Pematangan Paru Pada Bayi Prematur

August 2, 2018 | Author: Sephyros88 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

obgyn...

Description

PEMATANGAN PARU PADA BAYI PREMATUR

Pembimbing : dr.. Gioseffi, Sp. OG dr

Disusun oleh : Karlina Liwang / 406121003 Krisma Kristiana / 406121004

PENDAHULUAN 

Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi prematur / kurang bulan masih sangat tinggi.



Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir, seperti paru, otak, dan gastrointestinal.



Pendekatan obstetrik yang baik terhadap persalinan prematur akan memberikan harapan terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi prematur.



Sindrom gawat nafas merupakan penyebab utama kematian bayi  – bayi yang lahir prematur.

PEMATANGAN PARU PADA BAYI PREMATUR 

Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan pada usia gestasi kurang dari 37 minggu.



Terapi kortikosteroid antenatal pada wanita yang memiliki resiko tinggi untuk persalinan prematur telah direkomendasikan.

Terapi kortikosteroid pada wanita hamil yang melahirkan secara prematur, pertama kali digunakan untuk meningkatkan pematangan paru  janin.



SINDROM GAWAT NAFAS / RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM (RDS) 

Definisi dan kriteria RDS, bila: 

Sesak nafas berat (dyspnea)



Frekuensi nafas meningkat (tachypnea)



Sianosis yang menetap



Penurunan daya pengembangan paru



Pada foto thorax adanya gambaran : infiltrat alveolar yang merata, atelektasis, kongesti vascular, perdarahan, dan edema paru.

4 FAKTOR PENTING PENYEBAB DEFISIENSI SUSRFAKTAN PADA RDS

Prematur

 Asfiksia perinatal

Maternal diabetes

Seksio sesaria



RDS disebut juga Hyalin Membran Disease (HMD) didapatkan pada 10% bayi prematur, disebabkan karena defisiensi surfaktan pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.



Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur.



Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi mengalami sesak nafas.



Gejala tersebut tampak segera setelah bayi lahir dan akan bertambah berat.



Gejala klinis yang terlihat yaitu : 

 Adanya sesak nafas padabayi prematur segera setelah lahir.



Takipnea ( >6o x / menit)



Pernafasan cuping hidung



Grunting



Retraksi dinding dada



Sianosis



Dan gejala  –  gejala tersebut menetap dalam 48  – 96  jam pertama setelah lahir.

4 STADIUM RDS, BERDASARKAN FOTO THORAX 

Stadium1 : terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara.



Stadium 2 : bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru.



Stadium 3 : kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat lebih opaque dan bayangan jantung hampir tidak terlihat, bronchogram udara lebih luas.



Stadium 4 : seluruh thorax sangat opaque (white lung) sehingga jantung tak dapat dilihat.

P ATOFISIOLOGI RDS PADA BAYI PREMATUR Dinding thorax masih lemah Produksi surfaktan tidak sempurna Kolaps pada alveolus

Paru  –paru menjadi kaku

KORTIKOSTEROID DALAM PEMATANGAN PARU 

Efek fisiologi glukokortikoid pada perkembangan paru adalah meningkatkan surfaktan paru.



Glukokortikoid juga meningkatkan compliance paru dan volume maksimal paru.



Efek lain dari glukokortikoid yaitu membantu pernafasan dengan cara meningkatkan aktifitas enzim antioksidan dan menginduksi protein yang terlibat dalam clearance cairan paru.

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA  ANTENATAL 

Pemberian kortikosteroid saat antenatal pada wanita hamil dengan resiko kelahiran prematur adalah merupakan salah satu terapi yang paling efektif dan penting.



Pemberian kortikosteroid ini dapat memperbaiki fungsi paru janin dan melindingi janin dari kematian dini.

INDIKASI PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID  ANTENATAL PADA USIA KEHAMILAN 24  – 34 MINGGU 

Persalinan prematur



Pendarahan ante partum



Prematur ruptur of the membran





Dosis yang digunakan : 

Deksametason 6 mg IM 4 kali dengan interval 12 jam



Betametason 12 mg IM 2 kali dengan interval 24 jam

Dosis yang lebih tinggi atau lebih sering tidak meningkatkan keuntungan terapi kortikosteroid dan mungkin meningkatkan kerugian dari efeknya

W AKTU PEMBERIAN 

Bayi yang dilahirkan antara 48 jam dan 7 hari setelah pemberian dan pengobatan glukokortikoid menunjukkan keuntungan yamng paling besar.



Peningkatan kadar surfaktan akan turun kembali kepada nilai sebelum terapi dalam waktu 8 hingga 10 hari.



Terapi ulang harus dipertimbangkan bila persalinan bayi belum terjadi dalam waktu 7 hari sejak terapi pertama dan risiko persalinan dini masih ada.

UMUR KEHAMILAN SAAT PEMBERIAN TERAPI 

Efek terapi yang paling baik pada janin antara usia kehamilan 30-32 minggu.



Setelah 34 minggu pengobatan hanya memberikan pengaruh yang sedikit pada outcome pernapasan bayi yang baru lahir.



Bayi yang lahir pada usia kehamilan 29-34 minggu, pengobatan dengan kortikosteroid antenatal jelas mengurangi insiden RDS dan mortalitas.



Untuk neonatus yang lahir pada minggu ke 24-28 minggu usia kehamilan, kortikosteroid antenatal tidak  jelas menurunkan angka RDS, tetapi terapi ini berhubungan dengan penurunan derajat berat RDS, insiden IVH, dan mortalitas.



Penggunaan kortikosteroid antenatal tidak dianjurkan sebelum usia kehamilan mencapai 24 minggu atau sesudah 34 minggu.



Pada semua janin yang berisiko kelahiran preterm dipertimbangkan untuk pemberian pengobatan antenatal dengan kortikosteroid pada usia kehamilan antara 24-34 minggu.

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA KEHAMILAN GANDA 

Kehamilan dengan lebih dari satu janin membawa peningkatan risiko yang bermakna untuk kelahiran preterm, yaitu kehamilan kembar mempunyai risiko >40% untuk persalinan preterm.



Penggunaan kortikosteroid antenatal pada kehamilan ganda direkomendasikan, tapi secara signifikan pengurangan RDS belum ditunjukkan.

KEUNTUNGAN PEMBERIAN KORTIKOSTEROID  ANTENATAL 

Pengobatan kortikosteroid antenatal pada bayi prematur dapat mengurangi mortalitas neonatal dan terjadinya RDS.

KERUGIAN DARI PEMBERIAN KORTIKOSTEROID  ANTENATAL 

Risiko pada janin dan neonatus setelah pemberian glukokortikoid antenatal muncul lebih jarang dan reversibel.



Kerugian jangka pendek pada pemberian kortikosteroid antenatal paling banyak terjadi pada neonatus adalah infeksi dan supresi adrenal.

PEMBERIAN KORTIKOSTEROID ANTENATAL ULANGAN 

Meskipun keuntungan dan efek pengobatan ulangan ini belum diketahui, tetapi banyak dokter yang menggunakan secara rutin pengulangan kortikosteroid antenatal setiap minggu sampai 34 minggu usia kehamilan.



Pemberian kortikosteroid antenatal setiap minggu secara signifikan tidak mengurangi morbiditas dibandingkan dengan pemberian tunggal.

KESIMPULAN 

Bayi prematur yang dilahirkan dalam usia gestasi
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF