Pedoman Pelayanan Unit Kamar Operasi

August 31, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pedoman Pelayanan Unit Kamar Operasi...

Description

PEDOMAN PELAYANAN UNIT KAMAR OPERASI RSIA Prof.dr.H.M.Farid

MAKASSAR 2016

Jjl. Dr. WahidinSudirohusodoN o. 230, Makassar 90173 Telp. (0411) 3619745

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PROF. DR. H. M . FARID Nomor: 002/SK/06.03/RSIA-PF/X/20016 TENTANG PEDOMAN PELAYANANKAMAR OPERASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK Prof. dR. H. M. FARID MAKASSAR Menimbang :

a. bahwa dalamupayapeningkatanmutupelayanan RSIA Prof.

dr.H.M.

Faridmakadiperlukanpenyelenggaraanpelayanan Unit KamarOperasi yang bermututinggi. b. bahwa untuk dapat melaksanakan pelayanan secara optimal

dan

terarah

diperlukan

pedoman

perorganisasian Unit KamarOperasi. c. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

pada poin a dan b perlu menetapkan pedoman pelayananUnit

KamarOperasi

RSIA

Prof.dr.H.M.Farid. d. bahwa

untuk

pelaksanaannya

dengan surat Keputusan Direktur

perlu

ditetapkan

RSIA Prof. dr.

H.M. farid. Mengingat

:

1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2 Undang- UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentangRumahSakit,

3 PeraturanMenteriKesehatan

RI

Nomor

147/Menkes/Per/III/2010 tentangperijinanRumahSakit, 4 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1691 / Menkes / PER / VIII / 2011, tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, 5 PeraturanMenteriKesehatanRepublikInonesiaNomor/ 419/Menkes/Per/x/2005 tentangpraktekdokterdandoktergigi, 6 PeraturanMenteriKesehatanRepublik

Indonesia

Nomor/290/Menkes/Per/III/2008 tentangpersetujuantindakankedokteran, 7 Permenkes

RI

49

Tahun

2013

TentangKomiteKeperawatanRumahSakit, 8 Standar,

pedomandanpernyataan,

perhimpunandokterspesialisanastesiologydanreanim asi Indonesia (IDSAI) jayatahun 2003, 9 KeputusanDirekturRumahSakitIbudanAnak Prof. dr. H.

M.FaridNomor

002/SK/YD/X/2014tentangStrukturOrganisasiRumah SakitIbudanAnak Prof. dr. H. M. Farid.

M E M U TU S KAN Menetapkan :

PEDOMAN

PELAYANANUNIT

KERJA

KAMAR

OPERASI DI RSIA Prof. dr. H.M. Farid KESATU Memberlakukanpedomanpeelayanansebagaimanaterlam pirdalamsuratkeputusanini di RSIA Prof. dr. H. M. Farid, KEDUA

KETIGA

: Mengamankankepadaseluruhpejabatstrukural, fungsionaldan seluruhpejabatjajarannyauntukmelaksanakansesuaideng anketentuan yang telahditetapkan. :

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan ,apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Di tetapkan di : Makassar Pada Tanggal : 05 Oktober 2016 Direktur, RSIA PROF.DR.H.M.FARID

(dr.Imam Ahmadi Farid, spoG)

KATA PENGANTAR Pujisyukur

kami

panjatkankehadirat

Allah

yang

mahakuasakarenadenganrahmatNyasehinggabukupedomanpelayanan Unit KamarOparasiRumahSakitIbudanAnak Prof dr.H.M. Faridinidapat kami selesaikan. Bukupedomanpelayanan

Unit

KamarOparasi

RSIA

Prof.dr.H.M.Faridinidiharapkandapatmembantuparastafpedomanpelayana n

Unit

KamarOparasi

RSIA

Prof.dr.H.M.Fariduntukmengetahuiberbagaimacaminformasitentangstanda rketenagaan,

standarfasilitas,

tatalaksanapelayanan,

keselamatanpasien,

logistic,

keselamatankerja,

danpengendalianmutudalamkegiatan

unit

kamaroperasi.Bahanpedomaninimerupakanbahanacuan digunakanolehpedomanpelayanan

Unit

yang

KamarOparasiRSIA

Prof.dr.H.M.Fariddan unit yang terkait di dalamRumahSakit. ManajemenRumahSakitmengharapkansemogadenganadanyaPedomanini parastaf

Unit

KamarOperasi

RSIA

Prof

dr.H.M.Fariddapatmengetahuisertamempraktekkandalamkegiatanseharihari di Rumahsakit. Besarharapan kami semogapedomaninidapatmemberikanmanfaat yang maksimaluntuksemuastafRumahsakitpadaumumnyadanstaf

Unit

KamarOperasipadakhususnyadalammelakukanpedomanpelayanan

Unit

KamarOparasi di RSIA Prof dr. H. M. Farid. Kami

menyadaribahwabanyakkekurangan

yang

adadalampedomanini.olehkarenaitu, saran dankritikkonstruktifsangat kami harapkanuntukpenyempurnaan di masa yang akandatang. Akhirnyakepadasemuapihak telahmembantudalampenyusunanpedomanini.yang

yang banyakmemberikan

saran danmasukannya kami ucapkanbanyakterimakasih.

SAMBUTAN DIREKTUR RSIA Prof.dr.H.M.Farid MAKASSAR Alhamdulillah RabbilAlamin, pujisyukurkehadirat Allah SWT, yang telahmemberikanRahmatdanHidayah-Ny, SehinggaevaluasiBukuPedomanpelayanan Prof.dr.H.M.Farid

Makassar

Unit

GawatDarurat

RSIA

dapatdiselesaikandandapatdiberlakukan,

sebagaiacuanbagitenagamedisdalammelaksanakantugasnya. Denganadanyabukupedomanpelayanan

Unit

KamarOparasiinidiharapkandapatmenjadipenilaiantentangpelayanan medic

yang

sangatdibutuhkanolehsetiap

dansetiaplembagaataurumahsakit yang

agar

orang

mututugasdanfungsipelayanan

diberikankepadapasienselaluterpeliharadenganbaik,

penilaianmerupakanmutusesuaidengantuntunanmasyarakat. Kepadateman-teman

yang

menyusunbukuini,

telahmelakukanevaluasiBukuPedomanpelayanan

Unit

KamarOparasi

RSIA Prof.dr.H.M.Farid Makassar, sayamengucapkanterimakasih yang sebesar-besarnyasertapenghargaan

yang

setulus-tulusnya.

Semogabukuinibermanfaatbagikitadanmasyarakatluas.

Direktur RSIA Prof.dr.H.M.Farid

dr.IMAM AHMADI FARID,Sp.OG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................

i

SK PEDOMAN PELAYANAN ……………………………………………..

II

KATA PENGANTAR...............................................................................

ii

SAMBUTAN DIREKTUR........................................................................ iii DAFTAR ISI........................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.................................................................... .................................................................................................... B. TUJUAN PEDOMAN................................................................... C. RUANG LINGKUP PRLAYANAN................................................ D. BATASAN OPERASIONAL......................................................... E. LANDASAN HUKUM.................................................................. BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SDM..................................................................... B. DISTRIBUSI KETENAGAN........................................................ C. PENGATURAN JAGA................................................................. BAB III STANDAR FASILITAS A. DENA RUANGAN....................................................................... B. STANDAR FASILITAS................................................................ BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN................................................. BAB V LOGISTIK................................................................................ BAB VIKESELAMATAN PASIEN........................................................... BAB VIIKESELAMATAN KERJA........................................................... BAB VIIIPENGENDALIAN MUTU......................................................... BAB IX PENUTUP..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan (discharge). Pelayanan bedah di Instalasi Kamar Operasi RS “WARAS WIRIS” harus terencana dan terdokumentasikan berdasarkan hasil assesmen. Karena tindakan pembedahan membawa risiko dengan tingkatan tinggi, maka penggunaannya haruslah direncanakan secara seksama. Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur yang tepat. Assesmen memberikan informasi penting terhadap pemilihan prosedur yang tepat dan waktu yang optimal, terlaksananya prosedur secara yang aman, menginterpretasikan temuan dalam monitoring pasien. Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien, status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi pasien. Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen saat masuk rawat inap, tes diagnostik, dan sumber lain yang tersedia. Proses asesmen dapat dijalankan dalam kerangka waktu yang lebih singkat bilamana pasien secara darurat membutuhkan pembedahan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah edukasi dan diskusi dengan pasien dan keluarganya atau orang yang berwenang membuat keputusan bagi pasien. Pasien dan keluarga atau para pembuat keputusan menerima informasi yang adekuat untuk

berpartisipasi dalam keputusan pemberian pelayanan dan memberikan persetujuan (informed consent) yang berisi risiko dari prosedur yang direncanakan, manfaat prosedur yang direncanakan, komplikasi yang potensial terjadi, alternatif tindakan pembedahan dan nonbedah yang tersedia untuk merawat.

B. TUJUAN PEDOMAN C. RUANG LINGKUP PELAYANAN Ruang Lingkup Pelayanan Kamar Operasi adalah Pelayanan Operasi yang di laksanakan di Instalasi Kamar Bedah Rumah SAkit D. BATASAN OPERASIONAL 1. Bedah Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca: KIRUR-JIA). Dalam bahasa Yunani “Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya kerja. Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana (Potter, 2006) Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan prosedur operasi. Bedah sehari (ambulatory surgery), kadangkala disebut pembedahan tanpa rawat inap (outpatient surgery) atau pembedahan sehari (one-day surgery). 2. Jenis Pembedahan A. Bedah Minor Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara sederhana, tidak memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk

melakukannya, seperti: membuka abses superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi B. Bedah Mayor Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko terhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar, mammektomi, bedah torak, bedah otak. C. Bedah Antiseptik Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap penggunaan agen antiseptik untuk mengontrol kontaminasi bakterial. D. Bedah konservatif Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi, seperti: koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan amputasi terhadap kaki. E. Bedah Radikal Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari penyakit tersebut dibuang, seperti: pembedahan radikal untuk neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia. F. Pembedahan Rekonstruktif Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas atau malformasi, seperti: pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah, tendon yang mengalami kontraksi. G. Bedah Plastik

Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki defek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya. 3. Sifat Operasi: A. Bedah Elektif Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa membahayakan nyawa pasien. B. Bedah Emergensi Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk menyelamatkan jiwa pasien.

LANDASAN HUKUM a. Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit “WARAS WIRIS” sesuai dengan: b. 1. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. c. 2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. d. 3. Standar, Pedoman dan Pernyataan, Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (IDSAI) Jaya tahun 2003. e. 4. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993. f. 5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit “WARAS WIRIS” Kota ….. No. 189/060/Y-WW/VIII/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit “WARAS WIRIS” Kota …

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SDM 1. Kualifikasi Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit “WARAS WIRIS” 2. Dokter Bedah Instalasi kamar Operasi menggunakan jasa Pelayanan dokter tamu (dokter spesialis bedah) 3. Kualifikasi Tenaga Perawat Instalasi Kamar Operasi RS “WARAS WIRIS”. 4. Perawat instalasi kamar Operasi memiliki: sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD), Basic Cardiac Life Support (BCLS). 5. Mempunyai sertifikat Pelatihan dasar instrumen. 6. Perawat Ruang Pulih Sadar memiliki sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS)

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumbersumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan bedah di instalasi

kamar operasi, maka dibutuhkan tenaga dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

C. PENGATURAN JAGA Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 4 shift dalam 24 jam yaitu: Ø Dinas Pagi Jam 07.00 sampai dengan Jam 14.00. Ø Dinas Pagi Jam 10.00 sampai dengan Jam 17.00 Ø Dinas Sore Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00. Ø Dinas Malam Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00. Ø On Call Jam 21.00 sampai dengan 07.00

BAB III STANDAR FASILITAS A. DENA RUANGAN B. STANDAR FASILITAS a. Pembatasan : 1. ona 1 Pakaian dari luar Instalasi Kamar Operasi boleh dipakai. 2. Zona 2

Pakaian luar Instalasi Kamar Operasi masih boleh dipakai. 3. Zona 3 Petugas Instalasi Kamar Operasi wajib menggunakan pakaian khusus 4. Zona 4 Tim Instalasi Kamar Operasi wajib memakai jas operasi. Prinsip-prinsip fasilitas yang harus dipenuhi di kamar operasi antara lain: a. Pembagian Daerah-daerah di Kamar Operasi 1. Daerah Bebas Daerah bebas merupakan daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, dan petugas harus melepaskan alas kaki. 2. Daerah Bersih a. Koridor transfer pasien b. Kamar ganti Pakaian dokter c. Kamar ganti Perawat d. Kamar persiapan dan pemulihan pasien 3. Area Semirestriktik (koridor) Area semirestriktik adalah daerah dimana pengunjung dan petugas harus melepaskan alas kaki. 4. Area restriktik (kamar operasi dan koridor kamar operasi) Area restriktik adalah daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, petugas harus memakai perlengkapan khusus (topi, masker, alas kaki, pakaian khusus), harus ganti pakaian, tidak boleh rangkap.

Pembagian Daerah di Sekitar Kamar Operasi 1. Daerah Publik Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya: kamar tunggu kamar operasi. 2. Daerah Semi Publik Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas. Pada daerah ini biasanya diberi tulisan “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS” dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian khusus kamar operasi) serta penggunaan alas kaki khusus di dalam. 3. Daerah Aseptik Daerah aseptik merupakan daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan, umumnya daerah yang harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: -

Daerah aseptik 0, yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.

-

Daerah aseptik 1, yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk atau kain steril, tempat instrumen dan tempat perawat instrumen mengatur dan mempersiapkan alat.

-

Daerah aseptik 2, yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk.

c. Bagian-bagian Kamar Operasi Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang, baik itu di dalam kamar operasi maupun di lingkungan kamar operasi: 1. Ruang Penerimaan Pasien

Ruang Penerimaan Pasien adalah ruang serah terima pre operasi Instalasi Kamar Operasi yang dilengkapi dengan brankar, lemari tempat pakaian Instalasi Kamar Operasi bagi pasien yang akan menjalani operasi, dilengkapi ruang ganti pasien One Day Care (ODC), lemari terkunci untuk penyimpanan pakaian dan barang berharga milik pasien. 2. Ruang Induksi dan Premedikasi Ruang induksi dan premedikasi adalah ruang dimana pasien dari ruang penerimaan dibawa ke ruang induksi untuk dilakukan premedikasi, tersedia oksigen sentral. 3. Ruang Operasi I Ruang operasi I dilengkapi meja operasi (datar, head uphead down, tilt kiri-kanan, duduk atau setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang operasi I dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, menggunakan oksigen sentral, suction sentral, mesin anestesi, monitor pasien, tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. Kamar Operasi I digunakan untuk operasi biasa. 4. Ruang Operasi II Ruang operasi II dilengkapi meja operasi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk atau setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang Operasi II dilengkapi dengan lampu operasi yang mampu menerangi bagianbagian operasi. Mesin anestesi dilengkapi dengan tabung penampung gas anestesi (merek Penlon), monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, Suction, oksigen sentral, alat kauter (Alsa bisa dipakai untuk TUR, bisa dipakai untuk Bifolar), tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. 5. Ruang Operasi III

Ruang operasi III digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk) secara manual. Ruang Operasi III dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagianbagian operasi.Dilengkapi dengan mesin anestesi, monitor ECG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, oksigen sentral, suction sentral, alat kauter, tersedianya alat kesehatan dan obatobatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. 6. Ruang Operasi IV Ruang operasi IV digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk) secara manual. Ruang operasi IV dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan C–Arm), dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian- bagian operasi, mesin anestesi, monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, oksigen sentral, suction sentral alat kauter, tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. 7. Ruang Operasi V Ruang operasi V digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk) menggunakan alat remote, meja operasi bisa dimodifikasi dengan traksi ortopedi. Ruang Operasi V dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan C–Arm), dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, mesin anestesi, monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, oksigen sentral,

suction sentral, alat kauter, alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli, monitor untuk bisa melihat tindakan operasi di ruang istirahat dokter. 8. Ruang Penyimpan Alat Steril a. Lemari linen dan instrumen steril Tersedia lemari untuk penyimpanan alat instrumen dan linen sudah steril terbungkus yang siap pakai disimpan di lemari masing-masing. b. Lemari linen non steril Tersedia juga lemari untuk penyimpanan linen biasa, seperti baju petugas instalasi kamar operasi, stik laken, selimut dan untuk kebutuhan linen lainnya. 9. Ruang Penyimpanan Alat Kesehatan Tersedia lemari untuk penyimpanan alat kesehatan, sesuai jumlah inventaris. 10. Ruang Penyimpanan Obat dan Alat Anestesi Tersedia lemari untuk menyimpan obat dan alat kesehatan anestesi yang terkunci, kulkas untuk menyimpan obat yang memerlukan suhu tertentu. 11. Ruang Sadar Pulih atau Recovery Room Ruang sadar pulih adalah ruang dimana pasien setelah operasi dibawa ke ruang sadar pulih untuk diobservasi sekitar 2 jam. Ruang sadar pulih dilengkapi dengan 6 buah tempat tidur (standar dengan hek pengaman), oksigen sentral, suction sentral, monitor pasien 6 set, persediaan cairan infus, meja tulis, dan alat-alat untuk keperluan administrasi. Di ruang sadar pulih terdapat sebuah komputer untuk urusan administrasi. Di ruang ini juga tersedia spool hoek, toilet. Di ruang sadar pulih ini serah terima pasien dari

instalasi kamar operasi dengan perawat ruang inap (pasien kembali ke ruangan). 12. Ruang Pertemuan Ruang pertemuan ini digunakan untuk pertemuan. Di ruang ini tersedia meja, kursi dan dilengkapi dengan gambar kerangka anatomi tulang manusia, lemari buku untuk menyimpan buku-buku. 13. Ruang Istirahat Tersedia tempat tidur atau istirahat 14. Ruang Makan Ruang ini digunakan untuk ruang santai sekalian ruang makan, dilengkapi dengan kursi meja makan, sofa, televisi, kulkas, dispenser, lemari untuk menyimpan alat-alat makan, dan lainnya. 15. Ruang Ganti Wanita Ruang ini digunakan khusus untuk wanita ganti pakaian, dengan pakaian instalasi kamar operasi. Di ruang ini terdapat lemari pakaian gantung, lemari pakaian dan persediaan pakaian bersih instalasi kamar operasi, dan loker yang terkunci. 16. Ruang Ganti Pria Ruang ini digunakan khusus untuk pria ganti pakaian. Di ruang ini terdapat lemari pakaian gantung, lemari tempat penyimpanan pakaian bersih instalasi kamar operasi dan loker yang terkunci. 17. Kamar Mandi Tersedia Shower untuk mandi, closet duduk. 18. Ruang Kepala Instalasi Kamar Operasi

Tersedia kursi meja, lemari kecil. 19. Ruang Kepala Urusan Pelayanan Perawatan Tersedia kursi meja, ada lemari untuk penyimpanan dokumen atau arsip-arsip, buku.

Fasilitas Non Medis 1. Pintu Bentuk pintu sliding, pintu harus selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis. Pintu selalu terawat dan tidak boleh mengeluarkan suara. 2. Ventilasi Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow. Suhu diatur antara 19-22?C dan kelembaban udara 50-60 % 3. Sistem Penerangan Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan. Pencahayaan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini. Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan 4. Sistem Gas Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa. Sistem pipa melalui bawah lantai atau di atas langit-langit, dibedakan sistem pipa O 2 dan Nitrogen Oksida 5. Sistem Listrik Ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan 6. Sistem Komunikasi

Ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam rumah sakit dan ke luar Rumah Sakit f. Instrumentasi Semua peralatan menggunakan mobile atau troli, mempunyai roda atau diletakkan di atas troli beroda. Semua alat terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan.

g. Pembersihan · Pembersihan Harian Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dan sebagainya. Pelaksana adalah Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan penanggung jawab adalah Kepala Instalasi Kamar Operasi. · Pembersihan Mingguan Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan didesinfeksi. Lantai dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan didesinfeksi. Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, troli anestesi, kabel-kabel dan selang, tabung N 2O, meja operasi troli alat kesehatan, kursi, AC dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore. Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya. · Pembersihan Pra Operasi Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi. Bila jadwal operasi dilaksanakan sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan ruangan operasi dan sekitarnya. · Pembersihan Pasca Operasi Dinding dibersihkan dan didesinfeksi

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Persiapan Lingkungan Kamar Operasi Bedah 1. Persiapan alat-alat Ø Semua kebutuhan perlengkapan bedah dikemas atau dibungkus dengan pembungkus steril yang memenuhi syarat. Ø Kemasan atau pembungkus steril harus diperiksa terhadap: – Keutuhan dari bungkusan atau kemasan tersebut (tidak robek, tidak terbuka, tidak kotor). – Kelembaban dari kemasan atau bungkusan. – Tanggal steril harus tercantum di bagian luar pembungkus, bila lewat dari 3 x 24 jam harus disteril ulang. Ø Perlengkapan bedah yang dipergunakan untuk operasi sepsis, harus segera diamankan agar tidak menyebabkan kontaminasi.

Ø Alat-alat bedah yang disposable tidak boleh diulang, harus segera langsung dibuang. Ø Tempat larutan antiseptik atau desinfektan yang dipakai di kamar bedah harus sering diganti, paling sedikit seminggu sekali. Ø Alat-alat besar seperti: lampu operasi, alat-alat anestesi, troli dibersihkan dengan desinfektan tertentu. 2. Ventilasi Udara yang masuk kamar bedah disaring bebas debu dan kuman, filter harus sering diganti sesuai dengan petunjuk dan harus sering diperiksa. Suhu dan kelembaban udara harus diatur, suhu antara 20 0 -250 C, kelembaban antara 50-55. Tekanan udara dalam kamar operasi sedikit lebih tinggi dari ruang sekitarnya supaya kotoran tidak masuk ke dalam kamar operasi bila pintu dibuka. 3. Persiapan Permukaan Kamar Operasi (Dinding, Lantai, Plafon) · Klorinasi air yang dipakai untuk cuci tangan. · Dinding dan lantai dicuci dengan desinfektan tertentu (Steriliside) B. Syarat-Syarat Bekerja di Kamar Operasi 1. Displin yang tinggi dalam menjalankan peraturan sepsis jangan banyak bicara. 2. Jangan banyak mondar-mandir dan usahakan jangan terlalu banyak orang dalam kamar operasi. 3. Kesehatan dan kebersihan. 4. Petugas kamar operasi harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan (karier sangat sukar ditentukan). 5. Perlengkapan petugas: ü Perlengkapan petugas yang ikut pembedahan:

– Baju kamar operasi – Penutup kepala – Masker – Alas kaki atau sepatu dalam kamar operasi – Jas operasi steril – Sarung tangan steril ü Perlengkapan petugas yang lain: – Baju kamar operasi – Penutup kepala – Masker – Alas kaki C. Lalu Lintas di Lingkungan Kamar Operasi Pada lalu lintas ini perlu diingat adanya daerah-daerah bebas, area semirestriktik, daerah bersih dan area restriktik. Lalu lintas meliputi: 1. Lalu lintas Petugas Sarana pada lalu lintas petugas harus ditentukan adanya: ü Ruang ganti pakaian ü Perlengkapan-perlengkapan khusus ü Batas daerah bersih dan kotor Batas-batas tersebut meliputi: a. Petugas buka alas kaki, masuk ruang bedah lewat pintu khusus, menuju ruang ganti pakaian (daerah bersih)

b. Petugas ganti pakaian dengan pakaian khusus bedah (tidak boleh dirangkap) dan cuci tangan. c. Pakaian petugas disimpan dalam lemari pakaian yang sudah disiapkan. d. Petugas masuk dalam area restriktik dalam kedaan sudah memakai tutup kepala, masker dan alas kaki khusus. e. Bila sudah selesai bekerja petugas keluar melalui jalur yang sama waktu masuk dengan meletakkan kembali perlengkapan-perlengkapan yang sudah dipakai di tempat yang sudah ditentukan. 2. Lalu lintas Penderita a. Penderita dikirim ke ruang bedah lewat koridor transfer penderita. b. Petugas kamar operasi menyemput dengan brankar kamar operasi di koridor transfer. Penderita dibawa ke kamar persiapan (ganti baju dengan baju kamar operasi). c. Dari kamar persiapan, penderita dibawa ke kamar operasi dengan memakai brankar di Instalasi Kamar Operasi, dipindahkan ke meja operasi, brankar disimpan di luar kamar operasi (masih dalam area restriktik). d. Selesai operasi penderita dibawa ke kamar pemulihan atau ruang sadar pulih dengan menggunakan Brankar Instalasi Kamar Operasi dan memakai pakaian bedah. e. Penderita keluar dari kamar pemulihan menuju ruangan lewat pintu ruang pulih sadar. 3. Lalu lintas Alat a. Sarana untuk lalu lintas. ü Ruang untuk penyimpanan alat yang sudah steril. ü Alat pengangkut: troli atau meja kecil. b. Prosedurnya:

ü Sebelum operasi dimulai, semua alat yang mungkin akan dipakai sudah ada di dalam kamar operasi. ü Setelah selesai operasi, semua alat yang sudah dipakai harus segera diletakkan di loket yang telah disiapkan tempatnya, dibawa ke Instalasi Sterilisasi Sentral bagian pengepakan. ü Instrumen disiapkan oleh petugas Instalasi Sterilisasi Sentral sampai instrumen siap pakai. ü Penyerahan instrumen oleh petugas Instalasi Sterilisasi Sentral lewat loket. ü Alat linen yang sudah dipakai dimasukan ke dalam kantong khusus lewat loket dan dikirim ke bagian pencucian. ü Alat–alat disposable yang sudah dipakai dimasukkan ke dalam kantong atau tempat khusus dan dikirim ke bagian pembakaran. D. Tata Laksana Pembedahan pada Penderita dengan HIV dan Hepatitis B dan C 1. Penderita direncanakan dilakukan operasi terakhir, supaya kamar operasi bisa langsung dibersihkan setelah selesai pembedahan. 2. Harus menggunakan mesin anestesi yang bagian-bagiannya dapat disterilkan dengan autoclave atau memakai yang disposable, dan memakai virus filter antarra endotracheal tube dengan closed circuit–nya. 3. Harus disiapkan: a. Desinfektan yang cukup (glutaraldehyde 2 %) b. Celemek plastik yang kedap cairan. c. Pelindung mata dan muka. d. Kantong plastik yang tebal dan kedap air dengan tanda khusus untuk tempat kotor yang terkontaminasi.

4. Personil kamar operasi harus memakai celemek plastik kedap air di bawah jas operasi memakai pelindung mata (kaca mata) dan pelindung muka, memakai sarung tangan rangkap dua. 5. Personil dalam kamar operasi sesedikit mungkin dan alat-alat yang diperlukan saja, harus ada dua orang perawat keliling: 1 orang di dalam dan 1 orang lagi di luar untuk menghindari kontaminasi ke luar ruangan. 6. Perawat keliling juga harus menggunakan sarung tangan, pelindung mata dan muka, celemek kedap air di bawah jas operasi yang steril. 7. Harus memakai linen disposable, meja operasi tertutup dan kain yang kedap air, kemudian ditutup lagi dengan kain disposable. 8. Penderita dibawa ruang pemulihan setelah sadar benar. 9. Instrumen yang telah dipakai harus dicuci dengan sabun air panas sebelum di autoclave. Instrumen yang tidak dapat di-autoclave setelah dicuci dengan sabun air panas harus direndam dengan sterilicide atau Natrium dichloroisocyanurate atau NaDCC (Solution) sesuai kebutuhan. 10. Perawat yang mencuci instrumen tersebut harus memakai perlengkapan seperti: a. Sarung tangan yang kuat dan utuh. b. Celemek plastik kedap air di bawah jas luar. c. Pelindung mata (kaca mata), pelindung wajah ini sangat penting dengan banyaknya percikan-percikan air yang mengandung kuman. 11. Alat anestesi (closed circuit) setelah dipakai disterilkan. 12. Setelah pembedahan, kamar operasi dan alat-alat yang telah dipakai harus segera dibersihkan dengan air sabun panas. 13. Rahasia penderita harus dijaga kecuali tanda merah status. 14. Darah dan cairan tubuh penderita harus dibakar. 15. Kamar operasi segera harus disterilkan sesuai prosedur yang berlaku di kamar operasi (1 kali saja)

E. Tata Laksana di Ruang Sadar Pulih 1. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui pernapasan atau udara dan bebas dari luka terbuka. 2. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat darah. 3. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus mengganti pakaian dengan pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja di ruang tersebut, termasuk alas kaki, pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk. 4. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung atau gaun dan alas kaki pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan. 5. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak dengan pasien.

BAB V

LOGISTK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA Ø Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.

Ø Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat darah. Ø Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian dengan pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk alas kaki,pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk. Ø Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan. Ø Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun anntiseptik setiap kali kontak dengan pasien.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF