Pedoman Pelayanan Perinatologi Rs.mm

July 3, 2019 | Author: desy | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PEDOMAN...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dimana  penyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan Perinatologi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien dimana pasien memerlukan tindakan yang cepat, dan tepat serta pelayanan yang emergency untuk pasien dengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi khusus dengan menggunkan peralatan yang lengkap. B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi . 2. Tujuan khusus : a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinatologi dalam memberikan asuhan keperawatandi Unit Perinatologi  b. Menjamin safety Menjamin safety bagi  bagi pasien maupun petugas.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Unit pelayanan Perinatologi Rumah Sakit MM Indramayu meliputi : 1. Status pasien, yang meliputi pelayanan pasien rawat inap Perinatologi .pasien Rawat inap yaitu pasien yang membutuhkan pelayanan Perinatogi saat dalam perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit MM Indramayu 2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada . Pelayanan

Perina ( Pasien yang dirawat yang memerlukan Observasi Ketat dari

bayi baru lahir  –  1  1 bulan)

kriteria bayi yang masuk ruang perinatologi sebagai berikut : a. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki berat badan >1500 gram yang tidak memiliki ketidak matangan fisiologis seperti apnoe, 1

 prematuritas, ketidak keti dak mampuan ma mpuan dalam asupan oral atau menderita sakit yang tidak diantisipasi sebelumnya.  b. Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan yang membutuhkan nutrisi  parenteral untuk jangka waktu terbatas. c. Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif d.  bayi dengan

kondisi gangguan hemodinamik ringan yang

membutuhkan

 pemantauan hemodinamik dengan Kriteria Fisiologi pernafasan > 60x/menit,Nadi 140 -160 x/menit, kecukupan oksigen dalam darah dibawah 88% e. EIcterik Neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan terapi cairan dengan hasil  bilirubin bayi > 16 mg/dl f. GED sedang, Hipoglikemia dengan hasil GDS < 40 g/dl g. Kelainan Kongenital. h.  bayi dengan ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi tinggi (PEB, DM,KPD) D. BATASAN OPERASIONAL 1. Berdasarkan pada dokter yang merawat.

Perina dipegang oleh dokter spesialis anak. 2. Berdasarkan umur pasien. Perina : status untuk bayi 0 -1 bulan. 3. Indikasi pasien masuk dari ruang kamar bayi ke ruang perinatologi. 1)  pasien dengan RDS dengan kriteria pasien frekuensi nafas diatas 60x/menit,  pasien membutuhan oksigen 2) Hipoglikemia hasil laboratorium < 40 g/dl 3) Pasien dengan gangguan gastrointestinal seperti vomitus, susp obstruksi dengan kriteria pasien dengan nutrisi enteral tidak baik sehingga diharuskan untuk  pemasangan infus untuk pemasukan cairan parenteral. dan pemasangan OGT/NGT untuk dekompresi cairan lambung. 4. Indikasi pasien pulang dari ruang Perinatologi Bayi sudah dalam keadaan stabil dengan kriteria fisiologis : 1)  pada bayi premature dengan Berat badan 1800  –  2000   2000 gram dengan kenaikan berat  badan bayi naik 20 –  20 –  30  30 gram/minggu selama 3 hari berturut –  berturut  –  turut.  turut. 2)  bayi sudah dapat minum dengan total minum 240 ml/24 jam j am untuk usia bayi 3  – 5  –  5 hari. 3)

hemodinamik stabil frekuensi nafas 40 -60x/menit, HR 120  –  140   140 x/menit, saturasi diatas 90% dan sudah lepas oksigen 2

3.  pada pasien hiperbilirubin, hasil laboratorium nilai bilirubin 10 mg/dl,Tidak ada ikhterik. 4. Indikasi pasien rujuk ke rumah sakit lain 1) Dirujuk karena fasilitas belum ada 2) Kesulitan biaya 3) Belum ada kerjasama dengan asuransi/perusahaan dalam hal jaminan kesehatan Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat merujuk pasien : 1) Keluarga boleh dilibatkan dalam mencari tempat di RS lain dengan membawa surat  pengantar dari dokter yang menangani 2)

Selama transportasi, pertahankan kondisi pasien tetap stabil, jaga temperaturbayi tetap hangat

E. LANDASAN HUKUM

1) Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran. 2) Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan. 3) Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.25 tahun 2000 tentang kewenangan  pemerintah kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi. 4) keputusan[menteri kesehatan Republik Indonesia No.436 tahun 1993 tentang berlakunya Standar pelayanan Medis Indonesia 5) Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang izin praktek bagi tenaga medis.

3

BAB II STANDAR KETENAGAAN

Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RS MM INDRAMAYU Khususnya pada  pelayanan Perinatologi , diperlukan tenaga yang memadai agar  pelayanan yang berkualitas, aman, dan nyaman. perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Untuk menetukan jumlah kebutuhan tenaga oleh departement kesehatan RI tahun 2005. perawat digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit yang diterbit kan A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 1. Kepala Keperawatan Perinatologi1

a.  Nama Unit kerja :  b.  Nama Jabatan : Kepala Ruang Perinatologi c. Pengertian Seorang tenaga keperawatan Profesional yang bertanggung Jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatoogi. d. Fungsi Memimpin, Mengatur, Mengawasi, Membimbing pelaksanaan pelayanan keperawatan di unit perawatan Perinatologi dengan melakukan perencanaan, koordinasi, pengawasan,  pengarahan dan evaluasi serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. e. Persyaratan dan kualifikasi 

Perempuan



Minimal Usia 22 tahun



S1 Keperawatan atau D3 Keperawatan



Memiliki surat izin kerja yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku (STR dan SIPP)

f.



Tidak mempunyai masalah hukum



Berkelakuan Baik



Komitmen terhadap Visi Misi RS.MM indramayu

Lingkup Tugas 

Bertanggung Jawab atas seluruh staf Perinatologi,Bertanggung Jawab Penuh (24  jam/hari) terhadap mutu Pelayanan Keperawatan

4



Memberikan

Pelayanan

atau

Alternatif

melaksanakan

proses

pelayanan

Keperawatan. 

Mengevaluasi sumber daya peralatan, SDM,



Memelihara Hubungan Kerja dengan bagian lain.

g. Uraian Tugas 

Merencanakan tenaga dan membuat jadwal kerja sesuai jumlah dan kualitas kebutuhan layanan asuhan keperawatan sehingga layanan dapat terlaksana secara optimal.



Memonitor dan membagi tugas pada staf tentang pemeliharaan peralatan, mesin, alkes,dan obat inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya siap pakai dan sesuai standar.



Memelihara kebersihan dan tata ruang di unitnya sesuai standar 5R (Resik, Rawat,Rajin, Ringkas, Rapi).



Membina seluruh staf yang ada di unitnya agar melaksanakan proses kerja sesua  peraturan tata tertib di bidang keperawatan.





Membina dan pengembangan seluruh staf di unitnya. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan kualitas sumber daya manusia.



Berpartisipasi dalam perencanaan tahunan bidang keperawatan.



Mendiskusikan hal-hal penting dengan atasan langsungnya guna memelihara  penampilan kualitas layanan di unitnya.



Melakukan pertemuan berkala bersama semua staf minimal 1x setiap bulan.



Melakukan penyelidikan bila ditemukan suatu masalah dalam pelaksanaan pelayanan kepada pasien dan membuat laporan.



Sebagai humas untuk bagiannya / unitnya.



Memberi saran atau alternatif pada penanggung jawab shift.



Mendiskusikan hal-hal khusus yang penting dengan atasan langsungnya.



Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak sesuai dengan perkembangan tekhnologi dan praktek lapangan

h. Tanggung jawab 

Mendukung dan mengkomunikasikan semua peraturan, prosedur di rumah sakit kepada semua staf, pasien, keluarga pasien, dan lingkungan.



Membuat daftar kerja seefektif mungkin dan merata untuk semua staf. 5



Aktif mengikuti pertemuan-pertemuan yang ada dan membuat laporan.



Bertanggung jawab kepada logistik dan administrasi.



Bertanggung jawab atas seluruh staf dan pasien yang ada di unitnya.



Berkomunikasi dengan bagian lainnya dan dokter.



Mengontrol proses pelayanan tiap pasien serta memberi kelengkapan informasi pada keluarga pasien.



Membuat jadwal dinas dan mengatur jadwal cuti.



Membimbing dan membina staf yang ada dibawahnya.



Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan peralatan ruangan dan seluruh inventaris yang ada di ruangan



Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan praktek lapangan

i.

Wewenang 1) Menggunakan waktu dan ruang untuk untuk pertemuan pembinaan stafnya. 2) Mengajukan usulan perbaikan Standart Prsedur Operational kepada atasannya untuk  perbaikan kualitas layanan. 3) Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, obat, mesin dan alkes guna kelancaran kerja di unitnya.

 j.

Standar Kerja a) Kebutuhan tenaga kerja keperawatan terpenuhi sesuai dengan pola ketenagaan  b) Penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan  pelayanan. c) Asuhan keperawatan dilakukan pada semua pasien sesuai standar. d) Evaluasi SDM tiap tahun yang diserahkan kepada atasannya serta ada rencana  pengembangan dan pembinaan SDM tiap tahun. e) Kebutuhan logistik unit terpenuhi dengan pengajuan permintaan melalui formulir  permintaan barang yang diajukan kepada kepala seksi penunjang

2. Perawat Pelaksana

a.  Nama Unit kerja : Perinatologi  b.  Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Perinatologi c. Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di Perinatologi

6

d. Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan  perinatologi 



Persyaratan dan Kualifikasi Pendidikan S1 keperawatan/ D3 Keperawatan



Sertifikat minimal BTCLS Neonatus/anak.



Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif yang diselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawatan RS MM atau luar rumah sakit



Menguasai prosedur keperawatan intensif dengan baik.



Dapat berkomunikasi dengan baik.



Mempunyai Surat Izin Perawat.

e. Lingkup Tugas 

Melaksanakan Layanan Keperawatan secara optimal dan sesuai dengan  prosedur yang ditetapkan Rumah Sakit MM Indramayu sehingga kualitas hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.



Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar siap pakai dalam hal kualitas dan kuantitas.



Menyelesaikan permasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi dan diselesaikan dengan atasanya



Melaksanakan Pelayanan Keperawatan kepada pasien di Ruang Perinatologi.



Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya selalu sesuai standar.



Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.



Mengetahui,

memahami,

dan

dapat

melaksanakan

setiap

tindakan

keperawatan sesuai SPO. 

Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.



Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.



Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap prosedur tindakan.



Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang akan dilakukan.



Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat

7

f. Tanggung Jawab 

Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan



Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuai SPO



Dapat bekerja sama dengan anggota tim



Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.



Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.



Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.



Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.



Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.



Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif.



Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan

g. Wewenang 

Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.



Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada atasannya untuk perbaikan kualitas layanan.



Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan alkes guna kelancaran kerja diunitnya

h. Standar kerja 



Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan dan terlaksanan ya. Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang menjadi tugasnya



Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada tempatnya.



Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.



Pasien puas/tidak ada komplain dan dilaksanakan sesuai SPO



Terjadi komunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.



Tidak ada kekurangan pemakaian stock inventaris ruangan setelah tindakan atau prosedur pada lingkup tugasnya.



Siap dengan obat/alkes di saat merencanakan prosedur tindakan pada pasien yang menjadi tugasnya

B. PENGATURAN JAGA

1. Pengaturan jadwal dinas atau jadwal jaga ruang Perinatologi dibuat untuk periode satu bulan oleh kepala ruang dan direalisasikan ke perawat Perinatologi untuk  pelaksanaan 1 bulan

8

2. Pertukaran jadwal dinas perawat Perinatologi diberitahukan kepada Kepala Ruang unit, maksimal 1 hari sebelumnya dan dicatat kedalam jadwal dinas ruangan 3. Pengajuan cuti tahunan perawat Perinatologi diajukan minimal 1 bulan sebelumnya kepada Kepala ruang unit sebelum pembuatan jadwal dinas 4. Perawat yang tidak bisa melaksanakan dinas (tanpa terencana / Cuti Insidential) harus menginformasikan kepada Kepala Ruang untuk ditunjuk penggantinya. 5.  jadwal jaga perawat Perinatologi: a. Shift Pagi : Jam 07.00 - 14.00 WIB  b. Shift Siang : Jam 14.00 –  21.00 WIB c. Shift Malam : Jam 21.00-07.00 WIB 7.Pelatihan a) Kegawat daruratan Neonatus.  b) Perawatan BBLR (Metode Kangguru) c) RJP Neonatus d) Manajemen Laktasi e) Perawatan bayi level 2, 3 f) Penggunaan CPAP g) Pengoperasian Inpus Pump/ Syinge Pump h) Pengoperasian Inkubator dan Infant Warmer i) Penghitungan Obat –  obatan

9

BAB III STANDART FASILITAS A. DENAH RUANG WC R.PERI LEVEL I

3

Tempat

G L

2, T L IN

V

O

linen kotor

1 O E A

Tempat

Dapur pasi

Nurse stasion/ ruang

penyimpanan

keperawatan

alat

B. STANDAR FASILITAS

1. Fasilitas dan prasarana Unit pelayanan perinatologi berada dilantai 3 RS. Mm indramayu 2. Peralatan a) Standar Alat Medis No Nama Alat Jumlah

1) Infant Warmer 1 2) Incubator

3

3) Fototerapi

1

4) Infus Pump

-

5) Syringe Pump

-

6) Bubble CPAP

1

7) Monitor Bayi ( HR, Saturasi O2, RR, TD) –  8) Oksigen Portable 1 9) Oksigen dinding 5 10) Suction Dinding

1

11) Suction Portable 1 12) Stestoskop bayi 13) Timbangan bayi

E L R

2 1 10

P

E

 b) Standar alat keperawatan 1. Meja Flowsheet 2. Flowsheet 3.

Pulpen warna hitam

4.

Formulir –  Formulir

5. Buku Register Perinatologi 6. Rekam medis pasien 7.

Buku Register farmasi,Laboratorium, Radiologi, dll

c) Standar trolly emergensi LACI 1

1. Adrenalin 5 2. Sodium bicarbonat 1 3. Kcl 3 4. Phenobharbital 5 5. Atropin Sulfat 5 6.

Xylocain Jelly 1

7.

Ekg Electroda bayi

8.  Needle No.18 2 9. Perfusor Tubing 2 10. Disp 3cc 5 11. Disp 5cc 5 12. Disp 10 cc 5 13. Disp 1 cc 5

LACI 2

1. Tubing Oksigen 1 2. Three way 1 3.  NGT No 5/8/10 1/1/1 4. Abochat no 26 3 5. Infusion set 6.

Dex 10%500cc 3

7.  NaCl 0,9% 500 Cc 3 8. RL 500 3 11

3. Kalibrasi alat medis Pengkalibrasian alat medis di unit pelayanan perinatologi dikelola oleh penunjang Medis RS. Mm indramayu berkoordinasi dengan Koordinator ruangan perinatologi dan suplier alat yang akan dikalibrasi. 1) Persiapan alat : a. Kartu pemeliharaan alat  b. 1 sarung tangan c. 1 lap basah d.

1 lap kering

e. 1 ember berisi cairan desinfektan 2) Cara Kerja Pemeliharaan kesehatan a) Cantumkan kartu pemeliharaan pada setiap alat  b) Cantumkan petunjuk cara penggunaan alat medis pada setiap alat c)

Pemeriksaan alat secara berkala dilakukan oleh bagian teknisi

d)

Bersihkan dan keringkan alat  –   alat yang telah dipakai dan Tempatkan semua  peralatan ditempat yang aman pada tempat masingmasing.

3) Perbaikan peralatan kesehatan a) Periksa peralatan yang ada diruangan Perina  b) Laporkan kerusakan yang ada kebagian teknisi c) Catat hasil perbaikan yang meliputi : tanggal perbaikan, nama petugas yang memperbaiki, serta komponen yang diperbaiki. 4) Hal –  hal yang perlu diperhatiakan : Bila kerusakan tidak dapat diperbaiki/ diganti oleh teknisi manitenance, maka  petugas maintenance menghubungi teknisi luar/ supplier untuk perbaikan alat.

12

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Kriteria Pasien Masuk, Keluar Ruang Perinatologi

1. Kriteria Masuk PERINA 1)

Bayi umur 0 –  30 hari

2)

Bayi premature dengan berat badan kurang dari 2000 gram

3)

Bayi yang memerlukan incubator

4)

Bayi hiperbilirubin

5)

Bayi dengan masalah pernafasan ringan (RDS, Asfiksia ringan)

6)

Bayi dengan masalah Gastrointestinal ringan (Vomitus, GE)

7)

Bayi yang memerlukan infus intravena dan nutrisi Parenteral.

8)

Bayi pasca perawatan NICU

9)

Bayi yang masih butuh terapi oksigen

10) Bayi dengan ibu yang menderita Diabetes Melitus, PEB,KPD Kriteria pasien keluar Perinatologi meliputi :

Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan per timbangan medis dengan syarat : 1. Kondisi pasien stabil dengan hemodinamik (RR : 20-30x/menit, HR : 110  –   120 x/menit, Saturasi Oksigen : 95 –  100% ) seperti pada pasien dengan Asfiksia, RDS 2. Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai dengan kebutuhan cairan) 3. Hiperbilirubin ( nilai bilirubin di bawah 12 mg/dl) 4. Pasien dengan Premature dengan BB 2 kg, pasien dapat minum, tidak hipotermi (Suhu : 36,7 –  37 C), reflek hisap baik. B. Persiapan penerimaan Pasien

Ruang Perina a. Flowsheet.  b. Timbangan bayi. c. Tempat tidur bayi. d. Phototerapi. e. Inpus pump/Syinge Pump. f.

Infant Warmer /Inkubator.

g. Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan ) h. O2 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal) 13

i.

Suction.

 j.

Termometer.

C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

Ruang Perina a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam  b. Observasi tanda –  tanda vital tiap 2 jam c. Pengukuran intake dan output asien tiap 3-4 jam d. Merubah posisi 2 –  3 jam sekali D. Prosedur Medik

1) Ruangan Perina 2) Pemasangan OGT 3) Pemasanagan Vena Umbilikal 4) Pemakaian Inkubator/Infant warmer 5) Pemasangan Infus 6) Pengoperasian fototerapi 7) Balance cairan E. Penggunaan Alat Medik

a. Inkubator/Infant Warmer a) Inkubator Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan untuk pasien yang cenderung hipotermi walaupun sudah memakai infant warmer  b) Infant Warmer Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2000 gram atau dipakai untuk pasien yang memerlukan observasi khusus atau memakai alat bantu nafas.  b. Syringe Pump dan Inpus Pump a)

Syringe Pump Syringe Pump digunkan untuk pemberian obat  –   obatan secara maintenen ataupun cairan ruwatan minimal yaitu 1 –  3 cc/jam, Jumlah cairan maksimal per jam yang dapat digunakan dengan syringe pump adalah 99,9 cc/jam.

14

 b)

Inpus Pump Infus Pump digunakan untuk pemberian cairan berupa nutrisi maupun cairan ruwatan,  jumlah maksimal yang dapat diberikan kepada pasien yang menggunkan infus pump adalah 999,9 cc/jam. Suction

F. Monitor

Untuk pasien yang memerlukan observasi tanda tanad vital tiap jam ataupun tiap 15 menit  perlu dipakai monitor dan pemakaian aksesoris disesuaikan dengan besar kecilnya badan pasien. G. Konsultasi

Orang tua pasien berhak berkonsultasi pada dokter yang merawat pada setiap dokter visit ataupun konsultasi di poliklinik dengan perjanjian sebelumnya. H. Indikasi dan Prosedur Pemeriksan Laboratorium dan Radiologi

Semua prosedur pemeriksaan laboratorium maupun radiologi atas instruksi dokter jaga maupun dokter yang merawat. I. Pengiriman Pasien

1) Pengiriman ke radiologi/poliklinik Sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik  perawat appoitment terlebih dahulu sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian radiologi 2) Pengiriman rujukan Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit la in harus sesuai dengan SPO merujuk ke RS luar J. Rekam Medis

Pasien yang dirawat di PERINA bila pulang paksa atau meninggal dunia, status akan dikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam medik akan memberikan status lamanya K. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan

a) Laporan Harian Laporan harian dibuat untuk setiap pasien satu dan laporan tersebut memakai formulir yang telah tersedia yaitu formulir observasi intensif, laporan ini terdiri dari laporan 3 shiff yaitu pagi, siang dan malam yang dilakukan saling berkesinambungan isi dari pencatatan it 15

terdiri dari : 

Identitas pasien



Observasi tanda –  tanda vital



Cairan yang didapat pasien, dan jumlah cairan yang keluar dan masuk.



Pemeriksaan yang dilakukan pada apsien setiap harinya



Obat obatan yang didapat pasien dan alat –  alat yang terpasang pada apsien



Catatan gambaran keadaaan pasien dan asuhan yang telah kita lakukan pada pasien.

 b) Laporan bulanan Laporan kepala ruang kepada kepala seksi keperawatan c) Laporan tahunan 2) Laporan evaluasi pendidikan dan pelatihan perawat 3) Laporan orientasi karyawan baru

16

BAB V LOGISTIK A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat

Ruang Perina RS MM indramayu setiap bulan mempunyai permintaan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu ATK ( Alat Tulis Kerja ) dan ART (Alat Rumah Tangga) ATK dan ART jadwal permintaannya setiap minggu, jadwal ditentukan oleh bagian logistik. Berikut tabel permintaaan rutin Perina 1. Daftar Alat Tulis Kerja Alat Tulis Alat Tulis Amplop Besar Form.Transfusi Buku Ekspedisi Flowsheet Buku debur besar dan buku debur panjang Form.Persetujan pemberian pasi Isi Straples,spidol Form. Persetujuan tindakan Form permintaan ambulance Form identitas bayi baru lahir,pengkajian neonatus

2. Daftar Alat Rumah Tangga Alat Rumah Tangga Sabun mandi bayi Sabun Cuci Piring Shampo bayi Sikat Botol Susu Waslap Kapas cebok Sisir Baby oil B. Perencanaan peralatan / peremajaan Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian  penunjang medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian yang diketahui oleh kepala ruang perinatologi.

17

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien ( Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat

asuhan pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi : 1) Asessemen risiko 2) Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien 3) Pelaporan dan analisis insiden 4) Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan 5) Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali B. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit 2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit C. Standar Keselamatan Pasien

1) Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan program  peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah ditetapkan 2) Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit harus menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit. 3) Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus dilakukan identifikasi minimal 2 dari identitas pasien yaitu nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis 4) Setiap pasien dilakukan identifikasi pada saat pemberian obat, pemberian transfusi darah, pengambilan sampel untuk tindakan Laboratorium, pemeriksaan Radiologi dan tindakan kedokteran 5) Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan keselamatan  pasien wajib melaporkan insiden tersebut ke Atasan langsung tempat ditemukannya insiden dan diteruskan ke sub komite keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam. 6) Setiap insiden yang dilaporkan dan berhubungan dengan keselamatan pasien wajib dianalisis, ditindaklanjuti dan dievaluasi pelaksanaannya secara bersama oleh tim komite keselamatan pasien dengan unit kerja terkait.

18

7) Pelaporan Insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak diharapkan (KTD), kenjadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian sentinel.

19

BAB VII KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan

Menurut UU No 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa tempat k erja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja yaitu tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan kerja, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai 10 orang. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termaksud dalam kategori seperti diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja diunit  perina bertujuan untuk melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dari dalam dan luar rumah sakit. B. Tujuan

Keselamatan dan kesehatan kerja /K3 merupakan bagian dari integral dari perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian dari integral dari rumah sakit, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan keberlangsungan usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termaksud para pegawai dari bahaya kerja. Sebab itu pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. UU No 1 tahun 1970 tentang keselamtan kerja bermaksud untuk menjamin : 

Agar pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.



Agar faktor –  faktor produksi dapat dipakai dan digunakan sebagai efesien.



Agar proses produksi berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

C. Identifikasi Kecelakaan Kerja

Faktor –  faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat digolongkan dalam 3 kelompok yaitu : 

Kondisi dan lingkungan kerja.



Kesadaran dan kualitas kerja.



Peran dan kwalitas manajement

20

Dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan kerja, kecelakanan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi apabila : a) Peralatan tidak memenuhi standar  b) Standar kualitas menurun. c) Alat –  alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi. d) Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruang terlalu panas atau terlalu dingin. e) Tidak tersedianya alat alat pengaman. f) Kurang memperhatikan persyaratan dan penanggulangan bahaya kebakaran dll. D. Standarisasi Keselamatan Kerja

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meminimalisir adalah : 

Peraturan keselamatan harus terpapang dengan jelas disetiap r uangan.



Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan dan memudahkan dokter atau perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien.



Harus tersedia rak  –   rak menyimpanan alat  –   alat yang dapat diangkat dengan mudah atau rak –  rak yang beroda.



Lantai terbuat dari penil sehingga lantai tidak licin sehingga petugas terjatuh ketika sedang berkerja dikarena ubin yang licin.



Bekerja sesuai dengan prosedur, memasukan jarum bekas pakai kedalam kardus.



Perlu diperhatiakan pengaturan suhu ruangan, kelembaban , pencegahan debu dan  pencegahan bahaya kebakaran.



Selalu memakai sarung sangan sesuai prosedur : pemasangan infus, mencuci alat bekas  pasien.



Pemasangan wizak pada tempat tidur bayi sehingga bayi terhindar dari benturan atau trauma fisik.



Pelaksanaan kalibrasi pada alat yang seharusnya dikalibarasi sehingga alat yang dipakai  pasien terjamin keselamatannya.



Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar dari jatuh.



Pemasangan alat fototerapi harus sesuai dengan SPO



Pemberian obat  –   obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar dari  pemberian obat –  obatan (Biknat, KCL)



Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial

21



Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara  petugas dan pasien

22

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU A.Pengertian

Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau  pelayanan dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan. B. Tujuan Pengendalian Mutu

Tercapainya Mutu dan Keselamatan Pasien dalam pelayanan rumah sakit melalui  pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar pelayanan, keselamatan  pasien dan memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga, khususnya pelayanan unit Perinatologi. C.Sistem Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu unit Perinatologi meliputi : 1. Penetapan regulasi Merupakan suatu proses penetapan suatu aturan yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan asuhan pelayanan Perinatologi, proses penetapan regulasi, meliputi: a. Penetapan pedoman pelayanan dan pengorganisasian  b. Penetapan kebijakan pelayanan c. Penetapan standar prosedur operasional d. Penetapan formulir yang digunakan dalam pelayanan e. Penetapan uraian tugas 2. Penetepan program pengendalian mutu Merupakan proses penetapan program yang digunakan untuk mengukur efektifitas  pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan oleh unit kerja atau rumah sakit. Program pengendalian mutu unit pelayanan Perinatologi meliputi : a.

Pengendalian indikator mutu Indikator mutu adalah sasaran atau target yang ingin dicapai oleh suatu unit kerja dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan unit kerja. Indikator mutu ditentukan dan ditetapkan setiap tahunnya atas persetujuan Direktur rumah sakit serta dikontrol  pencapaian terkait indikator yang telah ditetapkan setiap bulannya.

 b. Pengukuran kepuasan pelanggan Merupakan proses penilaian yang diberikan oleh pelanggan terhadap pelayanan serta kinerja petugas rumah sakit, proses pengukuran kepuasan pelanggan ini dilakukan setiap pasien melakukan pengobatan atau perawatan di rumas sakit mitra kelaurga kelapa gading, dimana hasil dari proses pengukuran kepuasan pelanggan akan 23

dianalisa dan dievaluasi pelaksanaanya berkoordinasi dengan unit pelayanan marketing (humas) setiap bulannya. c.

Pengendalian infeksi rumah sakit Merupakan suatu proses pengendalian terhadap pengelolaan infeksi dirumah sakit. Proses pengelolaan infeksi rumah sakit ini berkoordinasi dengan unit pelayanan PPIRS untuk mencegah terjadinya infeksi serta memberikan perlindungan baik bagi  pasien, keluarga, maupun petugas rumah sakit.

d. Pengelolaan insiden keselamatan paisen Merupakan proses pengelolaan terhadap insiden yang terjadi terkait dengan keselamatan pasien, khususnya pelayanan hemodialisa. Setiap insiden yang terjadi dianalisa dan dievaluasi dengan berkoordinasi dengan sub komite keselamatan  pasien. Setiap terjadi insiden wajib dilaporkan ke kepala ruang dan sub komite keselamatan pasien maksiman ≤ 2 x 24 jam e. Penilaian kinerja Merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja petugas kesehatan khusunya unit  pelayanan hemodialisa untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan suatu  pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tersebut terhadap standar dan regulasi yang telah ditetapkan. Proses penilaian kinerja dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit berkoordinasi HRD rumah sakit. 3.

Implementasi standar mutu Dalam pelaksanaan kepala ruang bertanggung jawab dalam pengelolaan standar mutu  berdasarkan regulasi dan program yang telah ditetapkan. Proses pelaksanann standar mutu mengacu kepada standar dan regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.

4. Evaluasi standar mutu Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan harus dilakukan analisa dan evaluasi atas pelaksanaannya. Proses evaluasi ini dilakukan untuk prose peningkatan mutu pelayanan diperiode berikutnya. 5.

Perbaikan secara terus menerus Dalam menciptakan serta mengembangkan mutu pelayanan, dibutuhkan proses perbaikan secara terus menerus, proses perbaikan ini dilakukan untuk mendapatkan sistem yang ideal untuk menerapkan standar dan program yang telah berjalan di Rumah Sakit MM Indramayu. Proses perbaikan ini harus melibatkan seluruh perangkat kerja pelayanan atau rumah sakit.

24

BAB IX

PENUTUP

Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam menjalankan proses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan  pasien serta keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit MM Indramayu Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan di di tinjau kembali setiap 2-3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi nasional. Perawat dalam hal ini sangat memegang peranan yang sangat penting dan strategis untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien perinatologi untuk itu  pedoman ini di harapkan menjadi acuan bagi perawat di ruang perinatologi dalam memberikan asuhan keperawatan.

25

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF