Pemanfaatan Ti Di Bidang Militer (Makalah Ti)

September 29, 2017 | Author: Rahmat Wirawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pemanfaatan Ti Di Bidang Militer (Makalah Ti)...

Description

Teknologi Informasi

MAKALAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG MILITER

KELOMPOK VII OLEH:

1. 2. 3. 4.

Herina Nurul Masyita (60200110033) Kurniati Kamaruddin (60200110042) Rahmat Wirawan (60200110081) Syamsul (60200110089)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan manusia yang sangat cukup pesat pada setengah abad terkahir ini. Tidak ada alasan yang lebih tepat untuk perkembangan itu semua selain kemajuan pesat dalam bidang komputer, yang merupakan satu hal penting dalam teknologi informasi. Saat ini teknologi sudah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi tidak hanya dipakai di bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga di bidang militer dengan implikasi yang sangat luas pada implemesntasinya terutama dalam perumusan strategi. Militer telah menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan soliditas organisasi. Penerapan teknologi informasi pada organisasi militer dapat meningkatkan kualitas pemilihan strategi (dengan Decision Support System), peningkatan akurasi dan keandalan teknologi persenjataan (dengan rekayasa hardware dan software), pemerolehan personel militer yang mumpuni (dengan rekrutmen berbasis teknologi informasi) dan proses pembinaan personel militer yang lebih baik (dengan sistem informasi). Sejurus dengan hal tersebut, pemanfaatan teknologi informasi secara benar telah mampu mengeliminasi ancaman-ancaman penyalahgunaan data militer (dengan penerapan teknologi keamanan komputer dan jaringan) yang saat ini banyak beredar melalui media teknologi informasi.

BAB II PEMBAHASAN A. Pemanfaatan Teknologi Informasi di bidang Militer

Siapa bilang Indonesia ketinggalan jaman? Itu semua Salah besar. Rentang 67 tahun usia kemerdekaan negeri berjuluk Jamrud Khatulistiwa ini, ternyata sudah mampu berbenah dalam bidang teknologi. Pun termasuk didalamnya teknologi dibidang militer. Berikut ini ada beberapa Pemanfaatan Teknologi Informasi Dibidang Militer: 1. Sistem Kontrol Meriam dan Sonar Para kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) menciptakan sistem kontrol meriam 57 mm S-60 dan Sonar Lopas 8300. Meriam ini hasil modifikasi meriam 57 MM/S-60 buatan Rusia tahun 1964 sehingga menjadi sebuah meriam yang beroperasi dengan bantuan komputer. Meriam 57MM/S-60 itu berfungsi sebagai alat instruksi bagi kadet AAL dan menjadi wahana efektif serta efisien untuk melatih kemampuan teknik sistem pemograman dan pengendalian bagi kadet Korps Eletronika AAL. Parameter pengoperasian yang dilakukan awak menggunakan “joystick” sebagai pengendali, sedangkan sistem mekanikal peralatan meriam 57 mm itu tidak dilakukan modifikasi, hanya diperbaiki untuk tetap mempertahankan kinerja meriam tersebut.

(Gambar.1) Sistem Kontrol Meriam dan Sonar Selain itu AAL juga mampu memproduksi “Panoramic Passive

Sonar”

dengan

menggunakan

metode

“Software

Imaging”. Pengoperasian sonar tersebut tidak hanya untuk kapal selam, melainkan juga untuk kapal-kapal permukaan yang memiliki kemampuan tempur di bawah air. 2. Roket HAN-122 Roket R-HAN -122 masuk jajaran Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) TNI dalam rencana pengembangan roket pertahanan mulai tahun ini hingga tahun 2014 medatang akan diproduksi minimal 500 unit roket siap pakai. Roket berkaliber 122 mm ini merupakan karya putera Bangsa Indonesia yang akan ditempatkan sebagian besar di KRI (Kapal-kapal perang RI).

(Gambar.2) Roket HAN-122 Roket dengan kecepatan maksimum 1,8 mach merupakan hasil kerjasama

antara

Kemhan

dengan

Kementerian/instansi

pemerintah terkait dan BUMN. Untuk membuat roket R-Han 122 dilakukan riset selama enam tahun yang menggunakan uang negara hampir Rp 9 miliar. Pengembangan roket R-Han 122 juga dalam rangka mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan industeri pertahanan dalam negeri. 3. Morolipi Mobil robot berlengan Morolipi (Mobil Robot Penjinak Bom LIPI) Robot yang diproduksi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI tersebut dapat digunakan sebagai robot penjinak bom. Morolipi tidak sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan

sebagai salah satu peralatan militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan. Mobil robot ini dapat dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim oleh video yang terpasang di mobil tersebut.

(Gambar.3) Morolipi Mobil robot ini memiliki dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360 derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung elemenelemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan

secara nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian. Selain memiliki empat roda vespa delapan inci, robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. “Dari jarak 6 km, robot penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk menjinakkan bom,” ujarnya. Adapun jenis- jenis robot didunia adalah sebagai berikut: Robot militer dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1) UGV (unamenned ground vehicle) darat 2) UAV (unamenned air vehicle) udara Untuk UGV (unamenned ground vehicle) dibagi 3 kelas yaitu: a. light/III b. medium/II c. heavy/I a) Light UGV (militery robot kelas III atau bawah unamenned ground vehicle) 1.

Dragon Runner adalah robot militer dibangun untuk pertempuran perkotaan. penggunaan: Dragon Runner dirancang untuk daerah yang terlalu berbahaya bagi atau tidak dapat diakses oleh tentara manusia, khususnya lingkungan perkotaan. 2. Packbot adalah robot militer yang dirancang untuk mendeteksi bahan peledak atau bom. penggunaan: untuk menjinakan bom dan melacak keberadaan bom b) Medium UGV (militery robot kelas II atau menengah unamenned ground vehicle)

1. MULE (utilitas multifungsi / logistik kendaraan tetap) adalah untuk transportasi dan pengiriman logistik persenjataan. penggunaan: jika dalam keadaan tempur atau perang pengiriman persenjataan untuk para tentara sangatlah sulit dilakukan maka dari itu diciptakanlam MULE ugv untuk melaksanakan kegiatan pengiriman senjata tersebut 2. Gladiator adalah UGV tipe menyerang. Penggunaan: untuk menetralisir keadaan dan menyerang secara sembunyi yang bertujuan untuk mengawalai sebuah penyerangan. 3. Swords (Khusus Senjata Observasi Remote Reconnaissance Direct Action System) adalah robot dengan unit kontrol. Tidak seperti beberapa robot lebih otonom, swords terintegrasi intervensi manusia dengan sensor berteknologi tinggi untuk mendeteksi alat peledak. persenjataan berdaya tinggi bersenjata lengkap semua kondisi. pengunaan: untuk membantu peperangan secara langsung dengan sifat brutal. c) Heavy UGV (generasi terbaru militery robot kelas I atau atas unamenned ground vihicle) 1.

Trauma pod. Dikembangkan oleh DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency), pemimpin dunia dalam proyek eksperimental berisiko tinggi untuk aplikasi militer, Pod Trauma adalah terbaru dalam diagnosis segera dan pengobatan bagi prajurit yang terluka dan ekstraksi medan perang mereka. Pod Trauma dijadwalkan untuk penyebaran pada tahun 2010. penggunaan: untuk menganalisis keadaan tubuh pasca perang secara cepat dan depat di medan tempur 2. Bear UGV. Pada tahun 2010 Kongres menyisihkan 11juta dolar untuk proyek BEAR. Sebuah robot humanoid yang menyelamatkan jiwa, BEAR ekstrak tentara terluka dari daerah-daerah berpotensi volatile. Wajah boneka beruang Robot adalah dimaksudkan untuk menenangkan terluka. BEAR mampu pergi ke mana manusia tidak bisa, atau tidak boleh, pergi – yang mencakup segala sesuatu dari ladang ranjau untuk kebakaran, dan tumpahan bahan kimia beracun dekat gedung-gedung di dalam struktural dikompromikan. penggunaan: untuk menyelamatkan jiwa, mengobati, mengangkut korban perang di medan perang. Untuk UAV (unamenned air vehicle)

1) Eagle Eye pesawat kecil, tak berawak. Dengan lebar sayap 24 kaki 2 inci dan panjang keseluruhan 18 kaki 3 inci, Allison 250-C20-nya GT 420 shp mesin memiliki kemampuan untuk melayang-layang di 20.000 kaki selama delapan jam pada suatu waktu, tanpa pengisian bahan bakar. Itu banyak waktu pengintaian. Penggunaan: untuk pengintaian tempat musuh. 2) Hunter Dirancang untuk intelijen citra real-time, penyesuaian artileri, penilaian pertempuran kerusakan, pengintaian dan pengawasan, akuisisi target dan observasi medan perang. Penggunaan: memantau keadaan medan tempur sebelum perang. 3) Reaper adalah adalah pesawat tak berawak sempurna “Eye in the Sky”. Dikembangkan oleh Jenderal Atomics Aeronautical Systems, MQ-9 Reaper adalah varian reaper terbaru Angkatan Udara yang dikontrol untuk pemburu-pembunuh UAV, dirancang untuk pengintaian medan tempur dataran tinggi, daya tahan lama. penggunaan: menyerang pertahanan musuh secara brutal. 4) Scan Eagle Boeing / Insitu ScanEagle UAV (berawak kendaraan udara) adalah, berekor tinggi rasio aspek-menyisir daratan . Hal ini dilengkapi peluncur dengan rak-dari-, belakang-mount, mesin dua-stroke. The ScanEagle memiliki kemampuan untuk melambung pada langit-langit 16.000 kaki, untuk tinggi misi pengintaian udara. Ini juga memiliki kemampuan penerbangan daya tahan 19 jam. penggunaan: menyisir keadaan untuk mengetahui ada atau tidak adanya musuh. 5) Vigilante sendiri mampu terbang rendah tidak terdeteksi di daerah-daerah padat penduduk untuk pengintaian Perkotaan dan sangat mudah dikendalikan antara pohon-pohon tinggi, bangunan dan proyektil kecepatan tinggi. penggunaan: pengintaian terbang rendah. 6) Wasp Angkatan Udara AS Komando Operasi Khusus (AFSOC) dan Korps Marinir mendapatkan perspektif baru dalam berkat pengintaian udara untuk kendaraan udara tak berawak III Tawon mikro. Dengan rentang sayap 2,375 kaki (72 cm) dan berat hanya dalam satu pon, III Tawon dan modul kontrol cukup kecil untuk muat di ransel sekolah-ukuran. medan perang adalah tempat yang berbahaya dan waktu adalah penting. III Tawon siap untuk menghadapi tantangan. Dalam waktu singkat, kendaraan udara mikro keluar dari ransel/body pesawat, dipasang di peluncur pergelangan tangan nya, menarik kembali dan melepaskannya. Wasp memiliki daya tahan misi 45 menit dan langit-langit 600 meter. Setelah

itu tinggi di langit unit ini pada dasarnya tidak terlihat dengan mata telanjang. Penggunaan: pengintaian dengan ke tempat berbahaya dan tidak dapat terlihat oleh mata.

4. Tank PAL-AFV Sukses memodifikasi tank amfibi BTR-50 TNI-AL, kali ini PT.PINDAD bekerjasama dengan PT PAL membangun tank amfibi angkut pasukan terbaru dengan nama Armoured Floating Vehicle (PAL-AFV). Dibangun dengan mengacu pada BTR50PM, PAL-AFV mempunyai bentuk dan spesifikasi teknis yang tidak jauh berbeda. Perbedaan mencolok hanya pada penggunaan mesin Diesel inline 8 silinder yang dipakai, sehingga tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 300Hp.

(Gambar.4) Tank PAL-AFV 5.

Granat Meriam

Granat Meriam adalah salah satu alutsista munisi kaliber besar (MKB) yang digunakan oleh TNI Angkatan Darat dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Granat meriam terdiri dari beberapa bagian seperti, bagian selongsong, bagian propelan sebagai pendorong. PT. PINDAD tetap akan melakukan produksi secara bertahap sampai dapat memproduksi sendiri granat meriam secara keseluruhan untuk kemandirian dalam hal pengadaan alutsista dalam negeri.

(Gambar.5) Granat Meriam Di dalam bagian granat meriam ada yang diisi dengan bahan eksplosif, supaya granat tersebut memiliki efek daya ledak. Untuk mengisi bahan eksplosif hulu ledak dari granat meriam ini maka digunakanlah fasilitas filling plan. Teknologi yang digunakan adalah teknologi dari swedia, yang mana tahun 1991 sudah mulai dipakai. Kapasitas dari filling atau pengisian TNT ataupun campuran TNT ke dalam hulu ledak granat meriam ini sendiri mencapai 1.200 kg/shift, dimana dalam hulu ledak granat meriam 105 isinya hanya 2 kg TNT, berarti dalam 1 hari bisa lakukan pengisian hulu ledak granat meriam sebanyak 600 hulu ledak.(**)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan pada makalah ini adalah teknologi berkembang dari hari ke hari semakin pesat diberbagai bidang salah satunya yang kami bahas adalah “teknologi informasi dibidang militer”. Militer telah menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan soliditas organisasi. Penerapan teknologi informasi pada organisasi militer dapat meningkatkan kualitas pemilihan strategi (dengan Decision Support System), peningkatan akurasi dan keandalan teknologi persenjataan (dengan rekayasa hardware dan software), pemerolehan personel militer yang mumpuni (dengan rekrutmen berbasis teknologi informasi) dan proses pembinaan personel militer yang lebih baik (dengan sistem informasi).

DAFTAR PUSTAKA http://www.uniknya.com http://www.Berbagi Informasi.html http://www.google.com

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF