

Infark Merupakan kelanjutan dari iskemik yang tidak teratasi. Pada keadaan infark, abnormalis dapat terjadi, baik pada saat depolarisasi maupun repolarisasi

   3    7    0    3    2    1    1    1    1    3    1    3    1      a     d    y    s    o    r    a     k    i     f    a    r     –

ventrikel. Perubahan pada kertas EKG dapat dianalisis dari kompleks QRS dan gelombang T. Berdasarkan lapisan miokard yang terkena, infark dapat dikategorikan menjadi infark transmural dan sub endocark. Infark transmural ditandai dengan gelombang Q patologis dan ST elevasi disertai T inverted, sedangkan infark subendocard tidak disertai gelombang Q patologis. Akan

   G    K    E    N    A    A    C    A    B    M    E    P

tetapi, pada infark subndocard kadang ditemukan gelombang Q patologis. Gelombang Q patologis dapat menunjukkan jar nekrosis pada miocard yang terbentuk.

   3    7    0    3    2    1    1    1    1    3    1    3    1      a     d    y    s    o    r    a     k    i     f    a    r     –

   G    K    E    N    A    A    C    A    B    M    E    P

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF