PDF OBSERVASI FEBRIS DAN VOMITING.pdf
December 21, 2017 | Author: Mytta Putri Utami | Category: N/A
Short Description
Muntah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan seringkali merupakan gejala awal dari berbagai maca...
Description
LAPORAN STUDI KASUS STASE ANAK RUMAH SAKIT ISLAM MALANG UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP An.R DALAM MENANGANI KELUHAN PADA SALURAN PENCERNAAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Clerkship
Oleh: Mytta Putri Utami
(209.121.0043)
Pembimbing: dr. H. Faisol Taufiqi
KEPANITERAAN KLINIK MADYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Studi Kasus Stase Anak ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugas Clerkship serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif. Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belum sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih. Semoga Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran. Penyusun Mytta Putri Utami
2
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4 1.2 Tujuan ........................................................................................... 5 1.3 Manfaat ......................................................................................... 5 BAB II LAPORAN KASUS 2.1 Anamnesa .................................................................................... 6 2.2 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 9 2.3 Pemeriksaan penunjang.................................................................. 11 2.4 Flow sheet ...................................................................................... 14 2.5 Diagnosa Holistik ........................................................................... 15 BAB III IDENTIKASI FUNGSI KELUARGA BAB IV TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Anatomi dan Fisiologi ................................................................... 28 3.2 Patofisiologi .................................................................................. 39 BAB V PEMBAHASAN 4.1 Dasar Penegakan Diagnosa ............................................................ 45 4.3 Dasar Rencana Penatalaksanaan .................................................... 48 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan holistik ...................................................................... 51 6.2 Saran komprehensif ........................................................................ 51 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 53
3
LAPORAN STUDI KASUS STASE ANAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Muntah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan seringkali merupakan gejala awal dari berbagai macam penyakit infeksi, misalnya faringitis, otitis media, pneumonia, infeksi saluran kencing, bila disertai adanya gejala panas badan. Muntah dapat juga merupakan gejala awal dari berbagai macam kelainan seperti peningkatan tekanan intrakranial. Muntah secara klinis merupakan hal penting sebab muntah yang berkepanjangan atau persisten akan mengakibatkan gangguan metabolisme.1 Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan mendorong mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara medis muntah dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik gastrointestinal maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan
ingesti
makanan,
gangguan
keseimbangan
elektrolit
seperti
hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal tumbuh kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-Weiss tear of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma Boerhave).2 Pada
bayi
kecil
dan
sangat
muda
atau mengalami keterlambatan
mental, muntah dapat membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler yang belum sempurna. Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau tengkurap dan bukannya terlentang. Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan muntah. Pada periode neonatal terjadinya spitting atauregurgitasi sejumlah kecil isi lambung masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih terjadi kenaikan berat yang normal.1
4
Dapat ditarik kesimpulan bahwa muntah bukan merupakan penyakit, namun sebuh gejala dari penyakit yang harus dicari. Muntah dapat mengancam nyawa penderita jika tidak mendapatkan pertolongan yang tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat kasus ini sebagai pembelajaran dalam upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap penanganan permasalahan muntah pada An.R.
1.2 TUJUAN Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan berkomunikasi mahasiswa dalam berhadapan langsung dengan pasien, guna mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penyakit pasien untuk menunjang diagnosis kasus penyakit dalam, khususnya gangguan saluran pencernaan (muntah) yang terjadi pada An.R, dengan upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.
1.3 MANFAAT 1.
Manfaat Keilmuan -
Diharapkan
makalah
ini
dapat
memberikan
tambahan
ilmu
pengetahuan tentang gangguan saluran pencernaan (muntah) antara lain penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda, bahaya dan komplikasi, serta penanganannya. 2. Manfaat Praktis -
Diharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam menghadapi kasus gangguan saluran pencernaan (muntah).
-
Sebagai media pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek kedokteran keluarga dalam penanganan serta pencegahan kasus gangguan saluran pencernaan (muntah)
5
LAPORAN STUDI KASUS STASE ANAK
BAB II LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS 2.1.1 Identitas Pasien Nama
: An.R
Umur
: 8 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Tegal Waru kecamatan Dau, Malang
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal MRS
: 13-16 Oktober 2013
No. RM
: 15-82-61
2.1.1 Identitas orangtua Identitas ayah Nama ayah
: Tn.G
Umur
: 32 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Tegal Waru kecamatan Dau, Malang
Status Pernikahan
: menikah
Suku
: Jawa
Identitas ibu Nama ibu
: Ny.S
Umur
: 30 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SD 6
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Tegal Waru kecamatan Dau, Malang
Status Pernikahan
: menikah
Suku
: Jawa
1. Keluhan Utama Harapan
: Muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu sebanyak 14 kali : Muntahnya berhenti dan panasnya turun, sehingga bisa kembali sehat
Kekhawatiran
: Sakitnya bertambah parah
2. Riwayat Penyakit Sekarang An.R, 8 bulan datang dengan keluhan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu (Kamis, 10 Oktober 2013) dan tercatat 14 kali muntah pada tanggal 10 Oktober 2013. Muntah yang dialami pasien terjadi ketika pasien diberikan susu tambahan (bukan ASI) dan obat-obatan namun tidak muntah ketika diberikan makanan tambahan (bubur). Muntah menyembur, dengan muntahan berbentuk susu dan sebelum dimuntahkan susu sempat tertelan (tidak langsung dimuntahkan). Selama dirawat pasien tidak selalu menangis, menangis sangat keras saat datang ke RSI minggu (13 Oktober 2013). Pasien lebih mudah muntah ketika sedang menangis dan keluhan muntah berkurang ketika pasien tertidur. Keluhan lain adalah muntahnya pasien diikuti dengan panas yang tinggi sejak 3 hari yang lalu. Keluhan batuk, pilek, dan diare disangkal. 3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi obat
: (-)
Riwayat demam kejang
: (-)
Riwayat dengue fever
: (-)
Riwayat muntah
: (-)
Riwayat dengue hemorragic : (-)
Riwayat malaria
: (-)
Riwayat radang tenggorokan : (-)
Riwayat trauma
: (-)
Riwayat demam tifoid
: (-)
Riwayat alergi makanan
: (-)
Riwayat magh
: (-)
Riwayat diare
: (-)
7
4. Riwayat Pengobatan Riwayat MRS Pasien sudah MRS di RSSA pada hari Sabtu (12 Oktober 2013), namun karena keadaan pasien tidak berubah, pada hari Minggu (13 Oktober 2013) pasien alih rawat ke RSI Unisma.
Riwayat operasi
: (-)
Riwayat konsumsi obat
: Ketika rawat inap di RSSA diberikan obat
namun ibu pasien tidak tahu obat apa. Hanya berbentuk puyer dan syrup. 5. Riwayat Penyakit Keluarga
6.
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa
: (-)
Riwayat gangguan saluran pencernaan pada keluarga
: (-)
Riwayat Alergi
: (-)
Riwayat DM
: (-)
Riwayat hipertensi
: kakek (+)
Riwayat Gizi Sehari-hari pasien hanya minum susu kaleng dan makan bubur kemasan. Makan bubur sejak usia 4 bulan dengan alasan anak mudah lapar.
7. Riwayat Kebiasaan Pasien dan Keluarga Riwayat merokok
: (-)
Riwayat bepergian jauh
: (-)
Riwayat pengisisan waktu luang : waktu
senggang
digunakan
untuk
berkumpul dengan keluarga. 8. Riwayat Sosial Ekonomi Ayah pasien dan ibu pasien bekerja sebagai petani dan orang tua pasien hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak memiliki jabatan khusus di masyarakat. Review of Sistem 1.
Kulit
: kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-)
2.
Kepala
: pusing (-), rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-)
3.
Mata
: merah (-/-), katarak (-/-)
4.
Hidung
: tersumbat (-/-), mimisan (-/-), sekret/rhinorrea (-/-)
8
5.
Telinga
: Cairan (-/-), nyeri (-/-)
6.
Mulut
: Sariawan (-), mulut hiperemis (-)
7.
Tenggorokan: Sakit menelan (-), serak (-), ada rasa tersendat (-)
8.
Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk (+), mengi (-)
9.
Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-),
10. Gastrointestinal : Mual (+), muntah (+), diare (-),nyeri perut atas (-), kembung (+) 11. Genitourinaria
: BAK dan BAB normal, BU (+)
12. Neurologic
: Kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)
13. Muskuluskeletal : Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-) 14. Ekstremitas : a. Atas kanan : bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-) b. Atas kiri
: bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
c. Bawah kanan : bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-) d. Bawah kiri : bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
2.3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan cukup. 2. Tanda Vital dan Status Gizi Tanda Vital Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 120 x/menit, reguler, isi cukup, simetris
Pernafasan
: 30 x/menit
Suhu
: 39.9o C
Status gizi Berat badan
: 8,5 kg
Panjang badan
: 167 cm
3. Kulit
: Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
4. Kepala
: DBN
9
5. Mata
: Conjunctiva hiperemi (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+). Mata cowong (-/-)
6. Hidung
: Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-), deformitas hidung (-)
7. Mulut
: Bibir pucat (-), bibir kering (-), gusi berdarah (-)
8. Telinga
: DBN
9. Tenggorokan
: Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
10. Leher
: trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
11. Thoraks Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-) - Cor : I : Ictus cordis tak tampak P : Tidak dilakukan P : Tidak dilakukan A : BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-) - Pulmo: I : Pengembangan dada kanan = kiri P : Tidak dilakukan P : Sonor / sonor A : Suara dasar vesikuler
(+ /+ )
suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-) Abdomen I : Dinding perut sejajar dengan dinding dada A :Bising usus (+) Pal :nyeri tekan (-) Per:Meteorismus (+) 12. Sistem Collumna Vertebralis I : Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-) P : Tidak dilakukan P : Tidak dilakukan 13. Ektremitas: Tidak dilakukan 14. Pemeriksaan Neurologik
10
Fungsi Luhur
: Tidak dilakukan
Fungsi Vegetatif : Tidak dilakukan Fungsi Sensorik : Tidak dilakukan Fungsi motorik : Tidak dilakukan
Berdasarkan anamnesis dan data pemeriksaan fisik didapatkan: Differential diagnosis/Diagnosis banding pada An.A adalah: 1. Stenosis esofagus 2. GERD (Gastroesofageal reflux desease) 3. Stenosis pilorus 4. Invaginasi 5. Overfeeding 6. Gastroenteritis
2.4 Pemeriksaan Penunjang Hematologi Pemeriksaan
13 Oktober 2013
Jumlah sel darah - Hemoglobin (g/dl)
11.2
-hematokrit (%)
33.7
-leukosit (ribu/uL)
+11.6
-trombosit (ribu/uL)
284
-eritrosit (juta/uL)
4.75
-PDW (fL)
10.5
-MPV (fL)
7.3
-PCT (%)
0.2
Index -MCV (%)
-71.0
-MCH (pg)
-23.6
-MCHC (%)
33.2
Differential
11
-Basofil (%)
0.1
-Eosinofil (%)
-0.4
-Limfosit (%)
- 28.3
-Monosit (%)
7.8
-Netrofil (%)
68.5
-Large imm cell (%)
2.0
-Atyp.Limfosit (%)
0.1
Jumlah total sel -Lymp (ribu/L)
3.26
-Total basofil (ribu/L)
0.01
-Total Monosit (ribu/L)
0.91
-Total Eosinofil (ribu/L)
0.05
-Total Neutrofil (ribu/L)
7.42
-Total large imm cell (ribu/L) -Total Atyp Limfosit (ribu/L)
Serologi Hasil pemeriksaan tanggal 13 Oktober 2013 CRP Negatif (negatif < 6 mg) Elektrolit Natrium 139 mmol/l Kalium 4.0 mmol/l Clorida 108 mmol/l Calsium – Phospor -
12
0.23
1.30
RESUME
An.R, 8 bulan datang dengan keluhan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu (Kamis, 10 Oktober 2013) dan tercatat 14 kali muntah
Pasien sudah MRS di RSSA pada hari Sabtu (12 Oktober 2013), tapi pasien masih panas, dan hari minggu (13 Oktober 2013) pasien alih rawat ke RSI Unisma.
Riwayat pemberian makanan tambahan sejak usia 4 bulan dengan alasan an.R mudah lapar dan sulit kenyang
Pemeriksaan fisik an.R didapatkan muntah proyektil (+), demam 39,9 C (+) meteorismus (+), Bising usus (+) Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosistosis, MCV dan MCH menurun, dan sift to the left pada pemeriksaan diff count. (*data rekam medik 13 Oktober 2013 RSI UNISMA)
Follow up Tanggal 13 oktober 2013 S
: Muntah dan panas yang tinggi
O
: KU tampak sakit sedang, compos mentis GCS`456, gizi kesan cukup Tanda vital:
TD: 120/70 mmHg
N: 120 x/menit
S: 39,9oC
RR: 30 x/menit
A
: Observasi febris dan vomiting
P
: IVFD Kaen 3B 800 cc / 8jam, inj ondansetron 2x 0.5 mg (KP), terfacef
2x125mg, Cefotaxime 2x200mg, dumin suppositoria 125gram (KP)
Tanggal 14 Oktober 2013 S
: muntah dan panas berkurang
O
: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup Tanda vital:
T: 120/80 mmHg
N: 100 x/menit
S: 37,5oC
RR: 30 x/menit
A
: Observasi febris dan vomiting
P
: IVFD Kaen 3B 800 cc / 8jam, inj ondansetron 2x 0.5 mg (KP), terfacef
2x125mg, Cefotaxime 2x200mg, dumin suppositoria 125gram (KP)
13
Tanggal 15 Oktober 2013 S
: muntah dan panas berkurang
O
: KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup Tanda vital:
T: 120/80 mmHg
N: 100 x/menit
S: 36,5oC
RR: 30 x/menit
A
: Observasi febris dan vomiting
P
: IVFD Kaen 3B 800 cc / 8jam, inj ondansetron 2x 0.5 mg (KP), terfacef
2x125mg, Cefotaxime 2x200mg, dumin suppositoria 125gram (KP)
2.4 FLOW SHEET Nama
: An.R
Diagnosis : Observasi Febris dan vomiting
NO 1
Tanggal 13/10/2013
Vital Sign 18.00
BB/PB
TD:110/70 N:120 S: 39,9oC Rr:30x permenit 8.5/88cm
06.00
12.00 2
14/11/2013 18.00
06.00
3
15/11/2013
12.00
TD: 120/80 N:102 S: 36,6 Rr:30 TD: 100/60 N: 102 S: 36 Rr: 32 TD:100/60 N: 102 S: 36,4 Rr:32 TD: 100/60 N: 100 S: 37,5 Rr:32 TD: 90/80 N: 94 S: 37,5 Rr:18
8.5/88cm
8.5/88cm
14
Keluhan
Rencana
Muntah dan panas
IVFD Kaen 3B 800 cc / 8jam, inj ondansetron 2x 0.5 mg (KP), terfacef 2x125mg, Cefotaxime 2x200mg, dumin suppositoria 125gram (KP)
Muntah dan panas berkurang
Panas dan muntah berkurang
Cefotaxime, ondansetron 2x1 mg, Dumin sup.125mg (KP) PO: sanmol, terfacef
Cefotaxime, ondansetron 2x1 mg, Dumin sup.125mg (KP) PO: sanmol, terfacef
18.00
06.00
4
TD: 100/70 N: 102 S: 36.8 Rr:32 TD: 100/70 N: 100 S: 37,3 Rr:30 TD: 110/80
16/09/2013 12.00
8.5/88cm
N:100
Panas dan muntah berkurang
S: 37,5 Rr:30
Cefotaxime, ondansetron 2x1 mg, Dumin sup.125mg (KP) PO: sanmol, terfacef
2.6 DIAGNOSIS HOLISTIK Diagnosis Holistik UI 1. Diagnosis dari segi biologis Working diagnosis: Observasi febris dan vomiting Differential diagnosis: 1. Stenosis esofagus 2. GERD (Gastroesofageal reflux desease) 3. Stenosis pilorus 4. Invaginasi 5. Overfeeding 6. Gastroenteritis 2. Diagnosis dari segi psikososial Hubungan An.R dengan keluarganya cukup harmonis, saling mendukung dan perhatian. 3. Diagnosa dari segi sosial Penderita hanya sebagai anggota masyarakat biasa
15
Diagnosis Holistik UNS 1. Aspek Personal Keluhan Utama : Muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu sebanyak 14 kali Harapan
: Muntahnya berhenti dan panasnya turun, sehingga bisa kembali sehat
Kekhawatiran : Sakitnya bertambah parah 2. Aspek Klinis : Observasi febris dan vomiting 3. Aspek Resiko Internal Pasien mudah lapar, dan tidak kenyang hanya dengan ASI Pasien selalu muntah setelah diberikan susu tambahan (umur 8 bulan) Panas tinggi 4. Aspek Resiko Eksternal
Pengetahuan dari orangtua yang kurang mengenai makanan apa saja yang boleh diberikan sesuai dengan umur anak
Kurangnya waktu bersama, karena orangtua bekerja di sawah dari pagi sampai siang sehingga asupan ASI dalam waktu ini kurang maksimal
5. Aspek Fungsional Derajat 3 Pasien kurang mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit.
2.7 PENATALAKSANAAN HOLISTIK 1. Farmakoterapi R/ injeksi
IVFD Kaen 3B 800 cc / 8jam 20 tpm Na 50 mEq, K 20 mEq, Cl 50 mEq, Laktat 20 mEq, glucose 27 gr tiap liter. Indikasi: Sebagai cairan dasar maintenance untuk pasien usia ≥3 tahun atau ≥15 kgBB. Dosis: dewasa dan anak ≥3 tahun atau ≥15 kgBB 50-100 mL pada 1x pemberian secara IV drip. Sediaan: Larutan infus 500 mL.
16
Inj ondansetron 2x 0.5 mg (KP: kalau perlu / p.r.n.: pro re nata) Indikasi: mual dan muntah akibat radioterapi dan sitostatika. Pencegahan dan pengobatan mual dan muntah paska operasi. Perhatian: Hamil dan laktasi. Kontraindikasi: Hipersensitifitas Efek samping: sakit kepala, rasa panas dan hangat pada kepala dan epigastrium,
peningkatan
aminotransferase,
konstipasi,
reaksi
hipersensitifitas, penglihatan kabur, dan pusing. Sediaan: tablet, ampul 4 mg/2 ml dan 8 mg/4 ml.
Terfacef 2x125mg Natrium seftroakson anhidrat setara seftriakson 1 g/vial Indikasi: sepsis, meningitis, infeksi abdomen, infeksi tulang, persendian dan jaringan lunak, prabedah, ginjal dan saluran kemih, saluran pernafasan khususnya pneumonia, telinga, hidung, tenggorokan, kelamin termasuk gonore. Kontraindikasi: hipersensitifitas Dosis: Dewasa dan anak > 12 tahun: dosis lazim 1-2 g diberikan sekali sehari, kasus berat dapat ditingkatkan sampai 4 g diberikan sekali sehari. Neonatus: sekali sehari 20-50 mg/kgBB, harus dipertimbangkan kematangan sistem enzim bayi. Bayi dan anak < 12 tahun: sekali sehari 20-80 mg/kgBB/hari. Anak BB > 50 kg diberikan sebagai dosis dewasa, dosis IV 50 mg/kgBB atau lebih, diberikan secara infus paling sedikit selama 30 menit. Sediaan: Dosis 1 vial serbuk + 1 ampul aqua pro injeksi 10 mL
Cefotaxime 2x200mg Indikasi: infeksi saluran pernafasan bawah, saluran kemih, ginekologi, kulit, tulang dan rawan sendi, saluran pencernaan, dan susunan saraf pusat, bakteremia, septikemia Dosis: dewasa dan anak > 12 tahun: 1-2 g/hr maksimal 12 g/hr. Anak 1 bulan-12 bulan (1 tahun): 50-100 mg/kgBB/hr dalam 4-6 dosis terbagi. Bayi dan bayi prematur 1-4 minggu: 50mg/kg/BB/hr IV tiap 12 jam. Sediaan: vial 500 mg, 2x10 mL; vial 1 gr, 2x10 mL
17
Dumin suppositoria 125gram (KP: kalau perlu / p.r.n.: pro re nata) Parasetamol 120 mg/5 ml sirup: 500 mg/tablet Indikasi: Menurunkan demam dan meredakan rasa nyeri pada otot, kepala, dan gigi Kontrainsikasi: Hipersensitifitas Dosis: Sirup 3-4x sehari, anak
View more...
Comments