Peksos Industri

August 28, 2018 | Author: nofri_norman061192 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Peksos Industri...

Description

KATA PENGANTAR 

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Yang Maha Pemurah, karena  berkat kemurahanNya makalah ini ini dapat kami selesaikan sesuai sesuai yang diharapkan.Dalam makalah makalah ini kami membahas “ Pekerja  Pekerja sosial sosial industry. industry. Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru, yakni dunia industry. Dunia industry kini sedang menggali manfaat- manfaat positif  dari adanya pekerja social industry, baik terhadap aspek financial ataupun relasi social dengan  para pekerja dan masyarakat. masyarakat. Makalah ini dibuat dibuat dalam rangka rangka memperdalam pemahaman masalah tentang pekerja kesejahteraan perusahaan.Ini di karenakan bidang utama yang digeluti  pekerjaan sosial adalah bidangkesejahteraan bidangkesejahteraan yang menyangkut menyangkut pengorganisasian pengorganisasian pelayanan sosial dan pengembangan masyarakat. Dalam proses pendalaman pendalaman materi bidang pekerjaan sosial, sosial, tentunya kami mendapatkan  bimbingan, arahan, koreksi dan saran, saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan : •

,sel ,selak aku u dos dosen en mata mata kuli kuliah ah “Pen “Penga gant ntar ar kese keseja jaht hter eraan aan sosi sosial al dan dan peke pekerj rjaa sos sosia ial” l”



Reka Rekann-re reka kan n kelo kelomp mpok ok yang yang tela telah h bany banyak ak memb member erik ikan an masu masuka kan n untu untuk k maka makala lah h ini. ini.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Bandung, 7 April April 2012 2012

Penyusun,,

Nofri Norman

Yasin Harsaini

Guruh syah putra

 NRP.11.04.382

NRP.11.04.381

NRP.11.04.208

DAFTAR ISI

BAB I

 MENGEN  MENGENAL AL PEKERJAA PEKERJAAN N SOSIA SOSIAL L INDUS INDUSTRI  TRI  A.

Latar Belakan Belakang g Sejarah Sejarah dan Perkembanga Perkembangan n Pekerjaan Pekerjaan Sosial Sosial Industri Industri

Pekerj Pekerjaan aan sosial sosial indust industri ri terlah terlahir ir dalam dalam kontek kontekss pertu pertumbu mbuhan han masyar masyaraka akatt indus industri tri.. Pekerjaan sosial industri pertama kali muncul tahun 1800-an. Para pekerja sosial mulai terlibat di  berbagai perusahaan Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat sekitar tahun 1890, sedangkan di Perancis tahun 1920. Pada masa itu, beberapa perusahaan di sana menyewa apa yang disebut ” sekretaris kesejahteraan”,”pekerja kesejahteraan industri” , atau ”sekretaris sosial”. Di Jerman,  pekerja sosial atau sosiater industri ini dikenal dengan nama arbeiter sozial, sedangkan di Perancis dinamakan consul de familie atau conseillers du travail (S uharto, 2006ab). Pekerja sosial memiliki peranan penting dalam pemberian pelayann sosial, baik yang  bersifat pencegahan, penyembuhan maupun pengembangan dalam sebuah perusahaan. Tugas utamanya adalah menangani masalah kesejahteraan, kesehatan, keselamatan kerja, relaxi buruh dan majika majikan, n, serta serta peren perencan canaan aan dan pengor pengorgan ganisa isasia sian n progra program-p m-prog rogram ram pengem pengemban bangan gan masyarakat bagi komunitas yang ada di sekitar perusahaan (Suharto, 1997;2006b). Karena tugas utamanya menangani permasalahan sosial yang terkait dengan perusahaan, sosiawan industri ini dikenal pula dengan nama pekerja sosial kepegawaian atau occupational social worker (Strausser, 1989). Menurut Freud, fokus pekerjaan sosial harus menyentuh dunia kerja, karena ia memberi tempat aman bagi seseorang dalam realitas sebuah komunitas manusia (human community). Pada tahun 1975, seorang pioneer pekerjaan sosial, Bertha Reynolds memberi komentar atas pendapat Freud Freud yang yang dikemu dikemukak kakan an pada pada tahun tahun 1930 1930 itu. itu. Menuru Menurutt Reynol Reynolds, ds, ” tempat tempat kerja kerja yang yang merupakan sebuah persimpangan kehidupan (the crossroads of life) sering kali diabaikan sebagai sebuah komunitas manusia”. Pernyataan Reynolds tidak lagi berlaku dewasa ini. Sekarang ini kita telah menyaksikan  peningkatan yang luar biasa dalam hal perhatian dan kehadiran profesi pekerjaan sosial di dunia kerja. Semenjak tahun 1970-an., pekerja sosial telah menemukan bahwa tempat kerja bukanlah untuk untuk bekerj bekerjaa saja, saja, tetapi tetapi merupa merupakan kan sebuah sebuah tempat tempat yang yang pentin penting g dan unik unik di mana mana para para  pegawainya perlu diberi informasi mengenai pelayanan-pelayanan yang tidak selalu terkait

dengan dengan pekerjaan pekerjaan.. Tempat Tempat kerja kerja juga merupakan merupakan tempat dimana diagnosis diagnosis aktual aktual mengenai mengenai kebutuhan dan pelayanan sosial tertentu dapat diberikan. (suharto, 2006b)

Banyak pelayanan sosial di tempat kerja yang dapat diberikan pekerjaan sosial industri  berkisar pada domain-domain fungsi-fungsi pekerjaan sosial tradisional seperti konseling bagi  para pegawai. Dengan semakin canggihnya pendidiksn pekerjaan sosial dalam bidang industri, ekon ekonom omi, i,

pere perenc ncan anaa aan, n,

dan dan

anal analis isis is

kebi kebija jaka kan, n,

ases asesme men n

keor keorga gani nisa sasi sian an,,

pene peneli liti tian an,,

 pengembangan masyarakat, membuat pekarjaan sosial berkiprah dalam bidang industri yang  bersifat non-tradisional, seperti pengembangan SDM dan organisasi, tanggung jawab sosial, dan filantropis perusahaan. Dengan demikian seperangkat pengetahuan pekerjaan sosial yang begitu luas luas yang yang berpad berpadu u dengan dengan kebut kebutuha uhan n komple kompleks ks tempat tempat kerja kerja serta serta semaki semakin n mening meningkat katnya nya individu yang bekerja di dunia bisnis yang memilih pekerjaan sosial sebagai ”karir kedua” telah meningkatkan peran pekerja sosial industri di dunia kerja. Industri merupakan salah satu bidang garapan profesi pekerjaan sosial yang paling muda.  Namun, akar sejarah pekerjaan sosial industri di AS beranjak pada akhir abad ke-18 dan semakin dikena dikenall pada pada awal awal abad abad ke-19 ke-19 saat saat di mana mana istila istilah h ”kapit ”kapitali alisme sme keseja kesejahte hteraa raan” n” (welfa (welfare re capitakism capitakism)) semakin semakin populer populer dan saat ”sekretari ”sekretariss sosial” sosial” (social (social secretarie secretaries) s) dipekerja dipekerjakan kan di  perusahaan. Kapitalisme kesejahteraan merujuk pada berbagai tunjangan dan pelayanan sosial yang disediaka disediakan n secara secara sukarela sukarela oleh majikan dalam upaya mensosial mensosialisas isasikan ikan,, menjaga, menjaga, dan mengontrol tenaga kerja kasar yang sangat dibutuhkan pada masa revolusi industri (Suharto, 2006b) Pemicu lain yang menyebabkan lahirnya pekerjaan sosial industri di AS yaitu berkaitan dengan upaya para majikan untuk mangatasi masalah yang diakibatkan oleh meningkatnya wanita yang memasuki dunia kerja setelah perang sipil. Menurut Brandes, permulaan pekerjaan sosial medis medis beraka berakarr pada pada suatu suatu bentuk bentuk seksi seksisme sme (sexi (sexism) sm) akibat akibat tumbu tumbuhn hnya ya bisnis bisnis dan majika majikan n mengalami peningkatan pegawai wanita. Para majikan menghadapi kesulitan manangani masalah  pegawai wanita yang ”ganjil” karena karena pada saat itu, fenomena pekerja wanita masih sangat sedikit. sedikit. Sebagai solusinya yaitu dengan menyewa seorang spesialis. Spesialis yang pertama yaitu ibu Anggie Dunn yang disewa pada tahun 1875 sebagai sekretaris sosial pada perusahaan H.J. Heinz di Pittsburg ( Suharto, 2006b). Dunn mungkin satu-satu satu-satunya nya sekretaris sekretaris kesejaht kesejahteraan eraan hingga hingga tahun tahun 1900 ketika banyak  banyak   perusahaan mulai menyewa spesialis seperti dirinya. Pada tahun 1919, Biro Statistik Buruh melakukan survei terhadap 431perusahaan besar di As dan menemukan bahwa 141 perusahaan mempekerjak mempekerjakan an sekretaris sekretaris perusahaan perusahaan secara full time, time, dan 154 perusahaan perusahaan mempekerjakan mempekerjakan

sekretaris perusahaan secara kontrak dari luar perusahaan. Tahun 1926, sebesar 80% dari 1500  perusahaan besar di AS memiliki beberapa jenis jenis program kesejahteraan (people, 1981). 1981). Meskipun  belum tahun 1920 sebagian besar tahun lulusan sekolah tinggi pekerjaan sosial New York ( New York School of Social Work) bekerja pada settimng industri daripada setting lainnya, pekerja sosial sosial yang yang terlat terlatih ih secara secara profes profesion ional al masih masih sediki sedikitt jmlahn jmlahnya. ya. Sebagi Sebagian an besar besar sekret sekretari ariss kesejahte kesejahteraan raan adalah adalah wanita wanita yang berpendidika berpendidikan n sebagai sebagai guru atau perawat. perawat. Salah seorang  perawat, ibu Marrion T. Brockway disewa sebagai ”ibu kerumahtanggaan/ perawat tatalaksana”  pada Perusahaan Asuransi Jiwa Jiwa Metropolitan. Pada pengumuman mengenai penunjukan dia tanggal 3 September 1919, fiske, presiden  perusahaan itu menjelaskan menjelaskan tugas-tugas ibu Brockway Brockway sebagai berikut (Strausser, (Strausser, 1989;4): Tugas ibu kerumahtanggaan akan dilakukan sesuai dengan sebutannya. Semua pegawai wanita dipersilakan berkonsultasi mengenai kesehatan kepegawaian, reklasi dengan rekan kerja, atasan atau anggota keluarga, dan urusan-urusan dan masalah-masalah pribadi jika ada. Ibu Brockway akan melihat kondisi-kondisi pelayanan sosial di kantor dan memberi nasihat berkenan dengan masalah-mas masalah-masalah alah di dalam dan luar perusahaan, perusahaan, penduduk penduduk sekitar perusahaa perusahaan, n, serta serta dewan dewan  perusahaan ya g tinggal jauh dari para tetangga. Ide utama menunjuk seorang ibu kerumahtan kerumahtanggaan ggaan adalah adalah para jurutulis jurutulis wanita dapat dapat memperoleh memperoleh layananny layanannya, a, meskipun meskipun ibu Brockway Brockway dapat pula memeberi memeberi nasihat pada jurutulis jurutulis pria. Usia dewasa, dewasa, pengalaman pengalaman luas, kecerdasan, dan kapasitasnya bersimpati, membuat ibu brockway cocok bagi pegawai wanita maupun pria. Dan semua juru tulis kita menjadi senang berkonsultasi dengan dia. Dalam garis besar Carter mengelomp mengelompokkan okkan peranan sekretaris sekretaris kesejahteraan kesejahteraan ke dalam empat bidang tugas yang mencangkup(Suharto, mencangkup(Suharto, 2005;2006b): 2005;2006b): 1. Kesejahteraan fisik: kesehatan, keamanan, sanitasi, dan perumahan pegawai. 2. Kesejahte Kesejahteraan raan budaya: budaya: rekreasi, rekreasi, perpustaka perpustakaan, an, pendidika pendidikan, n, dan akulturas akulturasii dasar mengenai mengenai dunia kerja dan budaya Amerika. 3. Kesejahteraan personal: pelayanan casework (konseling perseorangan) bagi para pegawai dan keluarganya. 4. Kesejahteraan ekonomi: administrasi pinjaman dan pensiun dan bahkan perekrutan, pemecatan, dan penetapan gaji karyawan.

Karena kombinasi berbagai kekuatan, seperti ketidakpuasan karyawan, perubahan ekonomi,  peningkatan pelayanan sosial yang disediakan pekerja sosial masyarakat, dan pergeseran ideologi (Strausser dan Phillips,1988), kehadiran pekerjaan sosial industri menghilang dari setting industri  pada tahun 1920-an dan baru muncul kembali setelah perang dunia II. Saat itu pekerjaan sosial

industri, tidak hanya memberikan pelayanan sosial untuk membantu orang beradaptasi secara  personal terhadap dampak perang., tetapi juga pelayanan sosial yang memungkinkan mereka untuk lebih produktif pada saat produksi. Pekerjaan sosial bertugas sebagai pemberi pelayanan sosial langsung dalam setting serikat  buruh (Kyle.1994 dan Ronalds 1963) di pemerintah militer dan federal dan kantor militer  (Stanlley,1944) serta sejumlah perusahaan swasta seperti Macy’s di New York (Evans, 1940), RCA Victor di Indianapolis (Coyle,1944) , J.Lhudson Departement Store dan perusahaan asuransi  jiwa Metopolitan (Palevsky, 1945). Perkembangan Pekerjaan sosial modern dimulai sejak tahun 1960-an 1960-an pada saat pembentu pembentukan kan dua program program terpisah terpisah yang bertujuan bertujuan menangani menangani kebutuhan kebutuhan kesehatan mental karyawan. Program yang dibentuk oleh perusahaan Polaroid di Boston dan  perusahaan pakaian Amerika Amalgamasi di kota New York itu dikendalikan oleh para pekerja sosial profesional dan mampu mencatat kesuksesan (Kurzman,1988). Perkembangan pekerjaan sosial industri ini juga didorong dengan munculnya Pusat Kesejahteraan Sosial Industri Industri (the Industrial Industrial Social Social Welfare Welfare Center) Center) yang dibentuk dibentuk tahun 1969 di sekolah  pekerjaan sosial Columbia University di bawah arahan Hyman J. Weiner dan didanai oleh  pelayanan sosial dan rehabilitasi, departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, dan Kesejahteraan AS. Lembaga ini memiliki 3 tujuan yaitu: a. Membangun bank pengetahuan dan informasi berkaitan dengan pemberian pelayanan sosial terhadap populasi para pegawai.  b. Menyediakan bantuan teknis dan pelayanan konsultasi terhadap serikat buruh, perusahaan  bisnis, dan lembaga-lembaga lembaga-lembaga sosial. c. Memberi kontribusi pada pendidikan pekerja sosial dan profesi pertolongan lainnya (CUSSW dalam Suharto, 2006). Lembaga tersebut sangat berhasil dalam mencapai tujuan ini.

Pada pertengaha pertengahan n tahun tahun 1970-a, 1970-a, perkemban perkembangan gan pekerjaan pekerjaan sosial industri industri yang tadinya tadinya secara secara terkotak-k terkotak-kotak otak (terserak (terserak)) mulai mulai mengkerucu mengkerucutt melalui melalui gerakan gerakan yang terorgani terorganisir sir (Masi dalam Suharto 2006b). Kemajuan ini berasal dario beberapa sebab, antara lain: 1. Menurunkan afiliasi para pekerja sosial profesional dengan sektor publik (semula sebagian  besar pekerja sosial di lembaga lembaga pemerintah); 2. Semakin banyaknya pekerja sosial yang membuka praktek mandiri (privat); 3. Peruba Perubahan han angkat angkatan an kerja kerja karena karena masukn masuknya ya kaum kaum wanita wanita,, minori minoritas tas,, dan orang orang dengan dengan kecacatan (ODK) ke dunia industri; 4. Disahkan sebagai peraturan dengan perundang-undang yang terkait dengan pekerjaan, seperti the Hughes Act, the Vocational Rehabilitation Act, The OCCUPATIONAL Safety and health

Act, the Employee Retirement Income Security ACT, the Age Discrimination in Employment Act, dan Title VII of the Civil Rights Act; 5. Meningkatnya kesadaran sosial mengenai dampak tempat kerja terhadap kesehatan mental dan kecanduan alcohol di kalangan p egawai.

Selain lima kondisi di atas, semakin populernya pekerjaan sosial industri juga dipicu oleh  profesionalisme pada program-program penanggulangan penanggulangan alkoholisme di tempat kerja, evolusi  program-program

bantuan

bagi

pegawai

(Employee

Asistance

Programs/EAPs),

serta

dibentuknya program-program pelatihan di sejumlah sekolah pekerjaan sosial di seluruh AS dan Kanada yang ke;ak meningkatkan kesempatan kerja dan tersedianya pekerja sosial yang terlatih untuk posisi-posisi baru. Jumlah pekerja sosial saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, Asosiasi National Pekerja Sosial (National Association of Social Workers) AS menghimpun daftar alamat surat sekita sekitarr 2200 2200 indivi individu du sebaga sebagaii bagian bagian dari dari survey survey nasion nasional al pekerj pekerjaan aan sosial sosial indust industri ri yang yang dilaksanakan lembaga ini tahun 1985. Pada tahun 1987, tercatat ada 614 pekerja sosial berlisensi yang menjadi anggota the Association of Labor Management Administrators and consultans on Alcoholism(ALMACA), sebuah organisasi profesional utama yang mewakili para pekerja sosial yang yang beker bekerja ja di progra program-pr m-progr ogram am bantu bantuan an (EAPs) (EAPs) bagi bagi pegawa pegawai. i. Sepert Sepertii dinya dinyatak takan an oleh oleh Googin Googinss (1987; (1987;37) 37).. ”Para ”Para pekerj pekerjaa sosial sosial memega memegang ng posisi posisi-po -posis sisii pimpin pimpinan an dan menjad menjadii kelompok kelompok profesion profesional al terdepan terdepan di asosiasi-a asosiasi-asosi sosiasi asi dunia dunia kerja, kerja, seperti seperti ALMACA, ALMACA, EASNA EASNA (Employeea (Employeeassist ssistance ance Society Society of North North America) America) dan IASISW (Internation (International al Associati Association on of  Industrial Social Workers). Pekerja Pekerja sosial sosial industri industri dewasa ini bekerja bekerja di sektor swasta, swasta, baik untuk organisasi organisasi laba maupun nir-laba di lembaga-lembaga pemerintah tingkat federal, negara bagian, dan lokal, di organisasi organisasi militer, militer, dan serikat-serik serikat-serikat at buruh. buruh. Survei Survei national national yang dilakukan dilakukan di 39 sekolah sekolah  pekerjaan

sosial

yang

menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan pelatihan-pelatihan

pekerjaan

sosial

industri

mengidenti mengidentifikas fikasikan ikan bahwa bahwa 30% dari pekerja pekerja sosial sosial industri industri bekerja bekerja di organisasi organisasi-orga -organisa nisasi si swasta, swasta, 23% di kontrakt kontraktor-kon or-kontrakt traktor or yang menyediakan menyediakan pelayanan pelayanan sosial sosial bagi perusahaa perusahaann perusahaan besar, 17% di lembaga-lembaga pemerintah negara bagian dan lokal, 15% di serikat  buruh dan 15% di lembaga pemerintahan federal (Maiden dan Hardcastle, 1985). Pekerja sosial industri industri mampu memberikan memberikan beragam pelayanan sosial di berbagai berbagai macam setting. setting. Namun, Namun, sebagian besar setting pekerjaan sosial industri adalah di bidang-bidang yang berkaitan dengan  program-program bantuan pegawai pegawai (EAPs).

B.

Defini Definisi si Peker Pekerjaa jaan n Sosial Sosial Indust Industri ri

Pekerjaan sosial industri dapat didefinisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui  berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan pertolongan yang bertujuan untuk memelihara memelihara adaptasi optimal optimal antara antara individu individu dan lingkung lingkungannya annya,, terutama terutama lingkung lingkungan an kerja. kerja. Dalam konteks ini,  pekerja sosial dapat menangani barbagai kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam  perusahaan, serta relasi yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat (NASW, 1987) atau yang lebih lebih dikenal dikenal dengan dengan istilah istilah tanggung tanggung jawab jawab perusahaan perusahaan (corporate (corporate social social responbil responbility) ity) (suharto, 2006b). Pekerj Pekerjaan aan sosia sosiall indust industri ri menggu menggunak nakan an penget pengetahu ahuan, an, ketera keterampi mpilan lan,, dan nilainilai-nil nilai ai  pekerjaan sosial dalam pemberian pelayanan , program, dan kebijakan bagi para pegawai dan keluarganya, manajemen perusahaan, serikat-serikat buruh dan bahkan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Inti pekerjaan sosial industri meliputi kebijakan, perencanaan, dan pelayanan sosial sosial pada persinggung persinggungan an antara antara pekerja pekerja sosial sosial dan dunia dunia kerja. kerja. (Suharto (Suharto 2006b). Kegiatan Kegiatan  pekerjaan sosial industri antara lain adalah program bantuan (bagi pegawai), promosi keshatan , manajemen manajemen perawatan perawatan kesehatan kesehatan,, tindakan tindakan alternati alternatiff affirmati affirmatiff (pembelaan (pembelaan), ), penitipan penitipan anak,  perawatan lanjut usia, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan organisasi,  pelatihan, dan pengembangan karir, konseling bagi penganggur atau yang terkena pemutusan hubungan hubungan kerja kerja (PHK), (PHK), tanggung tanggung jawab sosial sosial perusahaan perusahaan (corporate (corporate social social responbil responbility) ity),, tunjan tunjangan gan-tu -tunja njang ngan an pegawa pegawai, i, keaman keamanan an dan kesel keselama amatan tan kerja kerja,, pengem pengemban bangan gan jabata jabatan, n,  perencanaan sebelum dan sesudah pensiun serta bantuan bantuan pemindahan kerja. Konsep pekerjaan sosial industri lebih luas dari konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) maupun maupun masyarakat masyarakat (communit (community y developme development). nt). Pekerjaan Pekerjaan sosial sosial industri industri mencangku mencangkup p  pelayanan sosial yang bersifat internal dan eksternal, pekerjaan sosial industri melibatkan  program-program bantuan bagi pegawai, seperti pelayanan konseling. Terapi kelompok, dan  pengembangan sumber daya manusia. Secara eksternal, pekerjaan sosial industri, industri, berwujud dalam  berbagai bentuk program CSR termasuk di dalamnya strategi dan program pengembangan masyarakat, pengembangan kebijakan sosial, dan advokasi sosial. Pelayanan sosial internal Terapi individu, terapi kelompok,  pengembangan sumber daya manusia manusia

SPI

Pelayanan sosial eksternal Tanggung jawab sosial perusahaan, p erusahaan,  pengembangan masyarakat. masyarakat. Pengembangan

C.

Bidang Bidang Garapan Garapan Pekerjaan Pekerjaan Sosial Sosial Industr Industrii

1) Bidang Garapan Pekerja sosial Guna mengenal lebih jauh fungsi dan peranan pekerjaan sosial, di bawah ini disajikan  beberapa contoh bidang garapan atau setting utama yang sering kali menjadi tempat berkiprah  para pekerja sosial yaitu antara antara lain: 1. Keluarga dan pelayanan anak: penguatan keluarga, konseling keluarga, pemeliharaan anak, dan adopsi, perawatan harian, pencagahan penelantaran, dan kekerasan dalam rumah tangga. 2. Kesehatan dan rehabilitasi: pendampingan pasien di rumah sakit, pengembangan kesehatan masyarakat, kesehatan mental. Rehabilitasi vokational, rehabilitasi pecandu obat dan alkohol,  pendampingan ODHA, ODHA, harm reduction programmer. 3. Pengembang Pengembangan an masyarakat masyarakat:: perencana perencanaan an sosial, sosial, pengorga pengorganisas nisasian ian masyarakat masyarakat,, revitali revitalisasi sasi ketetanggaan, perawatan lingkungan hidup, kehutanan sosial, penguatan modal sosial, penguatan ekonomi kecil. 4. Jaminan sosial: skema asuransi sosial, bantuan sosial, social fund, JKSM, jaringan pengaman sosial. 5. Pelayanan kedaruratan: pengorganisasian bantuan: manajemen krisis, informasi dan rujukan, integrasi pengungsi, pengembangan peringatan dini masyarakat. 6. Pekerj Pekerjaan aan sosial sosial sekol sekolah: ah: konsel konseling ing penyes penyesuai uaian an sekola sekolah, h, manaje manajemen men perila perilaku ku pelaja pelajar, r, manajemen manajemen tunjangan tunjangan biaya pendidika pendidikan. n. Pengorgan Pengorganisasi isasian an makan siang siang murid, murid, peningkat peningkatan an  partisipasi keluarga keluarga dan masyarakat dalam pendidikan. pendidikan. 7. Pekerj Pekerjaan aan sosial sosial indust industri: ri: progra program m bantu bantuan an pegawa pegawai, i, penang penangana anan n stress stress,, dan burno burnout, ut,  penempatan dan relokasi kerja, perencanaan pensiun, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responbility)

2) Masalah yang ditangani Pekerja Sosial Berawal dari abad ke-14 di Inggris, masyarakat industri sangat ditentukan sistem pebrik. Pada zaman merkantilisme ini, pada awalnya laki-laki dan wanita bekerja di ladang atau pada  perusahaan-perusahaan keluarga (informal) (Johnson,1984; (Johnson,1984; Kartono, 1994).Hal ini memisahkan orang orang dewasa dewasa yang yang sebagi sebagian an besar besar waktu waktunya nya bekerj bekerjaa di pabrik pabrik dengan dengan anak-a anak-anak nak yang yang ditinggalkan di rumah bersama keluarga besar atau tanpa pengawasan sama sekali. Pemisahan ini menjadi awal bagi dinamika keluarga dan masyarakat termasuk bagi munculnya permasalahan sosial yang diakibatkannya. Retaknya relasi sosial antara pekerja dan keluarganya, kurangnya kesempatan anak dalam meniru model peranan orangtua dan munculnya alinasi atau keterasingan

 pekerja dalam kehidupan masyarakatnya adalah beberapa contoh masalah sosial yang timbul akibat industrialisasi. industrialisasi. Mekani Mekanisme sme dan otyoma otyomatis tisasi asi melahi melahirka rkan n rutini rutinitas tas pekerj pekerjaan aan dan membua membuatt tenag tenagaa manusia tampak semakin tidak penting. Para pekerja kerah biru maupun kerah putih merasa tidak   bermakna dan terancam karena kapan saja dapat digantikan oleh saingannya, yakni mesin. Perubahan Perubahan teknolog teknologi, i, penggant penggantian ian tenaga tenaga kerja (shift), (shift), dan pemutusan pemutusan hubungan hubungan kerja yang semakin menjadi fenomena dalam kehidupan sehari-hari sering menimbulkan kecemasan bagi  para pekerja. Proses otomatisasi di As menggantikan sekitar 2 juta pekerjaan setiap tahunnya. Para Para pekerj pekerjaa yang yang merasa merasa tidak tidak bergun bergunaa dan tidak tidak berday berdayaa dalam dalam pekerj pekerjaan aanya ya sering seringkal kalii membawanya ke rumah dan masyarakat. Johnson (1948:261) mengklasifikasikan akibat akibat industrialisasi yang yang bersifat negatif terhadap kesejahteraan manusia manusia ke dalam 5A yaitu: a. Alienation: perasaan keterasingan dari diri, keluarga, dan kelompok sosial yang menimbulkan apatis, marah, dan kecemasan.  b. Alcoholism atau addiction: ketergantungan terhadap alkohol, obat-obat terlarang atau rokok  yang dapat menurunkan produktivitas, meruasak kesehatan fisik dan psikis , dan kehidupan sosial seseorang. c. Absen Absentee teeism ism:: kemang kemangkir kiran an kerja kerja atau atau perila perilaku ku membol membolos os kerja kerja dikare dikarenak nakan an renda rendahn hnya ya motivasi pekerja, perasaan-perasaan malas, tidak berguna, tidak merasa memiliki perusahaan, atau sakit fisik dan psikis lainnya. d. Accidents: kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh menurunnya konsentrasi pekerja atau oleh lemahnya sistem keselamaatan dan kesehatan lingkungan kerja. e. Abuse: Abuse: bentuk-be bentuk-bentuk ntuk perlakuan perlakuan salah terhadap terhadap anak-anak anak-anak atau pasangan dalam dalam keluarga keluarga (istri/suami), seperti memukul. Dan menghardik secara berlebihan yang ditimbulkan oleh frustasi, kebosanan, kelelahan di tempat pekerjaannya.

Bebera Beberapa pa permas permasala alahan han lainny lainnyaa yang yang terkai terkaitt dengan dengan masala masalah h indust industria rialis lisasi asi adalah adalah:: diskriminasi di tempat kerja atau tindakan-tindakan tidak adil terhadap wanita, kaum minoritas, imigran, remaja, pensiunan, dan para penyandang cacat. Beberapa industri dan perusahaan kerap menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat di sekitarnya,sepeti polusi (udara, air,suara) dan kerusakan-kerusakan fisik dan psikis para pekerjanya. Para pekerja sosial industri dapat membantu membantu dunia dunia industri industri untuk untuk mengident mengidentifikas ifikasii dan mengatasi mengatasi berbagai biaya biaya sosial sosial (social (social care) yang ditimbulkan oleh perusahaan.

3) Tugas Pekerja Sosial Industri

Menuru Menurutt Johnso Johnson n (1984: (1984:26 263-2 3-264) 64) ada 3 bidang bidang tugas tugas pekerj pekerjaa sosia sosiall yang yang bekerj bekerjaa di  perusahaan antara lain: a. Kebijakan, perencanaan dan administrasi. Bidang Bidang ini umumny umumnyaa tidak tidak meliba melibatka tkan n pelayan pelayanan an sosia sosiall secara secara langsu langsung ng.. Sebaga Sebagaii contoh contoh,,  perumusan kebijakan untuk peningkatan karir, pengadministrasian pengadministrasian program-program tindakan afirmatif, afirmatif, pengkoor pengkoordinas dinasian ian program-pro program-program gram jaminan jaminan sosial sosial dan bantuan bantuan sosial sosial bagi para  pekerja, atau perencanaan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan sosial dalam departemen departemen perusahaan. b. Praktik langsung dengan individu, keluarga, dan populasi khusus. Tugas pekerja sosial dalam bidang ini meliputi intervensi krisis (crisis intervention), assesmen (penggalian) masalah-masalah personal, dan pelayanan rujukan, pemberian konseling bagi para  pensiunan atau pekerja pekerja yang menjelang pensiun. c. Praktik yang mengkombinasikan pelayanan sosial langsung dan perumusan kebijakan sosial  bagi perusahaan. Para pekerja pekerja sosial sosial telah telah memberikan memberikan kontribusi kontribusi penting penting dalam memanusiakan memanusiakan dunia dunia kerja. kerja. Mere Mereka ka umum umumny nyaa

terl terlib ibat at dala dalam m

kons konsel elin ing g

di dala dalam m

maup maupun un di luar luar peru perusa saha haan an,,

 pengorganisasianprogram-program  pengorganisasianprogram-program personal, konsultasi dengan manajemen dan serikat-serikat kerja mengenai mengenai konsekue konsekuensi nsi kebijakan kebijakan-kebi -kebijakan jakan perusahaa perusahaan n terhadap terhadap pekerja, pekerja, serta serta bekerja bekerja dengan bagian kesehatan dan kepegawaian untuk meningkatkan kondisi lingkungan kerja dan kualitas tenaga kerja (Johnson,1994;Suharto,1997). (Johnson,1994;Suharto,1997).

D. Pekerjaan Pekerjaan Sosia Sosiall Dan Pembang Pembangunan unan Keseja Kesejahteraa hteraan n

Berkaitan dengan Pembangunan kesejahteraan sosial terdapat sub-bagian keprofesian yang disebut dengan Pekerja Sosial Industri (Social Worker Industry). Kemunculan profesi ini dilatar   belakangi oleh industrialisasi industrialisasi dibeberapa Negara maju. Di Eropa, bidang ini muncul pada tahun 1920-an. 1920-an. Pelayanan Pelayanan sosial sosial di dunia dunia industri industri muncul muncul pada Abad Pertengahan. Pertengahan. IndustriIndustri-indu industri stri rumah pada masa itu diasosiasikan dalam bentuk gilda (guild). Di AS, pekerja sosial industri pada mulanya dipekerjakan pada pabrik-pabrik tekstil di  bagian selatan, di perusahaan International Harvester dan National Cash Register. Mereka melakukan dan atau mengorganisir beragam pelayanan sosial yang meliputi pendirian kamarkamar istirahat dan kebersihan, perbaikan sanitasi, penyediaan tenaga medis, serta penyediaan makanan, perumahan dan sekolah. Mereka juga mengatur program-program jaminan sosial dan keamanan, pengadaan perpustakaan, kursus menjahit dan memasak, dan pertolongan pertama  pada kecelakaan (PPPK).

Terdapat definisi tersendiri mengenai PSI ini sebagaimana disampaikan Edi Suharto, Ph.D  bahwa PSI adalah, “lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhankebutuhan kebutuhan kemanusiaan kemanusiaan dan sosial sosial di dunia dunia kerja melalui berbagai intervensi intervensi dan penerapan penerapan metoda metoda pertolon pertolongan gan yang bertujuan bertujuan untuk memelihara memelihara adaptasi adaptasi optimal optimal antara antara individu individu dan lingkungannya.” Hal senada senada juga juga disamp disampaik aikan an oleh oleh Shulam Shulamith ith L. A. Straus Straussn sner er yang yang dikut dikutip ip oleh oleh Edi Edi Suharto, Ph. D dalam Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat bahwa terdapat lima tipologi model dalam setting Pekerjaan Sosial Industri ini, yaitu[3] : 1. The Emloyee Service, yaitu perencanaan dan implementasi program-program dan pelayanan sosial sosial terutama terutama ditujukan ditujukan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan para pegawai pegawai suatu suatu perusahaan perusahaan secara individual. 2. The Employer-Work Organization Service, yaitu bantuan bagi manajemen perusahaan dalam mengidenti mengidentifikas fikasii dan mengemban mengembangkan gkan kebijakan kebijakan-kebi -kebijakan jakan dan pelayanan pelayanan yang berhubung berhubungan an dengan dunia kerja. 3. The Consumer Service, yaitu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan konsumen dari perusahaan. Bentuk Bentuk pelayanan pelayanan ini adalah adalah pembelaan pembelaan atas hak-hak konsumen untuk menerima menerima pelayanan pelayanan- pelayanan perusahaan yang berkualitas. berkualitas. 4. Corporate Corporate Social Social Investmen Investment, t, yaitu kepedulian kepedulian perusahaan perusahaan terhadap kehidupan kehidupan masyarakat masyarakat yang tinggal diseputar perusahaan dengan menberikan investasi dalam program-program sosial  perusahaan yang berkesinambungan. berkesinambungan. 5. Work Work related related Public Public Policy, Policy, yaitu yaitu cakupan cakupan terhadap terhadap formulasi, formulasi, identifikasi identifikasi,, analisis analisis dan advokasi bagi kebijakan, program dan pelayanan-pelayanan pemerintah yang langsung maupun tidak mempengaruhi dunia kerja.

Sebaga Sebagaima imana na disamp disampaik aikan an oleh oleh Suhart Suharto o terseb tersebut ut,, Corpor Corporate ate Social Social Respon Responsib sibili ility, ty, merupakan merupakan bagian dari Pekerjaan Sosial Industri Industri.. Sebenarnya Sebenarnya terdapat banyak nama untuk  kegiatan kegiatan sosial sosial perusahaan perusahaan ini, sebagaimana sebagaimana Strategic Strategic Canada, Canada, menyampaik menyampaikan an bahwa bahwa CSR  dinama dinamakan kan juga juga dengan dengan;; Corpor Corporate ate Sustai Sustainab nabili ility, ty, Corpor Corporate ate Accoun Accountab tabili ility, ty, Corpor Corporate ate Responsib Responsibilit ility, y, Corporate Corporate Citizensh Citizenship, ip, Corporate Corporate Stewardship Stewardship,bahk ,bahkan an dewasa dewasa ini nama CSR  digantikan dengan Corporate Social Investment (CSI). Melihat model tersebut, maka mengutip perkataan Akabas mengenai peran pekerja sosial (social worker) dalam bidang pekerjaan sosial industri adalah, “inti pekerjaan sosial industri meliputui kebijakan, perencanaan dan pelayanan sosial yang bersinggungan antara pekerja sosial dan dunia kerja

BAB II

 MODEL  MODEL PELAYANAN  PELAYANAN 

A. Lemb Lembag aga a Naun Naunga gan n

Dalam melaksanakan fungsinya, pekerja sosial biasanya bekerja di bawah naungan serikat buruh, kelompok sejawat ( sebuah asosiasi individu di dalamperusahaan yang sama, ama, namun amun tidak idak sel selalu alu

men menjadi adi

ang anggota gota

serik erikat at bur buruh ),

atau atau diba ibawah wah

manajemen manajemenorgan organisasi isasi swasta atau negeri ( misalnya, misalnya, menjadi staf   Human  Human Resource Resource  Development   Development  ). Dalam beberapa kasus, meski relatif sedikit, pekerja sosial bekerja di  bawah naungan lembaga yang secara bersama-sama dikendalikan oleh pegawai dan manajemen (Straussner, 1989). Program-pro Program-program gram ketenagak ketenagakerjaa erjaan n dan pelayanan pelayanan sosial sosial dapat juga disponso disponsori ri oleh organisas organisasii dan perusahaan perusahaan tunggal, tunggal, atau melalui

konsorsi konsorsium um dengan mana beberapa

organisas organisasii menghimpu menghimpun n sumber-sum sumber-sumber, ber, baik finansial finansial dan SDM mereka mereka dan secara secara  bersamamengembangkan atau mensponsori sebuah program. Aspek lainnya yang  berkaitan dengan bentuk program. Dalam program berbentuk  in-house atau internal, internal,  pekerja sosial secara langsung di pekerjakan oleh organisasi yang bersangkutan (Perusahaan atau serikat buruh yang mensponsori fungsi ini). Sementara itu dalam program yang bersifak kontraktual atau bentuk eksternal atau vendor, organisasi atau serikat buruh membuat sebuah perangkat kontrak dengan seorang  pekerja sosial mandiri, sekelompok praktisi pekerjaan sosial, perusahaan-perusahaan kelas menengah, atau lembaga suka rela untuk menyediakan pelayanan sosial konsultasi yang menfokuskan pada program perawatan anak yang akan disponsori oleh konsorsium  beberapa organisasi. Kasus lainnya adalah pekerja sosial dipekerjakan secara langsung oleh oleh sebuah sebuah serika serikatt buruh buruh oleh oleh rumah rumah sakit sakit swasta swasta yang yang mengon mengontra trak k manaje manajemen men  beberapa bisnis lokal guna menyediakan program-program bantuan secara eksternal bagi  pegawai mereka.

B. Tipologi Tipologi Pelayana Pelayanan n Pekerjaan Pekerjaan Sosial Sosial Industr Industrii

Salah satu untuk mengkonseptualisasikan beragam pelayanan sosial yang diberikan  pekerja sosial beserta peranan dan keterampilan yang dijalankannya adalah dengan membuat sebuah tipologi model setting PSI (Starussner,1989: (Starussner,1989: 8-13),yaitu : 1. Model pelay pelayanan anan sosia sosiall bagi pegawai pegawai (the (the employee employee servic servicee model) model) 2. Model pelayana pelayanan n social bagi bagi majikan atau atau organisasi organisasi perusaha perusahaan an (the employer-w employer-work  ork  organization service model) 3. Model pelayan pelayanan an social social bagi konsu konsumen men (the consu consumer mer service service model) model) 4. Model tanggu tanggung ng jawab social social perusah perusahaan aan (the corporat corporatee social respons responsibili ibility ty model) model) atau model investasi social perusahaan (the corporate social invenstment) 5. Model kebijak kebijakan an publik publik di bidang bidang pekerjaan pekerjaan (the (the related related public public policy policy model) model) a) Model Model pelayana pelayanan n social social bagi pegawai pegawai merupak merupakan an bentuk bentuk atau atau tipe tipe interv intervens ensii  pekerjaan social y ang paling umum dilakukan para pekerja social di perusahaan. Perana Perananana-per perana anan n

pekerj pekerjaa

social social tradis tradision ional, al, sepert seperti; i; konsel konselor, or, mediat mediator, or,

konfronta konfrontator, tor, konstruk konstruktif, tif, pembela pembela dan broker broker adalah adalah beberapa beberapa peranan peranan yang  paling sering dimainkan dimainkan oleh pekerja social (Suharto, (Suharto, 2006). Peranan n dan keahli keahlian an yang yang diperl diperluka ukan n dalam dalam model model pelaya pelayanan nan social social bagi bagi  b) Perana majikan atau organisasi perusahaan, meliputi; konsultan, analis atau evaluator,  pelatih dan pengembang pengembang program.

1. Model pelayanan pelayanan sosial sosial bagi pegawai pegawai (the employee employee service service model) model)

Mode Modell

ini ini

meli melipu puti ti pera peranc ncan anga gan n

dan dan

peng pengim impl plem emen enta tasi sian an prog progra ramm-

 praogaram dan pelayanan-pelayanan pelayanan-pelayanan sosial yang terutama ditujukan untuk  memenuhi

kebutuhan

para

pegawai

suatu

perusahaan

secara

individu individual.Se al.Selain lain bermanfaat bermanfaat bagi pegawai pegawai yang bersangk bersangkutan utan,, model model ini  juga sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dapat meningkatkan kepuasan kerja,produktivitas dan kesetiaan pegawai terhadap perusahaannya. Model pelayanan sosial bagi pegawai merupakan bentuk atau tipe intervensi  pekerjaan sosial yang paling umum dilakukan para pekerja sosial di  perusahaan. Peranan-peranan pekerjaan sosial tradisional, seperti konselor, mediator, mediator, konfronta konfrontator tor konstrukt konstruktif, if, pembela pembela dan broker broker adalah adalah beberapa beberapa  peranan-peranan yang paling paling sering dimainkan oleh pekerja pekerja sosial.



Konselor

Sebaga Sebagaii konsel konselor, or, peker pekerja ja sosia sosiall member memberika ikan n asesme asesmen n dan konsel konseling ing terhadap terhadap individu individu,, keluarga keluarga atau kelompok. kelompok. Sosiater Sosiater membantu membantu mereka mereka mengar mengartik tikula ulasik sikan an

kebut kebutuha uhan, n,

mengid mengiden entif tifika ikasi si

dan

mengkl mengklarif arifika ikasi si

masalah, memahami dinamika atau penyebab masalah, menggali berbagai alternati alternatiff dan solusi , dan mengembangkan mengembangkan kemampuan mereka secara lebih efektif dalam menghadapi permasalahan yang timbul.  Konfrontatif konstruktif 

Ini merupa merupakan kan suatu suatu perana peranan n khusus khusus yang yang biasan biasanya ya dilaku dilakukan kan untuk  untuk  membantu individu yang mengalami kecanduan obat atau alkohol. Para  pecandu obat atau alkohol sering kali menyangkal perbuatannya. Sehingga diperluk diperlukan an pendekat pendekatan an konfront konfrontatif atif yang secara secara khusus khusus dikembang dikembangkan kan untuk untuk menghadapi menghadapi kenyataan ini. Misalnya, Misalnya, pekerja pekerja sosial sosial memanggil memanggil superv superviso isor, r, perwak perwakila ilan n serika serikatt buruh, buruh, dan anggot anggotaa keluar keluarga ga pecand pecandu u tersebut untuk bersama-sama menghadapi si pecandu sambil membeberkan  berbagai masalah yang diakibatkannya secara komprehensif. Selanjutnya  pekerja sosial memberikan rencana penyembuhan terhadap pegawai yang kecanduan obat atau alkohol tersebut. 

Broker

Ketika Ketika menjal menjalank ankan an perana peranan n broke broker, r, pekerj pekerjaa sosial sosial menghu menghubun bungka gkan n  pegawai yang dibantunya dengan sumber-sumber yang terdapat didalam maupun diluar perusahaan. 

Pembela

Seba Sebaga gaii

pemb pembel ela, a,

peke pekerj rjaa

sosi sosial al

memb memban antu tu

pega pegawa waii

memp memper erol oleh eh

 pelayanan dan sumbe, yang karena sesuatu sebab, tidakbisa diperolehnya sendiri. Dipinjam dari profesi di bidang hukum, peranan ini menuntut tugas dan aktivitas aktivitas yang sangat dinamis dinamis dan aktif. Atas nama pegawai pegawai yang dibelanya, pekerja sosial memimpin pengumpulan data dan menghadapi  peraturan-peraturan perusahaan untuk memodifikasi posisi-posisi yang ada atau mengubah kebijakan-kebijakan kebijakan-kebijakan berlaku.



Mediator

Tuga Tugass utam utamaa peke pekerj rjaa sosi sosial al dala dalam m menj menjal alan anka kan n pera perana nan n ini ini adal adalah ah menjembata menjembatani ni konflik konflik antara dua atau lebih lebih individu individu atau sistem sistem serta memberikan jalan keluar yang dapat memuaskan semua pihak berdasarkan  prinsip sama-sama diuntungkan diuntungkan (win-win solution). solution). 

Pendidik atau Pelatih

Pekerja sosial memberikan informasi dan penjelasan mengenai opini dan sikap-sikap tertentu yang diperlukan pegawai. Termasuk dalam peran ini adalah membari pelatihan mengenai manejemen stress, cara-cara berhebti merokok atau menunjukan contoh-contoh perilaku positif yang dapat ditiru oleh pegawai.

2. Mode Modell pelay pelayan anan an soci social al bagi bagi maji majika kan n atau atau organ organis isas asii peru perusa saha haan an (the (the employer-work organization service model)

Dalam model ini yang menjadi klien perusahaan ini adalah pihak perusahaan,  bukan individu atau kelompok pegawai. Tujuan utamanya adalah untuk  memba emban ntu

man manejem ejemen en

mengem mengemban bangka gkan n

per perusah usahaaan

kebija kebijakan kan-ke -kebuj bujaka akan n

dal dalam dan

men mengiden identtifik ifikas asii

dan dan

pelaya pelayanan nan-pe -pelay layana anan n

yang yang

 berhubungan dengan dengan dunia kerja. Sebagaimana dalam model pertama, sosiater yang menerapkan model ini bisa  bekerja sebagai konsultan eksternal yang disewa perusahaan atau bisa pula menjad menjadii bagian bagian dari dari pegawa pegawaii perusa perusahaa haan n yang yang bersan bersangku gkutan tan.. Bebera Beberapa pa  peranan dan keahlian yang yang diperlukan dalam model ini ini meliputi: 

Konsultan

Peker Pekerja ja sosia sosiall bekerj bekerjasa asama ma dengan dengan pihak pihak lain lain untuk untuk mening meningkat katkan kan kemampuan pihak perusahaan dalam memahami berbagai aspek dinamika organ organisa isasi si dan kemanu kemanusia siaan an,, serta serta mening meningkat katkan kan kemampu kemampuan an mereka mereka dalam mengatasi masalah. 

Analisis atau evaluator

Peker Pekerja ja sosial sosial mengum mengumpul pulkan kan inform informasi asi dan dan mengev mengevalu aluasi asi dinami dinamika ka organisasi, lingkungan, kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan dan dampaknya terhadap perusahaan.



Pelatih

Peke Pekerj rjaa sosi sosial al berf berfun ungs gsii seba sebaga gaii seor seoran ang g guru guru atau atau pend pendid idik ik yang yang membantu anggota-anggota organisasi perusahaan agar sadar atau sensitif  terhadap permasalahan perusahaan. 

Pengembang program

Dalam Dalam perana peranan n ini, ini, pekerj pekerjaa sosial sosial mengid mengident entifi ifikas kasii dan menera menerapka pkan n  program-program baru guna memenuhi memenuhi kebutuhan perusahaan. perusahaan.

3. Model Model pelayana pelayanan n soci social al bagi bagi kons konsumen umen

Model ini berfokus pada kebutuhan-kebutuhan konsumen dari perusahaan. Pelayanan Pelayanan ini biasanya biasanya diberikan diberikan sebagai bentuk bentuk pembelaan pembelaan atas hak-hak  konsumen untuk menerima pelayanan perusahaan yang berkualitas. Program ini diberikan dengan alasan bahwa para pelanggan tersebut rentan terhadap terhadap pemutusan pemutusan pelayanan pelayanan dikarenaka dikarenakan n gangguangangguan-gang gangguan guan fisik atau mental terkait dengan ketuaanya.Beberapa peran yang sering dimainkan para  pekerja

sosial

dalam

model

ini

adalah

konselor,perencanaan

dan

 pengembangan program,konsultan program,konsultan dan pembela.

4. Mode Modell tang tanggu gung ng jawa jawab b socia sociall peru perusa saha haan an atau atau model model invest investas asii soci social  al   perusahaan  perusahaan

Model ini pada dasarnya menunjuk pada perluasan peran perusahaan yang tidak hanya mengurusi kesejahteraan pegawai dan kebutuhan konsumen saja. Melainkan Melainkan,, turut turut pula peduli akan kehidupan kehidupan masyarakat masyarakat yang tinggal di sekitar sekitar perusahaan perusahaan.. Pada model ini pekerja pekerja sosial sosial membantu membantu perusahaan perusahaan dalam mengident mengidentifikas ifikasii dan membuat membuat komitmen komitmen usaha-usa usaha-usaha ha peningka peningkatan tan standar hidup atau kondisi masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan. Seme Sement ntar araa

itu, itu,

tuga tugass-tu tuga gass

peke pekerj rjaa

sosi sosial al

umum umumny nyaa

men menyang yangku kutt

 pengidentifikasian dan hubungan perusahaan dengan pemuka-pemuka masy masyar arak akat at,,

peng pengev eval alua uasi sian an

perm permin inta taan an

sumb sumban angan gan

dari dari

kelo kelomp mpok ok--

kelompok kelompok kemasyaraka kemasyarakatan tan dan organisasi organisasi-org -organis anisasi asi amal, pelaksana pelaksanaan an ases asesme men n

kebu kebutu tuha han n

masy masyar arak akat at,,

dan dan

peng pengem emba bang ngan an

prog progra ram m

sert sertaa

 peleyanan-pelayanan sosial baru. Beberapa peranan dan keterampilan  pekerjaan sosial dalam model ini juga meliputi perencana dan analisis

kemasyarakatan, pengatur anggaran, pengembang program, broker, pembela, dan negosiator.

5. Model Model kebij kebijaka akan n publik publik di di bidang bidang peker pekerjaa jaan n

Mode Modell ini ini menc mencak akup up form formul ulas asi, i, iden identi tifi fika kasi si,, anal analis isis is,, advo advoka kasi si bagi bagi kebijakan, serta program dan pelayanan-pelayan p elayanan-pelayanan an pemerintah yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi dunia kerja. Pekerja sosial memegang  peranan cukup penting dalam model ini, yakni sebagai perencana dan  pengembang kebijakan, analisis kebijakan, advokat kebijakan. Peran sebagai analisis kebijakan menunjuk pada tugas-tugas pekerja sosial untuk menelaah konsekue konsekuensi-ko nsi-konsek nsekuens uensii kebijakan kebijakan sosial, baik yang akan maupun maupun telah telah diterapkan oleh pemerintah. Sedangkan sebagai advokat kebijakan, pekerja sosi sosial al

menj menjal alan anka kan n

pera peran n

mend mendes esak akan an

kebi kebija jaka kan n

kepa kepada da

kepentingan (stakeholders) dan sasaran kebijakan (polcy audience).

pema pemang ngku ku

BAB III

 KESEHATAN  KESEHATAN DAN DAN KESELAM KESELAMATAN ATAN KERJA

A. Ke Kese seja jahte htera raan an Buru Buruh h

Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) pada  perusahaan seharusnya seharusnya melingkupi segi lingkungan, lingkungan, kesehatan dan kenyamanan kenyamanan sehingga dapat mewariskan kondisi kehidupan yang layak bagi generasi muda mendatang yang  bekerja di perusahaan tersebut tersebut ataupun bagi pekerja/pegawai pekerja/pegawai yang saat ini sedang sedang  bekerja. Dengan melakukan melakukan stake holder dan community empowerment empowerment maka kenyamanan kerja tercapai dengan maksimal. Tetapi dalam kenyataannya, tingkat kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada perusahaan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Dimana K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan para tenaga kerja. Tujuan dari manajemen K3, antara lain untuk mencapai derajat kesehatan dan keselamatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, setinggi-tingginya, sebagai upaya  pencegahan dan pemberantasan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja,  pemeliharaan, dan peningkatan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya p roduktivitas roduktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja. Selain itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari  bahaya limbah bahan-bahan bahan-bahan proses industrialisasi industrialisasi yang bersangkutan, bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Agar tenaga kerja dapat terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya, maka perlu keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja. Beban tersebut mungkin berupa beban fisik, mental atau sosial. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik dari aspek penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja, dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya : (1) Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain; (2) Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, fume, awan, cairan, dan benda benda padat; (3) Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan; tumbuh-tumbuhan; (4) Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja;

(5) Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

Faktor-faktor tersebut tentu bisa mengganggu ‘daya kerja’ seorang pekerja buruh, misalnya; penerangan yang kurang cukup intensitasnya biasanya akan berpengaruh pada kelelahan mata Kemudian kegaduhan dan kebisingan berpengaruh pula pada daya mengingat, termasuk konsentrasi pikiran. Akibatnya terjadi kelelahan psiko-logis, bahkan dapat menyebabkan ketulian. Lingkungan kesehatan tempat kerja yang buruk dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya. Dengan demikian sangat perlu adanya upaya pengendalian untuk  dapat mencegah, mengurangi bahkan menekan terjadinya hal itu.Gangguan-gangguan  pada kesehatan dan daya kerja kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan pekerjaan bisa dihindari. Asal saja pekerja dan pihak pengelola perusahaan ada kemauan dalam me-ngantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Tentunya perundangan tidak akan ada faedahnya, apalagi  pemimpin perusahaan atau industri industri tidak melaksanakan melaksanakan ketetapan-ketetapan perundangan perundangan itu. Secara prinsip modal utama dalam upaya mensejahterakan para buruh, bukan saja terletak dari tingkat pendapatan (upah) yang diberikan pihak perusahaan. Namun, faktorfaktor lainnya cukup mempunyai peranan penting, yaitu adanya perhatian dari para  pengusaha berkaitan berkaitan dengan masalah kesehatan dan adanya adanya jaminan keselamatan kerja. kerja. Kesegaran jasmani dan rohani adalah merupakan faktor penunjang untuk  meningkatkan produktivitas produktivitas seseorang dalam bekerja. Kesegaran tersebut dimulai sejak  memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama be-kerja, bahkan sampai setelah berhenti  bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani rohani tidak saja pencerminan pencerminan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga gambaran adanya keserasian penyesuaian seseorang dengan  pekerjaannya, yang sangat sangat dipengaruhi oleh kemampuan, kemampuan, pengalaman, pendidikan dan  pengetahuan yang dimilikinya. dimilikinya. Tingkat gizi, terutama bagi para buruh kasar dan berat adalah faktor penentu derajat  produktivitas kerjanya. kerjanya. Makanan yang bergizi dan sehat sehat bagi pekerja berat ibarat mesin mesin untuk kendaraan bermotor. Beban kerja yang terlalu berat sering di-sertai penurunan  berat badan. Manusia dan beban beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kesatuan seperti itu dinamakan roda keseimbangan dinamis. Apabila keseimbangan ini tidak me-nguntungkan, akan terjadi

keadaan labil dan menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan penyakit, cacat, dan kematian. Untuk mencegah gangguan kesehatan dan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan ja-minan perlindungan keselamatan kerja, yaitu; (1) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja. Kemudian pemeriksaan kesehatan calon  pekerja untuk mengetahui, mengetahui, apakah calon tersebut serasi serasi dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, baik fisik, maupun mentalnya; (2) Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, berkala/ulangan, yaitu untuk evaluasi. Apakah faktorfaktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan-gangguan gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan kepada tubuh pekerja atau tidak; (3) Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada para buruh secara kontinu. Itu penting agar mereka tetap waspada dalam menjalankan p ekerjaannya. (4) Penerangan sebelum bekerja, agar mereka mengetahui dan mentaati peraturan-peraturan, dan lebih berhati-hati; (5) Pakaian pelindung, misalnya; masker, kaca mata, sarung tangan, sepatu, topi  pakaian, dan sebagainya; (6) Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang membahayakan, misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk agar tidak menjadi gangguan. Contoh lain, ialah isolasi pencampuran bensin dengan tetra-etil-timah hitam; (7) Ventilasi setempat (local exhauster), ialah alat untuk menghisap udara di suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari suatu tempat dihisap dan dialirkan keluar. (8) Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang  bahaya atau tidak berbahaya berbahaya sama sekali, misalnya Carbontetrachlorida Carbontetrachlorida diganti dengan dengan trichlor etilen. (9) Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan kedalam ruang kerja. Itu bertujuan, agar kadar dari bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini bisa lebih rendah mencapai Nilai Ambang Batas (NAB).

Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan kesehatan dan keselamatan para buruh akan lebih terjamin, dan kecelakaan kerja bisa dihindarkan. Inilah sebenarnya modal utama kesejahteraan para buruh. Salah satu penyebab hal itu dapat terjadi adalah rendahnya kesadaran para pekerja maupun pengusaha dalam melaksanakan K3 (diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1970).

Adanya UU yang mengatur tentang otonomi daerah, juga dapat menimbulkan masalah  baru dalam hal penegakan K3 yaitu yaitu pemerintah pusat tidak tidak dapat melakukan intervensi intervensi dalam penegakan K3 di kabupaten/kota, padahal standar K3 harus berlaku sama didaerah manapun di Indonesia. Hal lain yang menyebabkan angka K3 di Indonesia sangat tinggi ialah kurangnya pemahaman para pengusaha ataupun pekerja dalam manejemen risiko (risk management). Risiko dalam bekerja dapat dilihat dari sumber risiko, peluang terjadinya risiko serta konsekuensi yang ditimbulkan. ditimbulkan. Sumber risiko dapat berasal dari faktor manusia, peralatan, proses serta lingkungan kerja. Semua itu seharusnya tercatat dan dikalkulasikan dalam anggaran sehingga dapat diukur peluang dan besarnya terjadinya K3. Selain faktor tersebut K3 juga dapat terjadi karena pengusaha memilih lebih baik meberikan santunan kematian bagi pekerja/pegawainya daripada membeli alatalat keselamatan kerja. Oleh karena itu sebaiknya audit K3 seharusnya dilakukan secara komprehensif baik   pada aspek teknis maupun nonteknis. nonteknis. Jika audit audit K3 tidak dilakukan secara secara menyeluruh maka k3 akan tetap terjadi.

B. Hal-Hal Hal-Hal Yang Yang Dilak Dilakukan ukan Pekerja Pekerja Sosi Sosial al Industri Industri

Pekerja sosial industri memahami faktor apa yang menyebabkan K3 dapat terjadi dan membantu pekerja/pegawai beserta keluarga agar bisa menerima dan mampu menghadapi akibat dari risiko yang ditimbulkan K3 misal : mencarikan jaminan sosial, melakukan  perubahan di tempat kerja kerja dll. Pekerja sosial industri melakukan assessement, penelitian dan pengawasan terhadap tempat tempat kerja, kerja, risiko risiko lingkung lingkungan an termasuk termasuk teknik teknik modifikasi modifikasi lingkung lingkungan.Pek an.Pekerja erja sosial sosial industri industri memberikan memberikan intervensi intervensi dukungan dukungan terhadap dampak dampak kasus kasus hukum yang tidak  tidak  terselesa terselesaikan ikan bagi kehidupan kehidupan sosial sosial dan ekonomi.Pe ekonomi.Pekerja kerja sosial sosial industri industri mengusah mengusahakn akn  perubahan pada kebijakan serta kualitas pelayanan pelayanan bagi pekerja/pegawai di perusahaan perusahaan Pekerja sosial industri sebaiknya mengkombinasikan pengetahuan dan ketrampilan meng mengen enai ai

fakt faktor or

keten etenag agak aker erja jaan an

sosi sosial al,, dan dan

ekon ekonom omii dam dampakn paknya ya

dan dan

poli politi tik k

yang yang memp mempen engar garuh uhii

ter terhad hadap

K3

pek pekerja/ rja/pe pega gawa waii

orga organi nisa sasi si beser esertta

keluarganya.Pekerja sosial industri sebagai pembela yang membantu memperluas akses terhadap pelayanan yang harus pekerja/pegawai p ekerja/pegawai terima.

BAB IV

TERAPI INDIVIDU  A. KONSEL NSELIN ING G

Konseling adalah salah satu teknik dalam gugus pendekatan pekerjaan sosial dengan individu (social work with individual) yang dikenal dengan nama metode casework atau terapi perseorangan. Terapi perseorangan melibatkan serangkaian strategi dan teknik   pekerjaan sosial yang ditujukan ditujukan untuk membantu membantu indiidu-individu indiidu-individu yang mengalami masalah secara perseorangan atau berdasarkan relasi satu per satu (ono-to-one relation). Beberapa kegiatan yang termasuk dalam terapi perseorangan yang relevan untuk dunia industri antara lain: 1. Memberikan bimbingan sosial kepada orang yang mengalami disfungsi seksual, orang yang menderita penyakit parah (terminal illness), pegawai yang mengalami  burnout (kejenuhan) (kejenuhan) dan stress. 2.Membantu para pegawai yang menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam memperoleh pelatihan dan pekerjaan baru. 3.Memberikan bimbingan sosial kepada pasangan muda yang baru menikah atau  pelatihan parenting parenting skills kepada pasangan pasangan yang baru memiliki anak. 4.Merancang program penitipan anak (daycare) bagi pegawai yang tidak memiliki  pengasuh anak di rumahnya. rumahnya. 5.Pemberian pelayanan perlindungan terhadap pegawai yang mengalami diskriminasi di tempat kerjanya. 6.Membantu para pecandu alkohol atau narkoba menghilangkan ketergantungannya.

B. KO KONSE NSELIN LING G PROFES PROFESION IONAL AL

Setiap pegawai pada suatu ketika pastilah mengalami masalah-masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan oleh dirinya sendiri. Terdapat situasi-situasi tertentu di mana kita memerlukan pertolongan dari seseorang yang memiliki keahlian khusus dan berpijak   pada kode etik professional professional dalam setiap langkah langkah pertolongannya. Pertolongan Pertolongan yang diberikan oleh seorang professional senantiasa memperhatikan situasi ini. Pekerja sosial yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan teknik konseling akan menghindari sejauh mungkin bias-bias subjektivitas dan interest pribadi. Metoda

dan teknik yang diterapkan didasarkan p ada kaidah-kaidah ilmiah dan standar   professional yang telah telah teruji secar empirik. Konseling pada dasarnya metrupakan suatu keahlian yang diperoleh melalui  pendidikan dan pelatihan pelatihan khusus. Orang Orang professional yang karena pelatihan pelatihan dan  pengalamannya, tentu saja saja memiliki kemungkinan berhasil berhasil yang lebih tinggi tinggi ketimbang orang kebanyakan. Tetapi hal yang perlu dicatat adalah bahwa kompetensi dan hubungan  baik merupakan dua aspek penting penting yang menentukan menentukan keberhasilan konseling konseling daripada sekedar gelar atau sertifikat.

C. PROS PROSES ES KO KONS NSELI ELING NG

Zastrow dalam dua bukunya, The Practice of Social Work (1999) dan Introduction to Social Welfare (2000), menjelaskan bahwa proses konseling dapat dilihat dari dua  perspektif, yakni: 1. Konselin Konseling g Berdasa Berdasarkan rkan Perspekti Perspektiff Pekerja Pekerja Sosial Sosial • Membangun Relasi Pekerja sosial dituntut untuk membangun suasana yang kondusif dan menyenangkan, sehingga klien tidak memiliki keraguan atau bahkan ketakutan dalam mengemukakan masalahnya. Pekerja sosial tidak boleh arogan, sombong, atau bersikap moralistik, melainkan harus tenang, tidak tertawa, dan tidak  menilai (non-judge-mental) manakala klien mulai membuka percakapan. • Menggali Masalah Secara Mendalam Dimensi masalah yang perlu digali pada tahap ini berkisar pada: jenis masalah yang dialami klien, tingkat masalahnya, lama masalah tersebut telah terjadi,  penyebabnya, perasaan klien mengenai mengenai masalah tersebut, tersebut, dan kekuatan serta kemampuan fisik dan mental klien dalam menghadapi masalah yang dialaminya. •Menggali Solusi Alternatif  Tahap berikutnya yang perlu dilakukan pekerja sosial dan klien adalah menggali  berbagai kemungkinan kemungkinan yang dapat dijadikan alternatif alternatif pemecahan masalah. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah bahwa klien memiliki hak  mementukan nasibnya sendiri (the right to self determination), yakni untuk  memilih sendiri beberapa alternatif yang paling sesuai dengan aspirasi dan keadaanya. Karenanya istilah yang tepat adalah konseling dengan klien dan  bukan konseling konseling untuk klien. Tugas pekerja pekerja sosial adalah membantu klien klien memahami dan memperjelas konsekuensi-konsekuensi konsekuensi-konsekuensi dari masing-masing

alternatif yang tersedia, dan umumnya bukan memberi saran atau pilihan secara sepihak kepada klien. Bilamana pekerja sosial secara sepihak menentukan pilihan tindakan bagi klien: alternatif tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan klien sehingga klien menyalahkan pekerja sosial, keadaan ini jelas mengganggu relasi yang telah terjalin. Alternatif yang diambil sesuai dengan aspirasi klien, hal ini tentunya bermanfaat bagi klien. 2. Konsel Konseling ing Berda Berdasrk srkan an Persp Perspekt ektif if Klien Klien •Kesadaran masalah (Problem Awareness) Klien harus memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki masalah.Pekerja sosial  perlu mencari jalan agar klien memiliki memiliki kesadaran mengakui bahwa bahwa ia memiliki masalah yang perlu dipecahkan •Relasi dengan Konselor (Relation to Conselor) Tahap berikutnya adalah terjalinnya relasi yang baik antara klien dengan pekerja sosial.Pada tahap ini klien perlu memiliki keyakinan bahwa pekerja sosial yang akan membantu dirinya memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang dialaminya. •Motivasi (Motivation) Konselor perlu membantu klien untuk memiliki keyakinan bahwa dia dapat memperbaiki situasi. Karena tanpa motivasi, konseling tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. •Konseptualisasi Masalah (Conceptualizing the Problem) Agar konseling berjalan efektif, klien harus mengakui dan memahami bahwa, sebenarnya masalah itu memiliki komponen-komponen komponen-komponen khusus yang dapat dirubah setahap demi setahap. Pekerja sosial harus dapat membantu klien dalam memilah masalah ke dalam beberapa bagian sehingga mudah untuk menentukan  prioritas masalah yang perlu perlu terlebih dahulu dipecahkan. dipecahkan. Menurut Max Siporin (1975), cara pemilihan masalah ke dalam beberapa segmen masalah disebut teknik partialisasi (partialization). (partialization). •Penggalian Stategi-Strategi Pemecahan Masalah (Exploring Resolution Strategies) Klien harus yakin bahwa ada beberapa pilihan tindakan yang dapat di lakukannya dalam memecahkan masalah. Pekerja sosial harus dapat membantu klien memperjelas beberapa strategi pemecahan masalah yang mungkin tepat dilaksanakan oleh klien. Setiap klien memiliki latar belakang budaya,

 pendidikan, pengalaman, pengalaman, dan situasi-situasi problematik problematik yang berbeda. Perbedaan ini tentunya harus dipertimbangkan dalam memilih strategi yang sesuai. •Pemilihan Strategi (Selection of Strategy) Klien dan konselor perlu mendiskusikan strategi mana yang paling cocok untuk  dilaksanakan. Setelah klien yakin akan strategi yang dipilihnya, klien harus memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan pilihan tindakan tersebut. •Implementasi Strategi (Implementation of Strategy) Konseling akan mencapai hasil yang maksimal apabila klien memiliki komitmen dan meyakini terhadap strategi yang dilaksanakannya. • Evaluasi  Evaluasi (Evaluation (Evaluation)) Apabila pelaksanaan usaha-usaha perubahan telah berjalan secara permanen, klien harus menyimpulkan bahwa, “Meskipun pendekatan ini telah banyak  menguras waktu dan tenaga saya, usaha dan pengorbanan saya tidaklah sia-sia”. Jika tidak dapat menyimpulkan dengan baik maka diperlukan alternatif tindakan yang lain perlu dikembangkan dan dilaksanakan.

D. PENDEK PENDEKATA ATAN N KO KONSE NSELIN LING G

Seorang pekerja sosial professional untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan pekerjaan sosial atau psikologi, pelatihan pelatihan, maupun melalui melalui serangkaian pengalaman pengalaman praktek. Terdapat tiga area kemampuan yang perlu dimiliki oleh konselor, yaitu: 1. Kemamp Kemampuan uan Memb Membang angun un Rela Relasi si Kerja Kerjasam samaa Konselor harus memiliki kemampuan menunjukkan sikap tidak menilai dan respek terhadap nilai-nilai klien tanpa berusaha untuk memaksakan kehendak dan nilai-nilai yang dianutnya kepada klien. 2. Kemamp Kemampuan uan Mengg Menggali ali Masal Masalah ah Secara Secara Menda Mendalam lam Agar menjadi konselor yang kompeten, konselor perlu memiliki: ketrampilan mendengarkan melihat apa yang dikatakan klien dari perspektif klien yang  bersangkutan, sikap empati empati yakin kemampuan untuk menunjukkan menunjukkan bahwa konselor memahami dan menghargai apa yang dipikirkan dan dirasakan klien,  pengetahuan mengenai mengenai tingkahlaku manusia yakni yakni pengetahuan mengenai  bagaimana orang berfikir dan merasa merasa dalam menanggapi setiap peristiwa peristiwa yang terjadi.

3. Kemampuan Kemampuan Menggali Menggali Alternat Alternatif if Pemeca Pemecahan han Masalah Masalah Pekerja sosial harus memiliki tiga kemampuan diatas, para sosiater ini juga dituntut untuk memahami berbagai pendekatan pentumbuhan dalam konseling. Zastrow dalam bukunya The Practice of social work (1999) menjelaskan  beberapa pendekatan konseling konseling tersebut secara lengkap lengkap dan terperinci.terdapat  pula beberapa pendekatan yang yang secara khusus ditujukan ditujukan untuk menangani menangani masalah-masalah khusus tertentu, misalnya sexual therapy untuk mengatasi masalah-masalah seksual,assertive training untuk mengatasi orang yang agresif  atau pemalu, parent effectivenss training untuk meningkatkan kemampuan menjadi orangtua, specialized drug counseling approaches bagi pecandu narkoba. Apa yang harus dilakukan oleh konselor adalah memperdalam pengetahuan ini melalui pendidikan formal lanjutan (S2,S3), pelatihan ditempat kerja (in-service training), pelatihan paruh waktu diluar tempat kerja (sandwich course), mengikuti seminar dan pertemuan ilmiah mengenai pendekatan-pendekatan konseling yang diminati. Yang jelas, pekerja sosial harus terus belajar dan mempraktekkan berbagai pendekatan ini sehingga dia memiliki gaya atau kiat sendiri (bag of tricks) yang disesuaikan dengan keunikan masalah klien.

BAB V

TERAPI KELOMPOK 

A.

PENG PENGER ERTI TIA AN

Terapi Terapi kelompok kelompok adalah salah salah satu metode pekerjaan pekerjaan sosial yang menggun menggunakan akan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya. Metoda ini sering disebut sebagai group work atau group therapy. Di AS, metode ini telah di terapkan dari setengah abad yang lalu. Pada saat itu para pekerja sosial menyakini bahwa intervensi  pekerjaan sosial yang berbasis pada kelompok sangat efektif dan efesian dalam memecahkan masalah individu maupun masalah sosial. Masalah-masalah yang ditangani terapi terapi kelomppok kelomppok mirip dengan dengan masalah-mas masalah-masalah alah yang ditangani ditangani oleh terapi individu individu seperti konseling. Yang membedakan dengan terapi individu adalah pendekatannya. Terapi Terapi kelomp kelompok ok tidak tidak menggu menggunak nakan an pendek pendekata atan n yang yang bersif bersifat at perseo perseoran rangan gan,, melainkan menggunakan kelompok sebagai media penyembuhan. individu-individu individu-individu yang mengalami mengalami masalah masalah sejenis sejenis disatukan disatukan dalam kelompok kelompok penyembuh penyembuhan an dan kemudian kemudian dilakukan terapi dengan dibimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim pekerja sosial. Orang-orang yang terlibat dalam kelompok terlibat relasi, interaksi, dan saling mempengar mempengaruhi uhi satu sama lain.mere lain.mereka ka saling saling berbagi berbagi pengelaman pengelaman berbagi tujuan, dan  berbagi cara mengatasi suatu masalah. Metode ini lebih efisien dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana karena proses pemecahan masalah tidak dilakukan secara satu persatu, melainkan bersama-sama. Terdapat beberapa definisi formal mengenai terapi kelompok, antara lain : 1. Terapi kelompok adalah metode pekerjaan sosial dengan pengalaman-pengalaman kelompok digunakan oleh pekerja social sebagai medium praktek utama yang bertujuan untuk untuk mempengaru mempengaruhi hi keberfung keberfungsian, sian, pertumbu pertumbuhan han atau perubahan perubahan anggota-a anggota-anggo nggota ta kelompok (Margared E. Hartford). 2.Terapi kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk membantu anggota-anggota kelompokan memperbaiki penyesuaian sosial mereka, dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuan-tujuan yang disepakati oleh masyarakat (National Association Of Social Work).

3.Terapi 3.Terapi kelompok kelompok adalah adalah suatu metode khusus khusus yang memberikan memberikan kesempatan kesempatan-kesempatan kesempatan kepada kepada individu individu-ind -individu ividu dan kelompok-k kelompok-kelom elompok pok untuk untuk tumbuh tumbuh dalam seting-seting fungsional fungsional pekerjaan sosial, rekreasi dan pendidikan (Harleigh B. Trecker). 4.Terapi kelompok memungkinkan berbagai jenis kelompok berfungsi sedemikian rupa, rupa, sehin sehingga gga inter interaks aksii kelomp kelompok ok dan kegiat kegiatan-k an-keg egiat iatan an progra program m member memberika ikan n kontribusi pada pertumbuhan individu-individu dalam pencapaian tujuan-tujuan sosial yang di inginkan (American Association Of Group Worker & Grace L. Coyle). 5.Terapi kelompok terutama mengkonsentrasikan diri pada pemberian pengalaman pengalaman kelompok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kebutuhan-kebutuhan perkembangan secara normal, membantu mencegah perpecahan sosial, memudahkan tujuan-tujuan korektif dan rehabilitative, serta mendorong keterlibatan dan tanggung jawab penduduk dalam aksi sosial.

B. TUJUAN TUJUAN TERAP TERAPII KELO KELOMPO MPOK  K 

Menurut Hartford dan Alissi metoda terapi kelompok digunakan untuk memelihara atau memperbaik memperbaikii keberfung keberfungsian sian personal personal dan sosial sosial para anggota anggota kelompok kelompok dalam  beragam tujuan, yakni tujuan korektif, tujuan prefentif, tujuan pertumbuhan sosial normal, tujuan peningkatan personal, tujuan peningkatan partisipasi dan tangung jawab masyarakat (Suharto 1997). Menu Menuru rutt

Gise Gisela la

meng mengem emba bang ngka kan n

rasa rasa

Kono Konofk fka, a,

tuju tujuan an

memi memili liki ki,,

tera terapi pi

kelo kelomp mpok ok

meng mengem emba bang ngkan kan

adal adalah ah::

keme kememam mampu puan an

indi indivi vidu dual alis isas asi, i, dasa dasarr

untu untuk  k 

 berpartisipasi, meningkatkan kemampuan untuk memberikan kontribusi pada keputusankeputusan melalui pemikiran rasional dan penjelasan kelompok, meningkatkan respek  terhadap keberbedaan orang lain, mengembangkan iklim sosial yang hangat dan penuh  penerimaan (Suharto 1997). 1997).

C. JENISJENIS-JEN JENIS IS KE KELOM LOMPOK  POK 

1. Kelo Kelomp mpok ok perc percak akap apan an sosi sosial al Kelompok ini merupakan tipe yang paling terbuka dan informal. Tidak memiliki rencan rencanaa kegiat kegiatan an yang yang dirumu dirumuska skan n secara secara jelas jelas dan formal formal.. Tujuan Tujuan utama utama para para anggotanya adalah untuk mencari kenalan dan tujuan tersebut tidak harus menjadi tujuan kelompok. Dalam penerapan metode PSI, kelompok digunakan sebagai sarana

 pengujian untuk menentukan seberapa dalam relasi dapat dikembangkan terhadap orang-orang yang tidak mengenal satu sama lain. 2. Kelo Kelomp mpok ok rek rekre reas asi. i. Tujuan kelompok ini adalah untuk menyelenggarakan kegiatan rekreasi atau latihan olahra olahraga.k ga.kelo elompo mpok k ini tidak tidak memili memiliki ki pemimp pemimpin in formal formal.. Dasar Dasar pemimp pemimpin inan an dibentuknya kelompok ini adalah suatu keyakinan bahwasanya kegiatan rekreasi dan interaksi interaksi yang terjadi terjadi dalam dalam kelompok kelompok ini dapat membantu membantu membangun membangun karakter  yang dapat mencegah perilaku-perilaku maladaptif. 3. Kelomp Kelompok ok ketram ketrampil pilan an rekrea rekreasi si Tujuan Tujuan kelom kelompok pok ini untuk untuk mening meningkat katkan kan ketram ketrampil pilan an terten tertentu tu dianta diantara ra para para anggotanya. Kelompok ini memiliki penasihat, pelatih atau instruktur serta memiliki orientasi tugas yang lebih jelas. 4. Kelo Kelomp mpok ok pend pendid idik ikan an.. Fokus Fokus kelomp kelompok ok ini adalah adalah untuk untuk memper memperole oleh h penget pengetahu ahuan an dan ketera keterampi mpilan lan-keterampil keterampilan an yang lebih kompleks. kompleks. Pimpinan Pimpinan kelompok kelompok ini biasanya biasanya berasal berasal dari seor seoran ang g prof profes essi sion onal al yang yang meng mengua uasa saii keah keahli lian an tert terten entu tu..

Bebe Bebera rapa pa kegi kegiat atan an

kependidikan dari kelompok ini, antara lain: p raktek perawatan anak, pelatihan untuk  menjadi orang tua yang lebih baik, persiapan untuk menjadi orang tua adopsi atau  pelatihan bagi para volunteer agar mampu melaksanakan melaksanakan tugas-tugas tertentu di suatu lembaga pelayanan sosial. 5. Kelompok Kelompok pemecahan pemecahan masalah masalah dan dan pembuat pembuatan an keputu keputusan. san. Bagi klien, klien, tujuan tujuan bergabung bergabungnya nya dengan dengan kelompok kelompok ini adalah adalah untuk untuk menemukan menemukan  pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk menemukan sumber-sumber   baru dalam memenuhi kebutuhan baru. Sedangkan bagi para pemberi pelayanan, kelompok ini dijadikan sarana untuk mengembangkan rencana penyembuhan bagi klien atau sekelompok klien, merumuskan keputusan dalam mengalokasikan sumbersumber pelayanan yang terbatas, memperbaiki kualitas pelayanan, menyempurnakan kebija kebijakan kan-ke -kebij bijaka akan n lemba lembaga, ga, atau atau memper memperole oleh h masuk masukan an untuk untuk mening meningkat katkan kan koordinasi dengan lembaga-lembaga lain. 6. Kelo Kelomp mpok ok man mandiri diri Kelomp Kelompok ok mandir mandirii meneka menekanka nkan n pada: pada: pengak pengakuan uan para para anggot anggotany anyaa terhad terhadap ap kelompok kelompok bahwa bahwa mereka mereka memiliki memiliki masalah, masalah, pernyataa pernyataan n para anggotan anggotanya ya kepada kepada kelompok-k kelompok-kelom elompok pok mengenai mengenai pengalama pengalaman-pen n-pengala galaman man masalahnya masalahnya di masa lalu dan rencan rencana-re a-renca ncana na pemeca pemecahan han masala masalah h di masa masa depan, depan, apabil apabilaa salah salah seoran seorang g

anggota kelompok berada pada krisis, anggota kelompok tersebut disarankan untuk  menghubungi anggota lain yang kemudian mendampinginya sampai krisis tersebut  berkurang. Kelompok Kelompok mandiri mandiri banyak banyak mengalami mengalami keberhasi keberhasilan lan dalam dalam memecahkan memecahkan masalah masalah anggotanya, karena para anggotanya memiliki pemahaman diri mengenai masalahnya yang membantu dia dalam membantu orang lain. Para angota mendapat manfaat  berdasarkan prinsip-prinsip prinsip-prinsip terapi, para penolong mendapatkan kepuasan psikologis dengan dengan menolong menolong orang orang lain. lain. Keuntung Keuntungan an memasuki memasuki kelompok kelompok mandiri mandiri adalah adalah  biayanya relatif lebih murah. murah. 7. Kelo Kelomp mpok ok sosi sosial alis isas asi. i. Tujuannya Tujuannya adalah untuk untuk mengemban mengembangkan gkan atau merubah sikap-sik sikap-sikap ap dan perilaku perilaku  para anggota kelompok agar lebih dapat diterima secara sosial. Kelompok sosialisasi  biasanya memfokuskan pada pengembangan keterampilan sosial, peningkatan kepercayaan diri, dan perencanaan masa depan. 8. Kelo Kelomp mpok ok peny penyem embu buha han. n. Kelomp Kelompok ok berang beranggot gotaka akan n orangorang-ora orang ng yang yang mengal mengalami ami masala masalah h person personal al dan emosio emosional nal yang yang berat berat atau atau serius serius.. Pemimp Pemimpin in kelomp kelompok ok ini ini ditun dituntut tut memili memiliki ki  pengetahuan dan keterampilan yang handal mengenai tingkah laku manusia dan dinamika dinamika kelompok, kelompok, konselin konseling g kelompok, kelompok, pengguna penggunaan an kelompok kelompok sebagai sebagai sarana sarana  pengubahan tingkah laku. Tujuan kelompok adalah mengupayakan agar para anggota kelo kelomp mpok ok mamp mampu u

meng menggal galii

masa masala lahn hnya ya

seca secara ra

mend mendal alam am,,

dan dan

kemu kemudi dian an

mengembangkan satu atau lebih strategi pemecahan masalah. 9. Kelo Kelomp mpok ok sen sensi siti tivi vita tas. s. Dikena Dikenall dengan dengan nama nama kelomp kelompok ok pertem pertemuan uan (encou (encounte nterr group) group) atau atau kelomp kelompok  ok   pelatihan (training group). Setiap anggota berinteraksi satu sama lain secara mendalam dan saling mengungkapkan masalahnya sendiri secara terbuka. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran interpersonal yang kemudian dijadikan titik  tolak pengubahan sikap dan tingkah laku. Menurut Tubb dan Baird perubahan sikap dan tingka tingkah h laku laku terjad terjadii dalam dalam tiga tiga tahap: tahap: pemeca pemecahan han kebeku kebekuan an (unfre (unfreezi ezing) ng),,  pengubahan (change), pembekuan kembali (refreezing) sikap dan tingkah laku yang telah melekat agar menjadi bagian dari kepribadian yang diharapkan.

D. TERBEN TERBENTUK TUKNYA NYA KEL KELOM OMPO POK  K 

Garland, Jones dan Kolodny menurutnya kelompok terbentuk melalui lima tahap: 1. Taha Tahap p Pra Pra Aff Affil ilia iasi si Pada Pada tahap tahap awal awal ini para para anggot anggotany anyaa bersik bersikap ap ambiva ambivale lent nt (mendu (mendua) a) terhad terhadap ap kelompok yang membuat para anggota saling menguji satu sama lain tingkah laku mendekati dan menghindari. Tahap ini berakhir manakala para anggota kelompok  mulai merasa nyaman dan aman berada dalam kelompok. Membangun komitmen emosional tentative dengan kelompok, karena kelompok dipandang akan memberi  banyak manfaat. 2. Taha Tahap p Kekua Kekuasa saan an dan dan Kont Kontro roll Masing-masi Masing-masing ng anggota anggota menunjuk menunjukkan kan kekuasaan kekuasaannya nya sebagian sebagian untuk untuk melindung melindung dirinya dan sebagian lagi untuk mengendalikan (mengontrol) sesuatu manfaat yang diperolehnya dari kelompok. 3. Keintiman Terdapat perasaan “kesatuan” dalam kelompok, dan para anggota merasa bebas untuk  meng mengun ungk gkap apka kan n

usah usahaa-us usah ahaa

peru peruba baha han n

masa masala lah h

pers person onal al,,

sika sikapp-si sika kap p

dan dan

 perhatian-perhatiannya.  perhatian-perhatiannya. Perjuangan individu berubah menjadi perjuangan kelompok  dimana para anggota mulai berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan yang telah disepakati bersama. 4. Perbedaan Kelompok mampu mengorganisasi diri secara efisien. Kepemimpinan mulai dibagi secara nerata. Keputusan dibuat berdasarkan pertimbangan para angota menghargai  perbedaan masing-masing. Relasi berjalan secara seimbang dan masing-masing anggota saling mendukung. 5. Pemisahan Tahap ini merupakan tahap perakhiran (terminasi) kelompok. Tujuan kelompok telah tercapai dan para anggotanya telah mampu belajar pola-pola tingkahlaku yang baru dan konstruktif. Para anggota seringkali enggan untuk berpisah dengan kelompok. Para pemimpin harus mampu memberikan dukungan emosional serta memberikan informasi menbgenai sumber-sumber dan bantuan pendukung lain kepada mereka yang enggan meninggalkan kelompok sangatlah bermanfaat.

E. PROSE PROSES S TERAP TERAPII KEL KELOMP OMPOK  OK 

Tahap-tahap dalam melakukan terapi kelompok yaitu : 1. Tahap ahap int intake. ake. Tahap ini diawali oleh adanya pengakuan mengenai masalah spesifik yang mungkin tepat dipecahkan melalui pendekatan kelompok. 2. Tahap Tahap asesme asesmen n dan perenc perencana anaan an interv intervens ensi. i. Pemimpin kelompok bersama dengan anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan-tujuan kelompok serta merancang rencana tindakan pemecahan masalah. Dalam keny kenyat ataa aann nnya, ya,

haki hakika katt

kelo kelomp mpok ok

sena senant ntia iasa sa

berj berjal alan an

secar secaraa

dina dinami miss

sehi sehing ngga ga

memerlukan penyesuaian tujuan-tujuan dan rencana intervensi. 3. Taha Tahap p penye penyele leks ksia ian n angot angota. a. Penyeleksi Penyeleksian an anggota anggota kelompok kelompok didasarka didasarkan n pada pertimban pertimbangan gan bahwa orang tersebut tersebut akan mampu memberikan kontribusi terhadap kelompok. Factor-faktor seperti komposisi kelomp kelompok ok perlu perlu dipert dipertimb imbang angkan kan serta serta minat minat dan ketert ketertari arikan kan indiv individu idu terhad terhadap ap kelompok. 4. Tahap Tahap pengem pengemban bangan gan kelom kelompok pok..  Norma-norma, harapan-harapan, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan kelompok akan muncul  pada tahap ini, dan akan mempengaruhi serta di pengaruhi oleh aktifitas-aktifitas aktifitas-aktifitas serta relasi-relasi yang berkembang dalam kelompok. 5. Tahap Tahap evalua evaluasi si dan termi terminas nasi. i. Evaluasi dapat kita artikan sebagai pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh. Sementara itu, pemantuan proses dan keberh keberhasi asilan lan kelomp kelompok ok yang yang dilaku dilakukan kan pada pada setiap setiap fase fase dapat dapat diisti diistilah lahkan kan dengan dengan monitoring. Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring tersebut, dilakukanlah terminasi. Terminasi Terminasi dilakukan dilakukan berdasark berdasarkan an pertimban pertimbangan gan dan alasan alasan sebagai sebagai berikut: berikut: tujuan tujuan indiv individu idu maupun maupun kelom kelompok pok telah telah terca tercapai pai,, waktu waktu yang yang diteta ditetapka pkan n telah telah berakh berakhir, ir, kelo kelomp mpok ok

gaga gagall

menc mencap apai ai

tuju tujuan an-t -tuj ujua uann nnya ya

membahayakan satu atau lebih anggota kelompok.

kebe keberl rlan anju juta tan n

kelo kelomp mpok ok

dapa dapatt

F. PRINS PRINSIPIP-PRI PRINSI NSIP P TERAPI TERAPI KELOMPO KELOMPOK. K.

Ada beberapa prinsip-prinsip terapi dalam kelompok : 1. Pertimbang Pertimbangkan kan karakter karakteristik istik kelomp kelompok ok secara secara tepat tepat dan proporsi proporsional onal.. 2. Usahakan Usahakan agar agar setiap setiap anggot anggotaa kelompok kelompok mengen mengenal al satu satu sama lain. lain.

3.

Identifikasi tujuan personal dan tujuan kelompok.

4.

Tumbuhkan fungsi kepemimpinan diantara anggota kelompok.

5. Gunakan prosedur pembuatan keputusan yang paling sesuai dengan jenis dan masalah kelompok. 6. Tumbuhkan Tumbuhkan suasana suasana kerjas kerjasama ama dari pada kompetiti kompetitif  f  7. Tumbuh Tumbuhkan kan pemaham pemahaman an bahwa bahwa keber keberbed bedaan aan dan konflik konflik merupa merupakan kan hal yang wajar dan alamiah 8. Usahak Usahakan an agar anggota anggota kelompo kelompok k yang yang menun menunjuk jukan an sikap sikap destrukt destruktif if dan  bermusuhan dapat dikurangi. dikurangi. 9. Ciptakan Ciptakan suasana suasana komuni komunikasi kasi yang terbuka terbuka dan dan jujur jujur.. 10. Berikan perhatian yang seksama terhadap sesi pengakhiran.

BAB VI

 BURNOUT  BURNOUT DAN STRESS  STRESS  A. BURNOUT Burnout (kejenuhan) atau yang dalam bahasa gaul disebut ”bete”,kini semakin disadari sebagai suatu masalah serius yang mempengaruhi manusia.Burnout ternyata  bukan saja dialami oleh oleh pegawai pada perusahaan industri,melainkan industri,melainkan pula sering sering terjadi  pada mereka yang bekerja di lembaga lembaga pelayanan kesejahteraan sosial,termasuk sosial,termasuk pekerja sosial dan psikolog (zastrow,1999). Maslach dan Pines (1977:110-101) telah melakukan studi yang mendalam mengenai burnout ini terhadap beberapa profesi seperti pekerja sosial,psikiater,psikolog,petugas sosial,psikiater,psikolog,petugas penjara,perawat psikiater,pengacara,dokter,perawat psikiater,pengacara,dokter,perawat anak,guruh,pendeta,dan anak,guruh,pendeta,dan konselor. Berdasarkan penelitian tersebut Maslach dan Pines memberikan pengertian mengenai burnout dan menyimpulkan beberapa gejala yang menyertainya. Burnout dalah hilangnya perhatian terhadap orang yang sedang ditolongnya.Selain ditolongnya.Selain ditandai oleh kelelahan fisik dan penyakit fisik,burnout juga ditandai oleh kelelahan emosional sehingga para profesional tidak lagi memiliki perasaan perasaan positif,simpati positif,simpati atau respek terhadap klien atau atau pasien yang ditolongnya. ditolongnya.

B. STRESS

Stress merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh terhadap berbagai  penyakit,seperti serangan serangan jantung,sakit kepala,diabetes,alergi,dll. kepala,diabetes,alergi,dll. Stress juga juga merupakan faktor yang mempengaruhi gangguan emosional dan perilaku.Dengan demikian,kemampuan mencegah stress dapat dipandang sebagai cara yang efektif untuk  mencegah gangguan-gangguan emosional dan fisik. Stress dapat didefinisikan sebagai reaksi psikologis emosional terhadap stressors. Stressors (sumber/penyebab stress) dapat berupatuntutan,situasi atau keadaan yang mengganggu keseimbang seseorang. Terdapat sejumlah stressor yang mudah dikenali,antara lain kerumunan,keributan,kematian teman,demam yang  berlebihan,kehilangan  berlebihan,kehilangan pekerjaan,keracunan dan pertengkaran. pertengkaran.

C. PENY PENYEB EBAB AB STRUK STRUKTU TURA RAL L

Edelwich (Suharto, 1997) mengedintifikasi beberapa faktor struktural yang berkaitan dengan pekerjaan yang pada gilirannya menyebabkan stress dan brunout :

1. Terl Terlal alu u bany banyak ak jam jam ker kerja ja.. 2. Karir Karir bunt buntu u atau atau tidak tidak dapat dapat berk berkemb embang ang.. 3. Terlalu Terlalu banyak banyak pekerjaan pekerjaan atau atau kertas kertas kerja kerja yang harus harus disele diselesaika saikan. n. 4. Tidak Tidak mema memadai dainya nya pelati pelatihan han kerja. kerja. 5. Tida Tidak k dih dihar arga gaii klie klien. n. 6. Tidak Tidak diharg dihargai ai oleh oleh penyelia penyelia (super (supervis visor) or).. 7. Tida Tidak k diga digaji ji sec secar araa layak layak.. 8. Tidak adanya adanya dukung dukungan an dalam dalam membuat membuat keput keputusan usan penting. penting. 9. Tidak Tidak memili memiliki ki kewena kewenanga ngan n (powerl (powerlene eness) ss) . 10. Sistem tidak responsif terhadap terhadap kebutuhan kebutuhan klien. klien. 11. Kondisi Kondisi dan situasi situasi kerja kerja yang buruk. buruk. 12. Adanya diskriminasi diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. kelamin. 13. Terlalu Terlalu banyak banyak perjalanan perjalanan ke luar kota. kota. 14. Terisolas Terisolasii dari teman dan sahabat. sahabat. 15. Tidak memilik memilikii kehidupan kehidupan sosial. sosial.

D. STRATEGI STRATEGI PENANG PENANGANAN ANAN BURNOUT BURNOUT DAN DAN STRESS STRESS

Burnout tidak saja merugikan pekerja sosial yang mengalaminya,melainkan pula menggangu dan bahkan merusak hubungan profesional antara konselor dan klien. Selain  burnout dapat menimbulkan menimbulkan gangguan fisik dan dan emosional,burnout emosional,burnout juga menurunkan  produktivitas,kinerja,dan  produktivitas,kinerja,dan kualitas pelayanan pelayanan lembaga.Ada beberapa cara atau kiat untuk  untuk  mencegah dan mengurangi stress,maupun burnout : 1. Perumu Perumusan san tuju tujuan an dan dan pengat pengatura uran n waktu waktu.. 2. Berf Berfik ikir ir posi positi tif. f. 3. Mengubah Mengubah pemikiran pemikiran yang menimbulka menimbulkan n burno burnout. ut. 4. Tekn Teknik ik-t -tek ekni nik k rela relaks ksas asi. i. 5. Melaku Melakukan kan latiha latihan n olahra olahraga. ga. 6. Melaku Melakukan kan kegiat kegiatan an luar luar dan hobi. hobi. 7. Melaku Melakukan kan halhal-hal hal yang yang meny menyena enang ngkan kan.. 8. Sist Sistem em duk dukun unga gan n sosi sosial al.. 9. Var Variasi iasi kerja rja 10. 10. Humo Humor  r  11. Mengubah atau menyesuaikan dengan dengan kejadian-kejadian kejadian-kejadian yang membuat stress.

BAB VII

 KEBIJAKAN  KEBIJAKAN SOSIAL SOSIAL

A. Kebijakan Kebijakan Sosial Sosial dan dan Kebija Kebijakan kan Publik  Publik 

Kebijakan Sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat  publik, yakni mengatasi mengatasi masalah sosial atau memenuhi memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. banyak. kebijakan sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk  emningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan,  pelayanan kemasyarakatan, kemasyarakatan, dan program-program tunjangan tunjangan sosial lainnya. Sebagai sebuah kebijakan publik, kebijakan sosial memiliki fungsi preventif  (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan pengembangan (developmental). kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif untuk mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif), dan mempromosikan kesejahteraan sosial (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara (state obligation) dalam memenuhi hak-hak sosial warganya (Suharto, 2005) Dalam gari besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, yakni perundangundangan, program pelayanan sosial, dan sistem perpajakan. berdasarkan kategori ini, maka dapat dinyatakan bahwa setiap perundang-undangan, hukum atau peraturan daerah yang menyangkut masalah dan kehidupan sosial adalah wujud dari kebijakan sosial. namun, tidak semua kebijakan sosial berbentuk perundang-undangan. Kategori kebijakan sosial : 1. Peraturan Peraturan dan perund perundang-u ang-undan ndangan. gan. pemerin pemerintah tah memiliki memiliki kewenang kewenangan an membuat membuat kebijakan publik yang mengatur pengusaha, lembaga pendidikan, perusahaan swasta agar mengadopsi ketetapan-ketetapan yang berdampak langsung pada kesejahteraan. 2. Program Program pelayanan pelayanan sosial sosial.. sebagian sebagian besar besar kebijakan kebijakan diwuju diwujudkan dkan dan dan diaplikasikan dalam bentuk pelayanan sosial yang berupa bantuan barang, tunjangan uang, perluasan kesempatan, perlindungan sosial, dan bimbingan sosial (konseling, advokasi, pendampingan). pendampingan). 3.

Sistem Sistem perpajakan. perpajakan. Dikenal Dikenal sebagai sebagai kesejah kesejahtera teraan an fiskal. fiskal. Selain sebag sebagai ai sumber  sumber  utama pendanaan kebijakan sosial, pajak juga sekaligus merupakan instrumen kebijakan yang bertujuan langsung mencapai distribusi pendapatan yang adil.

Kebijakan sosial seringkali melibatkan program-program bantuak yang sulit diraba atau dilihat secara kasat mata (intangible aids). Karenanya, masyarakat luas kadangkadang sulit mengenali kebijakan sosial dan membedakannya dengan kebijakan publik  lainnya. Secara umum, kebijakan publik lebih luas dari pada kebijakan sosial. Kebijakan transportasi, jalan raya, air bersih, pertahanan dan keamanan merupakan beberapa contoh kebijakan publik. Sedangkan kebijakan mengenai jaminan sosial, seperti bantuan sosial dan asuransi sosial yang umumnya diberikan bagi kelompok miskin atau rentan, adalah contoh kebijakan sosial. Kebijakan sosial sejatinya merupakan kebijakan kesejahteraan (welfare policy), yakni kebijakan pemerintah yang secara khusus melibatkan program-program pelayanan sosial  bagi kelompok-kelompok kelompok-kelompok kurang beruntung beruntung (disedvantage groups), groups), yakni para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), seperti keluarga miskin, anak terlantar, p ekerja anak, korban HIV/AID, peyalahgunaan p eyalahgunaan..  Narkoba dan kelompok-kelompok kelompok-kelompok rentan lainnya, baik secara secara ekonomi maupun  psikososial.Setiap  psikososial.Setiap negara memiliki perbedaan dalam mengkategorikan mengkategorikan kebijakan publik  publik  dan kebijakan sosial. di Inggris misalnya, kebijakan mengenai air bersih termasuk pada kebijakan sosial. di China, kebijakan sosial mencakup pemberian makanan dan pakaian kepada masyarakat yang kurang mampu, sedangan di B elanda, kegiatan-kegiatan kebudayaan (culture activities) merupakan bagian penting dari kebijakan sosial.

B. Hukum, Hukum, Kebija Kebijakan kan Sosial Sosial,, dan kebijakan kebijakan Lembaga Lembaga

Hukum, atau perundang-undangan merupakan salah satu bentuk kebijakan, meskipun tidak semua kebijakan berbentuk hukum. Dalam perspektif lain, hukum bisa juga dipisahkan dari kebijakan, hukum dipandang sebagai pondasi atau landasan konstitusional konstitusional bagi kebijakan sosial. Dalam konteks ini, kebijakan dirumuskan  berdasarkan amanat konstitusi. konstitusi.

C. Masalah sosial dan Pelayanan sosial 1. Mas Masalah alah sos sosial ial Para sosiolog biasanya memandang masalah sosial sebagai situasi tertentu yang tidak  sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sebagian besar orang yang setuju bahwa tindakan harus dilakukan untuk mengubah situasi itu. Para pekerja sosial seringkali mendefinisikan masalah sosial sebagai terganggunya keberfungsian sosial individu, kelompok atau komunitas sehingga mempengaruhi kemampuan mereka dalam

memenuhi kebutuhan, merealisikan nilai-nilai yang dianutnya, serta menjalankan  peranan-peranan masyarakat. Masalah sosial bisa juga diartikan sebagai sebuah kondisi yang dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu yang tdidak diharapkan. Kemiskinan, pengangguran, penyebaran HIV/AIDS, perceraian, kenakalan remaja, misalnya, adalah contoh masalah sosial, karena merupakan kondisi atau keadaan yang tidak diinginkan oleh hampir semua orang. Masalah sosial tertentu mungkin hanya dipandang sebagai masalah atau kondisi yang tidak menyenangkan oleh sebagian orang saja. Sebuah fenomena dikanatan sebagai sebuah masalah sosial biasanya karena menjadi  perhatian publik. Peran media media massa disini sangat penting. penting. Karena media massa seperti koran, televisi atau radio merupakan sarana komunikasi yang bisa menjadi ukuran apakah fenomena itu menjadi perhatian publik atau tidak. Kriminalitas dalam rumah tanga, perlakuan salah terhadap anak (child abuse), penyalahgunaan obat-obat terlarang, kerusakan lingkungan, polusi, kelangkaan air bersih, penyebaran flu  burung, adalah beberapa contoh contoh masalah sosial karena karena sering disiarkan oleh media massa. Karakteristik masalah sosial : •

 Kondisi  Kondisi yang dirasakan dirasakan banyak banyak orang. orang. Suatu masalah baru dapat dikatakan sebagai maslaah sosial apabila kondisinya dirasakan oleh banyak orang. Namun demikian, tidak ada batasan berapa jumlah orang yang harus merasakan masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapat  perhatian dan menjadi pembijaraan pembijaraan lebih dari satu orang, orang, masalah tersebut adalah masalah sosial.



 Kondisi  Kondisi yang dinilai dinilai tidak menyenangka menyenangkan n Orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah selalu tidak  menyenangkan. penilaian masyarakat sangat penting dalam menentukan suatu kondisi sebagai masalah sosial. Suatu kondisi dapat dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tertentu tetapi tidak oleh masyarakat lainnya. Ukuran baik  atau buruknya tergantung pada nilai atau norma yang dianut masyarakat.



 Kondisi  Kondisi yang menuntut menuntut pemecahan pemecahan Umumnya suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat merasa  bahwa kondisi tersebut tersebut memang dapat dipecahkan. dipecahkan. Pada waktu lalu, masalah kemiskinan tidak dikategorikan sebagai masalah sosial, karena waktu itu

masyarakat menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang alamiah dan masyarakat belum memiliki kemampuan untuk memcahkannya. Sekarang setelah masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi kemiskinan, kemiskinan ramai diperbincangkan dan diseminarkan untuk  dicarikan jalan pemecahannya, karenanya dianggap sebagai masalah sosial. •

 Pemecahan  Pemecahan tersebut tersebut harus harus dapat dapat dilakukan dilakukan melalui aksi sosial sosial secara secara koletif. koletif. Masalah sosial berbeda dengan masalah individu. Masalah individu dapat diatasi secara perseorangan, tetapi masalh sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial (social engineering) seperti aksi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya bersifat multidimensional dan menyangkut banak orang.

2. Pela Pelaya yana nan n Sosi Sosial al Pelayanan sosial merupakan aksi atau tindakan untuk mengatasi masalah sosial. Pelayanan sosial dapat diartikan seperangkat p rogram yang ditunjukn untuk  membantu individu atau kelompok yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika keadaan individu atau kelompok tesebut dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah soisal. Pelayanan sosial dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk kebijakan sosial yang ditunjukan untuk mempromosikan kesejahteraan. Namun demikian, pemberian  pelayanan sosial bukan merupakan merupakan satu-satunya stategi stategi untuk meningkatkan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Ia hanyalah salah satu stategi kebijakan sosial dalam mencapai tujuannya. Secara ideologis, pelayanan sosial didasari keyakinan bahwa tindakan sosial dan  pengorganisasian sosial sosial merupakan suatu wujud wujud nyata dari kebijakan sosial sosial sebagai representasi kehendak publik dalam mempromosikan kesejahteraan warga negara. Selain itu, pentingnya pelayanan sosial dilandasi oleh keyakinan bahwa kebijakan ekonomi dan kebijakan publik lainnya tidak selalu mampu mengatasi masalah sosial secara efektif.

D. Jenis Jenis dan dan Cakupan Cakupan Pelaya Pelayanan nan Sosi Sosial al

Di negara-negara industri maju seperti AS, Inggris, Australia, dan Selandia Baru, secara tradisi kebijakan sosial mencakup ketetapan atau regulasi pemerintah mengenai lima  bidang pelayanan sosial, sosial, yaitu jaminan sosial, sosial, pelayanan perumahan, kesehatan, kesehatan,  pendidikan, dan pelayanan pelayanan atau perawatan sosial personal. personal.



 Jaminan  Jaminan Sosial  Sosial  Jaminan Sosial (social security) menunjuk pada sistem atau skema pemberian tunjangan yang menyangkut pemeliharaaan penghasilan (income maintenance). Sebagai pelayanan publik, jaminan sosial merupakan perangkat negara yang didesain untuk menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki  pendapatan minimum yang cukup cukup untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya. jaminan sosialmmerupakan sektor kunci dari sistem Negara Kesejahteraan berdasarkan  prinsip bahwa negara negara harus berusaha dan mampu menjamin bahwa bahwa jaring  pengaman pendapatan (financial (financial safety net) bagi mereka yang tidak tidak memiliki sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.



 Perumahan  Perumahan Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia. Negara memiliki kewajiban asasi untuk menyediakan perumahan bagi warganya. khususnya bagi mereka yang tergolong kurang mampu.



 Kesehatan  Kesehatan Pelayanan kesehatan dapat dipandang sebagai aspek penting dalam kebijakan sosial. Kesehatan merupakan faktor p enentu bagi kesejahteraan sosial. Orang yang sejahteran bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah memadai melainkan pula orang yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Skema pelayanan kesehatan publik biasanya erat kaitannya dengan sistem  jaminan sosial, terutama terutama asuransi sosial, karena sebagian pelayannya menyangkut atau berbentuk asuransi kesehatan. Para pekerja sosial yang bekerja dirumah sakit biasanya disebut sebagai Pekerja Sosial Medis (medis social work). Para  pekerja sosial medis biasanya biasanya memfokuskan pertolongannya pertolongannya kepada aspek-aspek   psikososial pasien pasien dan perngorganisasian sistem pembiayaan bagi pasien-pasien pasien-pasien yang tidak mampu.



 Pendidikan  Pendidikan Pendidikan merupakan perangkat penting dalam meningkatkan kesejahteraan warga melalui penguasaan pengetahuan informasi, dan teknologi sebagai prasarat masyarakat modern. Pelayanan pendidikan dalam konteks kebijakan sosial bukan saja ditunjukan untuk menyiapkan dan menyediakan angkatan kerja yang sangat diperlukan oleh dunia kerja, melainkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dalam arti luas, yakni membebaskan masyarakat dari kebodohan dan ketertinggalan.

DAFTAR PUSTAKA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF