Pemanfaatan Sifat Koligatif Larutan

August 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pemanfaatan Sifat Koligatif Larutan...

Description

 

KARYA TULIS PEMANFAATAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Oleh : Yohana Eka Uli Butar-Butar XII IPA 

SMA SWASTA METHODIST-7 MEDAN T.A 2019-2020

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta kasrunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya yang berjudul Pemanfaatan berjudul  Pemanfaatan Sifat  Koligaif Larutan. Larutan. Tujuan ditulisnya makalah ini untuk dapat membantu pembaca dalam memahami materi pada makalah ini dengan judul  Pemanfaatan Sifat Koligatif  Larutan.. Di samping itu, penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat menjadi  Larutan  bahan atau bekal untuk melanjut ke jenjang lebih tinggi lagi. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta dapat meningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, Oktober 2019

Penulis

 

  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ................................................ ............................................................................. ........................ ii BAB I PENDAHULUAAN ................................................................................................ ....................................................................................................... .......1 A.  LATAR BELAKANG ................................................................ ........... ....................................................................................... .................................. 1 B.  RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. .................................................... .......................................... 1 C.  TUJUAN PENELITIAAN ............................................................................................ .................................................. .......................................... 5 D.  MANFAAT ................................................................................................................... .................................................................................. ................................. 5 BAB II PEMBAHASAN ........................................................ ........................................................................................................... ................................................... 6 A.  PENURUNAN TEKANAN TEKAN AN UAP LARUTAN.............................................. .............................................................. ................ 6 B.  PENURUNAN TITIK DIDIH LARUTAN ................................................................... ................................ ................................... 1 C.  KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN ....................................................................... ................................................ ....................... 1 D.  TEKANAN OSMOTIK ................................................................ ............................................................................................... ............................... 13 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ ........................................................ ......................................................... .....27 A. KESIMPULAN .................................................. ....................................................................................................... .......................................................... .....27 B. SARAN ...................................................... .......................................................................................................... .................................................................. .............. 27  DAFTAR PUSTAKA .............................................................. ....... ....................................................................................................... ................................................ 28

 

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl). Selain memperkaya rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika disambungkan dengan  power supply dapat menghantarkan arus listrik dan membuat lampu menyala. Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida, dan masih banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit lemah. Dan untuk selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya. 1.2 Rumusan Masalah 

1.  Bagaimana pemanfaatan penurunan tekananan uap dalam kehidupan seharihari 2.  Bagaimana pemanfaatan penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari 3.  Bagaimana pemanfaatan penurunan titik didih dalam kehidupan sehari-hari 4.  Bagaimana pemanfaatan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari 1.3 Tujuan

Untuk menambah wawasan mengenai pemanfaatan sifat kognitif larutan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat

Mengetahui penerapan sifat-sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.  

 

BAB II  PEMBAHASAN 

PEMANFAATAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI  1.  Penerapan Penurunan Tekanan Uap Jenuh  

Tingginya kadar garam di laut mati 

 

Pembuatan kolam renang apung 

 

Mendapatkan Benzena murni 

2  Penerapan Sifat Koligatif Larutan Kenaikan Titik Didih  

Penyulingan minyak bumi

 

Penggunaan Panci Presto

 

Distilasi

 

Penyulingan gula



  Menambahkan bumbu setelah air mendidih saat memasak   Menambahkan garam saat memasak  

Pengukuran masa molar

 

Penggunaan garam untuk mencairkan salju

3  Penerapan Sifat Koligatif Larutan Penurunan Titik Beku  

Penggunaan garam dapur untuk mencairkan salju

 

Pembuatan es krim

 

Penambahan etilen glikol pada radiator mobil

 

Penggunaan garam dapur dalam pembuatan es putar

 

Penambahan Antibeku pada Minyak Kelapa

 

Anti beku pada tubuh hewan

4  Penerapan Sifat Koligatif Larutan Tekanan Osmosis    Naiknya

air tanah melalui akar ke seluruh bagian tanaman

 

Penggunaan garam dapur untuk membunuh lintah

 

Penggunaan garam dapur untuk mengawetkan makanan

 

Proses yang terjadi di dalam mesin cuci darah

 

Penggunaan cairan tetes mata

 

Pemisahan zat beracun dalam air limbah

 

Penggunaan larutan infus melalui pembuluh darah

 

Pembutan ikan asin

 

Desalinasi air laut (osmosis balik)

 

Penurunan Tekanan Uap Larutan

1.  Mendapatkan Benzena Murni  

Benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi. Benzena biasanya tercampur dengan toluena yang membentuk larutan benzena-toluena. Untuk mendapatkan benzena murni digunakan cara pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat yakni dengna menggunakan prinsip perbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut.

 

Benzena memiliki nama lain bensol. Bensol (aviation gasoline/avgas) merupakan bahan bakar untuk pesawat terbang .

2.  Membuat Kolam Apung  

Pembuatan kolam apung melibatkan prinsip Penurunan Tekanan Uap Jenuh yakni ditambahakn konsentrasi garam yang sangat tinggi ke dalam air . Hal ini menyebabkan pada saat berenenang tidak akan tenggelam melainkan akan mengapung.

 

Contoh : Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya Ancol Jakarta dimana Air yang berada di kolam apung ini memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata dilautan. Air atau pelarut yang ada dikolam apung ini sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Semakin  banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita  berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam.

Penurunan Titik Beku Larutan

1.  Membuat Zat Anti Beku pada Radiator Mobil  

Hal ini sangat berguna bagi negara yang memiliki musim salju, yakni dimana Air Radiator Mobil tidak akan membeku yang apabila membeku maka akan merusak komponen mobil tersebut.

 

Untuk mengatasi agar air radiator tidak mudah membeku, maka ditambahkan cairang yang sulit membeku yakni Etilen Glikol. Dengan  penambahan cairan ini, nantinya air radiator tidak mudah membeku karena terjadi penurunan titik beku cairan radiator

2.  Penambahan Anti Beku pada Minyak Kelapa

 

 

Ketika membuat minyak kelapa tradisional tentunya minyak yang dihasilkan akan cepat membeku terutama pada pagi hari yang dimana memiliki titik beku yang tinggi.

 

Untuk mengatasi maka pada minyak kelapa ditambahkan garam-garaman atau vitamin E agar terjadi penurunan titik beku, sehingga minyak kelapa tidak mudah membeku pada suhu rendah.

Kenaikan Titik Didih Larutan

1.  Penggunaan Panci Presto Panci Presto biasanya digunakan untuk memasak daging dengan tujuan mendaptkan daging yang empuk ataupun daging dengan tulang lunak dalam waktu yang relatif singkat. Hal itu dapat terjadi karena pada Panci Presto digunakan prinsip dasar Kenaikan Titik Didih yakni :  

Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius pada tekanan 1 atmosfer. Karena panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta mempunyai tutup yang rapat, maka uap air yang yang dihasilkan saat proses pendidihan tidak mungkin keluar dan hanya terkumpul dalam panci presto. Air yang terkumpul inilah yang membuat tekanan air dalam panci presto naik, yang menyebabkan temperatur didihnya juga naik menjadi >100 derajat Celsius

 

Oleh karena itu, panci presto mampu melunakkan daging maupun tulang (atau duri) yang sedang dimasak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebagai pengaman, maka pada panci presto terdapat katup pengaman yang  berfungsi untuk melepaskan tekanan uap pada saat berlebihan, hal ini karena Panci presto menggunakan tutup yang rapat sehingga uap air tidak dapat keluar. Pada waktu tertentu alat ini mencapai ambang batas atau standar dimulainya perhitungan lama pemasakan, yang ditandai bunyi  berdesis karena uap air melewati savety valve.

 

Jadi bisa juga di simpulkan memasak dengan menggunakan Panci Presto lebih cepat daripada menggunakan panci biasa, karena panas yang diserap  panci terperangkap tidak dapat keluar lagi (sistem tertutup) sehingga tekanan didalam panci pun naik seiring dengan naiknya temperatur dan tidak adanya perubahan volume yang terjadi didalamnya (proses isokhorik)

2.  Distilasi  

Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya,

 

suhunya dinaikkan secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya.  

Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan  bakar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Tekanan Osmotik

1.  Desalinasi Air Laut (Osmosis Balik)  

Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi  jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.

 

Osmotik balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permaebel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni kedalam air asin.

 

Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat  beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

 

BAB III  PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki  banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik  beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi.

3.2 Saran

Saran untuk makalah penerapan sifat koligatif larutan antara lain agar makalah ini dapat dimanfaatkan bagi masyarakat terutama dalam kehidupan sehari  –  hari.   hari. Karena seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa sifat koligatif larutan mempunyai keunikan atau kekhasan masing  –  masing   masing yang bila dimanfaatkan akan menimbulkan atau memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF