Pedoman Keselamatan Pasien

November 30, 2018 | Author: Promkes cibungbulang | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pedoman Keselamatan Pasien...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini isu global yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan adalah keselamatan pasien ( patient  patient safety), safety), termasuk juga dalam pelayanan di Puskesmas. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga telah menegaskan pentingnya keselamatan dalam pelayanan kepada pasien sehubungan dengan data Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) di Rumah Sakit di berbagai negara menunjukan angka yang tidak kecil berkisar 3 - 16%. Gerakan keselamatan pasien dalam konteks pelayanan kesehatan saat ini diterima secara luas di seluruh dunia. WHO kemudian meluncurkan program World  Alliance for Patient Safety  Safety  pada tahun 2005. Di dalam program itu dikatakan bahwa keselamatan pasien adalah prinsip fundamental pelayanan pasien sekaligus komponen kritis dalam manajemen mutu. Keselamatan ( safety)  safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. 4 (empat) isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit termasuk Puskesmas yaitu : 1. Keselamatan pasien (patient safety), 2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, 3. Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit termasuk Puskesmas yang  bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, 4. Keselamatan lingkungan ( green  green productivity) productivity) yang berdampak terhadap  pencemaran lingkungan Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumah sakitan. Dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit maupun puskesmas menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Adverse atau Adverse event  apabila  apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang terdapat beberapa macam jenis obat, alat kesehatan beserta teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien di poli rawat jalan, PONED dan ruang tindakan 24 Jam maupun pelayanan di luar gedung puskesmas. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Dalam rangka meningkatkan Keselamatan Pasien maka berdasarkan Buku Panduan  Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI bersama Komite Keselamatan Pasien Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (KKPRS-PERSI) Edisi ke dua tahun 2008, maka Puskesmas Kecamatan Cibungbulang membuat

Pedoman Keselamatan Pasien di Puskesmas mengingat

Keselamatan Pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat. Pedoman Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Cibungbulang, memuat langkah-langkah Penerapan Program Keselamatan

Pasien

di

Puskesmas

Kecamatan

Cibungbulang

yaitu:

Standar

Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Cibungbulang dan 7 Langkah Menuju Keselamatan

Pasien

yang

diharapkan

dapat

memotivasi

Puskesmas

dalam

melaksanakan kegiatannya. 1. Keselamatan pasien Puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen risiko, identifikasi dan  pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan. 2. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang

tidak

disengaja

dan

kondisi

yang

mengakibatkan

atau

berpotensi

mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. 3. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. 4. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang  belum sampai terpapar ke pasien. 5. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. 6. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat  berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. 7. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius sebagai berikut : a. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit  pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya. (contoh bunuh diri)  b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya. c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien yang dioperasi. d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan orang tuanya 8. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum

Memberikan informasi dan acuan bagi seluruh pegawai Puskesmas Kecamatan Cibungbulang dalam melaksanakan Program Keselamatan Pasien, agar tidak terjadi cedera. 2. Tujuan Khusus

a. Tersedianya pedoman pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang.  b. Terlaksananya Program Keselamatan Pasien di Puskesmas secara sistematis dan terintegrasi c. Terlaksananya pencatatan terjadinya insiden di Puskesmas dan pelaporannya, sehingga tersedia data untuk perbaikan keselamatan pasien

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman keselamatan pasien Puskesmas Kecamatan Cibungbulang meliputi : 1. Keselamatan Pasien Puskesmas, 2. Standar Keselamatan Pasien, 3. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas, 4. Enam Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas

D. Batasan Operasional

Program keselamatan pasien Puskesmas Kecamatan Cibungbulang meliputi keselamatan pasien di pelayanan rawat jalan, PONED, serta pelayanan ruang tindakan 24 jam, pelaksanaan program di masyarakat dan rawat inap.

E. Sasaran Keselamatan Pasien

1. Setiap Puskesmas wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. 2. Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut: a) Ketepatan identifikasi pasien; Kepada

petugas

 pasien/pelanggan

pelayanan diminta

yang

untuk

terkait

melakukan

dengan

pelayanan

kepada

identifikasi pasien dengan

menanyakan 2 hal yaitu :

-  Nama pasien -

Tanggal lahir Hal ini berlaku di poli : umum, gigi, ruang tindakan 24 jam , PONED, PTM, Gizi, MTBS, Lansia, Paru, IMS, KIA dan KB. Selain itu di laboratorium karena data tanggal lahir belum ada, sambil merevisi surat rujukan, maka digunakan : minimal nama pasien, dirujuk dari

 poli/unit mana dan alamat pasien. Hal ini berlaku di pelayanan obat, laboratorium, hal ini mengingat lembaran resep belum mencantumkan tanggal lahir pasien, maka diganti dengan asal berobat dari poli mana.  b) Peningkatan komunikasi yang efektif; Dalam melakukan komunikasi antara perawat/perawat gigi, dokter/dokter gigi, dokter spesialis dalam melakukan konsultasi c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; d) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; f) Pengurangan risiko pasien jatuh.

F. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072) 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 75 tahun 2014 tentang

Puskesmas 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691/Menkes/per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Akreditasi

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

1. Kepala Puskesmas Cibungbulang membentuk Tim Mutu dan Keselamatan Pasien (TMKP ) Puskesmas, merupakan Tim kerja dibawah langsung dan bertanggung  jawab kepada Kepala Puskesmas Cibungbulang 2. TMKP Puskesmas bertugas memberikan saran atau pertimbangan strategis mengenai upaya peningkatan mutu Puskesmas, upaya menerapkan budaya keselamatan pasien serta pengelolaan manajemen risiko di Puskesmas Cibungbulang 3. Upaya peningkatan budaya keselamatan pasien dilakukan oleh semua unit/poli/program dengan melaksanakan standar keselamatan pasien, tujuh langkah menuju keselamatan pasien dan sasaran keselamatan pasien. 4. TMKP Puskesmas melakukan koordinasi dengan semua satuan kerja pelayanan terkait keselamatan pasien, bila terjadi insiden terhadap pasien dilaporkan kepada TMKP dan tindak lanjut sesuai aturan yang telah ditetapkan

B. Keselamatan Pasien Puskesmas

Sejak awal tahun 2017 Puskesmas berupaya meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008, harus diakui bahwa program mutu tersebut telah mulai meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Perlu dibuat rencana program peningkatan mutu dan keselamatan pasien  (Patient Safety) untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena insiden keselamatan pasien (selanjutnya disebut insiden), sebagian dapat merupakan kesalahan dalam proses  pelayanan

yang

sebetulnya

dapat

dicegah

melalui

rencana

pelayanan

yang

komprehensif, dengan melibatkan pasien. Dengan meningkatnya keselamatan pasien diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas dapat meningkat. Terjadinya insiden bisa berdampak terhadap peningkatan biaya pelayanan, menimbulkan konflik antara dokter atau  petugas kesehatan dan pasien, sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek, blow-up  ke media massa yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan Puskesmas.

1. Standar Keselamatan Pasien Puskesmas Mengingat masalah Keselamatan Pasien merupakan masalah yang perlu ditanggapi segera di Puskesmas, maka diperlukan Standar Keselamatan pasien Puskesmas Cibungbulang yang merupakan acuan bagi seluruh satuan kerja di Puskesmas Cibungbulang untuk melaksanakan kegiatannya. Standar Keselamatan Pasien Puskesmas Cibungbulang yang disusun mengacu  pada panduan keselamatan Pasien Puskesmas yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI bersama Komite Keselamatan Pasien Perhimpunan Ru mah Sakit Indonesia (KKPRS-PERSI) Edisi ke dua tahun 2008 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia khususnya dan dilaksanakan di Puskesmas Cibungbulang.

Standar Keselamatan Pasien Puskesmas terdiri dari 7 (tujuh) standar yaitu: 1.1. Hak Pasien Pasien dan keluarganya mempunyai hak untk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Kriteria: a. Harus ada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)  b. DPJP wajib membuat rencana pelayanan c. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau  prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

1.2.Mendidik pasien dan keluarga Puskesmas Cibungbulang harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriteria: Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di Puskesmas Cibungbulang harus ada sistem dan mekanisme mendidik  pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat: a. Memberikan informasi yang benar, jelas lengkap dan jujur  b. Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga. c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti. d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan. e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas Cibungbulang

f.

Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.

g. Memenuhi kewajiban finansial sesuai aturan yang berlaku

1.3.Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Puskesmas Cibungbulang menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Melalui Sistem Manajemen Mutu, diharapkan kesinambungan pelayanan dapat terlaksana dengan baik dan lancar khususnya pencapaian 6 goals keselamatan pasien sesuai kesepakatan. Kriteria: a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai saat pasien masuk,  pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari puskesmas.  b. Koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar. c. Koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjutnya. d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

1.4.Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi  program peningkatan keselamatan pasien Puskesmas Cibungbulang memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui  pengumpulan data, menganalis secara intensif KTD, melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. Kriteria: a. Puskesmas Cibungbulang melakukan proses design yang mengacu pada Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas Cibungbulang, kebutuhan dan harapan  pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien.  b. Puskesmas Cibungbulang melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, mutu  pelayanan, keuangan. c. Puskesmas Cibungbulang melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua KTD dan secara proaktif melalukan evaluasi satu p roses kasus risiko tinggi. d. Puskesmas Cibungbulang menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.

1.5.Peran Kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien a. Pimpinan Puskesmas Cibungbulang telah mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien”.  b. Pimpinan Puskesmas Cibungbulang menjamin berlangsungnya program  proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi KTD 1) Pimpinan Puskesmas Cibungbulang melakukan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. 2) Pimpinan Puskesmas Cibungbulang mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien. 3) Pimpinan Puskesmas Cibungbulang mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Puskesmas Cibungbulang dan keselamatan pasien.

Kriteria: a. Terdapat Tim antar disiplin untuk mengelola Program Keselamatan Pasien  b. Tersedia Program Proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan  program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (KNC/ near miss) sampai dengan kejadian Tidak Diharapkan (KTD/ Adverse event) c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari Puskesmas Cibungbulang terintegrasi dan berpartisipasi dalam Program Keselamatan Pasien. d. Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada  pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan  penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisa. e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan den gan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisa akar masalah (RCA) KNC dan KTD pada saat Program Keselamatan Pasien mulai dilaksanakan. f.

Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden misalnya Kejadian Sentinel atau kegiatan proaktif untuk m emperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel.

g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam Puskesmas Cibungbulang dengan  pendekatan antar disiplin. h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas Cibungbulang dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut. i.

Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria obyektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.

1.6.Melatih staf tentang keselamatan pasien a. Tim mutu dan manajemen risiko melatih karyawan tentang keselamatan pasien, terutama penanggung jawab terkait dengan keselamatan pasien  b. Akan mengikut sertakan staf dalam pelatihan man ajemen resiko sesuai kebutuhan c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien. Kriteria: a. Tim mutu dan manajemen risikomensosialisasikan kepada staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.  b. Tim mutu dan manajemen risiko mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan rapat rapat, dan memberi pedoman yang jelas tentang  pelaporan insiden. c. Tim mutu dan manajemen risiko melatih team work dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien

1.7.Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien a. Puskesmas Cibungbulang merencanakan dan mendesign proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.  b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Kriteria: a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesign proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien  b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi u ntuk merevisi manajemen informasi yang ada.

2. Enam Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Puskesmas Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Puskesmas, maka Puskesmas menerapkan 6 goals atau sasaran keselamatan pasien, yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja secara terpadu dan terkoordinasi yaitu : 2.1 Ketepatan Identifikasi Pasien : 2.1.1

Penandaan pada Rekam Medis Pada Rekam Medis ditulis nama lengkap pasien dan tanggal lahir pasien (buku status masih lama), ditulis pada halaman depan buku status, direncanakan merevisi buku status agar ada temp at buat tanggal lahir  pasien.

2.1.2

Identifikasi Nama Pasien dan Tanggal Lahir, wajib dilakukan pada saat :

-

Sebelum memberikan infus

-

Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

-

Sebelum melakukan konseling

-

Sebelum memberikan obat

-

Sebelum mengambil spesimen darah

-

Sebelum memasang gelang pada ibu hamil yang akan bersalin di rumah  bersalin

2.1.3

Dengan Pemasangan Tanda Gelang

-

Identifikasi pasien pada gelang menggunakan: nama lengkap, tanggal lahir

-

Pasien yang diberi tanda pada gelang yaitu di PONED, dengan ketentuan sebagai berikut :

-

Ibu dari bayi laki  –   laki diberi gelang warna biru dengan tulisan yaitu: Nama lengkap ibu dan tanggal lahir, sedangkan pada bayi dituliskan nama ibu dari bayi ------- dan tanggal lahir bayi

-

Ibu dari bayi perempuan diberi tanda gelang warna merah dengan tulisan yaitu: Nama lengkap ibu dan tanggal lahir, sedangkan pada  bayi dituliskan nama ibu dari bayi ------ dan tanggal lahir bayi

2.1.4 Semua pasien yang mempunyai risiko atas dasar pengkajian awal, akan diberikan tanda risiko, yang terdiri atas:

-

Tanda risiko riwayat alergi : warna merah

-

Rawat inap : untuk pasien dengan riwayat alergi terhadap obat obatan di tambah dengan gelang warna merah

-

Rawat Jalan sedangkan di buku status diberi cap merah pada setiap lembar buku status

Tanda risiko jatuh : warna kuning

-

Pasien yang diberi tanda gelang kuning dilakukan pada pasien dengan observasi di ruang tindakan, dimana pasien dalam  penanganan dokter seperti pasien asma, pasien kecelakaan, pasien anak anak

-

Untuk mencegah pasien jatuh, diperlukan tempat tidur yang dapat dikunci agar pasien tidak jatuh

c. Gelang identitas dipasang oleh perawat/ bidan sejak pasien masuk rumah  bersalin/poli pelayanan 24 jam, dan tidak boleh dilepas sampai dengan  pasien keluar puskesmas (selesai dirawat) yang telah diinformasikan kepada pasien atau keluarganya 2.1.5

Setiap petugas kesehatan di Puskesmas Cibungbulang yang berkewajiban melakukan

identifikasi

sebelum

pemberian

obat,

infus,

sebelum

 pengambilan sampel darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium, sebelum pemberian pelayanan atau prosedur tindakan yang telah diinformasikan kepada pasien atau keluarganya.

2.2 Koordinasi Penerapan komunikasi efektif

Komunikasi yang efektif diantara petugas kesehatan (dokter, perawat, petugas kesehatan lain) dan petugas kesehatan dengan pelanggan harus diciptakan dengan tujuan agar pemberian pelayanan dan perawatan semakin efektif.

Komunikasi

yang efektif, yang terstruktur, akurat, lengkap, jelas, tepat waktu dan dapat dipahami penerima, akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara lisan, tertulis dan elektronik. 2.2.1

Untuk komunikasi lisan : a. Pada saat dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya yang melakukan konsultasi ke dokter konsultan, maka penerima instruksi lisan / verbal / pesan lisan berkewajiban menerapkan Teknik TBAK yang artinya Tulis-Baca-K onfirmasi, yang artinya perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dicatat dan dibaca ulang oleh penerima pesan, sedangkan perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oelh individu pemberi  perintah atau hasil tes.  b. Pada saat melaporkan keadaan pasien atau hasil kritis , serah terima  pasien (antar shift dokter/bidan), transfer pasien antar ruangan

menggunakan Teknik SBAR (Situation  –  Background –  Assessment  –   Recommendation). 2.2.2

Untuk komunikasi tertulis : a. Menuliskan secara jelas dan lengkap dalam rekam medis terintegrasi termasuk formulir, resume medis, discharge planning, discharge summary dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.  b. Menggunakan Singkatan Terstandar di Puskesmas Cibungbulang

dan

menuliskan kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan. c. Menuliskan secara jelas pemberian obat dengan menggunakan metoda 7  benar (benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, benar pasien,  benar informasi, benar dokumentasi). d. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal oleh 3 orang 2.2.3

Untuk komunikasi elektronik a. Memungkinkan untuk dilakukan konsul lewat sms, email dan faxsimile.  b. Konsul menggunakan komunikasi elektronik ditindak lanjuti dengan komunikasi tertulis,

-

Setelah menerima instruksi petugas/bidan mencatat dalam buku status semua instruksi dokter konsulen dan menandatangani

-

Pada saat bertemu dengan dokter/konsulen segera minta di tandatangani oleh dokter konsulen sebagai bukti komunikasi via elektronik

2.2.4

Untuk permintaan obat narkotika dan psikotropika tidak dapat dilakukan dengan perintah lisan.

2.3 Koordinasi Identifikasi Obat

Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai, obat High Alert adalah obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi. Bertujuan untuk meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai guna memastikan keselamatan pasien dan menghindari kesalahan pemberian obat, sehingga pengelolaan obat yang tepat menjadi sangat penting. 2.3.1

Obat high alert di Puskesmas terbagi menjadi 2 yaitu obat elektrolit dengan konsentrat tinggi dan obat kategori LASA/NORUM, yang penyimpanan dilakukan berdasarkan standar prosedur penyimpanan yang berlaku.

2.3.2

Obat high alert di Puskesmas , terdiri dari :, injeksi MgSO4 40, injeksi Na Cl 3 %, LASA (58 jenis obat).

2.3.3

Semua obat High Alert tidak boleh disimpan diruang perawatan kecuali di RTD, VK, Pelayanan 24 Jam , dengan ditempatkan pada wadah berstiker high alert dan berbingkai merah, disimpan di tempat dengan akses terbatas.

Tips : 1. Pemberian elektorlit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label khusus. 2. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar. 3. Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten. 4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA (Look Alike Sound Alike). 5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien tanpa  pengawasan. 2.3.4

Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi / menerima instruksi

. 2.4 Koordinasi Pemasangan Marker pada sisi yang akan dilakukan tindakan

Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, tepat pasien operasi. Untuk tepat pasien operasi di Puskesmas yaitu diartikan tepat pasien dalam melakukan tindakan: tidak salah prosedur dan tidak salah tindakan Bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan operasi ( kalau di Puskesmas tindakan ) dengan melakukan komunikasi yang efektif antara anggota tim bedah minor di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam, dengan melibatkan pasien pada  pemberian tanda pada lokasi tindakan, dan melaksanakan prosedur verifikasi lokasi tindakan terdiri dari: dalam hal ini meminta persetujuan tindakan medik  pada pasien dengan memberi tahu pasien lokasi /atau area yang akan dilakukan tindakan minor ( bedah gigi minor, sunat, rawat luka, sirkum sisi, incisi cros, incisi )

 2.5 Pengurangan Resiko Infeksi melalui hand hygiene Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas. Kebersihan tangan yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha mengurangi terjadinya insiden keselamatan pasien di p uskesmas. Dalam rangka  pengurangan risiko infeksi di Puskesmas Cibungbulang menyediakan Hand Hygiene dengan : 1.Panduan kapan menggunakan hand Hygiene : Budayakan cuci tangan pada saat :

1.

Sebelum dan sesudah menyentuh pasien

2.

Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik

3.

Setelah terpapar cairan tubuh pasien

4.

Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive

Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan

Menggunakan Alat Pelindung Diri ( sarung Tangan steril Sosialisasi program cuci tangan yang effektif dengan 7 langkah ( memasang  petunjuk pada area hand hygiene ) Indikator untuk pengurangan resiko infeksi yaitu : *Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan di poli pelayanan seperti:

-

Poli gigi

-

Poli Pelayanan 24 jam

-

Ruang tindakan



Laboartorium

Adapun 7 langkah cuci tangan di Puskesmas Cibungbulang sebagai berikut : -

Buka kran dan basahi kedua telapak tangan

- Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutan TEPUNG SELACI PUPUT  sbb : 1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan 2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya. 3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam 4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci 5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya 6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya. 7. Gosok gosok ibu jari ( cek ) -

Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan

-

Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan

2.6 Koordinasi Upaya Pencegahan pasien jatuh

Pengurangan risiko pasien jatuh Bertujuan untuk mengurangi risiko pasien jatuh, berdasarkan prosedur yang tepat dengan memantau dampak yang tidak diinginkan dari tindakan yang dilakukan, terdiri dari: 2.6.1 Pengkajian pasien risiko jatuh a. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.  b. Pasien yang dikaji adanya potensi risiko jatuh, maka akan diberi gelang tanda kuning, agar petugas waspada terhadap pasien yang bersiko jatuh c. Hali ini berlaku di rumah bersalin dan poli 24 jam ( Pasien observasi, Kecelakaan )

2.6.2

Penilaian pasien risiko jatuh a. Penilaian pasien risiko jatuh formulir  Morse Fall Scale (MFS) pada  pasien dewasa di rumah bersalin  b. Dalam masa perawatan yang lama, penilaian risiko jatuh diulang 1 kali dalam seminggu. c. Penilaian risiko jatuh diimplementasikan untuk menurunkan risiko jatuh dan dampak cedera akibat jatuh maupun akibat tak terduga lainnya. d. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko  jatuh guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya. e. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh f.

Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan pasien cidera

g. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala (Skala Humpty Dumpty   untuk pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse (MSF)  untuk pasien dewasa, dan skala geriatric   pada pasien geriatric. 2.6.3

Pencegahan resiko pasien jatuh a. Pastikan semua tempat tidur pasien terkunci, tidak ada pengecualian  b. Harus dilakuakn pengkajian resiko jatuh : 100 % c. Harus dipasang pengamanan tempat tidur d. Harus dipastikan tempat tidur terkunci e. Harus dilakukan eukasi tentang resiko jatuh f.

Terpasang gelang kuning

g. Harus dilakukan reasesment resiko jatuh setiap shit bidan h. Keluarga paham tentang resiko jatuh pada pasien i.

Tidak ada kejadian pasien jatuh

i. Pelaksanaan sistem pelaporan insiden pasien jatuh dan intervensi serta  pencegahannya.

BAB III

TATALAKSANA

Program Keselamatan Pasien di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru selama ini belum terkoordinbir secara baik, walaupun selama ini sudah dilaksanakan melalui pemantauan layanan medis, monitor dan evaluasi ketepatan diagnosa, dll. Dengan adanya Permenkes

 No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas , identifikasi keselamatan pasien dan manajemen risiko, merupakan program yang harus dikembangkan di Puskesmas Cibungbulang. Maka dari penerapan Peningkatan Mutu dan Manajemen Resiko di Puskesmas Cibungbulang dilakukan dengan program keselamatan pasien yang terstruktur dan terintegrasi. Tonggak pelaksanaan keselamatn pasien akan dilaksanakan pada saat Capacity Building sekaligus penggalangan Keselamatan pasien dan disosialisasikannya mengenai Akreditasi Puskesmas oleh Tim Pendamping Akreditasi dari Kemne kes, memantapkan dari pimpinan dan manajemen Puskesmas untuk menerapkan Program keselamatan pasien, yang akan dilaksanakan pada bulan November 2015. Untuk mengelola program Peningkatan Mutu dan Manajemen Resiko puskesmas di koordinir oleh Ketua Tim Mutu dan Manajemen Resiko yang dibentuk pada tanggal Oktober Tahun 2016, dengan ditetapkan Surat keputusan Kepala Puskesmas Cibungbulang No.......tentang Penetapan Tim Mutu dan Manajemen Resiko Puskesmas Cibungbulang sedangkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja menjadi tanggung jawab Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas (disingkat K3P), pada tanggal ......Juni 2016 Agar penerapan Program Keselamatan Pasien yang merupakan bagian dari Manajemen Risiko Puskesmas

dapat secara sistematis dan terarah maka dalam melaksanakan

 program diperlukan Persiapan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi.

Rencana Penerapan Keselamatan Pasien Puskesmas sbb : Persiapan Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

1. Membuat kebijakan tentang keselamatan pasien puskesmas baik jangka pendek dan  jangka panjang, dengan membuat Surat Keputusan Kepala Puskesmas 2. Menunjuk unit /personel/membentuk Tim Mutu dan Manajemen Risiko yang  bertanggung jawab terhadap program keselamatan pasien 3. Puskesmas Kecamatan Cibungbulang sudah melatih personil untuk pelatihan keselamatan kerja dan keselamatan pasien pada bulan 23 –  24 Juni 2016 4. Puskesmas menyusun program keselamatn pasien a. Menyiapkan sarana prasarana untuk keselamatan pasien seperti :

-

Membuat jalur evakuasi

-

Mengganti atau merevisi buku status pasien

-

Menyiapkan tempat tidur dengan pengaman untuk mengurang/mengamankan  pasien jatuh

-

Menyiapkan formulir buat laporan insiden

-

Memsosialisaiskan SOP

-

Melakukan pelatihan buat teamwork

 b. Mensosialisasikan kepada seluruh karyawan /unit kerja Pelaksanaan Keselamatan Pasien Puskesmas 5. Mencanangkan program Keselamatan Pasien Puskesmas

6. Penerapan program 7 langkah keselamatan pasien 7. Menetapkan area prioritas keselamatan pasien di unit kerja ( Laboratorium, radiologi dan pelayanan Obat Puskesmas )

PERSIAPAN

1. Menetapkan Kebijakan

Kepala Puskesmas menetapkan Kebijakan, Rencana

dan Rencana kerja

Kerja Tahunan

KP puskesmas

yang menyatu

Puskesmas dan

dalam Program Kerja Mutu dan Manajemen Resiko

Program Tahunan KP

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru.

Puskesmas

2. Menetapkan Unit Kerja



Penetapan PMMR Puskesmas Kecamatan

yang bertanggung

Kebayoran Baru sebagai Satuan Kerja dan

 jawab mengelola

Penanggung Jawab Program Mutu dan

Program Peningkatan

Keselamatan pasien Puskesmas sesuai dengan SK

Mutu dan Manajemen

Kepala Puskesmas Cibungbulang No : tentang

Resiko ( PMPR )

Pembentukan PMPR Puskesmas Cibingbulang 

Uraian Tugas PMPR Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru sebagai berikut : ( sesuai Keputusan Kepala Puskesmas Cibungbulang tentang Pedoman Pengorganisasian PMPR) a. Mengembangkan Program KP di Puskesmas

Cibungbulang b. Menyusun Kebijakan dan Prosedur terkait

dengan Program KP Puskesmas c. Menjalankan Peran dan Melakukan : motivator,

edukator, konsultasi, monitoring dan evaluasi implementasi Program KP Puskesmas d. Bersama Bagian pendidikan dan Pelatihan

melakukan Pelatihan Internal maupun eksternal tentanga KP Puskesmas e. Melakukan Pencatatan, pelaporan dan Analisa

masalah terkait dengan KTD, KNC dan Kejadian Sentinel f. Memproses Laporan Insiden eksternal ke

Sudinkes Kabupaten Bogor g. Secara berkala membuat laporan kegiatan ke

Kepala Puskesms Cibungbulang. 3. Memilih Penggerak

Dilakukan pemilihan beberapa (4-5 orang) individu

dan Pelatihannya

dari masing-masing satuan kerja yang akan menjadi

motor penggerak KP Puskesmas

dengan kriteria:

aktif di satuan kerja yang bersangkutan, memiliki leadership, dan memahami konsep mutu 4. Buku Saku PMMR

Puskesmas

Untuk tujuan sosialisasi KP Puskesmas , dibuat Buku Saku yang berisikan berbagai informasi  penting dan ringkas tentang KP Puskesmas

dan

dibagikan ke Jajaran Staf dan Karyawan Puskesmas Cibungbulang.( Akan dilaksanakan pada tahun 2016 ) PELAKSANAAN

1. Deklarasi Gerakan

Pencanangan KP Puskesmas akan dilaksanakan

Moral Keselamatan

 pada Acara Capacity Building Puskesmas

Pasien

Kecamatan Kebayoran Baru pada tanggal 12  November 2015 dengan penandatanganan Komitmen Melaksanakan KP pasien yang diharapkan membantu membangkitkan kesadaran seluruh Karyawan Puskesmas Cibungbulang akan KP Puskesmas sekaligus memantapkan komitmen dari seluruh Jajaran untuk menerapkan KP Puskesmas

2. Program 7 langkah KP

Penetapan 7 langkah keselamatan pasien sesuai

dan 6 sasaran

kondisi Puskesmas Cibungbulang dan 6 sasaran

keselamatan apsien

keselamatan pasien.

3. Program penerapan

Standar Akreditasi KP

Penggunaaan Instrumen Akreditasi Puskesmas untuk menilai pemenuhan standar pelayanan Puskesmas Cibungbulang termasuk didalamnya  parameter yang menilai pelayanan KP Puskesmas  pada BAB IX

4. Program KP Satuan



Kerja

Penetapan 3 Area Prioitas dalam Penerapan Program KP Puskesmas.



Ke 3 Area Prioritas tersebut adalah: Laboratorium, Radiologi, Pelayanan Obat,



Diharapkan dengan pengalaman yang diperoleh 3 area prioritas tersebut, satuan kerja lainnya dapat  belajar dari kegiatan penerapan KP dari satuan kerja yang telah menjadi area prioritas

5. Program Khusus

Program yang dilakukan secara khusus adalah sebagai berikut: 

Bekerja sama dengan pengadaan untuk menyediakan hand hygiene tersedia di setiap lantai

 puskesmas

6. Program Rutin :



Survei Budaya Keselamatan Pasien



Program DPJP



Program Pelatihan KP Puskesmas

1. Semua pegawai yang pertama kali menemukan

Keselamatan Pasien &

insiden wajib melaporkan insiden menggunakan

Pelaporan Insiden KP

formulir laporan insiden internal dalam waktu

Puskesmas

maksimal 2 x 24 jam ke PMMR 2. Semua staf Puskesmas Cibungbulang wajib melakukan identifikasi semua jenis insiden secara reaktif dan proaktif, melakukan asesmen risiko menggunakan HIRADS/FMEA. Semua Penanggung Jawab Unit/Poli/Program wajib menindak lanjuti semua jenis insiden level …. dengan investigasi sederhana dan mengelola insiden. 3. Semua penanggung jawab poli/unit wajib mengirim hasil investigasi sederhana, dalam waktu maksimal 1 minggu untuk insiden grade  biru dan maksimal 2 minggu untuk insiden grade hijau. 4. Tim PMMR wajib memfasilitasi dan melakukan analisa insiden level 3… dan level 5

metode

Root Cause Analysis (RCA) dengan membentuk tim RCA, diselesaikan dalam waktu maksimal 30 hari. 5. Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru wajib melaporkan insiden eksternal ke Dinas Kesehatan 6. Puskesmas

Kecamatan

Kebayoran

Baru

menerapkan program manajemen risiko secara  proaktif,

minimal

setahun

sekali,

dengan

membentuk tim yang difasilitasi oleh Tim Mutu dan Keselamatan Pasien 7. Semua satuan kerja Puskesmas Cibungbulang wajib

melaporkan

dan

bersama

TMKP

melakukan analisa data saat ada ketidaksesuaian dan variasi hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, meliputi : a. Analisis data secara intens apabila ada  penyimpangan hasil

 b. Analisa data seluruh reaksi Infus/Anestesi yang diidentifikasi c. Analisa data seluruh kejadian efek samping obat, sesuai dengan data yang dimiliki rumah  puskesmas d. Analisa data seluruh kesalahan pengobatan yang signifikan, sesuai data yang dimiliki Puskesmas e. Analisa data seluruh perbedaan besar antara diagnosa sebelum dan sesudah tindakan f. Analisa data seluruh kejadian sampingan atau  pola kejadian sampingan selama dilakukan anestesi lokal g. Analisa data kejadian lain sesuai yang ditentukan Puskesmas (misalnya apabila terjadi outbreak/ KLB infeksi, contohnya DHF, keracunan makanan). 7. Forum Diskusi

Dilaksanakan berkala

6

bulan sekali untuk

membahas perkembangan dan permasalahan KP Puskesmas dan solusi yang diperoleh dengan tujuan memonitor/ menjaga kelangsungan Program KP  puskesmas

dan

menumbuhkan

Budaya

KP

 puskesmas EVALUASI

Monev : laporan formal

Monev dilakukan secara periodic sesuai kebutuhan.

KMKP, Hasil Forum

Akhir tahun dibuat laporan menyeluruh untuk

Diskusi, Masukan Hasil

 perbaikan Program KP Puskesmas

KP

Manfaat penerapan Sistem Keselamatan Pasien :

1. Budaya safety ( keselamatan ) meningkat dan berkembang 2.

Komunikasi dengan pasien berkembang.

3. KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan ) menurun. 4. Risiko Klinis menurun 5. Keluhan dan litigasi berkurang 6. Mutu pelayanan meningkat. 7. Citra Puskesmas dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti kepercayaan diri yang meningkat.

BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Puskesmas

1. Menyiapkan format format untuk pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien Puskesmas: a. Format Laporan Insiden KNC,KTC, KTD dan Kejadian Sentinel  b. Laporan Kondisi Potensia; Cedera ( KPC ) c. Rekapan Kejadian Insidendi Puskesmas Cibungbulang 2. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Insiden yang meliputi :

- Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) - Kejadian Nyaris Cedera (KNC) - Kondisi Potensial Cedera ( KPC ). - Kejadian Tidak Cedera (KTC), - Kejaidian sentinel 3. Pelaporan Insiden terdiri dari: 2.1. Pelaporan Internal yaitu mekanisme/ alur pelaporan KP Puskesmas di Internal  puskesmas 2.2. Pelaporan Eksternal yaitu pelaporan dari puskesmas

ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor Pelaporan eksternal wajib dilakukan oleh Puskesmas. 4. Tim Mutu dan Keselamatan pasien ( TMKP ) Puskesmas melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Pimpinan Puskesmas

B. Tim peningkatan Mutu dan Manajemen Resiko

1. Merekapitulasi laporan insiden di Puskesmas. 2. Tim melakukan kajian dan analisis dari laporan Insiden Puskesmas serta melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke Suku Dinas Kesehatan , dan seterusnya 3. Tim membuat laporan tahunan kegiatan yang telah dilaksanakan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 

BAB V MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evalusi terhadap program keselamatan pasien Puskesmas Cibungbulang dilakukan oleh :

1. Kepala Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru melakukan monitoring secara berkala dan melakukan evaluasi terhadap Program Keselamatan Pasien Puskesmas yang dilaksanakan oleh Tim Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas setiap 6 bulan sekali 2. Tim mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan evaluasi terhadap  pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya. 3. Tim mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas melakukan evaluasi minimal 2 tahun sekali terhadap penerapan Pedoman Keselamatan Pasien Puskesmas , kebijakan, dan Prosedur Keselamatan Pasien yang dilaksanakan di Puskesmas Cibungbulang .

BAB VI PENUTUP

Puskesmas Cibungbulang dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan Program Keselamatan Pasien Puskesmas, dapat menekan te rjadinya insiden keselamatan pasien, sehingga dapat meningkatnya kepercayaan dari pengguna layanan Puskesmas Cibungbulang . Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di  puskesmas, maka pelaksanaan kegiatan Keselamatan Pasien Puskesmas sangatlah penting dalam pengelolaan layanan di Puskesmas. Program Keselamatan Pasien Puskesmas merupakan tidak ada akhirnya, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi tinggi untuk bersedia melaksanakan Program Keselamatan Pasien secara konsisten, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Kepala Puskesmas Cibungbulang

Dr. James GH.Tambun  NIP 197504192008011001

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF