Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Tim k3
July 12, 2017 | Author: Sakhiy | Category: N/A
Short Description
Download Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Tim k3...
Description
PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT ERA MEDIKA TAHUN 2012
RS ERA MEDIKA TAHUN 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks yang difungsikan untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan semakin kompleks peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien, tenaga medis dan tenaga non medis, tetapi juga pengunjung rumah sakit. Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di rumah sakit sangat luas, selain penyakit – penyakit infeksi juga ada potensi bahaya – bahaya lain yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia di rumah sakit. Yaitu potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial. Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia akhir – akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.
Rumah
sakit
sebagai
fasilitas
pelayanan
kesehatan
tetap
harus
mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungki kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obat – obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS Era Medika tahun 2012 (K3 RS Tahun 2012) ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan K3 RS Era Medika dan dapat mengantikan peran standar K3 RS terdahulu yang dikenal dengan Kebakaran, Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana. Pedoman K3 RS Era Medika Tahun 2012 ini sebagai acuan lebih komprehensif karena di dalamnya terdapat Standard Kesehatan Kerja yang mencakup standar penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan terhadap bencana.
Menyadari kompleksitas permasalahan K3 ini, untuk mengatur masalah terkait keselamatan dan kesehatan kerja, pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan perundangan di indonesia telahmenetapkan berbagai macam peraturan maupun perundangan terkait dengan permasalahan K3 ini, diantaranya dalam undang-undang Nomor 23 tahun1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Disamping itu pemerintah juga terus memperhatikan dan mengatur masalah K3 ini melalui beberapa dokumen negara lainnya seperti : Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tertuang dalam SK MENKES nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 dan juga Standart Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit yang tertuang dalam Kepmenkes RI nomor 1087/Menkes/VIII/2010 yang diharapkan dapat menjadi dasar hukum pelaksanaan K3. Oleh karena itu, pihak pengelola RS Era Medika diharapkan dapat menerapkan upaya – upaya yang mendukung terciptanya K3 di RS. Selain itu, agar penyelenggaraan K3 RS lebih efisien, efektif dan terpadu, maka direktur RS memandang perlu di buatnya suatu pedoman manajemen K3 di RS Era Medika yang di dalam nya melibatkan pengelola dan seluruh pegawai RS Era Medika untuk mendukung tercapainya kondisi kerja yang sehat dan selamat. Standart K3 RS Era Medika tahun 2012 ini dibuat dengan mengacu pada berbagai macam sumber baik itu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1087/Menkes/VIII/2010, standart K3 RS tahun 2009 yang diterbitkan oleh Depkes RI, Pedoman Manajemen K3 RS No. 432/Menkes/SK/IV/2007, dan juga sumber – sumber lain yang diharapkan dapat diterapkan di seluruh Rumah Sakit sebagai bagian dalam pengelolaan Rumah Sakit dan sebagai salah satu parameter penilaian Akreditasi Rumah Sakit yang diamanatkan oleh Undang – Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
B. PENGERTIAN a. Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995) Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. c. Manajemen K3 RS Era Medika Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS RS Era Medika.
UPAYA K3 DI RS ERA MEDIKA Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Adapun yang dimaksud dengan istilah tersebut diatas adalah: a. Kapasitas
kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk
menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu. b. Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik. c. Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
KATEGORI (B3) BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Limbah medis dari suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227. Dalam kode limbah D 227 tersebut disebutkan
bahwa limbah rumah sakit dan limbah klinis yang termasuk limbah B3 adalah limbah klinik produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu dari proses insenerasi. Adapaun kriteria limbah B3 adalah sebagai berikut: a. Memancarakan radiasi Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau partikel radioaktif yang mampu mengionkan secara langsung atau tidak langsung materi bahan yang dilaluinya, misalnya : Ir192, I131, Tc99, Sa153, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, dan lain-lain. b. Mudah meledak Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa disertai pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan reaksi, peningkatan suhu dan tekanan meningkat pesat dan dapat menimbulkan peledakan. Bahan mudah meledak apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan. c. Mudah menyala dan terbakar Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa disertai dengan pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan reaksi yang menimbulkan nyala. Bahan yang mudah menyala atau terbakar mempunyai titik nyala (flash point) rendah (210C). d. Oksidator Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasi sehingga terjadi reaksi oksidasi, menyebabkan reaksi keluar panas (eksothermis). e. Racun Bahan yang mempunyai sifat beracun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan kulit atau mulut. f. Korosif Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju koordinasi lebih besar dari 6,35mm/tahun dengan temperatur uji 550C, mempunyai pH sama atau kurang dari 2 (asam) dan sama atu lebih dari 12,5 (basa).
g. Karsinogenik Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat merusak jaringan tubuh. h. Iritasi Bahan yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan selaput lendir. i. Teratogenik Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio. j. Mutagenik Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetika. k. Arus listrik
C. LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai industri jasa padat karya, padat pakar, padat modal, padat teknologi dituntut untuk snenatiasa mampu berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Menimbang hal ini maka perlu disadari dengan baik dan diantisipasi agar resiko timbulnya Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja baik dalam jangka waktu yang lama maupun relatif singkat dapat dikurangi. Salah satu usaha awal yang dapat diakukan untuk mengurangi terjadinya PAK dan KAK adalah mengenali potensi bahaya yang ada di suatu rumah sakit. Potensi bahaya di rumah sakit selain pnyakit juga terdapat berbagai hal lai yang secara umum adalah meliputi: potensi bahaya fisik, kimia, biologic, ergoonomic, mekanik, listrik, kecelakaan, limbah rumah sakit maupun psikososial. Mengingat pentingnya permaslahan K3 di atas, maka pedoman, program dan panduan terkait dengan pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat diperlukan untuk menciptakan keadaan sehat dan selamat di RS baik bagi pasien, keluarganya, pegawai maupun pengelola rumah sakit.
D. TUJUAN DAN SASARAN PEDOMAN Tujuan dari pedoman K3 RS Era Medika tahun 2012 ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang penjabarannya ditunjukkan sebagai berikut:
a. Tujuan umum Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM Rumah Sakit Era Medika, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar. b. Tujuan khusus 1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS 2. Meningkatkan kesadaran dalam K3 bagi manajemen, pelaksana dan pendukung program. 3. Terpenuhinya syarat – syarat K3 di setiap unit kerja 4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK. 5. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh. 6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit Era Medika. c. Sasaran K3RS Era Medika Tahun 2012 adalah: 1. Pengelola rumah sakit (seluruh pegawai di semua unit kerja) 2. SDM yang ada di rumah sakit (pasien dan pengunjung pasien)
E. MANFAAT a. Manfaat bagi rumah sakit 1. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit 2. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit b. Manfaat bagi pegawai 1. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) 2. Melindungi terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) c. Manfaat bagi pasien dan pengunjung Meningkatkan tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan di RS Era Medika yang meningkatkan kesadaran serta keselamatan dan kesehatan di RS Era Medika.
F. RUANG LINGKUP CAKUPAN PEDOMAN Pedoman standard K3RS mencakup program dan kebijakan pelaksanaan K3RS, standar pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelola
barang berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan yang di dalamnya tercakup: a. Semua tata cara dan laksana kegiatan/ tindakan baik medis maupun non medis. b. Seluruh fasilitas yang ada di RS Era Medika c. Seluruh lingkungan kerja, seluruh area rumah sakit.
G. BATASAN OPERASIONAL Batasan operasional penyelenggaraan kegiatan K3 di RS Era Medika ini adalah: a. Batasan pelaksanaan K3 tidak hanya pada pegawai RS Era Medika tetapi juga pada pasien dan pengunjung pasien. b. Alokasi anggaran keuangan pelaksanaan program dan kegiatan K3 ada di bawah anggaran bidang umum dengan skala prioritas
H. LANDASAN HUKUM a. SK Direktur No:
tentang Pembentukan Tim K3
b. SK Direktur No:
tentang Petunjuk Keselamatan Kerja, Kebakaran dan
Kewaspadaan Bencana. c. SK Direktur No:
tentang
Peraturan
Umum
Keselamatan
Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana. d. Undang – undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. e. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan f. Keputusan MENKES No 876/ MENKES/ SK/ VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. g. Keputusan MENKES No 1405/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. h. Kepmen KLH 58/ 1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. i. PP 18 tahun 1990 jo PP 85 tahun 1999, mengatur tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. j. Kepdal 01 – 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah medis dari suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227.
k. Keputusan MENKES No 1204/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. l. Pedoman manajemen K3 RS No 432/ MENKES/ SK/ IV/ 2007. m. Keputusan MENKES No 1087/ MENKES/ SK/ VIII/ 2010 tentang Standar K3 RS n. Peraturan MENKES No 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Untuk menunjang pelaksanaan program K3 Rumah Sakit Era Medika di tahun 2012, maka pada buku Pedoman K3 Rumah Sakit Era Medika ini, berdasarkan pada keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 432 tahun 2007 di atur bahwa Organisasi K3 RS Era Medika berada di 1 tingkat dibawah direktur, bukan kerja rangkap dan erupakan unit organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. Hal ini dikarenakan organisasi K3 RS berkaitan langsung dengan regulasi, kebijakan strategis, biaya, logistik dan SDM di rumah sakit. Adaun naa organsasi K3 di RS Era Medika adalah Tim Pembina K3RS yang beranggotakan seluruh unit kerja di RS. Keanggotaan tim diatur sebagai berikut: a. Unit pelaksana K3 RS Era Medika beranggotakan unsur – usur dari pegawai dan jajaran direksi RS, dan untuk menunjang efektivitas, maka karena di RS Era Medika belum ada pegawai yang berlatar belakang pendidikan K3 akan dikoordinasikan secara langsung oleh seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat b. Unit pelaksana K3 RS Era Medika terdiri dari
ketua, sekertaris dan anggota.
Pelaksana tgas ketua ibantu oleh sekertaris dan anggota. c. Ketua unit pelaksana K3 RS Era Medika adalah salah satu manajemen tertinggi di RS atau sekurang – kurangnya manajemen di bawah langsung direktur RS d. Sedang sekertaris unit pelaksana K3 RS adalah seorag tenaga profesional K3RS yaitu menejer K3RS atau ahli K3 (berlatar belakang pendidikan K3) atau setidaknya adalah Sarjana Teknik e. Anggota tim K3 RS Era Medika adalah perwakilan dari semua unit yang ada di Rumah Sakit Era Medika (baik yang pekerjaannya terkait medis maupun non medis)
B. Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksanaan K3 di RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta penegakkan disiplin. Ketua timpembina K3 RS Era Medika Tahun 2012
secara spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya. Tugas dan fungsi organisasi/unit pelaksana K3 RS a. Tugas pokok : a) Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai masalahmasalah yang berkaitan dengan K3. b) Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur. c) Membuat program K3RS b. Fungsi a) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang berhubungan dengan K3 b) Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS. c) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K-3. d) Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif. e) Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS. f) Memberi nasehat tentang manajemen k3 di tempat kerja, kontrol bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan. g) Investigasi
dan
melaporkan
kecelakaan,
dan
merekomendasikan
sesuai
kegiatannya. h) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,pembangunan gedung dan proses.
C. Distribusi Tenaga Tenaga K3 atau SDM Rumah Sakit Era Medika yang tergabung dalam tim Pembina K3 RS terdiri dari perwakilan semua unit yang ada di RS Era Medika, baik yang terkait medis maupun non medis, baik pegawai yang masuk dalam sift rotasi kerja maupun non sift rotasi kerja. Adapun pertimbangan yang diambil adalah agar tidak terjadi dalam
suatu sift kerja tidak ada seorang anggota tim pembina K3RS Era Medika yang sedang bertugas.
D. Pengaturan Jaga Pengaturan jaga dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam suatu sift kerja selalu terdapat anggota tim Pembina K3RS.
E. Struktur Organisasi Tim K3 Rumah Sakit Era Medka Mengacu pada SK Direktur RS Era Medika Nomor …. Tentang : tim Pembina K3 RS Era Medika maka dapat ditunjukkan bahwa struktur organisasi tim K3 RS Era Medika adalah dikepalai oleh seorang wakil direktur umum yang berada langsung dibawah Direktur sehingga dapat membuat keputusan yang bersifat strategis terhadap pelasanaan program kegiatan K3 di RS Era Medika dan dibantu oleh sarjana teknik dengan sekertaris sarjana kesehatan masyarakat. Adapun struktur organisasi dari tim pembina K3 RS Era Medika seperti tertera pada SK Direktur RS Era Medika Nomor … dapat ditunjukkan sebagai berikut :
BAB III STANDAR FASILITAS
Untuk menunjang pelaksanaan program K3 di RS Era Medika tahun 2012, maka diperlukan sarana dan prasarana yang dapat mennjang aktifitas pencapaian tujuan program. Adapun beberapa sarana dan prasarana serta standarnya dapat diuraikan sebagai berikut : A. Standar Teknis Sarana a. Lokasi dan Bangunan Secara umum lokasi rumah sakit hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat, bebas dari pencermaran, banjir, dan tidak berdekatan dengan rel kereta api, tempat bogkar muat barang, tempat bongkar muat barang, tempat bermain anak, pabrik industri, dan limbah pabrik. Dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit khususnya pasal 8 disebutkan bahwa persyaratan lokasi Rumah Sakit harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit. Sedangkan untuk persyaratan bangunan diatur pada pasal 9 yakni bangunan Rumah Sakit harus memenuhi; persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, harus sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas bangunan. Luas lahan untuk bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai dasar. Luas bangunan disesuaikan dengan jumlah tempat tidur (TT) dan klasifikasi rumah sakit yaitu kelas D. Bangunan minimal adalah 50m2 per tempat tidur. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang perawatan dan isolasi adalah : a)
Ruang bayi : -
Ruang perawatan minimal 2 m2/ TT
-
Ruang isolasi minimal 3,5 m2/ TT
b) Ruang dewasa anak : -
Ruang perawatan minimal 4,5 m2/ TT
c)
Ruang isolasi minimal 6m2/ TT
Persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran minimal : -
Ruang periksa 3 x 3 m2
-
Ruang tindakan 3 x 4 m2
-
Ruang tunggu 4 x 4 m2
-
Ruang utility 3 x 3 m2
d) Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan mempunyai : -
Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT :1
-
Bebas serangga dan tikus
-
Kadar debu maksimal 150 µg/ m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24 jam
-
Pencahayaan 100 – 200 lux
-
Suhu 26 – 27 Derajat Celsius (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC) dengan sirkulasi udara yang baik
-
Kelembaban 40 – 50% (dengan AC) kelembaban udara ambient (tanpa AC)
-
Kebisingan
View more...
Comments